Anda di halaman 1dari 18

PENGOLAHAN KOTORAN MANUSIA INDIVIDUAL

DAN KOMUNAL

Dosen Mata Kuliah :


Zulfia Maharani
Syarifuddin
Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Agung Tri Nugraha [P21345118004]


Amanda Nadia Putri [P21345118008]
Carissa Gianika [P21345118015]
Diah Ayu Nastiti [P21345118018]
Faiz Syaibatul H [P21345118026]
M Hibban Fatah [P21335118039]

TINGKAT II D-III A
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru 12120 Telp.021.7397641, 7397643
Fax. 021.73977

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang memberi rahmat dan
karunia-Nya hingga kami diperkenankan untuk menunaikan tugas penyusunan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun makalah yang berjudul Pengolahan
kotoran manusia individual dan komunal ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pengolahan Limbah Cair.

Dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan, tidak ada gading yang
tak retak. Mungkin juga bisa dikatakan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan jelas banyak cela. Dengan demikian kritik dan saran pembaca dengan sangat
kami harapkan, demi kemajuan dan perkembangan dalam setiap tugas yang kami
susun di masa depan. Akhir kata, kami sebagai penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terkhusus bagi para civitas akademika di
Poltekkes Kemenkes Jakarta II, serta bagi khalayak umum.

Jakarta, Maret 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

2.1 Jamban Leher Angsa Tanpa Tangki Septik Dan Septik……………..... 3


2.2 Jamban Tangki Septic Dengan Resapan………………………………. 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 13

3.2 Saran…………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Pengertian Feases
Kotoran Manusia (feases) adalah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat
yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air
seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan
kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat
pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban
atau kakus). Karena kotoran manusia (faeces) adalah sumber penyebaran
penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber pada
faeces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara.
 Pengertian Jamban
Secara umum, jamban didefinisikan sebagai suatu bangunan yang
digunakan untuk membuang kotoran manusia. Kotoran manusia
ditampung pada suatu tempat penampungan kotoran yang selanjutnya
diresapkan ke dalam tanah atau diolah dengan cara tertentu, sehingga tidak
menimbulkan bau dan mencemari sumber air di sekitarnya.
Jamban leher angsa adalah jamban leher lubang closet berbentuk
lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat
sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang
kecil. Jamban model ini adalah model terbaik yang dianjurkan dalam
kesehatan lingkungan (Warsito, 1996).
 Syarat Pembuatan Jamban
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban adalah
sabagai berikut:
1. Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum,
dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban.

1
2. Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing tambang pada
permukaan tanah.
3. Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
4. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang
tidak menyedapkan.
5. Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah.
6. Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat
setempat.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pengolahan Limbah Cair yaitu, untuk mengetahui mengenai
Pengolahan Kotoran Manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 JAMBAN LEHER ANGSA TANPA TANGKI SEPTIK DAN SEPTIK


A. Jamban Leher angsa tanpa tangki septic (Sistem Cubluk)
Sistem cubluk biasanya dilengkapi dengan kloset leher angsa,
bahkan ada yang menggunakan kloset duduk. Dengan adanya kloset
tersebut, memungkinkan bau tidak menyebar dan mencegah
berkembang biaknya lalat dan serangga lainnya di dalam perpipaan
atau ruang cubluk itu sendiri.

Sistem cubluk dapat dibangun dibawah kloset jika lokasi untuk


penempatan cubluk tersebut sangat terbatas atau penempatan kloset
dengan cubluk dilakukan pada lokasi yang terpisah. Jarak maksimum
letak cubluk terhadap kloset adalah 8,0 m. Diameter pipa penyalur
sekurang-kurangnnya 90 mm dengan kemiringan sekurang-
kurangnnya 1:40. Gambar di bawah bisa memperjelas model ini.

Gambar 1. Ilustrasi cubluk

3
Konstruksi tersebut mempersatukan sistem pengolahan dan resapan.
Air limbah langsung meresap ke dalam tanah. Sebab hanya
dindingnya saja yang kedap air. Maka, sistem ini harus
memperhatikan jarak dengan sumber air. Umumnya, jarak aman
adalah 10 meter ke semua sumber air (baik punya sendiri maupun
punya tetangga). Kalau tidak sepanjang Gambar 1. Ilustrasi cubluk
itu, ada kemungkinan sumber air akan tercemar dan ini berbahaya
bagi kesehatan.

 Pembuatan Jamban Leher angsa tanpa tangki septic (Sistem


Cubluk)
a. Bahan dan Peralatan:
- Bambu
- Kayu
- Bahan atap atau genteng
- Bahan dinding/penutup
- Paku
- Cangkul/alat penggali tanah
- Gergaji
- Golok
- Palu Alat pertukangan lain
b. Pembuatan :
- Gali tanah selebar 1-1,5 m, dalam 3 m atau lebih,
tergantung kebutuhan.
- Paku bronjong (anyaman bambu) tau bahan penguat
lainnya pada dinding lobang untuk menahan longsor.
- Tutup lubang dengan lantai yang berlubang dan
bangunan penutup seperti pada Gambar.
- Lubang khusus pembuangan kotoran perlu ditutup
dengan penutup yang dapat diangkat.
- Untuk menghindari bau yang tidak sedap, lubang septik
tank perlu dilengkapi dengan saluran pembuangan gas.

4
- Bangunan jambang perlu diusahakan agar cukup
ventilasi udara dan sinar masuk.
- Bangunan diusahakan dari bahan yang ringan agar
mudah dipindahkan.
- Lokasi dianjurkan agak jauh dari tempat kediaman atau
perumahan.

 Penggunaan
Pemakai langsung membuang kotorannya dari atas lubang yang
telah disediakan pada banguan penutup dengan tata cara :
a. Tutup lubang dibuka
b. Jongkok tepat diatas lubang
c. Diusahakan kotoran tidak menyentuh dinding lubang Setelah
selesai lubang ditutup kembali
 Pemeliharaan
a. Untuk mencegah penyebaran penyakit atau bau, lantai perlu
dibersihkan secara teratur.
b. Untuk menjaga agar bangunan tahan lama, bahan-bahan harus
diresidu atau dikapur lebih dahulu sebelum dipasang.
 Keuntungan
Kontruksi bangunan cukup sederhana dan mudah dilaksanakan
sendiri tanpa memerlukan persyaratan khusus

A. Sistem Septic Tank (Tangki Septik)


Sistem septic tank merupakan tangki berbentuk empat persegi
panjang atau bulat. Konstruksi dibangun di bawah tanah sehingga air
bekas dari kakus, kamar mandi, kamar cuci, dapur dan air bekas bisa
dialirkan ke dalam tangki tersebut. Tangki ini berfungsi mengolah air
limbah tersebut agar tidak berbahaya bagi lingkungan.
Tangki septik harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi,
rapat air dan tahan lama, misalnya: pasangan batu bata, batu kali, beton

5
atau fiber gelas. Konstruksi harus cukup kuat menahan gaya-gaya yang
timbul akibat tekanan air dan tanah maupun beban lainya.
Bahan yang dapat dipergunakan untuk bangunan septic tank
berupa: batu, bata merah dan beton, sedangkan bahan untuk plesteran
dapat dipergunakan mortar dari semen dan pasir. Plat penutup
tangki:dapat berupa beton bertulang atau plat besi. Jadi seluruh
dinding, termasuk dasar septik kedap air.
Jika pada cubluk air langsung meresap ke dalam tanah, air septik
tank dibuang melalui saluran pembuangan. Saluran ini bisa dibuat dari
pipa tanah liat, pipa beton, pipa asbes semen, dan pipa PVC.

Perbandingan panjang dan lebar untuk tangki septik bertulang empat


persegi panjang adalah 2 : 1 sampai dengan 3 : 1.

Septik tank skala kecil yang hanya melayani satu keluarga dapat
berbentuk bulat dengan diameter sekurang-kurangnya 1,20 m dan
dalam sekurang-kurangnya 1,20 m. Tinggi air dalam tangki sekurang-
kurangnya 1,20 m dan kedalaman maksimum, 2,10 m.

Tinggi tangki septik adalah tinggi air dalam tangki, ditambah


dengan ruang bebas air (free boar) sebesar 20 – 40 cm dan ruang
penyimpanan lumpur. Lebar tangki sekurang-kurangnyaa 0,75 m dan
panjang tangki sekurang-kurangnya 1,50 m. Dasar tangki dapat dibuat
horizontal atau dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan
pengurasan lumpur.

Tangki septik harus diletakkan sedemikian rupa sehingga


memungkinkan lancarnya pengaliran air buangan dari bangunan dan
lancarnya pengaliran efluen ke bidang resapan. Biasanya, tangki
septik dilengkapi pula dengan tangki resapan. Bangunannya bisa
seperti cubluk. Jarak bidang resapan ke sumber air juga sama dengan
cubluk yakni 10 meter.

6
Untuk membuat tangki septik yang baik sehingga tidak mencemari air
dan tanah di sekitarnya, maka beberapa hal perlu diperhatikan antara
lain:

1. Dinding tangki septik hendaknya dibuat dari bahan yang rapat air.

2. Untuk membuang air keluaran (effluent) dari tangki septik perlu


dibuatkan daerah peresapan.

3. Tangki septik ini direncanakan untuk membuang kotoran rumah


tangga dengan jumlah air limbah antara 70 – 90 % dari volume
penggunaan air bersih.

4. Waktu tinggal air limbah di dalam tangki diperkirakan minimal


selama 24 jam.

5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk menampung lumpur


yang dihasilkan dari proses pengolahan dengan banyaknya lumpur
sebesar 30 – 45 liter/orang/tahun, sedangkan waktu pengambilan
lumpur diperhitungkan minimal selama 2 – 4 tahun.

6. Lantai dasar tangki septik harus dibuat miring ke arah ruang


lujmpur.

7. Pipa air masuk ke dalam tangki septik hendaknya selalu lebih


tinggi lebih kurang 2,5 cm dari pipa air keluar.

8. Tangki septik hendaknya dilengkapi dengan lubang pemeriksaan


dan lubang penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.

9. Untuk menjamin terpakainya bidang peresapan, maka diperlukan


pipa udara dan pelepas tekanan agar pengaliran ke bidang resapan
dapat mengalir secara terus-menerus.

B. Jenis Septik tank

Septic tank pada umumnya memiliki beberapa jenis, namun janis yang
dianjurkan, aman dan sering digunakan ada dua jenis, yaitu:

7
a. Septic tank terbuka pada bagian atas ruang resapan atau limbah
cair tidak ditutup dengan cor beton dan dibiarkan terbuka
kecuali limbah padat. Septic tank jenis ini biasanya digunakan
di kampung-kampung yang masih memiliki lahan yang luas di
sekitar rumah.
b. Septic tank jenis tertutup, yaitu seluruh bagian atas ditutup
dengan cor beton bertulang dan lantainya juga dilapisi dengan
adukan semen, kecuali pada bagian ruang peresapan. Septic
tank tertutup sangat cocok digunakan pada rumah dengan lahan
yang sempit, misalnya di lokasi perumahan.

C. Cara Kerja Sistem Tangki Septik

a. Pipa dari rumah. Semua air limbah rumah tangga terutama yang


berasal dari jamban akan keluar dari rumah melalui suatu pipa ke
tangki septik.
b. Tangki Septik. Tangki septik ditanam, bak yang kedap air
umumnya dibuat dari beton, fiberglass, atau plastik. Bak tersebut
menampung air limbah dalam waktu cukup lama guna
memberikan waktu pengendapan pada bagian padatan (yang akan
membentuk lumpur) sedangkan minyak dan lemak akan
mengapung ke permukaan (sebagai buih). Di dalam bak tersebut
juga terjadi proses dekomposisi parsial pada bagian padatan
(terutaam zat ogranik), sehingga dapat terjadi pembentukan gas,
air dan sisa padatan.
Kompartemen dan outlet berbentuk T dalam tangki septik
mencegah lumpur dan buih untuk keluar dari tangki dan menuju
ke bidang resapan. Saringan juga dianjurkan dipasang untuk
mencegah bagian padatan masuk ke bidang resapan. Desain
tangki septik yang benar harus mempunyai pipa pembuangan
udara dan lubang pemeliharaan.

8
c. Bidang Resapan. Air limbah yang keluar tangki septik akan
dialirkan ke bidang resapan guna pengolahan lebih lanjut oleh
tanah. Air limbah yang diolah secara parsial diarahkan ke bidang
resapan guna pengolahan lebih lanjut setiap kali air limbah baru
masuk ke tangki septik. Jika bidang resapan dibebani dengan
cairan secara berlebihan, maka akan terjadi banjir, yang
menyebabkan air limbah mengalir ke permukaan tanah atau
menyebabkan air limbah berbalik ke jamban dan menghambat
pengolahan.
d. Tanah. Air limbah tangki septik mengalir ke bidang resapan. Air
limbah tersebut berperkolasi (masuk tersaring) ke dalam tanah,
yang memberikan pengolahan akhir dengan cara menghilangkan
bakteri, virus-virus yang berbahaya serta nutrinnya. Tanah yang
cocok diperlukan untuk pengolahan air limbah yang baik.

2.2 JAMBAN TANGKI SEPTIC DENGAN RESAPAN

1. Tanki Septik dan Sumur Resapan


Penggunaan tangki septik paling banyak digunakan untuk
pengolahan air buangan rumah tangga dan sistem ini cocok untuk
sistem on-site sanitation walaupun kualitas bakteriologinya masih
jelek.
Tangki septik yang sudah umum di Indonesia adalah toilet
tuang siram atau istilah lain kakus leher angsa. Sistem ini
mempunyai unit air perapat (water seal) yang dipasang di bawah
pelat jongkok atau tumpuan tempat duduk sehingga dapat
mencegah gangguan lalat dan masuknya bau ke toilet.
Air buangan dapur dan kamar mandi sebaiknya tidak
dimasukkan ke dalam tangki septik kecuali bila tanki tersebut
direncanakan mampu menampung debit air buangan yang besar.
Tangki septik paling banyak digunakan penduduk sebagai
penampung sementara air buangan toilet karena biayanya yang

9
relatif murah. Tangki septik harus diletakkan pada lokasi yang
tepat agar tidak mencemari sumber air tanah.
Jamban ini sama dengan jamban sistem resapan.
Perbedaanya terletak pada jumlah septik tank dan cara
pembuangannya. Jumlah septik tank ganda mempunyai dua atau
lebih lubang penampung kotoran. Cara pemakaian dilakukan
bergilir setelah salah satu bak penampung terisi penuh. Bak
penampung yang telah penuh ditutup dan didiamkan beberapa lama
supaya kotoran dapat dijadikan kompos atau pupuk.
Saluran pembuangan dapat dipindahkan dengan
menutup/membuka lubang saluran yang dikehendaki pada bak
pengontrol. Ukuran lubang dan bangunan jamban tergantung pada
kebutuhan dan persediaan lahan. Kotoran yang telah berubah
menjadi kompos dapat diambil dan dimanfaatkan sebagai pupuk.
Bak penampung yang telah dikosongkan dapat dimanfaatkan
kembali.
 Proses Kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan
sebagian besar (60-70 %) zat-zat padat akan mengendap
didalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat
hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan
mengapung dan membentuk lapisan yang menutup
permukaan air dalam tanki tersebut. Lapisan ini disebut
scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari
cairan dibawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri
anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang
akan berfungsi pada proses berikutnya.
 Proses Biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui
aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang
memakan zat-zat organik alam, sludge dan scum. Hasilnya,
selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, adalah juga

10
mengurangi volume sludge sehingga memungkinkan septic
tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah
tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai
BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya
dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat
perembesan.

a. Bahan dan Peralatan :


- Batako/batu bata
- Kayu/bamboo
- Papan atau bahan dinding
- Pasir
- Bahan atap (seng, genteng)
- Semen
- Pipa plastik/ pralon besar dan kecil
- Batu kali dan kerikil
- Kawat
- Tali
- Kloset atau mangkokan leher angsa
- Cangkul/alat penggali
- Alat pertukangan kayu dan batu
b. Pembuatan :
- Pilih satu model bak penampung
- Tentukan jarak dari sumber air menurut kondisi tanah

11
- Bangunlah konstruksi
- Isilah sekeliling bak dengan bahan porous (kerikil, ijuk,
batu, dll)
- Buat penutup bak dan letakkan di atas bak
- Jamban siap dipakai, apabila sudah penuh arah
pembuangan kotoran diubah melalui bak kontrol
- Kotoran yang sudah menjadi kompos dimanfaatkan
menjadi pupuk
 Penggunaan :
a. Tutup lubang pembuangan dibuka\
b. Jongkok/duduk diatas kloset untuk melaksanakan hajat besar
c. Setelah selesai membuang kotoran diguyur dengan air
secukupnya.
 Pemeliharaan :
a. Jangan menggunakan benda keras pada waktu membongkar
pupuk (untuk menghindari dinding bak).
b. Selalu diperbaiki apabila ada konstruksi yang rusak.\
c. Lubang-lubang kotoran perlu ditutup rapat guna menghindari
serangga dan bau.
 Keuntungan :
a. Tak perlu membuat bak penampung berpindah-pindah
b. Kotoran dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk kompos
(setelah 2tahun) tanpa efek kesehatan.
c. Tanah di sekitar bak penampung menjadi subur.
d. Lebih rapi, aman bila dibandingkan kakus cemplung
(gangguan, serangga,bau).
 Kerugian :
a. Kurang sesuai untuk daerah yang sumber airnya dangkal.
b. Relatif lebih mahal biaya konstruksinya.

12
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Jamban Leher angsa tanpa tangki septic (Sistem Cubluk) tidak memenuhi syarat
kesehatan dikarenakan meskipun closetnya berbentuk leher angsa sehingga akan
selalu terisi air yang gunanya sebagai sumbat sehingga bau busuk tinja tidak
tercium, namun tidak memiliki septictank, biasanya tinja dialirkan ke badan air
yaitu sungai

Penggunaan tangki septik paling banyak digunakan untuk pengolahan air buangan
rumah tangga dan sistem ini cocok untuk sistem on-site sanitation walaupun
kualitas bakteriologinya masih jelek.

3.2 Saran
Kedepannya diharapkan agar penulis dapat memperbaiki
kekurangankekurangan yang ada baik dalam segi penulisan ataupun
pemngumpulanmateri sehingga maksud dan tujuan yang ingin penulis
sampaikan dapat tersampaikan dan dipahami dengan baik

13
DAFTAR PUSTAKA

https://harimawan.wordpress.com/2008/07/10/antara-cubluk-dan-septic-tank/

https://konservasi45.wordpress.com/2013/10/02/jamban-sehat/

http://radarsukabumi.com/2014/08/11/mengenal-lebih-dekat-jamban-keluarga/

14

Anda mungkin juga menyukai