Anda di halaman 1dari 17

PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI

Makalah yang Disusun untuk Melengkapi Tugas


Mata Kuliah Pengantar Manajemen 1
Semester I/2019

Oleh
1. Diptya Widyaningrum
NIM 12030119130090
2. Edelina Edna Edhita
NIM 12030119130232
3. Jeaven Juniar Gunawan
NIM 12030119130242
Kelas D (Ruang EA. 3.10)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul ”Penetapan Tujuan Organisasi” telah disahkan


dan disetujui pada :

hari : Rabu
tanggal : 11 September 2019
Disetujui oleh
Pembimbing,

Dr. Dra. Retno Hidayati, M. M.

Ketua Jurusan Akuntansi


Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Fuad, S.E., M.Si., Akt.

ii
KATA PENGANTAR

Penulis mengucap syukur kepada Tuhan karena berkat-Nya, karya tulis


berjudul ”Penetapan Tujuan Organisasi” dapat diselesaikan dengan baik.

Karya tulis berjudul ”Penetapan Tujuan Organisasi” ini disusun untuk


melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen 1 Semester 1 tahun 2019.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu yaitu

1. Dr. Dra. Retno Hidayati, M. M., selaku dosen mata kuliah


Pengantar Manajemen 1 Semester 1 yang telah mendampingi
selama kegiatan penulisan berlangsung.
2. Orang tua dan keluarga yang sudah mendukung dalam proses
pembuatan karya tulis.
3. Teman satu kelompok yang sudah bekerja sama dalam pembuatan
karya tulis ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bermanfaat dan membangun


dari para pembaca. Harapan penulis adalah karya tulis ini dapat menambah
wawasan pembaca tentang penetapan tujuan organisasi.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Misi dan Berbagai Tujuan Organisasi................................................ 3


B. Tipe-Tipe Tujuan dan Proses Penetapan Tujuan ............................... 4
C. Bidang-Bidang Tujuan dan Pengembangan Tujuan .......................... 6
D. Perumusan Tujuan dan Management by Objectives (MBO) .............. 7
E. Kekuatan dan Kelemahan MBO dan Membuat MBO yang efektif.... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Para manajer sering membuat kesalahan yang sama. Mereka memulai
kegiatan-kegiatan dan membuat keputusan tanpa penetapan suatu kerangka
tujuan terlebih dahulu, di mana hal ini akan mengarahkan pembuatan
keputusan dalam organisasi. Tujuan itu sendiri adalah suatu hasil, titik akhir,
atau segala sesuatu yang akan dicapai. Seorang manajer personalia mungkin
mempunyai tujuan untuk menarik beberapa orang operator mesin bulan
depan atau seorang mekanik pemeliharaan mempunyai tujuan untuk
menyelesaikan pekerjaan penyetelan mesin minggu ini. Setiap tujuan
kegiatan-kegiatan tersebut dapat juga disebut sasaran atau target. Sebelum
organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi atau
maksud organisasi.
Visi adalah pandangan atau wawasan ke depan (KBBI Edisi V),
sedangkan misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang
membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya dan
mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Tujuan yang dapat diukur dengan standarnya disebut sasaran atau target.
Disebutkan bahwa tujuan mempunyai pengertian lebih luas dan sasaran
mempunyai pengertian lebih khusus. Akan tetapi, banyak penulis dan
manajer tidak membedakan keduanya. Istilah tujuan dan sasaran digunakan
dalam pengertian yang sama untuk menunjukkan hasil akhir yang dicari dan
akan dicapai. Keduanya mempunyai nilai orientasi dan mencerminkan
kondisi-kondisi yang diinginkan, terutama untuk meningkatkan prestasi
organisasi. Tujuan terbagi menjadi tujuan umum, tujuan khusus maupun
tujuan akhir. Tujuan umum sifatnya umum dan menyeluruh dan sifatnya
adalah strategis sehingga disebut tujuan strategis (goals). Tujuan umum
tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus dan tujuan akhir untuk dicapai
secara koordinatif oleh satuan-satuan organisasi yang ada dalam mendukung
tercapainya tujuan akhir organisasi tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu misi dan berbagai tujuan organisasi?
2. Bagaimana tipe-tipe tujuan dan proses penetapan tujuan?
3. Apa saja bidang-bidang tujuan dan pengembangan tujuan?
4. Bagaimana proses perumusan tujuan dan management by objectives
(MBO)?
5. Apa saja kekuatan dan kelemahan MBO dan cara membuat MBO yang
efektif?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui misi dan berbagai tujuan organisasi.
2. Memahami tipe-tipe tujuan dan proses penetapan tujuan.
3. Mengetahui bidang-bidang tujuan dan pengembangan tujuan.
4. Memahami proses perumusan tujuan dan management by objectives
(MBO).
5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan MBO dan cara membuat MBO
yang efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Misi dan Berbagai Tujuan Organisasi


1. Misi Organisasi
Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud
organisasi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas (unik) dan
mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi
lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal
produk dan pasar misi merupakan perwujudan dasar filsafat para
pembuat keputusan strategis perusahaan, mencerminkan konsep diri
perusahaan serta menunjukan bidang-bidang produk atau jasa pokok
dan kebutuhan-kebutuhan langganan yang akan dipuaskan
perusahaan. (T. Hani Handoko : 2003)
Menurut Wheelen (dikutip oleh Wibisono, 2006: 46-47) misi
adalah untaian kalimat yang berisi tujuan dan alasan keberadaan suatu
perusahaan atau organisasi yang berisi apa yang disediakan oleh
perusahaan atau organisasi kepada masyarakat, berupa produk dan
jasa. Misi dapat digunakan sebagai petunjuk arah dalam dunia bisnis
saat ini. Di mana tujuan dari dibentuknya suatu misi adalah untuk
menyampaikan kepada stakeholder, baik dalam maupun luar
organisasi, mengenai latar belakang berdirinya perusahaan atau
organisasi, arah serta tujuan perusahaan atau organisasi.
Misi merupakan suatu maksud organisasi yang dituangkan dalam
tujuan yang ingin dicapai dan alasan mengapa suatu tujuan ingin
dicapai. Dapat dikatakan bahwa misi merupakan dasar dari suatu
organisasi ada.
2. Tujuan Organisasi
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai ”suatu pernyataan
tentang keadaan yang diinginkan di mana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan” dan sebagai ”pernyataan tentang keadaan di waktu
yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektivitas mencoba
untuk menimbulkannya”. (T. Hani Handoko : 2003)

3
Unsur penting dari organisasi menurut T. Hani Handoko :
1. Hasil akhir yang diinginkan
2. Usaha yang sedang dijalankan
Tujuan organisasi dituangkan dalam tujuan umum secara
operasional tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu
ke dalam tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang
manajemen, sehingga membentuk suatu hirarki tujuan (T. Hani
Handoko :2003). Tujuan utama dari sebuah organisasi dituangkan
dalam tujuan umum yang dalam upaya untuk mencapainya dilakukan
dengan berbagai usaha dan dalamnya terdapat tujuan khusus.
Di mana tujuan khusus berdiri secara sendiri-sendiri didalamnya,
tetapi tujuan khusus terangkai di dalam suatu jaringan kegiatan yang
memiliki arah yang sama yaitu memberikan pedoman pencapaian
tujuan organisasi (T. Hani Handoko :2003).
Penetapan tujuan strategis organisasi merupakan tahap paling kritis
dalam proses perencanaan strategis Tujuan strategis yang dipilih akan
menentukan kegiatan dan mengikat sumber daya-sumber daya
organisasi untuk jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, tujuan
strategis dibuat oleh manajer puncak/tingkatan atas setelah
mempertimbangkan sejumlah alternatif tujuan (T. Hani Handoko :
2003).
Tujuan akhir merupakan tujuan dari awal perusahaan itu dibentuk,
sehingga tujuan akhir merupakan hal yang dituju dalam penjalanan
tujuan-tujuan yang ada, serta tujuan antara (T. Hani Handoko : 2003).
B. Tipe-Tipe Tujuan dan Proses Penetapan Tujuan
1. Tipe tujuan
Menurut Perrow, klasifikasi tujuan dilihat dari ”sudut pandangan
mereka yang berkepentingan” yaitu masyarakat, langganan, investor,
eksekutif puncak atau lainnya (T. Hani Handoko : 2003).
a. Tujuan kemasyarakatan
Ditujukan untuk masyarakat secara umum. Sebagai contoh
memproduksi barang dan jasa, mempertahankan pesanan,

4
mengembangkan budaya yang ada, membuat produk sesuai dengan
kebutuhan dari masyarakat setempat. Kategori ini berkenaan
dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-
kebutuhan masyarakat (T. Hani Handoko : 2003)
b. Tujuan keluaran
Ditujukan untuk publik dengan hubungannya dengan organisasi.
Kategori ini berkenaan dengan jenis keluaran tertentu dalam bentuk
fungsi konsumen. Contohnya berupa barang-barang konsumen,
jasa-jasa bisnis, pemeliharan kesehatan, pendidikan, layanan
transportasi (T. Hani Handoko :2003).
c. Tujuan sistem
Ditujukan untuk fungsi atau cara organisasi tidak tergantung
terhadap jasa yang diproduksi atau tujuan yang diambil. Contohnya
penekanan pada pertumbuhan, stabilitas, laba atau acara
pelaksanaan fungsi, seperti menjadi ketat atau longgar dikendalikan
dan disusun (T. Hani Handoko : 2003).
d. Tujuan produk
Ditujukan untuk karakteristik produk, yang berfokus terhadap
barang yang diproduksi atau jasa yang dihasilkan. Contohnya
penekanan pada kualitas atau kuantitas gaya, ketersediaan,
keunikan, keanekaragaman atau pembaharuan produk. (T. Hani
Handoko : 2003)
e. Tujuan turunan
Ditujukan untuk organisasi yang meletakan kekuasannya dalam
pencapaian tujuan lain. Contohnya seperti maksud politik,
kebijaksanaan investasi, pengembangan karyawan yan
gmempengaruhi keadaan ekonomi dan masa depan rakyat tertentu
(T. Hani Handoko : 2003).
Menurut Perrow, tujuan suatu organisasi tidak saling berpisah, ini
berarti apa yang dipandang oleh suatu kelompok sebagai tujuan
keluaran dapat dipandang sebagai tujuan produk oleh kelompok lain.
Bagi banyak orang, peningkatan jumlah para anggota kelompok

5
wanita dan minoritas dalam posisi administratif jenjang atas adalah
tujuan kemasyarakatan, tetapi bagi pihak lain lebih cenderung sebagai
suatu sistem atau suatu tujuan turunan (T. Hani Handoko : 2003).
2. Proses Penetapan Tujuan
Menurut John A. Pearce II dan Richard B. Robinson Jr (op. cit:83),
proses penetapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-
nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan organisasi.
Beberapa unsur dasar menurut T. Hani Handoko (2003) yang
melatarbelakangi penetapan tujuan suatu organisasi untuk
menciptakan nilai-nilai tersebut, yaitu :
a. Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat
memberikan berbagai manfaat paling sedikit sama dengan
harganya.
b. Memenuhi barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan
konsumen/langganan.
c. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan
menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
d. Menjaga kelangsungan perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
menghasilkan laba perusahaan.
e. Memberikan citra perusahaan yang baik.
f. Mempunyai konsep diri (self concept) yang dikomunikasikan dan
ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.
C. Bidang-Bidang Tujuan dan Pengembangan Tujuan
Tiga tujuan ekonomis memberikan arah strategis bagi hampir setiap
perusahaan, mencerminkan tujuan perusahaan untuk menjamin
kelangsungan hidupnya melalui pertumbuhan dan profitabilitas. (T. Hani
Handoko : 2003)
Menurut Peter F. Ducker (1982), berikut merupakan 8 bidang pokok
di mana perusahaan harus menetapkan tujuan :
1. Posisi pasar, perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai bagian
pasar yang akan direbut. Pasar dapat ditentukan melalui analisis,
langganan dan produk atau jasa, segmen pasar, saluran distribusi.

6
2. Produktivitas, merupakan rasio antara masukan dan keluaran
organisasi. Tujuan produktivitas dapat ditetapkan di berbagai bidang
mencakup metode-metode kerja, kemajuan mesin dan peralatan,
peningkatan efisiensi karyawan.
3. Sumber daya fisik dan keuangan, tujuan harus ditetapkan dengan
memperhatikan mesin dan peralatan serta penyedia bahan baku.
4. Profitabilitas, untuk mencapai laba perlu dilakukan penelitian dan
pengembangan untuk inovasi, kekuatan keuangan untuk mengganti
mesin dan peralatan dan pengupahan untuk menarik personalia.
5. Inovasi, walaupun sesuatu yang baru mengandung risiko, tetapi juga
mempunyai kemungkinan hasil yang tinggi
6. Prestasi dan pengembangan manajer. Organisasi perlu menetapkan
tujuan, sehubung itu pengembangan para manajer perlu ditingkatkan.
7. Prestasi dan sikap karyawan, organisasi perlu menetapkan tujuan yang
menyangkut faktor-faktor karyawan, seperti keluaran per karyawan,
kualitas produk, dan tingkat semangat kerja yang berguna
meningkatkan efektivitas
8. Tanggung jawab sosial dan publik, tujuan ini ditetapkan untuk
menangani boikot publik, kegiatan-kegiatan hukum, kegiatan
pemerintah, kelompok berkepentingan dan sebagainya.
D. Perumusan Tujuan dan Management by Objectives (MBO)
Menurut T. Hani Handoko (2003) agar perumusan tujuan efektif,
manajer perlu memperhatikan:
1. Proses perumusan hendaknya melibatkan individu-individu yang
membantu pencapaian tujuan;
2. Manajer sebagai puncak perumusan umum, hendaknya menurunkan
tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah;
3. Tujuan harus realistis;
4. Tujuan harus jelas;
5. Tujuan dikemukakan secara sederhana agar mudah dipahami;
6. Organisasi harus konsisten dengan tujuan umum;

7
7. Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan yang telah
ditetapkan, dan bila perlu merubah sesuai dengan perkembangan
lingkungan.
Management by objectives atau MBO pertama kali diperkenalkan oleh
Peter Drucker dalam bukunya The Practice of Management pada tahun
1954. MBO berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal atau
semi formal yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan
serangkaian langkah sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan.
Secara umum, esensi sistem MBO terletak pada penetapan tujuan-
tujuan umum oleh para manajer dan bawahan yang bekerja bersama,
penentuan bidang tanggung jawab utama seperti individu yang dirumuskan
secara jelas dalam bentuk hasil-hasil dapat diukur yang diharapkan, dan
penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai pedoman pengoperasian
satuan-satuan kerja serta penelitian sumbangan masing-masing anggota.
Sukses penerapan MBO terutama di dasarkan atas dua hipotesis.
Pertama, bila seseorang melekat secara kuat pada suatu tujuan, dia akan
bersedia mengeluarkan usaha lebih untuk meraihnya dibanding bila
seseorang tidak merasa terikat. Hipotesis kedua adalah bahwa kapan saja
seseorang memperkirakan sesuatu akan terjadi, dia akan melakukan apa saja
untuk membuatnya terjadi.
Berikut ini akan diuraikan unsur-unsur umum yang selalu ada dalam
berbagai sistem MBO yang efektif menurut T. Hani Handoko (2003) :
1. Komitmen pada program. Program MBO yang efektif mensyaratkan
komitmen para manajer disetiap tingkatan organisasi terhadap
pencapaian tujuan-tujuan pribadi dan organisasi serta proses MBO.
2. Penetapan tujuan manajemen puncak. Program-program perencanaan
efektif biasanya mulai dengan para manajer puncak yang menetapkan
tujuan-tujuan pendahuluan setelah berkonsultasi dengan para anggota
organisasi lainnya. Dengan hal ini, manajer dan bawahan akan
mempunyai gagasan yang jelas tentang apa yang diharapkan
manajemen puncak untuk mencapai tujuan organisasi

8
3. Tujuan-tujuan perseorangan. Maksud penetapan tujuan pada tiap
tingkatan adalah untuk membantu para karyawan memahami secara
jelas apa yang diharapkan agar tercapai. Ini membantu setiap individu
merencanakan secara efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
sendiri.
4. Partisipasi. Manajer mungkin menetapkan tujuan tanpa mengetahui
batasan dalam praktik di mana bawahan harus beroperasi ; bawahan
mungkin memilih tujuan yang tidak konsisten dengan tujuan
organisasi. Semakin besar partisipasi bawahan dan manajer, semakin
besar kemungkinan tujuan tercapai
5. Otonomi dan implementasi rencana. Setelah tujuan disepakati,
individu berhak memilih peralatan dan cara untuk mencapai tujuan.
6. Peninjauan kembali prestasi. Manajer dan bawahan secara periodik
meninjau kembali terhadap tujuan yang ingin dicapai.
E. Kekuatan dan Kelemahan MBO dan Membuat MBO yang efektif
Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Tosi dan Carrol, mereka
melakukan suatu survei terhadap para manajer dan kemudian
mengemukakan kelebihan-kelebihan penerapan program MBO, yang dapat
diperinci sebagai berikut :
1. Memungkinkan para individu dapat mengetahui apa yang diharapkan
dari mereka.
2. Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer
menetapkan suatu tujuan dan sasaran.
3. Memperbaiki komunikasi antara seorang manajer dengan bawahan.
4. Individu dapat mengetahui sasaran organisasinya.
5. Membuat proses manajemen lebih wajar dengan memusatkan pada
pencapaian tujuan.
Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa MBO
memiliki manfaat positif bagi organisasi maupun individu. Khusus bagi
individu, mereka akan merasakan suatu keterlibatan langsung dan
pengertian terhadap sasaran organisasi, di samping itu mereka juga dapat
mengetahui bahwa kinerja mereka dapat dinilai atas suatu pencapaian

9
sasaran di mana mereka sendiri telah berkontribusi dalam penetapannya.
Sehingga besar kemungkinan para individu akan melaksanakan tanggung
jawab mereka dengan penuh kemauaan dan keberhasilan. Sehingga
keuntungan individu ini akan secara langsung maupun tidak langsung akan
memberikan dampak positif bagi perusahaan.
Penerapan MBO tentu saja tidak berarti bahwa organisasi telah bebas
dari segala masalah. Penyebab terjadinya masalah pada umumnya berasal
dari para bawahan yang cukup sulit diatasi karena menyangkut masalah
status, kenaikan jabatan dan gaji bahkan tidak jarang yang menyebabkan
ketegangan serta kebencian. Hampir semua masalah ini merupakan
persoalan yang berulang-ulang dihadapi organisasi, baik mereka yang
menerapkan program MBO maupun yang tidak menerapkannya. Berikut
kelemahan dari MBO :
1. Proses negosiasi serta pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO
membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Adanya kecenderungan seorang karyawan untuk memnuhi sasarannya
tanpa mempedulikan rekan kerjanya, sehingga hilangnya kerja sama
tim yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas organisasi.
3. Cenderung gagal apabila tidak ada komitmen berkelanjutan dari
manajemen puncak.
Pada kategori ini meliputi beberapa masalah penting yang harus
dikendalikan agar program MBO sukses, yaitu :
1. Gaya dan dukungan manajemen;
2. penyesuaian dan perubahan;
3. keterampilan-keterampilan antarpribadi;
4. deskripsi jabatan;
5. penetapan dan pengoordinasian tujuan;
6. pengawasan metode pencapaian tujuan;
7. konflik antara kretivitas dan MBO.
Prinsip MBO seharusnya jangan dipandang sebagai "obat mujarap"
bagi berbagai kebutuhan dalam hal perencanaan, motivasi, evaluasi dan
pengawasan suatu organisasi. Seharusnya, hal ini dipandang sebagai tahap

10
pokok yang diperlukan manajer . Berikut program yang harus dilakukan
seorang manajer agar MBO bisa berjalan efektif :
1. Mendidik dan melatih manajer;
2. merumuskan tujuan secara jelas;
3. menunjukkan komitmen puncak secara kontinu;
4. membuat umpan balik yang efektif;
5. mendorong partisipasi.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan, dapat disimpulkan bahwa misi suatu
organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan
organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang
lingkup operasi dalam hal produk dan pasar misi merupakan perwujudan
dasar filsafat para pembuat keputusan strategis perusahaan, mencerminkan
konsep diri perusahaan serta menunjukan bidang-bidang produk atau jasa
pokok dan kebutuhan-kebutuhan langganan yang akan dipuaskan
perusahaan. Klasifikasi tujuan menrut Perrow dilihat dari ”sudut pandangan
mereka yang berkepentingan” yaitu masyarakat, langganan, investor,
eksekutif puncak atau lainnya. Menurut Peter F. Ducker (1982), terdapat
delapan bidang pokok di mana perusahaan harus menetapkan tujuan.
Manajer harus memperhatikan cara-cara menetapkan tujuan secara efektif
dengan mempertimbangkan program management by objectives (MBO).
B. Saran
Penulis berharap para manajer yang berjuang untuk usahanya dapat
memperhatikan setiap pertimbangan dalam penetapan tujuan perusahaan.
Selain itu, manajer juga diharapkan bisa menjalankan perusahaan sesuai
dengan visi misi perusahaan yang telah disusun. Penulis mengharapkan
semakin banyak penulisan mengenai permasalahan ini yang semakin
relevan dengan perkembangan zaman.

12
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Hani T. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakata : Penerbit


Universitas Gadjah Mada.
Drucker, Peter F. 1982. Pengantar Manajemen (Terjemahan). Jakarta : PT
Binaman Pressindo LPPM.
Wibisono, D. 2006. Manajemen Kerja. Jakarta: Erlangga.
Pearce, A John & Robinson, Richard. 2013. Manajemen Strategis
(Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian) 1, E12. Jakarta : Salemba Empat.

Sumber lain :
http://makalahyuniroo.blogspot.com/2017/12/makalah-penetapan-tujuan-
organisasi.html
http://ulilalbab22.blogspot.com/2014/06/makalah-penetapan-tujuan-
organisasi.html
https://www.prosesindustri.com/2015/01/management-by-objectives-mbo.html

13

Anda mungkin juga menyukai