DAN KOMUNAL
KELOMPOK 2
TINGKAT II D-III A
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru 12120 Telp.021.7397641, 7397643
Fax. 021.73977
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang memberi rahmat dan
karunia-Nya hingga kami diperkenankan untuk menunaikan tugas penyusunan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun makalah yang berjudul Pengolahan
kotoran manusia individual dan komunal ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pengolahan Limbah Cair.
Dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan, tidak ada gading yang
tak retak. Mungkin juga bisa dikatakan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan jelas banyak cela. Dengan demikian kritik dan saran pembaca dengan sangat
kami harapkan, demi kemajuan dan perkembangan dalam setiap tugas yang kami
susun di masa depan. Akhir kata, kami sebagai penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terkhusus bagi para civitas akademika di
Poltekkes Kemenkes Jakarta II, serta bagi khalayak umum.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
COVER
3.2 Saran…………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing tambang pada
permukaan tanah.
3. Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
4. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang
tidak menyedapkan.
5. Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah.
6. Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat
setempat.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pengolahan Limbah Cair yaitu, untuk mengetahui mengenai
Pengolahan Kotoran Manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Konstruksi tersebut mempersatukan sistem pengolahan dan resapan.
Air limbah langsung meresap ke dalam tanah. Sebab hanya
dindingnya saja yang kedap air. Maka, sistem ini harus
memperhatikan jarak dengan sumber air. Umumnya, jarak aman
adalah 10 meter ke semua sumber air (baik punya sendiri maupun
punya tetangga). Kalau tidak sepanjang Gambar 1. Ilustrasi cubluk
itu, ada kemungkinan sumber air akan tercemar dan ini berbahaya
bagi kesehatan.
4
- Bangunan jambang perlu diusahakan agar cukup
ventilasi udara dan sinar masuk.
- Bangunan diusahakan dari bahan yang ringan agar
mudah dipindahkan.
- Lokasi dianjurkan agak jauh dari tempat kediaman atau
perumahan.
Penggunaan
Pemakai langsung membuang kotorannya dari atas lubang yang
telah disediakan pada banguan penutup dengan tata cara :
a. Tutup lubang dibuka
b. Jongkok tepat diatas lubang
c. Diusahakan kotoran tidak menyentuh dinding lubang Setelah
selesai lubang ditutup kembali
Pemeliharaan
a. Untuk mencegah penyebaran penyakit atau bau, lantai perlu
dibersihkan secara teratur.
b. Untuk menjaga agar bangunan tahan lama, bahan-bahan harus
diresidu atau dikapur lebih dahulu sebelum dipasang.
Keuntungan
Kontruksi bangunan cukup sederhana dan mudah dilaksanakan
sendiri tanpa memerlukan persyaratan khusus
5
atau fiber gelas. Konstruksi harus cukup kuat menahan gaya-gaya yang
timbul akibat tekanan air dan tanah maupun beban lainya.
Bahan yang dapat dipergunakan untuk bangunan septic tank
berupa: batu, bata merah dan beton, sedangkan bahan untuk plesteran
dapat dipergunakan mortar dari semen dan pasir. Plat penutup
tangki:dapat berupa beton bertulang atau plat besi. Jadi seluruh
dinding, termasuk dasar septik kedap air.
Jika pada cubluk air langsung meresap ke dalam tanah, air septik
tank dibuang melalui saluran pembuangan. Saluran ini bisa dibuat dari
pipa tanah liat, pipa beton, pipa asbes semen, dan pipa PVC.
Septik tank skala kecil yang hanya melayani satu keluarga dapat
berbentuk bulat dengan diameter sekurang-kurangnya 1,20 m dan
dalam sekurang-kurangnya 1,20 m. Tinggi air dalam tangki sekurang-
kurangnya 1,20 m dan kedalaman maksimum, 2,10 m.
6
Untuk membuat tangki septik yang baik sehingga tidak mencemari air
dan tanah di sekitarnya, maka beberapa hal perlu diperhatikan antara
lain:
1. Dinding tangki septik hendaknya dibuat dari bahan yang rapat air.
Septic tank pada umumnya memiliki beberapa jenis, namun janis yang
dianjurkan, aman dan sering digunakan ada dua jenis, yaitu:
7
a. Septic tank terbuka pada bagian atas ruang resapan atau limbah
cair tidak ditutup dengan cor beton dan dibiarkan terbuka
kecuali limbah padat. Septic tank jenis ini biasanya digunakan
di kampung-kampung yang masih memiliki lahan yang luas di
sekitar rumah.
b. Septic tank jenis tertutup, yaitu seluruh bagian atas ditutup
dengan cor beton bertulang dan lantainya juga dilapisi dengan
adukan semen, kecuali pada bagian ruang peresapan. Septic
tank tertutup sangat cocok digunakan pada rumah dengan lahan
yang sempit, misalnya di lokasi perumahan.
8
c. Bidang Resapan. Air limbah yang keluar tangki septik akan
dialirkan ke bidang resapan guna pengolahan lebih lanjut oleh
tanah. Air limbah yang diolah secara parsial diarahkan ke bidang
resapan guna pengolahan lebih lanjut setiap kali air limbah baru
masuk ke tangki septik. Jika bidang resapan dibebani dengan
cairan secara berlebihan, maka akan terjadi banjir, yang
menyebabkan air limbah mengalir ke permukaan tanah atau
menyebabkan air limbah berbalik ke jamban dan menghambat
pengolahan.
d. Tanah. Air limbah tangki septik mengalir ke bidang resapan. Air
limbah tersebut berperkolasi (masuk tersaring) ke dalam tanah,
yang memberikan pengolahan akhir dengan cara menghilangkan
bakteri, virus-virus yang berbahaya serta nutrinnya. Tanah yang
cocok diperlukan untuk pengolahan air limbah yang baik.
9
relatif murah. Tangki septik harus diletakkan pada lokasi yang
tepat agar tidak mencemari sumber air tanah.
Jamban ini sama dengan jamban sistem resapan.
Perbedaanya terletak pada jumlah septik tank dan cara
pembuangannya. Jumlah septik tank ganda mempunyai dua atau
lebih lubang penampung kotoran. Cara pemakaian dilakukan
bergilir setelah salah satu bak penampung terisi penuh. Bak
penampung yang telah penuh ditutup dan didiamkan beberapa lama
supaya kotoran dapat dijadikan kompos atau pupuk.
Saluran pembuangan dapat dipindahkan dengan
menutup/membuka lubang saluran yang dikehendaki pada bak
pengontrol. Ukuran lubang dan bangunan jamban tergantung pada
kebutuhan dan persediaan lahan. Kotoran yang telah berubah
menjadi kompos dapat diambil dan dimanfaatkan sebagai pupuk.
Bak penampung yang telah dikosongkan dapat dimanfaatkan
kembali.
Proses Kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan
sebagian besar (60-70 %) zat-zat padat akan mengendap
didalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat
hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan
mengapung dan membentuk lapisan yang menutup
permukaan air dalam tanki tersebut. Lapisan ini disebut
scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari
cairan dibawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri
anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang
akan berfungsi pada proses berikutnya.
Proses Biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui
aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang
memakan zat-zat organik alam, sludge dan scum. Hasilnya,
selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, adalah juga
10
mengurangi volume sludge sehingga memungkinkan septic
tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah
tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai
BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya
dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat
perembesan.
11
- Bangunlah konstruksi
- Isilah sekeliling bak dengan bahan porous (kerikil, ijuk,
batu, dll)
- Buat penutup bak dan letakkan di atas bak
- Jamban siap dipakai, apabila sudah penuh arah
pembuangan kotoran diubah melalui bak kontrol
- Kotoran yang sudah menjadi kompos dimanfaatkan
menjadi pupuk
Penggunaan :
a. Tutup lubang pembuangan dibuka\
b. Jongkok/duduk diatas kloset untuk melaksanakan hajat besar
c. Setelah selesai membuang kotoran diguyur dengan air
secukupnya.
Pemeliharaan :
a. Jangan menggunakan benda keras pada waktu membongkar
pupuk (untuk menghindari dinding bak).
b. Selalu diperbaiki apabila ada konstruksi yang rusak.\
c. Lubang-lubang kotoran perlu ditutup rapat guna menghindari
serangga dan bau.
Keuntungan :
a. Tak perlu membuat bak penampung berpindah-pindah
b. Kotoran dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk kompos
(setelah 2tahun) tanpa efek kesehatan.
c. Tanah di sekitar bak penampung menjadi subur.
d. Lebih rapi, aman bila dibandingkan kakus cemplung
(gangguan, serangga,bau).
Kerugian :
a. Kurang sesuai untuk daerah yang sumber airnya dangkal.
b. Relatif lebih mahal biaya konstruksinya.
12
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Jamban Leher angsa tanpa tangki septic (Sistem Cubluk) tidak memenuhi syarat
kesehatan dikarenakan meskipun closetnya berbentuk leher angsa sehingga akan
selalu terisi air yang gunanya sebagai sumbat sehingga bau busuk tinja tidak
tercium, namun tidak memiliki septictank, biasanya tinja dialirkan ke badan air
yaitu sungai
Penggunaan tangki septik paling banyak digunakan untuk pengolahan air buangan
rumah tangga dan sistem ini cocok untuk sistem on-site sanitation walaupun
kualitas bakteriologinya masih jelek.
3.2 Saran
Kedepannya diharapkan agar penulis dapat memperbaiki
kekurangankekurangan yang ada baik dalam segi penulisan ataupun
pemngumpulanmateri sehingga maksud dan tujuan yang ingin penulis
sampaikan dapat tersampaikan dan dipahami dengan baik
13
DAFTAR PUSTAKA
https://harimawan.wordpress.com/2008/07/10/antara-cubluk-dan-septic-tank/
https://konservasi45.wordpress.com/2013/10/02/jamban-sehat/
http://radarsukabumi.com/2014/08/11/mengenal-lebih-dekat-jamban-keluarga/
14