OLEH KELOMPOK II
HESRON A. BALUKH
YULIANA TAENA
Prodi S1 Keperawatan
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
kemurahan hatinya, penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah
Pedoman Pengorganisasian Keperawatan di Ruangan Rawat Inap ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka segala
kritik dan saran yang bersifat membangun, akan penyusun terima dengan hati terbuka.
Akhir kata penyusun menghaturkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi
sumber ilmu kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perencanaan seorang manajer harus menyusun pengorganisasian personil agar dapat
dilaksananakan rencana secara efektif dan efisien. Dalam pengorganisasian, termasuk di
dalamnya adalah penyusunan struktur organisasi formal sebagai sarana mengkoordinasi
sumber- sumber untuk mencapai tujuan, menetapkan kebijakan dan prosedur, serta
menentukan posisi dan deskripsi tugasnya. Pengorganisasian pelayanan penting untuk
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Pengorganisasian ini dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
1.2 TUJUAN
1) Mengetahui konsep dasar pengorganisasian
2) Mengetahui tujuan pengorganisasian
3) Mengetahui prinsip pengorganisasian
4) Mengetahui jenis struktur organisasi dalam keperawatan
5) Membuat makalah tentang pedoman pengorganisasian keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
- Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal
- Adanya kegiatan yang berbeda- bed, tetapi saling berkaitan satu sama lain yang
merupakan kesatuan kegiatan.
- Tiap- tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa pemikiran,
tenaga, waktu dan lainnya.
- Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan
- Adanya tujuan yang ingin dicapai.
3
2.2 Tujuan pengorganisasian
Tujuan dari pengorganisasian ialah untuk membimbing manusia-manusia agar bekerja
secara efektif. Dalam suatu organisasi semua pekerjaan kalau dilakukan oleh satu orang
saja terlalu berat, dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah
suatu kelompok kerja yang efektif.
Tujuan pengorganisasian dalam menajemen keperawatan adalah :
a. Pencapaian tujuan organisasi
b. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
c. Melakukan pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang efektif antara perorangan
dan kelompok
d. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melalui penyusunan struktur
organisasi yang baik
e. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
f. Melakukan pengawasan kegiatan- kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi
g. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan
melalui penyesuaian- penyesuaian yang penting. ( swanburg & swanburg, 1999 )
2.3 Prinsip pengorganisasian manajemen keperawatan
Untuk menyusun pengorganisasian kerja yang efektif dalam mencapai tujuan organisasi,
ada empat prinsip yang harus diperhatikan, yaitu pembagian kerja, pendelegasian tugas,
koordinasi dan manajemen waktu.
a. Pembagian kerja
Yang dimaksud dengan pembagian kerja adalah semua pekerjaan dibagi habis kepada
semua staf. Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk mengerjakan pekerjaan tertentu.
Untuk menghindari kesalahan maka manajer perawat hendaknya mengerti karakteristik
tugas, tanggung jawab dan wewenang stafnya. Job description, pengembangan
prosedur dan deskripsi hasil kerja diperlukan sebagai rambu- rambu pembagian kerja.
b. Pendelegasian tugas
Menurut ANA (2005) pendelegasian adalah penyerahan tanggung jawab kinerja atas
suatu tugas dari satu individu sedangkan pertanggungjawaban tetap tergantung
hasilnya. Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan tertentu. Dalam
pendelegasian mengandung unsur mentoring dan regenerasi yang baik atau alami serta
memiliki nilai bagaimana mengelola sumber daya yang efektif dan efisien dengan
kemampuan terbatas. Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi 2013, pendelegasian
4
yang baik harus melihat the five right of delegation, yang meliputi tugas/ pekerjaan,
lingkungan sekitar, orang yang ditunjuk, adanya pengarahan/ komunikasi yang baik dan
dilakukan supervisi atau evaluasi.
c. Koordinasi
Adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan berhubungan dengan pihak yang
terlibat dalam melancarkan kegiatan agar terjadi nada atau irama yang sama sehingga
terjadi keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di
tempat kerja. Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara :
- Membangun komunikasi dua arah yang baik dengan atasan maupun bawahan
- Membiasakan melakukan rapat formal (rapat resmi, pre dan post conferent )
- Melakukan pelaporan dan pecatatan yang teratur dan berkelanjutan
- Membuat pembakuan formulir- formulir yang dipakai dalam semua kegiatan
sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat.
d. Manajemen waktu
Biasanya digunakan oleh setiap orang untuk melakukan aktivitas apa saja. Kemampuan
mengelola waktu merupakan capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil
dalam mengelola waktu, maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara:
- Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori kegiatan
- Memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada
- Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak
mendesak/ rutin.
- Mendelegasikan kepada bawahan sesuai dengan sifat pekerjaan.
2.4 Jenis struktur organisasi dalam keperawatan
Pengorganisasian di ruang perawatan harus menyesuaikan dengan metode penugasan yang
diterapkan di ruang perawatan. Berikut adalah tipe atau jenis organisasi dilihat dari
strukturnya :
a. Organisasi Lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini mencirikan
bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan
organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangant dominan,
segala kendali ada di tangan pimpinan dan dalam melaksanakan kegiatan yang
diutamakan adalah wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok digunakan
untuk organisasi dengan jumlah karyawan yang sedikit, sarana dan prasarana yang
terbatas, serta tujuan dan kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi lini
5
mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat,
kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi dan pengawasan lebih
mudah. Kelemahannya adalah keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan
pemimpin yang benar- benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur
manusiawi sering terabaikan.
b. Organisasi staf
Merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi staf dicirikan dengan dalam
organisasi dikembangkan satuan organisasi staf yang berperan sebagai pembantu
pimpinan. Orang yang duduk di dalam organisasi staf adalah individu ahli sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan pimpinan.
Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya adalah
pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.
c. Organisasi lini dan staf
Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk organisasi ini, staf tidak
hanya diberi job sebagai penasehat, tetapi staf juga diberi tanggung jawab untuk
melaksanakan nasehat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan
organisasi sangat kompleks sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi juga harus
melaksanakannya. Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan telah
dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan
dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting serta
pengembangan bakat dan kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung
jawab kerja yang baik. Kelemahannya adalah pengambilan keputusan memakan waktu
lebih lama dan menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas-
batas wewenangnya.
2.5 Pedoman pengorganisasian keperawatan di ruang rawat inap
Pedoman memiliki arti kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana
sesuatu harus dilakukan. Pedoman juga dapat berarti hal (pokok) yang menjadi dasar
(pegangan, petunjuk, dan sebagainya) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu.
Berikut adalah contoh pedoman pengorganisasian keperawatan di ruang rawat inap.
6
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT XX
TAHUN 2023
RUMAH SAKIT XX
RUMAH SAKIT XX
Jl. Lintas Provinsi No. 12
Telp : ( 0380 ) 00000, Email :rs.xx2023@gmail.com
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di seluruh dunia.
Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai
pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan
pelayanan yang mutakhir kepada pasien yang berdasarkan standar profesionalisme,
sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya
peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksakan
pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat untuk
mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang pentingnya
evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun
keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu
sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh anggota profesi.
Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan, perawatan
ke pasien, baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular.
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap. Standar
sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas. Standar
digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan
akreditasi.
8
B. Tujuan Pedoman
1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan yang
terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan.
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal,
sehingga dapat memuaskan pasien.
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat sehingga
memberikan kesan yang positif.
5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan keluarga
sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.
D. Batasan Operasional
Standar Unit kerja Rawat Inap Ruang kelas I,II, III & VIP, di Rumah Sakit XX meliputi
Ruang rawat pasien, ruang pos perawat, tempat loker, tempat linen kotor, tempat linen
bersih, kamar mandi/toilet. Adapun kondisi unit rawat inap anak di RS XX, terdiri dari:
a. Ruang Pasien Rawat Inap.
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperawatan pengobatan secara
berkesinambungan lebih dari 24 jam. Di Ruang rawat inap RS XX terdiri dari
kamarkelas I, II, III & VIP.
9
b. Ruang pos perawat
Ruangan ini dilengkapi meja kursi, tempat arsip, telepon, papan pengumuman.
Kegiatan di ruangan ini meliputi : Serah terima pasien baru dan pulang,
penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien (apabila diperlukan persetujuan
pengobatan, tindakan perawatan ataupun persetujuan tindakan bedah).
c. Tempat Loker.
Tempat loker di ruang rawat inap di RS XX digunakan untuk penyimpanan obat pasien.
d. Tempat Linen Kotor.
Tempat untuk penyimpanan bahan-bahan kotor yang telah digunakan di ruang rawat
inap sebelum di bawa ke ruang cuci (laundry). Tempat linen kotor di ruang kelas I, II,
III, VIP & Ruang Anak ember besar dan tutupnya.
e. Tempat Linen Bersih.
Tempatuntuk menyimpan bahan-bahan bersih yang akan digunakan di ruang rawat
inap. Linen bersih tersebut ditempatkan di dalam lemari dekat nurse station.
f. Kamar Mandi / Toilet.
Di ruang kelas I, II, III & vip, ruang rawat inap terdapat 18 Kamar mandi pasien yang
setiap hari dibersihkan oleh petugas cleaning service. Karena untuk kamar perawatan
kelas 1 & VIP tiap kamar pasien tersedia 1 kamar mandi dan toilet, dan kamar
perawatan kelas II & III terdapat 3 kamar mandi diluar kamar perawatan pasien.
E. Landasan Hukum.
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomoor 17 tahun2003 tentang Keuangan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004 tentang
Akuntabilitas Pelayanan Publik.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes / SK / I / 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Propinsi, Kabupaten /
Kota dan Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / Menkes / SK / III / 2002 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksakan Daerah.
10
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 / Menkes / SK / II / 2005 tentang Organisai dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Dalam NegeriNo. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
11
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Jumlah
No. Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Tenaga
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Rumah Sakit Hi.Muhammad Yusuf berdasarkan
shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap kelas I,II,III, VIP dan ruang anak saat ini berjumlah
11 Orang. Yang memegang tanggung jawab sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan : 1 Orang
2) Perawat Pelaksana : 10 Orang
Tenaga kerja di instalasi Rawat Inap Kelas I,II,III, VIP dan ruang anak, bekerja dengan
jadwal sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan : Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00 – 14.00
2)Perawat Pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah dijadwalkan.
C. Pengaturan Jaga
Rumah Sakit XX merupakan Rumah Sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk
melayani masyarakat umum.
Karyawan bekerja secara shift dengan waktu kerja yang di atur secara mandiri oleh unit
kerja rawat inap kelas I,II,III, VIP & Ruang Anak.
12
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
1) Batas keterlambatan karyawan maksimal 15 menit dari dimulainya jadwal shift.
2) Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan, maka karyawan
tersebut akan mendapat evaluasi kedisiplinan dari atasan langsung.
3) Apabila terjadi keterlambatan secara terus menerus, akan diberikan surat peringatan.
4) Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam 1 hari kerja atas persetujuan Kepala
Ruangan atau Katim.
Pengaturan tenaga kerja di Rawat Inap kelas I,II,III, VIP dan ruang anak ,berdasarkan shift
di bawah ini :
a) Kepala Ruangan
• Senin – Sabtu : 07.00 – 14.00
b) Karyawan Shift
• Senin – Minggu
o Shift I : 07.00 – 14.00
o Shift II : 14.00 – 21.00
o Shift III : 21.00 – 07.00
13
BAB III
STANDAR FASILITAS
Bangunan Rawat Inap kelas I,II, III, VIP, Rumah Sakit XX terletak di lantai 1 Rumah
Sakit, yang terdiri dari ruang Nurse station, Ruang rawat inap kelas I ada 3 kamar, kelas 2 ada
1 kamar kelas III ada 3 kamar, ruang VIP ada 12 kamar, sedangkan ruang anak terletak di lantai
2 rumah sakit yang terdiri dari ruang ruang Nurse station ,rawat inap kelas I ada 1 kamar, kelas
2 ada 1 kamar, kelas III ada 1 kamar dan ruang isolasi.
1. Standar Fasilitas
1) Standar pelayanan Minimal Unit Rawat Inap
a. Pemberian pelayanan di rawat inap.
b. Dokter Penanggung Jawab pasien rawat inap.
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap.
d. Jam praktek dokter spesialis.
e. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh/jatuh yang berakibatkecacatan
/kematian.
f. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien > 48 jam setalah masuk rawat inap.
g. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap.
1. Section Ada
2. Minor Set Ada
3. Stetoskop Ada
4. Tensi Meter Ada
5. Termometer Ada
6. Pen Light / Senter Ada
7. Nebulizer Ada
8. Standar Infus Ada
9. Ambu Bag Ada
14
10 Tourniket Ada
11. Tongue Spatel Ada
12. Tabung O2 Ada
13. 02 sentral Ada
14 Tromol Ada
15 Troli Ada
16 Gunting Ada
17 Bak Instrumen Ada
18 Bengkok Ada
19. Urinal Ada
20. Laken Ada
21. Tempat Tidur Pasien Ada
22. Pispot Ada
23. Baskom Mandi Ada
24. Kursi Roda Ada
15
3. Fasilitas Ruang Rawat Inap
16
Kursi Penunggu Pasien
Tiang Infus
Gorden
Tempat Sampah
Kipas angin
4. Ruang Ester Tempat Tidur Pasien Ada 4 Kamar Rawat
(ruang anak) Bantal Inap
Lemari
Kursi Penunggu Pasien
Tiang Infus
Gorden
Tempat Sampah
Kipas angin
17
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
18
BAB V
LOGISTIK
B. Tujuan
1. Agar alat-alat dan obat-obatan emergency stok yang ada di ruang rawat inap.
2. Mencegah kesalahan dalam pemberian obat, dengan cara 10 benar.
3. Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas.
4. Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya.
19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
20
9. Setelah melakukan RCA, tim KP di RS akan membuat laporan dan recomendasi untuk
perbaikan serta “pembelajaran” berupa petunjuk / “safety alert” untuk mencegah
kejadian berulang.
10. Hasil RCA, recomendasi dan rencana kerja di laporkan kepada direksi.
11. Recomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran” diberikan umpan balik kepada unit
terkait.
12. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya masing-masing.
13. Monitoring dan perbaikan oleh tim KP di RS.
21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Konsultasi medis
1. DPJP menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait dengan konsultasi ke
dokter spesialis.
2. DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi.
3. Penanggung jawab pasien menandatangani inform consent.
4. Perawat ruang rawat inap menghubungangi dokter spesialis yang menjadi konsulan.
5. Penanggung jawab pasien di informasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter konsulan.
22
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Untuk peningkatan mutu pelayanan di rawat inap, maka rawat inap memfasilitasi pasien yang
dirawat untuk mendapatkan berbagai jenis pelayanan.
Adapun pelaporan mutu pelayanan di ruang rawat inap ruangkelas I,II,III,VIP dan ruang anak
di RS XX, seperti :
23
BAB V
A. Struktur Organisasi
a. Secara struktur organisasi, instalasi rawat inap berada di bawah penanggung jawab
rawat inap. Dalam hal yang berkaitan dengan SDM keperawatan dan sarana prasarana
rawat inap akan berkoordinasi dengan penanggung jawab rawat inap.
b. Instalasi rawat inap adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin oleh seorang
kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik. Keperawatan atau
pelayanan penunjang medik, pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di Rumah
Sakit.
c. Struktur organisasi instalasi rawat inap kelas I,II,III,VIP dan ruang anak sebagai berikut
:
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT INAP KLAS I, II, III, VIP DAN
RUANG ANAK RUMAH SAKIT XX
Dokter Penanggungjawab :
Kepala Ruang
Fedri , S. Kep.,Ns
Pj. tim
24
BAB VI
URAIAN JABATAN
b. Fungsi
Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengevaluasian
penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan pelayanan penunjang
medik di lingkup instalasi.
c. UraianTugas
1) Merencanakan kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai di lingkup instalasi.
2) Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan penerimaan
instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
3) Menyusun standart pelayanan minimal instalasi.
4) Melaksakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok dan standart
pelayanan yang telah ditetapkan.
5) Mengelola dan memberdayakan semua sumber daya di instalasi dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan cakupan pelayanan.
6) Mengupayakan pemenuhan target, sasaran dan tujuan instalasi sesuai dengan
rencana kerja dan standart pelayanan minimal.
7) Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara berkelanjutan.
8) Melaksakan administrasi secara tertib, transparan dan akuntabel.
9) Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka pelaksnaan
tugas instalasi.
10) Melaksakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dan sumber
daya yang digunakan di lingkup instalasi.
11) Mengevaluasi standart pelayanan instalasi.
25
12) Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional instalasi.
13) Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai kebutuhan instalasi.
14) Melaporkan dan mempetanggungjawabkan pelaksanaan tugas operasional kepada
ardirektur secara berjenjang.
d. Kewenangan
1) Mengusulkan rencana kebutuhan, mutasi dan diklat pegawai.
2) Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional dan
penerimaan instalasi dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
3) Mengusulkan standart pelayanan instalasi.
4) Memimpin koordinasi dengan unit-unit kerja terkait termasuk Satuan Medis
Fungsional (SMF) dalam pelaksanaan tugas instalasi.
5) Mengatur penggunaan sarana prasarana secara efektif, efisien dan produktif.
6) Menyusun dan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi.
7) Melaksakan ketentuan disiplin kerja di instalasi.
8) Mengusulkan kinerja karyawan atau daftar penilaian dalam (SKP) di lingkup
instalasi.
9) Mengusulkan sistem “Reward dan Punisment” terhadap kinerja karyawan sesuai
dengan batas kewenangannya.
e. TanggungJawab
1) Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada direktur RS
secara berjenjang.
2) Menjamin kelancaran secara operasional dalam pelayanan atau dukungan
pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.
3) Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program kerja
(ketentuan)yang telah ditetapkan.
C. PERAWAT PELAKSANA
a. UraianTugas
1) Membuat laporan harian mengenai asuhan keperawatan.
2) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain secara bergantian dinas.
3) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter.
4) Mengaplikasikan konsep bermain sesuai tahap perkembangan.
5) Memberikan pendidikan kesehatan.
6) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
7) Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam kondisi siap pakai.
8) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungan,
peraturan atau tata tertib, fasilitas dan cara penggunaanya, serta kegiatan rutin
sehari-hari di ruangan.
9) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan kelurganya.
27
10) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien.
11) Menyususn diagnosa keperawatan pasien.
12) Menyusun rencana asuhan keperawatan.
13) Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.
14) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan
15) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat.
16) Memantau dan menilai kondisi pasien.
17) Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan
yang lain.
18) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya
peningkatan mutu asuhan keperawatan
19) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang.
20) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan.
21) Melaksakan sistem dan pelaporan.
22) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah.
23) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai kedaan pasien
dan kebutuhan pasien.
24) Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan maupun tulisan.
25) Melaksaakan tugas-tugaslain yang diberikan oleh piminan.
28
BAB VII
Instalasi Penunjang
Non Diagnostik
Instalasi
Instalasi IRNA Penunjang
Perawatan Diagnostik
Instalasi Instalasi
PDE Rekam Medik
RS Lain
A. HUBUNGAN INTERN
Instalasi rawat inap memberikan pelayanan yang berkomperhensif terhadap kebutuhan
pasien baik secara langsung yang berkaitan dengan pemeriksaan penunjang, diagnostic,
perawatan khusus maupun yang tidak langsung terkait dengan penunjang non diagnostic,
dokumen rekam medic dan SIMRS.
B. HUBUNGAN EKSTERN
Instalasi rawat inap berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal rujukan pasien yang
memerlukan perawatan tingkat yang lebih tinggi atau lanjut.
29
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Instalasi rawat inap (IRNA) berkoordinasi dengan bidang pelayanan dalam pengaturan sumber
daya manusia yang ada di instalasi. Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi personil rawat inap
sebagai berikut :
30
Cara perhitungan dalam satu ruangan :
Keterangan :
31
Tahun 2015
32
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi di Instalasi Rawat Inap dilakukan oleh perawat baru sebagai upaya untuk
menyesuaikan diri pada tempat / unit kerja baru dalam rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan
/ jabatan dengan situasi baru yang berbeda dan asing.
B. Materi Orientasi
1) Materi Umum
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan.
b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan.
c. Falsafah / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.
d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan keperawatan.
e. Metode pemberian asuhan keperawatan.
f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan.
g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
h. Hak dan kewajiban perawat.
2) Materi Khusus
a. Struktur organisasi instalasi / ruangan.
b. Setting ruangan dan alat.
c. Tata tertib instalasi / ruangan.
d. Prosedur administrasi instalasi / ruangan.
e. Prosedur penerimaan pasien dan pemulangan pasien.
f. Manajemen / model asuhan keperawatan pasien di instalasi / ruangan.
g. Monitoring hemodinamik pasien di instalasi / ruangan.
33
h. Manajemen pengelolaan kegawatdaruratan pasien di instalasi / ruangan.
i. Manajemen penggunaan alat-alat khusus di instalasi / ruangan.
j. Manajemen logistik alat medis / non medis (linen) di instalasi / ruangan.
k. Manajemen pencucian dan sterilisasi alat di instalasi / ruangan.
34
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
a. Rapat rutin dengan seluruh kepala ruang rawat inap yang diadakan setiap bulan.
b. Rapat rutin dengan seluruh administrasi rawat inap yang diadakan setiap bulan.
c. Rapat rutin dengan seluruh staff ruang rawat inap yang diadakan setiap dua bulan sekali.
d. Rapat koordinasi dengan instalasi lain.
35
BAB XI
Kegiatan pelaporan dilakukan untuk memberikan data / informasi yang cepat, tepat dan akurat
kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan, sesuai dengan kondisi
yang terjadi serta penemuan kebijakan yang relevan. Di dalam pelaksanaannya, pelaporan
dilakukan secara berkala dan berjenjang.
36
BAB IX
PENUTUP
Peran Rumah Sakit XX sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
sehingga perlu ditingkatkan kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap agar mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terpadu. Koordinasi internal dan
eksternal Rumah Sakit perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kegiatan pelayanan rawat
inap di Rumah Sakit XX.
37
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam suatu organisasi, pedoman pengorganisasian merupakan hal vital yang
sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu organisasi. Tanpa pedoman, semua
perencanaan kegiatan tidak akan terlaksana dengan baik, meskipun memiliki struktur
organisasi. Pedoman pengorganisasian berfungsi sebagai pegangan atau acuan dalam
melakukan suatu kegiatan.
Efektifitas dan efisien dalam pelaksanaan kegiatan setelah suatu rencana dibuat,
dipengaruhi oleh bagaimana individu- individu yang berada dalam satuan kerja, bekerja
secara maksimal sesuai tanggung jawab dan wewenangnya, untuk itu pengorganisasian
menjadi langkah penting setelah kegiatan perencanaan. Tujuan dari pengorganisasian
ialah untuk membimbing manusia-manusia agar bekerja secara efektif. Dalam suatu
organisasi semua pekerjaan kalau dilakukan oleh satu orang saja terlalu berat, dengan
demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja
yang efektif.
3.2 SARAN
Makalah ini dibuat agar individu dapat memiliki gambaran terkait
pengoranisasian dan pedoman pengorganisasian dalam suatu organisasi. Sistem
manajemen yang sangat dibutuhkan agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik
dan dapat mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Dengan adanya makalah ini,
semoga dapat menjadi saluran ilmu bagi kita semua dalam menjalankan kegiatan kita
sebagai nakes dalam kehidupan sehari- hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
38
DAFTAR PUSTAKA
https://sirs.kemkes.go.id/fo/uploads/5371057/PEDOMAN_PENGORGANISASIAN_GIZI.p
df
https://id.scribd.com/document/395658167/Pedoman-Pengorganisasian-Bidang-Keperawatan
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/manajemen-
hubungan-masyarakat/dasar-dasar-pengorganisasian/22122429
https://stia-binataruna.e-journal.id/PUBLIK/article/view/277
39