BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai negara kepulauan yang mempunyai lebih dari 3.700 pulau dan
wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui
katulistiwa. Kegiatan angkutan pelayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan
antar pulau seperti pelabuhan. Moda transportasi laut atau angkutan penyebrangan
menjadi hal penting dalam mendorong kegiatan perekonomian. Oleh sebab itu
Transportasi yang aman, nyaman dan ekonomis menjadi harapan bagi seluruh
elemen masyarakat. Untuk melakukan bongkar muat atau tempat kapal bersandar,
maka dibutuhkan suatu dermaga yang memadai.
Banyuasin, yang saat ini menjadi salah satu pusat penyeberangan di Pulau Sumatera
dan Pulau Bangka.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum tentang latar
belakang mengenai judul dalam tugas akhir, rumusan masalah dalam
penelitian, batasan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
keaslian penelitian dan sitematika penelitian.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari hasil
analisis masalah dan disertai dengan saran dari hasil kesimpulan.
BAB II
5
juga tidak boleh lebih dari satu kapal untuk melakukan sandar secara bersamaan.
Berdasarkan perhitungan fasilitas darat sesuai peraraturan menteri perhubungan
dengan kondisi fasilitas darat dipelabuhan sibolga, fasilitas dipelabuhan sibolga
harus diperbaiki dan ukurannya harus ditambah.
A = a*n*N*x*y (2.3)
Dimana :
A = Luas total areal parkir untuk kendaraan menyebrang.
a = Luas areal yang dibutuhkan untuk satu unit kendaraan.
n1 = Jumlah penumpang dalam satu kapal.
n2 = Jumlah penumpang dalam satu kendaraan (Rata-rata 8 orang/unit).
N = Jumlah kapal datang/ berangkat Pada saat bersamaan.
x = Rata-rata pemanfaatan (1,0).
y = Rasio konsentrasi (1,0 - 1,6).
z= Rata-rata pemanfaatan (1,0 : seluruh penumpang meninggalkan
terminal dengan kendaraan.
d. Areal Fasilitas Bahan Bakar dihitung dengan kebutuhan areal untuk
tempat penampungan BBM dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan
BBM perhari.
e. Areal Fasilitas Air Bersih dihitung dengan kebutuhan areal untuk
faslitas air bersih dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan air bersih
perhari.
f. Areal Generator dihitung dengan kebutuhan areal untuk generator
didasarkan pada standar kebutuhan ruang untuk fasilitas listrik seluas
150 m2.
g. Areal Terminal Angkutan Umum dan Parkir dihitung dengan kebutuhan
areal untuk terminal angkutan umum dan parkir akan dihitung
berdasarkan daya tampung mobil yang masuk dan yang berhenti di
terminal.
h. Areal Fasilitas Peribadatan dihitung dengan berdasarkan kebutuhan
ruang untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk fasilitas 250
penduduk pendukung yaitu seluas 60m2.
i. Areal fasilitas kesehatan dihitung dengan berdasarkan kebutuhan ruang
untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk fasilitas 250 penduduk
pendukung yaitu seluas 60m2.
13
Dimana:
W = Lebar alur
B = Lebar kapal maksimum
e. Kedalaman air kolam pelabuhan
Kedalaman air kolam pelabuhan ditentukan dengan menambahkan
minimal sebesar 1,0 meter sebagai kelonggaran kedalaman ke bebabn
muatan penuh (full load draft).
f. Areal tempat labuh kapal dengan formulasi pendekatan:
A = N x π x R2 (2.8)
Dimana:
A = Luas areal berlabuh.
N = Jumlah kolam putar.
R = L + 6D + 30 meter.
R = Jari-jari areal untuk berlabuh perkapal.
L = Panjang kapal yang berlabuh.
D = Kedalaman air.
g. Areal keperluan keadaan darurat.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah kecelakaan kapal, kapal kandas
dan lain-lain. Areal selvage diperkirakan luasnya 50% dari luas areal
pindah labuh kapal.
h. Areal percobaan berlayar.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana
i. Areal fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal maksimum yang
dibangun atau diperbaiki.
2.2.4 Dermaga
15
2.2.5 Wharf
Triatmodjo, B (2003), Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan
dapat dibuat berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut. Wharf
dibangun apabila garis kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan garis
pantai. Perencanaan wharf harus memperhitungkan tambatan kapal, peralatan
bongkar muat barang dan fasilitas transportasi darat. Karakteristik kapal yang akan
berlabuh mempengaruhi wharf dan kedalaman yang diperlukan untuk merapatnya
kapal.
16
(sumber : http://www.wikiwand.com/ms/Dermaga)
(sumber : http://www.wikiwand.com/ms/Dermaga)
Rangkuti (2008) menyatakan bahwa, salah satu cara agar penjualan jasa
suatu perusahaan lebih unggul dibandingkan dengan para pesaingnya adalah
dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu, yang memenuhi
tingkat kepentingan konsumen. Tingkat kepentingan konsumen terhadap jasa yang
akan mereka terima dapat dibentuk berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka
peroleh. Konsumen memilih pemberi jasa berdasarkan peringkat kepentingan. Dan
setelah menikmati jasa tersebut mereka cenderung akan membandingkannya
dengan yang mereka harapkan.
10. Berth Working Time adalah waktu untuk kegiatan bongkar muat
selama kapal berada di dermaga.
1 40
2 50
3 55
4 60
5 65
6-10 70
23
1. Standar kinerja masing masing untuk indikator waktu tunggu kapal (waiting
time), waktu pelayanan pemanduan (Approach time), Tingkat (Yard occupanci
ratio), Tingkat penggunaan gudang (Shed occupanci ratio) dan Receiving/deleviry
yang ditetaplan dalam keputusan ini merupakan nilai maksimal.
2. Standar kinerja masing-masing untuk indikator rasio effective time:berthing time,
kinerja bongkar muat dan kesepian operasi peralatan yang ditetapan dalam
keputusan ini merupakan nilai-nilai minimal.
Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor
UM.002/38/DJM.11. Pencapain Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan
Pencapaian kinerja operasional untuk masing-masing indikator ditentukan
sebagaimana ayat 1 diatas sebagai berikut :
1. Apabila nilai pencapaian dibawah nilai standar kinerja pelayanan operasional
yang ditetapkan, dinyatakan baik;
2. Apabila nilai pencapaian 0% sampai dengan 10% diatas nilai standar kinerja
pelayanan operasional yang ditetapkan, dinilai cukup baik;
3. Apabila nilai pencapaian di atas 10% dari nilai standar kinerja pelayanan
operasional yang ditetapkan, dinilai kurang baik.
Pencapaian kinerja operasional untuk indikator rasio effective time:berthing time
dan kesiapan peralatan ditentukan sebagaimana ayat 2 diatas sebagai berikut:
1. Apabila nilai pencapaian diatas nilai standar kinerja pelayanan operasional yang
ditetapkan, dinyatakan baik;
2. Apabila nilai pencapaian diatas 90% sampai dengan 100% dari nilai standar
kinerja pelayanan operasional yang ditetapkan, dinilai cukup baik; dan
3. Apabila nilai pencapaian kurang dari 90% dari nilai standar kinerja pelayanan
operasional yang ditetapkan, dinilai kurang baik.
Standar kinerja pelayanan operasional pelabuhan dan utilisasi ditetapkan dengan
memperhatikan tingkat kualitas pelayanan kapal, pelayanan barang, utilisasi
fasilitas, kesiapan peralatan pelabuhan dan disesuaikan dengan karakteristik di
masing-masing lokasi terminal pada pelabuhan.
24
BOR =
(Loa + jagaan)x waktu tambat x 100% (2.10)
waktu efektif x panjang tambatan
dimana :
Loa = Length Overall kapal/ panjang kapal (meter)
(Gambar 2.3)
Jagaan = jarak aman antar kapal di tambatan, 10 m untuk
kapal kecil dan 20 m untuk kapal besar.
Panjang tambatan =panjang permukaan dermaga yang bisa digunakan
bagi untuk bersandar dalam satuan meter.
BOR = Berth Occupancy Ratio (%)
Waktu Tambat = waktu sejak kapal tertambat dengan sempurna di
dermaga sampai lepas sandar (hari).
BOR =
Vs St x 100% (2.11)
waktu efektif x n
dengan :
BOR = Berth Occupancy Ratio (%)
Vs = jumlah kapal yang dilayani (unit/tahun)
St = service time (jam/hari)
n = jumlah tambatan
Waktu efektif = jumlah hari kerja dalam satu tahun
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Bahan
1. Data Primer
Data primer merupakan jenis data yang diambil langsung dilokasi penelitian,
seperti survei lokasi, observasi, dan dokumentasi. Adapun metodenya yaitu
Melakukan survey dilapangan untuk mendapatkan :
a. Waktu pelayanan kapal di dermaga yaitu, waiting time, approach time, effective
time, berth time, not operation time, turn round time, idle time, postpone
time,berth working time.
b. Luas fasilitas darat yang ada dipelabuhan Tanjung Kalian Muntok.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari PT. ASDP Tanjung Kalian
Muntok, Bangka Barat. Yaitu berupa data dermaga, data penumpang, barang, data
kapal, data fasilitas pelabuhan dan sumber pustaka lainnya.
3.2.2 Alat
Alat yang dipakai dalam penelitian ini berupa jam ataupun stopwatch
,meteran sebagai alat pengukuran, dan alat tulis seperti buku, bolpoint dan juga
kamera yang digunakan untuk mengabadikan hasil pengamatan langsung
dilapangan.
Pengumpulan data
pada pelabuhan.
dengan standar.
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Data dermaga
Prasarana berupa dermaga dan pintu rampa digunakan untuk memindahkan
kendaraan yang ada di kapal RO-RO. Dermaga yang digunakan adalah dermaga
dengan system Moveable Bridge untuk mengatisipasi pasang surut air laut. Data
dermaga RO-RO di Pelabuhan Tanjung Kelian dapat dilihat pada Tabel 4.2.
No Spesifikasi Ukuran
1 Panjang 17 meter
30
3 Kapasitas 20 ton
5 Konstruksi Baja
3. Data Kapal
Kapal RO-RO yang digunakan untuk mengangkut kendaraan roda empat,
roda dua dan penumpang tujuan Pelabuhan Tanjung Api-api dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
Kapasitas
Total waktu -
Approach Time
Effective Time
2 selesai -
4 selesai 09:20
Berth Time
2 selesai 09:25
Dapat dilihat dari table 4.5 dan grafik 4.1 waktu terlama ada di Turn Round
Time yaitu sebesar 933 menit dan waktu tercepatnya ada pada Approach Time 15
menit.
Approach Time
Effective Time
2 Selesai -
4 Selesai 11:05
Berth Time
2 selesai 11:15
Dapat dilihat dari table 4.6 dan grafik 4.2 waktu terlama ada di Turn Round
Time yaitu sebesar 921 menit dan waktu tercepatnya ada pada Waiting Time yaitu
7 menit.
Approach Time
Effective Time
2 selesai -
4 selesai 13:01
Berth Time
2 selesai 13:11
Dapat dilihat dari table 4.7 dan grafik 4.3 waktu terlama ada di Turn Round
Time yaitu sebesar 941 menit dan waktu tercepatnya ada pada Waiting Time
yaitu 8 menit.
Approach Time
Effective Time
2 selesai 13:51
4 selesai 15:04
40
Berth Time
2 selesai 15:10
Dapat dilihat dari table 4.8 dan grafik 4.4 waktu terlama ada di Turn
Round Time yaitu sebesar 122 menit dan waktu tercepatnya ada pada Waiting
Time yaitu 3 menit.
Approach Time
42
Effective Time
2 selesai 15:59
4 selesai 17:05
Berth Time
2 selesai 17:20
Dapat dilihat dari table 4.9 dan grafik 4.5 waktu terlama ada di Turn Round
Time yaitu sebesar 76 menit dan waktu tercepatnya ada pada Waiting Time yaitu 2
menit.
Approach Time
Effective Time
2 selesai -
4 selesai 19:50
Berth Time
2 selesai 19:52
Dapat dilihat dari table 4.10 dan grafik 4.6 waktu terlama ada di Turn Round
Time yaitu sebesar 1302 menit dan waktu tercepatnya ada pada Not Operation
Time yaitu 7 menit.
46
BOR =
1.67 x 100% 160.57%
1.04
Tabel 4.11 Perbandingan nilai standar dan nilai dilapangan
INDIKATOR
NO SIMBOL NILAI STANDAR PENILAIAN
UTILITAS
Tingkat
1
penggunaan BOR 160,57% 40% Kurang Baik
dermaga (Berth
Occupancy Ratio)
b. Apabila nilai pencapaian diatas 90% sampai dengan 100% dari nilai standar
kinerja pelayanan operasional yang ditetapkan, dinilai cukup baik.
c. Apabila nilai pencapaian kurang dari 90% dari nilai standar kinerja
pelayanan operasional yang ditetapkan, dinilai kurang baik.
4.3.2 Analisa waktu pelayanan kapal
Waktu pelayanan kapal yang disediakan pihak pelabuhan untuk melakukan
kegiatan bongkar muat selama berada ditambatan yaitu 2 jam/ kapal. Adapun
hasil berth time yang didapat setelah survey, yaitu :
1. KMP. Kuala Bate = 2 jam
2. KMP. Dharma Kartika = 1,6 jam
3. KMP. Adhi Swadarma = 1,41 jam
4. KMP. Permata Lestari = 1,83 jam
5. KMP. Mutiara Pertiwi = 0,83 jam
6. KMP. Satya Kencana = 2,35 jam
Tabel 4.12 Perbandingan waktu tambat kapal didermaga
No Nama Kapal Kondisi standar
Sekarang
1 KMP.Kuala Bate 2 jam 2 jam
2 KMP. Dharma Kartika 1,6 jam 2 jam
3 KMP. Adhi Swadarma 1,41 jam 2 jam
4 KMP. Permata Lestari 1,83 jam 2 jam
5 KMP. Mutiara Pertiwi 0,83 jam 2 jam
6 KMP. Setya Kencana 2,35 jam 2 jam
Jadi rata-rata waktu yang digunakan kapal untuk bertambat adalah 1,67
jam.
4.3.3 Analisa tingkat pemakaian dermaga
Nilai BOR atau tingkat penggunaan dermaga (Berth Occupancy
Ratio/BOR) merupakan perbandingan antara waktu penggunaan
dermaga dengan waktu yang tersedia (dermaga siap operasi) dalam
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Dalam
menganalisis nilai BOR dibutuhkan data berupa waktu efektif dan waktu
51
4.4. Pembahasan
4.4.1 Waktu pelayanan kapal
Setelah tahapan pengumpulan data dengan survei di lapangan, tahapan
pengolahan data awal, dan analisis data sesuai rumus-rumus yang telah ditentukan,
maka selanjutnya dilakukan tahapan hasil dan pembahasan sesuai dengan hasil
analisis data yang telah diperoleh.
52
1 40
2 50
3 55
4 60
5 65
6-10 70
4.4.3 Tingkat pelayanan fasilitas darat yang tersedia dipelabuhan Tanjung Kalian.
Adapun hasil dari ukuran yang didapat setelah dilakukan pengukuran pada
fasilitas darat di Pelabuhan Tanjung Kalian adalah areal gedung terminal harus
ditambah ukurannya, areal parkir kendaraan penyebrang adalah baik. Areal parkir
kendaraan antar/penjemput adalah kurang, Areal fasilitas bahan bakar tidak
tersedia. Areal fasilitas air bersih adalah baik, areal generator adalah baik, areal
terminal angkutan umum dan parkir adalah kurang. Areal fasilitas adalah baik, areal
fasilitas kesehatan tidak tersedia, areal fasilitas perdagangan adalah baik, areal
fasilitas telekomunikasi tidak tersedia
53
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan terhadap dengan analisa tingkat penggunaan
dermaga dan tingkat pelayanan fasilitas darat Pelabuhan Tanjung Kalian adalah
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan pelayanan pelabuhan Tanjung Kalian, pada tambatan
54