PENDAHULUAN
1
Ditinjau dari kondisi sanitasi terminal yang memiliki peranan penting
dalam menciptakan kesehatan dan kenyamanan di terminal, maka kami
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan
Lingkungan dalam melakukan Praktik Lapangan Terpadu (PLT) berkeinginan
untuk menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama perkuliahan mengenai
sanitasi transportasi, pariwisata, dan matra dengan memilih Terminal
Rawamangun untuk dijadikan lokasi kegiatan Praktik Lapangan Terpadu (PLT).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum tentang kondisi sanitasi
lingkungan di Terminal Rawamangun.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus, sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi lingkungan luar di Terminal Rawamangun.
2. Mengetahui kondisi ruang dan bangunan di Terminal Rawamangun.
3. Mengetahui kondisi sanitasi di Terminal Rawamangun.
4. Mengetahui kondisi fasilitas lain di Terminal Rawamangun.
5. Mengetahui kenyamanan dan keselamatan di Terminal Rawamangun.
6. Mengetahui kondisi kebersihan di dalam sarana angkutan umum antar
kota terintegrasi (Damri) di Terminal Rawamangun.
7. Mengetahui kenyamanan dan keselamatan di dalam sarana angkutan
umum antar kota terintegrasi (Damri) di Terminal Rawamangun.
8. Mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Petugas Terminal
Rawamangun mengenai Alat Pelindung Diri (APD).
9. Mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Petugas Kebersihan
Terminal Rawamangun mengenai Pengelolaan Sampah.
10. Mengetahui tingkat kebisingan di Terminal Rawamangun.
11. Mengetahui kondisi pencahayaan di Ruang Kantor Terminal
Rawamangun.
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Akademik
Adapun manfaat bagi akademik sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman untuk mengembangkan kemampuan
akademik di bidang Kesehatan Lingkungan.
2. Memberikan pengalaman kerja di bidang penelitian, terutama
kegiatan penelitian survei.
3. Sebagai referensi baru dalam mengembangkan ilmu Kesehatan
Lingkungan di kampus Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
4. Mendapatkan gagasan untuk penulisan ilmiah.
5. Mampu meningkatkan kemitraan dengan instansi lain dalam urusan
pendidikan sanitasi kesehatan lingkungan.
1.3.2 Manfaat Bagi Lokasi Praktek Lapangan / Terminal
Adapun manfaat bagi institusi sebagai berikut:
1. Sebagai bahan perbandingan permasalahan serupa dalam Praktik
Lapangan Terpadu dimasa yang akan datang.
2. Sebagai masukan mengenai masalah sanitasi lingkungan di Terminal
Rawamangun, Jakarta Timur.
3. Untuk menjadikan perhatian dan kewaspadaan dalam menghadapi
dampak risiko tentang sanitasi lingkungan transportasi khusunya bus
dan angkutan umum yang terdapat di Terminal Rawamangun, Jakarta
Timur.
4. Mendapat masukan gambaran kondisi sanitasi di lingkungan terminal
serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan di
Terminal Rawamangun, Jakarta Timur.
5. Mendapat interaksi dengan tenaga akademik dari Jurusan Kesehatan
Ligkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II yang dapat dilanjutkan
dengan kerjasama lainnya.
6. Mendapatkan gagasan bagi pengembangan upaya peningkatan mutu
kesehatan lingkungan di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur secara
keseluruhan.
3
1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat bagi mahasiswa sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan menambah ilmu yang telah
diperoleh selama masa perkuliahan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta II.
2. Mendapatkan pengalaman bekerja secara kelompok untuk
mengembangkan kemampuan akademik yang dimiliki di bidang
kesehatan lingkungan di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur .
3. Dapat menerapkan kemampuan atau keterampilan dengan pendekatan
spesifik atas masalah lingkungan yang dihadapi.
4. Memberikan kesempatan peserta didik untuk berinteraksi dan bekerja
sama dengan teman sejawat dan pengelola terminal di Terminal
Rawamangun, Jakarta Timur.
5. Menumbuhkan sikap positif dan percaya diri atas keprofesian
kesehatan lingkungan.
4
BAB 2
GAMBARAN UMUM
2.1 Umum
2.1.1 Lokasi
Lokasi Terminal Bus Rawamangun berdasarkan sumber data terbaru
September 2020 dengan rincian sebagai berikut :
1. Nama terminal : Terminal Bus Rawamangun
2. Tanggal Dibangun : 1972
3. Tanggal Dipergunakan : 31 November 1973
4. Luas Tanah Terminal : 11.957,50 m2
5. Luas Gedung Kantor : 1.389,50 m2
6. Luas Emplacement : 4.976,38 m2
7. Panjang Pagar : 16.00 m2
8. Luas Trotoar : 739.75 m2
Gambar 2.1.1
Denah Terminal Bus Rawamangun
5
Pelaksanaan Tugas di Terminal Bus Rawamangun dibuat menjadi 2
shift, sebagai berikut :
1. Shift I : Dari jam 06.00 WIB sampai 14.00 WIB
2. Shift II : Dari jam 14.00 WIB sampai 22.00 WIB
2.1.2 Sejarah Terminal Bus Rawamangun
Terminal Rawamangun merupakan terminal tipe B. Terletak di Jalan
PerSerikatan No. 01 Jakarta Timur, terminal ini dibangun pada tahun 1972
dan diresmikan pada tanggal 31 November 1973 pada masa pemerintahan
gubernur Ali Sadikin.
Dengan perkembangan kota dan permintaan kebutuhan jasa angkutan
serta meningkatkan pelayanan terhadap penumpang, pada akhir 2014
dilakukan revitalisasi pada Terminal Bus Rawamangun oleh Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
Pada pertengahan tahun 2016 bus rute Antar Kota Antar Provinsi
(AKAP) di Terminal Bus Rawamangun dipindahkan ke Pulo Kembang,
membuat Terminal Bus Rawamangun tidak seramai sebelumnya.
2.1.3 Produk atau Jasa yang dihasilkan
Terminal Bus Rawamangun adalah institusi yang menyediakan jasa
angkutan untuk para pengguna angkutan umum seperti, Jaklingko, Damri,
APTB dan Transjakarta, berikut trayek angkutan umum yang melayani rute
ke Terminal Bus Rawamangun :
Tabel 2.1.3
Trayek Angkutan Umum Terminal Rawamangun
No. Jenis Angkutan Trayek Keterangan
1 KWK 04 Rawamangun – Kelapa Gading
2 KWK Jak 26 Rawamangun – Duren Sawit 20 Unit
3 KWK 25 Rawamangun – TT. Pulogebang
4 KWK 26 Rawamangun – Kalimalang
5 APB 02 Rawamangun – Pangkalan Jati
6 JAK 59 Rawmangun – Rawasengon 30 Unit
7 JAK 34 Rawamangun – Klender 24 Unit
8 JAK 74 Rawamangun – Cipinang 19 Unit
6
Muara
9 JAK 35 Rawamangun – Cipinang 15 Unit
Muara
10 DAMRI Rawamangun – Bandara Soetta 16 Unit
11 APTB Rawamangun – Bubulak 10 Unit
12 TRANSJAKARTA Rawamangun – TTPG Transit
Sumber :Data Sekunder Laporan Bulan September Terminal Bus Rawamangun
Gambar 2.3.1
7
Struktur Organisasi Terminal Bus Rawamangun
8
Sumber : Data Sekunder Laporan Bulan September Terminal Bus Rawamangun
9
4. Menyiapkan bahan laporan terminal kepada Unit Pengelola
Terminal Angkutan Jalan yang berhubungan dengan Operasional
Terminal.
5. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas.
D. Tugas Angota Regu :
1. Melaksanakan petunjuk pimpinan.
2. Mengatur lalu lintas agar tertib, aman, nyaman, dan lancar.
3. Mencatat kendaraan yang beroperasi.
4. Memonitor kegiatan di terminal.
BAB 3
METODE PENGUMPULAN DATA
10
menurut Arikunto (2008:116) Penentuan pengambilan sampel sebagai
berikut :
“Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil
antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari :
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti yang resikonya
besar, tentu saja jika sampelnya besar hasilnya akan lebih baik.”
Dalam melakukan Praktek Lapangan Terpadu (PLT), kami
mengambil sampel keseluruhan/populasi kepada petugas terminal yang
berjumlah 14 orang dan petugas kebersihan yang berjumlah 5 orang.
11
2. Wawancara dengan menggunakan kuesioner. Adapun wawancara
yang dilakukan meliputi:
- Terhadap 14 orang petugas terminal mengenai Alat Pelindung
Diri (APD) di Terminal Rawamangun.
- Terhadap 5 orang petugas kebersihan mengenai pengelolaan
sampah di Terminal Rawamangun.
3. Pengukuran intensitas pencahayaan dan tingkat kebisingan di
Terminal Rawamangun.
3.3.3 Data Sekunder
Perolehan data sekunder diperoleh dari pihak Pengelola Terminal
Rawamangun, antara lain mengenai sejarah, gambaran umum, struktur
organisasi, tugas pokok dan fungsi, sarana dan prasarana terminal.
1. Checklist
Alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu
melakukan observasi dan pengamatan langsung dengan menggunakan
checklist di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur.
2. Kuesioner
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,
sikap, dan tindakan mengenai aspek – aspek kesehatan lingkungan dengan
menggunakan kuisioner mengenai pengelolaan sampah kepada petugas
kebersihan dan mengenai APD kepada petugas terminal.
3. Pengukuran Pencahayaan
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur intensitas pencahayaan pada
ruang kantor di Terminal Rawamangun yaitu Lux Meter.
12
4. Pengukuran Kebisingan
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan di
Terminal Rawamangun yaitu Sound Level Meter. Kami melakukan
pengukuran kebisingan di pintu masuk terminal dan pintu keluar terminal.
13
- Nilai Terendah (Xi) = 0 x 5 = 0
Tindakan :
- Nilai Tertinggi (Xn) = 2 x 5= 10
- Nilai Terendah (Xi) = 0 x 5 = 0
2) Untuk mencari rentang nilai menggunakan rumus :
Pengetahuan
Xn− Xi 10−0
C= = =5
K 2
Sikap
Xn− Xi 10−0
C= = =5
K 2
Tindakan
Xn− Xi 10−0
C= = =5
K 2
14
Statistik Teori Dan Aplikasi Edisi Ke 6 (Enam), yang ditulis oleh
J.Suprapto (2000: 64), penilaian untuk setiap variable yaitu :
Dengan rumus perhitungan:
Jumlah Checklist JawabanYa
×100 %
Jumlah Pertanyaan SeluruhChecklist
Batas – batas penilaian checklist untuk kriteria baik dan tidak baik
adalah sebagai berikut :
Rentang Nilai Kriteria
< 75 % Tidak Memenuhi Persyaratan Sanitasi
≥ 75 % Memenuhi Persyaratan Sanitasi
15
3. Pengamatan terhadap sanitasi terminal.
4. Pengamatan terhadap fasilitas terminal.
5. Pengamatan terhadap kenyamanan dan keselamatan terminal.
6. Pengamatan terhadap kondisi kebersihan di dalam sarana angkutan umum
antar kota terintegrasi.
7. Pengamatan terhadap kenyamanan dan keselamatan di dalam sarana
angkutan umum antar kota terintegrasi.
8. Pengukuran pencahayaan dan tingkat kebisingan terminal.
9. Pengamatan aspek sosial.
BAB 4
HASIL IDENTIFIKASI
16
sanitasi. Mencakup lokasi, lingkungan di luar bangunan , halaman parkir
kendaraan, pagar dan tembok.
4.2. Ruang dan Bangunan Dalam Kantor di Terminal Rawamangun
Dari hasil perhitungan checklist variable ruang dan bangunan dalam
kantor di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur didapatkan hasil 70% dengan
kriteria <75% yang berarti ruang dan bangunan dalam kantor di Terminal
Rawamangun, Jakarta Timur tidak memenuhi persyaratan sanitasi. Mencakup
lantai, tempat sampah, dinding, atap dan langit-langit.
4.3. Sanitasi di Terminal Rawamangun
Dari hasil perhitungan checklist variable sanitasi di Terminal
Rawamangun, Jakarta Timur didapatkan hasil 87,27 % dengan kriteria ≥75%
yang berarti sanitasi di Terminal Rawamangun telah memenuhi persyaratan
sanitasi. Mencakup penyehatan air bersih, pengolahan air limbah, penyehatan
makanan dan minuman, pengendalian vektor dan binatang pengganggu, dan
pengelolaan sampah.
4.4. Fasilitas Lain di Terminal Rawamangun
Dari hasil perhitungan checklist variable fasilitas lain di Terminal
Rawamangun, Jakarta Timur didapatkan hasil 78,26% dengan kriteria ≥75%
yang berarti fasilitas lain di Terminal Rawamangun telah memenuhi persyaratan
sanitasi. Mencakup toilet, mushola, ruang tunggu, dan jalur keberangkatan.
4.5. Kenyamanan dan Keselamatan di Terminal Rawamangun
Dari hasil perhitungan checklist variable kenyamanan dan keselamatan di
Terminal Rawamangun, Jakarta Timur didapatkan hasil 80% dengan krtiteria
≥75% yang berarti kenyamanan dan keselamatan di Terminal Rawamangun
telah memenuhi persyaratan sanitasi. Mencakup alat pemadam kebakaran dan
kotak P3K.
4.6. Kebersihan Angkutan Umum Antar Kota Terintegrasi di Terminal
Rawamangun
Dari hasil perhitungan checklist variable kebersihan bus didapatkan hasil
100 % dengan kriteria ≥ 75 % yang berarti kebersihan bus antar kota terintegrasi
(Damri) di Terminal Rawamangun telah memenuhi persyaratan sanitasi.
17
Mencakup tempat sampah, fasilitas tempat duduk penumpang, dan jenis kaca
pada jendela/pintu.
4.7. Kenyamanan dan Keselamatan Angkutan Umum Antar Kota Terintegrasi
di Terminal Rawamangun
Dari hasil perhitungan checklist variable kenyamanan dan keselamatan
didapatkan hasil 100% dengan kriteria ≥ 75 % yang berarti kenyamanan dan
keselamatan bus antar kota terintegrasi (Damri) di Terminal Rawamangun telah
memenuhi persyaratan sanitasi. Mencakup pintu darurat, kotak P3K, tanda-
tanda/intruksi, dan toilet.
4.8. Hasil Kuisioner Kepada Petugas Terminal Rawamangun Mengenai Alat
Pelindung Diri (APD)
4.8.1 Data Umum
4.8.1.1 Jenis Kelamin
Tabel 4.8.1.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Petugas Terminal
di Terminal Rawamangun
Tahun 2020
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-Laki 12 86 %
Perempuan 2 14 %
Total 14 100 %
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.8.1.1 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari
14 responden berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil yaitu
petugas terminal berjenis kelamin laki-laki sebanyak 12 orang dengan
persentase 86 % dan perempuan sebanyak 2 orang dengan persentase
14%.
4.8.1.2 Umur
Tabel 4.8.1.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Petugas Terminal di
Terminal Rawamangun
Tahun 2020
18
Umur Jumlah Persentase
30 - 40 Tahun 2 14 %
41 - 50 Tahun 4 29 %
>50 Tahun 8 57 %
Total 14 100 %
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.8.1.2 dari penyebaran kuesioner kepada 14
responden berdasarkan umur, didapatkan hasil yaitu jumlah umur
petugas terminal paling banyak yaitu umur >50 tahun ada 8 orang
(57%) dan jumlah umur petugas terminal paling sedikit yaitu umur 30-
40 tahun ada 2 orang (14%).
4.8.1.3 Pendidikan
Tabel 4.8.1.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Petugas Terminal di
Terminal Rawamangun
Tahun 2020
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 0 0%
SMP 3 21%
SMA 9 65%
Perguruan Tinggi 2 14%
Total 14 100 %
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.8.1.3 dari penyebaran kuesioner kepada 14
responden berdasarkan pendidikan, didapatkan hasil yaitu petugas
terminal berpendidikan paling banyak yaitu SMA ada 9 orang (65%).
4.8.1.4 Masa Kerja
Tabel 4.8.1.4.
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Petugas Terminal di
Terminal Rawamangun
Tahun 2020
Masa Kerja Jumlah Persentase
5-15 tahun 4 29%
16- 20 tahun 2 14%
21-30 tahun 5 36%
19
>30 tahun 3 21%
Total 14 100%
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.8.1.4 dari penyebaran kuesioner kepada 14
responden berdasarkan masa kerja, didapatkan hasil petugas terminal
untuk masa kerja paling banyak yaitu 21-30 tahun dengan jumlah 5
orang (36%) dan petugas terminal untuk masa kerja paling sedikit yaitu
15-20 tahun dengan jumlah 2 orang (14%).
20
Tahun 2020
No. Kategori Rentang Jumlah Persentase
Nilai
1 Kurang Baik 0-5 0 0%
2 Baik 6 - 10 14 100%
Total 14 100 %
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.8.2.2 dari penyebaran kuesioner kepada 14
responden didapatkan hasil responden dengan kategori sikap baik yaitu
sebanyak 14 orang (100%).
4.8.2.3 Tindakan
Tabel 4.8.2.3.
Distribusi Responden Tentang Tindakan Petugas Terminal di
Terminal Rawamangun
Tahun 2020
No. Kategori Rentang Jumlah Persentase
Nilai
1 Kurang Baik 0-5 0 0%
2 Baik 6 - 10 14 100%
Total 14 100%
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.8.2.3 dari penyebaran kuesioner kepada 14
responden didapatkan hasil responden dengan kategori tindakan baik
yaitu 14 orang (100%).
21
Tahun 2020
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-Laki 5 100%
Perempuan 0 0%
Total 5 100 %
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.9.1.1 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari
5 responden berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil yaitu petugas
kebersihan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 orang dengan
persentase 100 %.
4.9.1.2 Masa Kerja
Tabel 4.9.1.2
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Petugas Kebersihan
di Terminal Rawamangun
Tahun 2020
Masa Kerja Jumlah Persentase
0-10 Tahun 4 80 %
>10 Tahun 1 20 %
Total 5 100 %
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.9.1.2 dari penyebaran kuesioner kepada 5
responden berdasarkan masa kerja, didapatkan hasil petugas
kebersihan untuk masa kerja paling banyak yaitu 0-10 tahun ada 4
orang (80%) dan masa kerja paling sedikit yaitu >10 tahun ada 1 orang
(20%).
4.9.1.3 Pendidikan
Tabel 4.9.1.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Petugas Kebersihan
di Terminal Rawamangun
Tahun 2020
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 0 0%
SMP 0 0%
SMA 5 100%
22
Perguruan Tinggi 0 0%
Total 5 100 %
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.9.1.3 dari penyebaran kuesioner kepada 5
responden berdasarkan pendidikan, didapatkan hasil yaitu petugas
kebersihan berpendidikan paling banyak yaitu SMA ada 5 orang
(100%).
4.9.1.4 Umur
Tabel 4.9.1.4.
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Petugas Kebersihan di
Terminal Rawamangun
Tahun 2020
Umur Jumlah Persentase
30 - 40 tahun 1 20%
41 - 50 tahun 3 60%
>50 tahun 1 20%
Total 5 100%
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.9.1.4 dari penyebaran kuesioner kepada 5
responden berdasarkan umur, didapatkan hasil golongan umur petugas
kebersihan paling banyak yaitu 41-50 tahun ada 3 orang (60%) dan
golongan umur petugas kebersihan paling sedikit yaitu umur 30-40
tahun dan >50 tahun ada 1 orang (20%).
23
Total 5 100 %
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.9.2.1 dari penyebaran kuesioner kepada 5
responden didapatkan hasil responden dengan kategori pengetahuan
baik yaitu sebanyak 5 orang (100%).
4.9.2.2 Sikap
Tabel 4.9.2.2.
Distribusi Responden Tentang Sikap Petugas Kebersihan di Terminal
Rawamangun
Tahun 2020
No. Kategori Rentang Jumlah Persentase
Nilai
1 Kurang Baik 0-5 0 0%
2 Baik 6 - 10 5 100%
Total 5 100 %
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.9.2.2 dari penyebaran kuesioner kepada 5
responden didapatkan hasil responden dengan kategori sikap baik yaitu
sebanyak 5 orang (100%).
4.9.2.3 Tindakan
Tabel 4.9.2.3.
Distribusi Responden Tentang Tindakan Petugas Kebersihan di
Terminal Rawamangun
Tahun 2020
No. Kategori Rentang Jumlah Persentase
Nilai
1 Kurang Baik 0-5 0 0%
2 Baik 6 - 10 5 100%
Total 5 100%
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Berdasarkan tabel 4.9.2.3 dari penyebaran kuesioner kepada 5
responden didapatkan hasil responden dengan kategori tindakan baik
yaitu 5 orang (100%).
4.10. Hasil Pengukuran Kebisingan di Terminal Rawamangun
24
4.10.1 Hasil Pengukuran Kebisingan di Pintu Masuk Terminal
Rawamangun
Waktu pengukuran : Jumat, 6 November 2020 pukul 09.50 WIB
a. Array Data
64,5 65,7 67,1 67,4 67,5 67,6 68,0 68,2
68,4 68,8 68,9 69,1 69,2 69,5 69,5 69,5
69,9 71,0 71,0 73,9 74,2 74,7 75,4 79,8
b. Range
X max-X min = 79,8 – 64,5
= 15,3
c. Kelas
= 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 24
= 5,55 ~ 6
d. Interval
Range 15,3
= =2,75 dibulatkan 3
Kelas 5,55
Tabel 4.10.1
Perhitungan Nilai Kebisingan
di Pintu Masuk Terminal Rawamangun
Tahun 2020
25
1
Ls=10 log Tn .100,1 . ln
n∑
1
Ls = 10 log (2.106,545 + 15.106,845 + 2.107,145 + 4.107,445 + 0.107,745
24
+ 1.108,045)
1
Ls = 10 log (7.015.037,48 + 104.976.299 + 27.927.367,2 +
24
111.444.847 + 0 + 110.917.482)
1
Ls = 10 log (362.281.033)
24
Ls = 10 log 15.095.043
Ls = 71.7 dBA
4.10.2 Hasil Pengukuran Kebisingan di Pintu Keluar Terminal
Rawamangun
Waktu pengukuran : Jumat, 6 November 2020 pukul 09.55 WIB
a. Array Data
67,8 68,7 69,3 69,4 70,0 70,0 70,1 70,1
70,2 70,9 70,9 71,9 72,4 72,9 72,9 73,0
73,2 74,4 75,6 75,6 77,0 78,7 78,7 80,6
b. Range
X max-X min = 80,6 – 67,8
= 12,8
c. Kelas
= 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 24
= 5,55 ~ 6
d. Interval
Range 12,8
= =2,3 dibulatkan 3
Kelas 5,55
26
Tabel 4.10.2
Perhitungan Nilai Kebisingan
di Pintu Keluar Terminal Rawamangun
Tahun 2020
1
Ls=10 log ∑ Tn .100,1 . ln
n
1
Ls = 10 log (4.106,845 + 11.107,145 + 5.107,445 + 3.107,745 + 1.108,145
24
+ 0.108,445)
1
Ls = 10 log (27.993.679,8 + 153.600.520 + 139.306.058 +
24
166.771.277 + 139.636.836 + 0 )
1
Ls = 10 log (627.308.371)
24
Ls = 10 log 26.137.848,8
Ls = 74.1 dBA
27
4.11 Hasil Pengukuran Pencahayaan di Ruang Kantor Terminal Rawamangun
4.11.1 Hasil Pengukuran Pencahayaan Setempat di Ruang Tata Usaha
Terminal Rawamangun
Tabel 4.11.1
Perhitungan Nilai Pencahayaan Setempat
di Ruang Tata Usaha Terminal Rawamangun
Tahun 2020
No TTITK Meja-1 Meja-2 Meja-3 Meja-4 Meja-5 Meja-6
1 Tengah 469 lux 332 lux 706 lux 304 lux 335 lux 119 lux
2 Kanan 415 lux 390 lux 666 lux 320 lux 302 lux 148 lux
3 Kiri 506 lux 346 lux 644 lux 295 lux 203 lux 292 lux
Jumlah 1390lux 1067lux 2016lu 919 lux 840 lux 559 lux
x
Rata-Rata 463 lux 356 lux 672 lux 306 lux 280 lux 186 lux
Sumber : Data Primer Terolah 2020
Tabel 4.11.2
Perhitungan Nilai Pencahayaan Setempat
di Ruang DANRU (Komandan Terminal Rawamangun
28
Tahun 2020
No TTITK Meja-1 Meja-2
1 Tengah 105 lux 91 lux
2 Kanan 105 lux 105 lux
3 Kiri 114 lux 70 lux
Jumlah 324 lux 266 lux
Rata-Rata 108 lux 88 lux
Sumber : Data Primer Terolah 2020
29
BAB 5
ANALISIS HASIL
30
bangunan dalam kantor Terminal Rawamangun yang sempat tertunda akibat
pandemi Covid – 19 agar untuk variabel dinding, atap dan langit-langit dapat
bersih kuat, tidak ada bercak dan bebas dari sarang laba-laba, serta tempat
sampah di ruang kantor Terminal Rawamangun tersedia minimal 1 buah tempat
sampah pada radius 10 meter, tempat sampah juga terbuat dari bahan yang kuat,
kedap air dan dilengkapi dengan penutup.
Dari Analisa hasil checklist didapatkan, ruang dan bangunan di Terminal
Rawamangun belum memenuhi syarat dengan persentase sebesar 70%.
5.3 Sanitasi di Terminal Rawamangun
Berdasarkan hasil observasi kami dengan menggunakan checklist, sanitasi
di Terminal Rawamangun sudah memenuhi syarat kesehatan yang sesuai kepada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 Tahun 2002
tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Sumber air di
Terminal Rawamangun berasal dari air tanah yang dialirkan melalui toren dan
tercukupi, kualitas air juga memenuhi syarat secara fisik serta memiliki instalasi
penyediaan air bersih yaitu gronteng dan dialirkan melalui toren dan mesin
pompa air. Untuk jarak sumber air dengan septic tank minimal 10 meter dari
sumber air dan air mengalir dengan baik. Untuk septic tank sendiri ada
keberadannya namun juga sudah tidak layak dan sudah diusulkan namun
terkendala dengan adanya pandemi Covid-19, diharapkan jika pandemi sudah
berakhir agar dibuatkannya septic tank dengan jarak minimal 10 meter dari
sumber air lalu untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Terminal
Rawamangun tidak ada, diharapkan pula diadakannya IPAL pada Terminal
Rawamangun, tetapi saluran pembuangan air limbah tidak tersumbat, bangunan
saluran pembuangan juga tertutup, terdapat lubang pengontrol namun masih
menimbulkan genangan, pada penjamah makanan di Terminal Rawamangun
tidak memiliki penyakit kulit, mata dan ISPA, menggunakaan pakaian bersih dan
memakai APD seperti celemek dan masker, bahan makanan mentah pun segar
dan sehat serta tempat peyimpanannya juga bersih dan tertutup, makanan jadi
dalam keadaaan baik dan disimpan pada tempat yang bebas dari debu dan
kotoran lain serta gangguan serangga, untuk peralatan makannya sendiri dicuci
31
bersih dengan air mengalir dan sabun dan simpan pada tempat yang bebas dari
pencemaran, pada pengendalian vektor masih terdapat tikus dan perindukannya
tetapi tidak di dalam gedung Terminal Rawamangun melainkan di dekat pompa
air terdapat bangkai motor serta tempat yang lembab yang menyebabkan terdapat
tikus serta masih terdapat jentik nyamuk pada selokan yang mengandung air di
lokasi terminal, diharapkan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan
sehingga tidak terjadi penumpukan sampah dan sisa makanan, dilakukan
pengendalian dengan memasang perangkap tikus, serta untuk jentik nyamuk pada
selokan masukan dari kami adalah untuk selalu memastikan bahwa selokan tetap
bersih dari sampah. namun tidak ada vektor lalat dan kecoa. Fogging dilakukan
rutin minimal seminggu 1x oleh Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung dan ibu
jumatik juga aktif dalam pemeriksaan. Terdapat pest control rutin minimal 6
bulan sekali dengan penyemprotan desinfektan.
Untuk pengelolaan Sampah di Terminal Rawamangun pada tahap
pewadahan sudah ada pemilahan antara organik dan anorganik juga kontruksi
pewadahan terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat, kedap air, mudah
dibersihkan serta adanya penutup yang mudah dibuka. Pada tahap pengumpulan
jumlah tempat sampah mencukupi untuk menampung sampah, penampungan
sampah sementara dibersihkan setelah pengosongan dan kondisi tempat
pengumpul sampah kuat, kedap air, ringan mudah dibersihkan dan memiliki
penutup, pengumpulan sampah juga menggunakan grobak khusus untuk sampah
dari terminal dan menggunakan tempat sampah yang didorong untuk sampah dari
kantor terminal. Selanjutnya, pada tahap pengangkutan juga petugas
menggunakan APD dan pada pembuangan akhir juga Terminal Rawamangun
mempunyai tempat pembuangan sampah sementara, kontruksi TPS juga kuat,
kedap air, mudah dibersihkan, dan tidak ada sampah yang berceceran namun
kondisi TPS tidak tertutup, tidak ada saluran leacheat dan tidak ada pemisahan
antara sampah organik dan anorganik, diharapkan TPS memiliki pemisah sampah
antara sampah organik dan anorganik atau sampah kering dan basah, penutup dan
saluran leacheat.
32
Dari Analisa hasil checklist didapatkan sanitasi di Terminal Rawamangun
telah memenuhi syarat dengan persentase sebesar 87.27%.
33
Berdasarkan hasil observasi kami dengan menggunakan checklist,
kenyamanan dan keselamatan di Terminal Rawamangun sudah memenuhi syarat
kesehatan yang sesuai kepada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri. Untuk alat pemadam kebakaran di Terminal Rawamangun sudah
tersedia dalam jumlah yang cukup, letaknya juga pada lokasi yang mudah
dijangkau oleh petugas di setiap ruangan ada, dilengkapi dengan petunjuk
penggunaan dan diperiksa secara periodik oleh dinas pemadam kebakaran. Untuk
kotak P3K sendiri tidak terdapat di Terminal Rawamangun melainkan jika terjadi
kecelakaan langsung dirujukan ke puskesmas, karena lokasi terminal dengan
puskesmas yang sangat dekat, Adapun diharapkan adanya kotak P3K untuk
mencegah kecelakaan dan terjadinya infeksi, agar dapat memberikan pertolongan
yang layak kepada orang yang mengalami kecelakaan, sebelum korban di bawa
ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Tidak pula adanya pelatihan untuk
petugas dalam memberikan pertolongan pertama serta peralatan dan obat-obatan
P3K yang baik dan cukup.
Dari Analisa hasil checklist didapatkan kenyamanan dan keselamatan di
Terminal Rawamangun telah memenuhi syarat dengan persentase sebesar 80%.
5.6 Kebersihan Angkutan Umum Antar Kota Terintegrasi (Damri) di Terminal
Rawamangun
Berdasarkan hasil observasi kami dengan menggunakan checklist,
kebersihan Angkutan Umum Antar Kota Terintegrasi (Damri) di di Terminal
Rawamangun sudah memenuhi syarat kesehatan yang sesuai kepada Keputusan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1995 tentang
Terminal dan Transportasi Jalan. Di dalam Bus Damri tersedia tempat sampah
yang cukup, terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan ringan serta dilengkapi
penutup, lalu tempat duduk kuat dan ergonomis, jarak antara tempat duduk
dengan tempat duduk didepannya juga sudah lebih dari sama dengan 40 cm yaitu
63 cm dan bebas dari kutu busuk serta tempat duduk kuat dan ergonomis, jarak
antara tempat duduk dengan tempat duduk didepannya juga sudah lebih dari
sama dengan 40 cm yaitu 63 cm dan bebas dari kutu busuk.
34
Dari Analisa hasil checklist didapatkan kebersihan Angkutan Umum
Antar Kota Terintegrasi (Damri) di Terminal Rawamangun telah memenuhi
syarat dengan persentase sebesar 100%.
35
Jumlah petugas terminal yang kami jadikan responden yang
paling banyak adalah di rentang umur < dari 50 tahun, dan yang
paling sedikit adalah di rentang umur 30- 40 tahun.
3. Pendidikan
Jumlah petugas terminal yang kami jadikan responden yang
paling banyak dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 65%.
4. Masa Kerja
Jumlah petugas terminal yang kami jadikan responden paling
banyak dengan rentang masa kerja 21-30 tahun, dan yang paling
sedikit di rentang masa kerja 16 – 20 tahun dan > 30 tahun.
5.8.2 Data Khusus
1. Pengetahuan
Jumlah presentase petugas terminal yang pengetahuan menurut
kuisioner baik tentang pengunaan APD adalah 100%.
2. Sikap
Jumlah presentase petugas terminal yang sikap menurut
kuisioner baik tentang pengunaan APD adalah 100%.
3. Tindakan
Jumlah presentase petugas terminal yang tindakan menurut
kuisioner baik tentang pengunaan APD adalah 100%.
5.9 Kuisioner Kepada Petugas Kebersihan Terminal Rawamangun Mengenai
Pengelolaan Sampah
Kami mengambil total 5 responden dari total 5 Petugas Kebersihan di
Terminal Rawamangun, Jakarta Timur.
5.9.1 Data Umum
1. Jenis Kelamin
Jumlah Petugas Kebersihan yang kami jadikan responden yang
paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki dengan 100%.
2. Masa Kerja
36
Jumlah Petugas Kebersihan yang kami jadikan responden paling
banyak dengan rentang masa kerja 0 – 10 tahun, dan yang paling
sedikit di rentang masa kerja > 10 tahun.
3. Pendidikan
Jumlah Petugas Kebersihan yang kami jadikan responden yang
paling banyak adalah pada pendidikan terakhir SMA dengan 100%.
4. Umur
Jumlah Petugas Kebersihan yang kami jadikan responden yang
paling banyak adalah di rentang umur 41- 50 tahun dan yang paling
sedikit di rentang umur 30 – 40 tahun dan > 50 tahun.
5.9.2 Data Khusus
1. Pengetahuan
Jumlah presentase Petugas Kebersihan yang pengetahuan
menurut kuisioner baik tentang pengelolaan sampah adalah 100%.
2. Sikap
Jumlah presentase Petugas Kebersihan yang sikap menurut
kuisioner baik tentang pengelolaan sampah adalah 100%.
3. Tindakan
Jumlah presentase Petugas Kebersihan yang tindakan menurut
kuisioner baik tentang pengelolaan sampah adalah 100%.
5.10 Pengukuran Kebisingan di Terminal Rawamangun
5.10.1 Pengukuran Kebisingan di Pintu Masuk Terminal Rawamangun
Pengukuran kebisingan yang kami lakukan di pintu masuk Terminal
Rawamangun memiliki hasil rata-rata dengan perhitungan logaritma
71.7 dBA. Sedangkan jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Per.13/MEN/X/2011 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisik dan Faktor Kimia di Tempat Kerja,
nilai ambang batas kebisingan dengan waktu paparan 8 jam adalah 85
dBA, maka dapat disimpulkan bahwa kebisingan di tempat masuk
37
Terminal Rawamangun memenuhi syarat dikarenakan belum melewati
nilai ambang batas (71,7dBA < 85 dBA).
5.10.2 Pengukuran Kebisingan di Pintu Keluar Terminal Rawamangun
Pengukuran kebisingan yang kami lakukan di pintu keluar
Terminal Rawamangun memiliki hasil rata-rata dengan perhitungan
logaritma 74.1 dBA. Sedangkan jika dibandingkan dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
Per.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisik dan
Faktor Kimia di Tempat Kerja , nilai ambang batas kebisingan dengan
waktu paparan 8 jam adalah 85 dBA, maka dapat disimpulkan bahwa
kebisingan di pintu keluar Terminal Rawamangun memenuhi syarat
dikarenakan belum melewati nilai ambang batas (74,1 dBA < 85 dBA).
38
pencahayaan setempat di ruang kerja tata usaha Terminal
Rawamangun sudah memenuhi syarat 356 lux > 100 lux).
3. Pengukuran Pencahayaan di Meja 3
Pengukuran pencahayaan di meja 3 memiliki hasil rata-rata 672
lux. Sedangkan jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 tahun 2002 tentang
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, baku mutu
pencahayaan minimal 100 lux, maka dapat disimpulkan bahwa
pencahayaan setempat di ruang kerja tata usaha Terminal
Rawamangun sudah memenuhi syarat (672 lux > 100 lux).
4. Pengukuran Pencahayaan di Meja 4
Pengukuran pencahayaan di meja 4 memiliki hasil rata-rata 306
lux. Sedangkan jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 tahun 2002 tentang
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, baku mutu
pencahayaan minimal 100 lux, maka dapat disimpulkan bahwa
pencahayaan setempat di ruang kerja tata usaha Terminal
Rawamangun sudah memenuhi syarat (306 lux > 100 lux).
5. Pengukuran Pencahayaan di Meja 5
Pengukuran pencahayaan di meja 5 memiliki hasil rata-rata 280
lux. Sedangkan jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 tahun 2002 tentang
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, baku mutu
pencahayaan minimal 100 lux, maka dapat disimpulkan bahwa
pencahayaan setempat di ruang kerja tata usaha Terminal
Rawamangun sudah memenuhi syarat (280 lux > 100 lux).
6. Pengukuran Pencahayaan di Meja 6
Pengukuran pencahayaan di meja 6 memiliki hasil rata-rata 186
lux. Sedangkan jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 tahun 2002 tentang
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, baku mutu
39
pencahayaan minimal 100 lux, maka dapat disimpulkan bahwa
pencahayaan setempat di ruang kerja tata usaha Terminal
Rawamangun sudah memenuhi syarat (186 lux > 100 lux).
5.11.2 Pengukuran Pencahayaan Setempat di Ruang DANRU (Komandan
Regu) Terminal Rawamangun
1. Pengukuran Pencahayaan di Meja 1
Pengukuran pencahayaan di meja 1 memiliki hasil rata-rata 108
lux. Sedangkan jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 tahun 2002 tentang
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, baku mutu
pencahayaan minimal 100 lux, maka dapat disimpulkan bahwa
pencahayaan setempat di Ruang DANRU Terminal Rawamangun
sudah memenuhi syarat (108 lux > 100 lux).
2. Pengukuran Pencahayaan di Meja 2
Pengukuran pencahayaan di meja 2 memiliki hasil rata-rata 88
lux. Sedangkan jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 tahun 2002 tentang
Kesehatan Lingkungan kerja Perkantoran dan Industri, baku mutu
pencahayaan minimal 100 lux, maka dapat disimpulkan bahwa
pencahayaan setempat di Ruang DANRU Terminal Rawamangun
belum memenuhi syarat (88 lux < 100 lux).
40
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan identifikasi pada seluruh aspek variabel yang terdapat di
checklist. Dapat disimpulkan bahwa Terminal Rawamangun sebagai berikut :
6.1.1 Lingkungan Luar di Terminal Rawamangun
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, lingkungan luar di Terminal Rawamangun telah
memenuhi persyaratan dengan persentase sebesar 100%.
6.1.2 Ruang dan Bangunan Dalam Kantor di Terminal Rawamangun
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, ruang dan bangunan dalam kantor di Terminal
Rawamangun belum memenuhi persyaratan dengan persentase sebesar
70%.
6.1.3 Sanitasi di Terminal Rawamangun
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, sanitasi di Terminal Rawamangun telah
memenuhi persyaratan dengan persentase sebesar 87.27%.
6.1.4 Fasilitas Lain di Terminal Rawamangun
41
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal dan Transportasi Jalan, fasilitas
lain di Terminal Rawamangun telah memenuhi persyaratan dengan
persentase sebesar 78.26%.
6.1.5 Kenyamanan dan Keselamatan di Terminal Rawamangun
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal dan Transportasi Jalan,
kenyamanan dan keselamatan di Terminal Rawamangun telah memenuhi
persyaratan dengan persentase sebesar 80%.
6.1.6 Kebersihan Angkutan Umum Antar Kota Terintegrasi di Terminal
Rawamangun
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal dan Transportasi Jalan, kebersihan
angkutan umum antar kota terintegrasi (Damri) di Terminal Rawamangun
telah memenuhi persyaratan dengan persentase sebesar 100%.
6.1.7 Kenyamanan dan Keselamatan Angkutan Umum Antar Kota
Terintegrasi di Terminal Rawamangun
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal dan Transportasi Jalan,
kenyamanan dan keselematan angkutan umum antar kota terintegrasi
(Damri) di Terminal Rawamangun telah memenuhi persyaratan dengan
persentase sebesar 100%.
6.1.8 Kuisioner Kepada Petugas Terminal Rawamangun Mengenai APD
Berdasarkan penyebaran kuisioner kepada 14 responden, dapat
disimpulkan bahwa petugas terminal rawamangun memiliki pengetahuan,
sikap, dan tindakan dengan kategori baik mengenai Alat Pelindung Diri
(APD).
6.1.9 Kuisioner Kepada Petugas Kebersihan Terminal Rawamangun
Mengenai Pengelolaan Sampah
Berdasarkan penyebaran kuisioner kepada 5 responden, dapat
disimpulkan bahwa petugas kebersihan terminal rawamangun memiliki
42
pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan kategori baik mengenai
Pengelolaan Sampah.
6.1.10 Tingkat Kebisingan di Terminal Rawamangun
Bedasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
Nomor Per.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisik dan
Faktor Kimia di Tempat Kerja, nilai ambang batas kebisingan dengan
waktu paparan 8 jam adalah 85 dBA, sedangkan rata-rata pengukuran
kebisingan di pintu masuk Terminal Rawamangun 71.7 dBA dan pintu
keluar Terminal Rawamangun 74,1 dBA, sehingga masih memenuhi syarat.
6.1.11 Pencahayaan di Ruang Kantor Terminal Rawamangun
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405 Tahun 2002 tentang Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, baku mutu pencahayaan minimal 100 lux,
Maka dapat disimpulkan bahwa pencahayaan setempat di ruang kerja
tata usaha Terminal Rawamangun sudah memenuhi syarat dan
pencahayaan setempat di ruang DANRU masih belum memenuhi syarat
karena didapatkan hasil pada pengukuran di meja 1 yaitu rata-rata
pencahayaannya 88 lux.
6.2 Saran
1. Ruang dan Bangunan Dalam Kantor
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di ruang dan
bangunan dalam kantor, untuk ruang dan bangunan dalam kantor masih
belum memenuhi syarat. Solusi dari kami adalah jika memang pandemi
sudah berakhir, tetap melakukan renovasi/perbaikan pada ruang dan
bangunan dalam kantor Terminal Rawamangun yang sempat tertunda
akibat pandemi Covid – 19.
2. Pencahayaan di Ruang DANRU (Komandan Regu)
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di Terminal Rawamangun
pencahayaan di ruang DANRU masih belum memenuhi syarat, solusinya
adalah dengan penambahan jumlah lampu atau mengganti lampu dengan
lumen (intensitas pencahayaan) yang lebih tinggi.
43
3. Pengelolaan Sampah
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di Terminal
Rawamangun untuk tahap pembuangan akhir di TPS saran dari kami agar
TPS memiliki pemisah sampah antara sampah organik dan anorganik atau
sampah kering dan basah. Karena pada tahap pewadahan sudah cukup
baik karena sudah melakukan pewadahan bersadarkan jenis sampah.
4. Fasilitas Lain
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di Terminal
Rawamangun untuk fasilitas lain seperti mushola, ruang tunggu, dan jalur
keberangkatan sudah cukup baik, masukan dari kami untuk toilet umum
disarankan untuk menyediakan tempat cuci tangan dan sabun.
5. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di Terminal
Rawamangun untuk pengendalian vektor dan binatang pengganggu,
masukan dari kami agar tempat yang menjadi perindukan tikus dapat
dibenahi seperti menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak terjadi
penumpukan sampah dan sisa makanan, dilakukan pengendalian dengan
memasang perangkap tikus, serta untuk jentik nyamuk pada selokan
masukan dari kami adalah untuk selalu memastikan bahwa selokan tetap
bersih dari sampah.
6. Kenyamanan dan Keselamatan di Terminal Rawamangun
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di Terminal Rawamangun
untuk kenyamanan dan keselamatan, diharapkan adanya kotak P3K untuk
mencegah kecelakaan dan terjadinya infeksi, agar dapat memberikan
pertolongan yang layak kepada orang yang mengalami kecelakaan, sebelum
korban di bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Tidak pula adanya
pelatihan untuk petugas dalam memberikan pertolongan pertama serta
peralatan dan obat-obatan P3K yang baik dan cukup.
7. Terminal Sehat
Untuk mencapai terminal sehat, sebuah terminal harus mempunyai
sejumlah fasilitas kesehatan seperti tempat cuci tangan atau wastafel di setiap
44
rumah makan, ruang laktasi, dan perbaikan sanitasi menjadi indikator
terminal sehat. Kelengkapan kesehatan dan pelayanan seperti ruang laktasi
untuk mendukung kenyamanan menyusui dan sarana sanitasi untuk
mendukung implementasi lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat,
mutlak dibutuhkan.
45