Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Tentang
KOROSI

Oleh :

NAMA :
1. NINA KARMILA WENI SELLY
2. NURMAWATI KUPAIKAI
KELAS : XII IPA
MAPEL : KIMIA

SMA MUHAMMADIYAH KALABAHI


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.

Kalabahi, 22 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II ISI
A. Pengertian Korosi
B. Penyebab Korosi
C. Proses Terjadinya Korosi
D. Dampak dari Korosi
E. Mencegah Terjadinya Korosi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
B. Langkah Kerja
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan. Karat
adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif
yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis
logam yang mengalami korosi. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan
karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak
logam dan membahayakan.Oleh karena itu,dengan pentingnya mempelajari pencegahan
korosi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya korosi?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya korosi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses bagaimana terjadinya korosi.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya korosi.
3. Untuk mengetahui faktor- faktor penyebab terjadinya korosi
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempercepat korosi
BAB II
ISI

A. Pengertian Korosi
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama
terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu
logam oleh gas oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut
dengan karat. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus
Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi dan Oksigen
(O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan
reaksi pembentukan karat :
Anode : Fe2+ + 2e- → Fe
Katode           : 2H2O → O2 + 4H+ + 4e-
Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam
akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi
merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi.
B. Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif  (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta
garam, baik dalam bentuk senyawa maupunan-organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif keudara dapat mempercepat proses
korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses korosi
peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta
senyawa-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif.
Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan
organik. Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam
kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan
sangat mudah terlepas ke udara.
C. Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam yang
pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum,
yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian,
korosi menimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang
mengkonsumsi elektron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya
merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh
korosi logam besi dalam udara lembab.
D. Dampak dari Korosi
Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan
bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara
teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja,
sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan
sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat
berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia
yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak
dapat dicegah atau dihentikan sama sekali.
Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat
proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya
transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang
memberikan elektron dan lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi
pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut
kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut.
Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam
dan menangkap elektron-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan
korosi sungguh luar biasa.
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan
kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada
peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung
berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak
akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan
bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi
pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan
efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya.
Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi
basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di
udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi
dilingkungan bertemperatur diatas 500oC.
E. Mencegah Terjadinya Korosi
Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan
besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, missalnya dengan cara
pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom, nekel, penyepuhan atau
galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun
tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya
digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan.
Cara lainnya adalah dengan apa ayang disebut dengan PROTEKSI KATODIK,
yaitu menlindungi benda besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai
KATODA, secara sederhana bias dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah
terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi
pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi,
bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara
tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil.
Misalnya menara menara antena, terbuat dari besikan. Lalu kenapa mereka tidak bisa
berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak
menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan
Alat :
 5 buah gelas plastik
 3 buah plastik
 5 buah paku ukuran besar yang masih mengkilap
 5 buah karet
 5 buah kapas
Bahan :
 Air putih
 Larutan NaCl (air garam)
 Minyak Goreng
 Air panas
B. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :
Alat            : 5 buah gelas plastik, kapas, paku ukuran besar yang masih mengkilap.
Bahan  : Air putih, larutan garam (NaCl), air panas
2. Beri label setiap gelas dengan tulisan :
Gelas 1 (udara kosong)
Gelas 2 (air garam)
Gelas 3 (air putih)
Gelas 4 (air panas)
Gelas 5 (minyak goreng)
3. Menuangkan semua larutan ke dalam gelas dengan tinggi kira-kira 3 cm.
 Gelas 1 : Memasukan paku ke dalam gelas yang kosong dan ditutup oleh plastik
Gelas 2 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi larutan garam (NaCl)   dan
ditutup oleh plastik, dengan posisi semua terkena larutan
Gelas 3 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi air putih (H2O), dengan
posisi semua bagian terkena air dengan keadaan terbuka.
Gelas 4 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi H2O (air) mendidih dengan
posisi semua bagian terkena air dan ditutup oleh plastic
Gelas 5 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi minyak goreng, dengan posisi
semua bagian terkena air dalam keadaan terbuka
4. Simpan tabung (gelas aqua) tersebut selama ±7 hari.
5. Amati perubahan yang terjadi pada paku-paku tersebut dan tulis hasil pengamatan
hasil pengamatan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Nama Perubahan Pada Gelas
Keterangan
Gelas Sebelum Sesudah
Udara kosong
1 Paku masih mengkilat Tidak ada karat
(tertutup)
Paku menghitam dan
ada serbuk kuning yang
Paku masih mengkilat dan melekat di paku. Air Paku dalam air
2
air garam masih jernih tidak berubah tetapi garam (tertutup)
warna menjadi agak
keruh
Paku menghitam dan
ada serbuk kuning yang
Paku masih mengkilat dan Paku dalam air
3 melekat di paku. Air
air putih masih jernih putih (terbuka)
berubah menjadi warna
kuning
Paku masih mengkilat dan Paku dalam air
4 Sedikit serbuk kuning
air panas masih jernih panas (tertutup)
Paku masih mengkilat dan Paku dalam minyak
5 Tidak ada karat
minyak goreng masih jernih goreng (terbuka)

B. Pembahasan
1. Paku yang dimasukan ke dalam wadah kosong tertutup mengalami korosi sedikit
karena adanya suhu.
2. Paku yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air garam yang tertutup
mengalami korosi karena larutan air garam terdapat O2 dan H2O.
3. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air bening yang terbuka
mengalami korosi karena adanya O2 dan H2O.
4. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air panas dalam keadaan
tertutup mengalami korosi karena terdapat H2O.
5. Paku yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi minyak goreng dalam keadaan
terbuka tidak mengalami korosi karena tidak ada O2. Korosi yang terjadi
pada paku.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, dapat ditarik suatu
kesimpulan jika korosi terjadi karena adanya satu pengaruh lingkungan terhadap suatu
benda, dan adanya beberapa faktor yang menyebabkan korosi terjadi , adapun faktor itu
adalah :
 Udara (O2) : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan
udara disekitarnya, jadikorosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen
bereaksi dengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe).
 Air (H2O) : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinya adalah air (H2O), sehingga
jika lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi dengan air (O2)
 Jenis pereduksi : Tidak semua pereduksi mampu menyebabkan korosi, contohnya
HCl, dan larutan lainya dari asam halida.
 Jenis Logam : Logam yang sangat reaktif dapat mencegah logam lain untuk
bereduksi sehingga kejadian korosi dapat dicegah.
Ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi
beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari
oksida.
B. Saran
Praktikum ini hanya menggunakan beberapa bahan saja, masih banyak
bahan lainnya yang dapat menguji faktor-faktor yang mempengaruhi korosi
sehingga disarankan masih ada kegiatan praktikum yang menggunakan bahan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://mutiarasybh.blogspot.com/2014/10/makalah-korosi.html

Anda mungkin juga menyukai