Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP

OLEH KELOMPOK II

EDEBERTA YUNIARTI KURDIN

FLORENTINA F.S PANDA

I.G.M ARYA RISKI A. PUTRA

HESRON A. BALUKH

YULIANA TAENA

YOHANES TAILOR GADUR

Kelas Alih Jenjang

Prodi S1 Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
kemurahan hatinya, penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah
Pedoman Pengorganisasian Keperawatan di Ruangan Rawat Inap ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka segala
kritik dan saran yang bersifat membangun, akan penyusun terima dengan hati terbuka.

Akhir kata penyusun menghaturkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi
sumber ilmu kita semua.

Kupang, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan .................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1


1.2 Tujuan ................................................................................................................2

BAB II Pembahasan .................................................................................................3

2.1 Konsep Dasar Pengorganisasian ........................................................................3

2.2 Tujuan Pengorganisasian ...................................................................................4

2.3 Prinsip pengorganisasian manajemen keperawatan ...........................................4

2.4 Jenis struktur organisasi dalam keperawatan .....................................................5

2.5 Pedoman pengorganisasian keperawatan di ruang rawat inap ...........................6

2.6 Contoh Pedoman Pengorganisasian Ranap ........................................................7

BAB III Penutup ....................................................................................................38

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................38

3.2 Saran ................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................39

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting.
Pengorganisasian merupakan proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada (kondisi masyarakat
dan fasilitas yang dimiliki. Pengorganisasian adalah proses menetapkan hubungan formal
di antara orang-orang dan sumber-sumber ke arah mencapai tujuan. Pengorganisasian
merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-
sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sukses. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan proses
membagi kerja ke dalam tugas-tugas kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi. adapun
dasar- dasar dalam organisasi adalah adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan
saling mengenal, adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling
berkaitan, tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran,
tenaga, waktu dan lainnya, adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,serta adanya
tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan pilar dalam pengorganisasian adalah Pilar Pertama :
pembagian kerja (division of work), Pilar Kedua : Pengelompokan Pekerjaan
(Departmentalization), Pilar Ketiga : penentuan relasi antar bagian dalam
organisasi (hierarchy), Pilar Keempat : penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan
aktifitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination). Dari berbagai
pertimbangan di atas, maka pengorganisasian dalam manajemen sangat dibutuhkan
sehingga suatu organisasi dapat berjalan dengan terstruktur dan dapat mencapai tujuan
bersama.
Efektifitas dan efisien dalam pelaksanaan kegiatan setelah suatu rencana dibuat,
dipengaruhi oleh bagaimana individu- individu yang berada dalam satuan kerja, bekerja
secara maksimal sesuai tanggung jawab dan wewenangnya, untuk itu pengorganisasian
menjadi langkah penting setelah kegiatan perencanaan.
Dalam pelayanan keperawatan, pengorganisasian dapat dilakukan mulai dari tingkat
atas sampai dengan tingkat ruangan, sedangkan dalam topik ini, pengorganisasian yang
akan dibahas adalah pengorganisasian pada tingkat ruangan rawat inap. Dalam pembuatan

1
perencanaan seorang manajer harus menyusun pengorganisasian personil agar dapat
dilaksananakan rencana secara efektif dan efisien. Dalam pengorganisasian, termasuk di
dalamnya adalah penyusunan struktur organisasi formal sebagai sarana mengkoordinasi
sumber- sumber untuk mencapai tujuan, menetapkan kebijakan dan prosedur, serta
menentukan posisi dan deskripsi tugasnya. Pengorganisasian pelayanan penting untuk
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Pengorganisasian ini dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.

1.2 TUJUAN
1) Mengetahui konsep dasar pengorganisasian
2) Mengetahui tujuan pengorganisasian
3) Mengetahui prinsip pengorganisasian
4) Mengetahui jenis struktur organisasi dalam keperawatan
5) Membuat makalah tentang pedoman pengorganisasian keperawatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar pengorganisasian


Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian
organisasi menurut para ahli :
a. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “ The Executive Fungsions “ mengemukakan
bahwa organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih.
b. James D. Mooney mengatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.
c. Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis dari pada bagian- bagian yang
saling ketergantungan/ berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui
kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Jadi organisasi dapat disimpulkan menjadi sekumpulan orang yang diarahkan untuk
mencapai tujuan spesifik. Setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
- Orang- orang
- Kerja sama
- Tujuan yang ingin dicapai

Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktifitas pokoknya


melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang
ingin dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.

Adapun ciri-ciri organisasi adalah :

- Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal
- Adanya kegiatan yang berbeda- bed, tetapi saling berkaitan satu sama lain yang
merupakan kesatuan kegiatan.
- Tiap- tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa pemikiran,
tenaga, waktu dan lainnya.
- Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan
- Adanya tujuan yang ingin dicapai.

3
2.2 Tujuan pengorganisasian
Tujuan dari pengorganisasian ialah untuk membimbing manusia-manusia agar bekerja
secara efektif. Dalam suatu organisasi semua pekerjaan kalau dilakukan oleh satu orang
saja terlalu berat, dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah
suatu kelompok kerja yang efektif.
Tujuan pengorganisasian dalam menajemen keperawatan adalah :
a. Pencapaian tujuan organisasi
b. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
c. Melakukan pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang efektif antara perorangan
dan kelompok
d. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melalui penyusunan struktur
organisasi yang baik
e. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
f. Melakukan pengawasan kegiatan- kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi
g. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan
melalui penyesuaian- penyesuaian yang penting. ( swanburg & swanburg, 1999 )
2.3 Prinsip pengorganisasian manajemen keperawatan
Untuk menyusun pengorganisasian kerja yang efektif dalam mencapai tujuan organisasi,
ada empat prinsip yang harus diperhatikan, yaitu pembagian kerja, pendelegasian tugas,
koordinasi dan manajemen waktu.
a. Pembagian kerja
Yang dimaksud dengan pembagian kerja adalah semua pekerjaan dibagi habis kepada
semua staf. Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk mengerjakan pekerjaan tertentu.
Untuk menghindari kesalahan maka manajer perawat hendaknya mengerti karakteristik
tugas, tanggung jawab dan wewenang stafnya. Job description, pengembangan
prosedur dan deskripsi hasil kerja diperlukan sebagai rambu- rambu pembagian kerja.
b. Pendelegasian tugas
Menurut ANA (2005) pendelegasian adalah penyerahan tanggung jawab kinerja atas
suatu tugas dari satu individu sedangkan pertanggungjawaban tetap tergantung
hasilnya. Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan tertentu. Dalam
pendelegasian mengandung unsur mentoring dan regenerasi yang baik atau alami serta
memiliki nilai bagaimana mengelola sumber daya yang efektif dan efisien dengan
kemampuan terbatas. Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi 2013, pendelegasian
4
yang baik harus melihat the five right of delegation, yang meliputi tugas/ pekerjaan,
lingkungan sekitar, orang yang ditunjuk, adanya pengarahan/ komunikasi yang baik dan
dilakukan supervisi atau evaluasi.
c. Koordinasi
Adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan berhubungan dengan pihak yang
terlibat dalam melancarkan kegiatan agar terjadi nada atau irama yang sama sehingga
terjadi keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di
tempat kerja. Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara :
- Membangun komunikasi dua arah yang baik dengan atasan maupun bawahan
- Membiasakan melakukan rapat formal (rapat resmi, pre dan post conferent )
- Melakukan pelaporan dan pecatatan yang teratur dan berkelanjutan
- Membuat pembakuan formulir- formulir yang dipakai dalam semua kegiatan
sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat.
d. Manajemen waktu
Biasanya digunakan oleh setiap orang untuk melakukan aktivitas apa saja. Kemampuan
mengelola waktu merupakan capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil
dalam mengelola waktu, maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara:
- Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori kegiatan
- Memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada
- Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak
mendesak/ rutin.
- Mendelegasikan kepada bawahan sesuai dengan sifat pekerjaan.
2.4 Jenis struktur organisasi dalam keperawatan
Pengorganisasian di ruang perawatan harus menyesuaikan dengan metode penugasan yang
diterapkan di ruang perawatan. Berikut adalah tipe atau jenis organisasi dilihat dari
strukturnya :
a. Organisasi Lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini mencirikan
bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan
organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangant dominan,
segala kendali ada di tangan pimpinan dan dalam melaksanakan kegiatan yang
diutamakan adalah wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok digunakan
untuk organisasi dengan jumlah karyawan yang sedikit, sarana dan prasarana yang
terbatas, serta tujuan dan kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi lini
5
mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat,
kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi dan pengawasan lebih
mudah. Kelemahannya adalah keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan
pemimpin yang benar- benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur
manusiawi sering terabaikan.
b. Organisasi staf
Merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi staf dicirikan dengan dalam
organisasi dikembangkan satuan organisasi staf yang berperan sebagai pembantu
pimpinan. Orang yang duduk di dalam organisasi staf adalah individu ahli sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan pimpinan.
Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya adalah
pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.
c. Organisasi lini dan staf
Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk organisasi ini, staf tidak
hanya diberi job sebagai penasehat, tetapi staf juga diberi tanggung jawab untuk
melaksanakan nasehat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan
organisasi sangat kompleks sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi juga harus
melaksanakannya. Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan telah
dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan
dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting serta
pengembangan bakat dan kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung
jawab kerja yang baik. Kelemahannya adalah pengambilan keputusan memakan waktu
lebih lama dan menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas-
batas wewenangnya.
2.5 Pedoman pengorganisasian keperawatan di ruang rawat inap
Pedoman memiliki arti kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana
sesuatu harus dilakukan. Pedoman juga dapat berarti hal (pokok) yang menjadi dasar
(pegangan, petunjuk, dan sebagainya) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu.
Berikut adalah contoh pedoman pengorganisasian keperawatan di ruang rawat inap.

6
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT XX

TAHUN 2023

RUMAH SAKIT XX

RUMAH SAKIT XX
Jl. Lintas Provinsi No. 12
Telp : ( 0380 ) 00000, Email :rs.xx2023@gmail.com

7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di seluruh dunia.
Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai
pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan
pelayanan yang mutakhir kepada pasien yang berdasarkan standar profesionalisme,
sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya
peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksakan
pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.

Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat untuk
mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang pentingnya
evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun
keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu
sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh anggota profesi.

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan, perawatan
ke pasien, baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular.

Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan-harapan singkat


ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu. Untuk
menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif dan
parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang
seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan
harapan yang akan terjadi dlam upaya meningkatkan mutu pelayanan.

Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap. Standar
sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas. Standar
digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan
akreditasi.

8
B. Tujuan Pedoman
1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan yang
terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan.
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal,
sehingga dapat memuaskan pasien.
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat sehingga
memberikan kesan yang positif.
5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan keluarga
sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Memberikan pelayanan rawat inap pada pasien dewasa dan anak yang meliputi :
1. Pemeriksaan dan konsultasi oleh dokter spesialis.
2. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan.
3. Pemeriksan dan pengobatan oleh dokter spesialis.
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
5. Tindakan medis yang bersifat diagnosti dan terapeutik.
6. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
instruksi dokter spesialis.
7. Pelayanan tranfusi darah.
8. Pemberian surat rujukan.
9. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen.

D. Batasan Operasional
Standar Unit kerja Rawat Inap Ruang kelas I,II, III & VIP, di Rumah Sakit XX meliputi
Ruang rawat pasien, ruang pos perawat, tempat loker, tempat linen kotor, tempat linen
bersih, kamar mandi/toilet. Adapun kondisi unit rawat inap anak di RS XX, terdiri dari:
a. Ruang Pasien Rawat Inap.
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperawatan pengobatan secara
berkesinambungan lebih dari 24 jam. Di Ruang rawat inap RS XX terdiri dari
kamarkelas I, II, III & VIP.
9
b. Ruang pos perawat
Ruangan ini dilengkapi meja kursi, tempat arsip, telepon, papan pengumuman.
Kegiatan di ruangan ini meliputi : Serah terima pasien baru dan pulang,
penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien (apabila diperlukan persetujuan
pengobatan, tindakan perawatan ataupun persetujuan tindakan bedah).
c. Tempat Loker.
Tempat loker di ruang rawat inap di RS XX digunakan untuk penyimpanan obat pasien.
d. Tempat Linen Kotor.
Tempat untuk penyimpanan bahan-bahan kotor yang telah digunakan di ruang rawat
inap sebelum di bawa ke ruang cuci (laundry). Tempat linen kotor di ruang kelas I, II,
III, VIP & Ruang Anak ember besar dan tutupnya.
e. Tempat Linen Bersih.
Tempatuntuk menyimpan bahan-bahan bersih yang akan digunakan di ruang rawat
inap. Linen bersih tersebut ditempatkan di dalam lemari dekat nurse station.
f. Kamar Mandi / Toilet.
Di ruang kelas I, II, III & vip, ruang rawat inap terdapat 18 Kamar mandi pasien yang
setiap hari dibersihkan oleh petugas cleaning service. Karena untuk kamar perawatan
kelas 1 & VIP tiap kamar pasien tersedia 1 kamar mandi dan toilet, dan kamar
perawatan kelas II & III terdapat 3 kamar mandi diluar kamar perawatan pasien.

E. Landasan Hukum.
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomoor 17 tahun2003 tentang Keuangan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004 tentang
Akuntabilitas Pelayanan Publik.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes / SK / I / 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Propinsi, Kabupaten /
Kota dan Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / Menkes / SK / III / 2002 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksakan Daerah.
10
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 / Menkes / SK / II / 2005 tentang Organisai dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Dalam NegeriNo. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal

11
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah kualifikasi SDM di unit kerja Rawat inap kelas I,II,III, VIP dan ruang
anak, adapun daftar kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Jumlah
No. Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Tenaga

1. Kepala Ruangan NERS BTCLS 1

3. Perawat Pelaksana D III Keperawatan BTCLS 10

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Rumah Sakit Hi.Muhammad Yusuf berdasarkan
shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap kelas I,II,III, VIP dan ruang anak saat ini berjumlah
11 Orang. Yang memegang tanggung jawab sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan : 1 Orang
2) Perawat Pelaksana : 10 Orang

Tenaga kerja di instalasi Rawat Inap Kelas I,II,III, VIP dan ruang anak, bekerja dengan
jadwal sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan : Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00 – 14.00
2)Perawat Pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah dijadwalkan.

C. Pengaturan Jaga
Rumah Sakit XX merupakan Rumah Sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk
melayani masyarakat umum.
Karyawan bekerja secara shift dengan waktu kerja yang di atur secara mandiri oleh unit
kerja rawat inap kelas I,II,III, VIP & Ruang Anak.

12
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
1) Batas keterlambatan karyawan maksimal 15 menit dari dimulainya jadwal shift.
2) Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan, maka karyawan
tersebut akan mendapat evaluasi kedisiplinan dari atasan langsung.
3) Apabila terjadi keterlambatan secara terus menerus, akan diberikan surat peringatan.
4) Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam 1 hari kerja atas persetujuan Kepala
Ruangan atau Katim.

Pengaturan tenaga kerja di Rawat Inap kelas I,II,III, VIP dan ruang anak ,berdasarkan shift
di bawah ini :
a) Kepala Ruangan
• Senin – Sabtu : 07.00 – 14.00
b) Karyawan Shift
• Senin – Minggu
o Shift I : 07.00 – 14.00
o Shift II : 14.00 – 21.00
o Shift III : 21.00 – 07.00

13
BAB III

STANDAR FASILITAS

Bangunan Rawat Inap kelas I,II, III, VIP, Rumah Sakit XX terletak di lantai 1 Rumah
Sakit, yang terdiri dari ruang Nurse station, Ruang rawat inap kelas I ada 3 kamar, kelas 2 ada
1 kamar kelas III ada 3 kamar, ruang VIP ada 12 kamar, sedangkan ruang anak terletak di lantai
2 rumah sakit yang terdiri dari ruang ruang Nurse station ,rawat inap kelas I ada 1 kamar, kelas
2 ada 1 kamar, kelas III ada 1 kamar dan ruang isolasi.

1. Standar Fasilitas
1) Standar pelayanan Minimal Unit Rawat Inap
a. Pemberian pelayanan di rawat inap.
b. Dokter Penanggung Jawab pasien rawat inap.
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap.
d. Jam praktek dokter spesialis.
e. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh/jatuh yang berakibatkecacatan
/kematian.
f. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien > 48 jam setalah masuk rawat inap.
g. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap.

2) Standar Minimal Peralatan di Rawat Inap

No. Peralatan Medis Keterangan

1. Section Ada
2. Minor Set Ada
3. Stetoskop Ada
4. Tensi Meter Ada
5. Termometer Ada
6. Pen Light / Senter Ada
7. Nebulizer Ada
8. Standar Infus Ada
9. Ambu Bag Ada

14
10 Tourniket Ada
11. Tongue Spatel Ada
12. Tabung O2 Ada
13. 02 sentral Ada
14 Tromol Ada
15 Troli Ada
16 Gunting Ada
17 Bak Instrumen Ada
18 Bengkok Ada
19. Urinal Ada
20. Laken Ada
21. Tempat Tidur Pasien Ada
22. Pispot Ada
23. Baskom Mandi Ada
24. Kursi Roda Ada

2. Sarana Kerja di Rawat Inap kelas I, II, III ,VIP.

No Sarana Kerja Keterangan


1. Kipas Angin Ada
2. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Ada
3. Pesawat Telepon Ada
4. File Catatan Keperawatan Ada
5. Buku Folio Ada
6. AC Ada
7. Lemari / Cabinet Ada
8. Kursi Ada
9. Loker Penyimpanan Obat Ada
10. Peralatan Infus Ada
11. Jam Dinding Ada
12. Tempat Sampah Ada

15
3. Fasilitas Ruang Rawat Inap

No. Ruangan Rawat Fasilitas Keterangan


1. VIP Tempat Tidur Pasien Ada 12 Kamar Rawat
Bantal
Lemari
Kursi Penunggu Pasien
Tiang Infus
AC
TV
Kulkas
Kamar Mandi / Toilet
Gayung
Keset
Gorden
Kunci Kamar
Tempat Sampah
2. Kelas I Tempat Tidur Pasien Ada 3 Kamar Rawat
Bantal Inap
Lemari
Kursi Penunggu Pasien
Tiang Infus
Kipas Angin
TV
Kamar Mandi / Toilet
Gayung
Keset
Gorden
Kunci Kamar
Tempat Sampah
3. Ruang Tempat Tidur Pasien Ada 4 Kamar Rawat
Alamanda ( Bantal Inap
kelas II dan III) Lemari

16
Kursi Penunggu Pasien
Tiang Infus
Gorden
Tempat Sampah
Kipas angin
4. Ruang Ester Tempat Tidur Pasien Ada 4 Kamar Rawat
(ruang anak) Bantal Inap
Lemari
Kursi Penunggu Pasien
Tiang Infus
Gorden
Tempat Sampah
Kipas angin

17
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Jenis pelayanan di rawat inap


1. Pemeriksaaan dan konsultasi oleh dokter spesialis.
2. Perawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan secara berkala.
3. Edukasi pasien oleh perawat atau dokter.
4. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan.
5. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis.
6. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
7. Tindakan Medis yang bersifat diagnostik dan terapeutik.
8. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
instruksi dokter spesialis.
9. Pelayanan Tranfusi Darah.
10. Pemberian Surat Rujukan.
11. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen, EKG, USG

18
BAB V

LOGISTIK

A. Pengadaan Sarana dan Prasarana


Pengadaan sarana dan prasarana seperti alat kesehatan dan obat adalah suatu prosedur
penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan yang digunakan oleh pasien di ruang rawat inap,
dan sebagai penggantinya dibebankan kepada pasien melalui resep yang dibuat oleh dokter.
Untuk alat habis pakai perawat menulisnya di lembar alkes dan di tanda tangani oleh
perawat.

B. Tujuan
1. Agar alat-alat dan obat-obatan emergency stok yang ada di ruang rawat inap.
2. Mencegah kesalahan dalam pemberian obat, dengan cara 10 benar.
3. Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas.
4. Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya.

C. Prosedur permintaan alat kesehatan dan obat-obatan


1. Jenis obat stok yang akan dipakai dan alat kesehatan yang akan diminta, ditulis pada
resep oleh dokter yang bertanggung jawab di ruangan, dan jika selain obat ditulis oleh
perawat pada form alkes.
2. Resep dan form alkes yang sudah di isi dengan lengkap diserahkan ke bagian farmasi.
3. Bila alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan yang diminta sudah tersedia akan diserah
terimakan ke ruang rawat inap, 1 lembar putih untuk farmasi dan 2 lembar (kuning dan
merah) di status pasien.

D. Prosedur pengganti alat kesehatan dan obat yang telah digunakan


1. Alat yang sudah digunakan oleh pasien ditulis pada resep .Obat-obatan yang sudah
digunakan ditulis pada resep dan dibuat resep oleh dokter, sedangkan alkes ditulis oleh
perawat pada form alkes.
2. Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke bagian farmasi
3. Bila alat kesehatan dan obat yang sudah disiapkan oleh bagian farmasi, diserahkan ke
perawat rawat inap.

19
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Alur Pelaporan Keselamatan Pasien


1. Apabila terjadi suatu insiden di Rumah Sakit, wajib segera ditindak lanjut
(dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindak lanjuti, segera buat laporan insden dengan mengisi formulir laporan
insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan langsung, paling lambat 2 x 24 jam,
jangan menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi formulir, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor.
(Atasan langsung disepakati sesuai keputusan manajemen : Supervisor / Kepala bagian
/ instalasi / departemen / unit, ketua komite medis / ketua K.SMF)
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading resiko terhadap
insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk intervensi dan analisa yang akan dilakukan
sebagai berikut :
➢ Grade Biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 1
minggu.
➢ Grade Hijau : intervensi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 2
minggu.
➢ Grade Kuning : intervensi komprehensif / analisa akar masalah / RCA oleh tim KP
di RS, waktu maksimal 45 hari.
➢ Grade Merah : investigasi komprehensif / analisa akar masalah / RCA oleh tim KP
di RS, watu maksimal 45 hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan insiden
dilaporkan ke tim KP di RS.
7. Tim KP di RS akan memganalisa kembali hasil investigasi dan insiden untuk
menentukan apakah perlu investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regrading.
8. Untuk grade kuning / merah, tim KP di RS akan melakukan analisa masalah / Root
Cause Analysis (RCA).

20
9. Setelah melakukan RCA, tim KP di RS akan membuat laporan dan recomendasi untuk
perbaikan serta “pembelajaran” berupa petunjuk / “safety alert” untuk mencegah
kejadian berulang.
10. Hasil RCA, recomendasi dan rencana kerja di laporkan kepada direksi.
11. Recomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran” diberikan umpan balik kepada unit
terkait.
12. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya masing-masing.
13. Monitoring dan perbaikan oleh tim KP di RS.

21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Konsultasi medis
1. DPJP menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait dengan konsultasi ke
dokter spesialis.
2. DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi.
3. Penanggung jawab pasien menandatangani inform consent.
4. Perawat ruang rawat inap menghubungangi dokter spesialis yang menjadi konsulan.
5. Penanggung jawab pasien di informasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter konsulan.

B. Indikasi dan prosedur laboratorium dan radiologi


1. DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi kepada
penanggung jawab pasien.
2. Penanggung jawab pasien menandatangani formulir inform consent pemeriksaan
radiologi dan laboratorium.
3. Perawat ruang rawat inap kelas I,II,III,VIP dan ruang anak menginformasikan tentang
pemeriksaan radiologi dan laboratorium kepada unit terkait.
4. Perawat rawat inap kelas I,II,III,VIP dan ruang anak melengkapi form pemeriksaan dan
menyerahkan kepada petugas radiologi dan laboratorium.
5. Pasien ditindak lanjuti sesuai dengan hasil pemeriksaan.

22
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Untuk peningkatan mutu pelayanan di rawat inap, maka rawat inap memfasilitasi pasien yang
dirawat untuk mendapatkan berbagai jenis pelayanan.

Alur Pelaporan Mutu

Adapun pelaporan mutu pelayanan di ruang rawat inap ruangkelas I,II,III,VIP dan ruang anak
di RS XX, seperti :

1. Pelaporan pemasangan tindakan invasive.


2. Pelaporan monitoring mutu keperawatan dengan 9 indikator
3. Pelaporan mutu pasien safety rawat inap dengan 20 indikator.
a. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayaan
• Kegiatan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien ditulis pada catatan
keperawatan yang sudah tersedia setiap harinya.
• Monitoring tindakan invasive dilakukan setiap setelah melakukan tindakan dan di
dokumentasikan.
• Monitoring mutu keperawatan dan pasien safety dan dicatat 1 x 24 jam dan
dilaporkan kepada bagian Kasie Mutu Keperawatan di akhir bulan.
• Informasi pasien tertulis di dalam catatan keperawatan pasien.
• Setiap shift jaga melakukan pelaporan dan serah terima pasien.

23
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

A. Struktur Organisasi
a. Secara struktur organisasi, instalasi rawat inap berada di bawah penanggung jawab
rawat inap. Dalam hal yang berkaitan dengan SDM keperawatan dan sarana prasarana
rawat inap akan berkoordinasi dengan penanggung jawab rawat inap.
b. Instalasi rawat inap adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin oleh seorang
kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik. Keperawatan atau
pelayanan penunjang medik, pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di Rumah
Sakit.
c. Struktur organisasi instalasi rawat inap kelas I,II,III,VIP dan ruang anak sebagai berikut
:

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT INAP KLAS I, II, III, VIP DAN
RUANG ANAK RUMAH SAKIT XX

Dokter Penanggungjawab :

1. dr. Doddy . Sp PD Direktur


2. dr. Syah Sp.OG
dr. Surya , M.M.R
3. dr. Herli Sp.B
4. drg. Ella
5. dr. Ismi Sp. A
6. dr. Eriza Sp. THT, KL

Kepala Ruang

Fedri , S. Kep.,Ns

Kelas I, II,III, VIP Ruang anak

Pj. tim

Tim I Tim II Tim III

24
BAB VI

URAIAN JABATAN

A. KEPALA INSTALASI RAWAT INAP


a. Tugas Pokok
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan pelayanan penunjang
medik, sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan melalui pengelolaan sumber daya
yang tersedia secara efektif, efisien dan produktif.

b. Fungsi
Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengevaluasian
penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan pelayanan penunjang
medik di lingkup instalasi.

c. UraianTugas
1) Merencanakan kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai di lingkup instalasi.
2) Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan penerimaan
instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
3) Menyusun standart pelayanan minimal instalasi.
4) Melaksakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok dan standart
pelayanan yang telah ditetapkan.
5) Mengelola dan memberdayakan semua sumber daya di instalasi dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan pelayanan.
6) Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi sesuai dengan
rencana kerja dan standart pelayanan minimal.
7) Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara berkelanjutan.
8) Melaksakan administrasi secara tertib, transparan dan akuntabel.
9) Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka pelaksnaan
tugas instalasi.
10) Melaksakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dan sumber
daya yang digunakan di lingkup instalasi.
11) Mengevaluasi standart pelayanan instalasi.

25
12) Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional instalasi.
13) Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai kebutuhan instalasi.
14) Melaporkan dan mempetanggungjawabkan pelaksanaan tugas operasional kepada
ardirektur secara berjenjang.

d. Kewenangan
1) Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai.
2) Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan
penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
3) Mengusulkan standart pelayanan instalasi.
4) Memimpin koordinasi dengan unit-unit kerja terkait termasuk Satuan Medis
Fungsional (SMF) dalam pelaksanaan tugas instalasi.
5) Mengatur penggunaan sarana prasarana secara efektif, efisien dan produktif.
6) Menyusun dan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi.
7) Melaksakan ketentuan disiplin kerja di instalasi.
8) Mengusulkan kinerja karyawan atau daftar penilaian dalam (SKP) di lingkup
instalasi.
9) Mengusulkan sistem “Reward dan Punisment” terhadap kinerja karyawan sesuai
dengan batas kewenangannya.

e. TanggungJawab
1) Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada direktur RS
secara berjenjang.
2) Menjamin kelancaran secara operasional dalam pelayanan atau dukungan
pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.
3) Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program kerja
(ketentuan)yang telah ditetapkan.

B. PENANGGUNG JAWAB SHIFF


a. Tugas Pokok
Mengkoordinir sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif, kolaboratif dan secara
teknis administratif bertanggung jawab kepada kepala ruang.
26
b. UraianTugas
1) Membuat rencana asuhan keperawatan bulanan, mingguan dan harian bersama
kepala ruang.
2) Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruang.
3) Melakukan pegkajian, menyusun diagnosa dan perencanaan tindakan bersama
anggota timnya.
4) Melakukan pengarahan kepada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan.
5) Melakukan kerjasama dengan tim perawatan lain dan kolaborasi dengan anggota
tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan secara
berkesinambungan.
6) Melakukan evaluasi dan audit internal asuhan keperawatan yang menjadi
tanggungjawab timnya.
7) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.
8) Menerima laporan dari anggota timnya tentang asuhan keperawatan yang menjadi
tanggungjawab timnya.
9) Membuat laporan pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan timnya kepada
kepala ruang baik secara lisan maupun tulisan.

C. PERAWAT PELAKSANA
a. UraianTugas
1) Membuat laporan harian mengenai asuhan keperawatan.
2) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain secara bergantian dinas.
3) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter.
4) Mengaplikasikan konsep bermain sesuai tahap perkembangan.
5) Memberikan pendidikan kesehatan.
6) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
7) Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam kondisi siap pakai.
8) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungan,
peraturan atau tata tertib, fasilitas dan cara penggunaanya, serta kegiatan rutin
sehari-hari di ruangan.
9) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan kelurganya.
27
10) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien.
11) Menyususn diagnosa keperawatan pasien.
12) Menyusun rencana asuhan keperawatan.
13) Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.
14) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan
15) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat.
16) Memantau dan menilai kondisi pasien.
17) Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan
yang lain.
18) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya
peningkatan mutu asuhan keperawatan
19) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang.
20) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan.
21) Melaksakan sistem dan pelaporan.
22) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah.
23) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai kedaan pasien
dan kebutuhan pasien.
24) Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan maupun tulisan.
25) Melaksaakan tugas-tugaslain yang diberikan oleh piminan.

28
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi Penunjang
Non Diagnostik

Instalasi
Instalasi IRNA Penunjang
Perawatan Diagnostik

Instalasi Instalasi
PDE Rekam Medik

RS Lain

A. HUBUNGAN INTERN
Instalasi rawat inap memberikan pelayanan yang berkomperhensif terhadap kebutuhan
pasien baik secara langsung yang berkaitan dengan pemeriksaan penunjang, diagnostic,
perawatan khusus maupun yang tidak langsung terkait dengan penunjang non diagnostic,
dokumen rekam medic dan SIMRS.

B. HUBUNGAN EKSTERN
Instalasi rawat inap berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal rujukan pasien yang
memerlukan perawatan tingkat yang lebih tinggi atau lanjut.

29
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Instalasi rawat inap (IRNA) berkoordinasi dengan bidang pelayanan dalam pengaturan sumber
daya manusia yang ada di instalasi. Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi personil rawat inap
sebagai berikut :

Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil

1. Berdasarkan Jenis Jabatan

Uraian Kualifikasi Jumlah Kebutuhan Keterangan


Jabatan Pendidikan Sertifikat yang Ada
Pelatihan
Kepala NERS BTCLS 1
Instalasi
Penanggung D III BTCLS 3
Jawab Shiff Keperawatan
Perawat D III BTCLS 7
Pelaksana Keperawatan

2. Pengembangan Diklat Tenaga Keperawatan


Perawatan yang perlu
Yang
No Jenis Pelatihan Kebutuhan pelatihan
sudah ada
2023 2017
1. Manajemen kepala 1 - 1
ruangan bangsal
2. CWCCA 11 1 10
3. PPGD 11 - 11
4. HIPPERKES 10 1 10

3. Berdasarkan Pembagian Instalasi


Penentuan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan Pedoman Cara Penghitungan
kebutuhan Tenaga Keperawatan (Direktur Pelayanan Keperawatan, Depkes 2002).

30
Cara perhitungan dalam satu ruangan :

No. Jenis / Kategori Rata-rata Rata-rata jam Jumlah jam


Pasien/hari perawat/pasien/hari perawat/hari
1. Pasien Ruang Majapahit
2. Pasien Ruang Sriwijaya
3. Pasien Ruang VIP/Kls.1
4. Pasien Ruang
Kls.2/Kls.3
5. Pasien Ruang Anak dan
Bayi
6. Pasien Ruang
Kebidanan
7. Pasien Ruang ICU
JUMLAH

Keterangan :

Jadi jumlah tenaga perawat yang diperlukan adalah =


Rata-rata jumlah pasien/hari X Rata-rata jam/perawat/pasien/hari = Jumlah Perawat
Jam kerja efektif/shiff

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi) :


Hari libur / cuti / hari besar (Loss Day) :
= 52 + 12 + 14 = 78 hari
286

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non-


nursing jobs) seperti contoh : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alkes, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.

Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + factor koreksi

Tabel Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Instalasi Rawat Inap

31
Tahun 2015

Ruang/Instalasi Kualifikasi Jumlah Kebutuhan Kekurangan


Pendidikan Sertifikat yang
Pelatihan Ada
Majapahit
Sriwijaya
VIP / Kelas I
Kelas II / III
Anak dan Bayi
Kebidanan
ICU
JUMLAH

32
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi di Instalasi Rawat Inap dilakukan oleh perawat baru sebagai upaya untuk
menyesuaikan diri pada tempat / unit kerja baru dalam rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan
/ jabatan dengan situasi baru yang berbeda dan asing.

A. Tujuan Kegiatan Orientasi


1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja.
2. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan di lingkungan rumah sakit serta
kebijakan pimpinan rumah sakit.
3. Memahami prosedur-prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit kerja.
4. Memahami teknik-teknik mengerjakan Basic Life Support dalam keadaan darurat.
5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf keperawatan.

B. Materi Orientasi
1) Materi Umum
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan.
b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan.
c. Falsafah / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.
d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan keperawatan.
e. Metode pemberian asuhan keperawatan.
f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan.
g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
h. Hak dan kewajiban perawat.
2) Materi Khusus
a. Struktur organisasi instalasi / ruangan.
b. Setting ruangan dan alat.
c. Tata tertib instalasi / ruangan.
d. Prosedur administrasi instalasi / ruangan.
e. Prosedur penerimaan pasien dan pemulangan pasien.
f. Manajemen / model asuhan keperawatan pasien di instalasi / ruangan.
g. Monitoring hemodinamik pasien di instalasi / ruangan.

33
h. Manajemen pengelolaan kegawatdaruratan pasien di instalasi / ruangan.
i. Manajemen penggunaan alat-alat khusus di instalasi / ruangan.
j. Manajemen logistik alat medis / non medis (linen) di instalasi / ruangan.
k. Manajemen pencucian dan sterilisasi alat di instalasi / ruangan.

C. Prosedur Kegiatan Orientasi


1. Tenaga keperawatan diserahkan dari urusan kepegawaian ke bidang keperawatan.
2. Tenaga keperawatan baru, pindahan dan mutasi antar ruang menerima penjelasan
materi orientasi yang meliputi materi umum dan khusus.
3. Perkenalan dengan pejabat struktural / fungsional di keperawatan
4. Pelaksanaan program orientasi di bidang keperawatan yang di jadwalkan mulai dari
IRJA, IGD, ICU, IBS dan IRNA.
5. Setelah pelaksanaan orientasi perawat yang bersangkutan membuat laporan ke bidang
keperawatan.
6. Berdasarkan evaluasi selama orientasi yang dibuat oleh masing-masing kepala ruang,
maka yang bersangkutan ditempatkan sesuai kebutuhan serta ketrampilan yang
bersangkutan melalui SK Direktur.

34
BAB X

PERTEMUAN / RAPAT

Instalasi Rawat Inap menyelenggarakan pertemuan / rapat, antara lain :

a. Rapat rutin dengan seluruh kepala ruang rawat inap yang diadakan setiap bulan.
b. Rapat rutin dengan seluruh administrasi rawat inap yang diadakan setiap bulan.
c. Rapat rutin dengan seluruh staff ruang rawat inap yang diadakan setiap dua bulan sekali.
d. Rapat koordinasi dengan instalasi lain.

35
BAB XI

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan merupakan dokumentasi kegiatan penyelenggaraan pelayanan rawat


inap di RS XX.

Kegiatan pelaporan dilakukan untuk memberikan data / informasi yang cepat, tepat dan akurat
kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan, sesuai dengan kondisi
yang terjadi serta penemuan kebijakan yang relevan. Di dalam pelaksanaannya, pelaporan
dilakukan secara berkala dan berjenjang.

Laporan berupa Laporan Harian, Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

36
BAB IX

PENUTUP

Peran Rumah Sakit XX sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
sehingga perlu ditingkatkan kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap agar mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terpadu. Koordinasi internal dan
eksternal Rumah Sakit perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kegiatan pelayanan rawat
inap di Rumah Sakit XX.

37
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam suatu organisasi, pedoman pengorganisasian merupakan hal vital yang
sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu organisasi. Tanpa pedoman, semua
perencanaan kegiatan tidak akan terlaksana dengan baik, meskipun memiliki struktur
organisasi. Pedoman pengorganisasian berfungsi sebagai pegangan atau acuan dalam
melakukan suatu kegiatan.
Efektifitas dan efisien dalam pelaksanaan kegiatan setelah suatu rencana dibuat,
dipengaruhi oleh bagaimana individu- individu yang berada dalam satuan kerja, bekerja
secara maksimal sesuai tanggung jawab dan wewenangnya, untuk itu pengorganisasian
menjadi langkah penting setelah kegiatan perencanaan. Tujuan dari pengorganisasian
ialah untuk membimbing manusia-manusia agar bekerja secara efektif. Dalam suatu
organisasi semua pekerjaan kalau dilakukan oleh satu orang saja terlalu berat, dengan
demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja
yang efektif.

3.2 SARAN
Makalah ini dibuat agar individu dapat memiliki gambaran terkait
pengoranisasian dan pedoman pengorganisasian dalam suatu organisasi. Sistem
manajemen yang sangat dibutuhkan agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik
dan dapat mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Dengan adanya makalah ini,
semoga dapat menjadi saluran ilmu bagi kita semua dalam menjalankan kegiatan kita
sebagai nakes dalam kehidupan sehari- hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

38
DAFTAR PUSTAKA

https://sirs.kemkes.go.id/fo/uploads/5371057/PEDOMAN_PENGORGANISASIAN_GIZI.p
df

https://id.scribd.com/document/395658167/Pedoman-Pengorganisasian-Bidang-Keperawatan

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/manajemen-
hubungan-masyarakat/dasar-dasar-pengorganisasian/22122429

https://stia-binataruna.e-journal.id/PUBLIK/article/view/277

39

Anda mungkin juga menyukai