Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

DOSEN : Heryani, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH

NAMA : AISYA NUR ANNISA AHTIA

NIM : 202204057

KELAS : B22

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

INSTITUSI KESEHATAN PELAMONIA MAKASSAR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa

mencurahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah Pengorganisasian Dalam Manajemen.

            Shalawat dan salam penulis kirimkan atas junjungan Nabi Muhammad

SAW, karena beliaulah yang mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju alam

yang terang menerang sehingga dapat kami ketahui yang mana yang hak dan yang

mana yang bathil.

            Penulis tak lupa ucapkan terimah kasih kepada Dosen dan teman-teman

kami yang telah memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kami mudah-

mudahan Allah SWT memberikan pahala di sisinya, Amin.

Makassar, 1 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. I

KATA PENGANTAR ........................................................................................... II

DAFTAR ISI ........................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... .1

1.1. Latar

Belakang .................................................................................. 1

1.2. Rumusan

Masalah ............................................................................. 1

1.3.

Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1. Pengertian organisasi dan pengoeganisasin ....................................... 3

2.2. Pendekatan-pendekatan organisasi .................................................... 6

2.3. Prinsip-prinsip organisasi .................................................................. 8

2.4. Manajemen menurut para ahli........................................................... 11

2.5. Jenis-jenis manajemen ...................................................................... 13

2.6. Organisasi formal dan informal ........................................................ 15

2.7. Pengambil keputusan ........................................................................ 19

2.8. Fungsi dan tujuan pengambil keputusan ........................................... 21

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 22

3.1. Kesimpulan ....................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengorganisasian merupakan proses penempatan orang-orang dan

sumber daya lainnya untuk melakukan tugas–tugas dalam pencapaian

tujuan dan menyangkut pembagian pekerjaan untuk diselesaikan dan

mengkoordinasikan hasil-hasilnya.

Pengorganisasian adalah fungsi kedua dan dilakukan secara

langsung dari dasar yang telah dibuat oleh perencanaan yang baik.

Pengorganisasian membagi siapa yang harus melakukannya,

mengidentifikasikan siapa yang harus memerintah dan mengadakan

hubungan–hubungan perkantoran untuk komunikasi.

Sehingga pendekatan-pendekatan organisasi dan prinsip-prinsip

organisasi secara formal maupun informal didefinisikan sebagai suatu

sistem atau jaringan kerja dari tugas–tugas, untuk melaksanakan

pengambilan keputusan yang telah ditetapkan sehingga sasaran

organisasi terlaksana dengan baik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian organisasi dan pengorganisasian ?

2. Apa yang dimaksud pendekatan-pendekatan organisasi?

3. Apa yang dimaksud prinsip-prinsip organisasi?

4. Apa yang dimaksud manajemen menurut para ahli?

5. Apa yang dimaksud jenis-jenis manajemen?

1
6. Apa yang dimaksud organisasi formal dan informal?

7. Apa yang dimaksud pengambil keputusan?

8. Apa fungsi dan tujuan pengambilan keputusan?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui tentang organisasi dan pengorganisasian ?

2. Mengetahui tentang pendekatan-pendekatan organisasi?

3. Mengetahui tentang prinsip-prinsip organisasi?

4. Mengetahui tentang manajemen menurut para ahli?

5. Mengetahui tentang jenis-jenis manajemen?

6. Mengetahui tentang organisasi formal dan informal?

7. Mengetahui tentang pengambil keputusan?

8. Mengetahui tentang fungsi dan tujuan pengambilan keputusan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian

Organisasi berasal dari bahasan Yunani “organon” yang berarti “alat”atau

“sarana”. Mendasarkan pada pengertian tersebut, penganut aliran ini mengatakan

bahwa organisasi merupakan sarana (means) untuk mencapai suatu sasaran (ends).

Daft (2010) mengemukakan pendapat bahwa organisasi adalah merupakan

sekumpulan (social entities) yang memiliki suatu tujuan serta dirancang secara

sengaja untuk beraktivitas yang dikoordinasikan secara sistematis serta terbuka

dan terkait dengan lingkungan eksternal. Robbins (2011) menyatakan bahwa

organisasi dipandang sebagai kumpulan entitas sosial yang secara sadar

terkoordinasi dalam batasan-batasan yang relatif jelas serta secara bersama-sama

dalam batas waktu tertentu dan terus menerus berupaya mencapai suatu sasaran.

Budihardjo menambahkan bahwa semua organisasi memiliki visi, 1 misi

dan sasaran yang ingin dicapai. Sasaran tersebut kemudian lazim dikenal sebagai

keefektifan organisasi (organizational effectiveness). Dalam konteks organisasi,

yang perlu diperhatikan agar sasaran tercapai secara maksimal adalah harus

terukur. Artinya, dalam merumuskan sasaran dari sebuah organisasi, harus melihat

kemampuan yang dimiliki dan mempertimbangkan berbagai faktor lainnya,

apakah sasaran tersebut nantinya akan dapat dicapai atau hanya akan menjadi

slogan saja. Karena kemampuan dan berbagai faktor yang mempengaruhi suatu

organisasi berbeda, maka tentunya setiap organisasi juga mempunyai sasaran

yang berbeda. Wijayanti-wijayanti menyatakan bahwa organisasi merupakan

3
suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara

teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Paparan tersebut menegaskan adanya beberapa unsur dalam

organisasi yang harus terpenuhi, yaitu unsur sistem, pola aktivitas kerja sama

yang berulang-ulang, sekelompok orang, dan tujuan.

Wijayanti menambahkan bahwa suatu orgnisasi terbentuk dari sekumpulan

individu yang membentuk kelompok dan kelompok tersebut berkumpul

membentuk suatu wadah yang disebut organisasi. Berbagai aktivitas dalam

organisasi tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan dengan berbagai dinamika

di dalamnya.

Herujito memberikan pengertian terhadap organisasi dengan dua cakupan, yaitu:

1. Organisasi sebagai wadah, lembaga atau kelompok fungsional ketika

Proses manajemen berlangsung.

2. Organisasi sebagai wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar manusia

secara efektif, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan

memperoleh kepuasaan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta

memberikan kondisi lingkungan tertentu untuk pencapaian tujuan organisasi.

Pengertian tersebut menurut Herujito merujuk pada proses pengorganisasian,

yaitu cara bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota,

sehingga tujuan dapat tercapai secara maksimal.

Dalam arti yang lebih kompleks, pengorganisasian adalah suatu proses

penyesuaian struktur organisasi dengan tujuan, lingkungan, dan keberadaan

sumber daya yang dimiliki. Sedangkan struktur organisasi sendiri dipandang

4
sebagai susunan atau hubungan antar komponen-komponen, bagian-bagian, dan

posisi dalam sebuah perusahaan (organisasi).

Struktur organisasi dalam perusahaan (organisasi) merinci pembagian

aktivitas kerja dan menunjukkan tingkat spesialisasi dari suatu pekerjaan. Struktur

organisasi juga menspesialisasi pembagian kegiatan kerja dan menunjukkan

bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda itu dihubungkan sampai batas

tertentu. Selain hal tersebut, struktur organisasi juga menunjukkan hirarki dan

struktur wewenang organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya.

Wewenang dalam struktur perusahaan (organisasi) memperjelas aktivitas kerja

dari atasan terhadap bawahan. Sedangkan pelaporan berlaku sebaliknya, yakni

mempertegas pertanggung jawaban aktivitas kerja bawahan terhadap atasan.

Dari berbagai argumentasi di atas, pada dasarnya menunjukkan pada substansi

yang sama, yakni organisasi harus meliputi beberapa unsur penting. Unsur penting

yang dikemukakan para ahli tersebut antara lain adalah:

1. Kumpulan (entitas sosial)

2. Sistem

3. Koordinasi

4. Kerjasama

5. Tujuan/sasaran

Berdasarkan paparan mengenai organisasi tersebut juga dapat dikatakan

bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses atau upaya penyelarasan

berbagai aspek yang ada dalam sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan

yang telah ditetapkan. Berbagai aspek tersebut meliputi struktur (sistem) yang

5
mengatur sirkulasi koordinasi dan kerjasama, sumber daya manusia maupun

sumber daya lain yang dimiliki, lingkungan yang mempengaruhi, serta tujuan dari

organisasi itu sendiri.

Dengan demikian, organisasi dan pengorganisasi pada dasarnya

merupakan istilah yang lahir dari satu asal kata, yakni organon (dalam perspektif

etimologi) dan mengalami pergeseran paradigma menjadi organisasi dan

pengorganisasian (dalam perspektif terminologi). Karena telah mengalami

pergeseran struktur kata untuk digunakan mengistilahkan suatu makna, maka

tentunya antara organisasi dan pengorganisasian terdapat perbedaan. Perbedaan

tersebut tampak dari sisi penempatan (penggunaan), artinya organisasi dalam

konteks ini dipandang sebagai suatu wadah atau sistem dimana sekumpulan

orang-orang atau entitas sosial melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai

tujuan. Sedangkan pengorganisasian merupakan upaya penyupaya penyatuan,

pengaturan dan penyelarasan aspek-aspek yang ada dalam organisasi tersebut.

Sederhananya apabila organisasi dipandang sebagai suatu wadah, maka

pengorganisasian merupakan pengaturan berbagai aktivitas dalam organisasi

tersebut.

2.2. Pendekatan-Pendekatan Organisasi

Pada umumnya para ahli memberikan pengertian organisasi mengacu pada

pendekatan-pendekatan yang diyakini. Dalam konteks ini, ada tiga pendekatan

yang paling sering digunakan, yakni:

1. Pendekatan rasional

6
Para ahli yang mengacu pada pendekatan rasional ini menyatakan bahwa

organisasi merupakan upaya pencapaian tujuan melalui pengelolaan

manusia. Sehingga pendekatan ini memandang organisasi sebagai suatu

instrumen atau alat pencapaian sasaran atau tujuan. Para pakar yang dapat

dikelompokkan dalam pendekatan ini antara lain adalah Taylor, Fayol,

Wever, dan Gilbreth.

2. Pendekatan natural (sistem alami)

Pendekatan ini dikemukakan oleh Scott (1992) yang memandang orgnisasi

kumpulan manusia yang memiliki kepentingan bersama demi

kelangsungan hidup organisasi, sebab itu mereka melibatkan diri pada

kegiatan-kegiatan bersama dalam organisasi dan membentuk suatu

struktur informal. Dengan kata lain, pandangan ini melihat bahwa

organisasi adalah sistem organik yang memiliki dorongan untuk hidup,

bertumbuh dan bertahan, sebab itu para anggotanya berupaya berada

dalam suatu sistem yang mengupayakan kelangsungan hidup organisasi.

Kepuasan dan semangat para anggotanya menjadi hal yang penting. Para

pakar yang dapat dikelompokkan dalam pendekatan ini antara lain adalah

Barnard, Selznick, Person, dan Mayo.

3. Pendekatan sistem terbuka

Pendekatan ini berpendapat bahwa organisasi dipandang sebagai suatu

sistem dari serangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan bergantung

pada lingkungan organisasi itu sendiri, baik lingkungan internal maupun

lingkungan eksternalnya. Pandangan ini melihat bahwa perubahan-

7
perubahan yang ada baik pada lingkungan internal maupun lingkungan

eksternal berpengaruh pada kelangsungan hidup organisasi. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa organisasi tidak “steril” dari

perubahan-perubahan yang terjadi. Para pakar yang dapat dikelompokkan

dalam pendekatan ini antara lain adalah Bertalanffy, Welck, dan Simon.

2.3 Prinsip-Prinsip Organisasi

Sebagai upaya mewujudkan organisasi yang berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan, tentunya sebuah organisasi harus memiliki garis

haluan yang mendasar sebagai pedoman untuk melakukan berbagai aktivitas atau

kegiatan untuk mecapai tujuan. Garis haluan tersebut kemudian dianggap sebagai

sebuah prinsip yang harus dipegang teguh oleh sebuah organisasi, agar dalam

menjalankan upaya-upaya mencapai tujuan tidak terombang-ambing oleh berbagai

dinamika, perubahan dan perkembangan lingkungan sekitarnya. Seperti pada

paparan dalam bagian sebelumnya, prinsip merupakan suatu pernyataan mendasar

atau kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berfikir atau

bertindak, namun demikian, kendatipun prinsip merupakan dasar tetapi tidak

bersifat mutlak, karena prinsip bukan hukum. Prinsip juga bersifat fleksibel yang

perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan yang

senantiasa mengalami perubahan. Dengan demikian, prinsip organisasi merupakan

sebuah garis haluan yang mendasar sebagai pedoman organisasi dalam berfikir

dan bertindak mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Herujito , prinsip-prinsip atau azas-azas yang harus ada dalam

sebuah organisasi adalah sebagai berikut:

8
1. Perumusan tujuan organisasi yang jelas

Tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula sebagai

pedoman melaksanakan berbagai kegiatan organisasi. Prinsip dasarnya

adalah bahwa tujuan merupakan sasaran utama dari setiap aktivitas

yang dilakukan. Sehingga dengan arah yang jelas sebagai pedoman,

orang-orang yang tergabung dalam lingkaran organisasi tersebut tidak

memiliki haluan lain kecuali yang sudah digariskan, dan akan

terbangun semangat kerjasama yang kuat dalam mencapai tujuan

tersebut.

2. Pembagian pekerjaan

Dalam sebuah organisasi, struktur har Pembagian pekerjaan Dalam sebuah

organisasi, struktur harus disusun sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang

hendak dicapai. Dengan demikian, pembagian kerja antara pimpinan dan orang-

orang yang tergabung di dalamnya menjadi jelas. Pembagian kerja dimaksudkan

untuk menghindari tumpang tindih tugas dan tanggung jawab yang tidak jarang

melahirkan gesekan dan menjadi hambatan pencapaian tujuan. Pembagian kerja

yang jelas juga mempertegas dari siapa seseorang harus menerima perintah dan

kepada siapa harus mempertanggung jawabkannya. Karena pada dasarnya, sebuah

organisasi merupakan suatu “sistem pembagian kerja” bagaimana mencapai

tujuan melalui kerjasama.

3. Delegasi kekuasaan

Setelah pembagian kerja melalui struktur organisasi yang ada, maka

selanjutnya adalah pendelegasian kekuasaan (wewenang) dari pimpinan kepada

9
bagian-bagian di bawahnya. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mencapai tujuan dan tercipta suatu

tanggungjawab dari kekuasaan (wewenang) yang diberikan.

4. Tingkat pengawasan

Tingkat pengawasan dalam sebuah organisasi haruslah menjadi salah satu

perhatian yang utama, agar dalam menjalankan tugas-tugas organisasi yang telah

diberikan berjalan sesuai rencana dan maksimal. Penggambaran tingkat

pengawasan tentunya dilakukan pimpinan selaku pemberi wewenang terhadap

bagian-bagian selaku penerima wewenang. Sehingga dengan adanya, tingkat

pengawasan yang baik, maka terjadinya penyelewengan wewenang akan dapat

ditekan. Oleh karena pentingnya tingkat pengawasan tersebut, sebuah organisasi

harusnya dibentuk dengan memperhatikan aspek kemudahan dari sistem

pengawasan di dalamnya.

5. Rentang kekuasaan

Secara sederhana, rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari

pendelegasian suatu kekuasaan. Sebuah organisasi juga harus memperhatikan

aspek efisiensi dan efektivitas dari seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi

kepemimpinannya. Artinya, seorang pemimpin akan dapat melakukan tugas

kepemimpinan dan melakukan pengawasan secara maksimal apabila terdapat

suatu batasan yang jelas mengenai orang-orang atau bagian-bagian yang menjadi

wilayahnya. Sehingga dengan kejelasan rentang atau batasan kekuasaan, dalam

sebuah organisasi tidak akan terlahir pemimpin yang sewenangwenang.

6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab

10
Dalam menjalankan sebuah organisasi, seseorang umumnya mempunyai

atasan. Dari atasan itulah seseorang akan menerima perintah dan kepadanya juga

akan memberikan pertanggung jawaban atas pelaksanakan tugas-tugas

pekerjaannya. Perintah dan tanggung jawab akan tergambar secara jelas apabila

struktur sebuah organisasi jelas.

7. Koordinasi

Dalam sebuah organisasi, koordinasi harus senantiasa dilakukan agar tidak

terjadi kesimpangsiuran atau tumpang tindih aktivitas dan pertanggung jawaban

dari aktivitas tersebut. Koordinasi merupakan pengaturan yang tertib dari suatu

kumpulan atau gabungan berbagai upaya untuk menciptakan semangat kesatuan

dan kerjasama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kesatuan dan

semangat kerjasama merupakan azas dari koordinasi. Sehingga dengan koordinasi

yang maksimal, rasa persatuan dan semangat kerjasama antar orangorang atau

bagian-bagaian dalam sebuah organisasi juga akan maksimal.

2.4. Manajemen Menurut Para Ahli

Secara etimologi manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti

mengatur, mengurus atau mengelola. Dalam bahasa latin ada kata yang punya

pengertian yang hampi sama, yakni “manus” yang artinya tangan atau menangani.

Seperti yang terjadi pada banyak bidang studi lainnya yang menyangkut human,

maka manajemen tergolong yang sulit didefinisikan. Para ahli memiliki perbedaan

pendapat mengenai manajemen, berikut pendapat ahli mengenai manajemen :

1. Haimann

11
Beliau mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai

sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu

untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-

usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.

2. George R. Terry

Beliau mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang

ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.

3. Mary Parker Follett

Beliau mengatakan bahwa manajemen merupakan seni dalam mencapai

tujuan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para

manajer untuk mencapai tujuan dari organisasi melalui bantuan orang lain

untuk melaksanakan tugas yang mungkin diperlukan.

4. James A.F. Stoner

Menurut beliau, manajemen ialah proses perencanaan, organisasi,

kepemimpinan dan pengawasan terhadap usaha-usaha anggota organisasi

dan penggunaan semua sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan

organisasi. Definisi ini mengandung arti bahwa manajemen merupakan

suatu kesatuan yang dimulai dari perencanaan hingga pengawasan

terhadap penggunaan semua sumber daya untuk

mencapai tujuan dari organisasi.

5. Luther Gullick

Manajemen menjadi suatu bidang (ilmu) yang secara sistematik berusaha

memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Definisi ini

12
mengandung arti bahwa manajemen adalah suatu bidang ilmu yang

mempelajari mengenai bagaimana dan mengapa orangorang bekerja sama

untuk mencapai sebuah tujuan.

6. Robert .L.Kats

Manajemen merupakan suatu profesi yang menurut persyaratan tertentu.

Seorang manajer harus memiliki tiga keahlian yang hakiki, yaitu

kompetensi secara konseptual, social, dan teknikal.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah

seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyususnan, pengarahan dan

pengawasan daripada sumber daya mansia untuk mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengartian yang lebih luas, manajemen adalah

suatu proses pengaturan, dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi

melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif

dan efisien. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

2.5. Jenis-jenis Manajemen

Beberapa jenis manajemen pada umumnya terbagi dalam lima bagian,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Management by Acception

Konsep Dasarnya Pada manajemen jenis ini menekankan bahwa suatu

perusahaan/organisasi itu harus mendapat dukungan dari para karyawan

(anggotanya). Karyawan (anggota) diberi motivasi untuk dapat bekerja

13
secara mandiri sesuai tugas masing-masing untuk pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan. Hasil usaha/kerja dari para karyawan secara akumulasi

kemudian akan dianalisis dan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Upaya membandingkan tersebut untuk mengetahui apakah upaya-upaya

pencapaian tujuan periode ini mengalami peningkatan atau bahkan

penurunan. Apabila hasil yang didapatkan dari analisis tersebut

menunjukkan penurunan dari periode sebelumnya, maka top management

akan turun tangan untuk melihat penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi untuk segera mengambil langkah perbaikan. Management by

acception ini dapat dikatakan sebagai perluasan konsep di bidang

pendelegasian wewenang kepada bawahan.

2. Managerial Breakthrough

Manajemen jenis ini dipandang sebagai perombakan bidang manajemen

secara bertahap dan sistem tersebut hendaklah dinamis (tidak bersifat

kaku). Dengan kata lain, dalam manajemen ini senantiasa melakukan

perubahan perbaikan dari setiap hasil yang dicapai, dan perubahan-

perubahan ke arah yang lebih baik tersebut harus selalu diawasi secara

maksimal.

3. Management by Objective

Manajemen ini dikenal dengan sebutan akronimnya, yaitu MBO

(Management by Objective). Dalam sistem penerapannya, manajemen

jenis ini menitik tekankan spesifikasi sasaran dan penetapan kuantitas hasil

14
(output) yang harus dicapai. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

management by objekctive ini adalah sebagai berikut:

a) Jumlah hasil yang dicapai

b) Metode yang dipakai

c) Waktu pelaksanaan dan waktu berakhirnya suatu pekerjaan

d) Fasilitas, dana, sarana, dan wewenang

e) Personil pelaksanaan dan pemberian tugas

f) Penilaian dari apa yang dicapai

4. Management by Result

Manajemen jenis ini juga menitikberatkan pada penganalisisan dari hasil

yang dicapai, sehingga diperlukan pengawasan yang sangat teliti terhadap

berbagai aspek yang berkenaan dengan hasil yang dicapai oleh organisasi

atau perusahaan.

5. Management by Ideas

Management by ideas menitiktekankan pada pengawasan tujuan

perusahaan atau organisasi secara ketat. Hal tersebut mendasarkan pada

asumsi bahwa tujuan merupakan ide atau gagasan dasar dari perusahaan

atau organisasi yang akan diupayakan. Oleh karena itu, menajemen jenis

ini sangat ketat dalam memantau berbagai aktivitas yang berkenaan

dengan tujuan.

2.6. Organisasi Formal dan Informal.

Organisasi formal, yaitu suatu sistem kerja sama yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih dan dikoordinasi dengan sadar untuk mencapai tujuan tertentu.

15
Ciri-ciri organisasi formal adalah sebagai berikut:

a. Seluruh anggota organisasi diikat oleh suatu persyaratan formal sebagai

bukti keanggotaannya. Misalnya, Negara sebagai organisasi formal yang

seluruh warga Negara diikat oleh persyaratan formal yang harus dimiliki,

yakni Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, dan sejenisnya. Demikian

pula, dalam organisasi formal lainnya dalam bentuk ormas atau partai

politik, yang seluruh anggotanya harus memiliki kartu keanggotaan bahwa

ia benar-benar terdaftar dan diakui sebagai anggota yang sah, misalnya

kartu anggota Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), dan Persatuan

Umat Islam (PUI).

b. Kedudukan, jabatan, dan pangkat yang terdapat dalam organisasi dibuat

secara hierarkis dan piramida yang menunjukkan tugas, kedudukan,

tanggung jawab, dan wewenang yang berbeda-beda.

c. Setiap anggota yang memiliki jabatan tertentu secara otomatis memiliki

wewenang dan tanggung jawab yang membawahi jabatan anggota di

bawahnya. Dengan demikian, hak memerintah berada bersamaan dengan

hak diperintah, hak melarang bersamaan dengan hak untuk tidak

mengerjakan kegiatan tertentu.

d. Hak dan kewajiban melekat sepenuhnya pada anggota organisasi sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

e. Pelaksanaan kegiatan diatur menurut jabatannya masing-masing, tetapi

setiap fungsi jabatan dengan tugasnya saling berhubungan dan melakukan

kerja sama. Pengantar Manajemen dan Bisnis

16
f. Seluruh kegiatan direncanakan secara musyawarah mufakat dengan

mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.

g. Hubungan kerja sama dilakukan menurut tingkatan jabatan struktural

yang jelas yang berimplikasi secara langsung kepada perbedaan

penggajian dan tunjangan masing-masing anggota organisasi.

h. Adanya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang merupakan

sistem kinerja organisasi.

Organisasi Informal merupakan kumpulan hubungan antarperorangan

tanpa tujuan bersama yang disadari meskipun pada akhirnya hubungan-hubungan

yang tak disadari itu untuk tujuan bersama.

Ciri-ciri organisasi informal adalah sebagai berikut:

a. Sifat organisasi informal melekat pada organisasi informal, sebagaimana

negara mengharuskan adanya KTP bagi warga negara. Pembuatan KTP

berkaitan dengan organisasi-organisasi formal di dalam pemerintahan,

misalnya kantor kecamatan, kantor desa, kantor RW hingga kantor RT,

semua itu tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada organisasi informal,

yaitu keluarga. Demikian pula, organisasi yang bergerak dalam

pendidikan, yakni

sekolah formal. Tidak akan ada sekolah formal jika tidak berdampingan

dengan organisasi informal, yakni lingkungan masyarakat, komunitas

masyarakat, yang merupakan konsumen pendidikan formal.

b. Tidak adanya kontak di antara anggota yang diatur oleh anggaran dasar

atau anggaran rumah tangga. Kontak terjadi tanpa adanya aturan formal.

17
Komunitas masyarakat yang tinggal di lingkungan atau wilayah tertentu

dapat dikatakan sebagai organisasi informal, dan kontak yang terjadi

merupakan interaksi mekanis yang secara alami sebagai bagian dari

kebutuhan individu masing-masing.

c. Jumlahnya sangat banyak, terutama hubungan dengan kegiatankegiatan

masyarakat yang dilembagakan secara informal, misalnya kegiatan-

kegiatan pengajian, perkumpulan remaja mesjid, karang taruna, majelis

taklim, dan sebagainya. Organisasi informal tersebut biasanya

dimanfaatkan oleh organisasi formal dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Misalnya, partai politik dalam kampanyenya mendatangi

majelis taklim, ibu-ibu pengajian, remaja mesjid dan sebgagainya. Baik

organisasi formal maupun organisasi informal, jika dilihat dari upaya

mencapai tujuannya, memiliki unsur-unsur kinerja yang sama, terutama

dalam melakukan kontak atau komunikasi dan terjalinnnya kerja sama di

antara anggota organisasi. Hanya keduanya dibedakan dari segi cara

kerjanya yang mengikuti aturan organisasi atau tidak. Dalam organisasi

informal, hubungan antaranggota berjalan secara mekanis, sehingga

ketiadaan salah satu anggota tidak menjadi beban dan tidak akan

mengganggu jalannya organisasi. Adapun dalam organisasi formal, salah

seorang yang tidak hadir dan tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya

dengan baik akan mengganggu jalannya organisasi dan menghambat

tercapainya tujuan. Organisasi formal terikat oleh tugas dan kedudukan

tertentu yang dipikul oleh anggotanya. Ada sanksi dan ganjaran bagi setiap

18
anggota yang melaksanakan atau meninggalkan kewajibannya. Adapun

dalam organisasi informal, hal tersebut tidak berlaku. Dalam lingkungan

masyarakat terdapat susunan organisasi informal, misalnya dalam tugas

siskamling, jika ada anggota masyarakat tidak pernah melaksanakan

siskamling, tidak akan dipecat dari keanggotaannya sebagai bagian dari

masyarakat. Dalam kerja bakti sosial yang dilaksanakan oleh ketua RT

beserta seluruh elemen masyarakat, jika ada seorang angggota masyarakat

yang tidak ikut kerja bakti, ia tidak akan mengganggu organisasi RT

maupun kerja bakti tersebut.

Pengantar Manajemen dan Bisnis Berbeda dengan organisasi formal,

misalnya ormas yang didalamnya ada anggota yang memiliki kedudukan

sebagai ketua bidang organisasi. Tugas ketua bidang organisasi adalah

melakukan koordinasi dengan seluruh anggota yang berbeda di bawah

lingkungannya, mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat ranring.

Seluruh anggota harus didata dan diadministrasikan dengan baik, dengan

dibuktikan oleh kartu anggota. Apabila salah satu staf bidang

keorganisasian yang menangani pembuatan kertu anggota dan pendaftaran

calon anggota selalu tidak hadir, ketidakhadirannya akan mengganggu

kinerja organisasi. Oleh sebab itu, alasan ketidakhadirannya harus

diketahui. Jika belum menunjukkan tandatanda keaktifannya, organisasi

akan segera menggantikan posisinya agar kinerja organisasi tidak

terganggu. Jadi dalam contoh diatas dapat dipahami bahwa substansi

organisasi formal maupun informal sifatnya sama, yaitu adanya hubungan

19
antarorang, adanya kerja sama, dan adanya tujuan yang hendak dicapai.

Perbedaannya terletak pada formalitas atau tidaknya ketiga ciri tersebut

dilaksanakan.

2.7. Pengertian Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif-alternatif yang

ada. Banyak orang menyangka bahwa membuat pilihan adalah bagian yang besar

dalam proses pengambilan keputusan, tetapi tidak. Membuat pilihan hanyalah satu

bagian saja. Sedangkan pengambilan keputusan adalah proses dalam mengenali

masalah-masalah dan peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan. Pengambilan

keputusan mengharuskan adanya usaha baik sebelum ataupun sesudah dibuatnya

pilihan yang nyata. Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan

merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan

keputusan (decision 'making) diproses oleh pengambil keputusan (decision maker)

yang hasilnya keputusan (decision). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan

aktivitas-aktivitas, sehingga proses manajemen dapat terlaksana. Keputusan akan

menimbulkan aktivitas dan atau mengakhiri aktivitas.

Kenapa pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam

manajemen?

1. Keputusan merupakan permulaan dari semua kegiatan manusia yang

sadar dan terarah, baik secara individual, kelompok maupun secara

institusional. Jadi, barangsiapa yang menghendaki adanya kegiatan

(aktivitas) tertentu, ia harus mampu dan berani mengambil keputusan yang

berhubungan dengan hal itu setepat tepatnya.

20
2. Keputusan ditujukan untuk masa yang akan datang, efek (hasil) nya

akan berlangsung atau berguna pada hari-hari yang akan datang, sementara

yang akan datang itu tidak menentu serta penuh dengan beraneka macam

risiko. Keputusan akan menciptakan masalah (aktivitas), tetapi keputusan

Juga akan menyelesaikan masalah. Pengambilan keputusan ini merupakan

tugas utama seorang manajer sehari hari. bahkan manajer diberi gaji oleh

perusahaan justru untuk mengambil keputusan yang baik, tepat, dan

menguntungkan perusahaan yang dipimpinnya. Setiap pengambil

keputusan (decision maker) harus bertanggung jawab terhadap risiko

keputusan yang diambilnya (perhatikan manajerial siklus).

2.8. Fungsi dan Tujuan Pengambil Keputusan.

Pengambilan keputusan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah,

baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional

maupunsecara organisasional.

b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari

depan, masaakan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung

cukup lama.

Tujuan dalam pengambilan keputusan antara lain :

a. Tujuan Yang Bersifat Tunggal, terjadi apabila keputusan yang

dihasilkan hanyamenyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali

diputuskan, tidak ada kaitannyadengan masalah lain.

21
b. Tujuan Yang Bersifat Ganda, terjadi apabila keputusan yang

dihasilkanmenyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa keputusan

yang diambil itusekaligus memcahkan dua masalah atau lebih, yang

bersifat kontradiktif atau yangtidak kontradiktif.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Fungsi pengorganisasian meliputi organisasi karyawan dan sumberdaya-

sumberdaya lainnya melalui cara yang konsisten dengan tujuan perusahaan.

Setelah tujuan perusahaan dibuat (dari fungsi perencanaan), sumber daya akan

diperoleh dan dikelola untuk mencapai tujuan tersebut.

Fungsi pengorganisasian terjadi secara kontinu pada sepanjang hidup

perusahaan. Fungsi ini khususnya memiliki arti penting bagi perusahaan yang

sering melakukan restrukturisasi atas operasinya. Perubahan-perubahan

operasional seperti misalnya penciptaan jabatan baru ataupromosi seorang

karyawan dapat sering dilakukan. Perubahan-perubahan seperti ini bahkan dapat

22
menyebabkan perlunya dilakukan revisi pada alokasi pekerjaan karyawan yang

jabatannya tidak berubah

Untuk menggambarkan betapa pentingnya arti fungsi pengorganisasian,

kita lihat sebuah perusahaan konstruksi yang membangun sebuah perumahan.

Kontraktor umum ini memberikan tugas kepada para karyawannya. Dari

pekerjaan pembuatan fondasi hingga pengecatan, sebagian besar tugas harus

diselesaikan dalam urutan tertentu. Karena keseluruhan tugas tidak dapat

diselesaikan secara bersamaan, para pekerja kontraktor akan bekerja pada

beberapa rumah yang berbeda. Dengan cara ini karyawan dapat menerapkan

keahlian khusus mereka (seperti misalnya pengecatan, listrik, dan seterusnya)

pada rumah-rumah yang berada pada tahapan kostruksi yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Rohman Abd.2017.Dasar-dasar Manajemen.Malang Indonesia.Inteligensia media.

Hudin Sholeh Muhammad,Misra Isra,Sadikin Ali2020.Pengantar Manajemen dan

Bisnis.Banguntapan, Bantul,Yogyakarta.K-Media Anggota IKAPI

No.106/Dir/2018.

23

Anda mungkin juga menyukai