Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU FIKIH

PUASA RAMADHAN DAN ZAKAT

Disusun
Oleh :

Kelompok 5

Anggota : 1. Juliza Wahyuni


2. Eka Maysarah
Jurusan : Hukum Ekonomi Syari`Ah
Unit : 3 (tiga)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LHOKSEUMAWE


TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

i
KATA PENGANTAR ............................................................................... I
DAFTAR ISI .............................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
2.1 Pengertian Puasa Ramadhan .............................................................. 3
2.2 Dalil Diwajibkanya Puasa.................................................................. 3
2.3 Bacaan Niat Puasa Ramadhan ........................................................... 3
2.4 Syarat Wajib & Syarat Sah Puasa ...................................................... 4
2.5 Rukun Puasa ...................................................................................... 5
2.6 Orang yang Boleh Tidak Berpuasa .................................................... 5
2.7 Penguraian Zakat dan syarat-syaratnya ............................................. 6
2.8 Kewajiban orang yang mengeluarkan zakat ...................................... 9
2.10 Penunaian Zakat dan orang-orang yang berhak menerimanya .......... 12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 14
3.2 Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang Masalah


Puasa itu sendiri menurut bahasa berarti menahan, sedang menurut syara
puasa ialah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar dini
hari sampai terbenamnya matahari dengan disertai niat. Dalam melaksanakan puasa
ada yang diwajibkan bagi setiap muslim yaitu puasa pada bulan suci ramadhan,
puasa kifarat, dan puasa nadzar adapula puasa sunah yaitu salah satunya puasa enam
hari pada bulan syawal, puasa senin kamis, dan sebagainya.
Pada kesempatan kali ini kelompok kami akan mencoba untuk menjabarkan
lebih detail mengenai zakat dan puasa.

Zakat dan puasa merupakan salah satu rukun islam yang lima. Perintah
berzakat disebut beriringan dengan perintah shalat di dalam Al-quran. Allah Swt
telah menetapkan hukum wajibnya, baik dengan kitab-Nya maupun dengan sunnah
rasul-Nya. Zakat ialah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan dan diberikan kepada
mereka yang berhak menerimanya, apabila telah mencapai nisab tertentu, dengan
syarat-syarat tertentu pula. Macam-macam zakat ada yang berkaitan dengan badan
yaitu zakat fitrah dan ada zakat yang berkaitan dengan harta yaitu zakat ternak,
buah-buahan, barang dagangan, dan sebagainya.1

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapa saja yang wajib berpuasa dalam bulan Ramadhan ?
2. Bagaimana cara membayar zakat fitrah ?
3. Siapa sajakah mustahiquzzakat

1
Ardiansyah, http://contohmakalah28.blogspot.co.id/2017/03/makalah-tentang-
zakat-dan-puasa.html

1
3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian rumusan masalah.
2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
membuat rumusan masalah.
3. Untuk mengetahui fungsi rumusan masalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puasa Ramadhan


Puasa dalam Bahasa Arab berasal dari kata soum atau siyam yang artinya
sama dengan imsak yaitu menahan
Sedangkan menuru istilah syariat islam puasa adalah suatu amal ibadah
yang dilakukan denggan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa
mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari disertai sengan niat karena
Allah dengan syarat dan rukun tertentu,
Ramadhan berarti panas terik dari sengatan matahari/ membakar/ bulan
yang membakar dosa.
Jadi puasa ramadhan adalah suatu amal ibadah puasa yang dilakukan
dalam bulan ramadhan.2

2.2 Dalil Diwajibkanya Puasa


Adapun dalil yang menunjukkan wajib puasa dibulan ramadhan yaitu:Q.S.
Al-Baqarah: 183



Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.(Q.S. Al-baqarah;183)3

2.3 Bacaan Niat Puasa Ramadhan


Niat puasa Ramadhan untuk satu bulan(dibaca pada awal ramadhan):


Nawaitu shauma syahri ramadhaana kulihi lillaahi taaalaa

2
Ahmad Ghozali Assegaf, http://ahmadghozali.com/puasa-definisi-dalil-dan-
keutamaan/
3
Ibid

3
"Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tahun ini
karena Allah Taala"
Niat puasa Ramadhan harian (dibaca setiap hari):




Nawaitu saumagadin an'adai fardi syahri ramadhana hadzihissanati
lillahita'ala
"Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa pada bulan
Ramadhan tahun ini karena Allah Taala".
2.4 Syarat Wajib & Syarat Sah Puasa
Syarat Wajib:
a. Islam : Puasa hanya diwajibkan bagi orang yang beragama islam
b. Baligh : (umur 15 tahun ke atas) atau tanda yang lain. Anak kecil tidak wajib
puasa.
c. Berakal : Orang gila tidak wajib berpuasa
d. Mampu melaksanakan puasa : Orang yang tidak mampu samada kerana tua atau
sakit tidak diwajibkan ke atas mereka berpuasa.
Syarat Sah:
a. Islam. Orang yang bukan Islam tidak sah puasa.
b. Mumayyiz (iaitu dapat membezakan yang baik dengan yang tidak baik).
c. Suci dari haid (darah kotoran) dan nifas (darah setelah melahirkan anak). Orang
yang kedatangan haid atau nifas tidak sah berpuasa tetapi keduanya wajib
mengganti (membayar) puasa yang tertinggal itu secukupnya. (Qada': Ialah
membayar kewajipan yang ditinggalkan sesudah waktunya, seperti orang yang
meninggalkan puasa kerana haid, wajib ke atasnya menebus puasa yang
ditinggalkan itu di dalam bulan lain. Kalau ketinggalan 3 hari, wajib ke atasnya
qada' 3 hari juga)4

4
Ibid

4
2.5 Rukun Puasa
Diantara rukun-rukun puasa yaitu:
a. Niat di dalam hati , niat ini diwajibkan pada tiap-tiap malam, kerana ibadat
puasa pada tiap-tiap hari dalam bulan Ramadhan adalah perbuatan yang
terpisah di antara hari dengan hari yang lain Sebagaimana Hadis Nabi SAW :

Artinya :Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar maka tiada
puasa baginya(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Asbus Sunan).
b. Menahan diri daripada makan dan minum atau menahan dari segala sesuatu
yang membatalkan puasa dari keluarnya fajar hingga tenggelamnya matahari.

2.6. Orang yang Boleh Tidak Berpuasa


Orang-orang berikut ini boleh tidak berpuasa tapi harus
melakukan kafarat/denda.
a) Orang sakit
b) Orang dalam perjalanan(Musyafir)
sebagaimana firman Allah:


Artinya: Barang siapa yang sakit atau sedang dalam perjalanan, maka
hendaklah dia berpuasa di hari lain. Allah menghendaki keringanan bagi
kamu, dan Dia tidak menghendaki kesukaran ke atas kamu.(Q.S. Al-
Baqarah, Ayat: 185)
c) Wanita haid dan nifas
d) Wanita yang sedang hamil & menyusui, karena dikhawatirkan menganggu
kesehatan dirinya dan anaknya.
e) Orang yang lanjut usia5

5
Ibid

5
2.7. Penguraian Zakat dan syarat-syaratnya
1. Pengertian Zakat
Az-Zakat berasal dari kata: artinya: sesuatu itu bertambah
dan tumbuh. Bila dikatakan: , itu artinya: tanaman itu tumbuh; dan
artinya: perniagaan itu tumbuh dan berkembang. Begitu pula, kata az-Zakat
biasa digunakan dalam arti ath-Thaharah (suci). Seperti firman Allah SWT:
)9: (,
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa. Maksudnya,
mensucikannya dari akhlak yang buruk. Selanjutnya, dalam istilah Syariat Islam,
kata-kata ini digunakan dalam arti seukuran tertentu dari beberapa jenis harta, yang
wajib diberikan kepada golongan-golongan tertentu dari manusia, dikala telah
terpenuhinya syarat-syarat tertentu.
Bahagian harta ini disebut zakat, karena harta yang asli akan tumbuh berkat
dikeluarkannya zakat dan berkat didoakan oleh si penerima. Dan juga, karena zakat
itu berfungsi sebagai pembersih harta. Zakat mulai diwajibkan pada tahun ke-2
Hijriyah, menjelang disyariatkannya puasa Ramadhan. Zakat adalah salah satu
rukun Islam yang terpenting. Ia mempunyai dalil-dalil qathiy, (pasti/jelas), sebagai
perkara agama yang mesti diketahui. Hukum zakat yaitu fardhu ain atas tiap tiap
orang yang cukup syarat-syaratnya.
Adapun dalil dari as-Sunnah ialah sabda Nabi SAW:
, , , :
,.
Artinya: Islam dibangun atas lima perkara: 1) bersaksi bahwasanya tiada Tuhan
selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah; 2) Mendirikan shalat; 3)
Menunaikan zakat; 4) Berhaji, dan 5) berpuasa di bulan Ramadhan. (H.R. Bukhari
dan Muslim).
Dan juga sebuah hadis lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
yakni hadis yang telah tersebut di atas, yang disampaikan oleh Nabi kepada Muadz
ra. Ketika dikirim kr Yaman:
...........

6
Artinya: ........ apabila mereka telah mematuhi hal itu, maka beritahukanlah
kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan mereka mengeluarkan zakat, yang
dipungut dari orang-orang kaya diantara mereka lalu diserahkan kepada orang-
orang fakir mereka.6
Zakat terbagi dua macam:
a. Zakat fitrah
Zakat Fitrah yaitu zakat yang diwajibkan pada akhir puasa Ramadhan bagi
setiap muslim, baik anak kecil maupun orang dewasa, baik laki-laki maupun
perempuan. Kata fitrah yang ada merujuk pada keadaan manusia saat baru
diciptakan sehingga dengan mengeluarkan zakat ini manusia dengan izin Allah
kembali fitrah.
b. Zakat Mal (Harta)
Zakat mal yaitu harta kekayaan seseorang yang mencakup hasil perniagaan,
pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak
yang wajib diberikan kepada orang yang berhak menerimanya (mustahiq) setelah
mencapai jumlah minimal tertentu dan setelah dimiliki selama jangka waktu
tertentu pula. Dan masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

2. Syarat-syarat diwajibkannya zakat7


Zakat hanyalah diwajibkan atas orang yang telah memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Islam.
Zakat itu tidak wajib disuruh dikeluarkan oleh orang-orang kafir. Adapun
dalilnya ialah hadis yang berkenaan dengan Muadz ra. Dimana Nabi mengatakan:
...... ,
.....
Artinya; Serulah mereka supaya bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah,
dan bahwa aku adalah Rasul Allah...... jika mereka telah mematuhi hal itu, maka

6
Anshory Umar Sitanggal, Fiqih Syafii Sistimatis Bab Zakat
7
Ibid

7
beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan mereka
mengeluarkan zakat.........
Disini, tuntutan berzakat dilakukan setelah mereka terlebih dahulu menerima
dakwah dan masuk Islam. Dalil yang lain ialah perkataan Abu Bakar ra:

Artinya: Inilah kewajiban zakat yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW atas
kaum muslimin. (HR. Bukhari: 1386)
Dengan adanya kata-kata atas kaum muslimin. Berarti jelas, bahwa selain
orang Islam tidak dituntut mengeluarkan zakat.
b. Harta tersebut dimiliki secara sempurna
Maksud kepemilikan yang sempurna disini adalah harta tersebut adalah
milik di tangan individu dan tidak berkaitan dengan hak oranglain, atau harta
tersebut disalurkan atas pilihannya sendiri dan faedah dari harta tersebut dapat ia
peroleh.
c. Termasuk harta yang berkembang
Yang dimaksudkan disini adalah harta tersebut mendatangkan keuntungan
dan manfaat, atau harta itu sendiri berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu,
para ulama membagi harta yang berkembang menjadi dua macam: a) harta yang
berkembang secara hakiki (kuantitas), seperti harta perdagangan dan hewan ternak
hasil perkembangbiakan, b) harta yang berkembang secara takdiri (kualitas).
d. Telah mencapai nishab
Nishab adalah ukuran minimal suatu harta dikenai zakat. Untuk masing-
masing harta yang dikenai zakat, ada ketentuan nishab masing-masing.
e. Telah mencapai satu haul.
Jadi, zakat tidaklah wajib dikeluarkan dari harta berapa pun jumlahnya,
kecuali bila pemilikannya telah genap satu tahun penuh. Hal itu ditunjukkan oleh
sabda Nabi SAW:

Artinya: Tidak ada kewajiban zakat pada harta, sehingga ia berulang tahun. (H.R.
Abu Daud: 1573)

8
f. Bebas dari beban utang
Harta yang sudah dikurangi kebutuhan pokok dan pengeluaran rutin masih
perlu diperiksa lagi sebelum dizakati. Pemeriksaan atau perhitungan ini untuk
memastikan apakah harta itu sudah bersih atau masih kotor. Dalam perhitungan
zakat, hutang masih menjadi item yang mesti dikurangkan dari harta bersih. Jika si
pemilik yang akan mengeluarkan zakat itu masih memiliki beban utang yang
jumlahnya sama dengan nisabnya atau mengurangi jumlah nisabnya, maka ia belum
terkena kewajiban untuk mengeluarkan zakat. Ia lebih wajib untuk melunasi utang-
utangnya daripada mengeluarkan zakat.
g. Kelebihan dari kebutuhan pokok
Harta yang merupakan kelebihan dari kebutuhan pokok, itulah sebagai
barometer seseorang itu dianggap mampu atau berkecukupan.

2.8 Kewajiban orang yang mengeluarkan zakat


1. Zakat Fitrah
Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran
terhadap hadits adalah sebesar satu sha (1 sha=4 mud, 1 mud= 675 gr) atau kira-
kira setara dengan 3,5 liter atau 2,7 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum)
atau yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab syafii dan Maliki).
Hadits yang membicarakan tentang zakat fitrah yaitu:
, - :
, , , , , , , ,
-
Artinya: Dari Ibnu Umar ra, ia berkata, Rasulullah SAW. Mewajibkan zakat
fitrah dengan satu sha kurma atau satu sha gandum bagi hamba dan yang merdeka,
bagi anak-anak dan orang dewasa dari kaum muslimin. Beliau memerintahkan agar
zakat tersebut ditunaikan sebelum manusia berangkat menuju shalat ied,
Muttafaqun alaih. (HR. Bukhari no. 1503 dan Muslim no. 984).8

8
Ibid

9
2. Zakat Mal
a. Emas dan Perak
Apabila seorang mukallaf telah memiliki senishab emas atau perak, Atau
lebih, dan berlangsung selama satu tahun Qamariyah dengan syarat. Maka dari
keseluruhan emas atau perak yang telah mengalami ulang tahun dalam miliknya itu,
dia wajib mengeluarkan 1/40 nya, atau 2,5 nya.
Dalilnya: Yang tertera dalam surat Abu Bakar ra:
. Artinya:perak zakatnya seperempat puluh.
b. Ternak
Yang dimaksud ialah: unta, sapi, dan kambing.
Unta
Adapun unta, nishabnya yang pertama-tama ialah bila seseorang
memiliki 5 ekor. Artinya kalau kurang dari itu maka tidak wajib
dizakati. Selanjutnya, zakatnya semakin bertambah bila bilangan unta
itu semakin banyak. Misalnya 5-9 ekor zakatnya 1 ekor kambing sampai
seterusnya.
Sapi
Adapun sapi, nishabnya yang terendah adalah 30 ekor. Jadi kalau kurang
dari itu tidaklah wajib dizakati. Selanjutnya, sapi yang wajib
dikeluarkan sebagai zakat semakin bertambah sesuai dengan standar
tertentu, manakala jumlah sapi semakin banyak. Misalnya 30-39 ekor
zakatnya seekor sapi jantan atau betina.
Kambing
Adapun kambing barulah dizakati apabila jumlahnya telah mencapai 40
ekor. Pada saat itu wajib dikeluarkan zakatnya seekor. Selanjutnya,
zakat yang dikeluarkan semakin bertambah, manakala jumlah kambing
semakin banyak, sesuai dengan standar tertentu.
c. Tanaman dan buah-buahan
Nishab tanaman atau buah-buahan adalah bila takarannya tidak kurang dari
5 wasaq, yakni sesudah dibersihkan dari kulit, debu dan tanah umpamanya, dan
sesudah buah-buahan itu dikeringkan dengan kekeringan menurut standar umum.

10
Lalu, apabila hasilnya mencapai 5 atau 6 wasaq atau lebih, maka dikenakanlah
zakat.
Hadits Abu Said Al Khudri no. 702
, , : :
.
Artinya: Abu Abdullah berkata, ini adalah penafsiran hadits yang pertama, ketika
ia berkata, tidak ada kewajiban zakat bagi tanaman yang tidak mencapai 5 wasaq.
Tapi landasan yang selalu kita pegang adalah apa yang ditambahkan oleh perawi
yang kuat atau keterangan mereka.
d. Harta perniagaan
Bahwasanya apabila perniagaan telah berjalan genap satu tahun, maka
seluruh harta dagangan dinilai dengan uang yang beredar. Apabila ternyata
mencapai nishab emas atau perak maka wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% saja.
e. Barang tambang dan rikaz
Untuk barang tambang nishabnya sama dengan nishab emas dan perak.
Hanya saja untuk wajibnya zakat barang tambang ini tidak dipersyaratkan berulang
tahun, tetapi zakatnya wajib dikeluarkan begitu selesai digali. Jadi apabila
seseorang telah berhasil menggali emas atau perak dari pertambangannya, sedang
hasil galiannya itu mencapai nishab, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya
seketika, dengan ukuran 1/140 atau 2,5% dari keseluruhan.
Begitu pula, nishab rikaz sama dengan nishab emas dan perak, dan
kewajibannya zakatnya pun tidak dipersyaratkan berulang tahun, tetapi yang wajib
dikeluarkan 1/5 atau 20% dari hasil galian.
f. Zakat Profesi
Yakni zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila
telah mencapai nisab. Profesi dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau
swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta. Jika
penghasilannya selama setahun lebih dari senilai 85 gram emas dan zakatnya
dikeluarkan setahun sekali sebesar 2,5% setelah dikurangi kebutuhan pokok. Dasar
dari zakat profesi ini seperti zakat tentang usaha lainnya yang tertera dalam surat
Al Baqarah ayat 267:

11
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
(enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya Maha Terpuji. (Al
Baqarah 267).
2.9 Penunaian Zakat dan orang-orang yang berhak menerimanya
1. Penunaian zakat
Batas waktu penunaian zakat fitrah adalah sebelum shalat ied. Siapa yang
mengeluarkannya sebelum shalat ied, maka itu dicatat sebagai pahala yang
sempurna. Namun siapa yang menunaikannya setelah shalat ied maka itu bukanlah
zakat fitrah lagi, hanya dicatat sebagai sedekah biasa.
: .
Artinya: Bersumber dari Nafi, bahwa Abdullah bin Umar mengirimkan zakat
fitrah kepada petugas yang mengumpulkannya, dua atau tiga hari sebelum Hari
Raya Idul Fitri.
2. Orang-orang yang berhak menerima zakat
1. Fakir: orang yang tidak mempunyai mata pencaharian tetap dan tidak
ada yang menanggung kebutuhan hidup sehari-harinya.
2. Miskin: orang yang mempunyai mata pencaharian tetapi
penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Amil: orang yang mengurusi zakat, mulai dari pengumpulan sampai
dengan pembagian kepada yang berhak.
4. Hamba Sahaya atau Riqab: orang yang menjadi budak dan dapat
diperjualbelikan.
5. Fi Sabilillah: orang yang memperjuangkan agama Islam.
6. Muallaf: orang yang baru masuk Islam.
7. Gharim atau orang yang berhutang: orang yang berhutang karena
mendamaikan dua orang yang berselisih, untuk kepentingan dirinya
yang diperbolehkan, orang yang berhutang karena menjamin hutang

12
oranglain, sedangkan dia dan orang yang dijamin tidak mampu
membayar.
8. Ibnu Sabil atau Musafir: orang yang sedang dalam perjalanan yang
bukan maksiat.

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Zakat menurut bahasa artinya bersih, bertambah (ziyadah), dan terpuji.
Zakat menurut istilah agama islam artinya sejumlah / kadar harta tertentu yang
diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat. Hukumnya
zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima, yaitu wajib atas tiap-tiap orang yang
cukup syarat-syaratnya.
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah
merupakan zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan
sebagian bulan Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat maal adalah zakat
harta yang dimiliki seseorang karena sudah mencapai nisabnya.
Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu berupa makanan pokok sebesar 3,1 liter atau 2,5
kg atau bisa juga dibayarkan dengan uang senilai makanan pokok yang harus
dibayarkan. Sedangkan yang dibayarkan zakat maal berupa binatang ternak, emas
dan perak, biji-bijian dan buah-buahan, rikaz, harta perniagaan, hasil pertanian, dan
hasil tambang.
Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin,
amil, muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
Hilal adalah fase awal dari kemunculan bulan. Oleh karena itu hilal berupa
garis tipis yang dapat dilihat dengan teropong atau alat bantu lainnya. Jika hilal
tidak nampak, bulan syaban digenapkan menjadi 30 hari.
Niat maksudnya menyengaja berpuasa, tempat niat dalam hati. Dan tidak cukup
hanya diucapkan dengan lidah, bahkan tidak dipersyaratkan melafazhkannya.
Wajib mengkhodo pada hari lain sesuai dengan jumlah hari yang
ditinggalkan: Orang sakit yang masih bisa sembuh, Orang yang sedang dalam
perjalanan, wanita yang sedang hamil dan menyusui, jika mengkhawatirkan
membahayakan diri sendiri dan anaknya, wajib mengkhodo.

14
Wajib membayar fidyah yaitu memberi makan (makanan pokok) fakir
miskin pada tiap hari yang ditinggalkan sebesar 1 mud yaitu Orang sakit yang tidak
ada harapan untuk sembuh, Orang tua yang tidak mampu berpuasa.
Macam-macam puasa Sunah: Puasa hari Arafah, puasa hari Asyura dan
Tasua, puasa senin-kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa enam hari pada bulan
Syawal.

3.2. Saran
Penulis dan pembaca dapat mengambil hikmah dan lebih mempelajari
kembali serta mengamalkannya tentang puasa dalam bulan Ramadhan dan
pembagian zakat orang yang berhak menerima.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abul hasan,Empat sendi Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.


Adib Bisri Mustafa, Terjemah Muwaththa Al Imam Malik r.a. Semarang: Cv. Asy
Syifa, 1992.
http://ahmadghozali.com/puasa-definisi-dalil-dan-keutamaan/
Anshory Umar Sitanggal, Fiqih Syafii Sistimatis Bab Zakat, Haji dan Umrah,
Semarang:CV. Asy Syifa.
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Mukhtashar Shahih Bukhari, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2012.
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-dan-macam-macam-zakat

16

Anda mungkin juga menyukai