Dosen Pengampu:
• Hilmy Baroroh, S.E.I., M.E.K
Disusun oleh :
• Nurhalisa (20108030121)
• Akmal Fikri (20108030122)
• Sabrilla Irdwia Putri (20108030123)
A.Pengertian Produksi
Produksi adalah salah satu aktivitas ekonomi yang menghasilkan hasil akhir
atau output dari suatu proses yang membutuhkan beberapa masukan atau input.
Sehingga kegiatan produksi merupakan kombinasi antara beberapa masukan atau
input yang bisa disebut faktor-faktor produksi yang akan menghasilkan keluaran
atau output agar nilai guna barang atau jasa tersebut bertambah. Produksi diukur
sebagai tingkat hasil produksi (output) perperiode waktu karena merupakan
konsep aliran.
Sedangkan Kahf mendefinisikan kegiatan produksi dalam Islam sebagai usaha
manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga
moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan
dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat Supawi Pawenang,
B.Faktor Produksi
1.Tanah
Islam telah mengakui tanah sebagai suatu faktor produksi tetapi tidak setepat dalam
arti sama yang digunakan di zaman modern. Dalam tulisan klasik yang dianggap sebagai
suatu faktor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan
dalam proses produksin, umpamanya permukaan bum, kesuburan tanah, sifat-sifat
sumber –sumber daya, udara dan air.
2. Tenaga Kerja
Buruh merupakan faktor produksi yang diakui di setiap sistem ekonomi terlepas dari
kecenderungan ideologi mereka.
3. Modal
Suatu sistem ekonomi Islam harus bebas dari bunga. Dalam sistem itu bunga tidak
diperkenankan memainkan pengaruhnya yang merugikan pekerja, produksi dan
distribusi
4. Organisasi
Peranan organisasi dalam ekonomi Islam:
Pertama, dalam ekonomi Islam yang pada hakikatnya lebih berdasarkan ekuiti (equity-based)
daripada berdasarkan pinjaman (loan-based), para manajer cenderung mengelola perusahaan yang
bersangkutan dengan pandangan untuk membagi deviden dikalangan pemegang saham atau berbagi
keuntungan diantara mitra suatu usaha ekonomi.
Kedua, sebagai akibat, pengertian tentang keuntungan bisa mempunyai arti yang lebih luas dalam
kerangka ekonomi Islam karena bunga pada modal tidak dapat dikenakan lagi.
Ketiga, karena sifat terpadu organisasi inilah tuntutan akan integritas moral, ketepatan dan kejujuran
dalam perakunan (accounting) barangkali jauh lebih diperlukan daripada dalam organisasi sekular
mana saja yang para pemilik modalnya mungkin bukan merupakan bagian dari manajemen.
Keempat, adalah bahwa faktor manusia dalam produksi dan strategi usaha barangkali mempunyai
signifikansi lebih diakui dibandingkan dengan strategi manajemen lainnya yang didasarkan pada
memaksimalkan keuntungan atau penjualan.
C. Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran output.
Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi hasilnya
juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti
dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan
tenaga kerja.
Secara sistematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f (L, R, C, T)
“Dialah yang telah menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah disegala penjuru
dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali) setelah
dibangkitkan.”
2.Menegakkan fungsi sebagai duta Allah (Khalifah) di bumi dan semangat kerja antar manusia.
3.Keyakinan bahwa Allah menciptakan dunia bagi manusia dengan tujuan agar manusia dapat
memakmurkan dan mengambil manfaatnya.
E. Unsur-Unsur Produksi
1. Bekerja
a. Seorang pekerja muslim harus memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya atau pekerjaan yang
dapat ditunaikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya.
b. Seorang pekerja hendaknya mengetahui kebutuhan kerja dan trend yang sedang berkembang
agar dapat mengerjakan pekerjaan dengan baik.
c. Senang dan ikhlas dalam suatu pekerjaan.
2. Modal Dagang
a) Modal Finansial
1) Terdapat dua orang yang mengadakan kerjasama dalam bentuk penggabungan modal.
2) Terjadi penggabungan modal dan tenaga.
3) Terjadi penggabungan modal, namun pelaksana investasi hanya dipercayakan kepada salah
seorang saja.
4) Tenaga dua orang yang sepakat melakukan usaha bersama, dengan modal hanya berasal dari
salah satu pihak saja.
b) Modal barang, modal ini berasal dari seseorang yang bekerja dan mempunyai kekayaan berupa
alat-alat dan barang-barang tertentu. Pengembangan incomnya dilakukan dengan cara persewaan
F. Produksi yang diharamkan dalam Ekonomi Islam
1. Investasi harta dengan cara yang membahayakan masyarakat. Islam mengharamkan
produksi yang hanya merealisasikan kepentingan pribadi dan membahayakan
masyarakat umum.
2. Riba, Islam dan agama-agama samawi lainnya mengharamkan riba karena dalam riba
terdapat hal yang membahayakan masyarakat dan ekonomi.
3. Jual beli tidak jelas (gharar)
4. Investasi pungutan pajak untuk menghasilkan uang.
5. Pencurian.
6. Perampasan.
7. Upah pekerjaan yang haram dilaksanakan, seperti mas kawin, zina, dan tips bagi dukun.
Mencari harta dengan cara menjual minuman keras, bangkai, babi dan lain-lain.
8. Suap
9. Menimbun
Sedangkan menurut Qardhowi yang dikutip oleh Wandha Cholifah Ramadhan berikut
ini apa-apa saja produksi yang dilarang dalam Islam, yaitu:
1. Menanam tanaman yang diharamkan karena berbahaya bagi manusia seperti, Poppy
dari buah opium, cannabis atau heroin, ganja, narkotika, tembakau. Chorome untuk
dijadikan liquid, anggur jika diniatkan untuk membuat wine (minuman keras).
2. Memproduksi barang-barang haram, baik haram dikenakan atau haram dikoleksi.
Misalnya, membuat patung atau cawan dari bahan emas dan perak, membuat gelang
emas untuk laki-laki.
3. Produk yang merusak akidah, etika dan moral manusia seperti, produk yang
berhubungan dengan kemusyrikan, pornografi dan sadism, baik dalam opera, film dan
musik.
G.Biaya Produksi
Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Biaya eksplisit
Ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor produksi (nilai dan
semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa uang untuk
mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung.
2. Biaya implisit
Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya atas
produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi
yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh: penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.
H. Teori Produksi
Dalam suatu proses produksi, terdapat proses produksi yang terjadi dalam kurun waktu
tertentu yang terbagi menjadi dua, yaitu:
3)Produksi Marginal
Produksi marginal atau Marginal Product (MP) adalah tambahan total hasil
produksi yang diakibatkan oleh pertambahan jumlah faktor produksi variabel
yang digunakan.
Dari keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam produksi
dengan satu input variabel berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang
atau The Law of Diminishing Return. Hukum ini menyatakan bahwa output yang
diterima dari proses produksi akan semakin menurun apabila input variabel yang
digunakan mangalami pertambahan secara terus-menerus.
Output atau hasil produksi yang dihasilkan secara rata-rata akan terus menurun
nilainya karena faktor produksi variabel yang digunakan semakin besar sedangkan
faktor produksi tetapnya bernilai tetap. Sehingga jika hal ini dilakukan terus-menerus
maka total produksi juga akan menurun nilainya. Hal itu dikarenakan faktor produksi
tetap semakin lama nilainya juga akan habis. Misalkan saja terdapat sepetak tanah.
nilainya juga akan habis. Misalkan saja terdapat sepetak tanah. Tanah tersebut selalu
digarap dan ditanami tumbuh-tumbuhan secara terus menerus tanpa henti. Sehingga
semakin lama tanah tersebut akan kehilangan kesuburannya dan tumbuh-tumbuhan
itu akan mati. Hal itu dikarenakan unsur hara yang terdapat pada tanah tersebut akan
hilang atau habis.
Kurva diatas menunjukkan bahwa terdapat peristiwa yang terjadi pada tiap-tiap tahapnya. Masing-
masing tahap menunjukkan elastisitas produksi yang nilainya berbeda-beda.
Elastisitas Produksi (Ep) adalah rasio perubahan dari output yang dihasilkan yang diakibatkan dari
perubahan input yang digunakan. Ep dapat dituliskan sebagai berikut:
∆Q Q
Ep= ― . ―
∆L L
Karena ∆Q⁄∆L merupakan MP, maka besar kecilnya Ep bergantung pada besar kecilnya nilai MP.
Terdapat tiga tahapan yang ada pada diagram tersebut. Tahap I pada kurva diatas adalah bagian yang
menunjukkan input variabel atau tenaga kerja yang masih sedikit sedangkan ouputnya relatif besar.
Sehingga jika input variabel terus ditambah maka TP, MP, dan AP akan terus bertambah nilainya.
Tahap II menunjukkan produksi total terus naik hingga mencapai titik optimum atau titik tertingginya,
sedangkan AP dan MP terus menurun hingga MP mencapai titik nol. Pada Tahap III menunjukkan
jumlah tenaga kerja yang semakin banyak. Hal itu membuat TP, AP, dan MP menurun, bahkan kurva
MP berada di bawah garis origin atau garis nol.
b.Produksi dengan dua input variabel
Produksi ini merupakan kombinasi antara dua faktor produksi variabel untuk
mengahsilkan output atau hasil produksi yang sama. Dalam hal ini, kombinasi yang paling
mudah adalah antara faktor produksi modal (Capital) dengan tenaga kerja (Labour). Jika
terdapat perusahaan yang ingin meningkatkan. Hasil produksi maka yang bisa dilakukan
adalah dengan menambah dua input variabel dan meningkatkan produksi atau menambah
dua input variabel tersebut yaitu tenaga kerja dan modal. Jika faktor produksi yang
bersifat variabel adalah jumlah tenaga kerja, modal atau peralatan, maka fungsi
persamaan yang dapat ditulis adalah.
Q= f (L,C)
Dengan Q sebagai output atau jumlah hasil produksi, L sebagai Labour atau tenaga
kerja, dan C sebagai Capital atau modal ataupun peralatan yang mana kedua ini
merupakan input variabel.
Dalam teori ini, terdapat kurva isoquant yang menunjukkan hasil produksi sama dan garis
isoqost yang menunjukkan biaya untuk proses produksi sama.