PENDAHULUAN
fisik maupun mental sosial masyarakat. Salah satu cara sanitasi yakni
terkait dengan sanitasi adalah tercapainya kondisi bebas buang air besar
sembarangan atau juga bisa disebut Open Defecation Free (ODF) dengan
yang “memerlukan perhatian khusus” karena tidak berada pada jalur yang
danau, laut atau di daratan. Mayoritas pelaku praktek buang air besar
1
sembarangan tinggal di desa-desa. Hanya 38,4% dari penduduk yang
memiliki akses pada sanitasi yang layak. Akses sanitasi di pedesaan tidak
menjadikan rawa-rawa dan saluran drainase sebagai tempat BAB dan sudah
dalam bidang kesehatan karena dapat menjadi media bibit penyakit, seperti:
diare, typus, kolera, disentri, dan lain-lain. Selain itu, pembuangan tinja yang
adalah rancangan sarana pembuangan tinja yang dapat menjadi solusi bagi
masyarakat pesisir daerah pasang surut air laut dalam membuang tinja yang
aman.
2
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Pengabdian Masyarakat
tripikon S sebagai salah satu solusi buang air besar secara sehat
3
a. Bagi Masyarakat
b. Bagi Institusi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinja
penggunaan air untuk berbagai kegiatannya. Sebagian air dari sisa aktifitas
manusia tersebut akan terbuang dalam bentuk begitu limbah cair. Dalam
ilmu kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih
dipentingkan adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena jadi sumber
sekitar 83 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Kedua jenis kotoran
manusia ini sebagian besar berupa air, terdiri dari zat-zat anorganik (sekitar
20% untuk tinja dan 2,5% untuk air seni. Kuantitas tinja manusia tanpa air
seni adalah 135-270 gram per kapita per hari berat basah atau 35-70 gram
5
Potasium (K2O) dari berat kering 1,0 – 2,5
Karbon (dari berat kering) 40 – 55
Kalsium (CaO) (dari berat kering) 4–5
C/N rasio (dari berat kering) 5 – 10
Sumber: Gotaas (1956,h.35) dalam Suparman Suparmin (2002)
yang dapat terjadi akibat keadaan diatas, antara lain, tifoid, paratifoid,
disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan beberapa penyakit
6
virus, bakteri, protozoa dan ncacing yang keluar dari dalam tubuh manusia
lain:
2. Reservoir
berbagai macam jalan atau cara berikut bagan tinja dan penyakit
7
Tabel 2.3 Penyakit-Penyakit yang Ditularkan Oleh Tinja
No Penyebab penyakit (agent) Nama Penyakit
1. Bakteri (Bacteria)
Vibrio cholera Cholera
Clostridium perfinger Clostridium perfinger
E.coli Enteropathogenic
Serotypes Escherichia
Salmonella typhi Typhoid fever
Shigella dysentrerial Sh Flexner Shigellosis (baciclary dysentri)
SN
Bodyii, Sh, sonnei Salmonellosi
Salmonella
tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori
permukaan.
Jamban keluarga sangat berguna bagi manusia dan merupakan bagian dari
penyakit saluran pencernaan yang disebabkan oleh kotoran manusia yang tidak
masalah terutama pada mereka yang tinggal di daerah yang tertinggal. Hal ini
8
selain mengakibatkan ketimpangan sosial, juga menempatkan kelompok
melalui upaya rintisan dan diamati serta dicermati lewat pemantauan dan
sebagai berikut:
c. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus
(diberi penutup)
buangan dimana air buangan tidak dikumpulkan dan tidak disalurkan ke dalam
ataupun badan air, melainkan dibuang di tempat. Sistem ini dipakai bila syarat-
syarat teknis lokasi dapat dipenuhi dan biaya relatif rendah. Sistem ini sudah
9
umum karena telah banyak dipergunakan di Indonesia. Kelebihan sistem ini
adalah :
Kekurangannya :
penerapan sistem setempat ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara
lain:
2.6.1 Cubluk
Pit privy atau cubluk merupakan sistem pembuangan tinja yang paling
sederhana. Terdiri atas lubang yang digali secara manual dengan dilengkapi
dinding rembes air yang dapat terbuat dari pasangan batu bata berongga,
anyaman bambu, dan lain-lain. Cubluk biasanya berbentuk bulat atau kotak,
sedikit air yang digunakan untuk menggelontorkan tinja ke dalam cubluk. Cubluk
10
ini biasanya didesain untuk waktu 5-10 tahun. Cubluk terbagi atas beberapa
jenis:
a. Cubluk tunggal
b. Cubluk Kembar
kedua telah terisi 75 %, maka lumpur tinja yang ada di lubang pertama
11
2.6.2 Jamban Cemplung
misalnya tanpa rumah jamban. Jenis jamban ini, kotoran langsung masuk ke
tinja akan masuk langsung ke dalam badan air permukaan sungai/rawa. Jamban
daur ulang, yakni tinja bisa langsung di makan ikan, ikan dimakan orang, lalu
orang mengeluarkan tinja, dan seterusnya. Setelah tinja memasuki badan air,
2.6.3 Septic-Tank
ekskreta untuk kelompok kecil yaitu rumah tangga dan lembaga yang memiliki
persediaan air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem
12
kotor/tinja (merupakan bahan organik) langsung dari WC dan urinoir, di dalam
membutuhkan O2).
termasuk ukuran dan batasan kebutuhan minimum fasilitas tangki. Selain itu,
standar itu, bangunan tangki harus kuat, tahan terhadap asam, dan kedap air.
Artinya, tidak boleh ada rembesan yang keluar dari tangki. Kemudian, bahan
yang diizinkan untuk membuat penutup dan pipa penyalur air limbah adalah batu
kali, bata merah, batako, beton bertulang, beton tanpa tulang, PVC, keramik,
Sedangkan jarak ke sumur air bersih adalah 10 m dan 5 m untuk sumur resapan
air hujan. Bertolak belakang dengan peraturan tersebut, yang sekarang banyak
13
ditemukan di lapangan rata-rata jarak tangki dengan sumur hanya berkisar tiga
(kepala keluarga) dengan lima jiwa, septic-tank terdiri dari ruang basah seluas
1,2 m3, ruang lumpur 0,45 m3, dan ruang ambang bebas 0,4 m3 dengan panjang
1,6 m; lebar 0,8 m; dan tinggi 1,6 m. Adapun periode pengurasan bagi tangki itu
septic-tank:
membebani septic-tank.
memanjang).
e. Dimensi septic-tank :
14
- Perbandingan panjang (l) : lebar (b) = 3 : 2
a. Sedimentasi
b. Penyimpanan
c. Penguraian
Waktu tinggal limbah pada septic-tank berukuran besar tidak boleh kurang
adalah:
1. Sedimentasi SS;
lumpur lewat proses anaerobik. Untuk jenis limbah yang di olah pada septic-tank
domestik.
surut, seperti misalnya daerah pesisir pantai, muara, sungai, maupun rawa.
Teknologi ini dapat diterapkan untuk toilet individual maupun komunal. Istilah
tripikon-S, yang diperkenalkan sejak tahun 1991, merupakan singkatan dari Tri
15
(tiga) Pi-pa Kon-Sentris - S-eptik, yang menggambarkan konstruksi alat yang
Tripikon-S terdiri dari 3 (tiga) buah pipa pvc (atau bahan lain yang sesuai
secara aerobik an anaerobik yang berlangsung selama 3 hari sama seperti yang
Gambar 2.6 Tripikon-S+ yang Dilengkapi Ruang Aerator pada Pipa Tengahnya (Kiri) dan
Tripikon-S untuk Pemukiman Padat yang Dilengkapi Pipa Filtrasi yang Diisi Injuk, Pasir
Kasar, dan Kerikil/Arang (Kanan)
16
- Panjang pipa Tripikon-S berkisar antara 4-6 m (disesuaikan dengan
- Bangunan peresapan:
mengelilingi Tripikon-S.
Konstruksi Tripikon-S berupa tiga buah pipa paralon dengan ukuran yang
Pipa yang terletak paling dalam berupa pipa kecil dengan diameter 5 cm yang
dihubungkan dengan leher angsa dari jamban rumah tangga. Panjang pipa itu
mengapung (scum). Di luar pipa kecil dipasang pipa sedang yang berdiameter
15-25 cm. Dalam pipa itu terjadi perombakan limbah rumah tangga. Pada bagian
bawan pipa sedang, pada jarak 10-20 cm dari dasar, dibuat lubang-lubang
berdiameter 1 cm untuk jalan air, dan pada ujung bawah dibuat celah-celah
sebesar 1-2 cm yang mengelilingi pipa untuk keperluan pengurasan lumpur tinja.
Pipa terluar atau pipa besar berdiameter 20-30 cm merupakan pipa peluap.
Celah antara pipa sedang dan pipa besar minimum 2 cm. Panjang pipa besar
minimum 1 mm dan bagian atasnya harus selalu berada di atas permukaan air
pasang tertinggi. Ukuran pipa ditentukan oleh volume beban limbah dan keadaan
17
Kemudian teknologi Tripikon-S ini dikembangkan lebih lanjut oleh
yaitu: (a) pipa kecil sebagi inlet dari toilet; (b) pipa medium sebagai tempat
terjadinya proses dekomposisi biologis, dan (c) pipa besar sebagai pelimpah
(overflow) effluent. Ketiga pipa tersebut diatur secara konsentris. Kinerja kedua
sistem ini masih perlu dikaji lebih lanjut, namun bila dilihat dari ide
pengolahannya, maka sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif pengolahan
air limbah yang potensial untuk dikembangkan. Perbedaan antara Tripikon-S dan
18
Keterangan Tripikon-S T-Pikon-H
Pemeliharaan Tidak boleh ada sampah yang Tidak boleh ada
masuk ke dalam sistem sampah yang masuk
ke dalam system
Kelebihan Dapat menggunakan material lokal Dapat menggunakan
Kebutuhan lahan kecil material lokal
Efisiensi penurunan BOD5 sekitar Dapat dikerjakan
75% oleh tenaga local
Kekurangan Kapasitas pengolahannya kecil Semakin besar
Sulit dalam melakukan pengurasan kapasitas maka
Efisiensi pengolahan belum semakin besar pula
diketahui secara jelas lahan yang
diperlukan
Pengurasan sulit
dilakukan
Kesesuaian di Rumah panggung Rumah apung
Daerah Sulit Rumah di darat Rumah panggung
Rumah di darat
a. Spesifikasi
pengolahan air limbah yang dapat diterapkan untuk toilet individual yang
pesisir pantai, muara, sungai maupun rawa. Tripikon tersusun dari pipa
pvc (atau bahan lain yang sesuai dengan kondisi setempat) dengan
pada septiktank.
19
b. Manfaat
adalah:
c. Cara Kerja
septik.
Untuk lubang pertama, letakkan soket luar dan soket dalam ¾ inci
kemudian masukkan pipa pvc. Di ujung atas pipa, beri Tee ukuran
¾ inci agar lubang pembuangan gas tidak masuk air ketika hujan.
Untuk saluran outlet tersebut, tersusun dari pipa pvc ¾ inci yang
20
dop 2 ¾ inci yang diberi lubang sebagai tempat desinfektan yaitu
kaporit.
Tinja dari inlet masuk ke dalam tangki septik, yang mana di dalam
antara lain:
kandang
21
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
RW 04.
RT.
22
e. Masyarakat yang rumahnya dipasang alat septiktank modifikasi tripikon
dengan bicara Face to Face bagaimana sebaiknya buang air besar dan
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat yang tidak memiliki jamban yang
23
Septiktank modifikasi tripikon S dengan memberikan penyuluhan bagaimana
1) Tahapan Persiapan
a. Survei
24
3.6 Desain Modifikasi Tripikon S
25
3.8 Pihak-Pihak yang Terlibat
a. Puskesmas Seijang
Bukit Bestari
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENGABDIAN
4.2 Pembahasan
06. Untuk RW 04, yang termasuk wilayah pesisir yaitu pada RT 04 dan 05.
Untuk RW 06, yang termasuk wilayah pesisir yaitu pada RT 01, 02 dan 03
(data terlampir).
27
KEPEMILIKAN JAMBAN
120
100 0
14.9 6
5.7 15
80 37.1 46.5 Rumah
32.2 Kosong
60 4.5 0 Jamban
94.3 Tidak Sehat
40 79 Jamban
58.4 52.9 53.5 Sehat
20
0
RT 01 / RT 02 / RT 03 / RT 04 / RT 05 /
RW 06 RW 06 RW 06 RW 04 RW 04
06, untuk RT 01 terdapat 4 KK yang tidak memiliki jamban sehat yang mana
pada RT tersebut sudah terdapat IPAL Komunal yaitu sistem yang dilakukan
dilakukan pada sebagian wilayah dari suatu kota, dimana setiap rumah
02, ada sebanyak 15 KK (KK tetap) yang tidak memiliki jamban sehat. Yang
28
mana sebelumnya pada RT ini sudah direncanakan program pembangunan
Syarat pembangunan IPAL harus tersedia lahan yang cukup, yaitu sebesar
100m2 untuk 1 (satu) unit bangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL)
hanya terdapat beberapa yang tidak memiliki jamban sehat karena sebagian
hasil yang kami peroleh di lapangan yaitu berjumlah 0 KK atau tidak ada.
lapangan bahwa pada RT tersebut tidak sedikit warga yang keluar masuk
begitu saja tanpa melaporkannya ke Ketua RT, sehingga wajar apabila data
yang kami peroleh di lapangan tidak sesuai dengan data dari pihak Ketua RT
tersebut.
memiliki jamban sehat lebih besar dibadingkan wilayah pesisir lain dalam
jamban sehat adalah jika jamban tersebut memenuhi persyaratan berikut ini:
29
terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-binatang
Tripikon ini yaitu bertempat pada rumah Bapak Suranto. Beliau menyatakan
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab sebelumnya maka dapat ditari kesimpulan sebagai
berikut:
pesisir lainnya terutama untuk daerah rawa, pasang surut dan daerah
pesisir pantai.
5.2 Saran
kami temui oleh karena itu untuk pengembangan alat selanjutnya penulis
Septictank Tripikon ini. Selain itu, ketepatan waktu pada saat mengumpulkan
31