Anda di halaman 1dari 15

PENGORGANISASIAN

Disusun untuk memenuhi tugas

ASAS – ASAS MANAGEMENT

DOSEN PENGAMPU :

EKO PURWANTO, M.IKOM

DISUSUN OLEH :

Ardian Stia Pratama 2070201004


M. Akbar Agung Anjani 2070201010
Arsyi Fityay Pahlevi 2070201048
Kevin Prasetyo Wardana 2070201050

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU KOMUNIKASI
2020/2021

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat tuhan Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah
dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengorganisasian”.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang
lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar
bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan Makalah yang
menjadi tugas mata kuliah Asas-Asas Management yang berjudul
“Pengorganisasian”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Asas-Asas
Management Bapak Eko Purwanto, M.IKOM yang telah membimbing
penyelesaian makalah. Kami juga berterimakasih kepada parah pihak yang
mendukung penulisan makalah ini. Penulis berharap mampu memberikan sudut
pandang baru bagi pembaca.
Demikian pula dengan makalah ini, tentu masih banyak kekurangan. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekhilafan. Maka dengan hal itu kami sangat mengharapakan kritik dan saran
dari semua pihak sehingga ke depan dapat menjadi koreksi untuk kemajuan dan
lebih baik demi penyempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb

Tangerang, 5 Maret 2021

Tim penulis

i
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR PUSAKA.............................................................................ii
BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................2
BAB II..................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Pentingnya Pengorganisasian...................................................3
B. Tahapan dalam Pengorganisasian...........................................4
C. Struktur Organisasi dalam Pengorganisasian........................6
D. Bentuk Organisasi dalam Pengorganisasian...........................7
E. Departemen dalam Pengorganisasian......................................8
BAB 3..................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................10
B. Saran.........................................................................................11
DAFTAR PUSAKA...........................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi itu abstrak (kasat mata), walaupun banyak orang yang bekerja
dan hidup dari organisasi namun tidak seorangpun yang pernah melihat atau
menyentuh organisasi. Kita bisa melihat barang atau merasakan manfaat jasa
yang diberikan oleh suatu organisasi, bahkan mengenal siapa saja yang
bekerja di dalamnya, tetapi jarang sekali kita mengetahui apa alasan dan
motivasi organisasi tersebut menyediakan barang/jasa itu, atau bagaimana cara
mengontrol dan mempengaruhi para anggotanya. Semua itu tidaklah terlihat
oleh mata banyak orang yang berada di luar organisasi tersebut.
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang
tidak biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian
dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya
tidak lain manusia bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur
manusia jugalah penyebab kalang kabutnya kondisi negara kita dimana
sebagian orang berteriak keras " Ubah sistem ..ubah sistem ". Apa yakin
dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah, manusia
jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu rakus
sebagaimana ilmu ekonomi menyebuthomo economicus.
Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi
kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu
manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya
dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan
cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai
tujuan yang ditetapkan. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah
ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pentingnya Pengorganisasian adalah?
2. Tahapan dalam Pengorganisasian adalah?
3. Struktur Organisasi dalam Pengorganisasian adalah?
4. Bentuk Organisasi dalam Pengorganisasian adalah?
5. Departemen dalam Pengorganisasian adalah?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pentingnya Pengorganisasian.
2. Untuk mengetahui Tahapan dalam Pengorganisasian.
3. Untuk mengetahui Struktur Organisasi dalam Pengorganisasian.
4. Untuk mengetahui Bentuk Organisasi dalam Pengorganisasian.
5. Untuk mengetahui Departemen dalam Pengorganisasian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Pengorganisasian
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu
lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu
pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan
olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian sebagai salah
satu dari fungsi manajemen.

Pengorganisasian  (organizing) merupakan suatu cara pengaturan


pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996).
Sedangkan Hani Handoko (1999) memberikan pengertian pengorganisasian
adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya.

Menurut Syani, secara metodologis pengorganisasian adalah suatu cara


manajerial yang berhubungan dengan usaha-usaha kelompok untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pembagian kerja. Dalam
usaha-usaha ini para anggota kelompok melaksanakan pekerjaannya disertai
pengetahuan dan metode ilmiah berdasarkan perspektif umum yang perlu
memelihara dan menjaga yang relevansi responsive dengan tujuan organisasi.
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya
manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
perusahaan.

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah


tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga
kerja organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya,
dimana setiap pengelompokan didikuti dengan penugasan seorang

3
manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota
kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para
karyawan.
4. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan
wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan


untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan
antar pekerjaan yang efektif di antara mereka dan pemberian lingkungan dan
fasilitas pekerjaanyang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
Pengorganisasian juga dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan membagi
tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktivitas yang hendak
dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi. Oleh karena itu,
dalam pengorganisasian diperlukan tahapan sebagai berikut:

1. Menegetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai.


2. Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas
tertentu.
3. Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis.
4. Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang
hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan
yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang
hendak dioperasikan.
5. Penunjukkan sumberdaya manusia yang menguasai bidang
keahliannya.
6. Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan
yang ditunjuk.

Organisasi (organization) dan pengorganisasion (organizing) memiliki


hubungan yang erat dengan manajemen. Organisasi merupakan alat dan
wadah atau tempat manejer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.

4
B. Tahapan dalam Pengorganisasian
Ada 5 tahap pengorganisasian yang dapat digunakan untuk memanajemen
suatu organisasi untuk mampu berkembang dengan baik,walaupun banyak
tantangan-tantangann yang dihadapi.

Tahap-tahap tersebut yaitu :

1. Tahap Kreatifitas
 Orientasi menuju keterampilan operasional dan kewirausahaan
 Organisasi ini berfokus pada produksi dan pemasaran
 Jenis komunikasi non-formal
 Jam kerja yang relatif panjang dengan bonus yang lebih banyak
 Kegiatan organisasi dikelola berdasarkan umpan balik pada kondisi
pasar atau reaksi konsumen.
2. Tahap Pengarahan
 Organisasi fungsional memisahkan produksi dan pemasaran
 Penentuan karyawan didasarkan pada spesialisasi
 Pengiriman produksi dan pembelian dikendalikan oleh sistem
akuntansi yang baik
 Standar beban kerja, sistem insentif dan persiapan anggaran telah
diadopsi
 Komunikasi menjadi semakin formal sesuai dengan hierarki posisi
 Fungsi kepemimpinan mulai memainkan peran pada tahap ini.
3. Tahap Pendelegasian
 Tanggung jawab karyawan meningkat
 Pusat laba dan bonus sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan
 Komunikasi antara atasan dan bawahan semakin langka melalui media
surat, surat edaran, buletin atau bentuk komunikasi tertulis, yang
semakin banyak digunakan
 Moral karyawan meningkat dengan delegasi

5
 Promosikan perluasan pasar sehingga karyawan dapat menilai
kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
4. Tahap Koordinasi
 Fungsi perencanaan digunakan secara formal dan selalu direvisi
 Kegiatan organisasi produktif
 Staf penelitian dan pengawas dipekerjakan untuk memperkuat kantor
pusat
 Biaya dihitung dengan cermat
 Unit operasional akan menjadi pusat pendapatan secara ekonomi.
Pemrosesan data biasanya terpusat untuk membuat proses pengambilan
keputusan lebih mudah dan lebih cepat.

C. Struktur Organisasi dalam Pengorganisasian


Stoner dan Wankell (1986:243) membatasi bahwa struktur organisasi
adalah susunan dan hubungan antarbagian komponen dan posisi dalam suatu
perkumpulan (Organizational structure can defined as the arrangement and
interrelationship of the component parts and positions of a company). Struktur
organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-
bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka
dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-
fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan,
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi.
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi
adalah:

6
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Teknologi yang digunakan
3. Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4. Ukuran organisasi

Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:


1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas
individual dalam organisasi.
2. Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk
menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan
3. Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi
satuan kerja organisasi
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam
suatu kelompok kerja.

Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-


departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan hubungan di
antaranya. Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek utama suatu struktur
organisasi:
1. Pembagian kerja.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen

D. Bentuk Organisasi dalam Pengorganisasian


1. Democratic Decentralized (DD)
Tidak memiliki pemimpin yang permanen. Koordinator dipilih untuk
menangani suatu tugas yang harus diselesaikan. Koordinator pun bisa
berubah/diganti bila ada perubahan dalam pekerjaan (task). Keputusan yang

7
dibuat harus berdasarkan konsensus kelompok, bukan hanya wewenang satu
orang saja.

     Komunikasi sangatlah penting karena setiap individu harus benar-benar


paham akan segala sesuatu yang harus ditangani / dikerjakan. Sifat
komunikasi antar anggota di sini adalah komunikasi horizontal, karena tidak
ada istilah pimpinan dan bawahan dalam bentuk organisasi ini.

2. Controlled Decentralized (CD)


Memiliki satu pemimpin utama yang menangani dan mengkoordinir tugas-
tugas utama. Terdapat pemimpin-pemimpin sekunder yang dipilih pemimpin
utama untuk mengkoordinir dan menangani sub-sub tugas yang dibagi
berdasarkan kebijakan pemimpin utama. Pemimpin sekunder ini menjadi
koordinator dalam sub-sub group yang dibentuk berdasarkan pembagian
tugas.
     
Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama antar anggota
dalam masing-masing sub group. Sedangkan pengambilan keputusan antar
group diputuskan oleh pemimpin utama. Komunikasi juga tetap diperlukan
dalam satu sub group. Komunikasi dilakukan secara horizontal antar anggota
dalam satu sub group. Tetapi terjadi komunikasi vertikal antara sub-sub
kelompok dengan pemimpin utama tim.

3. Controlled Centralized (CC)


Hanya ada pimpinan utama tim di sini, semua tugas dikoordinir dan
ditangani langsung oleh pimpinan utama. Semua pengambilan keputusan
terhadap suatu masalah berada di tangan pimpinan utama.

Pimpinan utama ini pula yang menentukan anggota kelompok mana yang
harus bekerja dan tidak bekerja. Semua komunikasi tim harus melalui

8
pimpinan utama. Karena itu sifat komunikasi dalam bentuk organisasi ini
hanya bersifat vertikal.

E. Departemen dalam Pengorganisasian


1. Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan
yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa – numeral
9. Proyek atau matriks

2. Departementalisasi Fungsional
Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama
atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum
dan bentuk dasar departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional
adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi
utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian
organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat
terhadap fungsi-fungsi. pendekatan fungsional mempunyai berbagi
kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-
fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota
berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.

9
3. Departementalisasi Divisional
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar
produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur
organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab
atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis
produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran
yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur
organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah ,
kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau
geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat
dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan
usahanya.

4. Organisasi Proyek dan Matriks


Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi
campuran (hybrid design). Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu
atau lebih tipe-tipe departementalisasi lainnya. Struktur proyek dalam matriks
bermaksud untuk mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe design
fungsional dan divisional dengan menghindari kekurangan-kekurangan.

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang
direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan
pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif
di antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas
pekerjaanyang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.

10
2. Menurut Stoner (1996) tahapan-tahapan dalam proses
pengorganisasian terdiri dari lima langkah sedangkan menurut
Hani Handoko pengorganisasian terdiri atas tiga langkah.
3. Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-
mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.

B. Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini
diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami
pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan.

11
DAFTAR PUSAKA

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.


Siswanto, H.B. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://www.google.com/elearning.gunadarma.ac.id/
bab11dasar_dasar_pengorganisasian.html diakses pada tanggal 31
MARET 2015
http://www.findtoyou.com/fungsi+pengorganisasian+dalam+manajemen.html
diakses pada tanggal 27 Oktober MARET 2015

12

Anda mungkin juga menyukai