: Dosen Perngampu
Oleh :
2023
Kata Pengantar
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Pendidikan Islam, Bapak Dr. A. Qomarudin M.Pd.I., yang telah
mendampingi dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
kami sampaikan juga kepada orang tua kami masing-masing yang telah
mensupport kami secara moril.
Kami menyadari bahwa apa yang terdapat di dalam makalah ini mungkin
terdapat kesalahan yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami meminta maaf
atas kesalahan yang terdapat di makalah ini. Terima kasih.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Macam – macam Manajemen Pengajian dalam Masyarakat....3
B. Aspek-aspek yang Terlibat dalam Manajemen Pengajian di
Masyarakat.....................................................................................11
C. Tips yang Baik Untuk Melakukan Manajemen Pengajian di
Masyarakat.....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
program-program keagamaan lain yang disesuaikan dengan keperluan
masyarakat setempat. Program-program ini diadakan dengan tujuan untuk
memberi manfaat kepada masyarakat dan membantu meningkatkan kesadaran
beragama dalam kalangan mereka karena begitu pentingnya menuntut ilmu
dalam ajaran Islam.
أوالهــا: سـيأتـي زمـان عـلى أمـتـي يـفـرون من الـعــلمـاء والـفـقـهــاء فـيـبـتـليـهـم اهلل بثـالث بـليـات
والـثــالـثـة, والـثـانـة يســلـط اهلل تـعــاىل عـليـهـم ســلطانـا ظالـمــا, يـرفـع اهلل البـركة من كسـبـهـم
.خيـرجـون من الـدنـيـا بـغيـر ايـمــان
“Akan datang suatu masa pada ummatku, pada saat itu mereka berlari
meninggalkan para ulama dan fuqaha, maka Allah akan menimpakan pada
ummat tiga bencana : Pertama, Allah akan menghilangkan keberkahan dari
hasil kerjanya. Kedua, Allah akan menguwasakan ummat itu pada panguasa
yang dlolim. Ketiga, Ummat akan mati keluar dari dunia dengan tanpa iman”
B. Rumusan Masalah
2
3. Memahami tips yang baik untuk melakukan manajemen pengajian di
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
1
M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pendidikan Islam, terj. Bustami A. Ghani dan
Djohar Bahry. (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 51
2
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pemdidikan Islam, (Jakarta, Emir Erlangga,
2014) h. 52
3
Penggunaan rumah sebagai tempat pembelajaran atau pengajian
ini sebenarnya jika diukur dari perspektif sarana-prasarana pendidikan
sekarang terasa kurang efektif karena situasi rumah bercampur baur
dengan situasi pembelajaran. Namun, dalam kondisi darurat, artinya
ketika belum memiliki tempat pembelajaran khusus, rumah pun bisa
difungsikan sebagai sarana pembelajaran. Untuk melaksanakan
pembelajaran agama Islam, Rasulullah tidak perlu menunggu berdirinya
bangunan yang dikhususkan untuk pendidikan, karena urgennya
pelaksanaan pendidikan agama Islam pada masyarakat Muslim. Dengan
demikian, rumah sebagi sarana pendidikan telah bermanfaat besar
sebagai pengganti sementara atau jembatan darurat yang
menghubungkan keberadaan lembaga pendidikan yang memadai.
Pepatah menyatakan, "tiada rotan, akar pun jadi". Ketika belum
memiliki tempat pendidikan yang ideal, seseorang bisa menggunakan
tempat seadanya, yang terpenting proses pendidikan dan pembelajaran
dapat dilaksanakan.3
2) Manajemen Pengajian di Langgar/Surau/Masjid
Di kalangan umat Islam yang berada di pedesaan, mereka terbias
memanfaatkan tempat-tempat ibadah sebagai lembaga pendidikan Islan
karena berbagai keterbatasan fasilitas pendidikan, sehingga langgar
maid sering dijadikan tempat penyelenggaraan pengajian. Gejala ini lazi
terjadi di banyak daerah dan bisa dimaklumi. Akan tetapi kita masih
sering menyaksikan pengajian yang diselenggarakan di langgar/sur
masjid yang berada di perkotaan baik pengajian Al-Qur'an, pengajian
kitab kuning, maupun pengajian umum. Gejala ini menunjukkan bahw
tradisi menjadikan tempat ibadah sebagai tempat yang multifungsi dan
multiguna termasuk sebagai tempat penyelenggaraan pengajian ternyata
masih sangat kuat.4
Pengajian yang dilaksanakan di langgar/surau/masjid ini
sebagaimana pada umumnya terjadi di pedesaan. Hal ini menunjukkan
3
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pemdidikan Islam, (Jakarta, Emir Erlangga,
2014) h. 53
4
Ibid, h. 58
4
proses pendidikan agama yang simpel sesuai dengan suasana di
pedesaan. Imam Suprayogo menjelaskan bahwa wajah kesederhanaan
pendidikan agama di langgar, surau atau masjid itu dapat dilihat dari
beberapa sisi, mulai dari tenaga pengajar, murid, metode mengajar,
tujuan yang ingin dicapa dan pengelolaannya, tidak ada organisasi
maupun administrasi yang rapi tidak ada rancangan kurikulum, tidak
ada klasifikasi santri berdasarkan umur, tidak ada ketentuan masa
belajar, dan tidak ada tingkat-tingkat pengetahuannya. Murid leluasa
memilih bidang pengetahuan yang mereka pelajari. Pada tingkat
permulaan di samping mempelajari bacaan Al- Qur'an, murid juga
diajarkan shalat. Mereka tetap dilatih shalat berjamaah agar terbiasa
melakukan kewajiban ini meski pun mereka belum mampu menghafal
seluruh bacaannya.5
3) Manajemen Pengajian dalam Kelompok Tahlilan
Istilah tahlilan yang sudah sangat populer di Indonesia ini berasal
darikata hallala-yuhallilu-tahlilan. Dari susunan kata ini menunjukkan
bahwa kata tahlilan merupakan bentuk masdar (deverbalisasi) dari fi'il
madhi (kata kerja yang menunjukkan masa lampau) hallala yang berarti
ia telah membaca Lailaha illallah, lalu fi'il mudhari" (kata kerja yang
menunjukkan waktu sedang berlangsung) yuhallis yang berarti ia
sedang membaca Lailaha illallah. Maka, tahlilan merupakan kegiatan
membaca kalimat Lailaha illallah (tidak ada Tuhan yang wajib
disembah kecuali Allah). yang dikemas dengan bacaan-bacaan lainnya
seperti bacaan sebagian surah dan ayat Al-Qur'an, bacaan istigfar,
bacaan shalawat, bacaan tasbih, maupun ditambahkan dengan bacaan
lainnya dan diakhiri dengan doa. Namun, inti tahlilan adalah membaca
kalimat Lailaha illallah tersebut sesuai dengan asal-usul kalimat itu
sendiri.6
5
Said Agil Husin Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur'ani dalam Sistem Pendidikan
Islam Jawaban Terhadap Tantangan Modernitas Pendidikan Keagamaan di Indonesia. (Ciputat:
Ciputat Press, 2003), h. 319-320
6
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pemdidikan Islam, (Jakarta, Emir Erlangga,
2014) h. 70
5
Tahlilan ini menjadi tradisi pesantren, masyarakat tradisional,
Nahdlatul Ulama (NU), dan organisasi-organisasi Islam yang sepaham
dengan organisasi yang didirikan para ulama pesantren itu. NU
merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia sehingga sebagai arus
utama (mainstream) bagi umat Islam Indonesia, maka tahlilan itu
senantiasa diikuti berbagai lapisan masyarakat mulai dari orang dewasa,
remaja dan anak-anak. Tahlilan sering kali diikuti kiai, pejabat,
pengusaha, pedagang. petani, pekerja pabrik maupun pemegang profesi
lainnya.7
4) Manajemen Pengajian dalam Kuliah Tujuh Menit
Secara verbal, istilah kuliah tujuh menit yang biasa disingkat
kultum adalah pengajian yang disampaikan dalam durasi tujuh menit,
tetapi secara substansial adalah pengajian yang dilakukan dalam waktu
yang singkat. Pengajian ini tidak hanya diselenggarakan di masjid,
tetapi bisa juga dilaksanakan di berbagai tempat baik di sekolah,
perusahaan, kantor, tempat perkemahan, dan lain sebagainya. Inti dari
pengajian ini merupakan pemanfaatan waktu yang sangat singkat
dengan siraman rohani yang dipandang sangat bermanfaat untuk
membekali mental umat Islam agar memiliki kepribadian Muslim yang
baik. Orang Islam telah terbiasa melaksanakan kuliah tujuh menit ini
yang diselipkan dalam berbagai kegiatan baik kegiatan yang berdimensi
sosial, kultural, intelektual maupun religius.8
Kegiatan ini memiliki tujuan yang mulia seperti juga pada model-
model pengajian lainnya kendati pun kegiatan kultum ini berlangsung
sangat singkat dibandingkan dengan pengajian-pengajian lainnya.
Melalui kegiatan pengajian dalam kultum ini dapat dimaksudkan untuk.
memperkokoh keimanan jemaah atau pendengar (mustami),
meningkatkan semangat ibadah kepada Allah SWT baik ibadah
individual (ibadah nafsiyah) maupun ibadah sosial (ibadah ijtima'iyah),
7
Imam Suprayogo. Reformulasi Visi Pendidikan Islam. (Malang: STAIN Press, 1999), h.
58-59
8
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pemdidikan Islam, (Jakarta, Emir Erlangga,
2014) h. 73
6
menanamkan akhlak yang mulia (al-akhlaq al-karimah) atau akhlak
yang terpuji (al-akhlaq al- mahmudah), mempererat tali silaturahmi,
menanamkan nilai-nilai sosial dengan membudayakan kepedulian
kepada orang-orang yang kurang mampu, dan bisa juga meningkatkan
nilai-nilai kultural yang luhur seperti inisiatif, dinamis, kreatif, dan
produktif yang dapat mengantarkan pada kemajuan. Maka kegiatan
pengajian dalam kultum ini dipandang penting dilaksanakan.9
5) Manajemen Pengajian Majelis Taklim
Model pengajian lain yang ada di Indonesia adalah majelis
taklim. Istilah majelis taklim sudah sangat akrab bagi masyarakat
Indonesia. Namun tidak mudah bagi mereka untuk mendefinisikannya
secara jelas, dimaksud singkat dan padat (jami mani). Padahal
pemahaman terhadap majelis taklim itu harus dikuasai oleh mereka.
Kemudian apakah yang dengan majelis taklim itu? Amri Marzali
menyatakan, "Majelis taklim adalah suatu perhimpunan orang banyak
untuk mendengarkan ceramah atau kuliah agama Islam dari seorang
muallim." Dengan kata lain, majelis taklim merupakan perkumpulan
pengajian, sehingga motifnya adalah mencari ilmu agama dan
mendapatkan pahala dari Allah SWT, sehingga pesertanya semakin
berkembang pesat di berbagai daerah, khususnya kalangan ibu-ibu
rumah tangga yang merasakan hausnya siraman rohani.10
6) Manajemen Pengajian dalam Kursus Privat
Adakalanya seseorang dalam mengikuti pengajian dengan cara
khusus yakni mendatangkan ustadz/ustadzah untuk mengajar di
rumahnya atau di tempat lain, baik diikuti oleh dirinya sendiri, seluruh
keluarganya maupun suatu kelompok tertentu. Lazimnya pengajian
yang dilaksanakan dengan model kursus privat ini disebabkan faktor
kesibukan, ekonomi, dan sosial. Bagi seseorang yang tidak memiliki
cukup waktu untuk mengikuti pengajian baik di langgar/surau/masjid,
9
M. Syatibi Al-Haqiri, "Presentasi Makalah. Diskusi dan Komentar Nara Sumber
Majelis Taklim dan Pembinaan Umat", dalam Kustini (ed.), h. 18-21
10
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pemdidikan Islam, (Jakarta, Emir Erlangga,
2014) h. 76
7
pesantren maupun majelis taklim sedangkan keinginannya sangat kuat
untuk mempelajari ajaran-ajaran Islam, maka solusi yang ditempuh
adalah melaksanakan pengajian khusus di rumahnya dengan
mendatangkan ustadz/ustadzah sendiri.11 Model pelaksanaan pengajian
pada kursus privat ini umumnya diselenggarakan oleh orang-orang yang
secara ekonomis memang potensial sehingga mampu membayar
ustadz/ustadzah sendiri tanpa melibatkan kontribusi dari orang lain.
Namun, terkadang ada kasus lain bahwa seseorang merasa gengsi kalau
harus mengikuti pengajian bersama-sama orang lain lantaran tingkat
sosialnya yang sangat tinggi di tengah-tengah masyarakat sedangkan
penguasaannya terhadap ajaran-ajaran Islam masih minim sehingga
mengadakan pengajian sendiri di rumahnya untuk kepentingan dirinya
maupun keluarganya.12
7) Manajemen Pengajian Umum
Pengajian ini memiliki sebutan yang bermacam-macam sesuai
hajat yang terkandung dalam pengajian itu sehingga terdapat pengajian
Muharam, Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, Imtihan Akhir Al-Sannah, Nuzulul
Qur'an, Halalbihalal, Manakib Kubra, Istighasah Kubra, dan Haul
Akbar. Pengajian Muharam dalam rangka menyambut tahun baru
hijriah, pengajian Maulid Nabi merupakan pengajian yang
memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan menjabarkan
kisah hidup, akhlak dan perjuangannya yang seharusnya diteladani
umat Islam, pengajian Isra Mi'raj merupakan pengajian yang
dilaksanakan untuk memperingati peristiwa perjalanan istimewa yang
ditempuh Nabi Muhammad Saw dari masjid Al-Haram hingga masjid
Al-Aqsha kemudian diteruskan ke Sidrat Al-Muntaha dalam rangka
menerima titah/kewajiban ibadah shalat, pengajian Imtihan Akhir al-
Sannah merupakan pengajian dalam rangka mengakhiri tahun ajaran
dalam pembelajaran di pesantren maupun di lembaga pendidikan Islam
11
Khadijah Munir, "Peningkatan Kualitas Majelis Taklim Menuju Akselerasi dan
Eskalati
Pemberdayaan Umat", dalam Kustini (ed.), Hasil Seminar, h. 40
12
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pemdidikan Islam, (Jakarta, Emir Erlangga,
2014) h. 88
8
lainnya, pengajian Nuzulul Qur'an merupakan pengajian yang
dilaksanakan untuk memperingati peristiwa turunnya Al-Qur'an di masa
kehidupan Nabi Muhammad SAW, pengajian Halalbihalal merupakan
pengajian yang dilaksanakan terkait dengan hari Idul Fitri untuk
memperkokoh silaturahmi khususnya sesama umat Islam, pengajian
Manakib Kubra merupakan pengajian yang dilaksanakan dengan
mengurai sejarah kehidupan ulama besar dalam Islam untuk diambil
hikmah dan teladannya seperti Manakib Syaikh Abd Al-Qadir Al-Jilani.
Pengajian ini disebut pengajian Manakib Kabra karena pelaksanaan
pengajian itu diikuti jemaah dalam skala yang besar, pengajian Istigasah
Kubra merupakan pengajian yang menekankan pada zikir bersama
meminta pertolongan kepada Allah lalu dilanjutkan ceramah yang
diikuti jemaah dalam skala yang besar, sedangkan pengajian Haul
Akbar merupakan pengajian yang dilaksanakan setahun sekali terkait
dengan peringatan hari wafat ulama besar dalam Islam yang diikuti
jemaah dalam skala besar seperti pengajian Haul Akbar Sunan Bonang
yang dilaksanakan di masjid Jami' Tuban..13
8) Manajemen Khotbah Jum‟at
Dalam pelaksanaan ajaran Islam, kita dikenalkan berbagai macam
khotbah antara lain: khotbah Jum'at, khotbah dua hari raya (khotbah
'idain), khotbah nikah, khotbah wukuf, khotbah shalat gerhana, dan
khotbah istisqa. Khotbah jum'at merupakan penyampaian pesan-pesan
Islam yang diselenggrakan setiap hari Jum'at sebelum pelaksanaan
shalat Jum'at. Khotbah dua hari raya yakni penyampaian pesan-pesan
Islam pada saat hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Pesan-
pesan tersebut disampaikan sesudah pelaksanaan shalat 'Id. Jadi, waktu
pelasanaannya berkebalikan dengan pelaksanaan khotbah jum'at.
Khotbah nikah merupakan penyampaian pesan-pesan Islam pada saat
menjelang pelaksanaan akad nikah. Khotbah wukuf merupakan
penyampaian pesan- pesan Islam pada saat jemaah haji melakukan
ibadah wukuf di Arafah setiap tanggal 9 Dzulhijah, khotbah shalat
13
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pemdidikan Islam, (Jakarta, Emir Erlangga,
2014) h.93
9
gerhana merupakan penyampaian pesan-pesan Islam dalam rangka
shalat gerhana baik shalat gerhana bulan maupun matahari, yang
disampaikan setelah shalat gerhana tersebut, sedangkan khotbah istisqa'
merupakan penyampaian pesan-pesan Islam dalam rangka shalat
meminta hujan (istisqa) yang disampaikan setelah shalat istisqa'
tersebut.14
9) Manajemen Pengajian dalam Hajatan Keluarga
14
Ibid, 101
15
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pemdidikan Islam, (Jakarta, Emir Erlangga,
2014) h. 109
10
interaksi antara para tamu undangan dan orang-orang Islam lainnya
dalam pergaulan sosial di masyarakat.16
16
smah Salaman, "Potret Majelis Taklim Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di
Indonesia serta Pengembangannya Melalui Masyarakat Modern", dalam Kustini (ed.), h. 29-30
17
Mujamil Qomar, Dimensi Manajemen Pemdidikan Islam, (Jakarta, Emir Erlangga,
2014) h. 113
18
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012). h. 169
11
Manajemen pengajian dalam masyarakat merujuk pada cara pengaturan
dan pelaksanaan kegiatan pengajian yang dilakukan dalam sebuah
masyarakat. Pengajian merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang
populer di Indonesia dan biasanya dilakukan di masjid, surau, atau di rumah-
rumah warga.19
19
12
Promosi yang efektif akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pengajian.
Berikut ini adalah beberapa tips yang baik untuk melakukan manajemen
pengajian di masyarakat:
Pertama, Tentukan tujuan yang jelas: Tentukan dengan jelas tujuan dari
pengajian tersebut. Apakah tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan agama,
memperkuat ikatan sosial dalam komunitas, atau untuk tujuan lainnya. Dengan
memiliki tujuan yang jelas, Anda dapat mengarahkan kegiatan pengajian sesuai
dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Kedua, Bentuk tim yang solid: Buatlah tim yang solid dan memiliki
komitmen untuk menjalankan pengajian. Pilih orang-orang yang memiliki
kompetensi dan minat dalam bidang pengajian agama. Tim yang solid akan
membantu dalam mengorganisir kegiatan, mengelola anggaran, mengoordinasikan
fasilitas, dan tugas-tugas lain yang diperlukan.
13
Kelima, Pilih tempat yang strategis: Pilihlah tempat yang strategis dan
mudah diakses oleh peserta pengajian. Pastikan tempat tersebut memiliki fasilitas
yang memadai, seperti ruang yang cukup, meja dan kursi, sound system, dan lain
sebagainya. Jika memungkinkan, pertimbangkan juga untuk menyediakan fasilitas
parkir yang memadai.
Kesebelas, Jalin kerjasama dengan pihak lain: Jalin kerjasama dengan pihak-
pihak lain yang memiliki minat atau kepentingan yang sama dalam pengajian.
Misalnya dengan lembaga pendidikan, perguruan tinggi, atau lembaga agama
setempat. Kerjasama ini dapat memperluas jaringan, mendapatkan sumber daya
tambahan, dan meningkatkan kualitas pengajian.
21
Khadijah Munir, "Peningkatan Kualitas Majelis Taklim Menuju Akselerasi dan
Eskalati Pemberdayaan Umat", dalam Kustini (ed.), Hasil Seminar, h. 40-42
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ada berbagai macam pelaksanaan pengajian yang dilaksanakan di
masyarakat, baik dalam skala kecil maupun skala besar (untuk masyarakat
umum). Pengajian ini masih berlangsung secara alamiah, tradisional, dan
belum di-manage secara profesional sehingga hasilnya belum maksimal.
Apabila pengajian itu dikelola secara profesional, maka hasilnya bisa
maksimal. Hal ini meliputi manajemen pengajian di rumah ustadz/kiai,
manajemen pengajian di langgar/surau/masjid, manajemen pengajian dalam
kelompok tahlilan, manajemen pengajian dalam kuliah tujuh menit,
manajemen pengajian dalam majelis taklim, manajemen pengajian dalam
kursus privat, manajemen pengajian umum, manajemen khotbah,
manajemen pengajian dalam hajatan keluarga, dan manajemen pembinaan
kepribadian Muslim melalui kegiatan ESQ.
Manajemen pengajian meliputi beberapa aspek, di antaranya adalah
penentuan jadwal pengajian, pemilihan pemateri pengajian, menentukan
tema pengajian, mengatur tata cara pelaksanaan pengajian, mengatur
keuangan pengajian dan mempromosikan pengajian tersebut.
Beberapa tips yang baik untuk melakukan manajemen pengajian di
masyarakat, diantaranya adalah menentukan tujuan yang jelas, bentuk tim
yang solid, merencanakan dengan baik, libatkan masyarakat, pilih tempat
yang strategis, evaluasi secara berkala, jaga kualitas pengajaran, terapkan
sistem keuangan yang transparan, jalin kerjasama dengan pihak lain,
tingkatkan komunikasi dan koordinasi
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Qomar, M. (2016). Dimensi Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
17