Disusun Oleh:
MAN 1 MANGGARAI
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu
melimpahkan karunia-Nya, kepada seluruh umat manusia, yang atas izin-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Percobaan Korosi Pada Paku”
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Sejalan dengan dinamika bangsa ini masih terus mencari cara yang lebih efektif
untuk menghasilkan generasi baru yang cerdas, maka dari itu penulis mendukung semua
itu dengan cara mencari sesuatu yang jarang ditampilkan dan banyak dipertanyakan salah
satunya dengan membuat makalah ini, yang dapat bermanfaat dengan berbagai pokok
masalah.
Dengan adanya laporan ini, mudah-mudahan dapat mengembangkan pengetahuan
sains khususnya kimia para kaum pelajar untuk lebih maju dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kemudian tak lupa kami tuturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing penulis, kepada :
Pembimbing kami,Ibu Inayah Said s.p.d..Kami sadar bahwa penelitian ilmiah yang penulis
buat ini, masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai
pihak untuk perbaikan isi penelitian ini, kami sambut dengan senang hati.
B.TUJUAN
Untuk dapat mengetahui proses korosi dan paku manakah yang menjadi berkarat
setelah dimasukkan ke zat cair.
Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai
zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa
sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat
logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe 2O3.nH2O, suatu
zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai
anode, di mana besi mengalami oksidasi.
atau
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian
membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang
bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai
faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia
atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan
dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada
dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi
yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan
bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya
korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan
oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan
sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Korosi pada besi dapat dicegah dengan membuat besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), namun
proses ini membutuhkan biaya yang mahal, sehingga tidak sesuai dengan kebanyakan pengunaan besi
Pengecatan
Pengecatan berfungsi untuk melindungi besi dari kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung
timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika
terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan
dan jembatan biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
Dibalut plastik
Plastik mencegah terjadinya kontak besi dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga biasanya dibalut
plastik untuk menghindari korosi.
Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi mengkilap. Cromium plating
dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat memberikan perlindungan meskipun lapisan krom
tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper
mobil.
Timah termasuk logam yang tahan karat. Kemasan kaleng dari besi umumnya dilapisi dengan timah.
Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau electroplating. Lapisan timah akan melindungi besi
selama lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses korosi
karena potensial elektrode besi lebih positif dari timah.
Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini karena potensial elektroda besi
lebih negatif daripada seng, maka besi yang kontak dengan seng akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode. Seng akan mengalami oksidasi sehingga besi akan lebih awet.
Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan yang mahal biayanya. Hal
ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan cara menanamkan logam magnesium
kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat,
sedangkan besi tidak karena magnesium merupakan logam yang aktif .
1. Elektrolit
Elektrolit ini merupakan sebuah kandungan yang terdapat dalam garam atau juga asam dengan sifat
yang mudah terikat dengan oksigen sehingga pada proses pengkaratan akan terbilang sangat mudah
dan cepat.
Asam atau garam yang akan mengandung elektrolit juga banyak ini ditemukan dalam air asin laut dan air
hujan.
2. Sel Elektrokimia
Karat di sini juga akan muncul apabila ada dua logam yang akan saling bersentuhan dengan salah satu
logamnya yang juga memiliki potensial rendah yang apabila bersentuhan dengan yang potensialnya
tinggi.
Maka akan dapat menyebabkan oksidasi akibat suatu kandungan oksigen di udara karena karat lebih
sering terjadi pada logam dengan potensi rendah.
Karat juga dapat muncul sebagai akibat adanya anode dan katode yang terbentuk akibat adanya kutub-
kutub muatan yang akan muncul dari permukaan suatu logam yang tidak rata.
4. Kelembapan Udara
Udara yang lembap juga tentu akan mengandung banyak uap air dan akibat air merupakan salah satu
faktor penyebab suatu korosi maka udara lembap juga dapat mengakibatkan logam yang mudah
berkarat.
5. pH
Pada sebuah suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi pada korosi besi ini akan lebih cepat, sebagaimana
suatu reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang akan ditandai dengan potensial
reduksinya akan lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun basa.
6. Suhu
Semakin tinggi suhu, akan semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana suatu laju reaksi kimia
meningkat seiring bertambahnya suhu.
7. Bakteri
Tipe bakteri tertentu dapat juga mempercepat korosi, karena mampu menghasilkan suatu karbon
dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S). CO2 ini akan menurunkan pH sehingga dapat menaikkan
kecepatan korosi.
H2S dan besi sulfida (Fe2S2) akan hasil reduksi sulfat (SO42-) oleh bakteri pereduksi sulfat pada suatu
kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini juga dapat menaikkan
kecepatan korosi.
8. Galvanic Coupling
Bila besi yang terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah teroksidasi,
potensial reduksi ke yang lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang dapat menyebabkan
terjadinya aliran elektron dari anode ke katode.
Hal ini juga menyebabkan besi akan lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa suatu keberadaan
logam kurang reaktif. Efek ini disebut juga sebagai efek galvanic coupling.
Karat pada dasarnya merupakan sebuah proses kimia elektronik pada bahan metal. Berbagai faktor-
faktor yang dapat memicu terjadinya suatu karat yakni air dan elektron bebas, karena itu karat juga
sering disebut sebagai pertemuan antara besi atau baja dengan air dan elektron bebas.
Tanpa salah satu faktor tersebut, karat ini tidak akan timbul. Proses pada terjadinya karat akan
dipercepat dengan keberadaan garam.
Berikut ini ialah beberapa perbedaan korosi dan karat diantaranya sebagai berikut :