Anda di halaman 1dari 16

Puasa Ramadhan: Dasar Pensyariatan dan Tata Caranya

Makalah yang Disusun untuk Melengkapi Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Semester I/2019

Oleh
1. Aprisa Rizqi Wulandari
NIM 12030119140216
2. Jeaven Juniar Gunawan
NIM 12030119130242

Kelas D (Ruang EB. 3.04)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Puasa Ramadhan: Dasar Pensyariatan dan Tata
Caranya” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Semester 1.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber yang relevan sehingga dapat memperlancar pembuatan
karya ini. Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam karya ini, Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa Ramadhan .............................................................. 3


B. Dasar Pensyariatan Puasa Ramadhan ................................................ 4
C. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ramadhan ........................................... 5
D. Hikmah Puasa Ramadhan .................................................................. 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam, kita
sebagai umat muslim wajib hukumnya melaksanakan puasa Ramadhan.
Disini kami menuliskan tema puasa ini agar kita semua lebih mengerti apa
itu puasa Ramadhan dan semoga kita menjadi penguasa diri kita sendiri
dengan berpuasa.
Ramadhan merupakan bulan dimana kita harus dapat mengendalikan
diri, hal utama yang harus kita lakukan dalam pelaksanaan puasa
Ramadhan adalah kita harus menjadi penguasa untuk diri kita sendiri dan
kita harus benar-benar mengendalikan hawa nafsu.
Wajibnya puasa ini telah dikukuhkan dalam Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman :

‫ش ْهر‬ َ َ‫ضان‬ َ ‫الَّذِي َر َم‬ ‫اس هدًى ْالق ْرآن ِفي ِه أ ْن ِز َل‬ ِ َّ‫ان ْالهدَى ِمنَ َو َب ِينَات ِللن‬ ِ َ‫َش ِهدَ فَ َم ْن ۚ َو ْالف ْرق‬
َّ ‫ۖ فَ ْل َيص ْمه ال‬
‫ش ْه َر ِم ْنكم‬ ‫ضا َكانَ َو َم ْن‬ ً ‫ّللا ي ِريد ۗ أخ ََر أَيَّام ِم ْن فَ ِعدَّة َسفَر َعلَى أ َ ْو َم ِري‬َّ ‫ْاليس َْر ِبكم‬
‫ّللاَ َو ِلتكَبِروا ْال ِعدَّة َ َو ِلت ْك ِملوا ْالعس َْر بِكم ي ِريد َو َل‬
َّ ‫تَ ْشكرونَ َولَعَلَّك ْم َهدَاك ْم َما َعلَى‬
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur.
(QS. Al-Baqarah: 185)

1
Didalam Hadits di riwayatkan :
‫س ٍة َعلَى أ َ ْن ي َُو َّح َد‬ َ ‫اْلس ََْل ُم َعلَى خ َْم‬ِْ ‫ي‬ َ ِ‫سلَّ َم قَا َل بُن‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ع َم َر َع ْن النَّبِي‬ ُ ‫َع ْن اب ِْن‬
َ‫ضان‬ َ ‫صيَا ُم َر َم‬ ِ ‫ضانَ َو ْال َحجِ َفقَا َل َر ُج ٌل ْال َح ُّج َو‬ َ ‫صيَ ِام َر َم‬ َّ ‫َاء‬
ِ ‫الزكَاةِ َو‬ َّ ‫َّللاُ َوإِقَ ِام ال‬
ِ ‫ص ََل ِة َوإِيت‬ َّ
‫س َّل َم‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِ َّ ‫سو ِل‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ضانَ َو ْال َح ُّج َه َكذَا‬
ُ ‫س ِم ْعتُهُ ِم ْن َر‬ ِ ‫قَا َل ََل‬
َ ‫ص َيا ُم َر َم‬

Artinya: Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu


‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Islam dibangun di atas lima
(tonggak),: mentauhidkan (mengesakan) Allah, menegakkan shalat,
membayar zakat, puasa Ramadhan, dan hajji”. Seorang laki-laki
mengatakan: “Haji dan puasa Ramadhan,” maka Ibnu Umar berkata:
“Tidak, puasa Ramadhan dan haji, demikian ini aku telah mendengar dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”. [HR. Muslim]

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Puasa Ramadhan?
2. Bagaimana dasar pensyariatan Puasa Ramadhan?
3. Bagaimana tata cara pelaksanaan Puasa Ramadhan?
4. Apa hikmah melaksanakan Puasa Ramadhan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Puasa Ramadhan.
2. Memahami dasar pensyariatan Puasa Ramadhan.
3. Mengetahui tata cara pelaksanaan Puasa Ramadhan.
4. Memahami hikmah melaksanakan Puasa Ramadhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa Ramadhan


Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri
dan menurut syara’ (ajaran agama), puasa adalah menahan diri dari segala
yang membatalkanya dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari
karena Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan syarat “tertentu”.
Puasa adalah ibadah pokok yang di tetapkan sebagain salah satu
rukun Islam atau rukun Islam yang ketiga. Puasa dalam bahasa arab secara
arti kata bermakna menahan dan diam dalam segala bentuknya, termasuk
menahan atau diam dari berbicara.
Dan secara terminologi (istilah) para ulama mengartikan puasa
adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari mulai
terbit fajar sampai terbenam matahari dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan. Kaum Muslimin diwajibkan puasa Ramadan yang lamanya
sebulan yang dilaksanakan setiap harinya dari terbit fajar pagi hingga
terbenam matahari. Orang yang diam dapat dikatakan berpuasa, sebab ia
menahan diri dari berbicara sebagaimana firman Allah SWT:
‫ص ْو ًما فَلَ ْن أُك َِل َم ْاليَ ْو َم إِن ِسيًّا‬ َّ ‫إِنِي نَذَ ْرتُ ِل‬
َ ‫لرحْ َم ِن‬
Artinya; “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang
Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun
pada hari ini”.(QS. Maryam : 26)
Kata yang kedua adalah Ramadhan. Kata ini berasal dari kata ar-
Ramadh yaitu batu yang panas karena panas teriknya matahari. Ibnu
Manzhur mengatakan: “Ramadhan adalah salah satu nama bulan yang telah
dikenal.” Al-Fairuz Abadi menambahkan bahwa bulan Ramadhan
dinamakan demikian karena ia membakar dosa-dosa. Demikian pengertian
puasa Ramadhan (shaum Ramadhan) secara bahasa.

3
B. Dasar Pensyariatan Puasa Ramadhan
Puasa adalah ibadah yang bukan hanya diperintahkan Allah SWT
kepada umat Nabi Muhammad saja, namun juga kepada umat-umat sebelum
beliau. Legalitas syara’ puasa Ramadhan berdasarkan Alqur’an, sunnah, dan
ijma’.
Dalil dari Alqur’an adalah firman Allah SWT berikut ini:
َ‫ب َعلَى الَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ ُك ِت‬
ِ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم‬
َ ‫الصيَا ُم َك َما ُك ِت‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat dikatakan bahwa puasa
pada dasarnya mengandung pengertian menahan diri untuk tidak melakukan
perbuatan yang dilarang oleh syariat agama. Dasar hukum Puasa tersebut
dinyatakan berdasarkan sabda Nabi yang dinyatakan dalam hadits bahwa
Islam di bangun atas lima tiang (Rukun Islam).
‫ سمعت رسول هللا صلى هللا‬: ‫عن أبي عبد الرحمن عبد هللا بن عمر بن الخطاب رضي هللا عنهما قال‬
‫ وإقام‬، ‫خمس ؛ شهادة أن ال إله إال هللا وأن محمدا ً رسول هللا‬
ٍ ‫ بني اإلسالم على‬: ‫عليه وسلم يقول‬
‫ روه البخا ري و مسلم‬.‫ وصوم رمضان‬، ‫ وحج البيت‬، ‫الصالة وإيتاء الزكاة‬
Artinya: “Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-
Khathab Radhiallahu 'anhuma berkata: Saya mendengar Rasulullah
bersabda: "Islam didirikan diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada
sesembahan yang berhak disembah secara benar kecuali Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan". (HR
Bukhari Muslim)
Hadits diatas menunjukkan wajibnya puasa Ramadhan secara jelas
dan tegas, tidak ada keraguan dan kekaburan maknanya. Imam An-Nawawi
menerangkan makna hadits ini seraya berkata ”Barang siapa yang telah
melaksanakan lima rukun islam ini, berarti islamnya telah sempurna.”

4
C. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ramadhan
 Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk
menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan
pada kalender Hijriyah.
 Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan
bulan sabit yang nampak pertama kali setelah
terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata
telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.
Cara Pelaksanaannya:
1. Niat - Setiap melakukan tindakan apapun diawali dengan niat. Agar
puasa kita dapat diterima Allah SWT.
2. Melaksanakan makan sahur. Dari hadits HR. Bukhari Muslim dan
Ana bin Malik r.a yang mengatakan bahwa: “Telah bersabda
Rasulullah SAW,’Sahurlah kalian, maka sesungguhnya dalam sahur
itu ada berkahnya”. Karena banyak manfaat dari sahur, selain
menolak pengaruh buruk terhadap timbulnya rasa lapar, dengan sahur
maka kondisi fisik kita juga lebih terjaga.
3. Mengetahui Imsak. Dengan mengetahui imsak, maka segera mungkin
kita untuk menghentikan kegiatan shaur kita. Namun jika seseorang
yang sedang sahur mendengar azan subuh, maka ia tetap dibolehkan
untuk meneruskan sahurnya. Dengan catatan bahwa orang tersebut
tidak sengaja menunggu atau mengetahui bahwa azan subuh segera
akan tiba.
4. Mempercepat berbuka jika sudah waktunya. Dari hadits Abu Hurairah
r.a. berkata telah bersabda Rasulullah SAW: “Telah berfirman Allah
Yang Mahamulia dan Maha Agung:”Hamba-hamba Ku yang lebih
aku cintai ialah mereka yang paling segera berbukanya”(HR
Tirmidzi dari Abu Hurairah).
5. Memperbanyak membaca Al-Qur’an, sedekah dan membayar zakat
fitrah.

5
Sunah Berpuasa:
 Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
 Melambatkan bersahur
 Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
 Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
 Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
 Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
 Membaca doa berbuka puasa
Perkara Makruh ketika Berpuasa:
 Selalu berkumur-kumur
 Merasa makanan dengan lidah
 Berbekam kecuali perlu
 Mengulum sesuatu
Hal yang Membatalkan Puasa:
 Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
 Muntah dengan sengaja
 Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
 Kedatangan haid atau nifas
 Melahirkan anak atau keguguran
 Gila walaupun sekejap
 Mabuk ataupun pingsan sepanjang hari
 Murtad atau keluar dari Agama Islam
Rukun Puasa Ramadhan
Rukun puasa ada tiga yang menjadi komponen pembentuk hakikatnya yaitu:
a) Pertama, mencegah diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari
b) Kedua, Niat yaitu tekad bulat hati untuk berpuasa sebagai aktualisasi
pelaksanaan perintah Allah SWT dan pendekatan diri kepada-Nya.
c) Ketiga, pelaku puasa ( ash-shaim ) yaitu orang yang sah berpuasa dalam
artian telah memenuhi syarat-syarat wajib puasa antara lain islam, akil

6
baligh, mampu berpuasa, dan bebas dari halangan syara’ seperti haid
dan nifas bagi kaum perempuan
Syarat Wajib Puasa
 Pertama seseorang itu diwajibkan menjalankan ibadah puasa, khususnya
puasa Ramadhan, yaitu ia seorang muslim atau muslimah. Karena puasa
adalah ibadah yang menjadi keharusan atau rukun keislamannya,
sebagaimana termaktub dalam hadits yang diriwayat kan oleh Imam
Turmudzi dan Imam Muslim:

َ : ‫ي هللا َع ْنه َما قَال‬


ِ‫س ِم ْعت َرس ْو َل هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ب َر‬ َّ ‫الرحْ َم ِن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن ع َم َر ْب ِن ْال َخ‬
ِ ‫طا‬ َّ ‫َع ْن أَ ِبي َع ْب ِد‬
ِ‫ش َهادَة أ َ ْن لَ ِإلَهَ إِلَّ هللا َوأَ َّن م َح َّمدا ً َرس ْول هللا‬
َ : ‫ي اْ ِإل ْسالَم َع َلى َخ ْمس‬ َ ِ‫ بن‬: ‫صلى هللا وسلم َيق ْول‬
َ‫ضان‬
َ ‫ص ْوم َر َم‬ ِ ‫الزكَاةِ َو َح ُّج ْالبَ ْي‬
َ ‫ت َو‬ َّ ‫صالَةِ َوإِ ْيتَاء‬
َّ ‫َوإِقَام ال‬

“Dari Abi Abdurrahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab r.a,
berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: Islam didirikan dengan lima hal, yaitu persaksian
tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya,
didirikannya shalat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya hajji di
Baitullah (Ka’bah), dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadhan.”
(Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 7 dan Muslim: 19)
 Kedua bagi seorang muslim dan baligh itu terkena kewajiban
menjalankan ibadah puasa, apabila ia memiliki akal yang sempurna atau
tidak gila, baik gila karena cacat mental atau gila disebabkan mabuk.
Seseorang yang dalam keadaan tidak sadar karena mabuk atau cacat
mental, maka tidak terkena hukum kewajiban menjalankan ibadah puasa,
terkecuali orang yang mabuk dengan sengaja, maka ia diwajibkan
menjalankan ibadah puasa di kemudian hari (mengganti di hari selain
bulan Ramadhan alias qadha).
 Ketiga adalah kuat menjalankan ibadah puasa. Selain Islam, baligh, dan
berakal, seseorang harus mampu dan kuat untuk menjalankan ibadah

7
puasa. Apabila tidak mampu maka diwajibkan mengganti di bulan
berikutnya atau membayar fidyah.
 Keempat adalah mengetahui Awal Bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan
diwajibkan bagi muslim yang memenuhi persyaratan yang telah
diuraikan di atas, apabila ada salah satu orang terpercaya (adil) yang
mengetahui awal bulan Ramadhan dengan cara melihat hilal secara
langsung dengan mata biasa tanpa peralatan alat-alat bantu. Dan
persaksian orang tersebut dapat dipercaya dengan terlebih dahulu
diambil sumpah, maka muslim yang ada dalam satu wilayah dengannya
berkewajiban menjalankan ibadah puasa. Dan apabila hilal tidak dapat
dilihat karena tebalnya awan, maka untuk menentukan awal bulan
Ramadlon dengan menyempurnakan hitungan tanggal bulan Sya’ban
menjadi 30 hari.
D. Hikmah Puasa Ramadhan
o Melatih Disiplin Waktu. Untuk menghasilkan puasa yang tetap fit dan
kuat di siang hari, maka tubuh memerlukan istirahat yang cukup, hal ini
membuat kita tidur lebih teratur demi lancarnya puasa. Bangun untuk
makan sahur dipagi hari juga melatih kebiasaan untuk bangun lebih pagi
untuk mendapatkan rejeki (makanan).
o Keseimbangan dalam Hidup. Pada hakikatnya kita adalah hamba Allah
yang diperintahkan untuk beribadah. Namun sayang hanya karena hal
duniawi seperti pekerjaan, hawa nafsu dan lain-lain kita sering
melupakan kewajiban kita. Pada bulan puasa ini kita terlatih untuk
kembali mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban tersebut
dengan imbalan pahala yang dilipatgandakan.
o Mempererat Silaturahim. Dalam Islam ada persaudaraan sesama
muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang
memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid,
memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan
diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.

8
o Lebih Peduli Pada Sesama. Dalam Islam ada persaudaraan sesama
muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang
memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid,
memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan
diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.
o Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan. Tujuan puasa adalah melatih diri
kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan
Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika
tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa
berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
o Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah. Setiap langkah kaki menuju
masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada manusia
ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah,
sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat
dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya
semua dapat bernilai ibadah.
o Berhati-hati Dalam Berbuat. Puasa Ramadhan akan sempurna dan tidak
sia-sia apabila selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari
keharaman mata, telinga, perkataan dan perbuatan. atihan ini
menimbulkan kemajuan positif bagi kita jika diluar bulan Ramadhan
kita juga dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa
seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat
menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.
o Berlatih Lebih Tabah. Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan
menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk
sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain
kepada kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau
mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita
dalam keadaan Puasa.
o Melatih Hidup Sederhana. Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat minum
dan makan sedikit saja kita telah merasakan nikmatnya makanan yang

9
sedikit tersebut, pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-macam
sebetulnya hanya hawa nafsu saja.
o Melatih Untuk Bersyukur. Dengan memakan hanya ada saat berbuka,
kita menjadi lebih mensykuri nikmat yang kita miliki saat tidak
berpuasa. Sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih mensyukuri
nikmat Allah SWT.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puasa berarti menahan’ Sedangkan menurut istilah syariah, shaum
itu berarti : Menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan hal-hal
lain yang membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan
niat ibadah, puasa tidak hanya di perintahkan kepada umat nabi muhammad
tetapi juga diperintahkan pada umat-umat terdahulu.
Dasar Persyariatan Puasa Ramadhan
Dalil dari Alqur’an adalah firman Allah SWT berikut ini QS.Al-Baqarah
183:
َ‫ب َعلَى الَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ ُك ِت‬
ِ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم‬
َ ‫الصيَا ُم َك َما ُك ِت‬
H.R Bukhari Muslim
‫ سمعت رسول هللا صلى هللا‬: ‫عن أبي عبد الرحمن عبد هللا بن عمر بن الخطاب رضي هللا عنهما قال‬
‫ بني اإلسالم على خم ٍس ؛ شهادة أن ال‬: ‫عليه وسلم يقول‬
Cara menentukan awal bulan ramadhan yakni dengan dua cara:
 Rukyat
 Hisab
Untuk sahnya ibadah puasa ada beberapa hal yang harus di
perhatikan yakni antara perkara yang dapat membatalkan puasa dan yang
makruh, untuk lebih afdholnya laksanakanlah ibadah-ibadah yang
disunnahkan dalam ibadah puasa.
Hikmah puasa Ramadhan:
1. Melatih Disiplin Waktu
2. Keseimbangan dalam Hidup
3. Mempererat Silaturahmi
4. Lebih Perduli Pada Sesama
5. Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan
6. Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah
7. Berhati-hati Dalam Berbuat
8. Berlatih Lebih Tabah

11
9. Melatih Hidup Sederhana
10. Melatih Untuk Bersyukur
B. Saran
Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat
oleh Allah Swt. Allah telah memberikan kita banyak kemudahan
(keringanan) untuk mengerjakan ibadah puasa ini, jadi jika kita berpuasa
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah kami sebutkan di atas, kita
sendiri akan merasakan betapa indahnya berpuasa dan betapa banyak faedah
dan manfaat yang kita dapatkan dari berpuasa ini. Maka dari itu saudara-
saudari kami sekalian, janganlah sesekali meninggalkan puasa, karena puasa
ini mempunyai banyak nilai ibadah. Mulai dari langkah, tidur dan apapun
pekerjaan orang yang berpuasa itu adalah ibadah.

12
Daftar Pustaka
 Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany, Bulughul Maram Min
Adillatil Ahkaam (Ebook)
 Rusyd, Ibnu. 1990 terjemah bidayatul mujtahid, CV. Semarang : As-
Syifa
 Rifa’I, Moh. 1978. Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang : Penerbit PT.
Karya Toha Putra
 Azzam, Abdul Aziz Muhammad. 2015. Fiqh Ibadah. Jakarta : Amzah
 http://ahamuhbibblogku.blogspot.com/2014/11/puasa-ramadhan-dasar-
pensyariatan-tata.html
 https://islam.nu.or.id/post/read/45696/syarat-wajib-dan-rukun-puasa-
ramadhan
 https://almanhaj.or.id/2954-lima-rukun-islam.html
 https://tafsirweb.com/691-surat-al-baqarah-ayat-185.html

13

Anda mungkin juga menyukai