1 Oleh :
KELOMPOK 8
FATHHURAHMAN 1693141064
SERLI 1993141094
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA, sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen, yaitu makalah yang
berjudul “ Fungsi Pengorganisasian Manajemen Perusahaan”.Makalah ini dibuat dengan
beberapa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan .............…………………………………….........................................................
B. Saran........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4. Ukuran organisasi
Desain organisai dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh
manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dann
lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi
menuntut manajer untuk melihat secara berssamaan ke dalam organisasi dan keluar
organisasi.
Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting, pertama adalah perubahan
strategi dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain organisasi merupakan
proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur termasuk mencoba dan
kemungkinan berbuat salah dalam rangka menyusun desain organisasi. Manajer hendaknya
memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi
dengan gaya situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang ada di desain untuk
menyesuaiakan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik.
B. Rumusan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber
daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan
dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas tersebut.
Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak
dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan
terjadi biaya yang tidak perlu.
Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para
anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme
pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada
tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-eEisienan dan konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat
mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup
aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu :
1) pembagian kerja,
6) saluran komunikasi,
7) penggunaan komite,
Pilar Keempat : penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian dalam
organisasi atau koordinasi (coordination)
Pembagian Kerja adalah Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan
pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan) –yang mungkin saja bersifat
kompleks—menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan
ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut. Contoh dari
Pembagian Kerja misalnya Pembagian Kerja dalam Bisnis Restoran, pembagian kerja dapat
berupa pembagian kerja untuk bagian dapur, pelayanan pelanggan di meja makan, kasir, dan
lain sebagainya.
Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik secara vertikal
maupun secara horizontal.
Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen
atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif
STRUKTUR ORGANISASI
2. Dia pada dasarnya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti strategi". Strategi akan
menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara
para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi
berubah maka struktur organisasi juga berubah.
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja. 3 )
PEMBAGIAN KERJA
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana individu-individu tidak dapat
mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara kooperatif
dan dikoordinasikan dapat mencapai basil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep ini
disebut synergy. Tiang dasar pengorganisisian adalah prinsip pembagian kerja (division of
labor) yang memurigkinkan synergy terjadi.
Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : di mana ada manajer tim, kepala
pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini
efektif karena bila hanya omponen kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan, kualifikasi
personalia yang rendah digunakan, dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan
perpindahan yang percuma dari komponen pekerjaan yang besar diminimumkan. Lebih dari
itu, pembagian kerja mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien
untuk meningkatkan produktivitas. Namun demikian, beberapa penulis telah menunjukkan
adanya konsekuensi-konsekuensi pada perilaku karyawan sehubungan dengan pembagian
kerja, bila hal itu dilaksanakan secara ekstrim. Ini dapat menimbulkan kebosanan, keletihan,
monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efi-
siensi.
1. Pendekatan Fungsional
Penentuan sub-subbagian dari organisasi atau proses departementalisasi yang pertama adalah
berdasarkan fungsi (functional departmentalization). Berdasarkan pendekatan ini, proses
departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu yang mesti dijalankan dalam
sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi bisnis misalnya, ada pekerjaan-pekerjaan yang
terkait dengan fungsi produksi, ada peketjaan-pekerjaan yang terkait dengan pelanggan atau
pasar, sehingga dinamakan dengan fungsi pemasar• an, dan lain sebagainya. Pada Gambar
8.6 ditunjukkan contoh sebuah desain organisasi melalui departementalisasi yang dibentuk
berdasarkan pendekatan fungsional.
Seperti yang ditunjukkan oleh garis terputus-putus dalam Gambar di atas, setiap bagian
dalam struktur organisasi dibentuk untuk menjalankan berbagai fungsi yang terkait dengan
kegiatan bisnis perusahaan PT ABC. Bagian Keuangan, Produksi, Pemasaran, dan SDM
memiliki fungsi yang khas dalam setiap pekerjaan bisnisnya. Dan, setiap bagian tersebut
secara lebili rinci diturunkan menjadi subbagian promosi dan penjualan (bagian Pemasaran),
produksi dan pergudangan (bagian Produksi), serta rekrutmen dan seleksi dan pelatihan dan
pengembangan (bagian SDM).
2. Pendekatan Produk
Bagian-bagian produk susu, sabun mandi, pasta gigi, dan mi instan, seperti ditunjukkan
dalam Gambar melalui garis putus-putus, merupakan contoh departementalisasi berdasarkan
produk. Pada pelaksanaannya, departementalisasi berdasarkan produk ini tidak selalu harus
berada di bawah bagian tertentu dalam struktur organisasi tertentu, akan tetapi juga dapat
dibuat tersendiri dalam suatu organisasi tertentu, akan tetapi juga dapat dibuat tersendiri
dalam suatu organisasi
. Seperti misalnya ditunjukkan dalam Gambar dibawah.
Pada Gambar diatas tersebut jelas bahwa bagian-bagian fungsional seperti Pemasaran,
Produksi, Keuangan, dan SDM tidak selalu harus berada di atas subbagian berdasarkan
produk, akan tetapi juga dapat menjadi subbagian dari departemen berdasarkan produk
3. Pendekatan Pelanggan
4. Pendekatan Geografis
Berdasarkan Gambar di atas, tampak bahwa wilayah penjualan dari PT ABC mencakup
empat daerah sebagaimana disebutkan di atas. Agar penjualan lebih dapat terkonsentrasi dan
disebabkan karakteristik pelanggan dan lingkungan di wilayah geografis berbeda-beda, maka
departementalisasi berdasarkan geografis bisa dilakukan. Pendekatan ini tidak saja dilakukan
untuk menentukan bagian atau departemen di bawah bagian penjualan, tetapi juga dapat
dilakukan dalam berbagai jenis organisasi lainnya. Organisasi yang memiliki berbagai cabang
di berbagai daerah biasanya melakukan desain organisasi berdasarkan pendekatan ini.
Perusahaan perbankan juga termasuk ke dalam organisasi yang melakukan departementalisasi
berdasarkan geografis dikarenakan perusahaan perbankan mengandalkan kantor-kantor
cabangnya dalam meraih pangsa pasarnya.
Pendekatan Matriks
Irisan kedua bagian ini digambarkan melalui lingkaran atau bentuk lonjong sebagaimana
ditunjukkan oleh Gambar 8.11. Berdasarkan pendekatan ini tenaga kerja tidak saja
bertanggung jawab dan berkoordinasi kepada atasan fungsionalnya saja, tetapi juga kepada
pimpinan proyek di mana tenaga tersebut terlibat.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Kata manjemen tampaknya begitu sering di dengar, manajemen erat kaitannya
dengan konsep organisasi. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam
struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tertentu. Berbagai organisasi
memiliki tujuan yang berbeda-beda tergantung pada jenis organisasinya. Elemen-elemen
suatu organisasi adalah manusia, tujuan tertentu, pembagian tugas-tugas, sebuah sistem untuk
mengoordinasi tugas-tugas, serta sebuah batas yang dipatok, yang menunjukan pihak yang
berada diluarnya. Setiap organisasi dibentuk dengan tujuan mencapai sasaran atau saran-
saran tertentu. Secara luas sasaran dapat dirumuskan sebagai: memuaskan kebutuhan,
keinginan, atau sasaran-sasaran para anggotanya.
B. saran
a. Manajemen harus di isi oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya serta memiliki
tanggung jawab sehingga proses manajerisasi dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
b. Organisasi harus berjalan sebagaimana visi dan misi dari tujuan organisasi tersebut, karena
banyak kasus dimana organisasi bertindak sewenang-wenang dan tidak sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.
c. Seorang manajer harus memiliki pemahaman yang baik tentang sistem manajemen dan
organisasi sehingga dapat menjalankan tugas manajer dengan baik.