Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH A

ANALISIS FISIK DAN MENGHITUNG TIMBULAN SAMPAH RUMAH


TANGGA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
Anjeli Claudia (201210523)
Indah Wulandari. K (201210530)
Iqbal Putra Pradana (201210531)
Kintan Putri Bennya (201210533)
Mona Rizki Monika (201210536)
Nadia Rahmagina (201210540)
Rani Febrianti (201210549)
Rega Agus Malisa (201210551)
Viola Putri Asriani (201210557)

DOSEN PEMBIMBING :
Miladil Fitra, SKM, MKM
INSTRUKTUR :
Ikhsan Surya, S.ST

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan
laporan praktikum Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah-A tentang
“Menghitung Timbulan Sampah Skala Rumah Tangga Sedang” tepat pada
waktunya. Penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan oleh berbagai
pihak. Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, terutama
dosen pembimbing, yaitu :

1. Bapak H. MuchsinRiviwanto, SKM, M.Si


2. Bapak Miladil Fitra, SKM, MKM
3. Suksmerri, M.Pd, M.Si
4. Bapak Mukhlis, MT

Yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada kelompok dalam


menyelesaikan praktikum dan laporan ini. Terima kasih juga kelompok ucapkan
kepada Instruktur Bapak Ikhsan Surya, S.ST, serta teman-teman yang telah
membantu dalam kegiatan praktikum dan penulisan laporan.

Kelompok sadar sepenuhnya bahwa laporan praktikum ini masih terdapat


banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya.
Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan
laporan praktikum ini.

Akhir kata, kelompok berharap semoga dari laporan praktikum ini


bermanfaat dan kelompok menjadi referensi untuk laporan praktikum yang akan
datang.

Padang, 04 Februari 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang ..................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................. 3
Manfaat ............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
PengertianSampah ............................................................................... 4
Komposisi Sampah ............................................................................ 6
Manfaat Sampah ................................................................................. 7
Dampak Negatif Sampah ................................................................... 8
Pembangkitan Sampah ...................................................................... 11
Cara Pengolahan Sampah................................................................... 13
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM
Waktu dan TempatPraktikum ............................................................ 18
Alat dan Bahan ................................................................................... 18
Langkah Kerja .................................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Praktikum.................................................................................. 19
PembahasanPraktikum ....................................................................... 51
BAB V PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................ 53
Saran ................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengelolaan sampah pada hakekatnya merupakan titik balik tahap


pelestarian lingkungan hidup yang dapat diukur berdasarkan angka
peningkatan timbulan sampah. Dunia memperkirakan pada tahun 2025
jumlah sampah akan bertambah hingga mencapai 2,2 miliyar ton. Negara-
negara berkembang yang tergabung di dalam Organization for Economic Co-
operation and Development (OECD) berperan sebagai penyumbang sampah
terbesar di dunia, dimana timbulan sampah yang dihasilkan mencapai 572
juta ton per tahun dengan rentangan nilai perkapita 1,1 sampai 3,7 kilogram
per orang per harinya.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada


Februari 2019, merilis bahwa saat ini Indonesia menghasilkan sedikitnya 64
juta ton timbunan sampah setiap tahunnya. Berdasarkan data tersebut, sekitar
60% sampah diangkut dan ditimbun ke TPA, 10% sampah didaur ulang,
sedangkan 30% lainnya tidak dikelola dan mencemari lingkungan. Di tahun
2025, bisakah kita mewujudkan apa yang telah ditetapkan presiden di tahun
itu, pengelolaan sampah kita bisa dikelola 100 persen. Itu masih dalam
kondisi pertimbangan minimal, dengan 30% pengurangan dan 70%
penanganan(sampah). (Novrizal Tahar, 2020)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, (Siti Aisyah, 2021)


berdasarkan data jumlah timbulan sampah Provinsi Sumbar tahun 2020
melalui laporan Jaksrtada yang dihimpun dari Kabupaten/kota
mencapai 993.419 ton.Jumlah sampah terbanyak yang dihasilkan oleh Kota
Padang yakni 237.926 ton, disusul Kabupaten Agam 71.280 ton, kemudian
kabupaten Pasaman Barat dengan timbulan sampah sebesar 63.700 ton.
Jumlah timbulan sampah paling sedikit pada tahun 2020 adalah Kota
sawahlunto yakni 6.647 ton.

1
Berdasarkan kajian para ahli tingkat kepedulian masyarakat Indonesia
terhadap pengelolaan sampah sangat rendah yakni 23,7%. Dari data KLHK
Sumbar berada pada posisi ke 11 tentang prosentase rumah tangga yang
melaukan pemilahan sampah hanya 8,6% rumah tangga yang melakukan
pemilahan sampah.

Sementara, berdasarkan jumlah sampah, maka prosentase sampah terbesar


adalah sampah makanan yang mencapai 52% dari semua jenis sampah,
kemudian sampah plastik sebesar 18%, sampah kayu sebesar 9% dan sampah
jenis lain di bawah 6%. Berdasarkan sumbernya maka jumlah sampah
terbesar berasal dari rumah tangga yakni sebesar 39,69%, dari pasar 16,4%,
sarana publik sebesar 6,34%. Sampah tersebut sebagian besar merupakan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. (Siti
Aisyah, 2021).

Undangundang No. 18 tahun 2008 menjelaskan sampah merupakan sisa


dari proses kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Penyumbang sampah terbesar nasional 48% berasal . Sampah rumah
tangga berasal dari kegiatan sehari-hari di dalam rumah tangga kecuali tinja
dan sampah spesifik yang memerlukan pengelolaan khusus. Menurut SNI 19-
3983-1995, manusia menghasilkan rata rata 2,5 liter atau 0,5-0,75 kilogram
sampah per harinya. Jika suatu daerah memiliki 1000 orang penduduk, maka
setiap harinya akan dihasilkan 500 kg timbulan sampah. Seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk yang beranjak naik angka timbulan sampah
ini akan semakin bertambah besar.

Konsep pengelolaan sampah reduce, reuse, dan recycle (3R) yang


dicanangkan pemerintah melalui Gerakan Indonesia BebasSampah 2020
hingga saat ini belum banyak diaplikasikan oleh masyarakat. Pengetahuan
masyarakat terhadap bahaya metode pembakaran sampah juga masih
tergolong minim. Dan juga pola pengelolaan sampah dengan system kumpul,
angkut dan buang yang umum diterapkan di Indonesia, tidak memperlihatkan
hasil yang diharapkan.

2
Badan Pusat Statistik Nasional di tahun 2014 mencatat sebanyak 81,16%
sampah rumah tangga di Indonesia tidak dipilah oleh masyarakat. Sebagian
besar sampah akan berakhir di landfills Tempat Pembuangan Akhir atau
dibakar secara individual. Dan di Indonesia jumlah timbulan sampah nasional
diperkirakan telah mencapai 175.000 ton per harinya, dimana sector rumah
tangga sebagai penyumbang sampah utama.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisis fisik dan menghitung timbulan sampah skala
rumah tangga di Kelurahan Surau Gadang
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui timbulan sampah secara fisik di Kelurahan Surau Gadang
b. Diketahui jumlah timbulan sampah rata-rata dalam satuan volume dan
berat
c. Diketahui cara pengelolaan sampah di Kelurahan Surau Gadang
C. Manfaat

Adapun manfaat yang bisa kita dapatkan setelah melakukan praktikum ini
adalah kita dapat mengetahui alat, bahan, dan cara kerja dalam mengukur
timbulan sampah, mengetahui hasil, dan analisis fisik dalam mengukur
timbulan sampah, mengetahui solusi dan upaya untuk mengurangi timbulan
sampah yang dihasilkan di keluruhan surau gadang.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sampah
Undang-Undang RI No.18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan
Sampah Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa definisi sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah merupakan permasalahan krusial di kota-kota besar indonesia.
Seiring dengan bertambah jumlah penduduk maka sampah akan terus
bertambah. Menurut SNI 19-2452 2002 sampah adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari bahan organik dan anorganik yang dianggap
tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Berbagai pengertian mengenai sampah menurut Undang-Undang
RI No.18 Tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah dan Permen PU No. 13
Tahun 2013 tentang Persyaratan Persampahan :
1. Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan
sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah
spesifik.
2. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah sampah rumah tangga
yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan/atau fasilitas lainnya.
3. Pengolahan Sampah secara Termal adalah proses pengolahan sampah
yang melibatkan pembakaran bahanang dapat terbakar yang terkandung
dalam sampah dan/atau menghasilkan energi.
4. Emisi adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang dihasilkan
dalam suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam
udara ambien yang mempunyai atau tidak mempunyai potensi sebagai
unsur pencemar.
5. Pencemaran Udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga melampaui baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan.

4
6. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah
zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
7. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3.
8. Baku Mutu Emisi adalah ukuran batas atau kadar maksimum dan/atau
beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan ke
dalam udara ambien.
9. Sistem Pemantauan Terus Menerus (Continuous Emissions Monitoring
System) yang selanjutnya disingkat CEMS adalah alat yang
dipergunakan untuk mengukur kuantitas kadar suatu parameter emisi
dan laju alir melalui pengukuran secara terus menerus.
10. Kondisi Normal adalah kondisi operasi yang sesuai dengan parameter
desain operasi.
11. Kondisi Tidak Normal adalah kondisi operasi di luar parameter operasi
normal dan masih dapat dikendalikan terhadap sistem peralatan atau
proses yang sedang dalam kondisi tidak normal, sehingga baku mutu
emisi usaha dan/atau kegiatan terlampaui.
12. Keadaan Darurat adalah kondisi yang memerlukan tindakan secara
cepat, tepat, dan terkoordinasi terhadap sistem peralatan atau proses
yang diluar Kondisi Normal atau karena alasan keselamatan.
Permasalahan ini akan mulai tampak saat sampah mulai
menumpuk dan tidak dapat dikelola dengan baik. Adapun faktor
penyebabnya adalah sebagai berikut :
1. Volume sampah sangat besar sehingga melebihi kapasitas Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA).
2. Lahan TPA semakin menyempit karena telah bergeser ke peruntukan
lain.

5
3. Belum optimalnya teknologi pengelolaan sampah sehingga sampah
terurai secara lambat, hal ini menyebabkan percepatan pertambahan
volume sampah lebih besar dari pada penguraiannya, oleh karena itu
perlu selalu dilakukan perluasan areal TPA baru.
4. Pengelolaan sampah yang tidak efektif sehingga sering menimbulkan
distorsi dengan masyarakat setempat.
5. Pengelolaan sampah dianjurkan agar tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan.
6. Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah dalam memanfaatkan
hasil sampingan sehingga produk tersebut menumpuk di lahan TPA.
Melihat dari apa yang telah disebutkan di atas, tentunya sampah
memiliki dampak yang sangat buruk bagi kehidupan manusia jika tidak
dikelola atau ditangani dengan baik. Namun sampah juga bisa menjadi hal
yang bermanfaat jika dikelola dengan baik dan profesional yang dapat
menghasilkan keuntungan.
B. Komposisi Sampah

Damanhuri (2010) menyatakan bahwa sampah dapat


dikelompokkan berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan dalam %
menurut berat (berat basah) atau % menurut volume (basah) kertas, kayu,
kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan lain-lain. Komposisi
sampah diklasifikasikan oleh Tchobanoglous et. Al. (1993) sehingga
termasuk dalam 2 komponen utama sampah yang terdiri dari:

1. Sampah organik
a. Sisamakanan
b. Kertas
c. Karbon
d. Karet
e. Kayu
2. Sampah anorganik
a. Kaca
b. Alumunium

6
c. Kaleng
d. Logam

Selain komposisi sampah, Damanhuri (2010) menyebutkan


karakteristik dalam penanganan sampah, yaitu karakteristik fisika dan
kimia sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik : densitas, nilai kalor, faktor pemadatan dan
distribusi ukuran partikel.
2. Karakteristik kimia: kadar air, kadar fluktuatif, kadar abu, rasio C/N,
kadar energi).
3. Karakteristik Biologis: menggunakan indikator keberadaan (jumlah)
pacu dalam sampel limbah. Keberadaan atau jumlah lalat dalam
sampel dilakukan dengan menempatkan fly grill di atas tumpukan
sampah sesuai klasifikasi masing-masing.
Menurut SNI 19-3964-1994, komponen komposisi sampah
adalah komponen fisik sampah seperti, sisa-sisa makanan, kertas-karton,
kayu, kaintekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-
lain (misalnya tanah, pasir, batu dan keramik).
C. Manfaat Sampah
Tentunya kita semua tahu bahwa sampah adalah sisa-sisa kegiatan
yang sudah tidak digunakan lagi, namun jika diolah dengan baik, sampah
dapat menjadi barang yang bermanfaat, antara lain:
1. Sebagai pupuk organik untuk tanaman.
Limbah dari sampah organik dapat digunakan sebagai pupuk untuk
pemupukan tanaman dengan mengubah sampah menjadi kompos,
kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan

7
kandungan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah
untuk mempertahankan kandungan udara dalam tanah.
2. Sumber humus.
Sampah organik yang membusuk dapat dihargai dengan humus yang
dibutuhkan tanah untuk menjaga kesuburan tanah. Selain sebagai
sumber makanan bagi tanaman, meningkatkan kapasitas kandungan air
dalam tanah, meningkatkan aerasi tanah.
3. Sampah dapat didaur ulang.
Sampah plastik dan kertas dapat didaur ulang menjadi barang yang
bermanfaat seperti produk furniture yang indah atau didaur ulang untuk
menghasilkan bahan baku plastik atau kertas.
4. Digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
Penguraian sampah dapat menghasilkan gas yang disebut gas metana
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan
rumah tangga atau industri kecil.
5. Menjadi sumber listrik.
Secara tidak langsung, limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi alternatif dengan mengkonversi gas metana, dimana gas ini dapat
digunakan sebagai bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik.
Persepsi setiap orang tentang sampah berbeda-beda, misalnya satu
orang melihat sampah sebagai sampah, namun berbeda dengan orang lain
yang melihat sampah sebagai sumber daya yang dapat digunakan kembali
(Zaman, 2011).
D. Dampak Negatif Sampah
Ada beberapa dampak negatif akibat sampah jika tidak ditangani
secara serius oleh berbagai pihak yaitu:
1. Menyebabkan kerusakan ekologis;
2. Menyebarkan penyakit;
3. Menyebabkan terjadinya banjir;
4. Menyebabkan bau tidak sedap/bau busuk;
5. Menyebabkan terganggunya estetik suatu daerah.

8
Menurut Alam dkk (2013) ada dua dampak negatif sampah terhadap
manusia dan lingkungan, yaitu:
1. Dampak terhadap kesehatan
Tak hanya berdampak buruk bagi lingkungan, berbagai senyawa
kimia yang terkandung di dalam sampah plastik juga bisa menimbulkan
beragam masalah kesehatan, seperti:
a. Kanker
Berbagai senyawa kimia beracun yang berasal dari plastik bisa
masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara, makanan, dan minuman
yang terkontaminasi limbah plastik.Limbah plastik ini bisa
menghasilkan zat karsinogenik yang dapat memicu kanker, seperti kanker
paru-paru, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker testis.
b. Kerusakan organ
Paparan logam berat dan mikroplastik dapat menyebabkan
kerusakan kulit dan memicu berbagai gangguan pada tubuh,
seperti gangguan saraf, masalah pencernaan, gangguan pernapasan,
dan gangguan kelenjar endokrin, misalnya penyakit tiroid.Selain itu,
beberapa zat beracun dari limbah plastik atau olahan sampah plastik juga
bisa menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan hati.
c. Gangguan pertumbuhan janin dan anak
Paparan zat beracun dari limbah plastik juga bisa berbahaya bagi
ibu hamil, janin, dan anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
paparan limbah dan zat beracun bisa meningkatkan risiko terjadinya
gangguan tumbuh kembang pada janin dan anak-anakSelain itu, ibu hamil
yang terlalu sering terpapar senyawa kimia dari sampah plastik juga
berisiko tinggi mengalami keguguran, bayi terlahir prematur, atau penyakit
bawaan lahir pada janin.Selain itu, kontaminasi bahan plastik,
seperti phthalates dan bisphenol A, pada alat dan tempat makan serta
mainan anak juga perlu diperhatikan, karena bisa beracun dan berisiko
memengaruhi tumbuh kembang anak.

9
2. Dampak terhadap lingkungan
a. Pencemaran air
Sampah plastik, baik yang bentuknya masih utuh atau sudah
hancur menjadi partikel kecil, bisa mengakibatkan pencemaran air. Hal
ini dapat terjadi karena plastik membawa zat kimia, seperti bifenil
poliklorinasi dan pestisida, yang dapat mengontaminasi air serta
meracuni dan merusak habitat makhluk hidup yang tinggal di
sekitarnya. Ketika dikonsumsi oleh hewan laut, racun ini juga bisa
masuk ke dalam tubuh manusia bila sampai hewan laut tersebut diolah
dan dikonsumsi.
b. Pencemaran tanah
Dampak sampah plastik selanjutnya adalah pencemaran tanah.
Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia hasil dari proses
penguraian plastik dapat masuk ke dalam lapisan tanah serta menempel
pada tumbuhan yang tertanam di dalamnya, seperti sayuran dan buah-
buahan. Bila sayuran dan buah tersebut dikonsumsi oleh manusia,
risiko terjadinya berbagai jenis penyakit pun dapat meningkat.
Kontaminasi sampah plastik ini juga bisa membuat kondisi tanah
menjadi tidak subur.
c. Pencemaran udara
Proses pembakaran sampah plastik yang dilakukan secara terbuka
bisa mengakibatkan terjadinya polusi udara. Hal itu disebabkan oleh
adanya partikel mikroplastik, logam berat seperti kadmium dan timbal,
serta bifenil poliklorinasi yang terlepas dan mencemari udara. Selain
berbagai polusi di atas, masalah sampah plastik juga kerap
memperparah pemanasan global dan perubahan iklim di seluruh dunia.

10
E. Pembangkitan Sampah
Setiap orang pasti menghasilkan sampah setiap harinya, rata-rata
jumlah sampah yang dihasilkan setiap orang dalam sehari itulah yang
disebut timbulan sampah. Timbulan sampah dapat dinyatakan dalam
satuan volume atau satuan berat. Jika menggunakan satuan volume, maka
derajat penampung (kepadatan sampah) harus dicantumkan (Damanhuri,
2011).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulan sampah,
menurut Tchobanoglous (1993) ada 2 faktor yang mempengaruhi, antara
lain faktor alam dan faktor manusia.
1. Faktor alam yang disebabkan oleh :
a. Sebuah Musim, musim hujan dan musim kemarau.
b. Iklim, daerah hujan.
c. Letak geografis, buah-buahan tropis
2. Timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh
dengan survey pengukuran atau analisa langsung dilapangan, yaitu :
a. Mengukur langsung timbulan sampah dari sejumlah sampel,
(rumah tangga/non-rumah tangga) ditentukan secara acak
proporsional di sumbernya selama 8 hari berturut-turut. (SNI 19-
3964-1994 dan SNI M 36-1991-03).
b. Analisis neraca beban: mengukur total berat (berat dan/atau
volume) sampah yang masuk ke TPS, misalnya diangkut dengan
gerobak, selama 8 hari berturut-turut. Maka dengan menelusuri
jumlah dan jenis pembangkit sampah yang dilayani oleh gerobak
yang dikumpulkan, akan diperoleh sampah berikut sehingga akan
diperoleh ekivalen timbulan sampah per populasi.
c. Analisis volume penimbangan: Jika tersedia jembatan timbang,
jumlah sampah yang masuk ke fasilitas penerima ke fasilitas
penerima akan mudah diketahui dari waktu ke waktu. Jumlah
sampah harian kemudian digabungkan dengan perkiraan luas
layanan, dimana dapat dicari data kependudukan dan fasilitas

11
umum yang dilayani, maka akan diperoleh satu bulan sampah per
ekuivalen populasi.
d. Analisis neraca bahan merupakan analisis yang lebih mendasar,
dengan menganalisis secara cermat aliran bahan yang masuk,aliran
material yang hilang dalam sistem dan aliran material yang
menjadi limbah dari suatu sistem yang telah ditentukan batas-
batasnya (system boundary).
Dalam survei, frekuensi pengambilan sampel harus dilakukan delapan
hari berturut-turut untuk menggambarkan fluktuasi harian yang ada.
Dilanjutkan dengan kegiatan bulanan untuk menggambarkan fluktuasi
tahunan. Namun di Indonesia sudah disederhanakan, seperti:
a. Baru selesai 1 hari.
b. Dilakukan dalam seminggu, tetapi pengambilan sampel setiap 2 atau 3
hari.
c. Dilakukan 8 hari berturut-turut Penentuan jumlah sampel yang biasa
digunakan dalam analisis timbulan sampah dilakukan dengan metode
statistik:
1) Metode Stratified random sampling, didasarkan pada komposisi
pendapatan penduduk setempat, dengan asumsi pendapatan
berpengaruh terhadap tingkat timbulan sampah.
2) Jumlah minimum sampel, yang diperkirakan berdasarkan beberapa
perbedaan yang dapat diterima antara penduga dan penaksir,
berapa derajat yang diinginkan dan berapa derajat yang dapat
diterima.
3) Pendekatan praktis, dilakukan dengan mengambil sampah
berdasarkan jumlah minimal sampel yang diperlukan untuk
menentukan komposisi sampah, yaitu minimal 500 liter atau sekitar
200 Kg. Pengambilan sampel biasanya dilakukan di TPS atau
gerobak yang diketahui sumber sampahnya.

12
F. Cara-Cara Pengolahan Sampah
Menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, pengelolaan sampah termasuk ke dalam penangan sampah.
Menurut Permen PU No.13 Tahun 2013 Tentang Persyaratan
Persampahan, pengolahan sampah dapat dilakukan berupa pemadatan,
pengomposan, daur ulang materi dan mengubah sampah menjadi sumber
energi.
1. Pemadatan
Pemadatan pada sampah dilakukan bertujuan untuk memadatkan
sampah agar dapat meningkatkan kapasitas penampungan sampah.
2. Pengomposan
Pengomposan merupakan salah satu cara untuk dapat mengurangi
sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Kompos
adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-
bahan organik yang dapat dipercepat secara artisial oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat,
lembap, dan aerobik atau anaerobik (Dewi & Treesnowati).
Sedangkan, pengomposan adalah proses di mana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-
mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi
(Dewi & Treesnowati).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan adalah :
a. Rasio C/N
b. Ukuran partikel
c. Aerasi
d. Porositas
e. Kelembapan (Moisture content)
f. Temperatur/suhu
g. pH
h. kandungan Hara
i. kandungan bahan berbahaya
j. lama pengomposan

13
Strategi Mempercepat Proses Pengomposan

Secara umum strategi untuk mempercepat proses pengomposan


dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu (Dewi & Treesnowati) :

a. Memanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh pada


proses pengomposan
b. Menambahkan organisme yang dapat mempercepat proses
pengomposan: mikroba pendegradasi bahan organik dan
vermikompos (cacing)
c. Menggabungkan strategi pertama dan kedua

Metode Pengomposan

Terdapat beberapa metode pengomposan, antara lain (Aminah,


Soedarsono, & Sastro, 2003) :

a. Metode Indore
Metode ini dibedakan menjadi dua, yakni 1) Indore
Heap method (bahan dikompos diatas tanah) dan 2) Indore
pit method (bahan dipendam didalam tanah). Metode
Indore sesuai diterapkan di daerah yang bercurah hujan
tinggi. Lama proses pengomposan lebih-kurang tiga bulan.
Bahan dasar yang biasa digunakan adaah campuran
sisa tanaman, kotoran ternak, tanah, dan abu sisa
pembakaran.
1) Indore heap method :
Bahan-bahan kompos ditimbun secara
berlapis-lapis setebal 10-25 cm dan bagian atasnya
ditutupi kotoran ternak yang tipis untuk
pengaktifkan proses, kemudian disiram dengan
campuran pupuk kandang, dan abu. Ukuran
tumpukkan berkisar 2,5 x 2,5 m dengan tinggi 60

14
cm. Tiga bulan kemudian kompos biasanya sudah
jadi dan siap diaplikasikan ke lapangan.
2) Indore pit method:
Lakukan penggalian tanah pada tempat yang
relatif tinggi dan mempunyai peraturan yang baik.
Ukuran lubang galian dengan lebar 150-200 cm,
kedalaman 80-100 cm, dan panjang tergantung
kebutuhan. Bahan dasar kompos yang mudah
terkomposisi disebar secara merata di daalm lubang
dengan ketebalan 10-15 cm, diikuti dengan 4,5 kg
kotoran ternak, 3,5 kg tanah, dan 4,5 kg kompos
jadi. Bahan dasar kompos tersebut di susun berlapis-
lapis dan dilakukan pembasahan secukupnya.
Pembalik dilakukan pada hari ke 15, 30, dan 60.
setiap pembaliakn dilakukan pembasahan agar
kelembaban bahan terjaga.
b. Metode barkeley
Metode ini ditujukan untuk bahan kompos yang
berselulosa tinggi (C/N Ratio tinggi) seperti jerami, alang-
alang, serbuk gergaji, dll. Yang dikombinasikan dengan
bahan kompos yang C/N Rationya rendah.
Bahan kompos ditimbun secara berlapis-lapis
dengan ukuran 2,4 x 2,2 x 1,5 m. Lapisan paling bawah
adalah bahan kompos yang C/N Rationya rendah, diikuti
oleh bahan yang ber C/N rationya tinggi, begitu seharusnya
sampai mencapai ketinggian yang diinginkan. Pada hari ke
dua atau ke tiga suhu tumpukkan kompos akan mencapai
60ºC, kemudian dilakukan pembalikan. Pembalikkan
selanjutnya dilakukan pada hari ke tujuh dan ke sepuluh.
Dalam tiga minggu kompos telah masak dan siap
diaplikasikan.
c. Metode jepang

15
Pada metode Jepang pengomposan juga dilakukan
penumpukkan seperti halnya pada metode pit, namun
sebagai pengganti lubang galian digunakan bak penampung
yang terbuat dari kawat, atau bambu, atau kayu yang di
susun secara bertingkat. Dinding bak dirancang sedemikian
rupa sehingga aerasi berjalan lancar. Bagian dasar bak
dilapisi bahan kedap air guna menghindarkan terjadinya
pencucian unsur hara kedalam tanah di bawahnya.
Bahan dasar kompos terdiri dari kotoran ternak,
rumput, atau lumbah rumah tangga. Keunggulan metode
Jepang adalah bak yang diletakkan diatas permukaan tanah
akan memudahkan pengadukan, sedangkan dasar yang
kedap air dapat mengurangi kehilangan unsur N selama
pengomposan. Di atas telah diuraikan beberapa metode
pengomposan. Masing-masing metode yang diterangkan di
atas memilik kelebihan dan kekurangan. Di dalam
pelaksanaannya, setiap metode dapat di modifikasikan
untuk disesuaikan dengan ketersediaan bahan dasar,
ketersediaan lahan, tenaga kerja, dan lain-lain.

Proses Pengomposan

Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-


bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana
dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap
pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan
senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera
dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos
akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan
peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50oC
- 70oC. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.

16
Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba
Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat
ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat
aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan
oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air
dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu
akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi
pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek
liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan
volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai
30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

3. Daur ulang materi


Daur ulang materi bertujuan untuk mengurangi sampah dengan
memperbarui sampah menjadi sebuah produk yang dapat
digunakan kembali seperti membuat sebuah kerajinan. Dengan
proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna
sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku
yang baru.
4. Mengubah sampah menjadi sumber energi
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah
adalah dengan mengubah sampah menjadi sumber energi.
Contohnya yaitu memanfaatkan sampah menjadi sumber energi
listrik dan sumber energi alternatif. RDF merupakan salah satu
yang sumber energi alternatif yang memanfaatkan limbah. RDF
atau Refused Derived Fuel adalah bahan bakar yang sangat
kompleks dan heterogen, mengandung beberapa fraksi bahan
seperti limbah kertas, plastik, sisa makanan, logam, dan kayu
dengan karakteristik fisik dan kimia yang berbeda (Sari, Rini,
Oktaviani, Ghaida, Sari, & Suryawan, 2022).

17
BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum


Hari, tanggal : Rabu, 25 Januari 2022–Rabu,2 Februari 2022
Tempat : Rumah warga kelurahan Nanggalo
Waktu : 10.00 WIB
B. Alat dan Bahan
No Alat Bahan
1. Ketrok Sampah dari rumah warga
2. Meteran
3. Sarung tangan
4. Masker
5. Timbangan
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan sampah yang sudah diambil dari rumah warga
2. Sampah yang dihasilkan, dipisahkan antara organik, anorganik
maupun B3. Dipisahkan ke masing-masing kantong.
3. Kemudian, timbang masing-masing kantong yang sudah berisi
sampah.
4. Kemudian timbang sampah secara keseluruhan
5. Lalu, masukkan kedalam alat ketrok.
6. Setelah itu, ukur tingginya sebelum dan sesudah dilakukan
pengetrokan.
7. Kemudian, ulangi langkah tersebut sampai seluruh sampah habis
8. Lakukan penimbangan dan pengetrokan selama 8 hari berturut
turut
9. Buat blanko pencatatannya yang berisikan hari dan tanggal,
sampah organik, berat sampah organik (gram), sampah anorganik,
berat sampah anorganik (gram), sampah B3, berat sampah B3
(gram), tinggi sebelum diketrok, dan tinggi sesudah diketrok.

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Setelah melakukan praktikum timbulan sampah di Kelurahan Surau
Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
1. Penentuan Sampel
Jumlah Penduduk (Ps) = 19.671 jiwa
Cd (Kota besar) =1

Diasumsikan dalam satu rumah ada 5 orang, jadi jumlah sampel

Berikut tabel nama unit pemilik sampah dan jumlah


anggota keluarga yang diambil sebagai sampel rumah sedang
dengan tipe 45-54 di Jalan Jamal Jamil, Jalan Bukit Tinggi dan
Jalan Padang Pariaman Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan
Nanggalo :
No. Pemilik Rumah Alamat Pemilik Rumah Jumlah Anggota
Keluarga

1. Bu Rahma Yulianti Jalan Bukit Tinggi No.506 4 anggota keluarga

2. Pak Ramli Jalan Jamal Jamil No.11 3 anggota keluarga

3. Bu Rininta Putri Rahayu Jalan Jamal Jamil 2 anggota keluarga

4. Bu Artati Jalan Jamal Jamil No.15 6 anggota keluarga

5. Bu Fitrianis Jalan Jamal Jamil 10 anggota


keluarga

19
6. Bu Neti Jalan Jamal Jamil No.17 5 anggota keluarga

7. Bu Yetnizar Jalan Jamal Jamil No.9 4 anggota keluarga

8. Bu Rismawati Jalan Jamal Jamil No.13 4 anggota keluarga

9. Bu Lusi Jalan Jamal Jamil 5 kepala keluarga


16 anggota
keluarga

20
2. Perhitungan Timbulan Sampah

a. Hari Ke-1

Hari/ Nama Nama Rumah dan Jenis Sampah Timbangan (Kg) Timbangan Tinggi Timbunan Volume
Tanggal Jumlah Anggota Keseluruhan Sampah (cm) Sampah
Keluarga Organik Anorganik Organik Anorganik (Kg) Sebelum Sesudah di (L)
di Ketrok Ketrok
Rabu/ 26 Anjeli Rumah Bu Daun Sampah 0,1 kg 0,8 kg 0,9 kg 40 cm 26 cm 10,6 L
Januari Claudia Rahma Yuliyanti bawang, kemasan,
2022 (201210523) 4 Anggota cangkang plastik,
Hari Ke-1 keluarga telur, botol
(Rumah daging,
Permanen) sayur
Indah Rumah Sisa nasi, Styrofoam, 1 kg 0,9 kg 1,9 kg 87 cm 68 cm 27,2 L
Wulandari. K Pak Ramli rumput, plastik,
(201210530) 3 orang anggota sayur, botol, botol
keluarga daging kemasan,
(Rumah kotak
Permanen)
Iqbal Putra Rumah Bu Sisa nasi, Plastik, 1,2 kg 0,3 kg 1,5 kg 42 cm 33 cm 13,2 L
Pradana Rininta Putri sayur, sisa kotak, botol
(201210531) Rahayu gorengan
2 Anggota
keluarga
(Rumah
Permanen)
Kintan Putri Rumah Sisa Botol, 0,2 kg 0,8 kg 1 kg 62 cm 45 cm 18 L

21
Bennya Bu Artati makanan, kaleng,
(201210533) 6 orang anggota sisa nasi puntung
keluarga rokok (B3),
(Rumah styrofoam
Permanen)
Mona Rizki Rumah Daun, Kertas, 1 kg 0,8 kg 1,8 kg 65 cm 55 cm 22 L
Monika Bu Fitrianis sayur, plastik, kulit
(201210536) 10 anggota kentang, sabun
keluarga cabe,
(Rumah bawang,
Permanen) duku, kulit
buah
Nadia Rumah Sayur Styrofoam, 0,4 kg 0,5 kg 0,9 kg 26 cm 25 cm 10 L
Rahmagina Bu Neti botol,
(201210540) 5 orang anggota plastik,
keluarga sedotan
(Rumah
Permanen)
Rani Rumah Sisa nasi, Plastik, 0,8 kg 0,4 kg 1,2 kg 52 cm 48 cm 19,2 L
Febrianti Bu Yetnizar daun, kulit botol, tisu,
(201210549) 4 orang anggota buah kotak rokok
keluarga
(Rumah
Permanen)
Rega Agus Rumah Kulit Plastik, tisu, 1,4 kg 0,1 kg 1,5 kg 45 cm 34 cm 13,6 L
Malisa Bu Rismawati jagung, puntung
(201210551) 4 orang anggota cabe, rokok (B3)
keluarga bawang,

22
(Rumah kulit labu
Permanen) siam
Viola Putri Rumah Jagung, Platik 1,2 kg 1 kg 2,2 kg 80 cm 75 cm 30 L
Asriani Bu Lusi kulit kemasan,
(201210557) 5 kepala keluarga jagung, styrofoam,
dengan 16 orang sayur botol bekas
anggota keluarga
(Rumah
Permanen)
Jumlah 54 jiwa 7,3 kg 5,6 kg 12,9 kg 163,8 L

Timbulan Sampah Hari Pertama

Diketahui :

Vs = 163,8 l

Bs =12,9 kg

u = 54 jiwa

Volume Timbulan Sampah

23

Berat Timbulan Sampah

b. Hari Ke-2

Hari/ Nama Nama Rumah dan Jenis Sampah Timbangan (Kg) Timbangan Tinggi Timbunan Volume
Tanggal Jumlah Anggota Keseluruhan Sampah (cm) Sampah
Keluarga Organik Anorganik Organik Anorganik (Kg) Sebelum Sesudah di (L)
di Ketrok Ketrok
Kamis/ 27 Anjeli Rumah Bu Cabe, daun Masker, 1,3 kg 1,1 kg 2,4 kg 42 cm 34 cm 13,6 L
Januari Claudia Rahma Yuliyanti bawang, sisa tisu,
2022 (201210523) 4 Anggota gorengan, plastik,
Hari Ke-2 keluarga cangkang sampah
(Rumah telur kemasan
Permanen)
Indah Rumah Sisa Styrofoam 4 kg 1 kg 5 kg 74 cm 48 cm 19,2 L
Wulandari. K Pak Ramli makanan, ,
(201210530) 3 orang anggota kulit buah, Plastik
keluarga daun, kulit kemasan,

24
(Rumah jagung kertas,
Permanen) puntung
rokok
(B3),
karung
Iqbal Putra Rumah Bu Sisa makanan Puntung 0,2 kg 0,3 kg 0,5 kg 13 cm 7 cm 2,8 L
Pradana Rininta Putri rokok
(201210531) Rahayu (B3)
2 Anggota plastik,
keluarga sampah
(Rumah kemasan
Permanen)
Kintan Putri Rumah Daun, kulit Styrofoam 4 kg 3 kg 7 kg 81 cm 57 cm 22,8 L
Bennya Bu Artati buah, sisa , tisu,
(201210533) 6 orang anggota nasi bekas
keluarga kemasan,
(Rumah kantong
Permanen) plastik
Mona Rizki Rumah Cangkang Sampah 2 kg 1,2 kg 3,2 kg 38 cm 30 12 L
Monika Bu Fitrianis telu, sayur kemasan,
(201210536) 10 anggota plastik,
keluarga masker,
(Rumah kertas, tisu
Permanen)
Nadia Rumah Sisa Plastik, 1 kg 0,4 kg 1,4 kg 44 cm 33 cm 13,2 L
Rahmagina Bu Neti makanan, botol,
(201210540) 5 orang anggota sisa buah sampah
keluarga kemasan

25
(Rumah
Permanen)
Rani Rumah Daun-daun Botol 1 kg 0,3 kg 1,3 kg 28 cm 20 cm 8L
Febrianti Bu Yetnizar kemasan,
(201210549) 4 orang anggota plastik,
keluarga bungkus
(Rumah nasi
Permanen)
Rega Agus Rumah Kulit buah, Plastik, 0,3 kg 0,3 kg 0,6 kg 12 cm 8 cm 3,2 L
Malisa Bu Rismawati sampah tisu,
(201210551) 4 orang anggota bawang kardus
keluarga kemasan,
(Rumah bekas
Permanen) kemasan
Viola Putri Rumah Kulit buah, Styrofoam 1,1 kg 0,3 kg 1,4 kg 35 cm 30 cm 12 L
Asriani Bu Lusi daun , plastik,
(201210557) 5 kepala keluarga kantong
dengan 16 orang plastik,
anggota keluarga botol,
(Rumah kardus
Permanen)
Jumlah 14,9 kg 7,9 kg 22, 8 kg 106,8 L

26
Timbulan Sampah Hari Kedua

Diketahui :

Vs = 106,8 l

Bs =22,8 kg

u = 54 jiwa

Volume Timbulan Sampah

Berat Timbulan Sampah

27
c. Hari Ke-3

Hari/ Nama Nama Rumah dan Jenis Sampah Timbangan (Kg) Timbangan Tinggi Timbunan Volume
Tanggal Jumlah Anggota Keseluruhan Sampah (cm) Sampah
Keluarga Organik Anorganik Organik Anorganik (Kg) Sebelum Sesudah (L)
di Ketrok di Ketrok
Jumat/28 Anjeli Rumah Bu Sayur, Plastik, 1,4 kg 0,2 kg 1,6 kg 36 cm 32 cm 12,8 L
Januari Claudia Rahma Yuliyanti cangkang kertas,
2022 (201210523) 4 Anggota telur, sisa masker, tisu,
Hari Ke- keluarga nasi, tulang sampah
3 (Rumah ayam, daun kemasan
Permanen)
Indah Rumah Sisa nasi, Botol, plastik 1 kg 1 kg 2 kg 56 cm 47 cm 18,8 L
Wulandari. K Pak Ramli daun kemasana,
(201210530) 3 orang anggota kantong
keluarga plastik,
(Rumah karton, baju,
Permanen) botol kaleng
Iqbal Putra Rumah Bu Mie, sisa Kaleng, 2 kg 0,1 kg 2,1 kg 31 cm 26 cm 20,4 L
Pradana Rininta Putri nasi, sisa plastik, kertas
(201210531) Rahayu makanan
2 Anggota
keluarga
(Rumah
Permanen)
Kintan Putri Rumah Sisa Plastik, botol 0,5 kg 0,2 kg 0,7 kg 18 cm 16 cm 6,4 L
Bennya Bu Artati makanan,
(201210533) 6 orang anggota cangkang

28
keluarga telur, sisa
(Rumah buah,
Permanen) sayuran
Mona Rizki Rumah Daun, Plastik, 1,3 kg 1,3 kg 2,6 kg 90 cm 71 cm 28,4 L
Monika Bu Fitrianis sayuran, styrofoam,
(201210536) 10 anggota sisa bungkus
keluarga makanan kemasan
(Rumah
Permanen)
Nadia Rumah Potongan Karton, 4,5 kg 2,1 kg 6,6 kg Perlakua Perlakua 58 L
Rahmagina Bu Neti buah, daun, styrofoam, nI nI
(201210540) 5 orang anggota sisa nasi, bungkus 100 cm 80 cm
keluarga sisa kemasanan, Perlakua Perlakua
(Rumah makanan plastik n II n II
Permanen) 80 cm 65 cm
= 180 cm =145 cm
Rani Rumah Daun, sisa Plastik, 6 kg 2 kg 8 kg 90 cm 87 cm 34,8 L
Febrianti Bu Yetnizar makanan, styrofoam,
(201210549) 4 orang anggota kulit pisang, kertas, kardus
keluarga kulit jagung
(Rumah
Permanen)
Rega Agus Rumah Sisa sayur, Tisu, 0,4 kg 1 kg 1,4 kg 60 cm 50 cm 16,4 L
Malisa Bu Rismawati daun styrofoam,
(201210551) 4 orang anggota bawang, bungkus
keluarga cabe, rokok,
(Rumah cangkang plastik,
Permanen) telur, sisa mangkok

29
buah bekas, kotak
plastik
Viola Putri Rumah Sisa sayur, Styrofoam, 1,2 kg 0,3 kg 1,5 kg 50 cm 41 cm 20 L
Asriani Bu Lusi sisa nasi, botol, kertas
(201210557) 5 kepala keluarga kulit buah
dengan 16 orang
anggota keluarga
(Rumah
Permanen)
Jumlah 54 Jiwa 18,3 kg 8,2 kg 26, 5 kg 206 L

Timbulan Sampah Hari Ketiga

Diketahui :

Vs = 206 l

Bs =26,5 kg

u = 54 jiwa

Volume Timbulan Sampah

30

Berat Timbulan Sampah

d. Hari Ke-4

Hari/ Nama Nama Rumah Jenis Sampah Timbangan (Kg) Timbangan Tinggi Timbunan Volume
Tanggal dan Jumlah Keseluruhan Sampah (cm) Sampah
Anggota Organik Anorganik Organik Anorganik (Kg) Sebelum Sesudah (L)
Keluarga di Ketrok di Ketrok
Sabtu/29 Anjeli Rumah Bu Sisa nasi, Plastk, 0,3 kg 0,5 kg 0,8 kg 44 cm 41 cm 16,4 L
Januari Claudia Rahma kulit buah, kertas,
2022 (201210523) Yuliyanti sisa makanan kemasan
Hari Ke-4 4 Anggota
keluarga
(Rumah
Permanen)
Indah Rumah Daun, sisa Botol 0,3 kg 0,3 kg 0,6 kg 36 cm 34 cm 13,6 L
Wulandari. K Pak Ramli makanan kemasan,

31
(201210530) 3 orang anggota kantong
keluarga plastik,
(Rumah botol
Permanen) kaleng,
plastik,
tisu
Iqbal Putra Rumah Bu Ampas Kardus, 1 kg 0,1 kg 1,1 kg 35 cm 28 cm 11,2 L
Pradana Rininta Putri kelapa, kulit kantong
(201210531) Rahayu buah, sisa plastik
2 Anggota makanan
keluarga
(Rumah
Permanen)
Kintan Putri Rumah Daun, kulit Kemasan, 1,2 kg 5,3 kg 6,5 kg 95 cm 90 cm 36 L
Bennya Bu Artati pisang kertas
(201210533) 6 orang anggota bungkus,
keluarga kantng
(Rumah plastik,
Permanen) tisu,
puntung
rokok
(B3), lidi,
botol
Mona Rizki Rumah Daun-daun Styrofoam 0,1 kg 1 kg 1,1 kg 3 cm 47 cm 18,8 L
Monika Bu Fitrianis , bekas
(201210536) 10 anggota kemasan,
keluarga bekas
(Rumah kosmetik,

32
Permanen) pontung
rokok
(B3), botol
kemasan
Nadia Rumah Sisa sayur, Bekas 2,2 kg 0,4 kg 2,6 kg 56 cm 54 cm 21,6 L
Rahmagina Bu Neti kulit buah, kemasan,
(201210540) 5 orang anggota cangkang kardus
keluarga telur, daun kecil,
(Rumah bawang botol,
Permanen) botol
kaleng,
plastik
Rani Rumah Daun, kulit Kardus, 0,2 kg 1 kg 1,2 kg 50 cm 46 cm 18,4 L
Febrianti Bu Yetnizar buah plastik,
(201210549) 4 orang anggota botol,
keluarga kantong
(Rumah plastik,
Permanen) lidi, tisu,
pipet
Rega Agus Rumah Kulit pisang, Botol, 1 kg 0,5 kg 1,5 kg 44 cm 31 cm 12,4 L
Malisa Bu Rismawati daun bawang, kantong
(201210551) 4 orang anggota sisa nasi, plastik,
keluarga cabe tisu,
(Rumah styrofoam,
Permanen) pipet
Viola Putri Rumah Daun, sisa Botol, 0,1 kg 3,7 kg 3,8 kg 60 cm 53 cm 21,2 L
Asriani Bu Lusi nasi botol
(201210557) 5 kepala kaleng,

33
keluarga dengan kardus
16 orang kemasana,
anggota kemasana
keluarga n
(Rumah makanan,
Permanen) masker,
kantong
plastik,
pembersih
telinga,
kertas
Jumlah 54 jiwa 10 kg 9,2 kg 19,2 kg 169,6 L

Timbulan Sampah Hari Keempat

Diketahui :

Vs =169,6 l

Bs =19,2 kg

u = 54 jiwa

Volume Timbulan Sampah

34

Berat Timbulan Sampah

e. Hari Ke-5

Hari/ Nama Nama Rumah dan Jenis Sampah Timbangan (Kg) Timbangan Tinggi Timbunan Volume
Tanggal Jumlah Anggota Keseluruhan Sampah (cm) Sampah
Keluarga Organik Anorganik Organik Anorganik (Kg) Sebelum Sesudah (L)
di Ketrok di Ketrok
Minggu/ Anjeli Rumah Bu Rahma Daun Botol, 1 kg 0,3 kg 1,3 kg 45 cm 35 cm 14 L
30 Januari Claudia Yuliyanti pisang, sisa kantong
2022 (201210523) 4 Anggota keluarga nasi, kulit plastik, pipet,
Hari Ke-5 (Rumah Permanen) buah bungkus nasi
Indah Rumah Kulit Botol, tisu, 0,9 kg 0,3 kg 27 cm 21 cm 1,2 cm 98,4 L
Wulandari. K Pak Ramli pisang, masker.
(201210530) 3 orang anggota daun Kantong

35
keluarga plastik,
(Rumah Permanen) kardus
Iqbal Putra Rumah Bu Rininta Kulit buah, Botol, plasti 0,2 kg 0,1 kg 0,3 kg 27 cm 25 cm 10 L
Pradana Putri Rahayu sisa nasi
(201210531) 2 Anggota keluarga
(Rumah Permanen)
Kintan Putri Rumah Kulit buah Botol, 0,9 kg 0,8 kg 1,7 kg 63 cm 57 cm 22,8 L
Bennya Bu Artati kantong
(201210533) 6 orang anggota plastik, tisu,
keluarga kertas
(Rumah Permanen)
Mona Rizki Rumah Kulit buah Botol, pipet, 2,1 kg 0,3 kg 2,4 kg 29 cm 22 cm 8,8 L
Monika Bu Fitrianis semangka kantong
(201210536) 10 anggota dan nangka, plastik,
keluarga sisa tulang karton
(Rumah Permanen) dan daging, kemasan
cangkang minuman
telur
Nadia Rumah Sisa nasi, Styrofoam, 1 kg 0,2 kg 1,2 kg 55 cm 42 cm 16,8 L
Rahmagina Bu Neti kulit durian pastik,
(201210540) 5 orang anggota kardus, botol
keluarga plastik, bekas
(Rumah Permanen) pil atau obat
(B3)
Rani Rumah Cabe, Kantong 0,5 kg 1 kg 1,5 kg 48 cm 30 cm 12 L
Febrianti Bu Yetnizar cangkang plastik, botol
(201210549) 4 orang anggota telur kemasan
keluarga

36
(Rumah Permanen)
Rega Agus Rumah Kulit buah, Kantong 0,1 kg 0,2 kg 0,3 kg 20 cm 27 cm 10,8 L
Malisa Bu Rismawati kulit plastik,
(201210551) 4 orang anggota jagung, kemasan,
keluarga bawang, kardus kecil
(Rumah Permanen) cabe
Viola Putri Rumah Daun, Kantong 3 kg 0,2 kg 3,2 kg 58 cm 52 cm 20,8 L
Asriani Bu Lusi batang plastik, botol,
(201210557) 5 kepala keluarga bunga pipet, lidi,
dengan 16 orang kardus, bola
anggota keluarga plastik, tisu,
(Rumah Permanen) tali plastik,
kapas
Jumlah 54 Jiwa 9,7 kg 3,4 kg 13,1 kg 124,4 L

Timbulan Sampah Hari Kelima

Diketahui :

Vs =124,4 l

Bs =13,1 kg

u = 54 jiwa

37
Volume Timbulan Sampah

Berat Timbulan Sampah

f. Hari Ke-6

Hari/ Nama Nama Rumah dan Jenis Sampah Timbangan (Kg) Timbangan Tinggi Timbunan Volume
Tanggal Jumlah Anggota Keseluruhan Sampah (cm) Sampah
Keluarga Organik Anorganik Organik Anorganik (Kg) Sebelum Sesudah (L)
di Ketrok di Ketrok
Senin/ 31 Anjeli Rumah Bu Sisa nasi, Plastik, 1 kg 0,3 kg 1,3 kg 51 cm 40 cm 16 L
Januari Claudia Rahma Yuliyanti sayur, botol,
2022 (201210523) 4 Anggota cangkang kertas
Hari Ke-6 keluarga telur, sisa
(Rumah makanan
Permanen)
Indah Rumah Sisa nasi, styrofoam 0,4 kg 0,3 kg 0,7 kg 56 cm 46 cm 18,4 L
Wulandari. K Pak Ramli sisa sayur
(201210530) 3 orang anggota
keluarga

38
(Rumah
Permanen)
Iqbal Putra Rumah Bu Daun, kulit Kantong 0,4 kg 0,2 kg 0,6 kg 36 cm 30 cm 12 L
Pradana Rininta Putri pisang plastik,
(201210531) Rahayu kemasan,
2 Anggota tisu,
keluarga kertas,
(Rumah bungkus
Permanen) nasi
Kintan Putri Rumah Daun, Bungkus 4,1 kg 1,9 kg 6 kg 86 cm 68 cm 27 ,2 L
Bennya Bu Artati batang nasi, tisu,
(201210533) 6 orang anggota bunga, botol,
keluarga sayur, kemasan,
(Rumah cangkang bungkus
Permanen) telur roko
Mona Rizki Rumah Sayur, Kantong 2,1 kg 0,2 kg 2,3 kg 30 cm 25 cm 10 L
Monika Bu Fitrianis cangkang plastik,
(201210536) 10 anggota telur, cabe, kemasan
keluarga kulit makanan
(Rumah bawang,
Permanen) pare, kulit
buah, kulit
ubi, daun,
pete, kulit
jengkol
Nadia Rumah Kulit Styrofoam 1,1 kg 0,4 kg 1,5 kg 42 cm 38 cm 15,2 L
Rahmagina Bu Neti jengkol, sisa , kantong
(201210540) 5 orang anggota nasi, tulang plastik,

39
keluarga ikan, daun, kertas
(Rumah daun nasi, pipet,
Permanen) bawang, tisu
cabe, kulit
asam,
cangkang
telur
Rani Rumah Kulit Bungkus 0,4 kg 0,4 kg 0,8 kg 40 cm 36 cm 14,4 L
Febrianti Bu Yetnizar bawang nasi, tisu,
(201210549) 4 orang anggota botol,
keluarga plastik,
(Rumah pipet
Permanen)
Rega Agus Rumah Daun, kulit Styrofoam 0,2 kg 0,1 kg 0,3 kg 44 cm 38 cm 15,2 cm
Malisa Bu Rismawati buah, sisa , pipet,
(201210551) 4 orang anggota buah tisu, botol,
keluarga kemasan,
(Rumah masker,
Permanen) tali plastik
Viola Putri Rumah Daun, sisa Bungkus 1,2 kg 0,8 kg 1 kg 68 cm 57 cm 22,8 L
Asriani Bu Lusi nasi, kulit nasi,
(201210557) 5 kepala keluarga bawang, plastik,
dengan 16 orang kulit pisang, tisu, botol,
anggota keluarga sisa mie, karung
(Rumah cangkang plastik
Permanen) telur, sisa
sayur

40
Jumlah 54 jiwa 10,9 kg 4,6 kg 15,5 kg 151,2 L

Timbulan Sampah Hari Keenam

Diketahui :

Vs =124,4 l

Bs =13,1 kg

u = 54 jiwa

Volume Timbulan Sampah

Berat Timbulan Sampah

41
g. Hari Ke-7

Hari/ Nama Nama Rumah Jenis Sampah Timbangan (Kg) Timbangan Tinggi Timbunan Volume
Tanggal dan Jumlag Keseluruhan Sampah (cm) Sampah
Anggota Organik Anorganik Organik Anorganik (Kg) Sebelum Sesudah (L)
Keluarga di Ketrok di Ketrok
Selasa/ 1 Anjeli Rumah Bu Sisa nasi, Styrofoam, 1,2 kg 1,8 kg 3 kg 58 cm 49 cm 19,6 L
Februari Claudia Rahma daun pastik,
2022 (201210523) Yuliyanti kemasan,
Hari Ke-7 4 Anggota kertas
keluarga
(Rumah
Permanen)
Indah Rumah Sayur, Plastik, 1,1 kg 0,9 kg 2 kg 43 cm 33 cm 13,2 L
Wulandari. K Pak Ramli cabe,sisa sampah
(201210530) 3 orang anggota makanan kemasan
keluarga
(Rumah
Permanen)
Iqbal Putra Rumah Bu Sampah Kertas, 0,8 kg 0,3 kg 3 kg 17 cm 14 cm 5,6 L
Pradana Rininta Putri buah, daun plastik,
(201210531) Rahayu karton kecil
2 Anggota
keluarga
(Rumah
Permanen)

42
Kintan Putri Rumah Sisa nasi, Plastik, 1,2 kg 0,2 kg 1,4 kg 35 cm 26 cm 10,4 L
Bennya Bu Artati rumput kertas,
(201210533) 6 orang anggota sampah
keluarga kemasan,
(Rumah kapas
Permanen)
Mona Rizki Rumah Kulit buah, Pipet, 0,4 kg 0,6 kg 1 kg 25 cm 16 cm 6,4 L
Monika Bu Fitrianis dedaunan styrofoam,
(201210536) 10 anggota plastik,
keluarga pempes
(Rumah (B3),
Permanen) pembalut
(B3) kertas,
botol
kemasan
Nadia Rumah Sisa Plastik, tisu, 0,5 kg 0,8 kg 1,3 kg 5 cm 44 cm 17,6 L
Rahmagina Bu Neti makanan, karton
(201210540) 5 orang anggota kulit buah,
keluarga daun
(Rumah
Permanen)
Rani Rumah Sayur, sisa Plastik, 0,2 kg 0,7 kg 0,9 kg 39 cm 35 cm 14 L
Febrianti Bu Yetnizar makanan kertas,
(201210549) 4 orang anggota sampah
keluarga kemasan,
(Rumah pipet
Permanen)
Rega Agus Rumah Sisa Styrofoam, 0,3 kg 0,5 kg 0,8 kg 44 cm 36 cm 14.4 L

43
Malisa Bu Rismawati makanan plastik,
(201210551) 4 orang anggota kertas
keluarga
(Rumah
Permanen)
Viola Putri Rumah Daun, Plastik, 0,4 kg 0,2 kg 0,6 kg 57 cm 39 cm 15,6 L
Asriani Bu Lusi sayur, sisa karton, lidi,
(201210557) 5 kepala makanan sampah
keluarga dengan kemasan
16 orang
anggota
keluarga
(Rumah
Permanen)
Jumlah 54 Jiwa 6,1 kg 6 kg 12,1 kg 116,8 L

Timbulan Sampah Hari Ketujuh

Diketahui :

Vs =116,84 l

Bs =12,1 kg

44
u = 54 jiwa

Volume Timbulan Sampah

Berat Timbulan Sampah

h. Hari Ke-8

Hari/ Nama Nama Rumah Jenis Sampah Timbangan (Kg) Timbangan Tinggi Timbunan Volume
Tanggal dan Jumlag Keseluruhan Sampah (cm) Sampah
Anggota Organik Anorganik Organik Anorganik (Kg) Sebelum Sesudah di (L)
Keluarga di Ketrok Ketrok
Rabu/2 Anjeli Rumah Bu Daun, Tisu, 1 kg 0,1 kg 1,1 kg 25 cm 20 cm 8L
Februari Claudia Rahma cangkang plastik,
2022 (201210523) Yuliyanti telur sampah
Hari Ke-8 4 Anggota kemasan
keluarga

45
(Rumah
Permanen)
Indah Rumah Sisa Plastik, 2,1 kg 1,7 kg 3,8 kg 57 cm 50 cm 20 L
Wulandari. K Pak Ramli makanan, kemasan
(201210530) 3 orang sisa buah,
anggota sayur
keluarga
(Rumah
Permanen)
Iqbal Putra Rumah Bu Daun, sisa Pipet, 1,2 kg 0,8 kg 2 kg 35 cm 22 cm 8,8 L
Pradana Rininta Putri sayur plastik, lidi,
(201210531) Rahayu pempes
2 Anggota (B3),
keluarga sampah
(Rumah kemasan
Permanen)
Kintan Putri Rumah Sisa Plastik, 0,7 kg 0,3 kg 1 kg 25 cm 20 cm 8L
Bennya Bu Artati makanan, botol
(201210533) 6 orang tulang ikan kemasan,
anggota kertas,
keluarga bungkus
(Rumah nasi
Permanen)
Mona Rizki Rumah Sisa Styrofoam, 1 kg 0,5 kg 1,5 kg 38 cm 30 cm 12 L
Monika Bu Fitrianis makanan, botol
(201210536) 10 anggota cabe kemasan,
keluarga bungkus
(Rumah rokok,

46
Permanen) plastik
Nadia Rumah Sisa sayur, Plastik, 0,8 kg 0,4 kg 1,2 kg 53 cm 40 cm 16 L
Rahmagina Bu Neti cangkang masker,
(201210540) 5 orang telur, daun, kemasan,
anggota cabe, botol
keluarga kerupuk kemasan,
(Rumah kardus
Permanen)
Rani Rumah Sayur, sisa Plastik, 0,3 kg 0,2 kg 0,5 kg 34 cm 25 cm 10 L
Febrianti Bu Yetnizar makanan kertas,
(201210549) 4 orang bungkus
anggota nasi
keluarga
(Rumah
Permanen)
Rega Agus Rumah Daun Plastik, 0,6 kg 0,4 kg 1 kg 36 cm 30 cm 12 L
Malisa Bu kertas,
(201210551) Rismawati bungkus
4 orang rokok, tisu,
anggota pipet
keluarga
(Rumah
Permanen)
Viola Putri Rumah Sisa Plastij, 1,3 kg 0,7 kg 2 kg 45 cm 26 cm 10,4 L
Asriani Bu Lusi makanan, masker, lidi,
(201210557) 5 kepala kulit buah, kemasan,
keluarga tulang ikan bungkus
dengan 16 rokok, pipet

47
orang
anggota
keluarga
(Rumah
Permanen)
Jumlah 54 Jiwa 9 kg 5,1 kg 14,1 kg 105,2 L

Timbulan Sampah Hari Kedelapan

Diketahui :

Vs =105,2 l

Bs =14,1 kg

u = 54 jiwa

Volume Timbulan Sampah

48
Berat Timbulan Sampah

Dengan perhitungan volume timbulan sampah dan berat timbulan sampah satu hari, maka diperoleh

No Hari / Tanggal Volume Timbulan Sampah Berat Timbulan Sampah


(liter/ perorang/ hari) (kg/ perorang/ hari)

1. Rabu/ 26 Januari 2022 3,033 liter/ perorang/hari 0,23 kg/ perorang/ hari

2. Kamis/ 27 Januari 2022 1,97 liter/ perorang/hari 0,42 kg/ perorang/ hari

3. Jumat/ 28 Januari 2022 3,81 liter/ perorang/hari 0,49 kg/ perorang/ hari

4. Sabtu/ 29 Januari 2022 3,14 liter/ perorang/hari 0,35 kg/ perorang/ hari

5. Mingg/ 30 Januari 2022 2,30 liter/ perorang/hari 0,24 kg/ perorang/ hari

6. Senin/ 31 Januari 2022 2,8 liter/ perorang/hari 0,28 kg/ perorang/ hari

7. Selasa/ 1 Februari 2022 2,16 liter/ perorang/hari 0,22 kg/ perorang/ hari

49
8. Rabu/ 2 Februari 2022 1,94 liter/ perorang/hari 0,26 kg/ perorang/ hari

Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh total volume dan berat timbulan sampah yaitu,

⁄ ⁄

⁄ ⁄

50
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum timbulan sampah, diperoleh rata-rata
berat timbulan sampah sebesar 0,311 kg/orang/hari dan rata-rata volume
timbulan sampah sebesar 2,64 liter/orang/hari. Dari hasil perhitungan
volume dan berat timbulan sampah dapat disimpulkan bahwa rata-rata
sampah yang didapatkan tahun 2022 semakin meningkat.
Jenis-jenis sampah yang ditemukan selama 8 hari yaitu untuk
sampah organik yaitu sisa makanan, sisa nasi, daun-daunan, sisa bahan
dapur seperti cabe, bawang, sayuran, sisa buah-buahan seperti kulit buah.
Sedangkan, sampah anorganik yaitu plastik, lidi, sampah kemasan, tisu,
styrofoam, pipet, kertas, sedotan, pembungkus rokok dan pembungkus
nasi. Dengan mengetahui komposisi sampah, karakteristik sampah,
volume dan berat timbulan sampah dapat membuat perencanaan sistem
pengelolaan sampah.
Oleh karena itu, untuk mengurangi timbulan sampah di masyarakat
dapat dilakukan dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Selain
itu, menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah pada pasal 19 di jelaskan bahwa pengelolaan sampa rumah tangga
dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas :
1. Pengurangan sampah
Pengurangan sampah terdiri dari :
a. Pembatasan timbulan sampah
b. Pendauran ulang sampah
c. Pemanfaatan kembali sampah
2. Penanganan sampah
Kegiatan penanganan sampah terdiri dari :
a. Pemilahan dalam bentuk pengambilan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah
b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau
tempat pengelohan sampah terpadu

51
c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari
tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemprosesan
akhir
d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah
Pada pengolahan sampah menurut PermenPU No. 13 Tahun 2013
Tentang Persyaratan Persampahan, meliputi :
1) Pemadatan
2) Pengomposan
3) Daur ulang materi
4) Mengubah sampah menjadi sumber energi
e. Pemprosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman

52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Timbulan sampah secara fisik yang ditemukan selama 8 hari yaitu untuk
sampah organik yaitu sisa makanan, sisa nasi, daun-daunan, sisa bahan
dapur seperti cabe, bawang, sayuran, sisa buah-buahan seperti kulit buah.
Sedangkan, sampah anorganik yaitu plastik, sampah kemasan, tisu,
styrofoam, kertas, sedotan, pembungkus rokok dan pembungkus nasi.
2. Berdasarkan hasil praktikum timbulan sampah, diperoleh rata-rata berat
timbulan sampah sebesar 0,311 kg/orang/hari dan rata-rata volume
timbulan sampah sebesar 2,64 liter/orang/hari.
3. Cara pengelolaan sampah yang dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya dengan pengomposan untuk sampah organik, mendaur ulang
sampah untuk sampah yang dapat di gunakan kembali seperti kerajinan,
dan mengubah sampah menjadi sumber energi.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengolahan sampah
seperti pengomposan dan dapat mendaur ulang sampah menjadi barang
yang dapat digunakan kembali.
2. Untuk Masyarakat
Diharapkan masyarakat menyediakan sarana dan prasarana tempat
sampah yang terpisah minimal 2 bak sampah untuk sampah organik dan
anorganik.
3. Untuk Kampus
Diharapkan kampus dapat menyediakan bak sampah penampungan
besar yang terpisah minimal 2 bak sampah yaitu untuk sampah organik
dan anorganik, tetapi lebih baiknya menyediakan 5 bak sampah yaitu
untuk sampah B3, sampah yang mudah terurai, sampah yang dapat
digunakan kembali, sampah daur ulang dan sampah lainnya.

53
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S., Soedarsono, G. B., & Sastro, Y. (2003). Teknologi Pengomposan.


Alam, Pervez. (2013). Impact of Solid Waste on Health and the Environment,
New Delhi, India
Damanhuri, Enri. (2011). Diktat Kuliah Pengolahan Sampah, Program Studi
Teknik Lingkungan ITB

Damanhuri, E. (2010). PengelolaanSampah. Bandung: ITB.

Dewi, Y. S., & Treesnowati. (t.thn.). Pengolahan Sampah Skala Rumah Tangga
Menggunakan Metode Komposting. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik
LIMIT’S Vol.8 No.2, 35-48.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.13 . (2013).


Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga .

Peraturan Pemerintan Republik Indonesia No.81 . (2012). Pengelolaan Sampah


Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Sari, N. A., Rini, M. A., Oktaviani, W. N., Ghaida, R. N., Sari, M. M., &
Suryawan, I. W. (2022). Penentuan teknologi pengolahan sampah menjadi
energi di Kabupaten Boyolali dengan Analytic Hierarchy Process (AHP).
Dinamika Lingkungan Indonesia, 17-24.

SNI-T-12-1991-03.Tata Cara Pengelolaan Sampah di Pemukiman, Departemen


Pekerjaan Umum. Bandung: Yayasan LPMB.
SNI 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.

SNI 19-2452-2002 Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan

SNI 19-3964-1995 Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah

54
Tchobanoglous, G. 1993. Integreted Solid Waste Management.Mc Graw Hill
International Edition. New York.
Undang-Undang Republik Indonesisia. (2008). UU No 18 Tentang Pengelolaan
Sampah. Republik Indonesia, 1–46.
Zaman, AU. (2011) Urban growth and waste management optimization
towards„zero waste ci ‟, A s li

55
LAMPIRAN

No Gambar Keterangan

1 Memberikan kantong plastik


kepada pemilik rumah untuk
diisi dengan sampah organic
dan anorganik.

2 Mengambil dan
mengumpulkan sampah dari
rumah masyarakat yang hari
sebelumnya sudah dititipkan
kantong plastik,dan bahan
siap dibawa ke bengkel
kerja.
3 Melakukan penimbangan
sampah, baik organik
maupun anorganik dari
masing-masing pemilik
rumah.

4 Melakukan analisa serta


memilah apasaja jenis dari
sampah yang didapatkan,
baik organic maupun
anorganik.
5 Melakukan penimbangan
sampah organik dan sampah
an

Melakukan pengetrokan
sampah tiap rumah dan
mengukur
timbulannya,setelah dan
sebelum diketrok.

6 Sampah yang selesai


diketrok kemudian
dikumpulkan kembali dan
dibuang ke TPA
7

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai