Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HIKMAH PUASA

Dosen Pengampu : Muhammad Ikhsanudin, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 10
1. Umi Nur Hasanah (18723073)
2. Ahmad Yusuf Saputra (18723003)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP NURUL HUDA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
karunia, rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Hikmah Puasa ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah keharibaan Nabi Muhammmad
SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman gelap gulita tanpa iman menuju
zaman yang terang benderang dengan Nur Iman.
Terima kasih kami sampaikan pula kepada Bapak Muhammad Ikhsanudin,
M.Pd.I, selaku dosen pengampu yang telah memberi arahan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif
dari pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
yang budiman.

Belitang, November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa..................................................................................... 2
B. Dasar Hukum Puasa................................................................................ 2
C. Macam-Macam Puasa............................................................................. 3
..........................................................................................................................
D. Tata Cara Puasa Ramadlan...................................................................... 6
E. Amalan-amalan Bulan Ramadlan............................................................ 8
F. Hikmah Puasa.......................................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Puasa adalah salah satu Rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh kita
sebagai seorang muslim. Tetapi di dalam puasa itu terdapat banyak hal yang perlu
kita ketahui sebelum melaksanakan salah satu Rukun Islam yang satu ini, jadi kita
bukan hanya sekedar melaksanakanya saja.
Pada dasarnya Puasa berawal dari niat kemudian berpuasa, namun kita
juga harus memerhatikan juga apa saja syarat puasa, hal yang membatalkan puasa
dan juga apa saja yang disunnah kan dalam berpuasa, semua itu agar Puasa kita
lebih bermanfaat dan diterima oleh Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian puasa?
2. Jelaskan dasar hukum puasa?
3. Jelaskan macam-macam puasa?
4. Jelaskan tata cara puasa ramadhan?
5. Jelaskan amalan-amalan bulan ramadan?
6. Jelaskan hikmah puasa ramadhan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian puasa
2. Mengetahui dasar hukum puasa
3. Mengetahui macam-macam puasa
4. Mengetahui tata cara puasa ramadhan
5. Mengetahui amalan-amalan bulan ramadan
6. Mengetahui hikmah puasa ramadhan
D.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Puasa atau As Shoum adalah salah satu Rukun Islam yang mulai disyariatkan
pada tahun ke II Hijriah.
Pengertian Puasa secara Terminologi berasal dari bahasa arab As Shoum
yang bermakna (‫ )اإلمساك‬yang berarti Menahan.
Dan Secara Terminologi, Puasa Adalah
‫إمساك عن مفطر بنية مخصوصة جميع نهار قابل للصوم من مسلم عاقل طاهر من حيض و نفاس‬.
(menahan dari sesuatu yang membatalkan puasa dengan niat yang khusus pada
seluruh siang harinya orang yang melakukan puasa yang ber akal suci, dan suci
dari haidl dan nifas).1
Sedangkan menurut istilah fiqih lain, adalah menahan diri dari segala
perbuatan yang membatalkan, seperti makan, minum dan senggama, sejak terbit
fajar sampai terbenam matahari, dengan niat dan persyaratan tertentu.2

B. Dasar-Dasar Hukum Puasa


Adapun hukum melakukan puasa Ramadlan adalah Wajib Ain, berdasar-
kan Al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’.
Seperti pada firman Allah SWT :
١٨٣ َ‫ب َعلَى ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ۡبلِ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَتَّقُون‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ۡي ُك ُم ٱل‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَاٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬
Artinya : Hai orang – orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu, agar kamu betaqwa
(Al-Baqarah: 183 )
Hadist Rasulullah Saw:
‫ شهادة أن الإله إالهللا وأن محمدا رسول هللا وإقام الصالة وإيتاءالزكاة وحج الــبيت‬: ‫بني اإلسالم على خمس‬
‫ وصيام رمضان‬.

1
Syeikh M. Qasim Al Gazi, Fathul Qarib, Hal. 25
2
Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis, Hal.341

5
Artinya: Islam itu didirikan atas lima perkara: 1) bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah, 2) mendirikan sholat
lima waktu, 3) menunaikan zakat, 4) mengerjakan haji, 5) mengerjakan puasa
pada bulan Ramadhan. (H.R. Bukhari dan Muslim dan Ahmad).3

C. Macam-Macam Puasa
Puasa itu ada beberapa macam, yaitu puasa wajib, puasa sunnah, puasa
makruh dan puasa haram sebagaimana uraian berikut:
1. Puasa Wajib: yaitu puasa pada bulan suci Ramadhan sebagaimana firman
Allah SWT.:
َّ ‫اس َوبَيِّ ٰنَت ِّمنَ ۡٱلهُــد َٰى َو ۡٱلفُ ۡرقَــا ۚ ِن فَ َمن َشــ ِه َد ِمن ُك ُم‬
‫ٱلشــ ۡه َر‬ ۡ ُ‫نــز َل فِيــ ِه ۡٱلق‬
ِ َّ‫ــر َءانُ هُد ى لِّلن‬ ِ ‫ي‬
‫ضــانَ ٱلَّ ِذ ٓ ُأ‬
َ ‫َشــ ۡه ُر َر َم‬
. . . . ُ‫فَ ۡليَصُمۡ ۖه‬
Artinya: Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara
kamu menyaksikan bulan itu, berpuasalah... (QS Al- Baqarah : 185)4.
Dan selain puasa Ramadhan ada juga puasa wajib lainya yakni puasa Nazar dan
puasa kifarat.
2. Puasa Sunah adalah Puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Yaitu pada
hari hari berikut ini :
a. Enam Hari Pada Bulan Syawwal
Sabda Rasulullah Saw:
‫ من صام رمضان ثم اتبعه ستا من شوال‬: ‫عن أبي أيوب قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫كان كصيام الدهر‬
Artinya: Dari Abu Ayyub, Rasulullah Saw telah berkata: barang siapa
yang puasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia puasa enam hari
dalam bulan Syawal, adalah seperti puasa sepanjang masa. (H.R.
Muslim)

3
Dr. Hj. Zurinal Z. & Aminudin, M.Ag., Fiqih Ibadah, Hal.142
4
Dr. K.H. Ma’ruf Amin, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i, Hal. 250

6
b. Puasa Hari ‘Asyura ( Tanggal 10 Muharam )
Sabda Rasulullah :
) ‫(رواه مسلم‬.‫ صوم يوم عاشراء يكفر سنة ماضية‬: ‫م‬.‫عن أبي قتادة قال رسول هللا ص‬
Artinya: Dari Abu Qatadah, Rasulullah Saw berkata: Puasa
hari’Asyura itu menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu. (H.R.
Muslim)
c. Puasa Hari ‘Arafah (tanggal 9 bulan haji), kecuali bagi orang yang
sedang haji.
Sabda Rasulullah :
‫ صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية و مستقبلة (رواه‬: ‫م‬.‫عن أبي قتادة قال رسول هللا ص‬
)‫مسلم‬
Artinya: Dari Abu Qatadah, Nabi Saw, telah berkata: Puasa haru
‘Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang lalu dan
satu tahun yang akan datang (H.R. Muslim)
d. Puasa bulan Sya’ban
Sabda Nabi SAW :
‫ ما رأيت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إال رمضان وما‬,‫عن عائشة‬
)‫رأيته في شهر أكثر منه صياما في شعبان (رواه البخاري و مسلم‬
Artinya: Kata Aisyah, Saya tidak melihat Rasulullah
menyempurnakan puasa satu bulan penuh selain bulan Ramadhan, dan
saya tidak melihat beliau dalam bulan-bulan lain yang lain berpuasa
lebih banyak dari bulan Sya’ban (H.R. Bukhari dan Muslim)
e. Puasa hari Senin dan hari Kamis
Sabda Rasulullah SAW :
)‫ (رواه الترمذي‬.‫عن عائشة كان النبي صلى هللا عليه وسلم يتحرى صيام اإلثنين والخميس‬
Artinya : Dari ‘Aisyah, bahwa Nabi Saw memilih waktu puasa hari
Senin dan hari Kamis (H.R. Tirmizi)
f. Puasa tengah bulan (tanggal 13,14,15) dari tiap-tiap bulan Qamariah
Sabda Rasul SAW :
‫ يا أبا ذر إذا صمت من الشهر ثالثة فصم ثالث عشرة و‬: ‫م‬.‫عن أبي ذر قال رسول هللا ص‬
)‫أربع عشرة وخمس عشرة (رواه أحمد و النسائي‬

7
Artinya: Dari Abur Zar, Rasulullah Saw berkata:”Hai Abu zarr,
apabila kamu hendak berpuasa tiga hari dalam satu bulan, hendaklah
kamu tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas”. (H.R Ahmad
dan Nasai).5

3. Puasa Makruh : Yaitu puasa yang dilakukan :


a. Puasa pada hari yang diragukan, apakah bulan ramadhan sudah tiba
atau belum.
Ammar bin yassir pernah berkata :
‫ من صام اليوم الذي شك فيه فقد عصى أبا القاسم صلى‬: ‫عن عمار بن ياسر رضي هللا عنه‬
‫ هللا عليه وسلم‬.
“Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukannya berarti ia telah
durhaka kepada Abul Qasim SAW (Muhammad SAW)”

b. Puasa yang dilakukan dari jum’at sendiri, atau hari Sabtu sendiri,
yaitu tidak didahului dengan puasa sehari sebelum atau sesudahnya.

4. Puasa Haram, yaitu puasa yang dilakukan pada hari raya Idhul Fithri,
Idhul Adha dan hari-hari Tasyrik, yaitu tiga hari sesudah Idhul Adha.
Sesuai Hadits
‫م نهى عن صوم هذين اليومين أما يوم الفطر‬.‫قال عمر بن الخطاب أن رسول هللا ص‬
‫ففطركم من صومكم وعيد المسلمين و أما يوم األضحى فكلوا من لحوم نسككم (رواه األحمد‬
)‫واألربعة‬
“Sesunggguhnya Rasululllah SAW melarang puasa pada hari ini.
Mengenai hari Raya Fitri karena hari itu merupakan saat berbukamu dari
puasamu(Ramadlan), sedangkan Hari raya Adha, Agar kamu memakan
hasil kurbanmu. (H.R. Ahmad Dan Al Arba’ah)” 6

5
Dr. H.Zurinal Z, Fiqih Ibadah Hal : 145
6
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jilid II Hal :45

8
D. Tata-Cara Melakukan Puasa
1. Syarat-Syarat Wajib Puasa
Syarat-Syarat Wajib puasa adalah sebagai berikut :
a. Islam
b. Berakal, orang yang tidak berakal seperti orang gila tidak wajib
melakukan puasa.
c. Baligh, maka tidak wajib puasa bagi anak-anak.
d. Kuat berpuasa, maka tidak wajib bagi orang yang sakit dan orang yang
sudah tua.
2. Rukun Puasa
rukun puasa ada dua yaitu :
a. Niat
Yaitu menyegaja melakukan puasa, yang dilakukan pada waktu malam
harinya bulan ramadhan. Adapun tempat niat adalah di hati. Dan
apabila dilafafdzkan maka salah satu redaksinya adalah sebagai berikut:
‫نويت صوم غد عن أداء فرض الشهر رمضان هذه السنة فرضا هلل تعالى‬
b. Menahan Diri dari sesuatu yang membatalkan puasa. Sejak terbit fajar
sampai terbenamnya matahari.
3. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
a. Makan dan Minum dengan sengaja.
b. Memasukkan sesuatu ke dalam kepala (Melalui lubang hidung atau
telinga)
c. Menyuntikkan sesuatu melalui salah satu dua jalan.
d. Muntah dengan sengaja.
e. Bersetubuh dengan sengaja di siang hari.
f. Sengaja mengeluarkan mani (seperti berpelukan, ciuman dll akan
tetapi jika tidak disengaja seperti berkhayal atau bermimpi maka tidak
batal)
g. Haid.
h. Nifas.
i. Gila.

9
j. Murtad (keluar dari Islam)
4. Hal-Hal yang Berhubungan dengan Puasa
a. Qadla’
Yang dimaksud qadla’ adalah berpuasa pada hari selain Ramadhan,
yang dilakukan sebagai penggganti puasa yang batal pada bulan
Ramadhan.
b. Kafarat
Kafarat adalah hukuman agama yang telah ditentukan Allah SWT dan
diberikan kepada orang-orang yang telah melakukan beberapa jenis
perbuatan dosa. Dan pada pembahasan ini, bagi siapa saja yang melakukan
persetubuhan di bulan Ramadhan dalam kondisi berpuasa, maka wajib
baginya melakukan qadla’ dan kafarat yaitu, memerdekakan budak,
apabila tidak sanggup maka hendaklah berpuasa dua bulan berturut-turut,
kalau tidak mampu maka memeberi makan enam puluh orang fakir miskin
setiap orang seberat 1 mud.
c. Fidyah
Yaitu memberi makan fakir miskin sebagai pengganti satu hari puasa
wajib di bulan Ramadhan yang ditinggalkan.
5. Puasa Orang Sakit, Bepergian, Wanita Hamil atau Menyusui dan
Orang Tua
a. Orang Sakit
Orang yang Sedang sakit yang menyebabkan dirinya tidak sanggup
melakukan puasa maka diperbolehkan tidak melakukan puasa, tetapi
wajib mengqadha’ nya di selain bulan Ramadhan.
b. Musafir (orang yang bepergian)
Seorang Musafir juga diperbolehkan tidak puasa pada saat bulan
Ramadhan, dengan ketentuan jarak yang ditempuh adalah lebih dari 81
Km, dan tujuan bepergian tersebut bukanlah untuk sesuatu maksiat. Dan
musafir tersebut wajib meng qadla’ puasa yang dia tinggalkan.
Sebagaiman Firman Allah :
‫ومن كان مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر‬...............

10
“barangsiapa sakit atau dalam perjalanan maka ia wajib mengganti puasa
yang ia tinggalkan itu pada hari lain……..(QS. Al-Baqarah : 185)”
c. Wanita Hamil Atau Menyusui
Bagi seorang wanita yang sedang hamil atau menyusui
diperbolehkan untuk tidak melakukan puasa. Adapun dalam jenisnya
dibagi menjadi dua
Wanita Hamil Atau Menyusui yang takut terhadap kondisi
fisiknnya sendiri maka boleh meninggalkan puasa, dan wajib meng
qadla’ nya di bulan lain.
Wanita hamil Atau Menyusui yang khawatir akan kondis anaknya,
maka diperbolehkan tidak berpuasa, akan tetapi wajib meng qadla’
puasanya dan wajib membayar kafarat. Setiap satu hari kafaratnya adalah
1 mud makanan pokok diberikan kepada fakir miskin.
d. Orang Tua, dan Orang yang meningggal dunia
Bagi orang tua yang sudah tidak kuat melakukan puasa maka
boleh tidak berpuasa ramadhan, tetapi harus mengganti setiap sehari
puasa dengan memberi makanan pokok 1 mud kepada fakir miskin.
Begitu juga pada kasus orang yang meninggal dunia dan masih memilki
tanggungan puasa.7

E. Amalan-Amalan Bulan Ramadhan


Ada beberapa amaln yang sunnah dilakukan bagi orang yang sedang
mengerjakan puasa, antara lain :
1. Menyegerakan berbuka puasa apabila sudah masuk,
)‫ ال يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر (رواه أبو داود‬: ‫م‬.‫عن سهل ابن سعد قال رسول هللا ص‬
Artinya : dari sahl bin sa’ad, bekata Nabi SAW : manusia selalu dalam
kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa (H.R Abu Daud)
2. berbuka dengan kurma atau sesuatu yang manis, atau dengan air.
‫ يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات‬: ‫م‬.‫عن أنس قال كان النبي ص‬
)‫ (رواه البخاري و مسلم‬.‫فإن لم تكن حسا حسوات من ماء‬

7
Dr. Musthafa Al Bugha, Ringkasan Fiqih Madzhab Syafi’I, Hal : 265

11
Artinya : dari Anas, Nabi SAW bersabda : berbukalah dengan rutab
sebelum shalat, kalau tidak ada dengan kurma, kalau tidak ada juga, beliau
minum beberapa teguk air (H.R. Bukhari Muslim)
3. Berdo’a sebelum berbuka puasa
‫ إذا أفطر قال اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت ذهب الظمأ‬: ‫م‬.‫عن ابن عمر كان النبي ص‬
‫ وابتلت العروق وثبت األجر إن شاء أهلل‬.
Artinya : dari ibnu Umar, Rasulullah saw apabila berbuka puasa beliau
berdo’a : Ya Allah Karena engkau saya puasa dan karena rezki
pemberianmu aku berbuka, dahaga telah lenyap dan urat-urat telah minu,
serta pahala telah tetap bila Allah Swt menghendaki. (H.R Bukhari
Muslim)
4. Makan sahur setelah tengah malam agar menambah kekuatan ketika
ketika berpuasa.
‫ تسحروا فإن في السحور بركة‬: ‫م‬.‫ عن أنس قال رسول هللا ص‬.
Artinya : dari Anas, Rasulullah Saw telah berkata : makan sahurlah
kamu, sesungguhnya makan sahur itu mengandung berkah. (H.R Bukhari
dan Muslim)
5. Menta’khirkan makan sahur sampai beberapa menit sebelum Imsak.
‫التزال‬.‫أ متي بخير ما أخروا السحور وعجلوا الفطر‬
Artinya : senantiasa ummatku dalam kebaikan selama mengakhirkan
sahur dan menyegerakan berbuka. (H.R Ahmad)
6. Memberi makanan untuk orang-orang yang akan berbuka puasa.
7. Memperbanyak sedekah selam bulan Ramadhan.
8. Memeperbanyak membaca dan mempelajari Al-Qur’an.8

F. Hikmah Puasa Ramadhan


Ibadah puasa Ramadhan memiliki banyak keutamaan, dan di antara
keutamaan tersebut sebagian besar manfaat/hikmahnya merupakan untuk diri kita
sendiri.

8
Dr. H. Zurinal Z, Fiqih Ibadah, Hal : 145

12
Hikmah berpuasa yang kita dapatkan ini tentunya berkaitan erat dengan
amalan puasa yang kita jalani dan tentunya amalan pada puasa ramadhan
bukanlah hanya menahan makan dan minum saja, melainkan juga menjalankan
amalan ibadah Ramadhan lainnya, seperti bersedekah, Itikaf, Silaturahmi,
Menghindari diri dari yang haram, dan banyak lagi. Hikmah – hikmah puasa
Ramadhan antara lain sebagai berikut :
1. Melatih Disiplin Waktu – Untuk menghasilkan puasa yang tetap fit dan kuat
di siang hari, maka tubuh memerlukan istirahat yang cukup, hal ini membuat
kita tidur lebih teratur demi lancarnya puasa. Bangun untuk makan sahur
dipagi hari juga melatih kebiasaan untuk bangun lebih pagi untuk
mendapatkan rejeki (makanan).
2. Keseimbangan dalam Hidup – Pada hakikatnya kita adalah hamba Allah
yang diperintahkan untuk beribadah. Namun sayang hanya karena hal duniawi
seperti pekerjaan, hawa nafsu dan lain-lain kita sering melupakan kewajiban
kita. Pada bulan puasa ini kita terlatih untuk kembali mengingat dan
melaksanakan seluruh kewajiban tersebut dengan imbalan pahala yang
dilipatgandakan.
3. Mempererat Silaturahmi – Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim,
akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil
perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan
banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang
dilaksanakan di Masjid.
4. Lebih Perduli Pada Sesama – Dalam Islam ada persaudaraan sesama
muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan
tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam
dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang
dilaksanakan di Masjid.
5. Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan – Tujuan puasa adalah melatih diri
kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan
Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya

13
gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada
tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
6. Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah – Setiap langkah kaki menuju
masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah,
tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah, sampai
tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah.
Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat bernilai
ibadah.
7. Berhati-hati Dalam Berbuat – Puasa Ramadhan akan sempurna dan tidak
sia-sia apabila selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari
keharaman mata, telinga, perkataan dan perbuatan. atihan ini menimbulkan
kemajuan positif bagi kita jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat
menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata
kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain
sebagainya.
8. Berlatih Lebih Tabah – Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan
menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka,
dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita.
Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada
Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita dalam keadaan Puasa.
9. Melatih Hidup Sederhana – Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat minum
dan makan sedikit saja kita telah merasakan nikmatnya makanan yang sedikit
tersebut, pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-macam sebetulnya
hanya hawa nafsu saja.
10. Melatih Untuk Bersyukur – Dengan memakan hanya ada saat berbuka, kita
menjadi lebih mensykuri nikmat yang kita miliki saat tidak berpuasa.
Sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih mensyukuri nikmat Allah
SWT.9

9
http://blog.lazada.co.id/10-hikmah-melaksanakan-ibadah-puasa-ramadhan/

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam Ibadah Puasa terutama bulan Ramadhan banyak sekali manfaat
manfaat dana amalan-amalan yang dapat kita kerjakan agar Puasa kita lebih
bermanfaat dan mendapat Ridha-Nya.
Dengan Ibadah Puasa juga dapat mencegah kita berbuat yang melanggar
apa yang telah dilarang oleh Allah SWT, dan juga kita dapat lebih mendekatkan
diri kita kepada Allah SWT.

B. Saran
Manusia adalah tempatnya salah dengan Puasa ini mudah-mudahan kita
selaku manusia dapat mengurangi perilaku yang salah tersebut dan menjadi
manusia yang dimuliakan di sisi Allah SWT.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al-Bugha, Musthafa Dib. 2009. Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i. Damaskus,


Darul Musthafa.

Ayyub, Syeikh Hasan. 2008. Fikih Ibadah. Jakarta, Pustaka Al-Kautsar.

Sabiq, Sayyid. 2006. Fiqih Sunnah. Jakarta, Pena Pundi Aksara.

Z, Zurinal dkk. 2008. Fiqih Ibadah. Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah.

16

Anda mungkin juga menyukai