Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIF MAHASISWA

PENERAPAN TEKNOLOGI KESEHATAN (PKM-T)

APLIKASI GREASE TRAP GTKL-22 DENGAN KOMBINASI


FILTER ZEOLIT DAN SERABUT KELAPA UNTUK RUMAH
MAKAN DENGAN LAHAN TERBATAS

Nama NIM
Muhammad Fadhil Arsyad P07133219024
Jamaliah P07133119035
Jum’atus Saniah P07133219015
Muhammad Murdhoni P07133120058
Teguh Suryadinata P07133219044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
BANJARBARU
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PKM – PENERAPAN TEKNOLOGI KESEHATAN
(PKM-T)

1 Judul : APLIKASI GREASE TRAP GTKL-22 UNTUK RUMAH


MAKAN DENGAN LAHAN TERBATAS

2 Bidang Kegiatan : PKM – T


3 Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Muhammad Fadhil Arsyad
b. NIM : P07133219024
c. Jurusan : Kesehatan Lingkungan
d. Program Studi : Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan
e. Politeknik : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
f. Alamat Rumah : Jalan karya Utama Perumahan Karya Utama Perumahan
Karya Utama Permai Blok A, Nomor 7 RT. 22 RW. 01, Desa
Semayap, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru,
Provinsi Kalimantan Selatan
g. Nomor HP : (+62) 87880621331
h. Alamat email : m.fadhilarsyad07@gmail.com
4 Penulis : 5 Orang
5 Dosen
Pembimbing
a. Nama Lengkap : Noraida, SKM, M.Kes
dan Gelar
b. NIP : 197207271994012001
c. NIDN : 4027077203
d. Alamat Rumah : Jalan Trikora Komplek Galuh Marindu 2 No.E-24 RT. 033
RW. 007 Kel/Desa Sungai Besar Kcamatan Banjarbaru
Selatan, Kota Banjarbaru

No. Tel/Hp : 081350067002


6 Biaya Kegiatan
Total
a. Poltekkes : Rp. 4.915.000,-
7 Jangka Waktu : 5 Bulan
Pelaksanaan

2
Banjarbaru, 17 Mei 2022

Mengetahui,
Ketua Jurusan Sanitasi Lingkungan Ketua Kelompok
Poltekkes Banjarmasin

Zulfikar Ali As, S.KM., M.T Muhammad Fadhil Arsyad


NIP 197507031998031002 NIM P07133219024

Ka Pus PPM Dosen Pembimbing

Dr. Mahdalena, S.Pd., M.Kes Noraida, S.KM, M.Kes


NIP 197008251996032002 NIP 197207271994012001

Mengesahkan
Direktur Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Dr. H. Mahpolah, M.Kes


NIP 196310161988031001

3
PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR OLEH TIM PAKAR
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

Proposal dengan Judul “Edukasi Pengelolaan Sampah Dikampung Pelangi


Banjarbaru Selatan” telah diperiksa dan disetujui oleh Tim pakar.

Banjarbaru, 10 Juni 2022

Ketua Pelaksana Kegiatan,

Muhammad Fadhil Arsyad


NIM. P07133219024

Tim Pakar 1 Tim Pakar 2

Dra. Nurlailah, Apt., M.Si Dr. Isnawati, S.KM., M.Kes


NIP. 196601281993122001 NIP. 19650261988122001

Dosen Pembimbing,

Noraida, S.KM, M.Kes


NIP. 19720727199412001

4
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................vi
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................................4
C. Manfaat.....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
A. Pengertian-pengertian...............................................................................5
B. Sumber Air Limbah..................................................................................5
C. Karakteristik Limbah Cair........................................................................6
D. Pengertian Limbah Cair Domestik.........................................................11
E. Limbah Cair Rumah Makan...................................................................12
F. Grease Trap............................................................................................17
G. Dampak Limbah Cair Industri................................................................20
H. Adsorpsi..................................................................................................21
I. Zeolit......................................................................................................23
J. Serabut Kelapa.......................................................................................24
BAB III Spesifikasi................................................................................................26
A. Spesifikasi..............................................................................................26
B. Implementasi Alat..................................................................................26
BAB IV Biaya dan Jadwal Penelitian....................................................................28
A. Biaya Penelitian.....................................................................................28
B. DAFTAR PUSTAKAJadwal Penelitian................................................29
BAB V Hasil Pembahasan.................................................................................... 30
A. Hasil....................................................................................................... 30
B. Pembahasan............................................................................................ 33

5
BAB VI PENUTUP.............................................................................................. 35
A. Kesimpulan............................................................................................. 35
B. Saran....................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

6
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Air Limbah............................................................... 5


Tabel 3.1 Speseifikasi Alat Grease Trap GTKL-22....................................... 22
Tabel 3.2 Tabulasi Data Penelitian................................................................ 27
Tabel 4.1 Rencana Biaya Pembuatan Produk Grease trap GTKL-22............ 28
Tabel 4.2 Rencana Jadual Kegiatan Pembuatan Grease trap GTKL-22........ 29
Tabel 5.1 Removal Effiency Kandungan Minyak dan Lemak...................... 32

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penampang Melintang Bangunan Penangkap Lemak................. 14


Gambar 2.2 Contoh Grease Trap yang Bisa Diaplikasikan............................. 15

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pembimbing


Lampiran 2 Kriteria Desain Grease Trap Termodifikasi
Lampiran 3 Rancangan Alat Grease Trap GTKL-22
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksanan
Lampiran 5 Hasil Pemeriksaan Lemak Minyak di Laboratorium
Lampiran 6 Pengeluaran Anggaran

vi
RINGKASAN

Limbah cair domestik merupakan salah satu penghasil limbah paling banyak

terutama dikota–kota besar seiring dengan tingginya minat masyarakat pada

penyedia jasa boga yang cepat, beragam dan praktis. Namun dengan banyaknya

limbah yang dihasilkan oleh penyedia jasa boga hal tersebut tidak sesuai dengan

pengolahan limbah cair yang dilakukan di lapangan. Pengolahan limbah domestik

di Indonesia belum dilaksanakan dengan baik dan dibeberapa tempat langsung

dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Salah satu

sumber limbah domestik berasal dari kegiatan industri rumah makan.

Tingginya beberapa parameter pencemar pada air limbah rumah makan

menyebabkan air limbah rumah makan perlu diolah agar sesuai dengan Menurut

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia No.68

tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, parameter pencemar yang

memiliki kandungan cukup tinggi dan perlu diolah pada air limbah rumah makan

adalah minyak dan lemak.

Maka peneliti membuat sebuah alat kombinasi proses floating menggunakan

grease trap, adsorpsi batu zeolit, dan filtrasi menggunakan media serabut kelapa

untuk pengolahan limbah cair rumah makan terhadap penurunan pameter minyak

lemak.

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan industri rumah makan sangat berkembang

pesat di Indonesia. Hal ini tentu saja akan menghasilkan limbah cair yang

sangat banyak dalam kegiatannya. Limbah industri rumah makan merupakan

salah satu penghasil limbah organik terbesar dan apabila langsung dibuang

langsung ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu maka

dapat menimbulkan pencemaran pada lingkungan. Pencemaran yang

diakibatkan yaitu terganggunya parameter lingkungan yang tidak sesuai baku

mutu dan bau yang ditimbulkan yang dapat mengganggu sekitar. Oleh karena

itu penting sekali untuk dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum

dialirkan ke lingkungan.

Tingginya beberapa parameter pencemar pada air limbah rumah

makan menyebabkan air limbah rumah makan perlu diolah agar sesuai

dengan Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan

Republik Indonesia No.68 tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah

Domestik, parameter pencemar yang memiliki kandungan cukup tinggi dan

perlu diolah pada air limbah rumah makan adalah minyak dan lemak.

Menurut Wongthanate dkk. (2014), minyak dan lemak yang terkandung

dalam air limbah domestik yang berasal dari pencucian berkisar 42,05-260

mg/L, sedangkan baku mutu Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

1
2

Dan Kehutanan Republik Indonesia No.68 tahun 2016 untuk minyak dan

lemak adalah 5 mg/L.

Hajimi, dkk (2019) menyatakan bahwa serat serabut kelapa sebagai

media filtrasi dapat mengurangi kandungan minyak (lemak) pada limbah cair

domestik sebesar 65%. Utomo, dkk (2018) menyatakan bahwa filtrasi

menggunakan serabut kelapa memiliki efektifitas sebesar 98,52% dalam

menurunkan kadar BOD. Pada serabut kelapa terdapat serat (fiber) yang

mengandung selulosa dan selulosa tersebut bisa digunakan sebagai adsorben

alami (Pino dkk, 2005).

Selain itu, dalam menurunkan angka lemak minyak dapat juga

dilakukan dengan proses adsoprsi. Adsorpsi dari batu zeolit dapat

menurunkan kandungan minyak dan lemak dari sebuah rumah makan

(Sutanto, 2017). Menurut Elgawad (2014), adsorpsi dengan menggunakan

zeolit dapat menurunkan kandungan minyak dan lemak sampai 67%. Proses

adsorpsi menggunakan zeolit pada sebuah bak berukuran 20 cm x 20 cm x 30

cm dapat menurunkan kandungan minyak dan lemak sebanyak 15%,

sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Alcafi, dkk (2019) bahwa zeolit

berukuran 0,8 mm – 1,4 mm seberat 2 kg mampu menurunkan konsentrasi

minyak dan lemak hingga 92,55 % dari 27,2 mg/L menjadi 2.0 mg/L.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas maka peneliti

membuat sebuah alat kombinasi proses floating menggunakan grease trap,

adsorpsi batu zeolit, dan filtrasi menggunakan media serabut kelapa untuk
3

pengolahan limbah cair rumah makan terhadap penurunan pameter minyak

lemak.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk menghasilkan alat grease trap GTKL-22 dalam

menurunkan lemak minyak.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk membuat alat grease trap GTKL-22 dengan kombinasi filter

zeolit dan serabut kelapa dalam menurunkan kadar lemak minyak

yang dihasilkan oleh limbah cair rumah makan.

b. Untuk mengetahui efektivitas alat grease trap GTKL-22 dengan

kombinasi filter zeolit dan serabut kelapa dari limbah cair yang

dihasilkan rumah makan.

3. Manfaat

a. Menjadikan alat alternatif pengolahan limbah cair dalam menurunkan

kadar lemak minyak terhadap rumah makan yang memiliki lahan

terbatas.

b. Pengembangan pengetahuan dan wawasan bagi penulis untuk aplikasi

pengolahan air limbah cair secara nyata di lapangan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian-pengertian

1. Limbah adalah zat atau buangan yang dihasilkan dari suatu proses

produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu

saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan

kualitas lingkungan (Zulkifli, 2017).

2. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang baku mutu

air limbah domestik air limbah adalah air sisa dari suatu hasil usaha

dan/atau kegiatan.

3. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu

Air Limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau

jumlah unsur pencemar yang diteggang keberadaannya dalam air limbah

yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumbe air dari suatu usaha dan

atau kegiatan.

B. Sumber Air Limbah

Data mengenai sumber air limbah dapat dipergunakan untuk

memperkirakan jumlah rata-rata aliran air limbah dari berbagai jenis

perumahan, industri dan aliran air tanah yang ada disekitarnya.

Kesemuaannya ini harus dihitung perkembangannya atau pertumbuhannya

4
5

sebelum membuat suatu bangunan pengolah air limbah serta merencanakan

pemasangan saluran pembawanya.

C. Karakteristik Limbah Cair

Limbah cair yang sering menyebabkan pencemaran pada air

dikelompokkan menjadi limbah industri, limbah pertanian dan limbah

domestik. Limbah domestik (sewage) terdiri dari air (diatas 99%) serta zat

organik dan anorganik, bisa berupa padatan terlarut ataupun mengendap.

Krakteristik limbah cair (grey and black water) memiliki perbedaan.

Limbah cair “grey water” yang banyak mengandung minyak dan lemak.

Limbah cair umunya terdiri limbah yang sebagian berbentuk larutan dan

sebagian lagi merupakan suspen. Selain itu, limbah cair banyak mengandung

zat organik yang berguna bagi mikroorganisme saprophytic yaitu, organisme

pembusuk bersifat pembusuk. Bersifat tidak stabil, biodegradasi dan

menimbulkan bau busuk. Perlunya diketahui karakteristik limbah cair yang

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu, karakteristik fisik, kimia dan biologi

dapat dilihat pada Tabel 2.1 :

Tabel 2.1 Karakteristik Air Limbah

Karakteristik Sumber
Fisik :
Limbah Domestik, limbah industri pengurai
1 Warna
zat organik
2 Bau Dekomposisi air limbah dan limbah industri
Industri dan erosi tanah serta limbah
3 Padatan
domestik.
4 Temperatur Limbah domestik dan limbah industri
Kimia
Organik :
1 Karbohidratt Industri, limbah domestik dann komersial
6

Lanjutan Tabel 2.1 Karakteristik Air Limbah

2 Protein Industri, limbah domestik dann komersial


3 Surfaktan Industri, limbah domestik dann komersial
Lemak,
4 minyak dan Industri, limbah domestik dann komersial
pelumas
Kimia Anorganik :
1 pH Limbah domestik, indsutri dan komersial
2 Sulfur Limbah domestik, indsutri dan komersial
3 Logam berat Limbah industri
Limbah domestik dan infiltrasi air bawah
4 Alkanitas
tanah.
Gas :
CH4
1 Dekomposisi limbah domestik.
(methan)
H2S
2 ( Hidrogen Dekomposisi limbah domestik.
Sulfida)
Biologi :
1 Tumbuhan Aliran limbah terbuka.
Aliran limbah domestik dan infiltrasi air
2 Bakteri
permukaan
3 Virus Limbah domestik.
Sumber : Asmadi dan Suharno (2012)

Karakteristik limbah cair terdiri dari 3 komponen utama yaitu, fisika,

kimia dan biologi. Karakteristik tersebut memiliki nilai ambang batas yang

berbeda-beda dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik pemerintah

pusat maupun daerah. Limbah cair memiliki karakteristik sesuai sumbernya yaitu,

fisika, kimia dan biologi (Filiziati, dkk, 2013).

D. Pengertian Limbah Cair Domestik

Limbah cair domestik adalah hasil limbah buangan dari perumahan,

bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenisnya. Volume limbah

cair dari 200 sampai 400 liter orang perhari, tergantung pada tipe rumah.
7

Aliran terbesar berasal dari rumah yang mempunyai beberapa kamar mandi,

mesin cuci otomatis, dan peralatan yang menggunakan air sebagai sumber

utama.

E. Limbah Cair Rumah Makan

Kontaminan utama limbah cair rumah makan berasal dari bahan

makanan, proses memasak, tahap pembersihan, peralatan, dan dari toilet.

Limbah cair rumah makan mengandung bahan-bahan organik dan bahan

pencuci (sabun atau deterjen). Senyawa organik yang terkandung dalam

limbah cair rumah makan berupa karbohidrat, protein, lemak dan minyak.

Pada limbah cair rumah makan terdapat salah satu parameter yang sangat

berpengaruh yaitu, minyak dan lemak. Adapun sifat dari minyak dan lemak

sebagai berikut :

1. Sifat Fisika Minyak dan Lemak

a. Warna Zat warna dalam minyak dan lemak terdiri dari 2 golongan

yaitu:

1) Zat Warna Alamiah Zat warna golongan ini terdapat secara alamiah

di dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrak

bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara

lain terdiri dari 𝑎 dan ß karoten, xanthofil, klorofil, serta

anthosianin. Zat warna ini menyebabkan minyak berwarna kuning

kecoklatan, kehijauan, dan kemerah - merahan.

2) Zat Warna dari Hasil Degradasi Zat Warna Alamiah Warna gelap

disebabkan oleh proses oksidasi terhadap tokoferol (vitamin E).


8

Warna coklat hanya terdapat pada minyak atau lemak yang

berasal dari bahan yang telah busuk atau memar. Warna kuning

timbul selama penyimpanan dan intensitas warna bervariasi dari

kuning sampai ungu kemerah-merahan. Timbulnya warna kuning

terjadi dalam minyak atau lemak tidak jenuh.

b. Bau Amis dalam Minyak dan Lemak Lemak atau bahan pangan

berlemak, seperti lemak hewani, mentega, krim, susu bubuk, hati,

dan bubuk kuning telur dapat menghasilkan bau tidak enak yang

mirip dengan bau ikan yang sudah basi. Bau amis dapat

disebabkan oleh interaksi trimetil amin oksidasi dengan ikatan

rangkap dari lemak tidak jenuh. Trimetil amin terbentuk akibat

oksidasi oleh peroksida. Umumnya persenyawaan oksidasi ini

terdapat dalam otot-otot pada ikan, dalam jaringan hewan dan

dalam susu. Jika, pesenyawaan tersebut terdapat dalam minyak

yang dipanaskan selama beberapa jam pada suhu sekitar 105°C

senyawa tersebut akan tereduksi, sehingga menghasilkan trimetil

amin bebas.

1) Kelarutan Minyak dan lemak merupakan zat yang tidak larut

dalam air. Minyak dan lemak hanya sedikit larut dalam

alkohol, tetapi akan larut sempurna dalam dietil eter, benzena,

kloroform, heksana, karbon disulfida dan pelarut-pelarut

halogen (Fidia, 2017). Jenis pelarut ini memiliki sifat non

polar sebagaimana halnya minyak dan lemak netral.


9

2) Titik Cair dan Polymorphism Polymorphism pada minyak dan

lemak adalah suatu keadaan dimana terdapat lebih dari satu

bentuk kristal. Polymorphism sering dijumpai pada beberapa

komponen yang mempunyai rantai karbon panjang dan

pemisahan kristal yang sukar. Namun untuk beberapa

komponen, bentuk dari kristalkristalnya sudah dapat

diketahui. Polymorphism penting untuk mempelajari titik cair

minyak dan lemak, asam lemak, beserta ester-esternya.

Polymorphism mempunyai peranan penting dalam berbagai

proses untuk mendapatkan minyak dan lemak. Asam lemak

tidak memperlihatkan kenaikan titik cair yang 16 linier

dengan bertambah panjang rantai atom kararbon. Asam lemak

dengan ikatan trans mempunyai titik cair yang lebih tinggi

dari pada isomer asam lemak yang berikatan.

3) Titik Didih (Boiling Point) Titik didih dari asam-asam lemak

akan semakin meningkat dengan bertambah panjang rantai

karbon asam lemak tersebut.

4) Titik Kekeruhan (Turbidity Point) Titik kekeruhan ditetapkan

dengan cara mendinginkan campuran minyak dan lemak

dengan pelarut lemak. Minyak dan lemak mempunyai tingkat

kelarutan yang terbatas. Campuran ini kemudian dipanaskan

sampai terbentuk larutan yang sempurna. Kemudian

didinginkan dengan perlahan-lahan sampai minyak dan lemak


10

dengan pelarutnya mulai terpisah dan mulai menjadi keruh.

Temperatur pada waktu mulai terjadi kekeruhan, dikenal

sebagai titik kekeruhan. 2. Sifat Kimia Minyak dan Lemak

Reaksi yang penting pada minyak dan lemak Menurut

Sugiharto (1987) dalam Fidia (2017) adalah :

a) Hidrolisa Dalam reaksi hidrolisa, minyak dan lemak akan

dirubah menjadi asam lemak bebas gliserol. Reaksi

hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan minyak

atau lemak karena terdapat sejumlah air dalam minyak

atau lemak tersebut. Reaksi hidrolisa juga dapat

menyebabkan ketengikan.

b) Oksidasi Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi

kontak antar sejumlah oksigen minyak atau lemak.

Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau

tengik pada minyak atau lemak.

c) Hidrogenasi Proses hidrogenasi adalah suatu proses

industri yang bertujuan untuk menjenuhkan ikatan dari

rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Reaksi

hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen

murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator.

Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan

dan katalisator dipisahkan dengan proses penyaringan.

Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras,


11

tergantung pada derajat kejenuhan. Reaksi pada proses

hidrogenasi terjadi pada permukaan katalis yang

mengakibatkan reaksi antara molekul-molekul minyak

dengan gas hidrogen. Hidrogen akan diikat oleh asam

lemak yang tidak jenuh, yaitu pada ikatan rangkap yang

membentuk radikal kompleks antara hidrogen, nikel, dan

asam lemak tak jenuh. Setelah terjadi penguraian nikel

dan radikal asam lemak, selanjutnya dihasilkan suatu

tingkat kejenuhan yang lebih tinggi. Radikal asam lemak

dapat terus bereaksi dengan hidrogen yang membentuk

asam lemak jenuh.

d) Esterifikasi Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah

asam-asam lemak dari trigliserida menjadi bentuk ester.

Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia

yang disebut interesterifikasi atau pertukaran ester yang

didasarkan atas prinsip transesterifikasi friedel-craft.

Pengolahan minyak dan lemak menurut Sugiharto (1987)

dalam Fidia (2017), kandungan dari limbah cair dapur

sebagian adalah lemak dan minyak. Adanya lemak dan

minyak dalam air mengakibatnya susahnya sinar matahari

masuk ke dalam air, sehingga kebutuhan oksigen

menurun. Lemak dan minyak juga mengakibatkan efek

buruk yang dapat menimbulkan permasalahan pada dua


12

hal, yaitu pada saluran air limbah dan pada bangunan

pengolahan seperti penyumbatan saluran dan estetika

lingkungan.

F. Grease Trap

Grease trap merupakan alat pengelolaan limbah cair domestik pada

tahap pre-treatment. Alat ini berfungsi untuk menahan minyak dan lemak

agar tidak sampai ke tempat pembuangan limbah. Penahan beroperasi dengan

menggunakan sejumlah ruang penyekat untuk memperlambat aliran buangan

ketika melintasi alat ini. Ruang-ruang tersebut memaksimalkan waktu

penahan limbah cair, sehingga memungkinkan padatan yang tersedimentasi

pada bagian bawah perangkap. Minyak dan lemak terkoagulasi dengan air

dan mengambang ke permukaan, sehingga mudah untuk dipisahkan

(Kosciuzko National Park 2012).

Grease trap merupakan alat pencegat lemak, perangkat pemulihan

(recovery) minyak dan konverter limbah minyak. Grease trap mempunyai

perangkat pipa yang dirancang untuk mencegat sebagian besar minyak dan

zat padat lain sebelum memasuki sistem pembuangan pada limbah cair.

Limbah umumnya mengandung minyak dalam jumlah kecil yang masuk ke

dalam septik tank dan fasilitas pengolahan untuk membentuk lapisan buih

mengambang grease trap pada instalasi limbah domestik dapur. Grease trap

merupakan alat yang telah cukup dikenal sebagai pretreatment. Alat ini

berupa penahan minyak dan lemak, serta mencegahnya sampai ke tempat


13

pembuangan limbah. Penahan beroperasi dengan menggunakan sejumlah

ruang penyekat untuk memperlambat aliran limbah cair pada saat melintasi

alat ini. Ruang-ruang tersebut memaksimalkan waktu retensi air limbah,

sehingga memungkinkan padatan yang mengendap pada bagian bawah

perangkap. Sedangkan minyak dan lemak terkoagulasi dengan air dan

mengambang ke permukaan sehingga mudah untuk dipisahkan (Kosciuzko

dalam Zaharah, T.A., dkk, 2018).

Minyak dan lemak yang larut dalam air terjadi akibat dari reaksi

hidrolisis. Hidrolisis ini akan menyebabkan kerusakan minyak dan lemak

yang disebabkan oleh adanya air. Salah satu faktor yang mempercepat laju

reaksi hidrolisis yaitu, suhu. Akibat adanya pemanasan akan menyebabkan

energi kinetik dari atom. Atom akan naik dikarenakan semakin tidak

teraturnya molekul-molekul di dalam sampel, akibatnya entropi meningkat

dan kemungkinan untuk terjadi tumbukan semakin besar sehingga reaksi

hirolisis semakin cepat. Minyak dan lemak merupakan salah satu kendala

dalam pengolahan air limbah, sebab minyak dan lemak pada saat panas

berubah wujud menjadi cair, sedangkan pada kondisi yang dingin akan

melekat pada dinding saluran. Minyak dan lemak yang melekat pada saluran

limbah cair dapat menyumbat pipa pengolahan yang kemudian menimbulkan

clogging. Dalam menghadapi kesulitan karena adanya minyak dan lemak di

dalam limbah cair, perlu adanya bangunan penangkap minyak dan lemak

sebelum limbah cair dibuang ke dalam saluran pembuangan. Perusahaan yang

banyak menghasilkan lemak, antara lain rumah makan, pemotongan hewan,


14

pompa bensin serta bengkel mobil. Untuk lebih jelasnya berikut ini potongan

melintang bak penangkap lemak yang dimaksud pada Gambar 2.1.

Sumber : Sugiharto (1987) dalam Widyaningsih (2011)


Gambar 2.1 Penampang Melintang Bangunan Penangkap Lemak

Pada Gambar 2.1 bak penampang lemak di atas dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu bak I, bak II dan bak III. Ketiga bak tersebut dihubungkan oleh

pipa yang diletakkan secara berurutan dengan ketentuan, bahwa letak pipa

pengeluaran pada bak berikutnya selalu lebih rendah dari pipa sebelumnya.

Pada salah satu ujung sekat dan saluran dipasang pipa yang berbentuk huruf T

dengan ujung pipa dimasukkan ke dalam air limbah. Pembuatan bentuk

seperti ini dimaksudkan agar air limbah yang mengalir ke bak I dan bak II

berasal dari dalam bak bagian bawah karena pada bagian atasnya merupakan

tempat mengapungnya lemak yang akan diambil (Sugiharto, 1987 dalam

Widyaningsih, 2011).
15

Limbah cair masuk dari sumber asalnya ke bak I dan terjadi proses

pengapungan (flotasi) akibat sifat lemak itu sendiri, sedangkan pada bagian

bawah merupakan cairan dari limbah itu sendiri. Air limbah akan keluar dari

bak I melalui pipa berbentuk T dari bagian bawah menuju ke bak II. Karena

air limbah keluar dari bagian bawah, maka lemak yang mengapung tidak akan

ikut mengalir sehingga lemak akan tertinggal pada bak I. Untuk mengambil

lemak dari bak I dilakukan secara manual atau diambil dengan menggunakan

serok. Apabila masih terdapat sisa lemak yang bisa lolos ke bak II, maka pada

bak ini akan mengalami proses yang sama seperti mereka berada pada bak I.

Pada bak III diharapkan lemak sudah tidak tersisa lagi. Limbah cair yang

keluar dari bak penangkap telah terbebas dari zat pencemar lemak dan dapat

langsung dibuang ke saluran pembawa air limbah (Sugiharto, 1987 dalam

Widyaningsih, 2011). Contoh grease trap yang biasa diaplikasikan di atas

tanah dan di bawah tanah dapat dilihat pada Gambar 2.2 sebagai berikut :

Sumber : Widyaningsih (2011)


16

Gambar 2.2 Contoh Grease Trap yang Bisa Diaplikasikan

G. Dampak Limbah Cair Industri

Menurut Kusnoputranto (2012), berikut ini adalah dampak yang dapat

ditimbulkan dari pembuangan limbah cair industri yang tidak tepat.

1. Gangguan kesehatan Limbah cair mengandung bakteri dapat menyebabkan

penyakit yang ditularkan melalui air. Selain itu, limbah cair yang

mengandung zat berbahaya dan beracun yang dapat menyebabkan

gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Limbah

cair yang tidak dikelola dengan benar dapat menjadi tempat berkembang

biaknya vektor dan binatang pengganggu (nyamuk, lalat, kecoa, tikus).

2. Penurunan kualitas lingkungan Limbah cair yang dibuang langsung ke air

permukaan (seperti sungai dan danau) dapat menyebabkan pencemaran.

Limbah dapat meresap ke dalam air tanah, sehingga mengganggu kualitas

air tanah baik segi fisik, kimia, maupun biologi.

3. Gangguan terhadap keindahan Limbah cair mungkin mengandung polutan

yang tidak membahayakan kesehatan atau ekosistem, tetapi mempengaruhi

keindahan. Limbah cair mengandung zat-zat yang dapat terurai, sehingga

menghasilkan gas yang dapat menimbulkan bau tidak sedap. Jika, limbah

jenis ini terdapat pada badan air, maka dapat merusak keindahan badan air.

4. Gangguan terhadap kerusakan benda Limbah cair mungkin mengandung

zat yang dapat diubah oleh bakteri anaerob menjadi gas agresif seperti

H2S. Gas ini dapat mempercepat berkaratnya besi dan struktur air kotor
17

lainnya. Semakin cepat suatu benda rusak, semakin tinggi biaya perawatan

dan kerugian material. Untuk menghindari kerancuan di atas, limbah yang

mengalir ke lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu. Jika,

limbah tidak memenuhi persyaratan ini, limbah harus diolah terlebih

dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.

Dampak limbah bagi manusia diantaranya adalah disebabkan oleh

mikrobiologi di dalam air. Contoh penyakit yang ditimbulkan antara lain

(Asmadi & Suharno, 2012) Tifoid, disebabkan oleh kuman Salmonella

thyposa, kolera disebabkan oleh Vibrio cholera, penyakit Hepatitis A,

penyakit Dysentric amoeba, filarisasis atau kaki gajah, disentri, disebabkan

oleh Entamoeba histolytica dan Segala macam penyakit kulit yang

disebabkan oleh jamur dan bakteri Contoh scabies (penyakit kudis) dan lain-

lain.

H. Adsorpsi

Proses adsorpsi merupakan suatu zat (molekul atau ion) pada

permukaan adsorben. Proses adsorpsi terjadi akibat adanya dua komponen

penting yaitu, adsorbat dan adsorben. Adsorbat adalah zat yang diserap,

sedangkan adsorben adalah zat yang menyerap atau yang bertindak sebagai

media penyerap. Proses adsorpsi dipengaruhi adanya gaya tarik pada

permukaan zat padat. Secara prinsip, proses adsorpsi pada adsorben terjadi

pada pori-pori kecil yaitu, mikropori dan mesopori.

Berdasarkan interaksi molecular antara permukaan adsorben dengan


18

adsorbat dibedakan menjadi dua macam, yaitu adsorpsi kimia dan fisika

(Masiring, 2017).

1. Adsorpsi Kimia

Adsorpsi ini terjadi karena ikatan kimia (chemical bounding)

antara molekul zat terlarut (solute) dengan molekul adsorben. Adsorpsi

ini terjadi karena adanya reaksi kimia antara zat padat dengan adsorbat

larut dan reaksi ini tidak berlangsung bolak-balik. Interaksi suatu

senyawa organik dan permukaan adsorben dapat terjadi melalui teknik

elektrostatik atau pembentukan ikatan kimia yang spesifik misalnya

ikatan kovalen. Sifat-sifat molekul organik seperti struktur, gugus

fungsional dan sifat hidrofobik berpengaruh pada sifat-sifat adsorpsi.

Adsorpsi kimia dapat digunakan untuk penentuan daerah pusat aktif dan

kinetika reaksi permukaan dari adsorben.

2. Adsorpsi Fisik

Adsorpsi ini terjadi karena gaya tarik molekul oleh gaya Van

der Waals dan biasanya proses adsorpsi ini berlangsung secara bolak-

balik. Ketika gaya tarik- menarik molekul antara zat terlarut dengan

pelarut, maka zat terlarut akan cenderung teradsorpsi pada permukaan

adsorben.

I. Zeolit

Zeolit banyak ditemukan di Indonesia dan merupakan batu sedimen

vulkanik yang terbentuk dari abu vulkanik yang mengendap kemudian

melalui proses pembentukan lebih lanjut (Yulita dkk, 2018). Zeolit


19

merupakan mineral yang dikenal memiliki kemampuan ion exchange dan

adsorpsi yang tinggi. Kedua struktur tersebut terhubung melalui atom oksigen

dan membentuk struktur tiga dimensi yang memiliki rongga yang umumnya

akan diisi oleh atom unsur golongan I dan golongan II , dan molekul-molekul

air yang dapat bergerak bebas (Las dkk, 2011). Zeolit aktif umumnya

digunakan sebagai adsorben yang berfungsi sebagai katalis, penghilang bau,

penyerap warna, zat purifikasi dan sebagainya. Menurut Hasibuan (2012),

secara umum karekteristik struktur zeolit antara lain :

1. Sangat berpori, karena kristal zeolit merupakan kerangka yang

terbentuk dari jaringan SiO4 dan AlO4.

2. Dapat menukarkan kation, karena perbedaan muatan Al3+ dan Si4+

menjadikan atom Al dalam kristal menjadi bermuatan negatif dan

membutuhkan kation penetral. Kation penetral yang bukan menjadi bagian

dari kerangka ini mudah diganti dengan kation lainnya.

3. Pori-porinya berukuran molekul, karena pori-pori zeolit terbentuk dari

tumpukan n-ring beranggotakan 6, 8, 10, atau 12 tetrahedral. Zeolit dapat

menjadi medium adsorpsi yang mudah dan murah (Elgawad, 2014). Proses

adsorpsi pada zeolit dapat digunakan untuk mengurangi minyak dan lemak

karena kemampuan zeolit untuk mengadsorpsi rangkaian hidrokarbon

(Alcafi dkk, 2019). Menurut Mutaqqin (2018), zeolit memiliki melekular

sruktur yang unik, yaitu atom silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen

sehingga membentuk semacam jaringan dengan pola yang teratur. Partikel

zeolit mempunyai pori yang ukurannya dapat dibedakan menjadi


20

macropore (>50nm) dan micropore. Karena pori-pori yang berukuran

molekuler, maka zeolit sering disebut sebagai molecular sieve atau

molecular mesh (saringan molekuler) karena mampu memisahkan atau

menyaring molekul dengan ukuran tertentu. Menurut Mutaqqin (2018),

untuk memaksimalkan proses adsorpsi zeolit, aktivasi zeolit alam perlu

dilakukan karena pada umumnya zeolit alam memiliki ukuran pori yang

tidak sama. Zeolit alam memiliki pori-pori dengan diameter 1,5 - 1,6 nm,

ukuran pori ini dapat diperbesar hingga mencapai lebih dari 20 nm dengan

cara mengaktifkan zeolit terlebih dahulu. Sebelum digunakan sebagai

adsorben, zeolit alam harus diaktifkan terlebih dahulu agar jumlah pori-

pori yang terbuka lebih banyak sehingga permukaan pori-pori bertambah.

Proses aktivasi zeolit dilakukan dengan cara, yaitu secara fisik dan

kimiawi. Aktivasi secara fisik pemanasan zeolit menggunakan oven peda

suhu 300°C - 400°C. Proses ini bertujuan untuk menguapkan air yang

terperangkap dalam pori-pori Kristal zeolit sehingga luas permukaan pori-

pori bertambah. Aktivasi secara kimia dapat dilakukan dengan larutan

H2SO4 atau basa dalam jangka waktu tertentu, zeolit kemudian diaduk

dalam jangka waktu tertentu, zeolit kemudian dicuci dengan air sampai

netral dan dikeringkan

J. Serabut Kelapa

Tanaman kelapa adalah tanaman perkebunan yang beraal dari family

Palmae. Tanaman yang memiliki nama ilmiah Cocos nucifera L.ini dapat

dimanfaatkan hampir semua bagian dari akar, pohon, batang, daun dan
21

buahnya. Tanaman ini bisa tumbuh hingga mencapai ketinggan 6 sampai 30

meter dan dapat ditemukan disemua daerah tropis. Tanaman ini dapat berbuah

hingga umur 60-80 tahun.

Serabut kelapa (mesocarm) merupakan bagian yang paling besar dari

buah kelapa, yaitu sekitar 35% dari bobot buah kelapa. Serabut kelapa berada

diantara sekam dan kulit luar buah kelapa. Sel serat yang terdapat pada

serabut kelapa memiliki ciri sempit dan berlubang dan dinding-dinding tebal

yang terbuat dari selulosa. Serabut kelapa akan berwarna pucat bila buah

kelapa masih tergolong muda yang kemudian akan menjadi keras dan

menguning karena lapisan lignin yang mengendap pada dinding serabut.

Serabut kelapa terdiri dari 75 % serat dan 25% gabus dan dalam serabut

kelapa mengandung 43,44% selulosa alami. Serat pada serabut kelapa sangat

berpotensi digunakan sebagai biosorben karena kandungan selulosa yang

dalam struktur molekulnya mengandung gugus karboksil dan lignin yang

mengandung phenolat acid ikut ambil bagian dalam pengikatan logam.

Karena kandungan serat yang cukup tinggi dan kandungan selulosa yang ada

dalam serabut kelapa, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai media fi


BAB III
DESKRIPSI PRODUK

A. Spesifikasi

Spesifikasi dari alat Grease trap GTKL-22, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel Speseifikasi Alat Grease Trap GTKL-22

No. Spesifikasi Fungsi Dimensi Jumlah


1. Bak Limbah Sebagai tempat Tabung (d: 80 1 buah
mengumpulkan air cm; t : 50 cm)
limbah dan saluran
menuju grease trap.
2. Grease Trap
a. Bak grease a. Sebagai tempat a. 50 cm x 33 1 buah
trap pemisahan minyak cm x 20 cm
b. Penyaring lemak dari air limbah.
Kawat b. Sebagai alat
penyaring dari limbah b. 10 cm x 15 1 buah
padat pada makanan. cm x 5 cm
3. Bak Filter Sebagai tempat filtrasi 37 cm x 25 cm x 1 buah
22 cm
4. Adsorben Sebagai adsorben dalam Ketebalan setiap
a. Zeolit menurunkan kadar lemak adsorbennya 10
b. Serabut Kelapa minyak cm.
5. Perpipaan Sebagai penghubung air a. 1 batang
a. Pipa 1 ½ inch limbah setiap b. 5 buah
b. Pipa T ¾ inch bak/kompartemen c. 1 buah
c. Knee

B. Implementasi Alat

Implementasi alat adalah kegiatan untuk mendistribusikan keluaran

kebijakan (to deliver policy output) yang dilakukan oleh para implementor

kepada kelompok sasaran (target group) sebagai upaya untuk mewujudkan

kebijakan ( Sulistyastuti dan Purwanto 1991). Tujuan utama dari pembuatan

produk ini adalah untuk diaplikasikan pada rumah makan yang memiliki

lahan yang terbatas dan tidak bisa dilakukan pembuatan IPAL di tempat

22
23

usaha tersebut. Produk ini sangat bermanfaat bagi para pemilik tempat makan

agar mencegah tersumbatnya saluran air limbah yang dikarenakan oleh lemak

minyak, bau yang tidak sedap pada saluran got, dan mencegah dari

pencemaran badan air yang dihasilkan oleh limbah rumah makan.

Penggunaan alat ini juga menggunakan absorve Zeolit dan Sabut

kelapa dikarenakan menurut Penelitian yang baru saja ditemukan oleh

Setyawati, (2022) Berdasarkan hasil analisa pengolahan limbah cair rumah

makan menggunakan grease trap dan variasi ketebalan serabut kelapa

dengan variasi ketebalan 15 cm, 30 cm dan 45 cm mampu menurunkan kadar

minyak pada masing-masing variasi ketebalan serabut kelapa Penurunan

kadar minyak paling besar terjadi pada variasi ketebalan serabut kelapa 15 cm

yaitu sebesar 8,8 mg/L dengan efisiensi penurunan sebesar 96,1%, sedangkan

untuk variasi ketebalan 30 cm dan 45 cm penurunan kadar minyak justru

semakin kecil. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Hendrasarie, N. dan

Stevanya Hana Maria (2021) menyatakan bahwa pengolahan limbah rumah

makan menggunakan grease mampu menurunkan kadar minyak hingga

efisiensi 89,89%, namun pada penelitian tersebut menggunakan desain grease

trap dengan tiga kompartemen untuk pengolahan limbah dengan

kompartemen pertama menggunkan tambahan filter yang terbuat dari bahan

anti karat yang berfungsi untuk mengoptimalkan pemisahan minyak pada

limbah cair dengan waktu kontak selama 60 menit. Fikri, dkk (2021)

menyatakan bahwa pengolahan limbah cair kantin menggunakan grease trap

yang dimodifikasi dengan karbon aktif mampu menurunkan kadar minyak

23
24

hingga 89% dengan ketebalan 30 cm, desain grease trap pada penelitian

tersebut menggunakan tiga kompartemen dengan penambahan karbon aktif

pada kompartemen ketiga.

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kadar minyak konstan

pada ketebalan 30 cm dan 45 cm yaitu konsentrasi limbah yang semakin

pekat pada sisa limbah cair yang akan diolah, akibatnya proses penyerapan

oleh serabut kelapa kurang maksimal akibat konsentrasi limbah yang semakin

pekat. Menurut Muhajir (2021) konsentrasi sangat mempengaruhi tingkat

efisiensi dari proses filtrasi. Terjadinya proses kejenuhan pada media filter

serabut kelapa menyebabkan unsur minyak yang tertangkap oleh media

serabut kelapa semakin sedikit yang mengakibatkn jumlahnya semakin

meningkat pada sampel, hal tersebut sesuai dengan teori absorbsi yaitu suatu

proses dimana partikel tertangkap ke dalam struktur media sehingga seakan-

akan menjadi bagian dari media yang digunakan (Hajimi dkk, 2019). Apabila

konstentrasi kekeruhan sangat tinggi maka dapat menyebabkan tersumbatnya

lubang pori dari media filtrasi yang digunakan, hal ini dapat diantisipasi

dengan desain grease trap tiga kompartemen sehingga sebelum masuk ke bak

filtrasi partikel dapat terpisah di kompartemen pertama yang dilengkapi

dengan saringan.

Selanjutnya penggunaan absorben zeolite dalam penurunan lemak

pada penelitian Hidayah, 2022 Pada limbah cair rumah makan sesudah

perlakuanmenunjukkan terjadinya penurunan kandungan minyak dan lemak

seiring semakin lama waktu kontak pada alat kombinasi grease trap dan zeolit

24
25

pada limbah rumah makan. pada waktu kontak 90 menit,100 menit dan 110

menit diperoleh hasil 14,6 mg/L, 9,3 mg/L, dan 7,3 mg/L. Semakin lama

waktu kontak limbah cair pada alat kombinasi grease trap dan zeolit maka,

semakin berkurang kandungan minyak lemak pada limbah cair rumah makan.

Penelitian yang dilakukan oleh Gita, dkk (2021) mengenai penurunan

Kandungan Minyak Dan Lemak Pada Limbah Cair Kantin Menggunakan

Metode Adsorpsi Zeolit, bahwa kandungan minyak dan lemak sebelum

perlakuan pada limbah cair kantin sebesar 30,55 mg/L-31,18 mg/L.

Kemudian setelah diberikan perlakuan menggunakan grease trap

termodifikasi dengan memakai ketebalan zeolit 30 cm, 40 cm dan 50 cm,

didapatkan hasil rata-rata kandungan minyak lemak yaitu 6,78 mg/L, 5,08

mg/L dan 2,19 mg/L. Menurut Zaharah (2017), grease trap yang dimodifikasi

dengan penambahan adsorben dapat meningkatkan kinerja grease trap, tidak

hanya dapat mereduksi minyak dan lemak tetapi juga mampu mereduksi

bahan organik yang terkandung dalam limbah cair. Pada penelitian ini

adsorben yang ditambahkan ke dalam reaktor grease trap yaitu berupa zeolit.

Ketebalan Zeolit yang digunakan ketebalan 30 cm, ketebalan 40 cm, dan

ketebalan 50 cm. Hal ini bertujuan untuk menurunkan kandungan minyak dan

lemak secara optimal dan efektif hingga memenuhi baku mutu yang

ditetapkan.

Oleh karena itu, dengan adanya data penelitian diatas menjadi

pendukung alat Grease trap GTKL-22 untuk di buat menjadi sebuah produk

25
26

baru dan mampu menurunkan kadar lemak untuk rumah makan dengan lahan

terbatas.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik

kesimpulannya (sintesis) (Masturoh, 2018). Populasi pada penelitian

ini adalah limbah cair yang dihasilkan oleh rumah makan (Nasi Padang

& Geprek).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dari karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan

(Masturoh, 2018). Sampel dalam penelitian ini adalah limbah cair dari

10 rumah makan (Nasi Padang & Geprek) sebelum dan sesudah

melewati grease trap.

Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali perlakuan dengan sampel 10

limbah cair yang diperoleh dari rumah makan (Nasi Padang & Geprek).

Sehingga sampel berjumlah 20 sampel (masing-masing 10 sampel

sebelum dan sesudah melewati grease trap).

Dari penelitian tersebut maka tim melakukan pengolahan alat

grease trap GTKL-22 dengan ketebalan adsorben 20 cm (masing-

masing 10 cm untuk zeolit dan sabut kelapa).

26
27

Tabel 3.2 Tabulasi Data Penelitian

Perlakuan Parameter Hasil Baku Mutu

I Lemak Minyak 5 mg/L

II Lemak Minyak 5 mg/L

III Lemak Minyak 5 mg/L

IV Lemak Minyak 5 mg/L

V Lemak Minyak 5 mg/L

VI Lemak Minyak 5 mg/L

VII Lemak Minyak 5 mg/L

VIII Lemak Minyak 5 mg/L

IX Lemak Minyak 5 mg/L

X Lemak Minyak 5 mg/L

27
BAB IV
BIAYA DAN JADUAL KEGIATAN

A. Rincian Biaya
Pembuatan Grease trap GTKL-2 memerlukan biaya berikut rencana biaya
dalam pembiuatan alat tersebut dapat dilihagt pada Tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Rencana Biaya Pembuatan Produk Grease trap GTKL-22


Harga
No. Perlengkapan yang Diperlukan Kuantitas Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
1 Box barang ukuran besar (50 L) 3 buah 200,000 600,000
2 Pipa PVC 1 1/2 inch 3 buah 100,000 300,000
3 Pipa T 3/4 inch 15 buah 5,000 75,000
4 Pipa PVC 3/4 inch 2 buah 50,000 100,000
5 Knee 1 1/2 inch 6 buah 15,000 90,000
6 Kawat Nyamuk 1 roll 150,000 150,000
7 Drat pipa 3/4 18 buah 10,000 180,000
8 Pipa Cutter 2 buah 100,000 200,000
9 Pemotong Kawat 2 buah 25,000 50,000
10 Lem Pipa Kaleng 2 buah 50,000 100,000
11 Plester Pipa 5 buah 5,000 25,000
12 Mata Bor Pembolong pipa 1 set 50,000 50,000
13 gergaji Pipa 2 buah 35,000 70,000
14 Tong Sampah Biru Ukuran Besar 3 Buah 200,000 600,000
15 Serabut Kelapa 2 kg 30,000 60,000
16 Batu Zeolit ukuran `1,5 mm 5 kg 8,000 40,000
17 Box barang ukuran sedang (25 L) 3 buah 65,000 195,000
18 Pemeriksaan lemak minyak 3 sampel 50,000 150,000
19 Minyak Goreng 2L 60,000 60,000
20 Bor Listrik 1 set 350,000 350,000
21 Kertas A4 80 Gram 2 rim 55,000 110,000
22 Kertas A4 70 gram 3 rim 45,000 135,000
23 Kuota Internet 5 orang 40,000 200,000

24 Alat Tulis Kantor 1 set 250,000 250,000

28
Lanjutan Tabel 4.1 Rencana Biaya Pembuatan Produk Grease trap GTKL-
22

25 Konsumsi Pembuatan Alat 5 org x 3 hari 20,000 300,000


26 Transportasi 5 orang x 2L 10,000 100,000
27 Pembuatan Proposal & Laporan 6 rangkap 30,000 180,000
28 Soft Cover 3 rangkap 15,000 45,000
29 Hard Cover 3 rangkap 30,000 90,000
30 Materai 10 Ribu 5 buah 12,000 60,000
JUMLAH 4,915,000

B. Jadwal Kegiatan
Pembuatan Grease trap GTKL-2 rencana akan dilakukan sesuai jadual
kegiatan pada Tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Rencana Jadual Kegiatan Pembuatan Grease trap GTKL-22

Bulan/Tahun
N
Kegiatan Penelitian Mei Juni Juli 2022 Agst
o.
2022 2022 2022
1. Persiapan

2. Pembuatan proposal
3. Proses administrasi
4. Pembuatan Alat Grease
Trap

7. Penyusunan Hasil TTG


8. Pembuatan Laporan
Hasil TTG

29
BAB V

HASIL & PEMBAHASAN

A. Hasil

a. Alat Grease Trap GTKL-21

Sebelum memasuki grease trap, tim memiliki bak penampung

untuk limbah yang memiliki kapasitas 100 liter. Pada bak penampung di

beri stop kran ukuran 1 ½ inch untuk mengeluarkan limbah dan berfungsi

sebagai pengatur dari debit yang diinginkan untuk masuk ke dalam grease

trap.

Pembuatan mm menggunakan kontainer dengan kapasitas 45 liter

dengan 3 kompartemen/ruang. Kontainer ini di sekat menggunakan

penyekat berupa fiber plastik. Setiap kontainer yang ada di grease trap

memiliki volume yang berbeda-beda berdasarkan ketinggian outlet pada

masing-masing kompartemen. Setiap kompartemen di beri berupa lem

tembak dan dilapisi dengan lem tribon untuk mencegah kebocoran pada

setiap kompartemen.

Grease trap ini dilengkapi dengan penyaring pada kompartemen

pertama yang berfungsi untuk mencegah masuk nya sisa-sisa makanan

dari limbah cuci piring. Penyaring ini menggunakan bahan berupa kawat

nyamuk yang memiliki ukuran kerapatan yang kecil.

Grease trap ini menggunakan pipa ¾ inch pada kompartemen dan

outlet grease trap. Penggunaan pipa ¾ inch karena kontainer yang

30
31

digunakan berukuran sedang dan menjaga debit air yang keluar pada setiap

kompartemen grease trap.

Setelah memasuki grease trap, air limbah masuk ke dalam proses

adsorbsi dengan media zeolit dan serabut kelapa yang memiliki masing-

masing ketebalan 10 cm. kontainer yang digunakan untuk proses adsorbsi

memiliki kapasitas 21 liter.

Batu zeolit yang digunakan tim peneliti memiliki ukuran 1 – 2 mm,

pengambilan ukuran zeolit ini berdasarkan penelitian (Elgawad, 2014)

menyatakan bahwa bahwa zeolit berukuran 0,8 mm – 1,4 mm seberat 2 kg

mampu menurunkan konsentrasi minyak dan lemak hingga 92,55 % dari

27,2 mg/L menjadi 2.0 mg/L. selain itu, serabut kelapa yang digunakan

untuk media adsorben haruas di rendam terlebih dahulu sebelum

digunakan.

b. Persentase Penurunan Kandungan Minyak dan Lemak

Sampel yang dilakukan pengukuran adalah air limbah dari rumah

makan (Padang, Geprek, Lalapan, dll) yang memiliki kadar minyak yang

cukup tinggi. Sampel ini diambil sebelum dan sesudah perlakuan dengan

jumlah masing-masing sampel 10 buah.

Untuk mengetahui removal effiency kandungan minyak lemak

adalah dengan menghitung persentase menggunakan rumus sebagai

berikut:
32

a−b
RE = a
× 100 %

Keterangan:
RE : Removal Efficiency (efektivitas penurunan) (%)
a : Kandungan minyak lemak perlakuan awal (mg/L)
b : Kandungan minyak lemak perlakuan akhir (mg/L)

Hasil dari pengukuran kadar lemak minyak setiap sampel sebelum dan

sesudah perlakuan dilihat pada tabel 5. 1

Tabel 5.1 Removal Effiency Kandungan Minyak dan Lemak


Parameter Nilai a Nilai b Removal
(mg/L) (mg/L) Efficiency (%)
66.0 10.9 83.5
66.0 38.7 41.4
62.4 7.8 87.5
31.5 11.4 63.8
Minyak 31.2 12.2 60.9
Lemak 23.8 14.4 39.5
22.7 10.3 54.6
21.0 9.4 55.2
20.9 14.0 33
6.9 3.6 47.8
33

B. Pembahasan

a. Kelebihan dan Kekurangan Alat Grease Trap GTKL-21

Alat grease trap yang dilakukan oleh tim peneliti memiliki

kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan sebagai

berikut :

1. Kelebihan alat

a) Alat dan bahan yang digunakan memilki harga yang terjangkau dan

mudah ditemukan.

b) Media adsorben yang digunakan merupakan limbah dari kelapa tua

(serabut kelapa), hal ini dapat sebagai langkah dalam pemanfaatn

sampah.

c) Tempat yang digunakan untuk grease trap tidak terlalu besar karena

alat tidak terlalu besar untuk mereduksi lemak minyak.

2. Kekurangan Alat

a) Terdapat kebocoran pada masing-masing penyekat kompartemen.

Hal ini disebabkan debit yang keluar dari bak penampung terlalu

besar dan bahan penyekat kompertemen tipis dan elastis, sehingga

tidak menahan gaya dorong air limbah.

b) Sekat kompartemen tidak dapat dilepas pasang, sehingga sulit

untuk melakukan pembersihan alat sevara keseluruhan.

c) Dibutuhkan cukup banyak lem untuk mrnutupi rongga yang

terdapat pada penyekat grease trap.


34

b. Efisiensi Alat Grease Trap GTKL-21 Dalam Menurunkan Kadar Lemak

Minyak

Pada percobaan pemakaian alat Grease Trap GTKL-21 efektif

dalam mereduksi kadar lemak minyak. Hal ini dikarenakan air limbah

melalui 2 proses yaitu, proses pemisahan air dan minyak di grease trap dan

proses adsorbsi pada zeolit dan serabut kelapa.

Efesiensi dari alat Grease Trap GTKL-21 setelah dilakukan

pemerikasaan berkisar 33–87,5% menurunkan kadar lemak minyak pada

rumah makan.

c. Solusi Permasalahan

1. Pada penyekat grease trap dipilih bahan yang kuat untuk menahan

gaya dorong air limbah, sehingga grease trap memiliki volume yang

berbeda di setiap kompartemen dan memiliki waktu yang maksimal

dalam proses pemisahan antara air dan minyak. Bahan penyekat yang

bagus seperti polycarbonate, steanlees, dll. Namun bahan ini cukup

mahal.

2. Pada setiap masing-masing penyekat kompartemen seharusnya

menggunakan bahan yang tebal dan mudah dibentuk menyesuaikan

ruang alat, selain itu bahan nya mudah untuk dilepas pasang.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan untuk mengurangi

kandungan mimyak dan lemak menggunakan alat Grease Trap GTKL-21

dengan kombinasi adsorbsi zeolite dan serabut kelapa, maka dapat diambil

kesimpulan sebegai berikut :

1. Grease trap GTKL-21 memiliki kapasitas 45 liter dengan 3 kompartemen

sebagai penyekat dan pemisah antara air dan minyak. Grease Trap

GTKL-21 dilengkapi juga proses adsorbsi berupa zeolit dan serabut

kelapa sebagai media nya. Alat ini memiliki ukuran yang tidak terlalu

besar, sehingga dapat diaplikasikan pada lahan yang terbatas.

2. Removal efficiency dari alat Grease Trap GTKL-21 dapat menurunkan

kandungan minyak lemak sebanyak 33–87,5%.

B. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermafaat sebagai bahan refrensi

untuk membuat alat Grease Trap yang lebih efisien dan kuat dalam

menurunkan kandungan lemak minyak pada pengelolaan limbah cair.

35
DAFTAR PUSTAKA

Alcafi, Marvel Chanriqa. Yusuf, Maulana dan Prabu, dan Ubaidillah Anwar.
(2019). Penggunaan Zeolit dalam menurunkan Konsentrasi Lemak Dan
Minyak Pada Air Terproduksi Migas. Kota Palembang. Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik. Universitas Sriwijaya hal 3-5. Vol. 3 ISSN
2549-1008.

Asmadi dan Suharno (2012).Dasar-dasar Teknologi Pengelolaan Air


Limbah.Yogyakarta : Gosyen Publish.

El-gawad, Abd .(2015).Oil and Grease Removal from Industrial Wastewater


Using New Utility Approach. Egypt.

Hasibuan, Malayu. (2012) “Modifikasi Zeolit Alam Dengan Tio2 Untuk


Mereduksi Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor” Depok : Universitas
Indonesia Library.

Kosciuzko National Park, (2012). Wastewater pretreatment.The Office of


Environment and Heritage,Sidney.

Las, Thamzil. Firdiyono, Florentinus, dan Hendrawan, Afit. (2011). Adsorpsi


Unsur Pengotor Larutan Natrium Silikat Dengan Menggunakan Zeolit
Alam. Jurnal Kimia Valensi, 2(2): 368-378.

Masiring, Gideon Yohanes. (2017). Pemanfaatan Karbon Aktif Granular


Berbahan dasar Temputung Kelapa Penyerap Limbah Cair Detergen
Sebagai Media Tanaman Jagung. Zea mays L. In Journal of Chemical
Information and Modelling.

Mutaqqin, Afdhal. Murniati, R dan Drajat S. (2011). Pengaruh Fisisorpsi Zeolit


Alam Teraktivasi pada Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah. Padang.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. Hal.
32-35.

Sato, N., Takeshi Saito, Hiroyasu Saito dan Norio Tanaka. (2017) “Coconut-Fibre
Biofilm Wastewater Treatment System in Sri Lanka: Microcosm
Experiments for Evaluating Wastewater Treatment Effienciencies and
Oxygen Cosumption”, International Journal of Environmental and
Development, 8(10).
Sugiharto. (2014). Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah.Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).

Yulita. Adyarini, P dan Yaumawulida, N.( 2018). Kristalinitas dan Morfologi


Zeolit ZSM-5: Pengaruh Modifikasi Template pada Sintesis. Fakultas
Kimia. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Zaharah, Titin Anita. (2017). Reduksi Minyak, Lemak Dan Bahan Organik
Limbah Rumah Makan Menggunakan Grease Trap Termodifikasi Karbon
Aktif. Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia. www.bkpsl.org.

Zulkifli, Arif, 2017. Pengelolaan Limbah. Yogyakarta: Teknosain.


LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
BIODATA PENELITI

BIODATA UMUM
1. Ketua
Nama Muhammad Fadhil Arsyad
NIM P07133219024
Tempat, Tanggal Kotabaru, 07 Juli 2001
Lahir
Jenis Kelamin Laki – Laki
Alamat Jalan karya Utama Perumahan Karya Utama Perumahan
Karya Utama Permai Blok A, Nomor 7 RT. 22 RW. 01,
Desa Semayap, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten
Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan
Studi Prodi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan
Alamat Email m.fadhilarsyad07@gmail.com
Telepon (+62) 87880621331
RIWAYAT
PENDIDIKAN
Tahun Tingkatan Instansi
2007 TK Pembina
2007 – 2013 SD SDN 2 Semayap
2013 – 2016 SMP SMP Negeri 1 Kotabaru
2016 – 2019 SMA SMA Negeri 1 Kotabaru
BIODATA UMUM
2. Anggota
Nama Jamaliah
NIM P07133119035
Tempat, Tanggal Martapura, 25 Mei 2001
Lahir
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Jl. Kebun Karet Nomor 15 RT.14 RW.007 Kel. Loktabat
Utara Kec. Banjarbaru Utara Kalimantan Selatan
Studi Prodi Sanitasi Program Diploma 3 Kesehatan
Lingkungan
Alamat Email liaj7023@gmail.com
Telepon (+62) 88705429903
RIWAYAT
PENDIDIKAN
Tahun Tingkatan Instansi
2007 TK Tut Wuri Handayani I
2008 – 2013 SD SDN Guntung Payung 2
2013 – 2016 SMP SMP Negeri 2 Banjarbaru
2016 – 2019 SMA SMA Negeri 2 Banjarbaru
BIODATA UMUM
3. Anggota
Nama Jum’atus Saniah
NIM P07133219015
Tempat, Tanggal Kuala Kapuas, 07 Juli 2000
Lahir
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Jl. Kapuas RT.014, RW.004, Kec. Selat Kab. Kuala
Kapuas Kalimantan Tengah
Studi Prodi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan
Alamat Email jumatusaniah0700@gmail.com
Telepon (+62) 82159195407
RIWAYAT
PENDIDIKAN
Tahun Tingkatan Instansi
2006 TK Ar – Raudah
2006 – 2012 SD SDN 2 Pulau Mambulau
2012 – 2015 SMP SMPN 4 Selat Kuala Kapuas
2015 – 2018 SMA SMAN 1 Kuala Kapuas
BIODATA UMUM
4. Anggota
Nama Muhammad Murdhoni
NIM P07133120058
Tempat, Tanggal Lahir Banjarbaru, 23 Agustus 2002
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Astambul Kota, RT/ RW 003/001
Kelurahan/Desa Astambul Kota Kecamatan
Astambul
Studi Prodi Sanitasi Program Diploma 3
Kesehatan Lingkungan
Alamat Email dhoni0466@gmail.com
Telepon (+62) 81351976399
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun Tingkatan Instansi
2008 TK Tunas Kencana
2009 – 2014 SD SDN Astambul Sebrang
2014 – 2017 SMP Mts Negeri 8 Banjar
2017 – 2020 SMA Man 2 Banjar
BIODATA UMUM
5. Anggota
Nama Teguh Suryadinata
NIM P07133119044
Tempat, Tanggal Lahir Kuala Kapuas, 11 Oktober 2002
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Dadahup, RT.014 RW.005, Kelurahan
Dadahup, Kecamatan Dadahup, Kabupaten
Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah
Studi Prodi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana
Terapan
Alamat Email suryadinatatgh@gmail.com
Telepon (+62) 85705037265
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun Tingkatan Instansi
2006 TK -
2008 – 2013 SD SDN 3 Dadahup
2013 – 2016 SMP SMP 1 Dadahup
2016 – 2019 SMA SMA Negeri 1 Kapuas
Murung
BIODATA DOSEN PEMBIMBING

BIODATA UMUM
Nama Sulaiman Hamzani
Gelar ST., MT., IPM
Tempat, Tanggal Lahir Amuntai, 24 Juli 1972
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Komplek Griya Awani No. 17, Kel. Sungai Ulin
Kec. Banjarbaru Selatan
Alamat Email shamzenviro@gmail.com
Telepon (+62) 82211556789
Instansi Utama Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Bagian/Divisi Jurusan Kesehatan Lingkungan
KUALIFIKASI AKADEMIK
Tahun lulus 2000 S1 Teknik Lingkungan STTL / ITY Yogyakarta
Tahun lulus 2013 S2 Magister Teknik Lingkungan ITS Yogyakarta
Tahun lulus 2020 Program profesi Insinyur BK Teknik
Lingkungan ULM Banjarmasin
Tahun lulus 2020 Sertifikasi Insinyur Profesional meraih predikat
Insinyur Profesional Madya (IPM) oleh
Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia
(PII) Jakarta
LAMPIRAN 2
Kriteria Desain Grease Trap Termodifikasi

Diket:

- Jumlah pengunjung = 100 orang


- Pemakaian rerata orang (Restoran Umum) = 15 liter/orang/hari
- Volume Keseluruhan = 15 x 100 = 1.500 liter = 1,5 m3
- Volume Limbah = 1,5 m3 x 80% = 1,2 m3

Waktu Operasional = 1,2 m 3 / hari : 7 jam/hari = 0,17 m3 / jam


= 0,0000472 m3 / detik
= 0,00005 m3 / detik

Debit Qin = 0, 05 l/detik


- [minyak dan lemak] in = 50 mg/L
- ρ minyak = 0,8 g/cm3

Direncanakan :
Hydraulic Retention Time
(HRT) = 90 menit Interval Pengurasan

(Ip) = 7 hari

Panjang bak (P) =37 cm


Lebar bak (L) =25 cm

Removal minyak dan lemak = 95%


[minyak dan lemak] out = 50 mg/L x (1 – 95%)
=
2,5 mg/L Asumsi air
limbahdapur (Q) = 5% x
Qin = 5% x 0,005
l/detik = 0,0025 l/detik
Massa Minyak = [Minyak dan Lemak] in x Q x Ip
= 50 mg/ l x (0,0025 l/detik x 60x 60) x 7
hari
= 50 mg/l x 63 l/ hari x 7 hari
= 22,050 mg = 22 gr
Volume Minyak = Massa Minyak/ ρ minyak
= 22gr : 0,8 gr/cm3
= 27, 5 cm3
H minyak = Volume minyak : (PxL)
= 27,5 cm3 : (37 cm x 25 cm)
= 0,029 cm
Volume Air = Q x HRT
= 0,0025 l /detik x 60 x 90 menit
= 13,5 liter ≈ 14 liter = 0,014 m3
H air = Volume air : ( PxL)
= 0,014 m3: (38 cm x 25 cm)
= 0,014 m3 : 0,0925 m2
= 0,15 m ≈ 15 cm
H bak = H minyak + H air
= 0,029 cm + 15 cm
= 15,029= 15 cm
Volume Bak = P x L x H bak
= 38 cm x 25 cm x 15 cm
LAMPIRAN 3
Rancangan Alat Grease Trap GTKL-22

a. Rancangan Keseluruhan
b. Tampak Dekat
Lampiran 4
Dokumentasi Kegiatan

Perakitan alat Grease Trap GTKL-22 Perakitan alat Grease Trap GTKL-22

Pengambilan limbah cair Rumah Pengambilan limbah cair Rumah


Makan Padang Makan Padang

Persiapan pengolahan limbah cair Serabut kelapa dan zeloit


menggunakan alat Grease Trap
GTKL-22

Persiapan pengolahan limbah cair Proses pengolahan limbah cair


menggunakan alat Grease Trap menggunakan alat Grease Trap
GTKL-22 GTKL-22
Proses pengolahan limbah cair Proses pengolahan limbah cair
menggunakan alat Grease Trap menggunakan alat Grease Trap
GTKL-22 GTKL-22

Proses adsorbsi limbah cair pada Pengemasan sampel limbah cair


lapisan serabut kelapa dan zeolit setelah sebelum dan sesudah diolah
keluar dari 3 kompartemen alat Grease menggunakan alat Grease Trap
Trap GTKL-22 GTKL-22
Lampiran 5
Foto Hasil Pemeriksaan Lemak Minyak di Laboratoriun
Lampiran 6

REALISASI DANA PKM-T


GREASE TRAP “GTKL-22”

No Uraian Jumlah
.
1 Pemasukan Rp. 4.915.000,-
Dana Kontribusi Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin
2 Pengeluaran
1. Box 52 liter @2 unit Rp. 210.000
2. Box 25 liter @2 unit Rp. 126.000
3. Box 10 liter @1 unit Rp. 35.000
4. Ember tutup Rp. 55.000
5. Ecotop 1mm @1 meter Rp. 70.000
6. Kawat nyamuk @1 meter Rp. 30.000
7. Baut kecil Rp. 5.000
8. Ozone plat garis biru @1 meter Rp. 44.500
9. Batu @2 kg Rp. 20.000
10. Zeolit @1 karung Rp. 40.000
11. Parkir motor @2 unit Rp. 4.000
12. Jerigen putih @5 unit Rp. 50.000
13. Jerigen putih @16 unit Rp. 160.000
14. Box 10 liter @1 unit Rp. 35.000
15. Corong besar @1unit Rp. 6.000
16. Corong kecil @1unit Rp. 3.500
17. Isi tembak @4 batang Rp. 6.000
18. Pata skrup @20biji Rp. 5.000
19. Konsumsi @4 orang Rp. 80.000
20. Pipa pvc ¾ @1 batang Rp. 42.000
21. Sekrup @30 biji Rp. 6.000
22. Lem lilin kecil @1set Rp. 11.000
23. Sticker label Rp. 3.500
24. Lom fox kuning @2 kaleng Rp. 19.000
25. Lem fox putih @1 kaleng Rp. 10.000
26. Lem tembak @10 batang Rp. 15.000
27. Stop kran 1 ½ @1 unit Rp. 75.000
28. Gayung Panjang @2 unit Rp. 20.000
29. Lem tribon @5 unit Rp. 50.000
30. Lem 85g @2 unit Rp. 40.000
31. Lem tribon @2 unit Rp. 20.000
32. Lem tembak @20batang Rp. 30.000
33. Nota @1 unit Rp. 5.000
34. Uji lab @20 sampel Rp. 1.200.000
35. Transport Rp. 500.000
36. Konsum @4 orang Rp. 80.000
37. Konsum @4 orang Rp. 80.000
38. Konsum @4 orang Rp. 80.000
39. Konsum @4 orang Rp. 80.000
40. Konsum @4 orang Rp. 80.000
41. Konsum @4 orang Rp. 80.000
42. Pipa T @10 unit Rp. 50.000
43. Pipa pvc ½ @1 batang Rp. 40.000
44. Gergaji pipa + mata @1 unit Rp. 200.000
45. Pemotong kawat @1 unit Rp. 45.000
46. Stop kran ¾ @1 unit Rp. 50.000
47. Stop kran ½ @5 unit Rp. 50.000
48. Kertas 70 grm @3pack Rp. 150.000
49. Tinta hitam @2pack Rp. 75.000
50. Tinta warna @1pack Rp. 41.500
51. Reng @5 batang Rp. 60.000
52. Gun lem tembak @1 unit Rp. 50.000
53. Lem tembak @3pack Rp. 45.000
54. Mata bor lubang besar @1 unit Rp. 35.000
55. Prof dus @3 dus Rp. 60.000
56. Stop kontak 5m @1 unit Rp. 65.000
57. Mata bor kecil @1 unit Rp. 15.000
58. Plastik sampah @1 pack Rp. 17.000
59. Jerigen 20 liter @10 unit Rp. 300.000
60. Snack @4 orang Rp. 20.000
61. Snack @4 orang Rp. 20.000
62. Snack @4 orang Rp. 15.000
TOTAL Rp. 4.915.000,-
SALDO Rp. 0

Anda mungkin juga menyukai