Anda di halaman 1dari 9

RENCANA KESELAMATAN KERJA [RKK] OLEH : FAJAR HUSEN, ST

KEBIJAKAN K3

Setiap Perusahaan Badan Usaha yang bergerak di bidang pelayanan jasa


konstruksi terutama bidang Konstruksi Bangunan Gedung. Sistem Manajemen
Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3). SMK3 adalah bagian dari sistem
manajemen Perusahaan secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Kebijakan Perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah agar setiap
pengurus dan karyawan mendapatkan tempat yang aman dan sehat dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya
serta mengambil langkah-langkah positif sehingga pengurus dan karyawan
terjamin dan bekerja dengan aman dan sehat.
Secara garis besar, kebijakan Perusahaan adalah:
1. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi;
2. mengutamakan keselamatan pengurus dan karyawan dengan menjamin bahwa
semua pengurus dan karyawan telah mengetahui dan melaksanakan
pekerjaannya secara produktif yaitu dengan cara yang aman melalui petunjuk
yang benar, instruksi pekerjaan yang tepat, instruksi pemakaian peralatan
yang tepat, instruksi pemakaian bahan yang tepat melalui pengawasan yang
tepat.
3. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien, untuk mendorong
produktifitas dengan menyediakan fasilitas, peralatan, perlengkapan

RKK – Fajar Husen, ST


RENCANA KESELAMATAN KERJA [RKK] OLEH : FAJAR HUSEN, ST

keselamatan kerja yang layak dan memadai serta menjamin akan digunakan
secara tepat.
4. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwa kecelakaan itu
dapat dicegah serta target utama SMK3 adalah “zero accident”.
5. meningkatkan perlindungan dan pelestarian lingkungan dalam segala
aktivitas dan meminimumkan kerusakan yang mungkin terjadi akibat aktivitas
tersebut.

DISUSUN OLEH:

FAJAR HUSEN, ST
Peserta Pelatihan

Rencana Keselamatan Kerja (RKK)

RKK – Fajar Husen, ST


RENCANA KESELAMATAN KERJA [RKK] OLEH : FAJAR HUSEN, ST

PERENCANAANK3

1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian


Risiko K3, Penanggung Jawab
Istilah-istilah dan definisi yang digunakan dalam Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi sesuai Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 adalah sebagai berikut :
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya
disingkat K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan
konstruksi.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum yang selanjutnya disingkat SMK3 Konstruksi
Bidang PU adalah bagian dari sistem manajemen organisasi
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3
pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
3. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang
mencakup bangunan gedung, bangunan sipil, instalasi mekanikal dan
elektrikal serta jasa pelaksanaan lainnya untuk mewujudkan suatu
bangunan atau bentuk fisik lain dalam jangka waktu tertentu.
4. Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan,
mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi
dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan,
kerusakan,kerugian, kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan
penyakit akibat kerja. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun
lingkungan kerja.

RKK – Fajar Husen, ST


RENCANA KESELAMATAN KERJA [RKK] OLEH : FAJAR HUSEN, ST

5. Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap


keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkunganyang
dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan
konstruksi.
6. Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang
dimulai dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko
dan mengendalikan risiko.
7. Rencana K3 Kontrak yang selanjutnya disingkat RK3K adalah
dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan
konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui olehPengguna
Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksiantara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang PU.
8. Monitoring dan Evaluasi K3 Konstruksi adalah kegiatan pemantauan
dan evaluasi terhadap kinerja Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang
meliputi pengumpulandata, analisa, kesimpulan dan rekomendasi
perbaikan penerapan K3 Konstruksi.

Tahapan-tahapan pekerjaan “Pembangunan Jalan, Jembatan,

Gedung, Bangunan Air, dan Konstruksi Lainay” yang harus


diidentifikasi, dinilai resiko sehingga dapat dikendalikan resiko K3nya
meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Konstruksi
3. Pekerjaan Arsitektur
4. Pekerjaan Lain - Lain

RKK – Fajar Husen, ST


RENCANA KESELAMATAN KERJA [RKK] OLEH : FAJAR HUSEN, ST

Adapun hasil Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,


Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab kegiatan disajikan pada
tabel 1.1 (terlampir).

2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi antara lain sebagai
berikut :

1. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;


2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ;
3. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang
Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000, Nomor 63) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 157);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 63) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

RKK – Fajar Husen, ST


RENCANA KESELAMATAN KERJA [RKK] OLEH : FAJAR HUSEN, ST

Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2010 Nomor 95);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3957);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi
Nasional;
11. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
12. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 384/KPTS/M/2004 tentang
Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi Bendungan;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/Per/M/2008 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
14. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 100);
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

3. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi antara lain sebagai
berikut :
1. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ;

RKK – Fajar Husen, ST


RENCANA KESELAMATAN KERJA [RKK] OLEH : FAJAR HUSEN, ST

3. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan


Umum Nomor: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang
Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000, Nomor 63) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 157);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 63) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 95);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3957);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi
Nasional;
11. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

RKK – Fajar Husen, ST


RENCANA KESELAMATAN KERJA [RKK] OLEH : FAJAR HUSEN, ST

12. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 384/KPTS/M/2004 tentang


Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi Bendungan;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/Per/M/2008 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
14. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 100);
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

PENGENDALIAN OPERASIONAL K3

Pengendalian operasional K3 berupa prosedur kerja/petunjuk kerjadiantaranya :


1. Menugaskan Ahli K3 Konstruksi sebagai Penanggung Jawab Kegiatan
SMK3 dengan berkoordinasi kepada site manager dan personil lain seseuai
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.

2. Pengendalian dokumen berkaitan dengan pelaksanaan K3 ini adalah sebagai


berikut:
a. Menyetujui dokumen untuk kecukupannya sebelum dikeluarkan;
b. Mengkaji ulang dan memutakhirkan seperlunya dan menyetujui kembali
dokumen tersebut;
c. Menyimpan dokumen tersebut dan diidentifikasi (diberi penomoran)
sehingga mempunyai kemampuan telusur;

RKK – Fajar Husen, ST


RENCANA KESELAMATAN KERJA [RKK] OLEH : FAJAR HUSEN, ST

d. Memastikan versi terbaru dari dokumen yang dipakai telah teridentifikasi


dan tersedia di tempat-tempat yang digunakan;
e. Memastikan dokumen eksternal asli yang penting untuk perencanaan dan
operasi SMK3 telah diidentifikasi dan dikendalikan pendistribusiannya;
f. Menjaga penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen kadaluarsa dan
melakukan identifikasi yang sesuai jika dokumen tersebut disimpan
untuk tujuan tertentu.

3. Pengendalian operasional K3 adalah sebagai berikut ;


a. Menentukan jenis kegiatan yang bahayanya telah diidentifikasi, dan pada
pelaksanaannya dianggap perlu untuk melakukan pengendalian
operasional untuk mengelolarisiko K3.
b. Pengendalian operasional harus termuat dalam SMK3
c. Mendokumentasikan semua prosedur pengendalian operasional;
d. Menentukan kriteria pengendalian operasional.

4. Kegiatan pengendalian Rekaman K3 adalah sebagai berikut ;


a. Membuat dan memelihara rekaman yang diperlukan.
b. Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi,
penyimpanan, pemeliharaan kemampuan telusuran, masa simpan dan
pemusnahan rekaman.
c. Rekaman harus dapat terbaca, teridentifikasi dan mudah diperoleh.

5. Kesiagaan dan tanggap darurat adalah sebagai berikut ;


a. Membuat, mengidentifikasi, menerapkan dan memelihara prosedur
pada situasi darurat.
b. Tanggap terhadap situasi darurat dan mencegah atau meminimalkan
kerugian yang ditimbulkan.
c. Perencanaan tanggapdarurat telah memperhitungkan keberadaan pihak-
pihak terkait antara lain: Puskesmas, Balai Pengobatan, Praktek Dokter

RKK – Fajar Husen, ST

Anda mungkin juga menyukai