Anda di halaman 1dari 164

EVALUASI PERMASALAHAN PADA SATUAN PELAYANAN

PELABUHAN PENYEBERANGAN BOLOK


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2023

LAPORAN KELOMPOK
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Program Diploma III Manajemen
Transportasi Perairan Daratan

Disusun Oleh :
1. AHMAD MUAMMAR KADAFI 20 03 100

2. PRASTIWI DESY FITRIANI 20 03 017

3. SHABRINA RAMADHANI 20 03 047

4. DAFFA ABDILLAH TANJUNG 20 03 055

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI


PERAIRAN DARATAN
POLITEKNIK TRANSPORTASI SUNGAI DANAU DAN
PENYEBERANGAN PALEMBANG
2023
EVALUASI PERMASALAHAN PADA SATUAN PELAYANAN
PELABUHAN PENYEBERANGAN BOLOK
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2023

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian


Program Studi diploma III Manajemen Transportasi Perairan Daratan

Disusun Oleh :

TIM PKL KUPANG

KETUA KELOMPOK : AHMAD MUAMMAR KADAFI ( 20 03 100 )


ANGGOTA : 1. PRASTIWI DESY FITRIANI ( 20 03 017 )
2. SHABRINA RAMADHANI ( 20 03 047 )
3. DAFFA ABDILLAH TANJUNG (20 03 055 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MAJAJEMEN TRANSPORTASI


PERAIRAN DARATAN
POLITEKNIK TRANSPORTASI SUNGAI, DANAU DAN
PENYEBERANGAN PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi di Indonesia bagian timur
yang terdiri dari 21 kabupaten serta satu kota yang terletak di tujuh pulau besar.
Nusa Tenggara Timur memiliki 23 Pelabuhan Penyeberangan dan 48 lintasan
penyeberangan. Sarana transportasi sangat diperlukan untuk melintasi dari satu
kabupaten ke kabupaten lainnya. Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan
memindahkan atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain
(Morlok, 1978). Salah satu bentuk transportasi adalah angkutan
penyeberangan.
Angkutan Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta
api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan
kendaraan beserta muatannya (PM 104 Tahun 2017 Bab 1 Pasal 1).
Pelabuhan memiliki fungsi sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
pengusahaan yang terdiri dari pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul,
dan pelabuhan pengumpan. Pelabuhan Penyeberangan Bolok termasuk
pelabuhan jenis pengumpul, yaitu pelabuhan yang fungsi pokoknya
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut
dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar provinsi. Pelabuhan Bolok dikelola oleh PT. ASDP
Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang dan mulai beroperasi di Nusa
Tenggara Timur pada 2 Mei 1986. Pelabuhan Bolok dipercaya untuk
melayani sembilan lintasan dengan delapan armada kapal Ro-Ro.
Pelabuhan ini melayani lintasan Bolok–Kalabahi, Bolok–Larantuka, Bolok
–Pantai Baru, Bolok–Lewoleba, Bolok–Sabu, Bolok–Aimere, Bolok–Hansisi,
Bolok–Naikliu, Bolok–Ende serta melayani angkutan penumpang, kendaraan
maupun barang yang dilayani oleh 8 (delapan) kapal ferry tipe Ro-Ro yaitu
KMP Inerie II, KMP Lakaan, KMP Ile Labalekan, KMP Uma Kalada, KMP
Sirung, KMP Cakalang II, KMP Ranaka, dan KMP Pulau Sabu.
Untuk mengoptimalkan jasa transportasi yang ada, maka diperlukan sarana
dan prasarana serta operasional yang baik. Selain itu juga diperlukan sumber
daya manusia (SDM) yang handal dalam memberikan pelayanan yang efektif
dan efisien sehingga terciptanya pergerakan masyarakat yang mudah dan
nyaman. Untuk mendukung upaya tersebut, Politeknik Transportasi SDP
Palembang menyelenggarakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan
Penyeberangan Bolok dan Pelabuhan Penyeberangan Hansisi di Kabupaten
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan
Pelabuhan Penyeberangan Hansisi merupakan pelabuhan dibawah pengawasan
Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur. Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan oleh Taruna Diploma III MTPD dalam
rangka untuk mengetahui kesiapan sarana dan prasarana di pelabuhan serta
operasional Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan Pelabuhan Penyeberangan
Hansisi.
Berdasarkan uraian di atas Tim PKL Kupang melakukan penelitian
mengenai pelayanan di pelabuhan maupun di kapal yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi kenyamanan dan keamanan di Pelabuhan Penyeberangan
Bolok dan Pelabuhan Penyeberangan Hansisi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan.


1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan.
a. Memahami dalam penerapan ilmu yang dimiliki dan membandingkan
antara teori dengan praktik.
b. Mengumpulkan data sekunder maupun primer guna membantu
pembuatan laporan kelompok dan Kertas Kerja Wajib (KKW).
c. Mengidentifikasi permasalahan yang ada dan dapat memberikan
gambaran, maupun solusi yang diperlukan guna menjadi lebih baik
kedepannya.
d. Mengembangkan cara berpikir taruna/i yang melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan di Balai Pengelola Transportasi Darat kelas II Nusa
Tenggara Timur agar bisa lebih cepat dalam mengembangkan
kemampuan diri.
e. Melakukan observasi secara langsung kegiatan yang dilakukan pada
Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan Pelabuhan Penyeberangan Hansisi
yang dikelola oleh Balai Pengelola Transportasi Darat kelas II Nusa
Tenggara Timur.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Agar pokok permasalahan yang akan dibahas dalam Kertas Kerja Wajib
(KKW) ini tidak menyimpang dan meluas dari fokus penelitian, maka
diperlukan adanya pembatasan ruang lingkup. Ruang lingkup penulisan
kertas kerja wajib ini adalah sebagai berikut :
1. Lokasi yang diteliti adalah Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan
Pelabuhan Penyeberangan Hansisi.
2. Hal yang diteliti adalah kondisi dan kesesuaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) angkutan penyeberangan dan fasilitas pokok daratan
pada Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan Pelabuhan Penyeberangan
Hansisi.
3. Aturan yang digunakan sebagai dasar penelitian ini yaitu Keputusan
Menteri Perhubungan No. 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Penyeberangan serta Peraturan Menteri Perhubungan No.62
Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Angkutan
Penyeberangan.
A. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoristis
Manfaat teoritis yang didapatkan dari penelitian ini diantaranya:
a. Manfaat secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi keilmuan pada bidang fasilitas pelabuhan dan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) angkutan penyeberangan.
b. Sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan peningkatan fasilitas pelabuhan serta standar
pelayanan angkutan penyeberangan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang didapatkan dari penelitian ini diantaranya:
a. Manfaat Bagi Taruna
1) Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama pendidikan dan membandingkan dengan kondisi di
lapangan.
2) Menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti, yaitu terkait dengan kondisi dan
kesesuaian standar pelayanan minimal angkutan
penyeberangan dan fasilitas pokok daratan pelabuhan sebagai
salah satu syarat dalam memenuhi tugas akhir Kertas Kerja
Wajib (KKW).
b. Manfaat Bagi Lembaga Pendidikan
1) Memberikan wawasan dan informasi kepada seluruh civitas
akademika Politeknik Transportasi Sungai, Danau, dan
Penyeberangan Palembang terkait dengan kondisi dan
kesesuaian Standar Pelayanan Minimal angkutan
penyeberangan dan fasilitas pokok daratan pelabuhan fasilitas
pelabuhan.
2) Sebagai bahan referensi untuk penulisan Kertas Kerja Wajib
berikutnya.
c. Manfaat Bagi Instansi
Sebagai bahan pertimbangan kepada Badan Pengelola
Transportasi Darat kelas II Nusa Tenggara Timur mengenai
pengambilan kebijakan strategis yang bertujuan mengoptimalkan
fasilitas pelabuhan dan angkutan penyeberangan Pelabuhan
Penyeberangan Bolok.
d. Manfaat Bagi Pengguna Jasa
Apabila fasilitas pelabuhan dan angkutan penyeberangan di
Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan Pelabuhan Penyeberangan
Hansisi telah sesuai maka pelayanan kepada masyarakat dapat
berjalan dengan baik, sehingga masyarakat dapat merasakan
keamanan dan kenyamanan ketika menggunakannya.

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Ruang lingkup dari Praktik Kerja Lapangan di Provinsi Nusa Tenggara
Timur, sebagai berikut :
1. Pelabuhan Penyeberangan Bolok yang terletak di Kabupaten Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Pelabuhan Penyeberangan Hansisi yang terletak di Kabupaten Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
D. Waktu dan tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Waktu dan tempat Praktik Kerja Lapangan dalam melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan, sebagai berikut :
1. Waktu Penelitian
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilakukan pada
Tanggal : 1 Maret 2023–1 Juli 2023
Waktu Pelaksanaan : Shift Lapangan (08.00–17.00)
Jam Kantor (07.30–16.00)

2. Tempat Penelitian
Lokasi pelaksanaan Praktik kerja Lapangan dilakukan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, yaitu pada Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan
Pelabuhan Penyeberangan Hansisi yang terletak di Kabupaten Kupang dan
Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur.

E. Metode Pengumpulan Data


1. Metode Pengumpulan Data
Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini menggunakan
beberapa metode pendekatan dalam mendapatkan data sebagai bahan acuan
dan perbandingan. Pendekatan ini disesuaikan dengan kondisi dan lokasi
tempat dimana objek berada.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya, diamati dan dicatat dari apa yang terjadi di lapangan. Data
primer didapat dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1) Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan
pencatatan dengan cermat dan sistematika secara langsung di
lapangan. Data yang telah didapatkan tersebut lalu dicatat agar dapat
digunakan sebagai data untuk menganalisis permasalahan yang ada
secara tepat, akurat, dan pasti.
2) Pengamatan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan
melakukan survei dan mengambil gambar objek penelitian seperti
survei produktivitas kedatangan dan keberangkatan kapal di
Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan Pelabuhan Penyeberangan
Hansisi.
3) Metode Pengukuran, yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur
seperti lux meter yang berfungsi untuk mengetahui intensitas cahaya
yang ada di kapal sudah sesuai dengan peraturan yang ada, meteran
yang berfungsi untuk mengetahui tinggi ruangan, lebar kursi dan lebar
tangga yang ada diatas kapal, serta kesesuaian standar pelayanan di
atas kapal. Selain itu, dilakukan pengukuran fasilitas pokok sisi
daratan Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan Pelabuhan
Penyeberangan Hansisi, seperti luas ruang tunggu, panjang gangway,
luas lapangan parkir siap muat, dan luas lapangan parkir
pengantar/penjemput kendaraan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung,
telah digunakan oleh peneliti sebelumnya atau dikumpulkan oleh
instansi terkait yang berhubungan dengan aktivitas angkutan
penyeberangan pada Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan Pelabuhan
Penyeberangan Hansisi.
2. Metode Telaah Dokumen
Metode ini mengumpulkan dokumen terkait dengan penelitian ini,
yaitu pada instansi-instansi pendukung yang berada di lokasi Praktik Kerja
Lapangan (PKL), dalam penelitian ini instansi terkait yaitu:
a. Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
b. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur.
c. Kantor PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang.
d. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Kupang.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) disusun
untuk mempermudah dalam pemahaman penulisan yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat Praktik Kerja
Lapangan, ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan, waktu dan tempat Praktik
Kerja Lapangan, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan.
Bab I ini berisi tentang :
a. Latar Belakang
b. Tujuan dan Manfaat Penelitian
c. Ruang Lingkup Penelitian
d. Waktu dan Tempat Penelitian
e. Metode Pengumpulan data
f. Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Bab ini memberikan gambaran umum mengenai kondisi wilayah dan
kondisi pelaksanaan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP).
Kondisi wilayah terdiri dari kondisi geografis, batas administrasi,
kependudukan, komoditi daerah, perekonomian, industri, dan perdagangan,
kondisi umum sistem transportasi yaitu Tataran Transportasi Lokal berupa
angkutan jalan, angkutan laut, angkutan sungai danau dan penyeberangan,
serta angkutan kereta api. Sedangkan kondisi pelaksanaan Angkutan Sungai
Danau dan Penyeberangan (ASDP) meliputi instansi pengelola ASDP,
sarana, prasarana, jaringan, dan pembinaan angkutan yaitu sertifikasi dan
registrasi, perizinan, tarif, asuransi, dan angkutan barang berbahaya dan
beracun (B3).
BAB II berisikan tentang :
A. Kondisi Wilayah
1. Kondisi Geografis
2. Batas Administrasi
3. Kependudukan
4. Komoditi Daerah
5. Perekonomian, Industri dan Perdagangan
6. Kondisi Umum Sistem Transportasi
B. Kondisi Pelaksanaan ASDP
1. Instansi Pembina Bidang ASDP
2. Instansi Pembina Bidang ASDP
3. Sarana
4. Prasarana
5. Jaringan
6. Pembinaan Angkutan
a. Sertifikasi dan Registrasi
b. Perizinan
c. Tarif
d. Asuransi
e. Angkutan barang berbahaya dan beracun (B3)
BAB III LANDASAN HUKUM
Pada bab ini berisi tentang landasan hukum dan teori tentang
aplikasi/permasalahan yang terjadi pada Pelabuhan Penyeberangan Bolok dan
Pelabuhan Penyeberangan Hansisi Kabupaten Kupang.
BAB III terdiri dari 2 hal yaitu :
A. Landasan Hukum
B. Teori Tentang Aplikasi/Permasalahan
BAB IV PERMASALAHAN UMUM DAN ANALISISA DATA
Bab ini memberikan gambaran permasalahan serta menganalisis mengenai
permasalahan yang terjadi serta alternatif pemecahan masalah yang ada agar
mencapai tujuan yang diinginkan.
BAB IV terdiri atas :
A. Permasalahan Umum
B. Analisis data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari keseluruhan hasil analisis yang
dilakukan serta saran yang dapat digunakan sebagai bahan peningkatan kinerja
dimasa mendatang.
BAB V terdiri atas :
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

A. Kondisi Wilayah

1. Kondisi Geografi

Berdasarkan letak geografisnya, Provinsi Nusa Tenggara Timur


berada diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta diantara
Samudera Indonesia dan Laut Flores. Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8°-12° Lintang Selatan
dan 118°-125° Bujur Timur. Luas wilayah daratan 47.931 km2 dengan
Pulau Timor sebagai pulau terluas yaitu 14.732,35 km2. Nusa Tenggara
Timur terkenal dengan sebutan Flobamorata, yang merupakan kumpulan
lima pulau besar (Flores, Sumba, Timor, Alor, dan Lembata).

Gambar 2. 1 Peta Geografis Provinsi Nusa Tenggara Timur


Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2022
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota
Luas
No Kabupaten/Kota Ibukota Presentase
Daerah
1 Sumba Barat Waikabubak 757,41 1,63

2 Sumba Timur Waingapu 6.984,01 15,04

3 Kupang Oelamasi 5.136,51 11,06


4 Timor Tengah Selatan Soe 3.933,15 8,47

5 Timor Tengah Utara Kefamenanu 2.623,20 5,65

6 Belu Atambua 1.127,25 2,43

7 Alor Kalabahi 2.938,56 6,31

8 Lembata Lewoleba 1.268,11 2,73

9 Flores Timur Larantuka 1.748,52 3,76

10 Sikka Maumere 1.671,65 3,60

11 Ende Ende 2.085,24 4,49

12 Ngada Bajawa 1.735,64 3,74

13 Manggarai Ruteng 1.343,83 2,89

14 Rote Ndao Ba’a 1.268,45 2,77

15 Manggarai Barat Labuan Bajo 3.129,00 6,74


16 Sumba Tengah Wibakul 1.789,66 3,85

17 Sumba Barat Daya Tambolaka 1.383,31 2,98

18 Nagekeo Mbay 1.396,16 3,01

19 Manggarai Timur Borong 2.389,53 5,14

20 Sabu Raijua Seba 460,96 0,99

21 Malaka Betun 1.109,16 2,39

22 Kota Kupang Kupang 1159,33 0,34

Nusa Tenggara Timur 47.931,54 100,00


Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2022
Luas Wilayah Menurut Kota/Kabupaten

Sumba Barat
2% 2%
Sumba Timur
5% 1%
3%
0% 15% Kupang
3%
Timor Tengah Sela-
tan
4% Timor Tengah Utara
Belu
7% 11% Alor
Lembata
3%
Flores Timur
3% Sikka
4% 8% Ende
Ngada
4% Manggarai
6%
4% Rote Ndao
4% 3%6% 2% Manggarai Barat
Sumba Tengah
Gambar 2. 2 Diagram Presentase Jumlah Penduduk
Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka, 2022

2. Batas Administrasi
Berdasarkan letak geografisnya, Provinsi Nusa Tenggara Timur
memiliki batas wilayah administrasi, yaitu :
Tabel 2. 2 Batas Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur
Arah Perbatasan
Utara Laut Flores
Selatan Samudra Hindia
Timur Timor Leste
Barat Provinsi NTB
Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka, 2022

3. Kependudukan

Salah satu faktor pendorong meningkatnya perekonomian suatu


wilayah yakni sumber daya manusia yakni penduduk yang berdomisili di
wilayah tersebut. Sebagai unsur yang paling menentukan dalam
pembangunan maka pemerintah dalam hal ini harus memperhatikan laju
pertumbuhan penduduk yang mesti terkendali, mengingat banyak aspek
yang berkaitan langsung dengan masalah kependudukan seperti
penyediaan bahan makanan, perumahan, pendidikan, kesehatan serta
penyiapan lapangan pekerjaan disamping juga faktor keamanan dan lain
sebagainya. Berikut tabel jumlah, presentase, dan kepadatan penduduk
menurut Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur:

Tabel 2. 3 Data Penduduk Menurut Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur


Tahun 2022
Jumlah Kepadatan
Presentase
No Kabupaten/Kota Penduduk Penduduk
Penduduk
(Ribu)
1 Sumba Barat 152,41 2,79 207

2 Sumba Timur 248,78 4,55 36

3 Kupang 379,46 6,94 69

4 Timor Tengah Selatan 459,60 8,41 116

5 Timor Tengah Utara 266,29 4,87 100

6 Belu 224,31 4,10 180

7 Alor 216,63 3,96 74

8 Lembata 139,79 2,56 110

9 Flores Timur 286,27 5,24 163

10 Sikka 327,00 5,98 189

11 Ende 273,55 5,00 132

12 Ngada 170,12 3,11 99

13 Manggarai 317,16 5,81 166

14 Rote Ndao 148,81 2,72 116

15 Manggarai Barat 280,73 4,82 84

16 Sumba Tengah 90,48 1,66 50

17 Sumba Barat Daya 308,11 5,64 213

18 Nagekeo 166,00 3,04 117

19 Manggarai Timur 280,73 5,14 112

20 Sabu Raijua 92,79 1,70 202


Jumlah Kepadatan
Presentase
No Kabupaten/Kota Penduduk Penduduk
Penduduk
(Ribu)
21 Malaka 188,19 3,44 162

22 Kota Kupang 465,64 8,52 2583

Nusa Tenggara Timur 5.466,29 100,00 114


Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2022

Jumlah Penduduk (Ribu)


Jumlah Penduduk (Ribu)

500
450 465.64
459.6
400
350 379.46
300 327 317.16 308.11
250 286.27 273.55 280.73 280.73
248.78 266.29
200 224.31
216.63
150 188.19
152.41 170.12 166
100 139.79 148.81
50 90.48 92.79
0
at r g n a u r ta r a e a ai o at h a o r a a g
Bar imu pan lata tar Bel Alo ba imu ikk End gad gar da Bar nga Day eke imu aiju alak pan
a T u S e U em T S N g e N i e t ag T R u
a K h ga h L res n t ra T ra N ra bu i M
b
m mb a a
M Ro gga mba Ba aK
Su Su ng Ten Fl
o
n a g ga S a ot
T e r a S mbu an K
or imo M
S u M
m T
Ti

Gambar 2. 3 Diagram Jumlah Penduduk


Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2022

Gambar 2. 4 Diagram Presentase Penduduk


Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2022
Persentase Penduduk

Sumba Barat Sumba Timur Kupang Timor Tengah Selatan


Timor Tengah Utara Belu Alor Lembata
Flores Timur Sikka Ende Ngada
Manggarai Rote Ndao Manggarai Barat Sumba Tengah
Sumba Barat Daya Nagekeo Manggarai Timur Sabu Raijua
Malaka Kota Kupang

Kepadatan Penduduk

Sumba Barat Sumba Timur Kupang Timor Tengah Selatan


Timor Tengah Utara Belu Alor Lembata
Flores Timur Sikka Ende Ngada
Manggarai Rote Ndao Manggarai Barat Sumba Tengah
Sumba Barat Daya Nagekeo Manggarai Timur Sabu Raijua
Malaka Kota Kupang
Gambar 2. 5 Diagram Kepadatan Penduduk
Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2022

Tabel 2. 4 Data Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara


Timur dalam Waktu 5 Tahun (2018–2022)
Wilayah 2018 2019 2020 2021 2022
Sumba Barat 127872 129710 131600 148252 152407
Sumba Timur 255601 258486 261503 246618 248776
Kupang 387479 403582 421618 372101 379464
Timor Tengah
465970 467990 469673 457406 459600
Selatan
Timor Tengah
251993 254171 256299 262698 266293
Utara
Belu 216783 220115 223176 220764 224306
Alor 204380 205599 206806 213994 216629
Lembata 140390 143074 145685 137631 139787
Flores Timur 253818 255916 257785 281001 286270
Sikka 318920 320401 321790 324252 326999
Ende 272988 273929 274599 272078 273553
Ngada 161196 163217 165314 167396 170115
Manggarai 333912 338424 342908 315041 317646
Rote Ndao 165807 172104 178805 145972 148811
Manggarai Barat 269029 274689 280412 259566 263687
Sumba Tengah 71801 72800 73820 87630 90482
Sumba Barat
338427 344720 350923 305689 308106
Daya
Nagekeo 144414 145826 147189 162463 166002
Manggarai
283313 287207 289836 277914 280732
Timur
Sabu Raijua 94406 97379 100684 90837 92792
Malaka 189220 191892 194776 185809 188191
Kota Kupang 423800 434972 446193 452626 465637
Nusa Tenggara
5371519 5456203 5541394 5387738 5466285
Timur
Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2022
Jumlah Penduduk dalam 5 Tahun
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
n1 ur an lu ta
kk
a da da
o ah eo ua ng
um im elat Be ba Si ga N ng ek aij pa
l T m N e g R u
Co ba
S Le te T N
a u aK
u m ga
h Ro m
ba S ab ot
n K
S Te Su
or
m
Ti

2018 2019 2020 2021 2022


Gambar 2. 6 Jumlah Penduduk dalam 5 Tahun
Sumber : Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2022

4. Komoditi Daerah
a. Tanaman Pangan
Luas panen padi di NTT tahun 2022 adalah 185.737,54 hektar.
Data ini diperoleh dari metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang
dilaksanakan BPS bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang
(ATR), Badan Informasi dan Geospasial (BIG) serta Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi yang beriklim kering
memiliki potensi lahan pertanian bukan sawah yang cukup
menjanjikan yaitu sekitar 3,618 juta hektar. Lahan tersebut sebagian
besar diusahakan untuk menanam tanaman palawija seperti jagung
dan umbi-umbian.
b. Perkebunan
Komoditas perkebunan pada tahun 2022 dengan luas tanam
terbesar berturut–turut adalah kelapa, kopi dan kakao. Produksi kelapa
pada tahun 2022 adalah sebanyak 70.197 ton, kopi sebanyak 28.654
ton dan kakao sebanyak 26.589 ton.
c. Peternakan
Populasi ternak yang paling banyak di Provinsi NTT adalah babi
dengan jumlah 2.325.020 ekor pada tahun 2022. Selain babi, sapi juga
merupakan ternak unggulan dari NTT dengan populasi mencapai
1.243.884 pada tahun 2022.
d. Holtikultura
Komoditas sayuran pada tahun 2022 yang paling banyak
diproduksi adalah labu siam dengan total produksi sebanyak 237.567
kuintal dengan luas panen 1.022 hektar.
e. Perikanan
Produksi perikanan tangkap di laut pada tahun 2021 mencapai 182
ribu ton dengan nilai produksi sebesar 4,1 triliun rupiah. NTT
merupakan penghasil produksi rumput laut dengan total volume
mencapai 1.392.539 ton. Produksi rumput laut ini memberi nilai
tambah sebesar 3,6 triliun rupiah.

5. Perekonomian, Industri dan Perdagangan


a. Industri
Tahun 2018 Industri yang paling banyak di Kota Kupang adalah
industri makanan yang berjumlah 822 perusahaan dengan jumlah
tenaga kerja sebanyak 2.542 pekerja. Industri terbesar kedua di Kota
Kupang adalah industri pakaian jadi dengan jumlah usaha sebanyak
424 perusahaan. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
yang digunakan dalam publikasi ini menggunakan KBLI 2009.
b. Perdagangan
Perdagangan di Kota Kupang yaitu seperti Perseroan terbatas (PT)
adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki
modal terdiri dari saham-saham yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Dikarenakan modalnya terdiri dari
saham-saham yang dapat diperjual belikan, perusahaan kepemilikan
perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
6. Kondisi Umum Sistem Transportasi
Tatralok adalah tataran transportasi yang terorganisasi secara
kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi jalan rel,
transpotasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi
laut, dan transportasi udara yang masing-masing terdiri dari sarana dan
prasarana yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem pelayanan
jasa transpotasi yang efektif dan efisien, terpadu dan harmonis, yang
berfungsi melayani perpindahan orang dan/atau barang antar simpul atau
kota wilayah, dan dari simpul atau kota wilayah ke simpul atau kota
nasional atau sebaliknya.
a. Angkutan Jalan
Angkutan jalan di Kota Kupang tidak jauh berbeda dengan
angkutan jalan yang berada di provinsi lainnya di Indonesia. Seperti
halnya jalur darat yang menjadi penghubung antar kabupaten/kota.
Pembangunan jalan raya di kota Kupang sampai akhir tahun 2022
telah mencapai 1576,89 km, jalan yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah sepanjang 1265,20 km.
Jumlah kendaraan bermotor di Provinsi NTT meningkat menjadi
927.348 unit pada tahun 2022, yang terbanyak adalah sepeda motor
dengan jumlah mencapai 838.397 unit. Jumlah tersebut meningkat
dibanding tahun 2021 dengan total 799.104 unit sepeda motor.
b. Angkutan Udara
Selain transportasi darat, di NTT juga menggunakan jenis
transportasi lainnya karena NTT merupakan provinsi kepulauan.
Transportasi lain yang digunakan adalah tranportasi laut ataupun
transportasi udara. Dari 22 kabupaten/kota yang ada di NTT, sudah
tersedia 14 pelabuhan udara dengan lebih dari 38 ribu penerbangan
pada tahun 2022.
c. Angkutan Laut dan Penyeberangan
Angkutan laut merupakan sarana perhubungan yang sangat penting
dan strategis. Untuk itu pembangunan pelayanan nasional terus
ditingkatkan dan diperluas, termasuk penyempurnaan manajemen dan
dukungan fasilitas pelabuhan. Pelabuhan adalah pintu gerbang keluar-
masuknya kapal baik yang mengangkut penumpang maupun barang
ke suatu wilayah tujuan. Secara umum Kota Kupang merupakan titik
simpul wilayah pelayanan transportasi air.

B. Kondisi Pelaksana ASDP


1. Instansi Pembina Transportasi
Dalam perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, evaluasi,
pelaporan dan pembinaan angkutan penyeberangan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur dilakukan oleh BPTD Kelas II Nusa Tenggara Timur
dan pengoperasiannya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis masing-
masing pelabuhan.
a. Balai Pengelola Transportasi Darat
Kantor Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara
Timur beralamat di Jl. Timor Raya KM 8 Oesapa Kota Kupang.
b. Visi dan Misi Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa
Tenggara Timur
Visi :
Menjadi organisasi pemerintah yang profesional, yang dapat
memfasilitasi dan mendukung mobilitas masyarakat, melalui suatu
layanan transportasi darat yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
dan berkeadilan, yang aman, selamat, mudah dijangkau, berkualitas,
berdaya saing tinggi, dan terintegrasi dengan moda transportasi
lainnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Misi :
1. Menciptakan sistem pelayanan transportasi darat yang aman,
selamat, dan mampu menjangkau masyarakat dan wilayah
Indonesia.
2. Menciptakan dan menginterogasi transportasi jalan, sungai, danau
dan penyeberangan serta perkotaan yang berkualitas, berdaya saing
dan berkelanjutan.
3. Mendorong berkembangnya industri transportasi darat yang
transparan dan akuntabel. Membangun prasarana dan sarana
transportasi darat.
c. Tugas Pokok dan Fungsi di Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas
II Nusa Tenggara Timur
Tugas :
Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan lalu lintas dan angkutan
jalan, sungai, danau, dan penyeberangan, serta penyelenggaraan
pelabuhan penyeberangan pada pelabuhan yang diusahakan secara
komersil dan pelabuhan yang belum diusahakan secara komersil.
Fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan anggaran.
2. Pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan, peningkatan,
penyelenggaraan dan pengawasan Terminal Penumpang Tipe A,
Terminal Barang, Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan
Bermotor (UPPKB), pelaksanaan kalibrasi peralatan pengujian
berkala kendaraan bermotor, pelaksanaan pemeriksaan fisik
rancang bangun sarana angkutan jalan serta pengawasan teknis
sarana lalu lintas dan angkutan di jalan nasional dan pengujian
berkala kendaraan bermotor dan industri karoseri.
3. Pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas, pengawasan
angkutan jalan antar kota antar provinsi, angkutan orang tidak
dalam trayek, angkutan barang, penyidik dan pengusulan sanksi
administrasi terhadap pelanggaran peraturan perundang- undangan
di bidang lalu lintas dan angkuatan jalan,peningkatan kinerja dan
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, serta pengawasan tarif
angkutan jalan.
4. Pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan, peningkatan,
penyelenggaraan, dan pengawasan pelabuhan sungai, danau dan
penyeberangan yangdiusahakan secara komersil, penjaminan
keamanan dan ketertiban,penyidikan dan pengusulan sanksi
administrasi terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan
di bidang lalu lintas dan angkutan sungai danau dan penyeberangan
yang diusahakan secara komersil dan pelabuhan yang belum
diusahakan secara komersil, peningkatan kinerja dan keselamatan
lalu lintas dan angkutan, pelayanan jasa kepelabuhan serta
pengusulan dan pemantauan tarif dan penjadwalan angkutan
sungai, danaudan penyeberangan yang diusahakan secara komersil
dan pelabuhan yangbelum diusahakan secara komersil.
5. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian,
keuangan hukum, dan hubungan masyarakat.
6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.
Berikut adalah struktur organisasi Balai Pengelola Transportasi
Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur :

Gambar 2. 7 Struktur Organisasi Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II


Nusa Tenggara Timur
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

a. Subbagian Tata Usaha


Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,
program, anggaran, dan laporan evaluasi kinerja, pengelolaan urusan keuangan
dan Penerimaan Negara Bukan Pajak, serta pelaporan Sistem Akuntansi
Instansi, urusan sumber daya manusia, hukum, hubungan masyarakat,
persuratan, kearsipan dan dokumentasi, pelayanan informasi publik,
perlengkapan, rumah tangga, serta evaluasi dan pelaporan.
b. Seksi Prasarana Jalan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan
Seksi Prasarana Jalan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan
mempunyai tugas melaksanakan pembangunan, pengembangan,
pelayanan jasa, dan pengoperasian terminal tipe A, terminal barang untuk
umum, dan unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor, pelabuhan
sungai, danau, dan penyeberangan, serta bantuan teknis fasilitas
pendukung dan integrasi moda dan pelabuhan sungai, danau, dan
penyeberangan.

c. Seksi Sarana dan Angkutan Jalan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan


Seksi Sarana dan Angkutan Jalan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan
mempunyai tugas melaksanakan kalibrasi peralatan pengujian berkala
dan pemeriksaan kesesuaian fisik rancang bangun kendaraan bermotor,
pemeriksaan dan sertifikasi kelaiklautan kapal, analisis trayek angkutan
jalan antar kota antar provinsi dan angkutan jalan yang disubsidi oleh
pemerintah pusat, penetapan jadwal operasi, pemberian subsidi angkutan
jalan dan pelayaran perintis sungai, danau, dan penyeberangan, serta
bantuan teknis penyediaan sarana jalan, sungai, danau, dan
penyeberangan.
d. Seksi Lalu Lintas Jalan, Sungai, Danau, Penyeberangan, dan
Pengawasan
Seksi Lalu Lintas Jalan, Sungai, Danau, Penyeberangan, dan
Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan manajemen dan rekayasa
lalu lintas jalan untuk jaringan jalan nasional, penyediaan, pengoperasian,
dan pemeliharaan perlengkapan jalan, rambu sungai dan danau, sarana
bantu navigasi pelayaran, dan sistem informasi manajemen lalu lintas
sungai, danau, dan penyeberangan, pengerukan dan reklamasi di kolam
pelabuhan penyeberangan dan alur sungai dan danau, pemberian
rekomendasi laik fungsi jalan nasional non-tol, pemberian bantuan teknis
perlengkapan jalan, halte, dan rambu sungai danau, pengamatan dan
pemantauan perusahaan angkutan jalan, kegiatan karoseri, penyelenggara
pengujian berkala kendaraan bermotor, pelabuhan dan penyelenggara
pelabuhan sungai, danau, dan penyeberangan komersil, operator kapal
sungai, danau, dan penyeberangan, kendaraan bermotor di jalan, tarif
angkutan jalan, sungai, danau, dan penyeberangan, pemberian subsidi
angkutan jalan, pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas,
pemenuhan perlengkapan jalan, persetujuan teknis analisis dampak lalu
lintas, pemeriksaan persyaratan teknis kendaraan, pemenuhan
kelaiklautan kapal sungai, danau, dan penyeberangan, ketepatan waktu
pelayanan, dan pemberian subsidi angkutan sungai, danau, dan
penyeberangan, sarana bantu navigasi pelayaran sungai, danau, dan
penyeberangan, rambu, alur, dan halte sungai danau, kegiatan
pengerukan dan reklamasi di kolam pelabuhan penyeberangan dan alur
sungai danau, dan pemanfaatan bantuan teknis, pelaksanaan kegiatan
kesyahbandaran pada pelabuhan sungai, danau, dan penyeberangan,
penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan
di bidang lalu lintas dan angkutan jalan, sungai, danau, dan
penyeberangan, serta patroli dan pengamanan pelayaran sungai, danau,
dan penyeberangan.

2. Sarana Transportasi
Sarana angkutan penyeberangan sangat mendukung dalam pelayanan
dan kinerja dari pelabuhan penyeberangan itu sendiri. Demikian juga
dengan Pelabuhan Bolok. Dengan adanya sarana yang memadai dan
lancar akan menghasilkan pergerakan arus lalu lintas penumpang,
kendaraan dan barang sehingga diharapkan dapat meningkatkan kegiatan
perekonomian.
Kapal ferry yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok
berjumlah 8 (delapan) kapal. Kapal tersebut dikelola oleh PT ASDP
Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang. Spesifikasi kapal ferry yang
beroperasi di Pelabuhan Bolok sebagai berikut:
a. KMP Inerie II
Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yaitu
KMP Inerie II dengan 1031 GT dan kapasitas angkut penumpang
sebanyak 196 orang dan kendaraan sebanyak 15 unit kendaraan
campuran dengan rute lintasan Kupang–Kalabahi, Kupang–
Larantuka, Kupang–Rote, Kupang–Sabu, Kupang–Lewoleba,
Kupang–Aimere, Aimere–Waingapu, Kupang–Hansisi, dan Kupang–
Ende. Berikut gambar KMP Irenie II :

Gambar 2. 8 KMP Inerie II


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 2. 5 Ship Particular KMP Inerie II


Uraian Keterangan

Nama Kapal KMP Inerie II

Call Sign/Panggilan JZRD

Tipe Kapal/GRT Ferry Ro-Ro/1031 GT

Tipe Kapal/NRT 310 NT

Pemilik PT ASDP Indonesia Ferry

Galangan Pembuatan PT Dumas Tanjung Perak

Tahun Pembuatan 2012

Klasifikasi Kapal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Kecepatan Kapal 9 knot

Ukuran

Panjang Seluruh (LOA) 56,02 meter

Panjang (LBP) 48,91 meter


Uraian Keterangan

Lebar Kapal 14,00 meter

Dalam (h) 3,80 meter

Draft Kapal 2,70 meter

Permesinan

Mesin Utama Baudouin

Tipe 12 M 26.2-A225

Tenaga Kuda/PK 2x1100 HP

RPM 1900

Mesin Bantu Dongfeng Cummins

Tipe 6 BTA5.9-GM100

Tenaga 2 x 136 HP

Kapasitas Muat

Jumlah Awak Kapal 20 orang

Jumlah Penumpang 216 orang

Kendaraan 15 unit
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

b. KMP Lakaan
Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yaitu
KMP Lakaan dengan 1689 GT dan kapasitas angkut penumpang
sebanyak orang dan kendaraan sebanyak unit kendaraan campuran
dengan rute lintasan Kupang – Hansisi, Kupang – Rote, dan Kupang–
Aimere–Waingapu. Berikut gambar KMP Lakaan:
Gambar 2. 9 KMP Lakaan
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 2. 6 Ship Particular KMP Lakaan


Uraian Keterangan

Nama Kapal KMP Lakaan

Call Sign/Panggilan YBS12

Type Kapal/GRT Ferry Ro-Ro/1689 GT

Type Kapal/NRT 808 NT

Pemilik PT. ASDP Indonesia Ferry

PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)


Galangan Pembuatan
Makassar

Tahun Pembuatan 2015

Klasifikasi Kapal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Kecepatan Kapal 10 knot

Ukuran

Panjang Seluruh (LOA) 64,52 meter

Panjang (LBP) 50,50 meter

Lebar (B) 14,00 meter

Tinggi Geladak Utama (D) 2,70 meter


Uraian Keterangan

Tinggi Sarat (d) 2,70 meter

Kecepatan Kapal 11 knot

` Permesinan

Mesin Utama Yanmar, Heavy Duty / 2X 1100HP

Tipe Heavy Duty 0681 dan 0682

Tenaga 2 x 1100 HP

RPM 1500-1900

Mesin Bantu Perkins

Tipe 6TG2AM

Tenaga 2x100 HP

RPM 1500

Kapasitas Muat

Awak Kapal 21 Orang

Kelas VIP : 40 orang

Kelas I : 96 orang
Jumlah Penumpang
Kelas Ekonomi : 80 orang

Total Kapasitas : 216 Orang

Kendaraan 25 Unit
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

c. KMP Ile Labalekan


Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yaitu
KMP Ile Labalekan dengan 895 GT dan kapasitas angkut penumpang
sebanyak 215 orang dan kendaraan sebanyak 25 unit kendaraan
campuran dengan rute lintasan Kupang–Hansisi, Kupang–Rote, dan
Kupang–Aimere. Berikut gambar KMP Ile Labalekan :
Gambar 2. 10 KMP Ile Labalekan
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 2. 7 Ship Particular KMP Ile Labalekan


Uraian Keterangan
Nama Kapal KMP Ile Labalekan

Call Sign/Panggilan PLMH

Tipe Kapal/GRT Ferry Ro-Ro/895 GT

Tipe Kapal/NRT 269 NT

Pemilik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)

Galangan Pembuatan PT Daya Radar Utama, Tanjung Priok

Tahun Pembuatan 2014

Klasifikasi Kapal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Ukuran

Panjang Seluruh (LOA) 56,02 meter

Panjang (LBP) 48,90 meter

Lebar (B) 14,00 meter

Tinggi Geladak Utama (D) 3,80 meter


Uraian Keterangan
Tinggi Sarat (d) 2,70 meter

Kecepatan Kapal 12 knot

` Permesinan

Mesin Utama/Daya Mitshubishi

Tipe S6R2-T2MTK3L-1

Tenaga 2 X 1100 HP

RPM 1450

Mesin Bantu Weichai

Tipe CCFJ90J-WJ

RPM 2 x 1500

Kapasitas Muat

Awak Kapal 19 orang

Jumlah Penumpang Total Kapasitas : 275 orang

Kendaraan 25 unit
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

d. KMP Uma Kalada


Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yaitu
KMP Uma Kalada dengan 881 GT dan kapasitas angkut penumpang
sebanyak 220 orang dan kendaraan sebanyak 22 unit kendaraan
campuran dengan rute lintasan Kupang–Hansisi, Kupang–Rote, dan
Kupang–Sabu. Berikut gambar KMP Uma Kalada:
Gambar 2. 11 KMP Uma Kalada
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 2. 8 Ship Particular KMP Uma Kalada


Uraian Keterangan
Nama Kapal KMP Uma Kalada

Call Sign/Panggilan YSGG

Tipe Kapal/GRT Ferry Ro-Ro / 881 GT

Tipe Kapal/NRT 278 GT

Pemilik PT ASDP Indonesia Ferry ( Persero)

Galangan Pembuatan PT Adiluhung Sarana Segera, Indonesia

Tahun Pembuatan 1997

Klasifikasi Kapal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Ukuran

Panjang Seluruh (LOA) 45,50 meter

Panjang (LBP) 40,99 meter

Lebar (B) 12,00 meter

Dalam (h) 3,20 meter

Draft Kapal 2,40 meter

Kecepatan Kapal 7 knot


Uraian Keterangan

` Permesinan

Mesin Utama Yanmar

Tipe 8 LAAM-UTE

Tenaga 2x670 HP

RPM 1850

Mesin Bantu Mercedes Benz

Tipe 6 R099TE31

Tenaga 2x94 HP

RPM 1500

Kapasitas Muat

Awak Kapal 19 orang

Jumlah Penumpang Total Kapasitas : 242 orang

Kendaraan 22 unit

Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

e. KMP Sirung
Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yaitu
KMP Sirung dengan 1029 GT dan kapasitas angkut penumpang 196
sebanyak orang dan kendaraan sebanyak 25 unit kendaraan campuran
dengan rute lintasan Kupang–Ende, Kupang–Rote, Kupang–Sabu, dan
Ende–Pulau Ende. Berikut gambar KMP Sirung:
Gambar 2. 12 KMP Sirung
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 2. 9 Ship Particular KMP Sirung


Uraian Keterangan
Nama Kapal KMP Sirung

Call Sign/Panggilan JZCI

Tipe Kapal/GRT Ferry Ro-Ro/1029 GT

Tipe Kapal/NRT 309 NT

Pemilik PT Flobamor

Galangan Pembangunan Tanjung Priok, Surabaya

Tahun Pembuatan 2011

Klasifikasi Kapal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Ukuran

Panjang Seluruh (LOA) 56,02 meter

Panjang (LBP) 48,91 meter

Lebar (B) 14,00 meter

Dalam (h) 3,80 meter

Draft Kapal 2,70 meter

Kecepatan Kapal 8 knot

` Permesinan

Mesin Utama Mitsubishi Diesel (2 unit)


Uraian Keterangan
Tipe S1242-MPTK

RPM 2100

Mesin Bantu Cummins (2 unit)

Tipe 6BTA5.9-GM100

RPM 1500 RPM

Kapasitas Muat

Awak Kapal 20 orang

Kelas VIP : 40 orang


Kelas I : 96 orang
Jumlah Penumpang
Kelas Ekonomi : 80 orang
Total Kapasitas : 216 orang

Kendaraan 25 unit
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

f. KMP Cakalang II
Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yaitu
KMP Cakalang II dengan 702 GT dan kapasitas angkut penumpang
sebanyak 187 orang dan kendaraan sebanyak 20 unit kendaraan
campuran dengan rute lintasan Sape–Labuan Bajo (PP), Kupang–
Rote–Ndao (PP), Kupang–Rote, Kupang–Larantuka, Kupang–Sabu,
Kupang–Aimere–Waingapu, Kupang–Lewoleba–Deri–Baranusa,
Kalabahi–Bakalang, Kupang–Naikliu–Teluk Gurita (PP). Berikut
gambar KMP Cakalang II:
Gambar 2. 13 KMP Cakalang II
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 2. 10 Ship Particular KMP Cakalang II


Uraian Keterangan
Nama Kapal KMP Cakalang II

Call Sign/Panggilan PNJC

Tipe Kapal/GRT Ferry Ro-Ro/702 GT

Tipe Kapal/NRT 211 NT

Pemilik PT ASDP Indonesia Ferry

Galangan Pembuatan Kamal, Madura

Tahun Pembuatan 2008

Klasifikasi Kapal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Kecepatan Kapal 9 knot

Ukuran

Panjang Seluruh (LOA) 55,55 meter

Panjang (LBP) 48,34 meter

Lebar Kapal 13,00 meter

Dalam (h) 3,45 meter

Draft Kapal 2,70 meter


Uraian Keterangan
Permesinan

Mesin Utama Mitsubishi (2 unit )

Tipe S12A2-MPTK

Tenaga Kuda/PK 2x1055 HP

RPM 2000

Mesin Bantu Perkins (2 unit)

Tipe 6 TG 2 AM

Tenaga 2 x 124 HP

Kapasitas Muat

Jumlah Awak Kapal 19 orang

Jumlah Penumpang 216 orang

Kendaraan 20 unit
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

g. KMP Ranaka
Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yaitu
KMP Ranaka dengan 1029 GT dan kapasitas angkut penumpang
sebanyak 218 orang dan kendaraan sebanyak 15 unit kendaraan
campuran dengan rute lintasan Kupang–Larantuka (PP), Kupang–
Rote, Kupang–Larantuka, Kupang–Sabu, Kupang–Aimere–
Waingapu, Kupang–Lewoleba–Deri–Baranusa, Kalabahi–Bakalang,
Lewoleba – Solor(PP). Berikut gambar KMP Ranaka :
Gambar 2. 14 KMP Ranaka
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 2. 11 Ship Particular KMP Ranaka


Uraian Keterangan

Nama Kapal KMP Ranaka

Call Sign/Panggilan JZCN

Tipe Kapal/GRT Ferry Ro-Ro / 1029 GT

Tipe Kapal/NRT 309 NT

Pemilik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)

Galangan Pembuatan Surabaya

Tahun Pembuatan 2011

Klasifikasi Kapal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Kecepatan Kapal 7 knot

Ukuran

Panjang Seluruh (LOA) 56,02 meter

Panjang (LBP) 48,91 meter

Lebar Kapal 14,00 meter

Dalam (h) 3,80 meter

Draft Kapal 2,70 meter


Uraian Keterangan

Permesinan

Mesin Utama Mitsubishi (2 unit )

Tipe S12A2-MPTK

Tenaga Kuda/PK 2x1166 HP

RPM 2100

Mesin Bantu Cummins (2 unit)

Tipe 6BTA5.9-GM100

Tenaga 2 x 136 HP

Kapasitas Muat

Jumlah Awak Kapal 20 orang

Jumlah Penumpang 218 orang

Kendaraan 15 unit
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

h. KMP Pulau Sabu


Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yaitu
KMP Pulau Sabu dengan 1604 GT dan kapasitas angkut penumpang
sebanyak 172 orang dan kendaraan sebanyak 25 unit kendaraan
campuran dengan rute lintasan Bolok–Naikliu (PP), Kalabahi–
Maritaing (PP), Maritaing–Teluk Gurita, Naikliu–Wini (PP), Wini
Teluk Gurita (PP), Naikliu–Teluk Gurita (PP), dan Maritang-Teluk
Gurita (PP). Berikut gambar KMP Pulau Sabu:
Gambar 2. 15 KMP Pulau Sabu
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 2. 12 Ship Particular KMP Pulau Sabu


Uraian Keterangan
Nama Kapal KMP Pulau Sabu

Call Sign/Panggilan YHWW

Tipe Kapal/GRT Ferry Ro-Ro / 1604 GT

Tipe Kapal/NRT 560 NT

Pemilik PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)

Galangan Pembuatan Bangkalan, Madura

Tahun Pembuatan 2003

Klasifikasi Kapal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

Kecepatan Kapal 7 knot

Ukuran

Panjang Seluruh (LOA) 49,05 meter

Panjang (LBP) 40,72 meter

Lebar Kapal 13,00 meter

Dalam (h) 3,40 meter


Uraian Keterangan
Draft Kapal 2,27 meter

Permesinan

Mesin Utama Yanmar Diesel (2 unit )

Tipe 12LAA-UTG1

Tenaga Kuda/PK 2x736 HP

RPM 1850

Mesin Bantu MWM (2 unit)

Tipe 6.10T66E

Tenaga 2 x 114 HP

Kapasitas Muat

Jumlah Awak Kapal 23 orang

Jumlah Penumpang 172 orang

Kendaraan 25 unit
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

3. Prasarana Transportasi
Untuk menunjang kelancaran kegiatan penyeberangan, PT ASDP
Indonesia Ferry Cabang Kupang bertanggung jawab atas pengelolaan
Pelabuhan Penyeberangan Bolok. Prasarana yang ada di Pelabuhan
Bolok sebagai berikut:
a. Fasilitas sisi daratan di Pelabuhan Penyeberangan Bolok
1) Lapangan Parkir
Lapangan parkir berfungsi untuk tempat parkir kendaraan.
Lapangan parkir yang tersedia sekarang adalah sebagai tempat
parkir siap muat kendaraan dan tempat parkir karyawan. Berikut
ini adalah gambar lapangan parkir yang terdapat di Pelabuhan
Penyeberangan Bolok :
Gambar 2. 16 Lapangan Parkir Pengantar/Penjemput
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

2) Lampu Penerangan di Area Pelabuhan


Lampu penerangan berfungsi untuk penerangan di pelabuhan
ketika gelap (malam). Kondisi Lampu penerangan yang tersedia
di Pelabuhan Penyeberangan Bolok cukup baik. Berikut ini
adalah gambar lampu penerangan yang terdapat di Pelabuhan
Penyeberangan Bolok :

Gambar 2. 17 Lampu Penerangan


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

3) Toll Gate
Pintu Gerbang masuk menuju pelabuhan atau pos bea cukai.
Kondisi saat ini di Pelabuhan Penyeberangan Bolok masih
ditemukan kendaraan yang tidak melewati portal yang berfungsi
untuk mengukur ketinggian kendaraan serta tidak melewati
jembatan timbang. Berikut ini adalah gambar toll gate di
Pelabuhan Penyeberangan Bolok :

Gambar 2. 18 Toll Gate Pelabuhan Penyeberangan Bolok


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

4) Ruang Tunggu
Ruang tunggu merupakan tempat penumpang menunggu atau
beristirahat sementara pada saat menunggu kedatangan kapal
untuk menyeberang setelah mendapatkan tiket pada loket yang
tersedia.

Gambar 2.18 Ruang Tunggu


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

5) Pos Masuk Pelabuhan


Tempat pengguna jasa melakukan pembayaran untuk memasuki
area pelabuhan.
Gambar 2. 19 Pos Masuk Pelabuhan
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

6) Lapangan Parkir Kendaraan Menyeberang


Area parkir merupakan suatu tempat yang digunakan oleh
kendaraan di pelabuhan untuk menunggu masuk ke dalam kapal
atau biasa disebut lapangan parkir siap muat serta mengadakan
pengecekan ulang atas bus yang telah diperiksa pada pos
pemeriksa manifes.

Gambar 2. 20 Lapangan Parkir Antar/Jemput Penumpang


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

7) Toilet/WC
Toilet merupakan suatu ruangan yang didesain khusus lengkap
dengan kloset, persediaan air dan segala pernak-pernik yang ada di
dalamnya. Keberadaan toilet sangat diwajibkan di setiap rumah,
kantor, fasilitas umum dan berbagai tempat yang memungkinkan.

Gambar 2. 21 Toilet/WC
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

8) ATM
Pada pelabuhan penyeberangan Bolok terdapat 1 Atm center.

Gambar 2. 22 ATM
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023
Tabel 2. 13 Luasan Fasilitas Daratan Pelabuhan Penyeberangan Bolok
Kondisi
Dimensi
No. Jenis Fasilitas Vol. Satuan Ket.
Baik Rusak
P L T
1. Gedung Operasional Ada
22,7 29,6 671,92 m² 
Kantor
Lapangan Parkir Siap Ada
2. 57,5 52,3 3.000 m² 
Muat
Lapangan Parkir
3. 48 54.5 2.616 m2 
Antar/jemput
4. Lampu Penerangan di Ada
24 titik 
Area Pelabuhan
19,9 10,4 2,7 206,96 m²  Ada
5. Ruang Tunggu
2,64 3,8 2,7 10,032 m²  Ada
6. Loket Tiket
7 5 35 m²  Ada
7. Pos KP3
Tidak
8. Jembatan Timbang - - - 1 buah 
Berfungsi
9. WC / Toilet 2,25 2 2,7 4,5 buah  Ada
6 6 1 unit 
10. Bak Air Bersih Ada
- - - - ton
11. Tanki BBM - - Tidak Ada

12. Listrik (PLN) - - - 30.000 KVA/watt Ada
Air (PAM/ Air 35.000 m³
13.  Ada
Tanah)
14. Mushola 5 6 30 m² - - Ada

15. Pagar Pelabuhan 1500 m² Ada
16. Pintu Gerbang - - - - unit - - Belum Ada
3,1 15,1 2,7 46,81 m² 
17. Gudang Ada
3 2 6 m² 
18. Ruang Menyusui Ada
102 1,2 - 122,4 m²
19. Taman - - Ada
- - - - m²
20. Jalur Hijau - - -
21. Pemadam Kebakaran - - - - kg/unit - - Tidak Ada
22. Fasilitas
Usaha Penunjang
a. Kantin 20 unit  Ada
b. Wartel unit - - Tidak Ada
c. ATM 1,5 1,5 1 unit  Ada
23. Akses Jalan
a. Menuju Pelabuhan 1800 m 
b.Dalam Pelabuhan 250 m 
24. Rumah Dinas/Mess 117 m²  Ada
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

b. Fasilitas perairan di Pelabuhan Penyeberangan Bolok


1) Dermaga
Pelabuhan Penyeberangan Bolok merupakan pelabuhan dengan
tipe dermaga Movable Bridge (MB) yang memiliki 2 (dua)
Movable Bridge yang dioperasikan untuk kapal Ro-Ro. Berikut
adalah dermaga Movable Bridge yang terdapat di Pelabuhan
Penyeberangan Bolok.

Gambar 2. 23 Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Bolok


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

2) Gangway
Gangway atau koridor sebagai sarana penguhubung penumpang
menuju ke kapal dari ruang tunggu. Kondisi gangway saat ini baik
dan bisa digunakan untuk jalur penumpang menuju kapal.

Gambar 2. 24 Gangway
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023
3) Cause Way
Lahan yang digunakan sebagai jalan penghubung untuk menuju
dermaga. Cause way digunakan sebagai jalan untuk kendaraan
yang akan masuk dan keluar kapal.

Gambar 2. 25 Cause Way


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

4) Ruang Kontrol Movable Bridge


Dalam operasional kapal di dermaga, fungsi jembatan bergerak
(movable bridge) sangat diperlukan untuk mengatasi perbedaan
pasang surut air laut karena dapat diatur sesuai dengan posisi kapal.
Jembatan bergerak diatur oleh petugas yang telah ditunjuk oleh
pengolah pelabuhan, maka disediakan juga rumah movable bridge.
Berikut rumah movable bridge yang terdapat di Pelabuhan
Penyeberangan Bolok :

Gambar 2. 26 Ruang Kontrol Movable Bridge (MB)


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023
5) Trestle
Bangunan dari dermaga yang berfungsi sebagai jalan akses dari
daratan menuju jetty atau sebaliknya.

Gambar 2. 27 Trestle
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

6) Catwalk
Catwalk adalah jembatan yang menghubungkaan dermaga
untuk menuju mooring dolphin dari dermaga. Catwalk digunakan
petugas untuk menuju bolder yang terletak di mooring dolphin
pada saat kapal akan sandar dan pada saat kapal akan berlayar.
Kondisi catwalk di dermaga II saat ini masih terdapat jalan yang
bolong sehingga petugas harus berhati-hati untuk melewati
catwalk tersebut. Berikut catwalk yang terdapat di Pelabuhan
Penyeberangan Bolok :

Gambar 2. 28 Catwalk
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023
7) Bolder
Bolder berfungsi untuk mengikat tali kapal yang sedang tambat.
Bolder biasanya terbuat dari bahan besi atau baja dan jumlahnya
tergantung pada kapasitas kapal yang akan sandar.

Gambar 2. 29 Bolder
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023
8) Fender
Fender berfungsi meredam energi kinetik kapal saat membentur
dermaga, sehingga menghindarkan dermaga dari kerusakan akibat
benturan. Fender harus dipasang di sepanjang dermaga dan
letaknya harus sedemikian rupa sehingga dapat mengenai kapal.
Oleh karena kapal mempunyai ukuran yang berlainan maka fender
harus di buat agak tinggi pada sisi dermaga.

Gambar 2. 30 Fender
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023
Tabel 2. 14 Luasan Fasilitas Perairan Pelabuhan Penyeberangan Bolok
Kondisi
Dimensi Satuan
No Jenis Fasilitas Vol Ket
Baik Rusak
P L T
1. Kolam Pelabuhan 268 175  Ada
2. Causeway 194 9,6 1.862,4 m  Ada
3. Gangway 194 2 388 m  Ada
4. Trestle 30,5 7,2 219,6 m  Ada
5. Catwalk 59,5 1,2 71,4 m  Ada
6. Breasting Dolphin I 4,1 4,1 4 buah  Ada
7. Breasting Dolphin II 4,1 4,1 3 buah  Ada
8. Mooring Dolphin I 4,1 4,1 2 buah  Ada
9. Mooring Dolphin II 4,1 4,1 2 buah  Ada
10. Movable Bridge I (MB) 20 7 140 m²  Ada
Kapasitas 40 ton  Ada
11. Movable Bridge II (MB) 20 7 140 m²  Ada
Kapasitas 40 ton  Ada
12. Fender 7 unit  Ada
13. Frontal Frame 7 buah  Ada
14. Bolar/Bolder 26 buah  Ada
15. Talut/Turap 174 m  Ada
16. Rambu Suar / SBNP - - - 2 unit Ada
17. Break Water - - - - m² - - Tidak Ada
3,7 2,
18. Ruang Kontrol MB I 3,8 14,212 m²  Ada
4 7
3,7 2,
19. Ruang Kontrol MB II 3,8 14,212 m²  Ada
4 7
20. Genset Untuk MB I 500 V KVA  Ada
21. Genset Untuk MB II 500 V KVA  Ada
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

4. Jaringan
a. Lintasan Penyeberangan Perintis
Lintasan perintis merupakan lintasan yang mendapat subsidi dari
pemerintah untuk dapat di layani guna untuk tetap memberikan
pelayanan angkutan terhadap daerah-daerah yang permintaan akan
angkutan masih sangat rendah dan membuka akses bagi daerah-daerah
yang masih terisolir.
Untuk angkutan penyeberangan di kota kupang sampai saat ini
telah memiliki trayek resmi. Lintasan yang ada di kota kupang
khususnya di Pelabuhan Penyeberangan Bolok. Trayek-trayek tersebut
diantaranya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. 15 Lintasan Penyeberangan Perintis

No Waktu Tempuh
Lintasan
Mil Menit Jam
1 Kupang – Naikliu 52 360 6
2 Kupang – Ende 150 780 13
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

b. Lintasan Penyeberangan Komersil


Adapun untuk angkutan penyeberangan di Nusa Tenggara Timur
sampai saat ini telah memiliki trayek resmi. Lintasan komersil di
Nusa Tenggara Timur khususnya di Pelabuhan Penyeberangan Bolok.
Trayek-trayek tersebut diantaranya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. 16 Lintasan Komersil di Pelabuhan Penyeberangan Bolok

No Lintasan Waktu Tempuh


Mil Menit Jam
1 Kupang–Aimere 189 1020 17
2 Kupang– Hansisi 6 30 -
3 Kupang–Kalabahi 137 780 13
4 Kupang–Larantuka 120 780 13
5 Kupang–Lewoleba 128 900 15
6 Kupang–Rote 40 180 3
7 Kupang–Sabu 115 780 13
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur
Gambar 2. 31 Trayek Lintasan Pelabuhan Penyeberangan Bolok

Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur


3. Pembinaan Angkutan

a. Sertifikasi dan Registrasi


Semua kapal yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan PT ASDP
Indonesia Ferry telah teregistrasi dan didaftarkan di Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI). Registrasi dan proses pendaftaran kapal dilakukan dimana
kapal tersebut pertama dibuat, sebelum proses registrasi dan pendaftaran,
kapal-kapal penyeberangan tersebut terlebih dahulu diukur guna mengetahui
ukuran/GT dari kapal-kapal tersebut.
Setelah Proses Pengukuran kapal di atas dilakukan, maka kapal tersebut
memiki beberapa sertifikat-sertifikat dan dokumen penunjang lainnya yang
dikeluarkan oleh instansi-intansi tertentu berdasarkan jenis sertifikat atau
dokumen penunjang yang berfungsi sebagai persyaratan kapal tersebut
beroperasi.
Sertifikat-sertifikat atau dokumen-dokumen penunjang yang dimiliki
oleh kapal antara lain, sebagai berikut:
1) SO/SV–1935
a) Sertifikat Kebangsaan
b) Surat Ukur–1969
2) SOLAS–1974
a) Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang
b) Sertifikat Keselamatan Radio(C.S.S Radio Certificate)
c) Sertifikat Pembebasan (Examption Certificate)
3) Marpol
Sertifikat Pencegahan Pencemaran oleh Minyak (IOPP Certificate)

4) Biro Klasifikasi
a) Sertifikasi Klasifikasi Lambung
b) Sertifikat Klasifikasi Mesin
c) Sertifikat Garis Muat (IILL Certificate)

5) ISM-Code & ISPS Code


a) DOC Certificate (Copy)
b) SMS Certificate
c) ISSC Certificate

6) Dokumen/Sertifikat Lain
a) Sertifikat Bebas Tikus (DEC)
b) Izin Operasi (Untuk Kapal Ro-ro)
c) Crew List

Persyaratan kelengkapan untuk pendaftaran kapal Penyeberangan pada


Pelabuhan Penyeberangan Bolok sebagai berikut :
a) Photo copy surat ukur.
b) Bukti pemilikan kapal (Akta jual beli, hibah dan lain-lain).
c) Bukti pelunasan bea balik nama kapal.
d) Surat keterangan penghapusan dari pendaftaran kapal, jika kapal tersebut
di daftar negara lain.
e) Identitas pemilik (KTP, Akta pendirian perusahaan).
f) Surat kuasa (bila diperlukan).

b. Perizinan
Sesuai pada undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 28
disebutkan bahwa penetapan izin usaha diberikan oleh:

a) Bupati/walikota yang bersangkutan bagi badan usaha yang berdomisili


dalam wilayah kabupaten/kota dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam
wilayah kabupaten/kota.
b) Gubernur provinsi yang bersangkutan bagi badan usaha yang berdomisili
dalam wilayah provinsi dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar
kabupaten/kota dalam wilayah provinsi, atau
c) Menteri bagi badan usaha yang melakukan kegiatan pada lintas pelabuhan
antar provinsi dan internasional.
c. Tarif

Tabel 2. 17 Tarif Angkutan Penyebrangan di Pelabuhan Penyeberangan Bolok


Lintasan
Kupang– Kupang– Kupang– Kupang– Kupang– Kupang– Kupang–
Larantuka Rote Aimere Kalabahi Lewoleba Ende Sabu
Penumpang
Dewasa 126.000 66.000 183.000 146.000 117.000 183.000 141.000
Anak-anak 74.000 43.000 117.000 91.000 76.000 117.000 93.000
Kendaraan
Gol I 119.000 72.000 159.000 129.000 114.000 159.000 116.000
Gol II 425.000 242.000 582.000 464.000 407.000 582.000 413.000
Gol III 433.000 251.000 590.000 472.000 415.000 590.000 422.000
Gol IV A 2.017.000 1.148.000 2.768.000 2.202.000 1.826.000 2.768.000 1.963.000
Gol IV B 1.836.000 1.039.000 2.532.000 2.006.000 1.757.000 2.523.000 1.787.000
Gol V A 4.775.000 2.720.000 6.547.000 5.212.000 4.570.000 6.547.000 4.947.000
Gol V B 3.223.000 1.831.000 4.423.000 3.519.000 3.084.000 4.432.000 3.136.000
Gol VI A 8.323.000 4.741.000 11.411.000 9.084.000 7.965.000 11.411.000 8.099.000
Gol VI B 5.251.000 2.983.000 7.025.000 5.732.000 5.024.000 7.205.000 5.109.000
Gol VII 6.999.000 4.057.000 9.533.000 7.623.000 6.705.000 9.533.000 6.815.000
Gol VIII 9.599.000 5.431.000 13.103.000 10.462.000 9.193.000 13.103.000 9.345.000
Gol IX 23.192.000 13.048.000 31.936.000 23.347.000 17.993.000 31.936.000 22.559.000
Lintasan
Kupang– Kupang– Kupang– Kupang– Kupang– Kupang–
Waingapu Solor Adonara Raijua Ndao Labuan Bajo
Penumpang
Dewasa 200.000 121.000 112.000 113.000 106.000 210.000
Anak-anak 122.000 69.000 64.000 85.000 75.000 129.000
Kendaraan
Gol I 177.000 119.000 125.000 123.000 94.000 204.000
Gol II 653.000 427.000 448.000 443.000 327.000 755.000
Gol III 661.000 435.000 456.000 451.000 335.000 763.000
Gol IV A 3.788.000 1.918.000 2.011.000 1.990.000 1.467.000 3.396.000
Gol IV B 3.857.000 1.846.000 1.936.000 1.916.000 1.408.000 3.280.000
Gol V A 7.343.000 4.801.000 5.032.000 4.981.000 3.670.000 8.499.000
Gol V B 4.962.000 3.241.000 3.397.000 3.362.000 2.467.000 5.744.000
Gol VI A 12.799.000 8.968.000 8.771.000 8.681.000 6.397.000 14.813.000
Gol VI B 8.082.000 5.279.000 5.543.000 5.477.000 4.033.000 9.356.000
Gol VII 110.671.00 7.036.000 7.366.000 7.293.000 5.420.000 12.323.000
Gol VIII 14.677.000 9.650.000 10.107.000 10.005.000 7.415.000 16.961.000
Gol IX 40.988.000 18.913.000 19.833.000 19.629.000 14.416.000 33.643.000
Sumber : Badan Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur
d. Asuransi
Asuransi kecelakaan pada angkutan penyeberangan yang dikelola oleh PT.
ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang memiliki tingkat
tanggungan yang sama berdasarkan jarak lintasan dan tarif yang berlaku pada
tiap-tiap lintasan yang ada.Penumpang dan kendaraan yang membeli tiket
secara resmi dari loket yang terdapat di masing-masing pelabuhan
penyeberangan terjamin melalui jasa asuransi PT. JASA RAHARJA. (UU
No. 33 Tahun 1964).
Berikut adalah gambar tiket penyeberangan yang terdapat jumlah
tanggungan asuransi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok :

Gambar 2. 32 Tiket Angkutan Penyeberangan


Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur
Tabel 2. 18 Data Produktivitas Keberangkatan Pelabuhan Penyeberangan Bolok 5 Tahun
Terakhir
TAHUN
URAIAN
2018 2019 2020 2021 2022
PENUMPANG
168754 272834 117393 267051 352223
KENDARAAN
Golongan I 0 0 0 134 80
Golongan II 45648 88060 38563 62126 64192
Golongan III 1 0 0 121 65
Golongan IV A 2580 5745 3493 7161 5997
Golongan IV B 3544 6189 3551 7653 6763
Golongan V A 39 13 10 241 159
Golongan V B 7561 13347 7565 13321 10003
Golongan VI A 40 25 0 45 39
Golongan VI B 1280 1977 797 1671 1077
Golongan VII 79 197 48 581 270
Golongan VIII 13 37 22 55 40
Golongan IX 34 72 23 105 82
Jumlah 61008 115634 54073 93214 88606
Trip 1339 2207 1218 2977 1801
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

Produktifitas Keberangkatan Penumpang 5 Tahun


400000
350000
300000
250000

200000
150000
100000
50000
0
2018 2019 2020 2021 2022

Produktifitas Keberangkatan Penumpang 5 Tahun


Gambar 4.34.Grafik Produktivitas Keberangkatan Penumpang 5 tahun terakhir
Pelabuhan Penyeberangan Bolok
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur
Produktifitas Keberangkatan Kendaraan 5 Tahun
100000
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
n
I II III A B A B IA IB II III IX
nga g an an IV IV n
V n
V V V n
V
n
V an
g n n a an n a g
ol
o on on ga ga ng
a
ng ga ng ng
a
on
G ol ol on on lo lo o ng on lo lo ol
G G ol ol o o ol ol o o G
G G G G G G G G

2018 2019 2020 2021 2022

Gambar 4. 35 Grafik Produktivitas Keberangkatan Kendaran 5 tahun terakhir


Pelabuhan Penyeberangan Bolok
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

Tabel 2. 19 Data Produktivitas Kedatangan Pelabuhan Penyeberangan Bolok 5 Tahun


Terakhir
TAHUN
URAIAN
2018 2019 2020 2021 2022
PENUMPANG
122293 126417 106485 266564 352150
KENDARAAN
Golongan I 0 0 0 115 76
Golongan II 37453 42713 36600 62087 63445
Golongan III 1 0 0 120 61
Golongan IV A 2465 2974 3077 7055 5897
Golongan IV B 2355 2962 2990 7568 6760
Golongan V A 92 11 17 235 154
Golongan V B 6287 7073 6793 13245 10005
Golongan VI A 55 14 6 38 35
Golongan VI B 962 1016 791 1576 1069
Golongan VII 89 107 29 570 268
Golongan VIII 20 14 12 52 38
Golongan IX 33 45 25 103 75
Jumlah 49784 56899 50327 92791 87884
Trip 1322 1215 1213 2968 1795
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur
Produktifitas Kedatangan Penumpang 5 Tahun
400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0
2018 2019 2020 2021 2022

Produktifitas Kedatangan Penumpang 5 Tahun


Gambar 2. 33 Grafik Produktivitas Kedatangan Penumpang 5 tahun terakhir Pelabuhan
Penyeberangan Bolok
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur

Produktifitas Kedatangan Kendaraan 5 Tahun


70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
an
I
n
II III A
V
B A
V
B IA IB V
II III IX
g g a an IV I V n V V n V an
o n n g n n an a n n a an g
ol ol
o on ga ga ng ng ga ga ng ng on
G G ol lon lon lo olo lon lon olo lo ol
G o o o G o o G o G
G G G G G G

2018 2019 2020 2021 2022


Gambar 2. 34 Grafik Produktivitas Kedatangan Penumpang 5 tahun terakhir Pelabuhan
Penyeberangan Bolok
Sumber : Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur
Tabel 2. 20 Data Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Bolok Selama 30 Hari
Kendaraan

Pnpg Jumlah Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. Gol.


No. Hari/Tanggal Trip Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. Gol.
(Org) Kendaraan V IV V V VI VI
I II III VII VIII IX
A B A B A B

1 Sabtu, 01 April 2023 6 815 199 0 126 0 12 27 0 30 0 3 1 0 0

2 Minggu. 02 April 2023 5 937 163 0 117 0 15 9 0 21 0 1 0 0 0

3 Senin,03 April 2023 4 414 112 0 84 0 7 6 0 12 0 2 1 0 0

4 Selasa, 04 April 2023 6 1357 229 0 161 0 15 20 0 30 0 3 0 0 0

5 Rabu, 05 April 2023 5 1480 220 0 166 0 12 14 0 23 0 4 1 0 0

6 Kamis, 06 April 2023 6 1122 234 0 173 0 16 16 0 24 0 4 1 0 0

7 Jumat, 07 April 2023 4 361 127 0 93 0 7 11 0 15 0 1 0 0 0

8 Sabtu, 08 April 2023 5 602 126 0 95 0 6 14 0 10 0 1 0 0 0

9 Minggu. 09 April 2023 5 431 89 0 63 0 3 15 0 8 0 0 0 0 0

10 Senin,10 April 2023 1 35 11 0 7 0 1 2 0 1 0 0 0 0 0


Kendaraan

Pnpg Jumlah Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. Gol.


No. Hari/Tanggal Trip Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. Gol.
(Org) Kendaraan V IV V V VI VI
I II III VII VIII IX
A B A B A B

11 Selasa, 11 April 2023 1 91 52 0 38 0 1 12 0 1 0 0 0 0 0

12 Rabu, 12 April 2023 5 616 163 0 122 0 5 14 0 18 0 4 0 0 0

13 Kamis, 13 April 2023 6 978 244 0 170 0 27 4 0 37 0 5 1 0 0

14 Jumat, 14 April 2023 4 388 108 0 75 0 6 15 2 8 0 2 0 0 0

15 Sabtu, 15 April 2023 5 820 166 0 100 0 9 21 0 31 0 4 0 0 1

16 Minggu. 16 April 2023 5 794 181 0 133 0 10 18 0 20 0 0 0 0 0

17 Senin,17 April 2023 6 970 211 0 142 0 17 8 0 35 0 8 0 0 1

18 Selasa, 18 April 2023 5 1775 307 0 227 1 17 32 0 27 0 2 1 0 0

19 Rabu, 19 April 2023 4 1455 309 0 249 0 31 12 0 15 0 2 0 0 0

20 Kamis, 20 April 2023 6 2187 443 0 365 0 32 12 0 31 0 3 0 0 0

21 Jumat, 21 April 2023 5 1002 327 0 260 0 31 12 0 21 0 2 0 1 0


Kendaraan

Pnpg Jumlah Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. Gol.


No. Hari/Tanggal Trip Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. Gol.
(Org) Kendaraan V IV V V VI VI
I II III VII VIII IX
A B A B A B

22 Sabtu, 22 April 2023 7 1453 479 0 362 0 69 36 0 10 0 2 0 0 0

23 Minggu. 23 April 2023 8 1271 372 0 284 0 46 20 0 20 0 2 0 0 0

24 Senin, 24 April 2023 5 1030 327 0 278 0 24 8 0 13 0 2 2 0 0

25 Selasa, 25 April 2023 6 1618 398 0 317 0 46 10 0 24 0 0 0 0 1

26 Rabu, 26 April 2023 4 494 116 0 80 0 12 13 1 7 0 3 0 0 0

27 Kamis, 27 April 2023 7 1303 338 0 223 0 41 38 0 34 0 2 0 0 0

28 Jumat, 28 April 2023 5 826 170 0 109 0 29 10 0 21 0 1 0 0 0

29 Sabtu, 29 April 2023 6 884 322 0 226 0 41 25 0 22 0 7 0 1 0

30 Minggu. 30 April 2023 7 1185 279 0 179 0 47 25 6 21 0 1 0 0 0

Sumber: Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023


Tabel 2. 21 Data Produktivitas Keberangkatan 30 Hari Pelabuhan Penyeberangan Bolok Lintas Kupang–Rote
Keberangkatan

Kendaraan Golongan
No. Tanggal Penumpang
Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. V Gol. V Gol. Gol. Gol Gol Gol
I II III IV A IV B A B VI A VI B VII VIII IX
1 Mei
1 426 0 56 0 6 3 0 6 0 1 0 0 1
2023
2 Mei
2 318 0 56 0 5 5 0 9 0 1 1 1 4
2023
3 Mei
3 212 0 29 0 1 1 0 10 0 5 0 0 0
2023
4 Mei
4 238 0 39 0 7 2 0 9 0 1 0 0 0
2023
5 Mei
5 217 0 30 0 4 0 0 9 0 3 0 0 0
2023
6 Mei
6 256 0 48 0 4 1 0 9 0 1 0 0 0
2023
7 Mei
7 319 1 80 1 3 1 0 10 0 2 0 0 0
2023
8 Mei
8 247 0 40 0 3 2 0 3 0 1 0 0 0
2023
9 Mei
9 246 0 38 0 1 1 0 7 0 2 1 1 1
2023
Keberangkatan

Kendaraan Golongan

No. Tanggal Penumpang


Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. V Gol. V Gol. Gol. Gol Gol Gol
10 Mei I II III IV A IV B A B VI A VI B VII VIII IX
10 311 0 37 0 6 2 0 16 0 5 0 0 0
2023
11 Mei
11 25 0 31 0 4 4 0 13 0 0 0 0 0
2023
12 Mei
12 263 0 29 0 6 1 0 14 0 0 0 0 0
2023
13 Mei
13 270 0 51 0 3 1 0 10 0 3 0 0 0
2023
14 Mei
14 391 0 54 0 2 6 0 11 0 5 0 0 0
2023
15 Mei
15 184 0 26 0 0 2 0 2 0 1 0 0 0
2023
16 Mei
16 0 0 0 0 0 0
2023 251 30 5 2 6 2 2
17 Mei
17 0 0 0 0 0 0 0
2023 473 71 10 2 17 1
18 Mei
18 0 0 0 0 0 0 0
2023 31 40 1 6 1
19 Mei
19 0 0 0 0 0 0 0
2023 157 41 1 4 4
20 Mei
20 0 0 0 0 0 0 0
2023 263 42 1 3 10 2
Keberangkatan

Kendaraan Golongan

No. Tanggal Penumpang


Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. Gol. V Gol. V Gol. Gol. Gol Gol Gol
21 Mei I II III IV A IV B A B VI A VI B VII VIII IX
21 0 0 0 0 0 0
2023 303 61 5 3 11 2 1
22 Mei
22 0 0 0 0 0 0 0
2023 203 27 1 5 12 3
23 Mei
23 0 0 0 0 0 0 0
2023 149 32 4 7 6 2
24 Mei
24 0 0 0 0 0 0 0
2023 149 32 4 7 6 2
25 Mei
25 0 0 0 0 0 0 0
2023 303 61 1 2 10 1
26 Mei
26 0 0 0 0 0 0 0
2023 318 52 4 4 13 1
27 Mei
27 0 0 0 0 0 0 0
2023 286 52 3 1 6 6
28 Mei
28 0 0 0 0 0 0 0
2023 187 29 3 4 9 3
29 Mei
29 0 0 0 0 0 0
2023 120 15 3 1 9 1 1
30 Mei
30 0 0 0 0 0
2023 172 34 1 2 8 4 0 1
Sumber: Hasil Survei Tim PKL Kupang (2023)
Tabel 2. 22 Data Produktivitas Kedatangan 30 Hari Pelabuhan Penyeberangan Bolok Lintas Kupang–Rote
Kedatangan

Kendaraan Golongan
No. Tanggal Penumpang
Gol. Gol. Gol. Gol. IV Gol. IV Gol. V Gol. V Gol. VI Gol. Gol. Gol. Gol.
I II III A B A B A VI B VII VIII IX
1 Mei
1 340 0 51 0 3 1 0 15 0 0 0 0 0
2023
2 Mei
2 288 0 43 0 2 2 0 15 0 5 0 0 0
2023
3 Mei
3 471 0 112 0 5 0 0 13 0 0 0 0 0
2023
4 Mei
4 292 0 45 0 3 1 0 7 0 3 0 0 0
2023
5 Mei
5 163 0 20 0 2 1 0 9 0 2 0 0 0
2023
6 Mei
6 393 0 61 0 3 0 0 6 0 4 0 0 0
2023
7 Mei
7 429 0 71 0 3 0 0 7 0 0 0 0 0
2023
8 Mei
8 285 0 38 0 3 2 0 9 0 1 0 0 0
2023
Kedatangan

Kendaraan Golongan

No. Tanggal Penumpang


Gol. Gol. Gol. Gol. IV Gol. IV Gol. V Gol. V Gol. VI Gol. Gol. Gol. Gol.
9
9 Mei
257
I0 II
32
III
0
A
1
B
1
A0 B
10
A0 VI3 B VII
0
VIII
0
IX
0
2023
10 Mei
10 292 0 42 0 6 3 0 10 0 0 0 0 0
2023
11 Mei
11 319 0 41 0 6 2 0 13 0 3 0 0 0
2023
12 Mei
12 261 0 29 0 3 1 0 13 0 3 0 0 0
2023
13 Mei
13 225 0 25 0 4 4 0 13 0 3 0 0 1
2023
14 Mei
14 252 0 57 0 0 2 0 6 0 1 0 0 0
2023
15 Mei
15 242 0 33 0 2 1 0 8 0 0 0 0 0
2023
16 Mei
16
2023 212 0 35 0 5 4 0 6 0 2 0 0 0
17 Mei
17
2023 340 0 58 0 1 2 0 15 0 1 0 0 0
18 Mei
18
2023 292 0 47 0 4 3 0 13 0 1 0 0 0
19 Mei
19
2023 336 0 48 0 2 3 0 10 0 4 0 0 0
20 Mei
20
2023 70 0 11 0 1 0 0 6 0 1 1 0 0
Kedatangan

Kendaraan Golongan

No. Tanggal Penumpang


Gol. Gol. Gol. Gol. IV Gol. IV Gol. V Gol. V Gol. VI Gol. Gol. Gol. Gol.
21 Mei I II III A B A B A VI B VII VIII IX
21
2023 391 0 57 0 1 3 0 12 0 0 0 0
22 Mei
22
2023 217 0 38 0 4 0 0 10 0 2 0 0 0
23 Mei
23
2023 136 0 26 0 1 1 0 9 0 5 0 0 0
24 Mei
24
2023 120 0 20 0 1 1 0 11 0 2 0 0 0
25 Mei
25
2023 201 0 23 0 1 4 0 14 0 2 0 0 0
26 Mei
26
2023 226 0 29 0 4 3 0 14 0 2 0 0 0
27 Mei
27
2023 299 0 32 0 4 5 0 10 0 1 0 0 0
28 Mei
28
2023 300 0 47 0 0 1 0 5 0 3 0 0 1
29 Mei
29
2023 194 0 28 0 1 1 0 6 0 2 0 0 0
30 Mei
30
2023 272 0 37 0 0 1 0 13 0 1 1 0 0
Sumber: Hasil Survei Tim PKL Kupang (2023)
Tabel 2. 23 Data Produktivitas keberangkatan 30 Hari Pelabuhan Penyeberangan Bolok
Lintas Kupang–Hansisi

No. Tanggal Trip Penumpang

1 01 April 2023 2 156


2 02 April 2023 2 66
3 03 April 2023 1 42
4 04 April 2023 1 98
5 05 April 2023 2 101
6 06 April 2023 1 88
7 07 April 2023 1 55
8 08 April 2023 2 82
9 09 April 2023 2 72
10 10 April 2023 1 32
11 11 April 2023 1 91
12 12 April 2023 1 51
13 13 April 2023 1 58
14 14 April 2023 1 75
15 15 April 2023 2 106
16 16 April 2023 2 103
17 17 April 2023 1 32
18 18 April 2023 1 78
19 19 April 2023 1 155
20 20 April 2023 1 125
21 21 April 2023 1 162
22 22 April 2023 2 272
23 23 April 2023 2 208
24 24 April 2023 1 110
25 25 April 2023 1 268
26 26 April 2023 1 101
27 27 April 2023 1 189
28 28 April 2023 1 60
29 29 April 2023 2 243
30 30 April 2023 2 88
Sumber: Hasil Survei Tim PKL Kupang (2023)
Tabel 2. 24 Data Produktivitas kedatangan 30 Hari Pelabuhan Penyeberangan Bolok
Lintas Kupang–Hansisi

No. Tanggal Trip Penumpang

1 01 April 2023 2 135


2 02 April 2023 2 100
3 03 April 2023 1 73
4 04 April 2023 1 47
5 05 April 2023 1 87
6 06 April 2023 1 58
7 07 April 2023 1 26
8 08 April 2023 2 63
9 09 April 2023 2 119
10 10April 2023 1 83
11 11 April 2023 1 105
12 12 April 2023 1 97
13 13 April 2023 1 46
14 14 April 2023 1 57
15 15 April 2023 2 134
16 16 April 2023 2 130
17 17 April 2023 1 107
18 18 April 2023 1 46
19 19 April 2023 1 86
20 20 April 2023 1 117
21 21 April 2023 1 133
22 22 April 2023 2 174
23 23 April 2023 2 136
24 24 April 2023 1 105
25 25 April 2023 1 97
26 26 April 2023 1 75
27 27 April 2023 1 11
28 28 April 2023 1 44
29 29 April 2023 2 190
30 30 April 2023 2 220
Sumber: Hasil Survei Tim PKL Kupang (2023)

e. Angkutan Berbahaya dan Beracun (B3)


Angkutan barang berbahaya dan beracun Pelabuhan Penyeberangan
Bolok memiliki prosedur sebagai berikut :
Barang berbahaya yang akan dimuat di kapal harus dengan
persetujuan pemimpin cabang dan nakhoda.
1) Bagian operasi mengidentifikasi dan memeriksa
barangberbahaya yang akan dimuat di kapal terhadap:
a) Tingkat resiko/bahaya dan jenis barang berbahaya yang akan
dimuat.
b) Fasilitas dan kesiapan personil di kapal.
c) Kesiapan alat keselamatan
d) Fasilitas untuk bongkar/muat.
2) Bagian operasi melanjutkan pemeriksaan terhadap hal-hal sebagai
berikut:
a) Pemeriksaan surat-surat berbahaya.
b) Jumlah barang.
c) Penataan barang diatas kapal.
d) Kondisi barang.
e) Penanganan barang bila terjadi kerusakan atau kebocoran dan lain-
lain.
f) Pengawasan barang selama pelayaran oleh pihak kapal dan pemilik
barang.
3) Apabila kondisi barang memenuhi syarat, maka dibuatkan surat
persetujuan kepemilik barang, jika tidak muatan ditolak.
a) Bagian operasi melakukan koordinasi dengan Nahkoda untuk
membuat perencanaan pemuatan ke kapal.
b) Pengaturan barang pengaturan barang berbahaya di Pelabuhan
dan dikapal dilakukan sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan segi keamanan.

BAB III

LANDASAN HUKUM
A. Landasan Hukum
Angkutan Penyeberangan di Nusa Tenggara Timur di operasikan oleh PT
ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang yang diawasi langsung oleh
BPTD Kelas II Nusa Tenggara Timur. Adapun landasan hukum yang
digunakan dalam penulisan laporan kelompok Praktik Kerja Lapangan (PKL)
adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran.
a. Pasal 1 ayat (1)
Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di
perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan
lingkungan maritim
b. Pasal 1 ayat (3)
Angkutan di perairan adalah kegiatan mengangkut dan/atau
memindahkan penumpang dan/atau barang dengan menggunakan kapal.
c. Pasal 1 ayat (6)
Trayek adalah rute atau lintasan pelayanan angkutan dari satu pelabuhan
ke pelabuhan lainnya.
d. Pasal 1 ayat (14)
Kepelabuhanan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan
fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban
arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar,
tempat perpindahan intra dan/atau antar moda, serta mendorong
perekonomian nasional dan daerah.
e. Pasal 1 ayat (16)
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang,
berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi.
f. Pasal 1 ayat (36)
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik
atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis,kendaraan di bawah permukaan air,serta alat apung dan
bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
g. Pasal 22 ayat (1)
Angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta
api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang
dan/atau kendaraan beserta muatannya
h. Pasal 94
Dalam melaksanakan kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan jasa
kepelabuhan badan usaha pelabuhan berkewajiban:
1) Menyediakan dan memelihara kelayakan fasilitas pelabuhan
2) Memberikan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan sesuai
dengan standar pelayanan yang ditetapkan oleh pemerintah
3) Menjaga keamanan, keselamatan dan ketertiban pada fasilitas
pelabuhan yang dioperasikan
4) Memelihara kelestarian lingkungan
5) Memenuhi kewajiban sesuai dengan konsesi dalam perjanjian dan
6) Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undang, baik secara
nasional maupun internasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhan:
a. Pasal 1 ayat (13)
Angkutan Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta
api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan
kendaraan beserta muatannya. Kriteria lintas penyeberangan:
a) Menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang
terputus oleh laut, selat, teluk maupun sungai;
b) Melayani lintas dengan trayek tetap dan teratur;
c) Berfungsi sebagai jembatan bergerak;
d) Menghubungkan antar dua Pelabuhan;
e) Tidak mengangkut barang lepas, tercantum pada (PP 82 Tahun 1999
Pasal 7).
b. Pasal 21
Menjelaskan rencana induk pelabuhan laut dan rencana induk pelabuhan
sungai dan danau meliputi rencana peruntukan wilayah daratan dan
perairan yang disusun berdasarkan kriteria kebutuhan sebagai berikut:
1) Fasilitas pokok dan;
2) Fasilitas penunjang

3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan


Minimal Angkutan Penyeberangan.
a. Pasal 1 ayat (1)
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan yang selanjutnya
disebut SPM Angkutan Penyeberangan adalah persyaratan minimal yang
harus dipenuhi oleh perusahaan angkutan penyeberangan dalam
memberikan pelayanan kepada pengguna jasa.
b. Pasal 3 ayat (2)
SPM Angkutan Penyeberangan untuk pemuatan kendaraan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b meliputi aspek:
1) Keselamatan;
2) Keamanan; dan
3) Kemudahan.

c. Pasal 3 ayat (3)


SPM Angkutan Penyeberangan untuk pengoperasian kapal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c meliputi aspek: a. keamanan; b.
kenyamanan; dan c. keteraturan.
d. Pasal 4 ayat (2)
SPM Angkutan Penyeberangan untuk pemuatan kendaraan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf b terdiri atas:
1) Pintu rampa;
2) Ruang untuk kendaraan.
e. Pasal 4 ayat (3)
SPM Angkutan Penyeberangan untuk pengoperasian kapal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c terdiri atas: a. kecepatan dinas kapal;
dan b. pemenuhan jadwal.
f. Pasal 13 ayat (1)
Untuk memenuhi SPM Angkutan Penyeberangan, dilakukan
pemeriksaan oleh Petugas Pemeriksa SPM Angkutan Penyeberangan.
g. Pasal 13 ayat (2)
Dalam hal telah memenuhi SPM Angkutan Penyeberangan, diberikan
surat keputusan SPM Angkutan Penyeberangan.
h. Pasal 13 ayat (3)
Pemenuhan surat keputusan SPM Angkutan Penyeberangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh :
a. Menteri, untuk pelayanan Angkutan Penyeberangan lintas antarnegara
dan/atau antarprovinsi;
b. Gubernur, untuk pelayanan Angkutan Penyeberangan lintas
antarkabupaten/kota dalam provinsi; dan
c. Bupati/wali kota, untuk pelayanan Angkutan Penyeberangan lintas
dalam kabupaten/kota.
i. Pasal 13 ayat (4)
Pemenuhan penetapan surat keputusan yang ditetapkan oleh Menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a ditandatangani oleh
Direktur Jenderal.

j. Pasal 13 ayat (5)


Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku paling lama 1
(satu) tahun atau sampai dengan kapal dok.
k. Pasal 15 ayat (1)
Untuk memastikan pemenuhan SPM Angkutan Penyeberangan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 13, dilakukan monitoring dan
evaluasi.
l. Pasal 15 ayat (2)
Monitoring dan evaluasi secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan secara :
1) berlaka; dan/atau
2) insidental
m. Pasal 15 ayat (3)
Monitoring dan evaluasi secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a dilaksanakan setelah diperoleh persetujuan SPM Angkutan
Penyeberangan.
n. Pasal 15 ayat (4)
Monitoring dan evaluasi secara insidental sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dilaksanakan dalam hal terdapat laporan atau aduan dari
pengguna jasa.
o. Pasal 15 ayat (5)
Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh menteri melalui Direktur Jenderal, Gubernur, dan
Bupati/Wali Kota sesuai dengan kewenangan.
p. Pasal 15 ayat (6)
Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
digunakan sebagai dasar evaluasi terhadap pemberian SPM Angkutan
Penyeberangan.
q. Pasal 15 ayat (7)
Dalam hal hasil monitoring dan evaluasi secara berkala sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditemukan pelanggaran, Perusahaan Angkutan
Penyeberangan dikenai sanksi berupa dikeluarkan dari jadwal operasi
sampai dengan terpenuhinya SPM Angkutan Penyeberangan.
r. Pasal 15 ayat (8)
Dalam hal hasil monitoring dan evaluasi secara berkala sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) ditemukan pelanggaran, Perusahaan Angkutan
Penyeberangan dikenai sanksi berupa pencabutan Surat Keputusan SPM
Angkutan Penyeberangan.
s. Lampiran ke-1 (satu) hal. 3 bagian a
Informasi dan himbauan antara lain memuat:
a) Dilarang merokok.
b) Dilarang menghidupkan mesin kendaraan selama pelayaran sampai
pintu rampa dibuka kembali.
c) Dilarang membuang sampah ke laut.
d) Pemberitahuan ketika kapal akan berlayar dan sandar.
t. Lampiran ke-1 (satu) hal. 3 bagian b
Tersedianya perlengkapan keselamatan pada saat pemuatan kendaraan
berupa:
a) Hidran
b) APAR
c) Sprinkler dan alat pendeteksi asap
d) Petunjuk jalur evakuasi
e) Memiliki alat lashing dan ganjal
f) Memiliki scupper
g) Terdapat marka pada cardeck dan pintu rampa.
u. Lampiran ke-1 (satu) hal. 4 bagian a
Tersedia peralatan pencegah tindak kriminal.
v. Lampiran ke-1 (satu) hal. 4 bagian b
Tersedia Lampu penerangan dengan intensitas cahaya sebesar 200-300
lux.
w. Lampiran ke-1 (satu) hal. 4 bagian c
Lantai ruangan untuk kendaraan dilengkapi dengan garis lajur
kendaraan, warna cat lantai geladak hijau dengan garis lajur kendaraan
kuning.
1) Dapat dilihat dengan jelas.
2) Jarak antara salah satu sisi kendaraan sekurang-kurangnya 60 cm.
3) Jarak antara muka dan belakang masing-masing kendaraan adalah 30
cm.
4) Untuk kendaraan yang sisi sampingnya bersebelahan dengan dinding
kapal, berjarak 60 cm dihitung dari lapisan dinding dalam atau sisi
luar gading-gading (frame)
x. Lampiran ke-1 (satu) hal. 13 bagian a :
1) Paling sedikit memiliki 2 pintu rampa yang digunakan untuk jalan
keluar dan masuk.
2) Akses kendaraan dari dan ke geladak atas (upper deck) harus tersedia
dudukan atau tumpuan untuk rampa dermaga yang digunakan untuk
jalan keluar masuk kendaraan.
3) Akses penumpang dari dan ke geladak atas (upper deck) harus tersedia
dudukan atau tumpuan untuk rampa dermaga yang digunakan untuk
jalan keluar masuk penumpang.
y. Lampiran ke-1 (satu) hal.14 bagian b : Ruang geladak kapal untuk
kendaraan harus memenuhi.
1) Lantai ruang kendaraan harus dirancang mampu menahan beban
kendaraan roda empat atau lebih dengan muatan sumbu terberat
(MST) 10 ton.
2) Tinggi ruang geladak untuk membuat kendaraan golongan 1 sampai V
sekurang-kurangnya 250 cm;
3) Untuk stabilitas memanjang, setiap kendaraan harus diganjal dan
untuk stabilitas melintang, apabila diperkirakan kondisi perairan dapat
mengakibatkan kemiringan kapal lebih dari 10 (sepuluh) derajat maka
kendaraan wajib diikat (lashing).
4) Antara pintu rampa haluan/buritan dengan batas sekat tubrukan diberi
tanda garis pembatas.
5) Ruang Kendaraan harus disediakan lampu penerangan, sistem
sirkulasi udara, jalan penghubung antara ruang kendaraan dan ruang
penumpang.
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 104 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan.
a. Pasal 1 ayat (1)
Angkutan Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur
kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang
dan kendaraan beserta muatannya.
b. Pasal 1 ayat (4)
Kapal Angkutan Penyeberangan adalah Kapal Motor Penyeberangan
(KMP) yang merupakan kendaraan air yang digerakkan tenaga mekanik,
berfungsi sebagai jembatan bergerak pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi.
c. Pasal 1 ayat (36)
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik
atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis,kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan
bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
d. Pasal 22 ayat (1)
Angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta
api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang
dan/atau kendaraan beserta muatannya.
e. Pasal 1 ayat (9)
Lintas Penyeberangan adalah suatu alur perairan di laut, selat, teluk,
sungai dan/atau danau yang ditetapkan sebagai Lintas Penyeberangan.
f. Pasal 24 ayat (1)
Penempatan jumlah kapal pada setiap Lintas Penyeberangan harus
memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan pengguna jasa dan
penyedia jasa angkutan.

5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 115 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengangkutan Kendaraan di Atas Kapal
a. Pasal 1 Ayat (6)
Kapal Ro-Ro adalah kapal yang memiliki satu atau lebih geladak baik
terbuka maupun tertutup yang digunakan untuk mengangkut segala jenis
kendaraan sebagai muatan yang dimuat melalui sistem pintu rampa
dibagian depan maupun belakang kapal dan dimuat serta dibongkar dari
dan ke atas kapal menggunakan kendaraan atau platform yang dilengkapi
dengan roda.
b. Pasal 5 Ayat (1)
Setiap kendaraan yang diangkut di atas kapal wajib dilengkapi informasi
mengenai jenis dan berat muatan.
c. Pasal 5 Ayat (2)
Kendaraan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) wajib terlebih
dahulu ditimbang sebelum dimuat kapal untuk memastikan berat kotor
kendaraan beserta muatannya.
d. Pasal 7 Ayat (2)
Apabila kapal yang tersedia tidak memiliki kekuatan geladak yang
sesuai, maka kendaraan tersebut harus dipisahkan dan menunggu kapal
dengan kekuatan geladak yang sesuai.
e. Pasal 8 Ayat (1)
Perusahaan angkutan diperairan bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan keamanan kendaraan beserta penumpang dan/barang
yang diangkutnya 5
f. Pasal 17 Ayat (1)
Kendaraan harus ditempatkan memanjang (membujur) searah haluan atau
buritan kapal dan tidak boleh melintang kapal.
g. Pasal 17 Ayat (2)
Ruang penempatan kendaraan harus steril dari adanya penumpang
selama pelayaran.
h. Pasal 17 Ayat (3)
Jarak kendaraan dengan dinding kapal harus sedemikian rupa sehingga
tidak boleh menutupi kran atau katup pemadam kebakaran dan akses
jalan orang.
6. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2016
tentang Kewajiban Pengikatan Kendaraan Pada Kapal Angkutan
Penyeberangan:
a. Pasal 2
Kapal penyeberangan wajib menyediakan alat pengikat kendaraan
(lashing) dan klem roda kendaraan.
b. Pasal 4 ayat (1)
Setiap kendaraan wajib diikat selama dalam pelayaran.
c. Pasal 4 ayat (2)
Untuk pengikatan kendaraan (lashing) wajib dilakukan pada kendaraan
yang terletak di barisan depan (haluan), tengah (midship) dan belakang
(buritan).
d. Pasal 4 ayat (3)
Kendaraan yang tidak dilakukan pengikatan (lashing) sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) wajib dilakukan klem pada roda kendaraan.
e. Pasal 5 ayat (1)
Jarak antara salah satu sisi kendaraan sekurang-kurangnya 60 cm.
f. Pasal 5 ayat (2)
Jarak antara muka dan belakang dan belakang masing-masing kendaran
sekurang-kurangnya 30 cm.
g. Pasal 5 ayat (3)
Untuk kendaraan yang sisi sampingnya bersebelahan dengan dinding
kapal, berjarak 60 cm dihitung dari lapisan dinding dalam atau sisi luar
gading-gading (frame).
h. Pasal 6 ayat (1)
Operator kapal angkutan penyeberangan wajib menyediakan petugas
untuk melakukan pengikatan kendaraan.
i. Pasal 6 ayat (2)
Jumlah petugas untuk mengikat kendaraan disesuaikan dengan jadwal
pelayanan kapal.
j. Pasal 7
Pelaksanaan pengikatan kendaraan di atas kapal menjadi tanggung jawab
Nakhoda.
k. Pasal 10 ayat (2)
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
1) pembekuan persetujuan pengoperasian kapal angkutan
penyeberangan; dan
2) pencabutan persetujuan pengopesian kapal angkutan penyeberangan.
l. Pasal 11 ayat (1)
Sanksi administratif berupa pembekuan persetujuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a diberikan dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari kalender
m. Pasal 11 ayat (2)
Dalam hal kapal setelah beroperasi kembali tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, akan dikenai sanksi
pencabutan persetujuan pengoperasian kapal angkutan penyeberangan.

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 103 Tahun 2017 tentang Pengaturan


dan Pengendalian Kendaraan yang Menggunakan Jasa Angkutan
Penyeberangan:
a. Pasal 2 ayat (1)
Setiap pelabuhan penyeberangan wajib menyediakan fasilitas portal dan
jembatan timbang.
b. Pasal 2 ayat (2)
Fasilitas portal dan jembatan timbang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) di tempatkan sebelum loket penjualan tiket kendaraan.
c. Pasal 2 ayat (3)
Fasilitas portal kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memiliki ketinggian yang disesuaikan dengan tinggi geladak kapal pada
lintasan.
d. Pasal 2 ayat (4)
Setiap kendaraan beserta muatannya akan diangkut menggunakan kapal
penyeberangan wajib diketahui:
1) Dimensi (tinggi); dan
2) Berat kendaraan.
e. Pasal 4 ayat (1)
Berat kendaraan beserta muatannya sebagaimana dimaksud pada pasal
(2) ayat (44) huruf b wajib dilakukan penimbangan dengan
menggunakan fasilitas jembatan timbang.
f. Pasal 4 ayat (2)
Berat kendaraan beserta muatannya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak boleh melebihi kapasitas dermaga.
8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2004 Tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan:
a. Pasal 1 ayat (1)
Pelabuhan penyeberangan adalah pelabuhan umum untuk kegiatan
angkutan penyeberangan. Penyelenggara pelabuhan penyeberangan itu
sendiri adalah Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja Pelabuhan
Penyeberangan atau Badan Usaha Pelabuhan Penyeberangan. Unit
Pelaksana Teknis Pelabuhan Penyeberangan adalah Unit Organisasi
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pelabuhan penyeberangan.
b. Pasal 6 ayat (5)
Rencana penentuan lahan daratan disusun untuk penyediaan kegiatan:
1) Fasilitas pokok, antara lain:
a) Terminal penumpang;
b) Penimbang kendaraan
c) Jalan penumpang masuk/keluar kapal;
d) Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa;
e) Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker);
f) Instalasi air, listrik, dan telekomunikasi;
g) Fasilitas pemadam kebakaran;
h) Tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal.
2) Fasilitas penunjang
a) Kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran pelayanan
jasa kepelabuhanan;
b) Tempat penampungan limbah;
c) Fasilitas usaha yang menunjang kegiatan penyeberangan;
d) Areal pengembangan pelabuhan fasilitas umum
Beserta Lampiran II Keputusan Menteri Perhubungan yaitu
Dasar Perhitungan Kebutuhan Daratan Untuk Kegiatan
Pelayanan Jasa/Operasional Langsung sebagai acuan
perhitungan untuk menganalisis data. Adapun perhitugan yang
terdapat pada lampiran KM. Nomor 52 Tahun 2004 ini yaitu
mengenai analisis untuk:
(1) Kebutuhan Ruang Tunggu yaitu sebagai berikut:
A1 = a. n. N. x. y (2.1)
Dimana:
A1 = Luas ruang tunggu (m2)
a = Luas areal yang dibutuhkan untuk satu orang
(diambil 1,2 m2/orang)
n = Jumlah penumpang dalam satu kapal
N = Jumlah kapal yang Datang/Berangkat Pada saat yang
bersamaan
x = Rasio konsentrasi (1,0-1,6)
y = Rata-rata fluktuasi (1,2)
(2) Kebutuhan Lapangan Antar/jemput yaitu sebagai berikut:
A’ = a. n1. N. x. y. z. 1/n2 (2.2)
A’ = Luas total areal parkir untuk kendaraan
antar/jemput
a: = Luas areal yang dibutuhkan untuk satu kendaraan
(angkutan umum dan kendaraan pribadi = 25 m2)
n = Jumlah penumpang dalam satu kapal
n2 = Jumlah penumpang dalam satu kendaraan
(rata-rata 8 orang/kendaraan)
N = Jumlah kapal datang/berangkat pada saat
bersamaan.
x = Rata-rata pemanfaatan (1,0)
y = Rasio konsentrasi, (1,0 - 1,6)
z = Rasio pemanfaatan, (1,0: seluruh penumpang
meninggalkan terminal dengan kendaraan)
9. Peraturan Direktorat Jendral Pehubungan Darat Nomor:
SK.2681/AP.005/DRDJ/2006 Tentang Pengoperasian Pelabuhan:
a. Pasal 5
1) Pelayanan pelauhan penyeberangan dapat dilakukan apabila fasilitas
pelabuhan penyeberangan telah siap dioperasikan. Fasilitas
pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari:
a) Fasilitas daratan;
b) Fasilitas perairan.
2) Fasilitas daratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a terdiri
dari:
a) Fasilitas pokok meliputi:
(1) Terminal penumpang;
(2) Penimbang kendaraan bermuatan;
(3) Jalan penumpang keluar/masuk kapal (gangway);
(4) Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan
jasa;
(5) Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker);
(6) Instalasi air, listrik dan telekomunikasi;
(7) Akses jalan dan/atau jalur kereta api;
(8) Fasilitas pemadam kebakaran;
(9) Tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal.
b) Fasilitas Penunjang meliputi:
(1) Kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran
Tempat penampungan limbah;
(2) Fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan
penyeberangan;
(3) Areal pengembangan pelabuhan;
(4) Fasilitas umum lainnya (peribadatan, taman, jalur hijau dan
kesehatan).
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/Prt/M/2014 Tentang
Pedoman Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan
Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan:
a. Kebutuhan Ruang Pejalan Kaki Berdasarkan Dimensi Tubuh
Manusia
Kebutuhan ruang jalur pejalan kaki untuk berdiri dan berjalan
dihitung berdasarkan dimensi tubuh manusia. Dimensi tubuh yang
lengkap berpakaian adalah 45 cm untuk tebal tubuh sebagai sisi
pendeknya dan 60 cm untuk lebar bahu sebagai sisi panjangnya.
Berdasarkan perhitungan dimensi tubuh manusia, kebutuhan ruang
minimum pejalan kaki:
1) Tanpa membawa barang dan keadaan diam yaitu 0,27 m2;
2) Tanpa membawa barang dan keadaan bergerak yaitu 1,08 m2;
3) Membawa barang dan keadaan bergerak yaitu antara 1,35 m 2 -
1,62 m2.
b. Jalur Pejalan Kaki
1) Jalur pejalan kaki adalah ruang yang digunakan untuk berjalan
kaki atau berkursi roda bagi penyandang disabilitas secara
mandiri dan dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk
bergerak aman, mudah, nyaman dan tanpa hambatan.
2) Jalur pejalan kaki ini merupakan ruang dari koridor sisi jalan
yang secara khusus digunakan untuk area pejalan kaki. Ruas ini
harus dibebaskan dari seluruh rintangan, berbagai objek yang
menonjol dan penghalang vertikal paling sedikit 2,5 meter dari
permukaan jalur pejalan kaki yang berbahaya bagi pejalan kaki
dan bagi yang memiliki keterbatasan indera penglihatan.
3) Lebar jalur pejalan kaki bergantung pada intensitas
penggunaannya untuk perhitungan lebar efektifnya. Jalur pejalan
kaki ini setidaknya berukuran lebar 1,8 hingga 3,0 meter atau
lebih untuk memenuhi tingkat pelayanan yang diinginkan dalam
kawasan yang memiliki intensitas pejalan kaki yang tinggi.
Lebar minimum untuk kawasan pertokoan dan perdagangan
yaitu 2 meter. Kondisi ini dibuat untuk memberikan kesempatan
bagi para pejalan kaki yang berjalan berdampingan atau bagi
pejalan kaki yang berjalan berlawanan arah satu sama lain.
4) Jalur yang digunakan untuk pejalan kaki di jalan lokal dan jalan
kolektor adalah 1,2 meter, sedangkan jalan arteri adalah 1,8
meter. Ruang tambahan diperlukan untuk tempat pemberhentian
dan halte bus dengan luas 1,5 meter x 2,4 meter. Jalur pejalan
kaki tidak boleh kurang dari 1,2 meter yang merupakan lebar
minimum yang dibutuhkan untuk orang yang membawa seekor
anjing, pengguna alat bantu jalan, dan para pejalan kaki.
c. Ruang Bebas Pejalan Kaki
Perencanaan dan perancangan jalur pejalan kaki harus
memperhatikan ruang bebas. Ruang bebas jalur pejalan kaki
memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Memberikan keleluasaan pada pejalan kaki;
2) Mempunyai aksesibilitas tinggi;
3) Menjamin keamanan dan keselamatan;
4) Memiliki pandangan bebas terhadap kegiatan sekitarnya
maupun koridor jalan keseluruhan; dan
5) Mengakomodasi kebutuhan sosial pejalan.
Spesifikasi ruang bebas jalur pejalan kaki ini yaitu sebagai berikut :
1) Memiliki tinggi paling sedikit 2,5 meter.
2) Memiliki lebar samping paling sedikit dari 0.3 meter

B. Landasan Teori

1. Transportasi

Menurut Nasution dalam Ardiansyah (2022) edisi ketiga dalam buku yang
berjudul Manajemen Transportasi, mengatakan bahwa Transportasi
diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke
tempat tujuan. Unsur -unsur transportasi meliputi lima hal yakni:

a. Adanya muatan yang diangkut.

b. Tersedianya kendaraan sebagai alat angkutnya.

c. Ada jalanan yang dapat dilalui.

d. Ada terminal asal dan terminal tujuan

e. Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang


menggerakan kegiatan transportasi tersebut.

Menurut Miro (2010) dalam Pajar (2022), Transportasi adalah usaha


memindahkan, menggerakkan, mengangkut, mengalihkan suatu objek dari
suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih
bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Berdasarkan
uraian diatas terlihat ada dua unsur yang terpenting dari transportasi yakni

a. Pemindahan/pergerakan (movement)

b. Secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang


ke tempat lain.
Menurut Rahardjo (2010) dalam Pajar (2022) manusia sangat
membutuhkan suatu sarana transportasi yang disebut moda atau angkutan,
dalam sejarah perkembangan manusia terhadap perkembangan kota dapat
kita lihat bahwa manusia selalu berhasrat untuk bepergian dari suatu
tempat ke tempat lain guna mendapatkan keperluan yang dibutuhkan.
Menurut Adisasmita (2011) dalam Pajar (2022) Transportasi adalah
sarana penghubung atau yang menghubungkan antara daerah produksi
dan pasar, atau dapat dikatakan mendekatkan daerah produksi dan pasar,
atau sering kali mendekatkan daerah produksi dan pasar atau sering kali
dikatakan menjembatani produsen dengan konsumen.

2. Pelabuhan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 (2008)


tentang Pelayaran, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan
dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat
barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi.

Menurut Triatmodjo B. (2010:3) pelabuhan (port) adalah daerah


perairan yang terlindungi terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan
fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat
untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat
penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang-
gudang dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih
lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.
Terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api dan/atau jalan raya.
Macam pelabuhan ditinjau dari segi penyelenggaraannya adalah:
1) Pelabuhan umum, yaitu pelabuhan yang diselenggarakan untuk
kepentingan umum dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya
dapat dilimpahkan kepada badab usaha milik negara yang
didirikan dngan maksud tertentu.
2) Pelabuhan khusus, yaitu diselenggarakan untuk kepentingan
sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
Macam pelabuhan ditinjau dari segi penggunaannya adalah:
pelabuhan ikan
1. pelabuhan minyak
2. pelabuhan barang
3. pelabuhan penumpang
4. pelabuhan campuran
5. pelabuhan militer

3. Pelabuhan Penyeberangan
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 tahun 2004 pasal
4, Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan umum yang
diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum untuk
kegiatan angkutan penyeberangan.
4. Kepelabuhan
Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan,
dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang, dan/atau barang,
keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau
antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan
tetap memperhatikan tata ruang wilayah. (Abubakar dkk, 2013:114)
5. Pelabuhan
Menurut Iskandar Abubakar, dkk (2013:114) dalam kutipan buku
”Transportasi Penyebrangan”, pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas
daratan dan/ atau perairan dengan batas – batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/ atau bongkar
muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan 19
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antramoda
transportasi.
6. Dermaga
Menurut Triatmodjo (2010:195), dermaga adalah bangunan pelabuhan
yang digunakan untuk merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu
bongkar muat barang.
Berdasarkan bentuknya dermaga dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
a) Dermaga Tipe Wharf
Dermaga tipe wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan
dapat dibuat berhimpit dengan garis pantai atau agak menjorok ke
laut. Wharf biasanya digunakan untuk pelabuhan barang potongan
atau peti kemas. Dermaga tipe wharf dapat dilihat pada gambar

berikut.
Gambar 2. 35 Dermaga Tipe Wharf

b) Dermaga Tipe Pier


Dermaga bentuk ini dibangun berbentuk seperti jari dan dapat
untuk merapat kapal pada kedua sisinya, sehingga bisa digunakan
bersandar kapal dalam jumlah lebih banyak untuk satuan panjang
pantai. Dermaga bentuk pier dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. 36 Dermaga Tipe Pier

c) Dermaga Tipe Jetty


Dermaga ini dibangun menjorok cukup jauh ke arah laut, dengan
maksud agar ujung dermaga berada pada kedalaman yang cukup
jauh untuk merapat kapal. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. 37 Dermaga Tipe Jetty

7. Angkutan Penyeberangan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 (2008) tentang


Pelayaran, Angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur
kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang
dan kendaraan beserta muatannya.

8. Kapal

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 (2008) tentang


Pelayaran, Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,
yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya,
ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,
kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan
terapung yang tidak berpindah-pindah.

9. Kapal Angkutan Penyeberangan


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 (2008), adalah
Kapal Motor penyeberangan (KMP) yang merupakan kendaraan air yang
digerakkan tenaga mekanik, berfungsi sebagai jembatan bergerak untuk
mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya yang masuk
dan keluar melalui pintu rampa yang berbeda, memiliki konstruksi
lambung dasar ganda (double bottom) serta memiliki paling sedikit 2 (dua)
mesin induk.

10. Kapal Angkutan Penyeberangan Jarak Jauh


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 (2008),
adalah kendaraan air yang digerakkan tenaga mekanik, berfungsi sebagai
jembatan bergerak untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta
muatannya yang masuk dan ke luar melalui pintu rampa yang berbeda
yang memiliki konstruksi lambung dasar ganda (double bottom ) serta
memiliki paling sedikit 2 (dua) mesin induk atau untuk mengangkut
barang di atas kendaraan dengan/tanpa mobil/kendaraan penarik yang
masuk dan keluar melalui minimal 1 (satu) pintu rampa.

11. Keselamatan Kapal

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 (2008)


tentang Pelayaran keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang
memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan
perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk
perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang dibuktikan
dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
12. Observasi
Menurut Sugiyono (2017:203) dalam Ardiansyah (2022)
mengemukakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data untuk
mengamati perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam, dan
responden. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan
langsung untuk menemukan fakta- fakta di lapangan.
13. Lintasan Penyeberangan
Menurut Abubakar (2010) dalam Pajar (2022) Lintas penyeberangan
adalah suatu alur perairan di laut, selat, teluk, sungai dan/atau danau yang
ditetapkan sebagai lintas penyeberangan serta berfungsi untuk
menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta
api
14. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009:224) dalam Ardiansyah (2022) Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
15. Data
Data adalah sekumpulan datum. Data berdasarkan sumbernya terbagi
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh berasal dari sumber asli atau pertama yang
dikumpulkan secara langsung dilapangan oleh orang yang melakukan
atau yang bersangkutan yang memerlukannya contohnya data kuesioner,
data survei, data observasi dan sebagainya. Sedangkan data sekunder
merupakan data yang sudah tersedia yang dapat langsung dicari dan
dikumpulkan contohnya data dari penelitian sebelumnya, BPS, instansi
terkait dan sebagainya (Santoso, 2000:8).
16. Data Primer
Menurut Sugiyono (2017:193) dalam Ardiansyah (2022) Data Primer
adalah sebuah data yang langsung didapatkan dari sumber dan diberi
kepada pengumpul data.
17. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2017:193) dalam Ardiansyah (2022) Data
Sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data.
18. Fasilitas
Menurut Syah (2012;145), Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat
memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha dan merupakan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan atau
memperlancar suatu kegiatan.
19. Sarana dan Prasarana
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Sarana yaitu
segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Sarana atau moda merupakan salah satu komponen sistem transportasi
berbentuk alat yang dapat digerakkan dengan sesuatu populasi tertentu
baik secara alamiah atau melalui teknologi buatan manusia seperti
mesin. Sarana ini disebut sebagai kendaran.
Sedangkan prasarana menurut Grigg (1988) dalam Kodatie (2005)
adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan, kawasan, kota atau
wilayah (spatial space) sehingga memungkinkan ruang tersebut
berfungsi sebagaimana mestinya. Infrastuktur metujuk pada sistem
fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-
bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan
ekonomi.
20. Kelayakan
Menurut Umar (1999), Kelayakan adalah serangkaian penelitian
yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah proyek
yang akan dijalankan ini memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar (2012:6), Kelayakan
merupakan keadaan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah usaha yang dijalankan membberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan biaya modal awal yang telah dikeluarkan sebelumnya.
BAB IV

PERMASALAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Permasalahan Umum
Setelah melakukan pengamatan dan berbagai survei selama Praktik Kerja
Lapangan berlangsung Tim Praktik Kerja Lapangan mendapatkan berbagai
permasalahan di Pelabuhan Penyeberangan Bolok.
Permasalahan di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yang penulis dapat
adalah sebagai berikut :
1. Permasalahan Standar Pelayanan Pemuatan Kendaraan di atas Kapal :
a. Aspek Keselamatan
1) Hidran
Hidran di atas kapal yang sangat diperlukan untuk membantu
memadamkan api pada saat kebakaran di car deck apabila ada
kecelakaan kebakaran yang terjadi di atas kapal.
2) APAR
Terdapat kapal hanya memiliki satu APAR yang sangat
membahayakan jika terjadi kebakaran di car deck.
3) Sprinkler
Sprinkler di cardeck merupakan sistem otomatis penyiraman air
melalui kepala yang melekat pada sistem perpipaan yang mengandung air
dan terhubung suplay air yang berfungsi menyemburkan air ketika
potensi kebakaran telah terdeteksi.
4) Pendeteksi Asap
Pendeteksi asap yang telah rusak dan ada beberapa pendeteksi asap
yang kurang di setiap kapal.
5) Alat Lashing
Alat lashing di atas kapal sangat diperlukan untuk memberi keamanan
pada saat pemuatan kendaraan di atas kapal.
6) Scupper
Scupper sangat diperlukan di car deck kapal dikarenakan dapat
membahayakan bagi penumpang saat pemuatan kendaraan jika saluran di
car deck kapal terhalangi benda-benda yang akan mengakibatkan
penyumbatan saluran pembuangan air di car deck kapal.
b. Aspek Keamanan
1) Fasilitas Keamanan
a) CCTV dapat berfungsi dan rekaman dapat dimanfaatkan
b) Diletakkan pada haluan dan buritan
c) CCTV yang dipasang paling sedikit dua unit
2) Lampu Penerangan
Lampu yang rusak serta menghidupkan lampu untuk penerangan di
car deck kapal baik pagi ataupun malam.

3) Jarak Antar Kendaraan


Dari hasil survei jarak antar kendaraan tidak sesuai dengan PM No. 62
Tahun 2019 yang seharusnya sebagai berikut :
a) Depan : 30 cm
b) Belakang : 30 cm
c) Kiri : 60 cm
d) Kanan : 60 cm
e) Dinding : 60 cm
c. Aspek Kemudahan/Keterjangkauan
1) Tinggi Batas Maksimal Kapal
Kapal di Pelabuahan Penyeberangan Bolok sering mengangkut
kendaraan gol diatas V yang di dalam PM No. 62 Tahun 2019 seharusnya
sebagai berikut :
a) Tinggi untuk golongan I-V sekurang-kurangnya 250 cm
b) Tinggi untuk golongan VI-IX sekurang-kurangnya 420 cm
2) Pengikatan Kendaraan
Setiap Kendaraan wajib di lashing sesuai PM No. 62 Tahun 2019 dan
PM No.30 Tahun 2016 tentang Kewajiban Pengikatan Kendaraan Pada
Kapal Angkutan Penyeberangan. Pengikatan kendaraan berfungsi
memberikan rasa aman terhadap pemilik kendaraan selama berlayar.
Sebaiknya pihak penyelenggara pelabuhan menyediakan alat lashing dan
tenaga khusus di bidang pengikatan kendaraan agar selama berlayar
kendaraan maupun penumpang terjamin keamanannya.
2. Permasalahan Fasilitas Daratan di Pelabuhan Penyeberangan Bolok :
a. Luasan ruang tunggu di Pelabuhan Penyeberangan Bolok belum sesuai
dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2004. dan
jumlah kursi yang belum bisa menampung keseluruhan penumpang.

Gambar 2. 38 Kondisi Eksisting Ruang Tunggu Pelabuhan


Penyeberangan Bolok
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Gambar 2. 39 Menumpuknya Penumpang yang Menunggu Selain di


Ruang Tunggu
Sumber : Hasil Survei Tim PKL BPTD Kupang 2023

b. Jembatan timbang di Pelabuhan Penyeberangan Bolok sudah tersedia


akan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini menyebabkan
masih banyaknya kendaraan barang bermuatan Over Dimension Over
Loading (ODOL) saat proses muat ke dalam kapal.
Gambar 2. 40 Kendaraan Barang yang Melewati Jembatan Timbang Hanya
untuk Membeli Tiket Masuk
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Gambar 2. 41 Kendaraan Barang Bermuatan ODOL Muat ke Dalam Kapal


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

c. Pelabuhan Penyeberangan Bolok sudah memliki gangway akan tetapi


hanya berhenti sampai sebelum bangunan Movable Bridge (MB) dan
tidak menyambung pada deck kapal.
Gambar 2. 42 Gangway di Pelabuhan Penyeberangan Bolok yang Berhenti Sebelum
Ruang Control MB
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Gambar 2. 43 Bersatunya Jalur Penumpang dan Kendaraan Menuju ke Dalam Kapal


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

d. Sistem toll gate kendaraan yang ada di Pelabuhan Penyeberangan


Bolok masih dilaksanakan secara manual yang menyebabkan kurang
efektif dan efisien.

Gambar 2. 44 Sistem Toll Gate Kendaraan yang Masih Beroperasi Manual


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023
Gambar 2. 45 Antrian Panjang Kendaraan di Toll Gate
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

e. Lapangan antar/jemput bagi penumpang tidak tertata rapi dikarenakan


belum terbagi berdasarkan jenis dan golongannya

Gambar 2. 46 Bertumpuk dan Tidak Rapinya Kendaraan di Lapangan Parkir


Antar/Jemput
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

3. Permasalahan Fasilitas Daratan di Pelabuhan Penyeberangan Hansisi


Setelah melakukan pengamatan dan berbagai survei selama Praktik Kerja
Lapangan berlangsung Tim Praktik Kerja Lapangan mendapatkan berbagai
permasalahan di Pelabuhan Penyeberangan Hansisi.
Permasalahan di Pelabuhan Penyeberangan Hansisi yang penulis dapat
adalah sebagai berikut :
a. Saat ini ruang tunggu pada Pelabuhan Penyeberangan Hansisi belum
memenuhi kebutuhan untuk menunjang kegiatan pelayanan jasa seperti
ruang tunggu penumpang yang kekurangan kursi sehingga penumpang
duduk di lantai pada saat menunggu keberangkatan dan juga tidak
tersedianya jaringan listrik dan air.

Gambar 2. 47 Kondisi Eksisting Ruang Tunggu Pelabuhan Penyeberangan


Hansisi
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Gambar 2. 48 Penumpang yang Menunggu Selain di Ruang Tunggu


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Gambar 2. 49 Kondisi Toilet yang Rusak dan Tidak Adanya Intalasi Air
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023
b. Kendaraan barang yang masuk ke pelabuhan ini juga tidak melalui
proses penimbangan di jembatan timbang dan langsung menuju
parkir siap muat sehingga proses pemuatan kendaraan (stowage
plan) yang dilakukan tidak akurat. Hal ini dapat menyebabkan
ketidakstabilan kapal jika operator salah menentukan posisi berat
muatan kendaraan yang masuk.

Gambar 2. 50 Kendaraan Barang yang Langsung Menuju Parkir Siap Muat


Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

c. Penumpang pada Pelabuhan Hansisi tidak terdapat fasilitas gangway


yang menjadi akses pejalan kaki yang tersambung dari ruang
tunggu menuju dermaga. Kondisi ini membuat para penumpang
pejalan kaki terganggu dan membahayakan karena penumpang
pejalan kaki harus berjalan masuk dan keluar dari ramp door untuk
masuk dan keluar kapal.
Gambar 2. 51 Bersatunya Jalur Penumpang Dan Kendaraan Menuju Ke Dalam
Kapal
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

B. Analisis Data
1. Standar Pelayanan Pemuatan Kendaraan di Atas Kapal
Analisis ini dilakukan pada jenis pelayanan pemuatan kendaraan di atas
KMP Lakaan, KMP Cakalang II, KMP Uma Kalada dan KMP Inerie II yang
mencakup aspek keselamatan, keamanan dan kemudahan/ keterjangkauan
sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan
dimana dalam setiap aspek jenis pelayanan terdapat beberapa uraian item
pelayanan yang sudah lengkap mencakup aspek jenis pelayanan itu sendiri.
Berdasarkan hasil observasi pemuatan kendaraan di atas kapal KMP
Lakaan didapati kondisi eksisting yag terjadi. Survei tersebut bisa dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4. 1 Kondisi Eksisting KMP Lakaan

No Gambar Kondisi Eksisting

Jarak antar kendaraan yang tidak


1 sesuai dengan aturan PM No. 62
Tahun 2019
Kendaraan tidak dilakukan
pengikatan selama pelayaran.
Kalau pun ada hanya dilakukan
2 pada truk besar dan hanya
pengikatan pada sisi kiri atau
kanan kendaraan yang tidak sesuai
dengan aturan PM 115 Tahun 2016
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 4. 2 Survei Jarak Kendaraan KMP Lakaan


Nama Kapal LAKAAN

Hari / Tanggal 17 April 2023

Dermaga 1

1 2

JARAK (cm)

NO NO PLAT GOL KE
DEPAN KANAN KIRI BELAKANG KET
DINDING

1 AD 1424 N IV A - 45 - 28 47

2 EA 8524 N IV A - - 45 24 42

3 DH 9577 AL VB 28 50 - 30 44

4 DH 8036 AH VB 24 42 50 22 -

DH 8137
5 VB 29 - 42 21 35
AM

DH 8473
6 VI B 30 40 - 21 52
AW

7 DH 8286 AN VI B 22 32 40 23 -

8 DH 9784 AL VI B 21 45 32 25 -

9 DH 1703 HH VI B 23 32 48 21 -

10 DH 1876 HH VI B 25 44 32 13 -
Nama Kapal LAKAAN

Hari / Tanggal 17 April 2023

Dermaga 1

1 2

JARAK (cm)

NO NO PLAT GOL KE
DEPAN KANAN KIRI BELAKANG KET
Rata-rata 25,25 41,25 41,3 22,8 44

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Berdasarkan hasil observasi pemuatan kendaraan di atas kapal KMP


Cakalang II didapati kondisi eksisting yag terjadi. Survei tersebut bisa dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 4. 3 Kondisi Eksisting KMP Cakalang II


No. Gambar Kondisi Eksisting

Jarak antar kendaraan yang tidak


1 sesuai dengan aturan PM No. 62
Tahun 2019

Pengikatan kendaraan hanya


dilakukan pada truk besar.
Leashing dilakukan tidak sesuai
aturan yang seharusnya leashing
2
diikatkan pada bagian bawah
bukan diikat di atas car deck
sesuai dengan PM No. 115
Tahun 2016

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023


Tabel 4. 4 Survei Jarak Kendaraan KMP Cakalang II
Nama Kapal CAKALANG II

Hari / Tanggal 17 MEI 2023

Dermaga 1

1 2

JARAK (cm)

NO NO PLAT GOL KE
DEPAN KANAN KIRI BELAKANG KET
DINDING

1 DH 8023 AD IV A - 36 - 29 28

2 DH 3 VB IV A - 30 36 24 -

3 DH 1564 HR IV A - - 30 27 29

4 DH 1829 HN IV A 29 32 - 24 45

5 DH 1951 HS IV B 24 45 32 21 -

6 DH 8361 G IV B 27 - 45 17 42

7 DH 8133 G VB 24 - 32 26 42

8 DH 8209 AL VB 21 32 42 24 -

9 DH 8934 AH VB 17 42 21 32 -

10 DH 9198 G VB 26 21 - 19 22

11 DH 9008 GA VB 24 22 - 19 19

12 DH 8505 AJ VB 32 30 22 23 -

13 DH 9003 GA VB 19 26 30 - -

14 DH 8256 GA VI B 19 - 30 - 18

15 DH 9450 G VI B 23 39 34 - -

16 DH 8577 DB VI B 21 25 39 - -

Rata-rata 23,5 31,7 30,2 23,8 30,7

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023


Berdasarkan hasil observasi pemuatan kendaraan di atas kapal KMP Uma
Kalada didapati kondisi eksisting yag terjadi. Survei tersebut bisa dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4. 5 Kondisi Eksisting KMP Uma Kalada
No Gambar Kondisi Eksisting

Jarak antar kendaraan yang tidak


1 sesuai dengan aturan PM No. 62
Tahun 2019

Kendaraan tidak dilakukan


2
pengikatan selama pelayaran.

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 4. 6 Survei Jarak Kendaraan KMP Uma Kalada

Nama Kapal UMA KALADA

Hari / Tanggal 2 MEI 2023

Dermaga 1

1 2

JARAK (cm)

NO NO PLAT GOL KE
DEPAN KANAN KIRI BELAKANG KET
DINDING
Nama Kapal UMA KALADA

Hari / Tanggal 2 MEI 2023

Dermaga 1

1 2

JARAK (cm)

NO NO PLAT GOL KE
DEPAN KANAN KIRI BELAKANG KET
1 DH 9346 AH IV A - 49 - 28 40

2 DH 8305 BF IV A - - 49 29 43

3 DH 3153 LD IV A 29 28 - 24 40

4 DH 1089 HC IV A 28 36 28 25 -

5 DH 8186 BE IV B 23 37 36 27 -

6 DH 1077 BG IV B 25 - 37 29 32

7 DH 662 WA VB 27 28 - 29 22

8 DH 9902 DP VB 25 37 28 28 -

9 DH 1628 HC VB 27 36 37 23 -

10 DH 1742 AR VI B 28 36 - 25 18

11 DH 8110 DB VI B 26 40 - 27 45

12 DH 9700 BB VI B 31 28 40 25 -

13 DH 9876 BC VI B 27 22 28 28 -

14 DH 8425 CC VI B 28 - 22 24 27

15 DH 8269 BF VII B 24 11 47 - -

Rata-rata 26,8 29,8 35,2 26,5 33,4

Sumber : Hasil survei tim PKL BPTD Kupang 2023

Berdasarkan hasil obserasi pemuatan kendaraan di atas kapal KMP Inerie


II didapati kondisi eksisting yag terjadi. Survei tersebut bisa dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4. 7 Kondisi Eksisting KMP Inerie II
No Gambar Kondisi Eksisting

Jarak antar kendaraan yang tidak


1 sesuai dengan aturan PM No. 62
Tahun 2019.

Pengikatan kendaraan hanya


dilakukan pada truk besar.
Lashing dilakukan tidak sesuai
aturan yang seharusnya leashing
2
diikatkan pada bagian bawah
bukan diikat di atas car deck
sesuai dengan PM No. 115
Tahun 2016.

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 4. 8 Survei Jarak Kendaraan KMP Inerie II


Nama Kapal INERIE II

Hari / Tanggal 15 MEI 2023

Dermaga 2

1 2

JARAK (cm)

NO NO PLAT GOL KE
DEPAN KANAN KIRI BELAKANG KET
DINDING

1 W 9530 PG IV A - 42 - 23 45
Nama Kapal INERIE II

Hari / Tanggal 15 MEI 2023

Dermaga 2

1 2

JARAK (cm)

NO NO PLAT GOL KE
DEPAN KANAN KIRI BELAKANG KET
2 B 9018 KYU IV B - 38 42 26 -

3 DH 9818 RU IV B 12 - 38 29 35

4 DH 8321 BE VB 21 40 11 27 -

5 DH 9883 AJ VB 16 36 40 18 -

6 DH 8415 AC VB 11 42 36 20 -

7 DH 1537 HT VI B 17 - 42 23 48

8 DH 1573 AC VI B 15 - 37 15 22

9 DH 4724 CH VI B 20 37 33 17 -

10 DH 8984 CC VI B 15 33 35 21 -

D;H 9568
11 VI B 14 35 - 15 24
AC

12 DH 1824 AG VI B 18 42 15 18 -

Rata-rata 13,25 38,3 32,9 21 34,8

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

b. Kesesuaian Pelayanan Pada Aspek Keselamatan


Untuk kesesuaian standar pelayanan keselamatan, terdapat 2 jenis
pelayanan yang harus dipenuhi sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 62 Tahun 2019 dengan masing-masing jenis
pelayanan terdapat beberapa tolak ukur yang harus dipenuhi. Berikut
analisis kesesuaian standar pelayanan keselamatan:
1) KMP Lakaan

Tabel 4. 9 Kesesuaian Pelayanan Pada Aspek Keselamatan KMP Lakaan

Kondisi
No Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
Eksisting

Dilarang Tersedia
a.
merokok

Dilarang
menghidupkan
mesin
kendaraan Tersedia
b
selama
.
pelayaran
sampai pintu
Informasi dan
1 rampa dibuka
Himbauan
kembali

Dilarang Tersedia
c. membuang
sampah ke laut

Dilarang Tersedia
d
bersandar di
.
reling

Pemberitahuan
ketika kapal Tersedia
e.
akan berlayar
dan bersandar
Kondisi
No Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
Eksisting

2 Fasilias
Keselamatan
Pemuatan Tersedia,
Kendaraan a. Hidran berjumlah
satu

Tersedia,
b berjumlah
APAR empat
.

Tersedia
dua unit
dan
Sprinkler dan
c. sprinkler
pendeteksi asap
terjangkau
namun
rusak

d Petunjuk jalur Tersedia


. evakuasi
Kondisi
No Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
Eksisting

Memiliki alat Tersedia


e. lashing dan
ganjal

Tersedia di
setiap
Memiliki ujung car
f
scupper deck

Terdapat marka Tersedia


g pada car deck
dan pintu rampa

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023


2) KMP Cakalang II
Tabel 4. 10 Kesesuaian Pelayanan Pada Aspek Keselamatan KMP Cakalang II
N Kondisi
Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
o Eksisting

Dilarang Tersedia
a.
merokok

Dilarang
menghidupkan
mesin
kendaraan Tersedia
b. selama
pelayaran
sampai pintu
rampa dibuka
Informasi dan
1 kembali
Himbauan

Dilarang Tersedia
c. membuang
sampah ke laut

Dilarang Tersedia
d. bersandar di
reling

Pemberitahuan
ketika kapal Tersedia
e.
akan berlayar
dan bersandar
N Kondisi
Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
o Eksisting

2 Fasilias
Keselamatan
Pemuatan Tersedia,
Kendaraan a. Hidran berjumlah
(2) dua

Tersedia,
berjumlah
b. APAR 4 (empat)

Tersedia 2
unit dan
Sprinkler dan sprinkler
c.
pendeteksi asap terjangkau
namun
rusak

Petunjuk jalur tTersedia


d.
evakuasi

e. Memiliki alat Tersedia


lashing dan
ganjal
N Kondisi
Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
o Eksisting

Tersedia di
setiap
Memiliki ujung car
f
scupper deck

Terdapat marka Tersedia


g pada car deck
dan pintu rampa

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

3) KMP Uma Kalada

Tabel 4. 11 Kesesuaian Pelayanan Pada Aspek Keselamatan KMP Uma Kalada


N Kondisi
Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
o Eksisting

1 Informasi dan
Himbauan
Dilarang Tersedia
a.
merokok

b. Dilarang Tersedia
menghidupkan
mesin
kendaraan
selama
pelayaran
N Kondisi
Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
o Eksisting

sampai pintu
rampa dibuka
kembali

Dilarang Tersedia
c. membuang
sampah ke laut

Dilarang Tersedia
d. bersandar di
reling

Pemberitahuan
ketika kapal Tersedia
e.
akan berlayar
dan bersandar

2 Fasilias
Keselamatan
Pemuatan
Kendaraan Tersedia,
a. Hidran berjumlah
1 (satu)

b. APAR Tersedia,
berjumlah
1 (satu)
N Kondisi
Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
o Eksisting

Tersedia 2
(dua) unit
Sprinkler dan
c. dan
pendeteksi asap
sprinkler
terjangkau

Petunjuk jalur Tidak


d.
evakuasi tersedia

Memiliki alat Tersedia


e. lashing dan
ganjal

Tersedia di
setiap
Memiliki ujung car
f
scupper deck

Terdapat marka Tersedia


g pada car deck
dan pintu rampa
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

d. KMP Inerie II
Tabel 4. 12 Kesesuaian Pelayanan Pada Aspek Keselamatan KMP Inerie II
N Kondisi
Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
o Eksisting

Dilarang Tersedia
a.
merokok

Dilarang
menghidupkan
mesin
kendaraan
b. selama Tersedia
pelayaran
Informasi dan sampai pintu
1 rampa dibuka
Himbauan
kembali

Dilarang
c. membuang Tersedia
sampah ke laut

Dilarang
d. bersandar di Tersedia
reling

Pemberitahuan
ketika kapal
e. Tersedia
akan berlayar
dan bersandar

Fasilias
Tersedia,
Keselamatan
2 a. Hidran berjumlah
Pemuatan
4 (empat)
Kendaraan
N Kondisi
Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
o Eksisting

Tersedia,
berjumlah
b. APAR 4 (empat)

Tersedia 2
(dua) unit
dan
Sprinkler dan
c. sprinkler
pendeteksi asap
terjangkau
namun
rusak

Petunjuk jalur
d. Tersedia
evakuasi

Memiliki alat
e. lashing dan Tersedia
ganjal

f Memiliki Tersedia di
scupper setiap
ujung car
deck
N Kondisi
Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
o Eksisting

Terdapat marka Tersedia


g pada car deck
dan pintu rampa

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

c. Kesesuaian Pelayanan Pada Aspek Keamanan


Untuk kesesuaian standar pelayanan keamanan, terdapat 3 jenis
pelayanan yang harus dipenuhi sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 62 Tahun 2019 dengan masing-masing jenis
pelayanan terdapat beberapa tolok ukur yang harus dipenuhi. Berikut
analisis kesesuaian standar pelayanan pada aspek keamanan:

1) KMP Lakaan
Tabel 4. 13 Kesesuaian Pelayanan pada Aspek Keamanan KMP Lakaan
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

CCTV dapat
berfungsi dan
Tidak
a. rekamanan
tersedia
dapat
dimanfaatkan

Fasilitas Diletakkan pada


1 Tidak
Keamanan b. haluan dan
tersedia
buritan

CCTV yang
dipasang paling Tidak
c.
sedikit (dua) tersedia
unit
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

Lampu Intensitas cahaya


2 Sesuai
Penerangan sebesar 200-300 lux

3 Lantai Geladak
Tidak
sesuai,
Dapat dilihat
a. sudah
dengan jelas
mulai
pudar

Jarak antara
salah satu sisi
kendaraan Tidak
b.
sekurang- sesuai
kurangnya 60
cm

c. Jarak antara Tidak


muka dan sesuai
belakang
masing-masing
kendaraan
adalah 30 cm
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

untuk kendaraan
yang sisi
sampingnya
bersebelahan
dengan dinding
kapal, berjarak Tidak
d.
60 cm dihitung sesuai
dari lapisan
dinding dalam
atau sisi luar
gading-gading
(frame)

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

2) KMP Cakalang II
Tabel 4. 14 Kesesuaian Pelayanan Pada Aspek Keamanan KMP Cakalang II
N Jenis Kondisi
Uraian Dokumentasi
o Pelayanan Eksisting

CCTV dapat
berfungsi dan
Tidak
a. rekamanan
tersedia
dapat
dimanfaatkan

Fasilitas Diletakkan
1 Tidak
Keamanan b. pada haluan
tersedia
dan buritan

CCTV yang
dipasang Tidak
c.
paling sedikit tersedia
(dua) unit
N Jenis Kondisi
Uraian Dokumentasi
o Pelayanan Eksisting

Intensitas cahaya
Lampu
2 sebesar 200-300 Sesuai
Penerangan
lux

3 Lantai Geladak

Dapat dilihat
a. Sesuai
dengan jelas

Jarak antara
salah satu sisi
kendaraan Tidak
b.
sekurang- sesuai
kurangnya 60
cm

c. Jarak antara Tidak


muka dan sesuai
belakang
masing-masing
kendaraan
adalah 30 cm
N Jenis Kondisi
Uraian Dokumentasi
o Pelayanan Eksisting

untuk
kendaraan
yang sisi
sampingnya
bersebelahan
dengan dinding
Tidak
d. kapal, berjarak
sesuai
60 cm dihitung
dari lapisan
dinding dalam
atau sisi luar
gading-gading
(frame)

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

3) KMP Uma Kalada

Tabel 4. 15 Kesesuaian Pelayanan Pada Aspek Keamanan KMP Uma Kalada


Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

CCTV dapat
berfungsi dan Tidak
a.
rekamanan dapat tersedia
dimanfaatkan
Fasilitas Diletakkan pada
1 Tidak
Keamanan b. haluan dan
tersedia
buritan

CCTV yang Tidak


c. dipasang paling
tersedia
sedikit (dua) unit
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

Lampu Intensitas cahaya


2 Sesuai
Penerangan sebesar 200-300 lux

dapat dilihat
a. sesuai
dengan jelas

Jarak antara salah


satu sisi
Tidak
b. kendaraan
sesuai
sekurang-
kurangnya 60 cm

Jarak antara muka


dan belakang
Tidak
c. masing-masing
3 Lantai Geladak sesuai
kendaraan adalah
30 cm

Untuk kendaraan
yang sisi
sampingnya
bersebelahan
dengan dinding
Tidak
d. kapal, berjarak 60
sesuai
cm dihitung dari
lapisan dinding
dalam atau sisi
luar gading-
gading (frame)

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023


4) KMP Inerie II
Tabel 4. 16 Kesesuaian Pelayanan Pada Aspek Keamanan KMP Inerie II
Kondisi
No Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
Eksisting

CCTV dapat
berfungsi dan Tidak
a.
rekaman dapat sesuai
dimanfaatkan

Diletakkan
Tidak
b. pada haluan
Fasilitas sesuai
1 dan buritan
Keamanan

CCTV yang
dipasang Tidak
c.
paling sedikit sesuai
(dua) unit

Intensitas cahaya
Lampu
2 sebesar 200-300 Sesuai
Penerangan
lux

3 Lantai Geladak a. Dapat dilihat Sesuai


dengan jelas
Kondisi
No Jenis Pelayanan Uraian Dokumentasi
Eksisting

jarak antara
salah satu sisi
kendaraan Tidak
b.
sekurang- sesuai
kurangnya 60
cm

Jarak antara
muka dan
belakang Tidak
c.
masing-masing sesuai
kendaraan
adalah 30 cm

Untuk
kendaraan
yang sisi
sampingnya
bersebelahan
dengan dinding
Tidak
d. kapal, berjarak
sesuai
60 cm dihitung
dari lapisan
dinding dalam
atau sisi luar
gading-gading
(frame)

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

d. Kesesuaian Pada Aspek Kemudahan /Keterjangkauan


Untuk kesesuaian standar pelayanan kemudahan/keterjangkauan,
terdapat 2 (dua) jenis pelayanan yang harus dipenuhi sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 Tahun 2019 dengan masing-
masing jenis pelayanan terdapat beberapa tolok ukur yang harus dipenuhi.
Berikut analisis kesesuaian standar pelayanan pada aspek kemudahan/
keterjangkauan:
1) KMP Lakaan
Tabel 4. 17 Kesesuaian Pada Aspek Kemudahan /Keterjangkauan KMP Lakaan
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

a.
Paling sedikit
memiliki 2
(dua) pintu
rampa yang Tersedia
digunakan
untuk jalan
keluar dan
masuk
b. Akses
kendaraan dari
dan ke geladak
atas (upper
deck) harus
tersedia
Tersedia
dudukan atau
tumpuan untuk
Fasilitas
1 rampa dermaga
Bongkar Muat
yang digunakan
untuk jalan
keluar masuk
kendaraan
c. Akses
penumpang dari
dan ke geladak
atas (upper
deck) harus
tersedia
Tersedia
dudukan atau
tumpuan untuk
rampa dermaga
yang digunakan
untuk jalan
keluar masuk
kendaraan
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

a. Lantai ruang
kendaraan harus
dirancang
mampu
menahan beban
kendaraan roda Sesuai
empat atau
lebih dengan
muatan sumbu
terbesar (MST)
10 ton
Tinggi
untuk
golongan I-
1. Sesuai
V sekurang-
kurangnya
250 cm
b.
tinggi untuk
golongan
Ruang Geladak VI-IX
2 2. Tidak sesuai
Kapal sekurang-
kurangnya
420 cm
c. Untuk stabilitas
memanjang
setiap
kendaraan harus
diganjal dan
melintang,
apabila
diperkirakan Tidak sesuai
kondisi perairan
dapat
mengakibatkan
kemiringan
maka kendaraan
wajib diikat
(lashing)
d. Antara pintu Tidak sesuai
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

rampa
haluan/buritan
dengan batas
tubrukan diberi
tanda garis
pembatas
e.
Ruang
kendaraan
harus
1. Tidak sesuai
disediakan
lampu
penerangan

Disediakan
2. sirkulasi Sesuai
udara

Jalan
penghubung
antara
Sesuai
3. ruang
kendaraan
dan ruang
penumpang
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

2) KMP Cakalang II
Tabel 4. 18 Kesesuaian Pada Aspek Kemudahan /Keterjangkauan KMP Cakalang II
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

a. Paling sedikit
memiliki 2
pintu rampa Tersedia
yang digunakan
untuk jalan
keluar dan
masuk

b. Akses
kendaraan dari
dan ke geladak
atas (upper
deck) harus
tersedia Tersedia
dudukan atau
tumpuan untuk
rampa dermaga
Fasilitas
1 yang digunakan
Bongkar Muat
untuk jalan
keluar masuk
kendaraan

c. Akses
penumpang dari
dan ke geladak
atas (upper
deck) harus
tersedia
dudukan atau Tersedia
tumpuan untuk
rampa dermaga
yang digunakan
untuk jalan
keluar masuk
kendaraan

a.
Lantai ruang
Ruang Geladak kendaraan harus
2 Sesuai
Kapal dirancang
mampu
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

menahan beban
kendaraan roda
empat atau
lebih dengan
muatan sumbu
terbesar (MST)
10 ton

b. Tinggi
untuk
golongan I-
1. Sesuai
V sekurang-
kurangnya
250 cm

tinggi untuk
golongan
VI-IX
2. Tidak sesuai
sekurang-
kurangnya
420 cm

c. Untuk stabilitas
memanjang
setiap
kendaraan harus
diganjal dan
melintang,
apabila
diperkirakan Tidak sesuai
kondisi perairan
dapat
mengakibatkan
kemiringan
maka kendaraan
wajib diikat
(lashing)

d. Antara pintu Tidak sesuai


rampa
Jenis Kondisi
No Uraian Dokumentasi
Pelayanan Eksisting

haluan/buritan
dengan batas
tubrukan diberi
tanda garis
pembatas

e. Ruang
kendaraan
harus
1. Tidak sesuai
disediakan
lampu
penerangan

Disediakan
2. sirkulasi Sesuai
udara

Jalan
penghubun
g antara Sesuai
3. ruang
kendaraan
dan ruang
penumpang

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

3) KMP Uma Kalada


Tabel 4. 19 Kesesuaian Pada Aspek Kemudahan /Keterjangkauan KMP Uma Kalada
N Jenis Kondisi
Uraian Dokumentasi
o Pelayanan Eksisting

a. Paling sedikit
memiliki 2
pintu rampa Tersedia
yang digunakan
untuk jalan
keluar dan
masuk

b. Akses
kendaraan dari
dan ke geladak
atas (upper
deck) harus
tersedia Tersedia
dudukan atau
tumpuan untuk
rampa dermaga
Fasilitas
1 yang digunakan
Bongkar Muat
untuk jalan
keluar masuk
kendaraan

c. Akses
penumpang dari
dan ke geladak
atas (upper
deck) harus
tersedia Tersedia
dudukan atau
tumpuan untuk
rampa dermaga
yang digunakan
untuk jalan
keluar masuk
kendaraan

a.
Lantai ruang
Ruang Geladak kendaraan harus
2 Sesuai
Kapal dirancang
mampu
N Jenis Kondisi
Uraian Dokumentasi
o Pelayanan Eksisting

menahan beban
kendaraan roda
empat atau
lebih dengan
Muatan Sumbu
Terbesar (MST)
10 ton

b.
Tinggi
untuk
golongan I-
1. Sesuai
V sekurang-
kurangnya
250 cm

Tinggi
untuk
golongan
2. VI-IX Tidak sesuai
sekurang-
kurangnya
420 cm

c. Untuk stabilitas Tidak sesuai


memanjang
setiap
kendaraan harus
diganjal dan
melintang,
apabila
diperkirakan
kondisi perairan
dapat
mengakibatkan
kemiringan
maka kendaraan
wajib diikat
(lashing)
N Jenis Kondisi
Uraian Dokumentasi
o Pelayanan Eksisting

d. Antara pintu
rampa
haluan/buritan
dengan batas Tidak sesuai
tubrukan diberi
tanda garis
pembatas

e. Ruang
kendaraan
harus
1. Tidak sesuai
disediakan
lampu
penerangan

Disediakan
2. sirkulasi Sesuai
udara

Jalan
penghubung
antara Sesuai
3. ruang
kendaraan
dan ruang
penumpang

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

4) KMP Inerie II
Tabel 4. 20 Kesesuaian Pada Aspek Kemudahan /Keterjangkauan KMP Inerie II
N Jenis Kondisi
Uraian Dokumentasi
o Pelayanan Eksisting

Paling sedikit
memiliki 2
pintu rampa Tersedia
a. yang digunakan
untuk jalan
keluar dan
masuk

Akses
kendaraan dari
dan ke geladak
atas (upper
deck) harus
tersedia Tersedia
b
dudukan atau
.
Fasilitas tumpuan untuk
1 rampa dermaga
Bongkar Muat
yang digunakan
untuk jalan
keluar masuk
kendaraan

Akses
penumpang dari
dan ke geladak
atas (uper deck)
harus tersedia
dudukan atau Tersedia
c.
tumpuan untuk
rampa dermaga
yang digunakan
untuk jalan
keluar masuk
kendaraan

Lantai ruang
Ruang Geladak
2 a. kendaraan harus Sesuai
Kapal dirancang
mampu
N Jenis Kondisi
Uraian Dokumentasi
o Pelayanan Eksisting

menahan beban
kendaraan roda
empat atau
lebih dengan
Muatan Sumbu
Terbesar (MST)
10 ton

Tinggi
untuk
golongan I-
1. Sesuai
V sekurang-
kurangnya
250 cm
b
. Tinggi
untuk
golongan
2. VI-IX Tidak sesuai
sekurang-
kurangnya
420 cm

c. Untuk stabilitas Tidak sesuai


memanjang
setiap
kendaraan harus
diganjal dan
melintang,
apabila
diperkirakan
kondisi perairan
dapat
mengakibatkan
kemiringan
maka kendaraan
wajib diikat
(lashing)
N Jenis Kondisi
Uraian Dokumentasi
o Pelayanan Eksisting

Antara pintu
rampa
haluan/buritan
d
dengan batas Tidak sesuai
.
tubrukan diberi
tanda garis
pembatas

Ruang
kendaraan
harus
1. Tidak sesuai
disediakan
lampu
penerangan

Disediakan
e. 2. sirkulasi Sesuai
udara

Jalan
penghubung
antara Sesuai
3. ruang
kendaraan
dan ruang
penumpang

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023


2. Standar Pelayanan Pengoperasian Kapal
Penyajian data yang didapatkan oleh penulis setelah melakukan survei
standar pelayanan minimal untuk pengoperasian kapal pada lintasan
Kupang–Hansisi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kupang Provinsi Nusa
Tenggara Timur adalah data fasilitas pengawasan di ruang mesin kapal,
kondisi fisik kapal, kecepatan dinas kapal, serta data ketepatan waktu
operasi kapal.
a. Data Fasilitas Keamanan di Ruang Mesin Kapal
Adanya fasilitas pengawasan di ruang mesin kapal yaitu tersedianya
CCTV yang berfungsi dan dapat dimanfaatkan rekamannya.

Tabel 4. 21 Ketersediaan Faslitas Keamanan di Ruang Mesin Kapal

Ketersediaan
Nama Kapal Gambar
CCTV
KMP Uma
Tidak tersedia Tidak tersedia
Kalada

KMP Inerie II Rusak


T

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

b. Kondisi Fisik Kapal


Tolok ukur yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 62 Tahun 2019 kondisi fisik kapal merupakan kondisi
keseluruhan bagian kapal dan kapal harus dilakukan pengecetan apabila
cat telah pudar atau mengalami korosi. Menurut survei, kondisi cat
KMP Uma Kalada dan KMP Inerie II masih bagus dan sesuai dengan
standar.

Tabel 4. 22 Kondisi Fisik Kapal


Kondisi
Nama Kapal Gambar
Eksisting

KMP Uma
Baik
Kalada
KMP Inerie
Baik
II

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

c. Data kecepatan dinas kapal


Tolok ukur sesuai aturan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
62 Tahun 2019 kecepatan dinas kapal sesuai dengan yang ditetapkan
yaitu untuk kapal reguler adalah 10 knot. Menurut hasil survei yang
telah dilakukan penulis, kecepatan dinas kapal masih dibawah dari 10
knot sehingga pada aspek ketepatan kecepatan dinas kapal belum
memenuhi standar pelayanan minimal. Survei yang dilakukan yaitu
dengan ikut berlayar langsung dengan kapal. Berikut tabel analisis data
kecepatan dinas kapal.

Tabel 4. 23 Kecepatan KMP Uma Kalada


No Tanggal Kecepatan
1 1 April 2023 6,8 knot
2 5 April 2023 7,1 knot
3 7 April 2023 6,7 knot
4 12 April 2023 6,8 knot
5 13 April 2023 7,1 knot
6 16 April 2023 7,4 knot
7 25 April 2023 6,8 knot
Rata - rata 6,9 knot
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 4. 24 Kecepatan KMP Inerie II


No Tanggal Kecepatan
1 10 April 2023 9,1 knot
2 15 April 2023 9,2 knot
3 26 April 2023 9,2 knot
4 29 April 2023 (07.00) 9,3 knot
5 29 April 2023 (16.00) 8,8 knot
6 30 April 2023 9,1 knot
7 4 Mei 2023 9,2 knot
Rata – rata 9,1 knot
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

d. Jadwal Operasi
Tolok ukur sesuai aturan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
62 Tahun 2019 jadwal operasi kapal harus sesuai yang ditetapkan untuk
memenuhi waktu sandar dan berlayar. Menurut survei, KMP Uma
Kalada dan KMP Inerie II pada lintasan Kupang – Hansisi belum sesuai
dengan jadwal operasi dalam pemenuhan waktu bersandar dan berlayar
sehingga ketepatan waktu belum terpenuhi.

Tabel 4. 25 Jadwal Operasi Kapal Uma Kalada

Jadwal Eksisting Deviasi


No Tanggal
Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat
1 1 April 06.00 07.00 05.30 07.24 -30 +24
2 5 April 06.00 07.00 06.00 07.19 - +19
3 7 April 06.00 07.45 06.00 07.53 - +8
4 12 April 06.00 07.00 06.00 07.27 - +27
5 13 April 06.00 07.00 06.00 07.20 - +20
6 16 April 14.00 16.15 14.00 16.15 - -
7 25 April 06.00 07.00 06.00 07.38 - +38
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 4. 26 Jadwal operasi kapal KMP Inerie II

Tangga Jadwal Eksisting Deviasi


No.
l
Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat
1 10 April 06.00 07.00 06.00 07.10 - +10
2 15 April 16.00 18.00 16.00 18.10 - +10
3 26 April 06.00 07.00 06.00 07.25 - +25
4 29 April 06.00 07.00 06.00 07.18 - +18
5 29 April 14.00 16.00 14.00 16.00 - -
6 30 April 06.00 07.00 06.00 07.15 - +15
7 4 Mei 06.00 07.00 06.00 07.27 - +27
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Berdasarkan survei yang telah dilakukan terdapat beberapa


pelayanan yang sesuai dan tidak sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal Angkutan Penyeberangan untuk operasional kapal yang diatur
dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 Tahun 2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan. Adapun tingkat
kesesuaian pelayanan angkutan penyeberangan untuk operasional kapal
bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.19 Kesesuaian kondisi pelayanan Operasional KMP Uma Kalada


No Jenis Pelayanan Berdasarkan PM NO. Kondisi Pelayanan Di
62 Tahun 2019
KMP Uma Kalada
Sesuai Tidak Sesuai
a Keamanan

1 CCTV √
b Kenyamanan

1 Kondisi Fisik Kapal √


c Kemudahan / Keterjangkauan
1 Jadwal Operasi √
2 Kecepatan Dinas Kapal √
Total 1 3
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Tabel 4.20 kesesuaian kondisi pelayanan operasional KMP Inerie II


No Jenis Pelayanan Berdasarkan PM NO. Kondisi Pelayanan Di
62 Tahun 2019
KMP Inerie II
Sesuai Tidak Sesuai
a Keamanan

1 CCTV √
b Kenyamanan

1 Kondisi Fisik Kapal √


c Kemudahan / Keterjangkauan

1 Jadwal Operasi √
2 Kecepatan Dinas Kapal √
Total 1 3
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

1) Aspek Keamanan
Pihak pengelola kapal harus menyediakan fasilitas keamanan berupa
CCTV di ruang mesin kapal yang berfungsi dengan baik dan
rekaman dapat dimanfaatkaan.
2) Aspek Keteraturan
a. Jadwal operasi kapal
Pengelola kapal diharapkan melaksanakan jadwal operasi
kapal sesuai dengan yang ditetapkan terutama dalam ketepatan
waktu kecuali jika memang ada kendala masalah cuaca.
Koordinasi antara pihak operator dan regulator serta dengan
Lembaga lainnya agar lebih di efektifkan kembali agar tingkat
pemenuhan ketepatan waktu dapat tercapai.
b. Kecepatan Dinas Kapal
Penambahan kecepatan dinas kapal sesuai dengan standar
yaitu minimal 10 knot. Pihak pengelola kapal agar lebih
memperhatikan kondisi muatan kapal,mesin kapal, dan kemudi
kapal agar nanti kecepatan kapal memenuhi standar yaitu
minimal 10 knot.
Adapun hasil survei langsung terhadap standar
pelayanan minimal operasional kapal di KMP Uma Kalada dan
KMP Inerie II yang melayanai lintasan Kupang – Hansisi
dengan waktu tempuh 30 menit,maka sesuai dengan Peraturan
Menteri Perhubungan No. 62 Tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan bahwa
pelayanan pada KMP Uma Kalada dan KMP Inerie II yang di
analisis belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal
Angkutan Penyeberangan untuk operasional kapal.

Tabel 4.21 Perbandingan Antara Kondisi Eksisting Yang Ada Dengan


Kondisi Yang Direncanakan Sesuai Dengan Peraturan Menteri Perhubungan
No. 62 Tahun 2019

Kondisi Sekarang Kondisi yang direncanakan Manfaat

Memberikan
kemudahan kepada
kapten kapal untuk
Perlunya perbaikan dan
mengawasi dan
CCTV tidak berfungsi pengadaan CCTV sebagai
mengatur
(rusak). fasilitas pengawasan di
pertolongan jika
ruang mesin.
terjadi keadaan
darurat di ruang
mesin kapal.

Jadwal operasi kapal Penyusunan jadwal agar Untuk meningkatkan


lebih dikoordinasikan tingkat kepuasaan
dengan baik dengan pihak- penumpang serta
belum tepat waktu pihak yang bersangkutan. tidak terjadinya
Pelayanan di dermaga agar penumpukan
lebih dimaksimalkan. penumpang.

Untuk meningkatkan
pelayanan pada
Penambahan kecepatan
Kecepatan dinas kapal operasional kapal
dinas kapal sesuai dengan
kurang dari 10 knot agar waktu tempuh
standar yaitu 10 knot.
tetap sesuai dengan
jadwal.

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

Lampiran tabel survei kecepatan dinas kapal KMP Uma Kalada


Tanggal Dokumentasi

1 April 2023
5 April 2023

7 April 2023

12 April 2023

13 April 2023
16 April 2023

25 April 2023

Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

KMP Inerie II
Tanggal Dokumentasi

10 April 2023

15 April 2023

26 April 2023
29 April 2023
(Pagi)

29 April 2023
(Sore)

30 April 2023

4 Mei 2023
Sumber : Hasil Survei Tim PKL Kupang 2023

3. Fasilitas Pokok Sisi Daratan Pelabuhan Penyeberangan Bolok


a. Luas dan Jumlah Kursi pada Ruang Tunggu
Dalam pelaksanaan survei dan analisis bahwa luas ruang tunggu
pada Pelabuhan Penyeberangan Bolok tidak memadai bagi penumpang
pengguna jasa. Pada kondisi eksisting luas lapangan ruang tunggu yaitu
149 m2. Luasan ini lebih kecil dibandingkan dengan luasan dari
perhitungan kapasitas ruang tunggu yang dibutuhkan. Serta jumlah
kursi yang terdapat pada ruang tunggu hanya berjumlah 97 buah dan 3
diantaranya sudah tidak layak pakai. Maka dari itu perlu dilakukan
penambahan luas ruang tunggu karena belum dapat menampung
aktivitas penumpang pada saat ini dan perlu ditambahkannya kursi
penumpang pada ruang tunggu.
Selain itu, terdapat beberapa bagian bangunan ruang tunggu
yang perlu adanya perbaikan, diantaranya Ruang ASI yang
dialihfungsikan menjadi gudang agar dapat digunakan kembali,
atap ruang ruang tunggu yang sudah rusak dapat diganti,
pembedaan antara toilet pria dan wanita, serta perlu
ditambahkannya fasilitas penunjang seperti pendingin ruangan,
televisi, charger box, wifi, tempat sampah, dll..
b. Jembatan Timbang dan Portal
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 103 Tahun
2017 Tentang Pengaturan dan Pengendalian Kendaraan yang
menggunakan Jasa Angkutan Penyeberangan dan SK.242 Tahun 2010
Tentang Pedoman Teknis Manajemen Lalu Lintas Penyeberangan,
bahwa posisi jembatan timbang belum sesuai dengan peraturan yang
sudah ditetapkan yang seharusnya ditempatkan sebelum toll gate
kendaraan akan tetapi pada Pelabuhan Penyeberangan Bolok
ditempatkan tepat di depan loket kendaraan. Hal ini tentunya dapat
menghambat proses pembelian tiket pada loket kendaraan.
Berdasarkan hasil observasi di Pelabuhan Penyeberangan Bolok
kendaraan muatan yang hendak menyeberang hanya melewati
jembatan timbang untuk membeli tiket masuk namun tidak melalui
proses penimbangan pada saat kendaraan barang memasuki pelabuhan
dikarenakan jembatan timbang rusak. Hal ini berdampak pada daya
tahan fasilitas-fasilitas pelabuhan yang ada seperti trestle dan dermaga
yang hanya menampung beban berat kendaraan muatan sebesar 30 ton.
Selain itu kondisi lapangan parkir siap muat di pelabuhan menjadi
berlubang. Pengaturan posisi kendaraan berdasar berat muatan di kapal
pada saat kondisi eksisting hanya mengikuti insting saja.
c. Kebutuhann Gangway
Pada Pelabuhan Penyeberangan Bolok terdapat dua dermaga, yaitu
dermaga satu dan dermaga dua. Gangway pada Pelabuhan
Penyeberangan Bolok sepanjang 194 meter dibangun setelah ruang
tunggu dan berhenti sebelum Ruang Movable Bridge (MB) yang sejalur
dengan dermaga satu. Hal tersebut mengakibatkan penumpang yang
akan menuju ke deck kapal melalui jalur yang sama dengan kendaraan.
Selain, apabila terdapat penumpang yang akan menaiki kapal melalui
dermaga dua harus menyeberang lintasan yang juga dilalui oleh
kendaraan atau bahkan dapat terjadi crossing dengan kendaraan dari
dermaga satu. Kondisi demikian tentunya dapat membahayakan
keselamatan penumpang..
d. Sistem Toll gate Pelabuhan
Berdasarkan survei lapangan yang telah dilaksanakan bahwa sistem
toll gate manual kurang efektif dalam hal waktu pelayanan. Penumpang
diharuskan turun dari kendaraan terlebih dahulu untuk membeli tiket
sehingga membuat kendaraan terhambat dan dapat membuat antrian
panjang berada di toll gate pelabuhan. Selain itu dikarenakan sistem
pembelian tiket yang masih manual, sering terjadi praktik percaloan
yang tentunya dapat merugikan pihak pengelola Pelabuhan
Penyeberangan Bolok, yaitu PT ASDP Indonesia Ferry Persero Cabang
Kupang.
Walaupun sudah tersedia pintu portal otomatis atau sistem barrier
gate, tetapi dalam praktiknya sistem toll gate Pelabuhan Penyeberangan
Bolok masih lebih memilih memanfaatkan pintu gerbang manual yang
dijaga oleh petugas. Pada pintu toll gate Pelabuhan Bolok sudah
terdapat empat bagian untuk masuk kendaraan berdasarkan golongan.
Akan tetapi dari empat pintu masuk tersebut hanya ada dua yang
difungsikan.
e. Lapangan Antar/Jemput bagi Penumpang
Pada Pelabuhan Penyeberangan Bolok sudah terbagi menjadi
lapangan parkir/jemput kendaraan dan lapangan parkir siap muat.
Lapangan parkir antar/jemput penumpang sudah memenuhi kapasitas
untuk menampung kendaraan bagi pengantar dan penjemput
penumpang. Akan tetapi, kendaraan belum diparkirkan menurut
jenisnya antara kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua sehingga
tidak tertata dengan rapi. Oleh karena itu, pada lapangan antar/jemput
bagi penumpang Pelabuhan Penyeberangan Bolok perlu pemisahan
tempat parkir kendaraan berdasarkan jenisnya.

4. Fasilitas Pokok Sisi Daratan Pelabuhan Penyeberangan Hansisi


a. Analisis Kebutuhan Ruang Tunggu
Ruang tunggu pada Pelabuhan Penyeberangan Hansisi belum bisa
menampung kapasitaas penumpang serta jumlah kursi yang tersedia juga
belum memenuhi. Pada ruang tunggu juga belum terdapat instalasi air
dan listrik.
b. Jembatan Timbang dan Portal
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 103 Tahun
2017 Tentang Pengaturan dan Pengendalian Kendaraan Yang akan
Menggunakan Jasa Angkutan Penyeberangan, bahwa setiap Pelabuhan
penyeberangan wajib menyediakan fasilitas portal dan jembatan timbang
untuk mengetahui dimensi (tinggi) dan berat kendaraan yang akan
menyeberang. Pada saat saat ini di Pelabuhan Penyeberangan Hansisi tidak
terdapat jembatan timbang dan portal sebagai pembatasan berat dan tinggi
kendaraan yang akan memasuki Pelabuhan. Hal ini menyebabkan beban
kendaraan yang masuk ke areal pelabuhan dan naik ke kapal tidak dapat
terpantau. Selain itu portal yang digunakan sebagai pembatas tinggi
muatan pada kendaraan tidak boleh melebihi dari tinggi geladak kapal
yang beroperasi pada lintasan. Untuk tinggi portal pada Pelabuhan
Penyeberangan Hansisi menyesuaikan tinggi geladak kapal.
c. Kebutuhan gangway
Untuk meningkatkan pelayanan yang ada di Pelabuhan Penyeberangan
Hansisi dan untuk menjamin keselamatan penumpang pada saat
penumpang memasuki kapal maka diperlukan jalan bagi penumpang untuk
keluar masuk dari dan ke kapal yaitu gangway. Pelabuhan Penyeberangan
Hansisi pada saat ini belum memiliki fasilitas gangway.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada Pelabuhan Penyeberangan
Bolok dan Pelabuhan Penyeberangan Hansisi di wilayah kerja Balai
Pengelola Transpotasi Darat Kelas II Nusa Tenggara Timur. Dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian tingkat kesesuaian pelayanan angkutan penyeberangan
untuk pemuatan kendaraan masih belum sesuai baik dari aspek
keselamatan, aspek keamanan, dan aspek kemudahan/keterjangkauan
berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 tahun 2019.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 Tahun 2019
mengatur Standar Pelayanan Pengoperasian Kapal, KMP Uma Kalada
dan KMP Inerie II hanya memenuhi aspek kenyamanan berkaitan dengan
kondisi fisik kapal. Akan tetapi aspek keamanan yang menyangkut
ketersediaan CCTV dan aspek kemudahan/keterjangkauan berkaitan
dengan jadwal operasi dan kecepatan dinas kapal belum termenuhi.
3. Hasil survei di Pelabuhan Penyeberangan Bolok berdasarkan KM Nomor
52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan
terdapat beberapa aspek fasilitas pokok sisi daratan yang belum terpenuhi
yaitu meliputi:
a. Luas ruang tunggu dan jumlah kursi belum bisa menampung jumlah
penumpang secara keseluruhan serta fasilitas penunjang dI ruang
tunggu yang belum terpenuhi.
b. Fasilitas jembatan timbang yang belum dioperasikan secara optimal.
c. Gangway yang belum menyambung pada side ramp kapal.
d. Sistem toll gate yang masih manual belum bisa memberikan
pelayanan secara efektif dan efisien.
e. Serta lapangan parkir antar/jemput yang belum dibedakan
berdasarkan jenisnya sehingga kendaraan tidak tersusun rapi.
4. Berdasarkan KM Nomor 52 Tahun 2004, terdapat beberapa aspek
fasilitas pokok sisi daratan pada Pelabuhan Penyeberangan Hansisi yang
belum terpenuhi yaitu :
a. Luas ruang tunggu serta jumah kursi belum memadai dengan jumlah
penumpang yang ada.
b. Gangway yang belum tersedia pada Pelabuhan Ppenyeberangan
Hansisi.
c. Fasilitas jembatan timbang dan portal belum tersedia sehingga
kendaraan barang yang tidak melakukan pengukuran berat muatan.
B. Saran

1. Pada fasilitas pelayanan angkutan penyeberangan untuk pemuatan


kendaraan perlu dilakukan beberapa kebijakan yaitu:
a. Pihak operator kapal yang berwenang harus meningkatkan standar
pelayanan minimal pelayanan pemuatan kendaraan di KMP Lakaan,
KMP Cakalang II, KMP Uma Kalada, dan KMP Inerie II berdasarkan
ketentuan persyaratan pelayanan yang ditetapkan dalam standar
pelayanan minimal angkutan penyeberangan di atas kapal yang terkait
dengan keselamatan, keamanan, dan kemudahan/keterjangkauan.
b. Pihak regulator harus melaksanakan monitoring dan pengecekan
secara rutin untuk memberikan penilaian dalam pemenuhan standar
pelayanan minimal angkutan penyeberangan yang disediakan oleh
pihak operator kapal dalam hal ini PT ASDP Indonesia Ferry
(Persero) selaku pemilik kapal.
2. Diperlukan peningkatan fasilitas yang berkaitan dengan pelayanan
pengoperasian kapal agar sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 62 Tahun 2019 yaitu:
a. Peningkatan kemananan dengan pemenuhan standar jumlah CCTV
oleh pihak operator kapal.
b. Penyesuaian jadwal operasi kapal dengan jadwal rencana yang
telah dibuat agar tidak merugikan penumpang.
c. Penyesuaian kecepatan dinas kapal dengan minimal kecepatan 10
knot setiap melakukan pelayaran.
3. Pada Pelabuhan Penyeberangan Bolok perlunya peningkatan fasilitas
pokok sisi daratan yaitu:
a. Perlunya perluasan ruang tunggu dan jumlah kursi agar bisa
menampung jumlah penumpang secara keseluruhan serta
penambahan fasilitas penunjang seperti pendingin ruangan, wifi,
charger box, televisi, serta papan pengumuman.
b. Perlunya pengoptimalan pengoperasian jembatan timbang disertai
dengan petugas khusus untuk menghindari terjadinya Over
Dimension Over Loading (ODOL) pada kendaraan yang akan muat
menuju kapal.
c. Penambahan panjang gangway agar langsung menyambung pada
side ramp kapal sehingga tidak tejadi crossing dengan kendaraan
akan naik atau turun dari kapal melalui movable bridge yang
dapat membahayakan keselamatan penumpang.
d. Diperlukannya pengaktifan sistem toll gate pelabuhan yaitu
barrier gate otomatis agar pelaksanaan terjadi lebih praktis dan
efisien waktu. Pengaktifan sistem barrier gate ini juga harus
dibarengi dengan pengaktifan pembelian tiket secara online atau
electronic ticket (e-ticket) untuk memudahkan para penumpang
yang akan membeli tiket kendaraan.
e. Serta perlunya pembedaan lapangan parkir antar/jemput
berdasarkan jenisnya sehingga kendaraan dapat tersusun rapi dan
tidak mengganggu lau lintas ketika melakukan pengantaran dan
penjemputan penumpang.
4. Pada Pelabuhan Penyeberangan Hansisi perlunya peningkatan fasilitas
pokok sisi daratan yaitu:
a. Perlunya perluasan ruang tunggu dan jumlah kursi agar bisa
menampung jumlah penumpang secara keseluruhan serta
penambahan instalasi listik dan air guna meningkatkan
kenyamanan pada ruang tunggu di Pelabuhan Hansisi.
b. Dibutuhkannya pembangunan jembatan timbang agar kendaraan
dapat diketahui berat dan muatannya sebelum masuk ke dalam
kapal sehingga terhindar dari over capacity dan portal untuk
mengetahui dimensi ketinggian kendaraan.
c. Pentingnya pembangunan gangway agar jalur masuk penumpang
menuju kapal tidak sama dengan kendaraan sehingga tidak
membahayakan keselamatan penumpang.

Anda mungkin juga menyukai