Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penularan penyakit dapat terjadi di tempat-tempat umum karena kurang tersedianya


air bersihdan jamban, kurang baiknya pengelolaan sampah dan air limbah, kepadatan vektor
berupa lalat dannyamuk, kurangnya ventilasi dan pencahayaan, kebisingan dan lain-lain.
Tempat-tempat umum yangtidak sehat dapat menimb ulkan berbagai penyakit antara
lain diare, infeksi saluran pernafasan akut serta penyakit-penyakit akibat terpapar asap
rokok, seperti penyakit paru-paru, jantung dan kanker,yang selanjutnya dapat menurunkan
kualitas sumber daya manusia.Salah satu cara untuk mengelola sarana dan bangunan
umum tersebut adalah dengan cara m e l a k u k a n s a n i t a s i . S a n i t a s i m e r u p a k a n
salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, y a i t u  perilaku yang
disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia
bersentuhanlangsung dengan kotoran dan bahan buangan (sampah) berbahaya
lainnya, dengan harapan dapatmenjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi
sangat penting dilakukan, terutama sanitasiyang berada di tempat-tempat umum.

Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan/atau alat


yang dipergunakan olehmasyarakat umum untuk melakukan
kegiatannya. Oleh karena itu, perlu pengelolaan demi
kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera
dari badan, jiwadan sosial, yang memungkinkan penggunanya hidup dan bekerja
dengan produktif secara sosial ekonomis.

Dalam mempertahankan jaminan dan mutu akan tempat-tempat yang menjadi objek
wisata, sanitasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Menurut WHO sanitasi
adalah upaya pengawasan terhadap factor-faktor lingkungan fisik yang dapat menimbulkan
atau mungkin menimbulkan pengaruh yang merugikan perkembangan jasmani, kesehatan dan
ketahanan hidup.
Ada begitu banyak tempat objek wisata di Indonesia khususnya di Sulawesi Utara
yang menjadi pusat perhatian dunia saat ini. Sesuai dengan visi kota Manado “Manado Kota
Pariwisata Dunia 2010”. Sehubungan dengan hal itu, sanitasi pariwisata diperlukan guna
mempromosikan serta menjaga kualitas tempat-tempat pariwisata khususnya dalam
menunjang kegiatan sesuai visi kota Manado. Sanitasi pariwisata merupakan upaya terhadap
factor-faktor yang ada dalam lingkungan fisik di suatu negara, kota, atau wilayah tertentu
yang dapat mempengaruh atau dperkirakan dapat mempengaruhi perkembangan fisik,
kesehatan atau kelangsungan hidup manusia selama melakukan perjalanan. Kegiatan
pariwisata yang pada hakekatnya adalah berupa perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan
secara bebas, sukarela dan memiliki kaitan yang sangat erat dengan kehidupan dan eksistensi
manusia itu sendiri. Hak yang sangat mendasar adlah kebebasan untuk bergerak dan untuk
memperoleh istirahat, mengisi waktu senggang dengan berlibur.
Salah satu tempat wisata yang menunjang pelayanan pariwisata Kota Manado adalah kolam
renang.

Kolam renang adalah tempat pemandian yang diperuntukan bagi kepentingan


perorangan ataupun bagi umum dan mempunyai kedalaman minimal 2 feet atau lebih.
Pemanfaatan tempat wisata kolam renang diharapkan mampu memberikan pelayanan
pariwisata yang berkualitas. Beranjak dari hal tersebut, maka dirasa perlu untuk dibahas
engenai sanitasi kolam renang

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh tentang keadaan gambaran higiene sanitasi di Kolam Renang


Muaro Sijunjung.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang dapat dicapai dalam praktikum ini adalah mampu:

1) Melakukan identifikasi kesehatan lingkungan dan bangunan di Kolam Renang


2) Mengetahui gambaran konstruksi bangunan di Kolam renang
3) Melakukan identifikasi persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi di Kolam Renang
4) Untuk mengetahui pentingnya pengetahuan dan sikap dikalangan masyarakat saat
mengunjungi pasar khususnya para pedagang di pasar
1.3 Manfaat

1. Bagi Praktikan
a. Memperoleh informasi mengenai Kolam Renang dan kondisi sanitasinya. 
b. Memperoleh pengetahuan cara melakukan pengawasan sanitasi di Kolam
Renang
2. Bagi Instansi Kampus Kesehatan Lingkungan
a. Dapat dijadikan sebagai tempat pembelajaran penilaian sanitasi Kolam Renang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sanitasi Kolam Renang

Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor
lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya
merugikan/ berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan kelangsungan hidup
manusia.

Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air
dan digunakan untuk  berenang, menyelam, atau aktivitas air  lainnya. Kolam renang adalah
suatu tempat pemandian yang diperuntukan bagi keperluan umum, untuk keperluan rekreasi
dan olah raga renang.

Sedangkan menurut Peraturan MenKes RI dan Keputusan Direktur Jend PPM dan
PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum tahun 1992, kolam
renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk  berenang, berekreasi,
berolahraga serta jasa pelayanan lainnya, menggunakan air  bersih yang telah diolah.

Pengawasan Kolam Renang dilakukan oleh :

1. Jawatan kesehatan setempat

2. DPU setempat

3. Life Guard (orang yang ditunjuk oleh pengusaha)


2.2 Pembagian Kolam Renang

Kolam renang merupakan penunjang pelayanan pariwisata. Biasanya terdapat di hotel


dan tempat objek wisata khusus kolam renang.

A. Menurut pembuatannya :

a. Pemandian alam (natural bathing place)

Pemandian pantai laut, telaga, sungai dsb. Pengawasan sanitasi tipe ini sulit
sekali di lakukan, yang perlu dperhatikan adalah lingkungan sekitar pemandian
tersebut harus dijaga kebersihannya terutama saluran pembuangan air limbah,
pembuangan tinja, buangan bahan-bahan kimia dan radio aktif.

c. Pemandian buatan (Artificial swimming Pool)

Pemandian umum didalam kotamadya/kabupaten, di hotel, dsb.

B. Berdasarkan cara pengisian air kolam :

a. Fill and draw pool, kolam diisi penuh dengan air, setelah itu digunakan dan apabila
airnya kotor dibuang/dikuras.

Biasanya masa penggunaannya tidak lama, tergantung dari jumlah perenang


yang menggunakan dan tingkat pengotoran air kolam.

b. Flow trough pool, air didalam kolam akan terus-menerus bergantian dengan
yang baru. Tipe ini dia anggap yang terbaik, hanya saja membutuhkan banyak
air berasal dari satu mata air di alam.

c. Rucyculatory pool

Dari pandangan masyarakat, merupakan kolam renang yang paling tepat. Hal ini
dikarenakan kolam renang tersebut mempunyai peralatan untuk penyaringan
sehingga air kolam dapat dipertahankan kualitasnya (ada pemantauan secara
terus-menerus).
C. Berdasarkan pemakaiannya :

a. Kolam pemandian perorangan (Privato Swimming Pool) yaitu kolam renang yang
terletak di rumah perseorangan dan diawasi oeh pemiliknya sendiri.
Penggunaannya hanya terbatas yaitu anggota keluarga atau tamu yang di undang.

b. Kolam renang untuk umum (Public Swimming Pool) adalah kolam renang yang
digunakan untuk renang atau mandi secara kolektif oleh sejumlah orang da
dioprasikan oleh seorang pemilik atau peusahaan dengan dikenakan biaya setiap
kali menggunakannya.

D. Menurut letaknya maka kolam renang dapat dibedakan sbb :

a. Kolam renang yang teretak di tempat terbuka (out door swimming pool)
Misalnya :
• kolam renang umum/perorangan yang terletak di tempat terbuka
• kolam renang alam/ pemandian alam

b. Kolam renang yang terletak di tempat tertutup (indoor swimming pool)


Misalnya :
- Public Swimming Pool yang terletak dalam bangunan tertutup, dsb

2.3 Prinsip-Prinsip Kolam Renang

1. Pengendalian terhadap kotoran atau bahan infektif yang termasuk kedalam kolam
dengan jalan :

a. Kebersihan dengan hygiene perorengandari perenang perlu diperhatikan

b. Desain konstruksi dari kolam renang yang tepat dapat menghalangi pencemaran air
kolam dari air kotor, debu, sampah dan daun-daunan yang ada disekitar kolam
renang.

2. Menghilangkan secepatnya setaiap kotoran dan bahan infektif yang masuk kedalam,
dengan jalan :
a. Desinfeksi terus menerus untuk membantu dan memelihara kondisi air kolam renang
yang memenuhi syarat

b. Resirkulasi dan penyaringan yag tepat akan menjaga kondisi air kolam yang
memenuhi syarat

3. Konstruksi dan cara pengoprasian kolam renang yang benar dapat dilakukan bila :

a. Peralatan dan perlengkapan kolam renang terjamin

b. Perenang setiap saat selalu diawasi

c. Jumlah perenang dibatasi (terkontrol)

2.4 Syarat Pembangunan Kolam Renang

1. Letak kolam renang

a. Terletak di tempat yang strategis, yaitu mudah dicapai dengan jalan kaki, ataupun
kendaraan umum/pribadi

b. Bangunan kolam harus dapat melindungi kolam air kolam dari tipan angin kencang
yang membawa debu atau daun-daunan

c. Wilayah dari kolam renang harus dipagari setinggi minimal 1,80 meterr dan tidak
mudah di panjati

d. Kolam renang harus bebas dari dun-daunan yang menggelantung di atasnya.

2. Ukuran Kolam Renang

Ukuran kolam renang erat hubungannya dengan perkiraan daya tampung kolam renang
terhadap pengunjung.

a. Untuk pemandian umum yang besar, data untuk experted loading mungkin dapat
diperoleh dari kolam renang lain pada area yang sama, atau melakukan survey khusus.
Diperkirakan untuk kota berpenduduk dibawah 30.000 orang jumlah pengunjung
maksimal setiap harinya di kolam renang antara 5-10 % dari populasi.

b. Batas jumlah perenang menurut APHA

c. Diving area (daerah penyelaman)

Batas maksimum 2 perenang untuk radius 10 ft dari masing-masing papan loncat

d. Swimming area (daerah perenang)

Mempunyai kedalaman lebih dari 5 ft dan terletak di luar dari daerah penyelaman

e. Non swimming area (bukan daerah untuk berenang)

Untuk kolam renang yang besar 60-80 , dari luas kolam digunakan untuk non
swimming area

3. Penyediaan air kolam renang

a. Kualitas air kolam harus memenuh syarat fisika, kimia, dan mikrobiologis sesuai
dengan peraturan menteri Kesehatan Nomor : 416/Menkes/Per/IX/-1990 tanggal 3
September 1990.

b. Jumlah air didalam mencukupi

c. System penyediaan air dalam kolam dilakukan secara saniter yang terlindung dari
bahaya kontaminasi pada

d. Air penambah (Make up Water) harus dialirkan lewat “Vacuun Breaker” untuk
mencegah Backsiphonage”

4. Konstruksi kolam

a. Kolam harus dibuat dari bahan yang kuat, rapat air, keras dan licin, baik untuk lantai
ataupun dinding.

b. Dinding dan lantai harus berwarna terang ntuk menjaga keselamatan dan agar lebh
seniter
c. Setiap pertemuan dua dinding atau sudut membentuk bulatan agar mudah dibersihkan.

5. Bentuk kolam dan dasar kolam

a. Lubang pengurasan harus terletak di tempat erdalam

b. Kemringan dari lantai kolam tidak boleh lebih dari 1 inc per ft. jika kedalaman air
kurang 51/2 ft dan tidak boleh ada perubahan kemiringan lantai yang tiba-tiba. Pada
kolam renang dengan panjang kurang dari 50 ft, rata-rata kemiringan akan menurun
menjadi 11/2 inch per ft.

c. Dinding kolam harus benar-benar vertical dan melengkung dengan pertemuan dengan
lantai dasar

6. Tempat berjalan Perenang

a. Sekeliling kolam tersebut harus ada tempat berjalan (pool duck area) yang lebarnya
minimum 1,5 meter

b. Tempat berjalan tersebut harus punya kemiringan sebesar ¼ inch per foot dan
dilengkapi dengan lubang pengering lantai satu buah untuk setiap 100 ft2 luas
permukaan

7. Pemasukan Air (Return Water Inlets)

a. Air masuk harus diatur disesuaikan dengan luas kolam sehingga dapat
didistribusikan secara merata

b. Jumlah dan letak lubang inlets

c. Semua lubang inlet terletak pada kedalaman 10-15 inch dibawah saluran kelebihan
untuk mencegah hlangnya desinfektan

d. Rata-rata aliran air yang melewati berbegai ukuran inlets tidak boleh lebih dari
ukuran yang dibawah ini :
Ukuran pipa inlet (inch) 1” 1 ¼ 11/2 dan 2”
Rata – rata aliran (gpm)
8. Pipa pengeluaran air (Water Outlets)

a. Pipa pembuangan umumnya dihubungkan dengan pompa, penyedot agar air cepat
keluar

b. Diusahakan air kolam dalam waktu 6 jam telah berkuras habis

c. Apabila lebar kolam lebih dari 7 meter perlu penambahan saluran pipa pengeluaran
air

d. Diusahakan agar jangan terjadi vortex (pusaran) pada saat pembuangan air keluar,
dengan jalan pada ujung pipa pembuangan ditutup dengan terali besi untuk
menghindari kecelakaan

e. Dilarang pipa pembuangan saluran ini langsung dihubungkan air kotor kotamadya

f. Letak outlet minimal 25 cm dari dinding kolam renang

g. Jarak antara satu outlet dengan yang lainnya tidak boleh lebih dari 50 cm

9. Penerangan

Untuk kolam renang digunakan cahaya dari alam (natural lighting) dan cahaya
buatan (artificial lighting) dengan syarat sbb :

a. Pencahayaan alam, untuk indoor pool tidak boleh ada jendela tapi cukup lubang
angin /ventilasi dengan ketinggian 7 ft diatas lantai ruangan agar dapat mengurangi
cahaya yang dipantulkan oleh permukaan air kolam. Pencahayaan yang baik dengan
menggunakan sinar difus berasal ari ata karena sedikit sekali menimbulkan pantulan
pada permukaan air kolam.

b. Pencahayaan buatan, kuat penerangannya tergantng dari penggunaannya.

10. Saluran pembuangan keliling kolam scum gutters)

a. Saluran ini berguna untuk menbersihkan permukaan air dan sirkulasi


b. Saluran buangan harus dibangun mengelilingi kolam renang dengan ketinggian yang
sama

c. Kedalaman dari saluran ini sekitar 2-3 inch agar dapat dimanfaatkan untuk pegangan
perenang

d. Lubang pematusan saluran kelilng (gutter drain) di anjurkan berbentuk tegak lurus
untuk mencegah penyumbatan

11. Pipa penyambung untuk penyiraman

a. Sambungan pipa penyiraman dengan ukuran sambungan ¾ inch pada tempat


berjalan perenang (pool deck area) digunakanuntuk penyiraman dan pembersihan

b. Tekanan air untuk pipa penyiraman minimal 20 lb/psi.

c. Pipa penyiraman sebaiknya dihubungkan dengan vacuum breaker untuk mencegah


terjadinya air tercemar kedalam air bersih).

12. Tangga kolam

a. Tangga kolam di pasang tegak lurus dengan jarak dari dinding kolam antara 3-6
inch dan dilengkapi dengan pegangan tangan (hand rail)

b. Penempatan tangga pada divig area dekat papan loncat dan di ujung kolam dari
swimming.

13. Papan peloncat

a. Tinggi papan loncat haruslah disesuaikan dengan dalamnya kolam, dengan


ketentuan sbb :

Tingginya papan peloncat diatas permukaan air Dalamnya kolam renang

1 – 4 ft 10 ft

4 – 10 ft 12 ft
Diatas 10 ft 15 – 18 ft

Dasar kolam haruslah miring dan bukan datar

b. Jarak papan peloncat satu dengan yang lain diantaranya minimal 12 ft (3,5 m)

c. Ukuran papan peloncat adalah panjang 16 ft (+- 5 m) dan lebar (+- 50 cm)

14. Panjang kolam

Untuk satu lifeguard dapat memelihara kawasan seluas +_ 2000 ft2 luas
permukaan kolam. Jika kolam renang mempunyai lebih dari satu lifeguard, lmaka
tempat mereka bertugas saling berlawanan.

15. Peralatan disinfeksi

Bahan disinfeksi :

a. Gas cholr dengan konsentrasi 100 %

b. Calcium hypochlorite dengan konsentrasi 70 % beberntuk tepung (powder)

c. Kalium hypochlorite dengan konsentrasi 4-12 % berbetuk cairan

Peralatan disinfeksi :

a. Chlorinator

b. Ruangan untuk meletakkan chlorine terpisah dengan jendela yang cukup untuk
memudahkan observasi dari luar oleh petugas tanpa harus masuk kedalamnya.

Cara disinfeksi

Bila menggunakan gas chlorine (bebrbentuk cair dalam tabung) mempunyai


kekuatan 100 % chlor bebas, untuk sebuah chlorinator dengan kemampuan 1 lb gas
chlor setiap hari digunakan pada indoor pool dengan volume air 10.000 gallon.
Sedangkan untuk outdoor pool 5000 gallon air kolam

Harus ada operator khusus untuk desinfeksi ini.


16. Bathhouse

Pemandian (bathhouse) adalah tempat pemandian yang didalamnya terdapat sarana


yang dapat memberikan kenyamanan dan kesenangan serta administrasi kolam. Didalam
bathhouse ini terdapat : ruangan untuk berpakaian, tempat showers, pusat pengendali
kolam, ruangan gawat darurat dan ruang untuk penjaga (guard room) dsb.
Persyaratan umum :

a. Bathhouse melindungi kolam dari tiupan angin yang kencang.

b. Harus terletak sedemikian rupa sehingga pintu masuk ke kolam dekat dengan
bagian terdangkan dari kolam.

Persyaratan khusus :

a. Ruang berpakaian

Ukuran umum untuk ruangan ini adalah 1/5 dari luas kawasan kolam renang

b. Lantai ruangan harus tidak licin, kedap air dengan sudut antara dinding dan lantai
melengkung, lantai kemiringan ¼ inc per ft.

c. Desain ruangan sederhana, dengan konstrusi kedap air dan bahan yang halus dan
ada sanbungan pipa untuk pencucian, dinding pemisah ruangan terletak diatas 6 inc
diatas lantai ruangan.

d. Vebtilasi alam atau buatan memenuhi syarat minimal 10 % dari lantai agar dapat
meningkatkan kondisi ruangan pakaian

e. Penerangan minimum 10 fc pada titik 3 meter dari lantai ruangan dan tetap
menyala siang dan malam hari.

17. Tempat penyimpanan pakaian

a. Bisa digunakan penyimpanan dengan menggunakan tas yang digunakan pada


rak

b. Untuk pakian anak-anak disrankan menggunakan keranjang untuk seriap anak.


18. Shower (mandi dengan penyiraman)

a. Satu shower untuk 40 perenang

b. Bila dalam ruangan maka dinding ruangan shower harus kedap air dan mudah
dibersihkan pada harus ketinggian 1,5 – 2 meter.

c. Lantai shower dibuat dari bahan kedap air. Tiadak licin dengan kemiringan 3/8
inch per ft.

19. Toilet

a. 1 jamban dan 1 uranoir untuk 60 pria

b. 1 jamban untuk 40 wanita dan 1 urinaor untuk 60 wanita

c. Dalam ruang lavatories tersedia Sabun, tempat cuci tangan dan tissue

d. Konstruki toilet sama dengan konstruksi shower dengan tambahan konstruksi


permanen untuk ruang jamban.

20. Ruangan pertolongan pertama/ PPPK

a. Harus ada peralatan PPPK seperti obat-obatan, tempat tidur, tempat cuci tangn
juga locker untuk menyimpan pakaian/beda-benda pribadi baik penderita atau
petugas jaga

b. Ada petugas khusus yang terampil PPPK.

21. Hygiene perorangan

a. Semua orang yang akan berenang membersihkan badannya di shower, disamping


untuk penyesuaian suhu tubuh

b. Mereka yang berpenyakit kulit, pilok, mata atau penyakit enular lainnya tidak
boleh berenang
c. Dilarang untuk meludah, berkumur dan kencing sewaktu berada didalam kolam
renang.

d. Dilarang membawa makanan didalam area kolam renang

22. Sarana pelayanan makanan/ kantin

a. Persyaratan pada restoran brlaku disini

b. Makanan yang di jual hendaknya “ready for eat” (siap untuk dimakan) sehingga
tidak banyak mengotori pemandian.

c. Fasilitas sanitasi bagi kantin harus tersedia dalam jumlah laupun kualitas yang
memenuhi syarat.

d. Meliputi :
Jamban, urinoir, tempat cuci tangan dan tempat sampah

2.5 Pengaruh Kesehatan

Secara epidemiologis menunjukan bahwa walaupun konstruksi dan pengoperasian


kolam renang/pemandian umum telah dilakukan dengan baik bukan merupakan jaminan
untuk tidak menimbulkan masalah kesehatan masyarakat. Keadaan ini mendorong kita perlu
melakukan pengawasan sanitasi kolam renang/ pemandian agar jangan sampai timbul
masalah kesehatan masyarakat.

Beberapa penyakit yang erat hubungnnya dengan kolam renang adalah sebagai
berikut :

1. Kelompok penyakit perut (intestinal diseases) :


Typhus, parathypus, dysentri amuba, leptospira, dysentri basilair
Hal ini bisa ditimbulkan melalui air kolam renang yang tercemar oleh limbah rumah
tangga atau kotoran binatang.
2. Kelompok penyakit pernafasan (respiratory diseases), seperti : pilek, sinusitis, radang
tenggorokan.

3. Kelompok penyakit infeksi pada mata, telinga, hidung, kerongkongan dengan kulit.

4. Kecelakaan-kecelakaan
Kecelakaan dan kematian merupakan masalah besar di kolam renang, penyebab
utama adalah dari kurangnya pengawasan pada konstruksi, cara penggunaan dan
pemeliharaan peralatan di kolam renang.

Masalah kecelakaan yang sering terjadi di kolam renang adalah disebabkan antara lain :

1. Patahnya papan loncat

2. Penempatan peluncur air yang salah

3. Salahnya pemasangan atau pemeliharaan perawatan listrik

4. Kurang tepatnya pemasangan atau pemeliharaan perawatan listrik

5. Adanya pecahan gelas ataupun kacamata didalam kolam

Dari semua penyakit / kecelakaan tersebut yang paling umum terjadi pada perenang
adalah :

a. iritasi mata akibat dosis khlor yang tinggi

b. Ph yang terlalu asam

c. penyakit rangen (swimming itch)

Dari kenyataan yang ada, banyak membuktikan bahwa teori jelas berbeda dari
kenyataan yang terjadi. maka, akan lebih bijak ketika lewat pembahasan menganai
kolam renang ini diharapkan ketika kunjungan lapangan dapat memberikan pelajaran
lebih lagi mengenai sanitasi kolam renang.

BAB III

HASIL KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal :

Tempat :

Pukul :

3.2 Pengumpulan Data


Dalam mendeskripsikan mengenai sanitasi lingkungan di Kolam Renang Muaro
Sijunjung, maka dilakukan penelitian lapangan sebagai suatu upaya untuk memperoleh data
primer. Selain itu, juga diperlukan berbagai sumber kepustakaan untuk menambah referensi
gambaran mengenai sanitasi di Kolam Renang tersebut.
Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer yaitu observasi. Metode
observasi dilakukan guna mengetahui situasi dalam konteks ruang dan waktu pada daerah
penelitian. Pengamatan dilakukan pada bagian-bagian dalam dan luar kolam renang tersebut
yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan. Observasi akan dilengkapi dengan kamera
untuk mempublikasikan hal-hal apa saja yang dianggap penting dalam penelitian tersebut.
Dengan menggunakan metode observasi, dapat diketahui secara langsung bagaimana sanitasi
dan kondisi dari Kolam Renang Emersia Hotel itu sendiri sehingga diharapkan hasil yang
didapatkan sesuai dengan kondisi nyata di tempat tersebut. Dalam metode observasi, penilai
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi.
3.3 Prosedur Penilaian
Langkah-langkah dalam melakukan inspeksi di Kolam Renang Muaro Sijunjung
adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan inspeksi
a. Alat : alat tulis, buku tulis, kamera digital.
b. Bahan : instrumen penilaian tempat mesjid
2. Melakukan observasi secara bersama-sama dengan anggota kelompok, dengan
pembagian tugas sebagai berikut :
a. Pengamat, dilakukan oleh: Seluruh anggota kelompok
b. Pendokumentasian, dilakukan oleh: anggota kelompok
c. Menghitung hasil penilaian lembar instrumen
1) Penilaian Kriteria
No Kriteria Kondisi Nilai
1. Nilai 1-3 Jelek
2. Nilai 4-6 Sedang
3. Nilai 7-10 Baik

2) Skoring
Hasil akhir (skor) merupakan hasil kali bobot dan nilai observasi. Jumlah
bobot komponen yaitu 100% dan masing-masing komponen mempunyai
persentase berbeda disesuaikan dengan tingkat resiko kejadian kecelakaan dan
penyakit pada komponen tersebut. Dalam penilaian tersebut terdapat rentang nilai
1-10. Untuk nilai tertinggi adalah 10 dan nilai terendah adalah 1.
3) Penilaian parameter
Dari hasil skoring selanjutnya dilakukan perhitungan, cara penilaian hasil
observasi sebagai berikut:
Jumlah total = ∑ Skoring (bobot x nilai obsevasi) x 100%

Total skor Maksimal


Jika kriteria < 75% maka parameter tersebut dinyatakan tidak
memenuhi syarat. Sedangkan jika kriteria 75-100% maka parameter tersebut
dinyatakan memenuhi syarat.
3.4 Hasil Pemeriksaan Kesehatan Kolam Renang
Nama Kolam :

Alamat Kolam :

Nama Pemeriksa : Kelompok

VARIABEL
UPAYA
KOMPONEN
NO SANITASI BOBOT NILAI SKOR
PENGAMATAN
KOLAM
RENANG
1 2 3 4 5 6
1. Ketentuan 15
Umum

Lingkungan 8 a) Bersih
Umum b) Tidak menjadi
sarang
perkembangbiakan
vector dan hewan
pengerat
c) Tersedia tempat
sampah
Bangunan dan 7 a) Memenuhi
peralatan persyaratan
kesehatan
b) Dapat mencegah
terjadinya
kecelakaan
2. Tata Bangunan 10

10 a) Ruang tertata dengan


baik
b) Digunakan sesuai
fungsinya
c) Memenuhi
persyaratan
kesehatan (tidak
mengakibatkan
pencemaran air)
3. Kontruksi 27 Tidak bocor/kuat
Bangunan

Lantai 3 a) Kuat
b) Kedap air
c) Rata
d) Tidak licin
e) Mudah dibersihkan
f) Mempunyai
kemiringan yang
cukup (2-3%) untuk
lantai yang selalu
kontak dengan air
Dinding 3 a) Mudah dibersihkan
b) Kedap air untuk
permukaan yang
selalu terkena
percikan air
c) Kuat dan utuh
Ventilasi 5 a) Ventilasi dapat
menjamin peredaran
udara dalam
kamar/ruang dengan
baik
Pencahayaan 4 a) Intensitas cukup
sesuai dengan
fungsinya
b) Untuk kolam renang
yang dipergunakan
malam hari harus
dilengkapi dengan
lampu berkekuatan
12 volt
Atap 4 a) Tidak bocor
b) Tidak
memungkinkan
terjadinya genangan
air
Langit-langit 4 a) Mudah dibersihkan
b) Tinggi minimal 2,5
meter dari lantai
Pintu 4 a) Dapat mencegah
masuknya serangga,
tikus dan binatang
pengganggu lainnya
b) Kuat, mudah
dibersihkan
4. Persyaratn 48
Bangunan dan
Fasilitas Sanitasi
Area kolam a) Ada pemisah yang
renang jelas antara kolam
renang dengan area
lainnya
b) Kolam harus selalu
terisi air dengan
penuh
c) Jumlah maksimum
perenang sebanding
dengan luas
permukaan kolam
dibagi 3m2
d) Ada tanda yang
menunjukkan
kedalaman kolam
renang
e) Papan loncat, papan
luncur, semua aman
dari potensi
kecelakaan
Saluran air kolam 3 a) Saluran air bersih 3 30
renang yang masuk ke
kolam tidak
berhubungan dengan
air kotor
b) Lubang pembuangan
air kotor terletak di
dasar kolam paling
rendah
c) Lubang air kotor
bersebrangan dengan
lubang air masuk
d) Lubang pembuangan
air kolam dilengkapi
dengan ruji dan tidak
membahayakan
perenang
e) Terdapat saluran
peluap di kedua sisi
kolam

Kemiringan lantai 3 a) Kolam yang


kolam renang berkedalaman <1,5
meter, kemiringan
lantai tidak >10%
b) Kolam yang
berkedalaman >1,5
meter, kemiringan
lantai kolam tidak
>30%
c) Lantai tepi kolam
kedap air dengan
lebar min 1 m, dan
tidak licin
Dinding kolam 3 a) Dinding kolam
renang renang rata dan
vertical
b) Ada fasilitas injakan,
pegangan dan tangga
c) Tidak terdapat
penonjolan pada
dinding kolam
Bak cuci kaki 3 a) Bak cuci kaki min
berukuran panjang
1,5 m, lebar 1,5 m
dan kedalaman 20
cm
b) Bak cuci kaki selalu
terisi air penuh
c) Kadar sisa khlor
pada air bak cuci
kaki kurang lebih 2
ppm
Kamar pancuran 3 a) Min terdapat 1
bilas pancuran bilas untuk
40 perenang
b) Kamar pancuran
bilas terpisah antara
pria dan wanita
Tempat sampah 5 a) Terbuat dari bahan
yang ringan, tahan
karat, kedap air dan
mempunyai
permukaan yang
halus pada bagian
dalamnya
b) Mempunyai tutup,
mudah
diisi/dikeluarkan
c) Memiliki volume
yang sesuai untuk
menampung jumlah
sampah
d) Sampah dari tempat
sampah di buang ke
TPS setiap hari
e) Tersedia TPS
sementara
f) Minimal 3x24 jam
sampah di TPS harus
dikosongkan
Jamban dan 4 a) Jamban untuk pria
peturasan terpisah dengan
jamban untuk wanita
b) Minimal tersedia 1
buah jamban untuk
40 orang wanita dan
1 buah jamban untuk
60 orang pria
c) Jika kapasitas
kurang dari diatas,
minimal ada 2
jamban untuk pria
dan 3 jamban untuk
wanita
d) Jamban kedap air
dan tidak licin
e) Dinding berwarna
terang
f) Ventilasi dan
penerangan cukup
g) Tersedia air
pembersih yang
cukup
h) Luas jamban min
1m2
i) Tersedia 1 buah
peturasan untuk tiap
60 orang pria dan 40
orang wanita
j) Luas minimal 1,5 m2
k) Kontruksi peturasan
kedap air dan tahan
karatluas minimal
1,5m2
l) jika peturasan dibuat
system talang atau
memanjang, maka
untuk tiap satu
peturasan
panjangnya minimal
60 cm
Tempat cuci 4 a) terdapat tempat cuci
tangan tangan
b) tempat cuci tangan
dilengkapi dengan
sabun, pengering
tangan dan cermin
c) tempat cuci tangan
mudah dijangkau
dan dekta dengan
jamban/kamar mandi
Gudang bahan 3 a) tersedia gudang
kimia khusus untuk tempat
pengelolaan bahan-
bahan kimia
b) penempatan kalsium
hipoklorit terpisah
dengan aluminium
sulfat atau bahan-
bahan kimia lainnya
Kamar ganti dan 3 a) terdapat kamar ganti
tempat penitipan dan tempat penitipan
barang barang dengan ukura
yang mencukupi
b) bersih dan tertata
rapi
c) kamar ganti pria dan
wanita terpisah
Kamar P3K 4 a) bersih dan rapi
b) tidak menjadi sarang
binatang/vector
penyakit
c) tersedia peralatan
dan tenaga kesehatan
Perlengkapan lain 3 a) tersedia papan
pengumuman
b) ada peringatan
larangan bagi
penderita penyakit
kulit, penyakit
kelamin, penyakit
epilepsy dan
penyakit jantung
c) tersedia
perlengkapan
pertolongngan bagi
perenang seperti
pelampung dan tali
d) tersedia alat
pengukur pH dan
sisa khlor
e) terdapat tata tertib
berenang dan
anjuran menjaga
kebersihan
TOTAL 100

3.5 Hasil Pemeriksaan Kontruksi Bangunan


I. PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN BANGUNAN
A. Umum
1) Lingkungan kolam renang dalam keadaan bersih dan dapat mencegah
kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta tidak menjadi sarang dan
perkembangbiakan vektor penular penyakit.
2) Bangunan kolam renang dan semua peralatan yang digunakan memenuhi
persyaratan kesehatan serta dapat mencegah tejadinya kecelakaan.
B. Persyaratan Tata Bangunan
Setiap bangunan di lingkungan kolam renang sudah tertata sesuai fungsinya
dan memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak menyebabkan
pencemaran terhadap air kolam renang.

C. Persyaratan Kontruksi Bangunan


1) Lantai
a. Lantai kolam renang kuat, kedap air, memiliki permukaan yang rata,
tidak licin, dan mudah dibersihkan.
b. Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air memiliki
kemiringan yang cukup (2-3 persen) ke arah saluran pembuangan air
limbah.

1) Dinding kolam renang


a. Permukaan dinding mudah dibersihkan.
b. Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air terbuat dari
bahan yang kuat dan kedap air.
2) Ventilasi
Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di dalam ruang dengan baik.
3) Sistem pencahayaan
a. Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai.
b. Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari dilengkapi
dengan lampu berkapasitas 12 volt.
5) Atap
Atap tidak bocor agar tidak memungkinkan terjadinya genangan air.

6) Langit-langit
Langit-langit memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari lantai dan mudah
dibersihkan.
7)Pintu
Pintu dapat mencegah masuknya vektor penyakit seperti serangga, tikus, dan binatang
pengganggu lain.

D) Persyaratan Kelengkapan Kolam Renang


Kolam renang memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya : bak cuci kaki, kamar dan
pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang, kamar P3K, fasilitas sanitasi (bak sampah,
jamban dan peturasan, serta tempat cuci tangan) dan gudang bahan-bahan kimia dan
perlengkapan lain.

2.2.4 Persyaratan Bangunan dan Fasilitas Sanitasi


1) Area kolam renang
a. Tidak ada pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan area lainnya.
b. Kolam selalu terisi air dengan penuh.
c. Jumlah maksimum perenang adalah sebanding dengan luas permukaan kolam dibagi 3
m2.
d. Lantai dan dinding kolam kuat, kedap air, rata, berwarna terang, dan mudah
dibersihkan. Sudut dinding dan dasar kolam melengkung.
e. Saluran air yang masuk ke kolam renang terjamin tidak terjadi kontak antara air bersih
yang masuk dengan air kotor.
f. Lubang pembuangan air kotor harus berada di dasar kolam renang yang paling rendah
dan berseberangan dengan lubang masuknya air.
g. Lubang saluran pembunagan air kolam dilengkapi dengan ruji dan tidak
membahayakan perenang.
h. Kolam berkedalaman < 1,5 meter, kemiringan lantai tidak > 10%. Pada kedalaman >
1,5 meter kemiringan lantai kolam tidak > 30%.
i. Dinding kolam renang rata dan vertikal, tidak terdapat injakan dan pegangan untuk
tangga, terbuat dari bahan berbentuk bulat dan tahan karat.
j. Kolam dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya.
k. Lantai tepi kolam kedap air dan memiliki lebar minimal 1 meter, tidak licin, dan
permukaannya miring keluar kolam.
l. Pada setiap kolam tidak ada tanda yang menunjukkan kedalaman kolam dan tanda
pemisah untuk orang yang dapat berenang dan tidak dapat berenang.

2) Bak cuci kaki


a. Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang 1,5 meter, lebar 1,5
meter, dan kedalaman 20 cm dengan pengisian air yang penuh.
b. Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.

3) Kamar dan pancuran bilas


a.Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.
b. Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas untuk wanita

4) Tempat sampah
a.Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan.
b. Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
c. Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki volume yang sesuai untuk
menampung sampah dari tiap kegiatan.
5) Jamban dan peturasan
a.Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan 1 buah jamban
untuk tiap 60 orang pria dan harus terpisah antara jamban untuk pria dan wanita.
b.Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.
c.Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas, maka harus
disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan 3 buah
jamban untuk wanita.
d.Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat, sistem leher angsa,
luas lantai minimal 1,5 m2.
e.Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka untuk tiap satu peturasan
panjangnya minimal 60 m.

6) Tempat cuci tangan


Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan dengan
jamban peturasan dan kamar ganti pakaian serta dilengkapi dengan sabun, pengering
tangan dan cermin.

7) Gudang bahan kimia


a.Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan kimia.
b.Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan aluminium sulfat atau bahan-
bahan kimia lainnya.

8) Perlengkapan lain
a. Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan berenang bagi
penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit jantung dan
lain-lain.
b.Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain : pelampung, tali
penyelamat dan lain-lain.
c.Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air kolam renang secara
berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air kolam renang harian, diumumkan
kepada pengunjung melalui papan pengumuman.
d.Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan
Dari hasil pemeriksaan sanitasi Kolam Renang pada tanggal .... Mei 2021 di dapatkan
skore sebesar .... dengan beberapa Variabel-variabel yang belum terpenuhi sanitasi Kolam
Renang Emersia Hotel adalah :
1. Masih terdapat beberapa sampah disekitar lingkungan kolam renang
2. Air dikamar bilas yang kurang lancar
3. Belum tersedia bak cuci kaki
4. Tidak ada peringatan larangan bagi penderita penyakit kulit dan kelamin

4.2 Solusi Permasalahan


1. Seharusnya tidak ada sampah disekitar lingkungan kolam renang
2. Seharusnya air di kamar bilas harus memadai pengunjung. Peru dilakukan tindakan
lebih lanjut
3. Seharusnya di sediakan bak cuci kaki agar pengunjung bisa mencuci kaki saat kaki
kotor
4. Sebaiknya disediakan papan peringatan larangan bagi penderita penyakit agar tidak
menularkan penyakit pada pengunjung lainnya

Anda mungkin juga menyukai