Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP

AKTIFITAS BELAJAR
Di Kawasan Yapis Dok V Jayapura

TUGAS AKHIR

Disusun oleh
YOHANES ISSER BE’ERI HARREL WATTIMENA
17.611.036

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA

JAYAPURA

2021
PROPOSAL USULAN PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP


AKTIFITAS BELAJAR
Di Kawasan Yapis Dok V Jayapura

PENGUSUL

Yohanes Isser Be’eri Harrel Wattimena


17.611.036

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA
2021
KATA PENGHANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
karunia dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir
yang berjudul “ Analisis Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap
Aktivitas Belajar Di Kawasan Yapis Dok V Jayapura”.
Laporan tugas akhir ini saya susun sebagai salah satu syarat untuk meraih
Gelar Sarjana Tehnik (ST) Universitas Yapis Papua. Penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan saran yang berharga, sehingga penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Didik S. S. Mabui, ST.,MT selaku dosen pembimbing pertama saya
dalam menyusun tugas akhir.
2. Adri Raidyarto, ST.,MMT selaku dosen pembimbing kedua saya dalam
menyusun tugas akhir.
3. Ardi Aziz Sila, ST.,M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Sistem
Informasi, Universitas Yapis Papua.
4. Ir. Reny Rochmawati, ST.,M.Eng selaku Kaprodi Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Yapis Papua.
5. Dominggus Wattimena dan Agustina Sahetapy/W sebagai orang tua saya
yang selalu memberikan dukung dan doa kepada saya dalam perkuliaan
dan tugas akhir.
6. Jerry D. Wattimena,SE dan Vanensa Wattimena/W sebagai orang tua wali
saya yang suda mendukung dan mensuport saya dalam kulia dan tugas
akhir.
7. Teman-teman sekelas yang di mana kita sama-sama berjuang mensuport
dan akhir kita uda sampai di akhir dari perkuliaan.

i
8. Semua pihak yang sudah membantu dan memberi dorongan dalam
menyusun tugas akhir.

Saya menyadari, bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih belum sempurna,
sehingga saya mohon untuk diberikan kritik dan saran demi kesempurnaaan
proposal ini.

Jayapura,.......2021

Yohanes I.B.H Wattimena

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................vi
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah..............................................................................................2
1.3. Tujuan penelitian................................................................................................2
1.4. Manfaat penelitian.............................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
2.1. Kebisingan..........................................................................................................4
2.1.1. Jenis-Jenis Kebisingan.................................................................................4
2.1.2. Kebisingan Lalu Lintas.................................................................................5
2.1.3. Dampak Kebisingan....................................................................................8
2.2. Kendaraan..........................................................................................................9
2.3. Definisi Kendaraan...........................................................................................10
2.3.1. Karakteristik Kendaraan...........................................................................10
2.3.2. Karakteristtik Arus Lalu Lintas...................................................................11
2.3.3. Sumber Bising Pada Kendaraan Yang Melaju...........................................11
2.3.4. Definisi Bunyi............................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................13
METODE PENELITIAN.......................................................................................................13
3.1. Lokasi penelitian...............................................................................................13
3.2. Alat dan Bahan.................................................................................................13
3.3. Diagram Kerja Penelitian..................................................................................15
3.3.1. Observasi Awal.........................................................................................16
3.3.2. Pengambilan data.....................................................................................16
3.3.3. Analisis data.............................................................................................17

iii
3.4. Time Schedul....................................................................................................18

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kendaraan penyebab getraran (UK)..................................................................5


Tabel 2. 2 Penyebab Getaran Selain Kendaraan (UK).......................................................6
Tabel 2. 3 Baku Tingkat Kebisingan..................................................................................6

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Peta lokasi penelitian sumber kebisingan....................................................13


Gambar 3. 2 Sound level meter........................................................................................14
Gambar 3. 3 Stopwatch....................................................................................................14
Gambar 3. 4 Time Schedul..............................................................................................18

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring bertambahnya penduduk di jayapura yang semakin pesat,
menjadikan kebutuhan sarana dan prasarana khususnya dalam bidang
transportasi seperti akses jalan dan moda transportasi untuk
menghubungkan suatu tempat ke tempat lain mengalami peningkatan.
Karena transportasi memiliki peran penting dalam aktivitas kebutuhan
penduduk sehari-hari.

Transportasi yaitu suatu kegiatan perpindahan manusia atau barang


dari titik awal menuju titik tujuan. Dalam kegiatan ini tentunya dibutuhkan
sebuah sarana angkut berupa kendaraan dimana dalam pengoperasiannya
menimbulkan suara, baik suara yang keluar dari knalpot, klakson, dan
mesin itu sendiri (Djalante, 2010).

Susilowati (2010), dalam penelitiannya menyatakan bahwa bising


lalu lintas merupakan bunyi yang ditimbulakan akibat aktifitas lalu lintas
seperti volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, lebar jalan, jenis
kendaraan dan adanya benda-benda di sekitar jalan yang dapat meredam
atau memantulkan bunyi. Tingkat gangguan bising dipengaruhi oleh
intensitas bunyi seberapa sering terjadi dalam satu satuan waktu serta
frekuensi bunyi yang di hasilkannya. Bising lalu lintas menjadi salah satu
isu lingkungan yang terjadi di wilayah perkotaan.

Buchari (2007), dalam penelitiannya menyatakan bahwa


kebisingan merupakan bunyi yang tidak di inginkan dan dapat
mengganggu kesehatan, kenyamanan, serta dapat menimbulkan ketulian.
Gangguan kebisingan digolongkan menjadi dua kategori, yaitu gangguan

1
auditory seperti gangguan pada pendengaran, dan juga gangguan non
auditory yaitu gangguan saat komunikasi. Dari penelitian Susilowati
(2010), menjelaskan bahwa intensitas bising dan lama pajang bising jalan
raya pada lingkungan pendidikan berpengaruh pada penurunan tingkat
konsentrasi belajar.

Pada kota Jayapura masyarakat yang semakin meningkat yang


mengakibatkan bertambahnya modal transportasi sehingga berdampak
kebisingan di ruas jalan yang ada di kota Jayapura, pada kawasan Yapis
Dok V Jayapura. Kawasan Yapis Dok V Jayapura diapit oleh satu jalan
yang ramai yaitu Jalan Dr.Sam Ratulangi No.11. Sehingga kebisingan
diduga sering terjadi saat proses belajar mengajar, karena letak bangunan
berdekatan dengan Jalan Raya.

Jika dilihat dari kondisi lingkungan kawasanYapis Dok V


Jayapura, maka perlu dilakukan penilitian di kawasan Yapis Dok V
Jayapura mengenai kebisingan karena bangunan di kawasan Yapis Dok V
Jayapura yang berdekatan dengan jalan raya. Sehingga dari penelitian ini
dapat diketahui nilai tingkat kebisingan yang diterima saat proses belajar
di kawasanYapis Dok V Jayapura.

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan penjelasan diatas, maka diambil rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana kondisi tingkat kebisingan di kawasan Yapis Dok V
Jayapura
2. Bagaimana analisa tentang tingkat kebisingan di kawasan Yapis Dok
V Jayapura
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan
penelitian dan mengukur tingkat kebisingan.
2. Menganalisa tingkat kebisingan pada kawasan Yapis Dok V Jayapura.

2
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui tingkat kebisingan di kawasan Yapis Dok V
Jayapura.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Tingkat
kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan
Desibel disingkat dB. Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal
tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha
atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan ganguan kesehatan manusia
dan kenyamanan lingkungan (KMNLH,1996).

2.1.1. Jenis-Jenis Kebisingan


Berdasarkan asal sumber, kebisingan dapatdiklasifikasikan menjadi
3 macam kebisingan, yaitu (Wardhana, 1999) :

1. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara


terus menerus, akantetapi sepotong-sepotong.
Contohnya : Kebisingan yang datang dari suara palu yang
dipukulkan, kebisingan yang dating dari mesin
pemancang tiang pancang
2. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang datang secara terus
menerus dalam waktu yang cukup lama.
Contohnya : Kebisingan yang datang dari suara mesin yang di
jalankan (dihidupkan)
3. Kebisingan semi kontinyu, yaitu kebisingsan kontinyu yang hanya
sekejap, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi.
Contohnya : Suara mobil atau pesawat terbang yang sedang lewat

4
2.1.2. Kebisingan Lalu Lintas

Kebisingan lalu lintas berasal dari suara yang dihasilkan dari


kendaraan bermotor, terutama dari mesin kendaraan, knalpot, serta akibat
interaksi antara roda dengan jalan. Kendaraan berat seperti truck, bus dan
mobil penumpang merupakan sumber kebisingan utama di jalan raya.
Secara garis besar strategi pengendalian bising dibagi menjadi tiga elemen
yaitu, pengendalian terhadap sumber bising, pengendalian terhadap jalur
bising dan pengendalian terhadap penerima bising (Djalante, 2010 ).
Getaran yang diakibatkan oleh transportasi darat, menurut
penelitian di UK (United Kingdom), disebabkan oleh berbagai hal seperti
yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini, Tabel 2.1 menjelaskan tentang
Kendaraan Penyebab Getaran, Tabel 2.2 menjelaskan tentang Penyebab
Getaran Selain Kendaraan dan Tabel 2.3 Baku Tingkat Kebisingan yang
diperuntukkan Kawasan/ Lingkungan Kegiatan sesuai dengan KMNLH
tahun 1996 sebgai berikut :

Tabel 2. 1 Kendaraan penyebab getraran (UK)

Sumber : Djalante, 2010

5
Tabel 2. 2 Penyebab Getaran Selain Kendaraan (UK)

Sumber : Djalante, 2010

Tabel 2. 3 Baku Tingkat Kebisingan

6
Sumber : Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KMNLH, 1996)

Sumber kebisingan lalu lintas termasuk dalam kriteria kebisingan


garis, kebisingan tersebut ditimbulkan oleh suara-suara dari kendaraan
bermotor yang melewati jalanan dan semakin padatnya lalu lintas yang ada
di jalan tersebut. Adapun penyebab kebisingan dari kendaraan bermotor
adalah mesin dari kendaraan, bagian sistem pembuangan kendaraan
berbeda-beda dan model kendaraan. Selain penyebab kebisingan dari
kendaraan tersebut, ada pula parameter dari kendaraan itu sendiri yaitu
kecepatan dan kepadatan kendaraan di jalan raya, komposisi kendaraan
tersebut, sifat dari pengemudi kendaraan itu sendiri, dan kestabilan atau
ketidak stabilan lalu lintas kendaraan bermotor. Selain parameter lalu
lintas, ada pula parameter dari jalan yang dilalui kendaraan, yaitu kondisi
yang membentuk fisik dari jalan, contohnya bentuk jalan, kemiringan
jalan, kelengkungan jalan, atau tikungan jalan, permukaan jalan yang

7
berbeda dan lebar jalan yang dilewati banyaknya kendaraan bermotor
(Suroto, 2010).
Suroto (2010), mendefinisikan kriteria kebisingan lalu lintas
sebagai suatu besaran atau harga yang dibatasi oleh batasan tertentu.
Batasan tersebut seperti: Tingkat bising sinambung equivalen.
Tingkat bising sinambung equivalen adalah suatu tingkat
kebisingan tunggal dalam beban A, yang menunjukkan energi bunyi yang
sama dengan energi bunyi yang sama dengan energi yang berubah-ubah
dalam selang waktu tertentu. Secara matematis:

Mid
Leq=10 log (∑ Freq× 10 )
10
Dengan :
Leq = Tingkat bising sinambung equivalen dalam dB(A)
Freq = Fraksi waktu
Mid = Nilai tengah dalam kelas interval

2.1.3. Dampak Kebisingan


Dari segi kesehatan, tingkat kebisingan yang dapat diterima
tergantung pada lamanya kebisingan tersebut diterima. Tingkat kebisingan
yang dapat ditolerir oleh seseorang tergantung pada kegiatan apa yang
dilakukan. Gangguan dari kebisingan atau dari bunyi pada tingkat tertentu
masih dapat diadaptasi oleh fisik manusia namun pada syaraf pada
manusia dapat terganggu kinerjanya, akibatnya dapat menyebabkan
ganguan atau kerusakan yang parah. Kebisingan yang terpapar pada
manusia biasanya memberikan dampak mengganggu, misalnya ganguan
pendengaran. Gangguan pendengaran, merupakan perubahan yang terjadi
pada tingkat pendengaran yang mengakibatkan kesulitan dalam menjalani
kehidupan normal. Ganguan pendengaran biasanya terjadi saat memahami
suatu pembicaraan (Buchari, 2007).

8
Buchari (2007), menambahkan biasanya secara kasar gradasi
gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh bising itu sendiri dapat
ditentukan menggunakan parameter pada percakapan sehari-hari seperti
berikut:
a. Gradasi normal: parameter kesulitan dalam percakapan biasa
(6m);
b. Gradasi sedang: parameter kesulitan dalam percakapan sehari-hari
mulai jarak > 1,5m;
c. Gradasi menengah: parameter kesulitan dalam percakapan keras
sehari-hari mulai jarak >1,5m;
d. Gradasi berat: parameter kesulitan dalam percakapan keras atau
berteriak pada jarak >1,5m;
e. Gradasi sangat berat: parameter kesulitan dalam percakapan atau
berteriak pada jarak <1,5m;
f. Gradasi tuli total: parameter kehilangan kemampuan pendengaran
dalam berkomunikasi.

Apabila kebisingan terpapar pada seseorang yang sedang belajar,


maka kebisingan yang sangat rendah sekalipun dianggap mengganggu,
sumber kebisingan yang berdampak pada seseorang yang sedang belajar
bukan berdasar dari dalam ruangan saja akan tetapi juga berasal dari
sekeliling dan luar rangan belajar tersebut.
Kebisingan juga dapat menyebabkan pelemahan saat
mendengarkan, gangguan komunikasi, gangguan tidur, penyebab terhadap
efek jantung, atau urat-urat darah dan efek jantung atau urat-urat darah dan
efek psiko-fisiologi, menurunkan performansi fisik, serta menimbulkan
perubahan dalam perilaku sosial. Sebagian besar konsekuensi sosial dari
gangguan pelemahan pendengaran adalah kemampuan untuk memahami
pembicaraan dalam kondisi normal.

9
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (KMNLH,
1996) jenis dari dampak kebisingan ada dua tipe yang diuraikan sebagai
berikut:
a. Akibat badaniah.
Kehilangan pendengaran: terjadi perubahan ambang batas
sementara akibat kebisingan dan perubahan ambang batas
permanen akibat kebisingan.
b. Akibat-akibat psikologis
Gangguan emosional: kejengkelan, kebingungan. Gangguan gaya
hidup: gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu
bekerja, belajar dan lain-lain. Gangguan pendengaran: menggangu
kemampuan mendengarkan bunyi seperti: bunyi TV, radio,
percakapan, telepon dan sebagainya.

2.2. Kendaraan
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor, demikian disebutkan
dalam ketentuan Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka kendaraan
dibedakan menjadi:
1. Kendaraan bermotor; adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di
atas rel.
2. Kendaraan tidak bermotor; adalah setiap kendaraan yang digerakan
oleh tenaga manusia dan/atau hewan.

Kendaraan bermotor dibedakan menjadi kendaraan bermotor


pribadi/perseorangan dan Kendaraan bermotor umum, maksud kendaraan
bermotor umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk angkutan
barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

10
2.3. Definisi Kendaraan
Definisi kendaraan bermotor menurut pasal 1 ayat 8 undang-
undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan Angkutan jalan. “
Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas
rel.”
Berdasarkan UU No. 14 tahun 1992, yang dimaksud dengan
peralatan teknik dapat berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi
mengubah suatu sumber daya energy tertentu menjadi gerak kendaraan
bermotor yang bersangkutan.

2.3.1. Karakteristik Kendaraan


Salah satu sumber bising lalu lintas jalan antara lain berasal dari
kendaraan bermotor baik roda dua, roda tiga, maupun roda empat, dengan
sumber penyebab bising antara lain bunyi klakson, bunyi mesin saat
kendaraan sedang berjalan. Menurut (MKJI,1997) kendaraan yang
berpotensi di jalan raya dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori:

a. Kendaraan ringan (LV), kendaraan bermotor ber as dua dengan 4


roda dan dengan jarak as 2,0-3,0 m (meliputi : mobil penumpang,
oplet, mikrobis, pick-up dan truck kecil sesuai sistem klasifikasi
Bina Marga)
b. Kendaraan Berat (HV), kendaraan bermotor dengan lebih dari 4
roda ( meliputi bis, truck 2 as, truck 3 as, dan truck kombinasi
sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
c. Kendaraan Bermotor (MC), kendaraan bermotor dengan 2 atau 3
roda (meliputi sepeda motor dan kendaran roda 3 kombinasi sesuai
sistem klasifikasi Bina Marga).
d. Kendaraan tak bermotor (UM), Kendaraan yang digerakkan oleh
orang atau hewan (meliputi sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta
dorong sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).

11
2.3.2. Karakteristtik Arus Lalu Lintas
Menurut (Sam, Fakhrudin, 2012) Parameter lalu lintas yang berkaitan
dengan analisa tingkat kebisingan adalah volume dan kecepatan:
a. Volume lalu lintas didefinisikan sebagai, jumlah kendaraan yang
melewati suatu jalan raya selama interval waktu tertentu.
b. Kecepatan adalah jarak dibagi dengan waktu. Dalam kecepatan
waktu diukur dalam detik dan jarak diukur dalam meter maka
untuk mendapatkan hasil kecepatan yang lazimnya dinyatakan
dalam km/jam dengan mengubah hasil survei dari meter/detik
menjadi km/jam.

2.3.3. Sumber Bising Pada Kendaraan Yang Melaju


Kendaraan bermotor menjadi sumber dari kebisingan lalu lintas.
Kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor yang melaju di
jalan raya dipengaruhi oleh enam komponen di bawah ini:

a. Mesin.
b. Kipas pendingin mesin.
c. Sistem pembuangan sisa pembakaran.
d. Sistem pemasukan.
e. Gesekan ban mobil (pada permukaan jalan).
 Jenis ban.
 Kecepatan kendaraan.
 Kondisi permukaan jalan.
 Kemiringan jalan.
f. Peralatan transportasi dan roda gigi

2.3.4. Definisi Bunyi


Bunyi atau suara adalah sensasi atau rasa yang dihasilkan oleh
organ pendengaran manusia ketika gelombang–gelombang bunyi
terbentuk di udara sekeliling manusia melalui getaran yang diterimanya.

12
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terdengar bila
masuk ke telinga berada pada frekuensi 20 – 20.000 Hz atau disebut
jangkauan suara yang dapat didengar. Tingkat intensitas bunyi dinyatakan
dalam satuan dB atau decibel ( Djalante, 2010 ).

2.4. Sound Level Meter


2.4.1. Pengertian Sound Level Meter

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi penelitian


Penelitian ini dilakukan di kawasan Yapis Dok V Jayapura,
dikhususkan pada lokasi yang paling berdekatan dengan jalan raya.

13
Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan letak bangunan di kawasan
Yapis Dok V Jayapura dekat dengan jalan raya Dr.Sam Ratulangi No.11.

Gambar 3.1 di bawah ini merupakan letak geografis kawasan Yapis


Dok V Jayapura. Dari gambar tersebut dapat di lihat letak kawasan Yapis
Dok V Jayapura berdekatan dengan sumber kebisingan lalu lintas di
daerah Jalan arteri Dr.Sam Ratulangi No.11.

Sumber : google maps.com


Gambar 3. 1 Peta lokasi penelitian sumber kebisingan

3.2. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, antara lain:
1. Sound Level Meter
Merupakan alat utama dalam penelitian kebisingan. Sound level meter
adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat
kebisingan, suara-suara yang tidak dapat dikontrol, atau suara yang
dapat membuat telinga sakit. Sound level meter berfungsi untuk
mengukur kebisingan dalam satuan dBA antara 30 hingga 130 dB dan
dalam frekuensi antara 20 sampai 20.000 Hz

14
Sumber : https://5.imimg.com/data5/OA/EW/ID/SELLER
26249373/sound-level-meter-250x250.jpg

Gambar 3. 2 Sound level meter


2. Stopwatch
Digunakan untuk menghitung waktu saat pengukuran.

Sumber : http://infoperkakas.com/fungsi-dan-prinsip-kerja-stopwatch/
Gambar 3. 3 Stopwatch

3. Formulir Survei
Sebagai alat pencatatan data primer berupa tingkat kebisingan dan
volume lalu lintas.

15
3.3. Diagram Kerja Penelitian
Tahap-tahap langkah kerja penelitian ini meliputi

Observasi
Awal

Kompilasi Data

PRIMER SEKUNDER

- Data tingkat kebisingan - Peta Lokasi Penelitian


- Data volume lalu lintas -

Analisis

Kesimpulan

16
3.3.1. Observasi Awal
Observasi merupakan tahap awal sebelum melakukan penelitian,
observasi ini dilakukan guna mengetahui bagaimana keadaan di lokasi
penelitian. Tahap observasi dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian
yaitu di kawan Yapis Dok V Jayapura untuk mendapatkan informasi dan
data-data yang diperlukan dalam penelitian. Observasi dilakukan dengan
menentukan titik-titik yang diduga terkena dampak kebisingan dan diukur
kebisingan yang terjadi pada titik-titik tersebut dengan menggunakan alat
SLM sehingga diketahui hasil intensitas kebisingannya dan dapat
dilaksanakan penelitian lebih lanjut.

3.3.2. Pengambilan data


Pengambilan data pada penelitian ini diperoleh dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan penelitian di
lapangan secara langsung meliputi : volume lalu lintas, tingkat kebisingan
dari sumber kebisingan sampai titik-titik lokasi yang telah ditentukan
dalam pengambilan data. Data sekunder merupakan data yang didapatkan
melalui instansi pemerintah.
Penelitian ini ditujukan untuk mahasiswa, dosen, staff karyawan
Universitas Yapis Papua yang merasakan dampak langsung dari tingkat
kebisingan akibat lalu lintas di jalan raya Dr.Sam Ratulangi No.11.
Tahapan-tahapan pengambilan data primer untuk tiap-tiap data yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Data volume lalu lintas


Penelitian volume lalu lintas adalah dengan cara menghitung volume
lalu lintas kendaraan yang lewat di lingkungan kampus Universitas
Semarang. Pengambilan data dilakukan pada jam-jam sibuk seperti
pada pagi hari (pukul 07.00-08.00 WIB), pada siang hari (pukul
13.00-14.00 WIB) dan sore hari (pukul 15.00-16.00 WIB).

17
2. Data tingkat kebisingan
Pengambilan data kebisingan dilakukan dengan cara mengukur data
tingkat kebisingan pada titik-titik tertentu untuk mendapatkan tingkat
kebisingan yang dapat mewakili tingkat kebisingan lalu lintas secara
keseluruhan di kawasan Yapis Dok V Jayapura yang telah ditentukan.
Pengambilan data kebisingan dilakukan dalam periode waktu yang
bersamaan dengan Pengambilan data volume lalu lintas dengan
menggunakan alat Sound Level Meter. Pengukuran kebisingan
dilakukan pada jam-jam sibuk, data diambil per 5 menit dalam kurun
waktu 1 jam. Titik pengukuran (sampel) diasumsikan mewakili tingkat
kebisingan di kawasan Yapis Dok V Jayapura, sehingga dalam
pelaksanaan pengukuran kebisingan di ruas jalan disesuaikan dengan
kondisi di lapangan. Pengukuran dilakukan pada lokasi-lokasi yang
telah ditentukan sebelumnya dengan ketinggian alat 1,2 meter dari
permukaan tanah.

3.3.3. Analisis data


Data primer hasil penelitian tingkat kebisingan dihitung untuk
setiap pengukuran, dilakukan sesuai dengan jumlah kendaraan sehingga
pada hasil akan diketahui nilai tingkat kebisingan sesuai jumlah
kendaraannya. Data-data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dalam
kerangka tujuan dan model yang menjadi target utama dalam penelitian
ini.
Proses analisa data menggunakan perangkat komputer dengan
bantuan program Microsoft Office Excel. Tahapan analisa data dimulai
dengan terlebih dahulu mengidentifikasi variabel dependen dan variabel
independen dari data yang dihasilkan. Kemudian dari data yang diperoleh
dilakukan analisa regresi linear untuk mencari hubungan antara variable-
variabel yang di ukur dengan tingkat kebisingan. Dari hasil analisa regresi
akan diperoleh koefisien a dan b yang nantinya akan di masukkan ke
dalam model prediksi kebisingan (Simamora, PJ., 2013).

18
3.4. Time Schedul
Gambar 3. 4 Time Schedul

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta : Direktorat
Jenderal Bina Marga.
Anonim, (2009). UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

19
Anonim. (1996) .Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 tahun
1996 tentang baku tingkat kebisingan. Jakarta : Menteri Lingkungan Hidup.
https://rendratopan.com/2020/03/11/kendaraan-menurut-undang-undang/

20

Anda mungkin juga menyukai