Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PUASA
Disusun untuk memenuhi tugas

MATA KULIAH : FIQIH


DOSEN PENGAMPU : Muslim, S.A.g., SH.,M.Hum

NAMA KELOMPOK
HILDAN AMRU 12220412877
JUPRIANDA 12220412775
FARKHAN AL-ZAHRI 12220412855
HUSAINI AKMAL 12220412840

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM


RIAU
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
HUKUM TATANEGARA SIYASAH
2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puasa….……………………………………………….…………...

2.2 Tuntunan Puasa Wajib…………………………….……...…………………….

2.3 Tuntunan Puasa Sunnah…………………………...……………………..…….

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan……...………………………………………………………....…..

3.2 Saran…..…………..…………………..……………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah tentang Puasa.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha dapat menyusun Makalah ini dengan baik namun penulis
pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai
manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari
segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik.
Serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh
kami untuk dapat menyempurnakan Makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan
kita bersama.

Pekanbaru, 20 September 2022

Penyusun (kelompok)
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat sekarang
tetapi juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu. bagi orang yang beriman
ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah
satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan pahala
kebaikan, dan pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus
untuk diri-Nya diantara amal-amal ibadah lainnya. Puasa difungsikan sebagai
benteng yang kukuh yang dapat menjaga manusia dari bujuk rayu setan. Dengan
puasa syahwat yang bersemayam dalam diri manusia akan terkekang sehingga
manusia tidak lagi menjadi budak nafsu tetapi manusia akan menjadi majikannya.
Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Karena segala sesuatu yang
diciptakan tidak ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti
demi kebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa
mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari
segi rohani tetapi juga dalam segi lahir. Barang siapa yang melakukannya dengan
ikhlas dan sesuai dengan aturan maka akan diberi ganjaran yang besar oleh allah.
Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun masyarakat
dalam hadits telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa seperti halnya
mengenai kesehatan, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan puasa secara tidak
langsung telah diajarkan perihku-perilaku yang baik seperti halnya sabar, bisa
mengendalikan diri dan mempunyai tingkah laku yang baik.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puasa


Pengertian puasa secara bahasa dalam Al Quran dan hadits disebut dengan kata
ash-shiyam atau ash-shaum. Melansir buku ‘125 Masalah Puasa’ terbitan Tiga
Serangkai, secara harfiah memiliki makna menahan diri dari sesuatu.
Kata shaum sendiri juga dipakai oleh Maryam AS yang melaksanakan petunjuk
malaikat Jibril, dalam Al Quran surat Maryam ayat 26 :
Arab:
‫ص ْو ًما فَلَ ْن ا ُ َك ِل َم‬ َّ ‫ي نَذَ ْرتُ ِل‬
َ ‫لرحْ مٰ ِن‬ ْْٓ ِ‫ع ْينًا ۚفَ ِا َّما ت ََر ِي َّن مِنَ ْالبَش َِر ا َ َحد ًۙا فَقُ ْول‬
ْ ِ‫ي اِن‬ ْ ‫ي َوقَ ِر‬
َ ‫ي‬ ْ ‫فَكُ ِل‬
ْ ‫ي َوا ْش َر ِب‬
‫ۚ ْاليَ ْو َم اِ ْن ِسيًّا‬
Latin:
fa kulī wasyrabī wa qarrī ‘ainā, fa immā tarayinna minal-basyari aḥadan fa qụlī innī
nażartu lir-raḥmāni ṣauman fa lan ukallimal-yauma insiyyā
Artinya:
Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang,
maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang
Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.”
Pengertian puasa menurut istilah adalah ‘menahan diri dari makanan, minum,
hubungan seksual, dan segala yang membatalkan, mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari, dengan niat karena Allah.’
Sehingga, puasa secara bahasa adalah semakna dengan apa yang ditulis di
dalam kitab Tafsir Al-Manar bahwa puasa adalah menahan diri dari makan, minum,
dan berhubungan badan suami istri, mulai dari terbit fajar hingga Maghrib karena
ridha Allah SWT.
Sedangkan, pengertian puasa dan dalilnya tertuang dalam Al Quran surat Al-
Baqarah ayat 183, seperti di bawah ini :
Arab:
َ‫علَى الَّ ِذيْنَ ِم ْن قَ ْب ِلكُ ْم لَ َعلَّكُ ْم تَت َّقُ ْو ۙن‬ ِ ‫علَ ْيكُ ُم‬
َ ِ‫الصيَا ُم َك َما كُت‬
َ ‫ب‬ َ ِ‫ٰيْٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا كُت‬
َ ‫ب‬
Latin:
yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming
qablikum la’allakum tattaqụn
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

2.2 Tuntunan Puasa Wajib


A. Puasa Ramadhan
Puasa ramadhan merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan ramadan
yang jumlah harinya antara 29 dan 30 hari. Allah SWT berfirman :
َ‫علَى ٱ َّلذِينَ مِن قَب ِلكُم لَ َعلَّكُم تَتَّقُون‬ َ ‫ََٰٓيأَيُّ َها ٱلَّذِي َن َءا َمنُوا كُت َِب‬
ِ ‫علَيكُ ُم‬
َ ‫ٱلص َيا ُم َك َما كُت َِب‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah: 183)
Rasulullah SAW bersabda mengenai kewajiban puasa Ramadhan :
“Dari Abu Abdurrahman bin Umar bin Khattab Radiyallahu’anhuna berkata: aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Islam itu ditegakkan atas lima dasar, yaitu:
(1) bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang (patut disembah) kecuali Allah, dan
bahwasanya Nabi Muhammad SAW itu utusan Allah, (2) mendirikan salat lima
waktu, (3) membayar zakat, (4) mengerjakan haji ke Baitullah, dan (5) berpuasa
pada bulan Ramadhan. (HR At-Tirmidzi dan Muslim).
1. Syarat Sah Puasa terbagi dua yakni,
a. Syarat wajib puasa
 Islam
 Baligh
 Berakal
 Mampu melaksanakan ibadah puasa
b. Syarat sah puasa
 Islam
 Berakal
 Suci dari haid dan nifas
 Memasuki waktu puasa wajib
2. Waktu Pelaksanaan Puasa Ramadhan
Dalam puasa Ramadhan, waktu pelaksanaannya yakni dimulai ketika matahari
terbit hingga terbenam, selama bulan Ramadhan.
Menurut Al Mawardi dalam kitab Iqna’, terdapat dua pembagian fajar dalam
waktu pelaksanaan puasa Ramadhan. Yakni Fajar Kadzib dan Fajar Shadiq. Hal
tersebut didukung oleh sabda Rasulullah SAW (dari Ibnu Abbas RA), yang
berbunyi: “Fajar itu ada dua, yang pertama tidak mengharamkan makan (bagi yang
puasa), tidak halal salat ketika itu. Yang kedua mengharamkan makan dan telah
dibolehkan salat ketika terbit fajar tersebut”.
Berdasarkan sabda tersebut dapat disimpulkan bahwa saat Fajar Kadzib muncul,
kita yang hendak menjalankan puasa Ramadhan tidak diperbolehkan salat subuh
dan masih boleh makan & minum. Sedangkan saat Fajar Shadiq muncul, kita sudah
diperbolehkan salat subuh dan diharamkan untuk makan minum.

B. Puasa Nazar
Jenis kedua dari puasa wajib adalah puasa nazar. Puasa jenis ini adalah puasa
yang dijanjikan oleh diri sendiri ketika meniatkan suatu hajat. Ketika hajat itu
tercapai, maka wajib hukumnya bagi yang berjanji untuk menunaikan puasanya.
Bagi Muslim yang tidak sanggup membayar puasa nazarnya, ada alternatif untuk
membayarnya. Puasa bisa digantikan dengan memberi makan ke 10 orang miskin,
memerdekakan 1 orang budak, atau memberi sebuah pakaian kepada 10 orang
miskin.
hukum puasa nazar telah dijelaskan dalam dalil Q.S Al-Insan ayat 7 yang
berbunyi:

‫ي ُۡوفُ ۡونَ ِبالنَّ ۡذ ِر َو َيخَافُ ۡونَ َي ۡو ًما َكانَ ش َُّر ٗه ُمسۡ ت َِط ۡي ًرا‬
(Yuufuuna binnazri wa yakhaafuuna yawman kaana sharruhuu mustatiiraa)
Artinya:
“Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-
mana.”
Hukum nazar menjadi wajib juga telah dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat
270. Adapun bunyi dari ayat tersebut ialah sebagai berikut:

َ ‫ٍ َو َم ۤا ا َ ۡنفَ ۡقت ُ ۡم ِم ۡن نَّفَقَة ا َ ۡو نَذَ ۡرت ُ ۡم ِم ۡن نَّ ۡذر فَا َِّن ه‬


َ ‫ّٰللا يَعۡ لَ ُمهٗ َو َما ِللظه ِل ِم ۡينَ ِم ۡن ا َ ۡن‬
‫صار‬

(Wa maaa anfaqtum min nafaqatin aw nazartum min nazrin fa innal laaha ya’lamuh;
wa maa lizzaalimiina min ansaar)
Artinya:
“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nadzarkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat dhalim tidak ada
seorang penolong pun baginya.”
Apabila tidak mampu melaksanakan puasa nazar seperti yang telah dijanjikan,
maka seseorang tersebut harus menerima konsekuensi puasa nazar berupa:
 Memberi makan 10 orang miskin
 Memerdekakan 1 orang budak
 Memberi sebuah pakaian kepada 10 orang miskin
 Jika tidak mampu melakukan salah satu perkara di atas, hendaklah
seseorang itu berpuasa selama 3 hari.

C. Puasa Kafarat
Puasa kafarat adalah salah satu puasa wajib yang tidak boleh ditinggalkan oleh
umat muslim. Pasalnya, secara bahasa, kafarat mengandung arti mengganti,
menutupi, membayar, dan memperbaiki sebagaimana yang dikutip dari kitab Al-
Fiqhul Islamy wa Adillatuhu oleh Wahbah Az-Zuhaili.
Kafarat harus dilaksanakan seseorang yang telah melakukan kemaksiatan
hingga mengharuskannya membayar kafarat. Karena itu, definisi puasa kafarat
adalah puasa untuk menebus dosa atau sebagai denda karena melakukan sesuatu
yang dilarang agama Islam.
Mengutip dari buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim “Sehari-Hari” karya
KH Muhammad Habibillah, pada dasarnya puasa kafarat hukumnya wajib karena
bertujuan untuk menutup dosa yang diperbuat sebelumnya.
“Tujuannya adalah untuk menutup dosa tersebut sehingga tidak ada lagi
pengaruh dosa yang diperbuat, baik di dunia maupun di akhirat. Kafarat, dalam
Islam, hukumnya wajib ditunaikan agar seseorang bisa terbebas dari dosa yang ia
lakukan,” tulis KH. Muhammad Habibillah.
Anjuran berpuasa kafarat juga dicontohkan Rasulullah SAW, seperti yang
dinukil dari Abu Hurairah. Berikut bunyi haditsnya,
‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫ظانَ فَا َٔ َم َرهُ َرسُ ْو ُل هللا‬َ ‫ط َرفِى َر َم‬ َ ‫ ا َِّن َر ُج ًًل ا َ ْف‬: ‫ي ه َُري َْرة َ رض قَا َل‬ ْ ِ‫ع ْن اَب‬ َ
ْ ‫ش ْه َر ي ِْن ُمتَت َابِعَي ِْن ا َ ْوا‬
‫ِطعَ ِام ِستِيْنَ ِم ْس ِك ْينًا‬ َ ‫صيَ ِام‬ ِ ْ‫ا َ ْن يُ َك ِف َر بِ ِعت‬
ِ ‫ق َوقَبَة ا َ ْو‬
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Bahwa seorang laki-laki berbuka pada
bulan Ramadhan, Maka Rasulullah SAW menyuruhnya membayar kafarat dengan
memerdekakan seorang budak, atau berpuasa selama dua bulan terus-menerus atau
memberi makan kepada 60 orang miskin.”
Macam-macam kafarat :
Melansir dari buku “Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan
hingga Kematian” karya Dr. Muh. Hambali, M.Ag., ada beberapa bentuk
pelanggaran yang mengharuskan seseorang untuk mengerjakan puasa kafarat.
Berikut ini bentuk-bentuk pelanggaran sekaligus aturan puasa kafaratnya yang
wajib dikerjakan.
 Berhubungan badan di siang hari bulan Ramadhan. Salah satu kafaratnya
adalah berpuasa selama 60 hari berturut-turut.
 Membunuh seorang muslim tanpa sengaja. Salah satu kafaratnya adalah
berpuasa selama 60 hari berturut-turut.
 Puasa kifarat harus dilakukan apabila suami suami melakukan zhihar
(menyamakan istri dengan wanita mahram). Suami haram hukumnya
berhubungan intim dengan istri yang di-zhihar. Jika sampai melakukan
hubungan intim, maka ia harus membayar kafarat, salah satunya berpuasa
selama 60 hari berturut-turut.
 Melanggar sumpah. Seseorang yang melanggar sumpah wajib membayar
kafarat, salah satunya adalah berpuasa selama 3 hari.
 Membunuh binatang buruan saat ihram. Salah satu kafaratnya adalah
berpuasa sejumlah hari yang seimbang dengan banyaknya mud makanan
yang seharusnya ia keluarkan.

2.3 Tuntunan Puasa Sunnah


Puasa sunnah adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan
wajib. Selain itu pula puasa sunnah dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi
wali Allah yang terdepan (as saabiqun al muqorrobun). Lewat amalan sunnah inilah
seseorang akan mudah mendapatkan cinta Allah. Sebagaimana disebutkan dalam
hadits qudsi,

َ ُ‫ َفإِذَا أَحْ َب ْبتُهُ ُك ْنت‬، ُ‫ى ِبال َّن َوا ِف ِل َحتَّى أ ُ ِحبَّه‬
، ‫س ْم َعهُ الَّذِى َي ْس َم ُع ِب ِه‬ َّ ‫ب ِإ َل‬ُ ‫ع ْبدِى َيت َ َق َّر‬
َ ‫َو َما َيزَ ا ُل‬
، ُ‫سأَلَنِى ألُع ِْطيَنَّه‬ َ ‫ َوإِ ْن‬، ‫ش بِ َها َو ِرجْ لَهُ الَّتِى يَ ْمشِى بِ َها‬ ُ ُ‫ َويَدَهُ الَّتِى يَ ْبط‬، ‫ْص ُر بِ ِه‬ ِ ‫ص َرهُ الَّ ِذى يُب‬
َ َ‫َوب‬
ُ
ُ‫َولَئِ ِن ا ْست َ َعاذَنِى أل ِعيذَنَّه‬
“Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah
sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi
petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk
pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada
tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang
ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku
mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan
melindunginya”
Beberapa macam contoh puasa sunnah:
1. Puasa 6 Hari di Bulan Syawal
Rasulullah SAW menganjurkan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi SAW bersabda, “Barang
siapa berpuasa di Puasa Arafah
2. Puasa Tasu’a dan Asyura
Umat muslim dapat menunaikan puasa Tasu’a dan Asyura pada 9 dan 10
Muharram.
3. Puasa Dzulhijjah
Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan puasa Dzulhijjah di masa
hidupnya. Puasa ini berlangsung pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yakni
tanggal 1-7 bulan Dzulhijjah.
4. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah terletak pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah. Pada sebuah riwayat
disebutkan, salah satu keutamaan puasa Tarwiyah adalah, orang yang
melakukannya seperti berpuasa selama satu tahun penuh.
5. Memperbanyak Puasa di Bulan Muharram
Bulan Muharram adalah salah satu waktu istimewa dalam agama Islam.
Terdapat dalam hadis riwayat Muslim, Abu Daud, serta Tirmidzi, Rasulullah SAW
bersabda, “Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulan
Muharram. Dan sholat yang paling utama setelah fardhu adalah sholat malam.”
6. Memperbanyak Puasa di Bulan Syaban
Pada sebuah hadis riwayat Muslim dan Bukhari, Aisyah RA berkata, “Aku tidak
pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan penuh, kecuali
pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau SAW memperbanyak
puasa di bulan-bulan lain, kecuali di bulan Syaban.”
7. Puasa Hari Senin dan Kamis
Rasulullah SAW menunaikan puasa sunah pada hari Senin dan Kamis, sebab ada
keistimewaan di kedua hari ini.
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Daud, Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Sesungguhnya segala awal seluruh hamba dipaparkan pada hari Senin
dan Kamis.”
8. Puasa Nabiyullah Dawud
Puasa sunah seperti Nabi Dawud dilaksanakan dengan selang seling, satu hari
berpuasa dan satu hari berbuka. Puasa ini dicintai oleh Allah SWT.
9. Puasa Ayyamul Bidh
Pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh adalah tiga hari berturut-turut dalam satu bulan,
setiap tanggal 13, 14, dan 15 penanggalan Hijriyah.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan suami
istri, mulai dari terbit fajar hingga Maghrib karena ridha Allah SWT.
Puasa ramadhan merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan ramadan
yang jumlah harinya antara 29 dan 30 hari. Waktu pelaksanaan puasa ramadhan
dimulai ketika matahari terbit di waktu fajar hingga matahari terbenam. Prosesnya
yaitu menahan diri dari kegiatan makan, minum dan kegiatan lain yang dapat
membatalkan puasa.
Definisi puasa kafarat adalah puasa untuk menebus dosa atau sebagai denda
karena melakukan sesuatu yang dilarang agama Islam.
Puasa sunnah adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan wajib.
3.2 Saran
Puasa wajib tentunya wajib kita laksanakan, tapi lebih baik jika
diikuti puasa-puasa sunnah lainnya, guna menambah nilai iman kita
terhadap Allah SWT.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Dan jauh dari segala bentuk yang menyesatkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulanmakalahkuliahlengkap.blogspot.com/2017/02/makalah-puasa-
sunnah.html?m=1Jadwalnya

https://www.mustafalan.com/niat-puasa-kafarat/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5768258/puasa-kafarat-niat-dan-jenisnya-yang-
perlu-dipahami-pelajar

https://www.tokopedia.com/blog/jenis-puasa-dalam-islam-slm/

https://m.kumparan.com/amp/kabar-harian/puasa-nazar-pengertian-hukum-hingga-
konsekuensinya-1xGEBQtSWul

https://www.tokopedia.com/blog/jenis-puasa-dalam-islam-slm/

https://www.liputan6.com/islami/read/3957245/tuntunan-puasa-ramadan-yang-wajib-
dipahami-oleh-umat-islam

Anda mungkin juga menyukai