Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL

PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN PENGELOLAAN


SAMPAH
PEMBUATAN TEMPAT SAMPAH BERBAHAN FIBERGLASS
PRODI D3 SANITASI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG T.A 2020/2021

Disusun oleh :
Kelas 2B
Kelompok 4

Afdi Hidayat Putra 191110042


Ananda Kintan Fitri 191110044
Hanyfah Leonna Putri 191110052
Ira Andriani 191110054
Lina Syafitri 191110055
Nurhaliza 191110064
Nurul Afiza 191110065
Pebri Amelda 191110066
Qadri Wara Sari 191110067
Sherli Fajri Adnur 191110074
Vioni Yuliza V. 191110078

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHTAN KEMENKES PADANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2021
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan hasil praktikum mata kuliah Pengelolaan Sampah tentang “Pembuatan


Tempat Sampah Berbahan Fiberglass” yang telah dilaksanakan pada tanggal 6
April 2021, disetujui oleh :

Dosen

Mukhlis, MT

Pembimbing 1

Ikhsan Surya, S. ST
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Aamiin.

Padang, 13 April 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum...............................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................3
1.3 Manfaat ....................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Sampah.....................................................................4
2.2 Pengertian Pewadahan Sampah..................................................4
2.3 Pengertian Fiber Glass...............................................................5
2.4 Kegunaan Fiberglass..................................................................8
2.5 Bahan Dasar Fiber glass.............................................................8
2.6 Pembuatan Fiberglas..................................................................9
BAB III Metodologi Pratikum
3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................13
3.2 Alat, Bahan dan Prosedur...........................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil...........................................................................................16
4.2 Pembahasan................................................................................16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................18
5.2 Saran...........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tidak dapat dihindari
dengan adanya penduduk.Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan
peningkatan aktifitas penduduk yang berarti juga dapat meningkatkan jumlah
timbulan sampah, hal ini disebabkan karena banyaknya sumber sampah yang
bermunculan seperti di perumahan, tempat wisata, dan fasilitas umum lainnya
yang dapat menyebabkan volume sampah bertambah (Taufiqurrahman, 2016).
Terdapat beberapa aspek pengelolaan sampah yang perlu diperhatikan
untuk mengurangi dan menangani sampah. Salah satu aspek pengelolaan
sampah yaitu aspek teknis pola operasional yang meliputi pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, pengolahan, pengangkutan, dan pembuangan
akhir (Badan Standarisasi Nasional, 2002). Berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia no.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
pengelolaan sampah perlu dilakukan secara sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (UU
No.18 tahun 2018).
Pada saat ini, sampah sudah menjadi masalah umum yang terjadi di kota-
kota di Indonesia.Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK), rata-rata masyarakat Indonesia menghasilkan kira-kira
130.000 ton sampah dalam satu hari.Pembuangan sampah-sampah tersebut
tidak pada tempatnya, dikarenakan tidak disiplinnya masyarakat membuang
sampah pada tempatnya yang juga didukung oleh kurangnya ketersediaan
tempat sampah di jalan-jalan umum. Hal tersebut menyebabkan berbagai
macam bencana khususnya banjir, karena sampah-sampah yang dibuang di
sungai, di got, dan di tempat-tempat lain yang bukan tempat sampah(Muchtar
dn Reni, 2018).
Menurut Caesar Wiratama (2018) dalam Muchtar dan Reni (2018) , salah
satu material yang akhir-akhir ini mulai berkembang penggunaanya di dunia
teknik (engineering) adalah material komposit yang merupakan kombinasi

1
dari dua bagian, yaitu fiber sebagai penguat dan resin sebagai pengikat. Salah
satu bahan yang paling banyak digunakan karena cukup ekonomis dan kuat
digunakan dalam berbagai aplikasi adalah serat kaca (fiberglass). Cukup
sering terjadi kesalahpahaman antara material fiberglass ini dengan material
plastik karena memang secara sekilas tampilanya hampir serupa dan
aplikasinya pada bidang yang hampir sama atau saling menggantikan
(Muchtar dn Reni, 2018).
Meskipun tempat sampah terlihat sederhana, namun pada aplikasinya,
produk ini dibebani dengan beban yang cukup ekstrim, baik beban bantingan
oleh penggunanya saat pengeluaran sampah maupun dipasang diruang
terbuka dengan perubahan cuaca yang ekstrim, mulai dari terik matahari yang
sangat panas dan guyuran air yang deras, belum lagi faktor sampah yang ada
didalamnya menambah beban berat tempat sampah dan bahan-bahan kimia
yang berada di dalamnya juga berpotensi merusak produk tempat sampah
(Muchtar dn Reni, 2018).
Sampah organik merupakan salah satu sampah yang dapat digunakan
sebagai bahan dalam membuat biogas, dengan mengolah sampah organik
menjadi energi biogas maka dapat mengurangi permasalahan dalam
pengelolaan sampah. Pemilahan dan pewadahan sampah juga menjadi salah
satu upaya yang dapat dilakukan dalam penanganan pengelolaan sampah.
Faktor pemilihan material pembuatan tempat sampah menjadi cukup
dominan.Salah satu penggunaan yang sedang booming pada tempat
sampahoutdoor adalah menggunakan bahan plasticdan fiberglass.Perbedaan
yang signifikan terlihat pada visual produk dalam kondisi baru. Tempat
sampah plastik akan memiliki permukaan yang lebih halus disbanding dengan
tempat sampah fiberglass.Namun tempat sampah plastik tidak tahan beban
bantingan dan mudah retak karena sifatnya yang getas. Karena sifatnya yang
getas tersebut, retakan yang terjadi pada produk plastik akan menyebar
sehingga kerusakan akan lebih mudah terjadi (Muchtar dn Reni, 2018).
Dalam pembuatan wadah untuk biogas dan tempat sampah dapat
digunakan bahan berupa fiberglass yang juga dapat menjadi peluang bisnis
serta menjadi salah satu cara dalam mengatasi permasalahan pengelolaan

2
sampah. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pembuatan wadah biogas dan
tempat sampah berbahan fiberglass perlu untuk diketahui agar dapat berguna
baik sebagai peluang bisnis maupun sebagai cara dalam mengatasi
permasalahan pengelolaan sampah.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan dari laporan ini yaitu untuk mengetahuicara pembuatan


wadah biogas dan tempat sampah dari fiber glass di Simas Fiber Glass
Jl. By Pass, Kel.Jorong Gadang, Kuranji, km 9.3, kota Padang.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui alat yang dibutuhkan dalam pembuatan tempat
sampah berbahan fiber glass.
b. Untuk mengetahui bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
tempat sampah berbahan fiber glass..
c. Untuk mengetahui cara kerja dalam pembuatan tempat sampah
berbahan fiber glass.

1.3 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan tempat sampah berbahan
fiberglass.
2. Bagi Kampus
Meningkatkan mutu mahasiswa yang lebih berkompeten khususnya
dalam tempat sampah berbahan fiberglass.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah


Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung

2.2 Pengertian Pewadahan Sampah


Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses
alam yang berbentuk padat. Kemudian yang dimaksud dengan sampah
spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus.
Sampah merupakan limbah yang bersifat padat yang terdiri dari bahan
organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus
dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan (Badan Standarisasi Nasional, 2002).
Pewadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam
suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber sampah (Badan
Standarisasi Nasional, 2002).
Melakukan pewadahan sampah sesuai dengan jenis sampah yang telah
terpilah, yaitu:
1) Sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa
makanandengan wadah warna gelap
2) Sampah an organik seperti gelas, plastik, logam, dan lainnya, dengan
wadah warna terang.
3) Sampah bahan berbahaya beracun rumah tangga, dengan warna merah
yang diberi lambang khusus atau semua ketentuan yang berlaku.

4
2.3 Pengertian Fiber Glass
Fiberglass adalah bentuk serat kaca dari kaca cair yang sengaja ditarik
agar menjadi serat tipis yang kuat.Ini pula yang menjadi alasan
mengapa fiberglass dikenal sebagai plastik yang diperkuat dengan serat
kaca.Biasanya serat kaca diratakan menjadi lembaran, disusun secara acak,
atau ditenun menjadi kain.Berdasarkan penggunaan fiberglass, serat kaca
dapat dibuat dari berbagai jenis kaca sebagai bahan dasar. 
Sifat fiberglass yang kuat, ringan, dan tidak mudah rapuh cukup
menjelaskan mengapa fiberglass banyak digunakan untuk bak mandi, atap,
hingga kapal dan pesawat terbang. Setelah mengetahui apa itu fiberglass,
sekarang kita lanjut ke jenis dan bentuk fiberglass
Perkembangan teknologi yang begitu cepat turut mendorong kebutuhan
akan produk yang lebih kompetitif dari segi desain dan aplikasinya.
Kebutuhan aplikasi produk yang lebih kompetitif tentu saja menciptakan
kebutuhan material yang lebih “canggih” pula, sehingga produk yang
dihasilkan lebih kuat, tahan lama namun tetap ringan dan ekonomis.
Setelah sekian lama industri teknik banyak “bermain” dengan material
logam seperti besi, baja dan sejenisnya kemudian berkembang menggunakan
material plastik, kini telah berkembang material baru yang penggunaanya
lebih menguntungkan yaitu material komposit. Material komposit adalah
kombinasi dari dua bahan utama, yaitu fiber atau penguat serta resin atau
pengikat (untuk penjelasan material komposit secara umum klik disini).
1. Fiber. Berbentuk jahitan, lembaran atau bulu-bulu yang bisa dengan
mudah dipotong dan bersifat seperti kain. Material ini terbentuk dari serat-
serat atau fiber yang sangat tipis, meskipun masing-masing fiber sangat
kuat, namun wujudnya yang berupa serat-serat tipis membuatnya tidak
dapat menahan beban dengan baik.

5
2. Resin. Merupakan bahan yang cair mirip seperti lem yang kental. Jika
resin dicampur dengan katalis atau pemercepat reaksi, maka resin dapat
mengering menjadi material yang padat, sangat keras namun getas (mudah
retak seperti kaca).

Kombinasi antara bahan serat fiber yang sangat kuat dengan resin
sebagai pengikatnya menghasilkan material dengan sifat gabungan antara
fiber dan resin yaitu sangat kuat, keras, namun tetap ulet (tidak getas
seperti resin). Sifat resin yang tahan terhadap air dan bahan kimia
membuat material komposit sangat cocok digunakan pada aplikasi yang
korosif ataupun basah.

Karena serat fiber memiliki arah-arah serat yang dapat diatur dengan
mudah, material komposit ini menjadi efektif dalam penggunaan
kekuatanya.Analoginya adalah seperti bahan triplek atau plywood, bahan
ini mudah ditekuk pada arah serat tertentu dan sulit ditekuk pada arah serat
lainya.

6
Efektifitas penggunaan kekuatan ini mengakibatkan material komposit
lebih ringan dibandingkan bahan lainya untuk volume yang sama, bahkan
lebih kuat dari baja! Bahkan material ini tidak jarang digunakan bahkan
untuk turbin angin atau pesawat terbang.

Material komposit yang paling umum digunakan untuk aplikasi sehari-


hari adalah fiberglass ( untuk penjelasan detail terkait fiberglass klik
disini). Fiberglass adalah salah satu material komposit yang serat fibernya
berbahan serat kaca. Material fiberglass banyak digunakan karena sifatnya
yang kuat, ringan, tangguh, tahan karat dan air serta relatif paling
ekonomis. Aplikasi dari material fiberglass hampir sama dengan plastik,
namun material fiberglass dapat dibuat dengan proses yang relatif lebih
mudah dan praktis bahkan untuk ukuran-ukuran yang sangat besar.
Material fiberglass juga jauh lebih ulet dibandingkan dengan plastik.
(untuk perbandingan fiberglass dan plastik klik disini)

Berikut adalah contoh penggunaan material fiberglass yang sering kita


jumpai dalam kehidupan sehari-hari:

 Tempat sampah fiberglass

7
2.4 Kegunaan Fiberglass
Fiberglass ini mempunyai sejarah, yang di gunakan untuk keperluan
perang. Tapi, seiring dengan perkembangan jaman, teknologi, dan inovasi
sudah mulai mengalami peningkatan fungsi sebagai bahan pembuatan atap,
mobil, perahu, tangki air, perahu, payung promosi, dan sejenisnya. Sifat
mekanik fiberglas tergantung dari beberapa faktor, seperti jenis serat,
orientasi, dan desainnya. Jika anda ingin mengetahui lebih jelas tentang
fiberglas, anda bisa mengunjungi situs Sustaining Towers.

2.5 Bahan Dasar Fiber glass


 Resin, resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, yang menyerupai
minyak goreng tapi berbentuk kental.
 Katalis, cairan ini bisa di bilang pendamping setia resin, cairan ini
biasanya berwarna bening dan berbau sengak. Semakin banyak katalis,
maka akan semakin cepat adonan mengeras. Caran ini jika mengenai kulit
akan terasa panas.
 Kalsium Karbonat, Bahan ini berbentuk bubuk yang berwarna putih
menyerupai tepung terigu. Bahan ini berfungsi sebagai pengental adonan
fiberglas utama (resin, katalis, dll) Semakin banyak campuran Kalsium
Karbonat pada adonan, maka hasil fiberglass akan menjadi lebih tebal dan
berat. Bahan ini dapat diganti dengan Talc, tetapi warna Talc agak lebih
gelap.
 Met/ Matt, bahan ini merupakan bahan serat kaca. Bahan ini berfungsi
sebagai serat penguat adonan fiberglass ketika akan dicetak, agar hasilnya
menjadi lebih kuat dan tidak mudah pecah. Bentuk met bermacam-macam,
ada yang mirip bihun, kain, karung dan sarang lebah. Tetapi yang sering
kita jumpai di pasar yang berbentuk seperti bihun
 Kobalt, Kobalt adalah bahan kimia yang berbentk cair, berwarna biru
mirip tinta dan mempunyai aroma tidak sedap. Cairan ini digunakan untuk
tambahan campuran adonan resin dan katalis, agar adonan lebih merekat
pada met dan mempercepat pengerasan adonan fiber . Terlalu banyak
menambahkan Kobalt dapat mengakibatkan hasil fiber yang getas (rapuh).

8
 Wold (Mold Release), Bahan ini berbentuk seperti mentega/keju ketika
masih di dalam wadahnya, yang berfungsi sebagai pelicin pada tahap
pencetakan yang menggunakan mal/molding, agar antara molding dengan
hasil cetakan tidak saling merekat, sehingga dengan mudah dapat
dilepaskan.

2.6 Pembuatan Fiberglas


Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6
macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing,
diantaranya : erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, aseton, PVA, mirror,
cobalt, dan dempul.
a. Erosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayiberwarna
putih. Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadikuat dan tidak
mudah patah/pecah.
b. Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau
bening.Berfungsi untuk mengencerkan semua bahan yang akan dicampur.
Resin mempunyai beberapa tipe dari yang keruh, berwarna hingga yang
bening dengan berbagai kelebihannya seperti kekerasan, lentur, kekuatan
dan lain-lain. Selain itu harganya-pun bervariasi.
c. Katalis
Katalis berbentuk cairan jernih dengan bau menyengat. Fungsinya
sebagai katalisator agar resin lebih cepat mengeras. Penambahan katalis ini
cukup sedikit saja tergantung pada jenis resin yang digunakan. Selain itu
umur resin juga mempengaruhi jumlah katalis yang digunakan. Artinya
resin yang sudah lama dan mengental akan membutuhkan katalis lebih
sedikit bila dibandingkan dengan resin baru yang masih encer. Zat kimia
ini biasanya dijual bersamaan dengan resin. Perbandingannya adalah resin
1 liter dan katalisnya 1/40 liter.

9
d. Pigment
Pigment adalah zat pewarna saat bahan fiberglass dicampur. Pemilihan
warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan
warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.
e. Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model,
dari model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar
dan jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis campuran/adonan dasar
fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut bersenyawa dan
mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass
menjadi kuat dan tidak getas.
f. Talk
Sesuai dengan namanya, bahan ini berupa bubuk berwarna putih
seperti sagu. Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras dan
agak lentur.
g. Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya yaitu untuk
mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila resin terlalu kental yang akan
mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.
h. Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan berfungsi sebagai bahan aktif
pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya
kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dikategorikan sebagai
penyempurna, sebab tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini
tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang
digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3
liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat
menimbulkan api.
i. PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus.
Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan bahan
fibreglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling

10
menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah
dari master mal atau cetakannya.
j. Mirror
Sesuai namanya, manfaatnya hampir sama dengan PVA, yaitu
menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna
bermacam-macam. Apabila PVA dan mirror tidak tersedia,
perajin/pembuat fiberglass dapat memanfaatkan cairan pembersih lantai
yang dijual bebas di mall/ toserba.
k. Dempul
Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan,
permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan
pendempulan.Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi
lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengecatan.

Peralatan Fiberglass Di samping bahan-bahan yang disebutkan di atas,


dalam pembuatan fiberglass diperlukan peralatan antara lain :

a. Wadah, untuk tempat mencampur resin dan mencuci alat.


b. Pengaduk untuk resin dan pengambil pigment.
c. Kuas, untuk meratakan resin pada permukaan yang dilapisi fiberglass.
d. Masker, untuk menghindari masuknya zat kimia berbahaya, bau
menyengat, serbuk/serat halus dan lain-lain.
e. Kain lap, untuk membersihkan kotoran/ceceran resin.
f. Alat tambahan lain seperti gergaji, gunting, gerinda dan lain-lain
mungkin dibutuhkan dalam beberapa jenis pekerjaan.

Proses pembuatan fiberglass dapat diklasifikasikan menjadi 3 tahapan,


yaitu :
1) Membuat master cetakan
2) Membuat fiberglass hasil dan
3) Finishing atau penyempurnaan. Sebagai gambaran misalnya akan
dibuat sebuah tutup bumper belakang mobil.

11
Pembuatan master cetakan

Membuat master cetakan merupakan langkah awal dari pembuatan


fiberglass. Ada dua pilihan bahan yang akan digunakan untuk membuat
master cetakan, ya,kni bahan dari gips dan bahan dari fiberglass. Masing-
masing bahan master cetakan tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Pembuatan master cetakan dari bahan gips akan lebih mudah
dike,rjakan, dan saat pelepasan fiberglass hasil dari master cetakannya
mudah dilakukan, bahkan dapat dilakukan dengan merusak master
cetakannya. Di samping itu harganyapun relatif lebih murah.
Kekurangannya adalah konstruksinya rapuh dan hanya dapat dipakai
sekali saja. Untuk bahan master cetakan dari fiberglass memang harganya
lebih mahal. Di samping itu proses pembuatan master cetakan dan proses
pelepasan fiberglass hasil dari master cetakan lebih sulit dikerjakan.
Kelebihannya adalah konstruksinya lebih kuat/tidak mudah patah dan
master cetakannya dapat dipergunakan beberapa kali. Oleh karena itu,
dalam membuat master cetakan pembuat fiberglass lebih senang
menggunakan bahan dari fiberglass juga.

Cara pembuatan fiberglas ini ada 3, yaitu:

1. ,Mencampur 6 bahan utama menjadi bahan dasaran


2. Membuat campuran penguat, dan
3. Finishing atau penyempurnaan

Agar dapat dihasilkan kualitas Fiberglass yang kuat,campuran bahan


untuk master cetakan harus lebih tebal dari pada Fiberglass hasil, yaitu
sekitar 2-3 mm atau dilakukan 3-4 kali pelapisan.

12
BAB III

METEDOLOGI PRATIKUM

3.1 Waktu dan Pelaksanaan


3.1.1 Pembuatan Tempat Sampah
Hari /Tanggal : Selasa / 6 April 2021
Pukul : 08.00-17.00 WIB
Tempat : Bengkel Kerja Simas Fiberglass

3.2 Alat, Bahan, dan Prosedur


3.2.1 Alat
a. Pembuatan Tempat sampah
1. Cetakan
2. Gayung
3. Kuas
4. Mesin gerinda
5. Palu
6. Obeng Minus
7. Kompressor
8. Plaster

3.2.2 Bahan Pembuatan Tempat Sampah


1. Mirror Glass (Miracle gloss)
2. Resin 70 – 80 %
3. Tripoxe / katalis
4. Serat (Met)
5. Delcot

3.2.3 Prosedur Pembuatan Tempat Sampah


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktek
pembuatan tempat sampah

13
2. Kemudian, ambil cetakan yang akan digunakan untuk membuat
tempat sampah
3. Oleskan cetakan dengan mirror glass, dan lubang yang ada
dibagian bawah cetakan juga dioleskan dengan mirror glass sampai
mengkilap
4. Setelah cetakan dioles, cetakan dilap dengan menggunakan kain
agar cat tidak lengket atau tidak melekat.
5. Selanjutnya lakukan pengecatan sebanyak 2 kali pengulangan.
6. Lalu, tuang Delkot ke dalam gayung dan tambahkan resin dengan
perbandingan 2 :1
7. Lalu aduk hingga tercampur rata dengan menggunakan kuas
8. Agar mempercepat proses pengeringan tambahkan katalis
secukupnnya sesuai dengan kondisi cuaca, contohnya pada cuaca
panas tambahkan 2 tetes katalis saja atau pada cuaca dingin/lembab
maka katalis yang ditambahkan ±7 tetes. Atau lebih banyak.
9. Keringkan cetakan ± selama 15 menit agar terlihat lapisan yang
belum rata.
10. Setelah kering, lakukan pengecatan kedua dengan cara melapisi
dengan cat kembali bagian yang belum rata (dengan campuran
resin dan katalis) dan tunggu hingga kering ( ± selama 15 menit).
11. Masukkan matt (serbuk fiber) ke dalam cetakan.
12. Buat campuran resin dan katalis kemudian lapisi ke serbuk fiber
(campuran tersebut digunakan untuk melengketkan serbuk fiber
dengan cetakan) dengan menuang resin ke dalam gayung dan
tambahkan sedikit katalis kemudian diaduk menggunakan kuas.
13. Setelah cetakan dilapisi serbuk fiber,lekatkan lapisan matt dengan
menggunakan campuran resin dan katalis yang sudah dibuat tadi
pada wadah.
14. Gunakan roll dan kuas untuk meratakan resin dan katalis pada
serbuk fiber agar tidak ada terlihat putih yang tersisa pada serbuk
fiber.
15. Lakukan hal yang sama pada cetakan tutup.

14
16. Pinggiran dan cetakan tutup juga dilapisi serbuk fiber dan tunggu
sampai kering (± selama 30 menit)
17. Untuk melepaskan serbuk fiber yang sudah keras dari cetakan yaitu
dipukul dengan menggunakan palu dan pada bagian atasnya di
buka dengan menggunakan obeng minus.
18. Gunakan alat kompresor untuk memisahkan cetakan dengan wadah
biogas dan gunakan gerinda untuk memotong bagian tepi tempat
sampah agar rapi.
19. Selanjutnya lakukan finishing, setelah melakukan pemotongan tepi
wadah gaunakan amplas untuk mnghalusakan dan meratakan yang
bagian yang kasar.
20. Lalu, tempat sampah siap digunakan.

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktik lapangan tentang pembuatan tempat sampah berbahan
fiberglass yang telah dilakukan didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Gambaran umum
Pada pembuatan tempat sam pah yang berbahan fiberglass terdapat
sebuah cetakan yang bisa digunakan dalam pencetakan tempat sampah
yang berbahan fiberglass dan bisa digunakan untuk warna apapun yang
diinginkan.
2. Bahaya Bahan
 Katalis
Jika cairan katalis terkena tangan maka akan terasa panas
 Met/matt
Met/matt dapat menimbulkan rasa gatal jika bersentuhan langsung
dengan kulit

4.2 Pembahasan
Keunggulan tempat sampah fiber glass yaitu, tahan terhadap hujan dan
panas. Untuk pembuatan tong sampahnya, tentu kita harus mempersiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan terlebih dahulu baru kita bisa membuat tong
sampahnya. Setelah tong sampah terbentuk, proses terakhir (finishing) yang
dilakukan adalah mengamplas tong sampah. Lalu dilakukan pengecatan
bagian luar tong sampah fiberglass sekaligus pelabelan sesuai kegunaan tong
sampah. Perbedaan warna tiap tong sampah juga dapat dilakukan untuk
membedakan tong sampah sesuai fungsinya, selain memberi kesan estetis.
Ketika proses pengecatan pertama dilakukan, penting untuk menggunakan
delcot secara tipis dan merata agar permukaan wadah halus. Apabila cuaca
mendung atau hujan sebaiknya menggunakan banyak katalis atau pengeras

16
agar proses pengeringan berlangsung cepat. Saat melepaskan wadah biogas
daricetakan perlu diperhatikan kekuatan dalam pemukulan agar wadah biogas
dan tempat sampah tidak rusak atau pecah.

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Fiberglass adalah bentuk serat kaca dari kaca cair yang sengaja ditarik
agar menjadi serat tipis yang kuat. Sifat fiberglass yang kuat, ringan, dan tidak
mudah rapuh cukup menjelaskan mengapa fiberglass banyak digunakan untuk
bak mandi, atap, hingga kapal dan pesawat terbang.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan tempat sampah yaitu Mirror
Glass (Miracle gloss), Resin 70 – 80 %, Tripoxe / katalis, Serat (Met), dan
Delcot.

5.2 Saran
Dalam pembuatan tempat sampah berbahan fiberglass disarankan untuk
memakai alat pelindung diri pada saat bekerja karena banyak menggunakan
bahan berbaya bagi kulit. Alat pelindung diri yang digunakan berupa sarung
tangan, masker, sepatu, dan lain-lainya.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://blog.bbpindonesia.com/fiberglass-pengertian-jenis-dan-bentuknya/

https://www.academia.edu/38762334/BAB_II_LAP_FIBERGLAS

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3276/2/Chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai