Anda di halaman 1dari 14

Makalah Ekologi

Pengaruh Limbah Cucian Motor Terhadap Hewan Uji


(Jentik Nyamuk)

D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN

NAMA KELOMPOK 3 :

AHMAD FAUZAN

MOCHAMMAD ILYASA HARDIAN

NUR HIDAYAH

RIA SHANIA

VERONICA APRILIANI PUTRI

YARA NADYA ALMIRA


Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal . Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………
……………………

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………
………………….

BAB I
1.1 Latar belakang
………………………………………………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………….

1.3 Tujuan
pengamatan………………………………………………………………………………….

1.4 Manfaat Pengamatan……………………………………………………………………………….

BAB II
2.1 Tinjauan
Pustaka………………………………………………………………………………………
BAB III
3.1 Metode
Kerja………………………………………………………………………………
…………….

3.2

Materi……………………………………………………………………………
………………………….

3.3 Tempat dan Waktu


Penelitian…………………………………………………………………..

3.4 Alat dan


Bahan……………………………………………………………………………
…………….

3.5 Cara
Kerja………………………………………………………………………………
………………….

BAB IV
4.1 Pembahasan
…………………………………………………………………………………………….
BAB V

5.1

Kesimpulan…………………………………………………………
………………….....

5.2

Saran…………………………………………………………………
……………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….
BAB I

1.1 Latar belakang

Praktek pengaruh air limbah anorganik terhadap hewan uji ini dilakukan untuk memenuhi
tugas praktikum mata kuliah ekologi lingkungan. Namun sesungguhnya kehedak untuk
melakukn praktikum ini hakikatnya adalah keingin tahuan sebagai calon sanitarian mengenai
pencemaran ekosistem air khususnya dampaknya terhadap ikan cere dan jentik nyamuk yang
hidup di got dan sungai-sungai/danau. Pada kenyataannya, makhluk hidup tidak dapat lepas
dari lingkungannya, baik itu makhluk hidup lainnya (biotik) maupun makhluk hidup tak
hidup (abiotic). Dengan interaksi antara kedua komponen tersebut, ekosistem akan selalu
tumbuh berkembang sehingga menimbulkan perubahan ekosistem (Sulistyorini,2009).

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Pengamatan

untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kandungan limbah air cuci motor pada
perairan akan menyebabkan terganggunya biota air (jentik nyamuk).

1.4 Manfaat Pengamatan

Manfaat dari pengamatan ini dapat dirasakan oleh kami selaku yang melakukan kegiatan
pengamatan ini dan juga untuk masyarakat, yaitu :
1. Untuk menyeselesaikan tugas praktek yang telah diberikan dosen ekologi yaitu Ibu
Rahayu Winarni, Spd.Mpd.
2. Dapat mengetahui kandungan apa saja yang terdapat pada limbah air cuci motor
3. Dapat mengetahui apa pengaruhnya limbah air cuci motor terhadap jentik nyamuk
4. Lebih bisa menangani bagaimana cara pengolahan limbah air cuci motor
BAB II
2.1 Tinjauan Pustaka

Tidak banyak yang tahu sejarah deterjen. Lebih banyak lagi yang tidak menyadari bahwa
deterjen dalam limbah rumah tangga dan limbah pencucian mobil menurunkan kualitas air.
Senyawa aktif pada deterjen tidak mudah didegradasikan oleh bakteri yang terdapat pada saluran
air buangan.

Deterjen buatan atau synthetic detergent adalah campuran sejenis senyawa bahan pembersih
yang berkandungan utama zat surfaktan (surfactant atau surface active agents), dengan bahan-
bahan lain seperti zat pengisi (fillers), pembentuk (builders), serta komponen lain seperti
pewarna, pewangi, boosters dan lain-lain.

Oli bekas mengandung deterjen bahan-bahan berikut:


1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung
berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe(suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada
permukaan bahan.
Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
a. Anionik :a.-Alkyl Benzene Sulfonate
b.-Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
c.-Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik : Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
2. Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
a. Phosphates : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Acetates :- Nitril Tri Acetate (NTA)
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silicates : Zeolithd. Citrates : Citrate acid
3. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh : Sodium sulfate
4. Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen.
Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.Contoh : Enzyme, Borax,
Sodium chloride, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

Dampak negatif dibalik manfaat deterjen


Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui
bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik
terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen
yaknisurfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap manusia dan lingkungannya.

Deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan
toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun.
Keberadaan busa-busa di permukaan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air
terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme
air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.

Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalamdeterjen adalah phosphate.
Phosphate memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai softener air. Bahan ini
mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium.
Berkataksi softenernya, efektivitas daridaya cuci deterjen meningkat. Phosphate yang biasa
dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak
memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakansalah satu nutrisi penting yang dibutuhkan
mahluk hidup. Tetapi dalam jumlahyang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan
pengkayaan unsur hara(eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan
oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan
makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat
dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru
membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya.
BAB III

a. Metode Kerja

1. Materi
Pengaruh Limbah Cucian Motor/ Limbah Domestik dan Limbah Pabrik Tahu/tempe terhadap
hewan uji (Ikan Cere dan Jentik Nyamuk).

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Pelaksanaan praktikum Ekologi tentang Pengaruh Limbah Cucia Motor/ Limbah Dosmetik dan
Limbah Pabrik Tahu/tempe terhadap hewan uji (Ikan Cere dan Jentik Nyamuk) di laksanakan di
Lab Ekologi Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusn Kesehatan Lingkungan sesuai
dengan waktu praktikum mata kuliah ekologi lingkungan.

3. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Beaker Glass 500 ml (5 buah)
2. Pipet 1 buah
3. Ph universal
4. Gelas ukur
5. Stopwatch
6. Kain kassa
7. Tali raffia
8. Label
9. Batang Pengaduk
10. Cawan petri

4. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain :
1. Ikan cere 75 ekor
2. Jentik nyamuk 150 jentik
3, Limbah cucian motor/ limbah domestic/ limbah tahu
4. Air keran

5. Cara Kerja
a. Susun 5 bekaer glass ukuran 500 ml di meja praktikum dan beri label nomor 1-5
b. Buat perhitungan jumlah volume limbah yang harus dimasukkan ke dalam beaker glass
dengan persamaan M1.V1 = M2.V2
V1 = Volume total (500 ml)
V2 = Volume limbah
M1 = Konsentrasi limbah
M2 = Konsentrasi limbah pekat

V1 x M1 = V2 x M2

- Gelas Beaker 1 (4%) - Gelas Beaker 2 (6%)


V1 x M1 = V2 x M2 V1 x M1 = V2 x M2
500 x 4/100 = V2 x 1 500 x 6/100 = V2 x 1
2000/100 = V2 3000/100 =V2
20 = V2 30 = V2

- Gelas Beaker 3 (8%) - Gelas Beaker 4 (10%)


V1 x M1 = V2 x M2 V1 x M1 = V2 x M2
500 x 8/100 = V2 x 1 500 x 10/100 = V2 x 1
4000/100 = V2 5000/100 = V2
40 =V2 50 = V2

- Gelas Beaker 5 (Kontrol)


Air Keran 500 ml

c. Masukan 10 ml air dan 10 ekor hewan uji ke dalam cawan petri untuk masing-masing beaker
glass
d. Masukan air limbah ke dalam beaker glass sesuai dengan perhitungan setiap kosentrasi
kemudian
aduk merata.
e. Ukur ph setiap beaker glass
f. Masukkan 1 cawan petri yang berisi hewan uji ke dalam 1 beaker glass secara bersamaan.
g. Amati aktifitas hewan uji setiap 0 menit,10 menit,30 menit sampai 24 jam.
h. Kemudian amati kembali aktifitas hewan uji setelah 24 jam.

Kosentrasi air :

- Beaker glass 1 : isi dengan air keran sebanyak 480 ml, lalu masukkan air limbah
sebanyak 4% (20 ml)
- Beaker glass 2 : isi dengan air keran sebanyak 470 ml, lalu masukkan air limbah
sebanyak 6% (30 ml)
- Beaker glass 3 : isi dengan air keran sebanyak 460 ml, lalu masukkan air limbah
sebanyak 8% (40 ml)
- Beaker glass 4 : isi dengan air keran sebanyak 450 ml, lalu masukkan air limbah
sebanyak 10% (50 ml)
- Beaker glass 5 : isi dengan air keran sebanyak 500 ml sebagai control.

6. Hasil Pengamatan
Table hasil pengamatan Pengaruh Limbah Cucian Motor/Limbah Domestik dan Limbah
Pabrik Tahu/tempe terhadap hewan uji (ikan cere dan jentik nyamuk)

Konsentrasi Ph 0 menit 10 menit 30 menit 24 jam Hewan uji Hewan uji


yang hidup yang mati
Netral 5 0 0 0 0 20 0
4 ml 6 0 1 1 2 16 4
6 ml 6 0 1 1 7 11 9
8 ml 6 0 0 1 11 8 12
10 ml 6 0 1 2 13 4 16
BAB IV

A. Pembahasan

Larva berespirasi di udara jika larva nyamuk ingin mengambil oksigen dipermukaan air,
sedangkan air yang tertutup minyak (oli) maka larva akan terhambat pada respirasinya. Hal itu
yang menyebabkan kematian pada larva, larva tersebut mati karena proses respirasi terhambat.
Berdasarkan dosis yang digunakan :
1. Semakin banyak dosis yang digunakan semakin banyak pula larva yang mati
2. Banyaknya larva yang mati karena air limbah yang menutupi permukaan air sehingga larva
sulit untuk melakukan respirasi.
Berdasarkan waktu kontak
1. Aktivitas matinya larva bisa dilihat dari setiap pergantian atau penambahan waktu permenit
tertentu dan mempengaruhi kadar oksigen pada air.
2. Semakin lama waktu kontak semakin banyak larva yang mati.
Dari pengamatan larva selama 24 jam dapat di lihat bahwa pada gelas beaker terdapat
larva yang mati yaitu berjumlah 0 ekor pada kosentrasi netral, 4 ekor pada kosentrasi 4 ml,
sedangkan pada konsentrasi 6 ml yang mati berjumlah 9 ekor, pada konsentrasi 8 ml yang mati
sebanyak 12 ekor, lalu pada konsentrasi 10 ml yang mati sebanyak 16.

- Gelas beaker pertama yang konsentrasinya netral pada menit ke 0, 10, 30 menit dan sampai 24
jam larva tidak ada yang mati.
- Gelas beaker kedua yang konsentrasinya 4ml pada menit ke 0 tidak ada larva yang mati lalu
pada menit ke 10 dan 30 menit larva yang mati masing-masing sebanyak 1 lalu 24 jam kemudian
yang mati sebanyak 2 larva.
- Gelas beaker ketiga yang konsentrasinya 6 ml pada menit ke 0 tidak ada larva yang mati lalu di
menit ke 10 dan 30 masing-masing sebanyak 1 lalu 24 jam kemudian yang mati sebnyak 7 larva.
-Gelas beaker keempat yang konsentrasinya 8 ml pada menit ke 0 dan 10 tidak ada larva yang
mati lalu di menit ke 30 yang mati sebanyak 1 lalu 24 jam kemudian yang mati sebanyak 11
larva.
- Gelas beaker kelima yang konsentrasinya 10 ml pada menit ke 0 tidak ada larva yang mati lalu
di menit ke 10 sebanyak 1 larva lalu di menit ke 30 sebanyak 2 larva dan 24 jam kemudian larva
yang mati sebanyak 13 larva.

BAB V

a. Kesimpulan
Larva berespirasi di udara jika larva nyamuk ingin mengambil oksigen dipermukaan air,
sedangkan air yang tertutup minyak (oli) maka larva akan terhambat pada respirasinya.
Hal itu yang menyebabkan kematian pada larva, larva tersebut mati karena proses
respirasi terhambat.
Jadi terlihat sekali dari perbedaan jika air limbah jumlahnya lebih banyak maka larva
yang mati juga akan bertambah lebih banyak
b. Saran
Menurut kelompok kami jika ingin membuang limbah cucian motor sebaiknya jangan
langsung dibuang begitu saja tetapi harus ada pengolahan terlebih dahulu agar makhluk
hidup yang berada di tempat pembuangan tidak banyak yang mati karena limbah tersebut.
Daftar Pustaka

https://googleweblight.com/?
lite_url=https://batoks.wordpress.com/2009/05/20/penanggulangan-limbah-cuci-
motor/

http://biosmart.mipa.uns.ac.id/index.php/biosmart/article/viewFile/64/38

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Larva

Anda mungkin juga menyukai