Anda di halaman 1dari 9

PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG KAPAL EKSEKUTIF DAN

KAPAL REGULER DI PELABUHAN PENYEBERANGAN BAKAUHENI-MERAK

Laila Rosa Linda 22116043


Muhammad Zainal Ibad, Prof. Dr. Eng. Pradono

ABSTRAK

Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni merupakan pelabuhan penyeberangan yang


menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Pelabuhan ini merupakan pintu gerbang
utama bagi kendaraan maupun penumpang yang akan menuju Pulau Sumatera dan sebaliknya.
Jumlah penumpang yang terus menerus bertambah membuat pemerintah berupaya untuk
meningkatkan kualitas transportasi laut. Oleh karenanta dibuatlah dermaga eksekutif dalam
upaya mewujudkan peningkatan kualitas transportasi laut di Indonesia. Adanya kapal eksekutif
ini merupakan inovasi baru dalam memenuhi kebutuhan kualitas kapal penyeberangan
Pelabuhan Bakauheni-Merak, karena jika sebelumnya hanya ada kapal reguler, sekarang
terdapat moda baru yang membuat penumpang lebih bebas untuk menentukan pilihan dalam
menggunakan moda. Oleh karena itu penelitian in bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pemilihan moda penumpang kapal baik eksekutif maupun reguler di Pelabuhan Penyeberangan
Bakauheni-Merak. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat tiga sasaran yaitu 1.
Mengidentifikasi karakteristik pengguna kapal penyeberangan Bakauheni-Merak. 2.
Mengidentifikasi faktor-faktor memengaruhi dalam pemilihan moda kapal penyeberangan
Pelabuhan Bakauheni-Merak. 3. Mengidentifikasi kecenderungan penumpang dalam
pemilihan moda kapal penyeberangan Pelabuhan Bakauheni-Merak. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan regresi logistik menggunakan MiniTAB
dan didapatkan fungsi utilitas UT= -2.93 + 4.51 X2 + 5.37 X4. X2 merupakan waktu tempuh
moda angkutan penyeberangan di pelabuhan bakauheni dan X4 merupakan frekuensi kapal.

Kata Kunci: Pemilihan Moda, Pelabuhan, Regresi Logistik Biner, Dermaga Eksekutif.

ABSTRACT
Bakauheni Ferry Port is a ferry port that connects Sumatra and Java Islands. This port is the
main gate for vehicles and passengers going to Sumatra Island and vice versa. The number of
passengers that continues to increase makes the government try to improve the quality of sea
transportation. Because of this, an executive dock was made in an effort to improve the quality
of sea transportation in Indonesia. The existence of this executive ship is a new innovation in
meeting the quality needs of the Bakauheni-Merak Port ferry, because previously there were
only regular ships, now there is a new mode that makes passengers more free to make choices
in using the mode. Therefore, this study aims to determine how the mode choice of ship
passengers, both executive and regular, at the Bakauheni-Merak Ferry Terminal. To achieve
this goal, there are three objectives, namely 1. Identifying the characteristics of the users of
the Bakauheni-Merak ferry. 2. Identifying the factors that influence the choice of vessel mode
for the Bakauheni-Merak Port crossing. 3. Identifying the tendency of passengers in choosing
the ferry mode for the Bakauheni-Merak Port crossing. The analysis method used in this
research is descriptive and logistic regression using MiniTAB and the utility function is
obtained UT = -2.93 + 4.51 X2 + 5.37 X4. X2 is the travel time of the ferry mode at Bakauheni
Harbor and X4 is the frequency of the ship.
Keywords: Mode Choice, Port, Binary Logistic Regression, Executive Wharf.
PENDAHULUAN sarana yang ditawarkan, sehingga masyarakat
sebagai konsumen akan lebih selektif dalam
Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni memilih moda transportasi. Penyeberangan
merupakan pelabuhan penyeberangan yang dari Provinsi Lampung menuju Provinsi
menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Banten melalui transportasi laut memiliki dua
Jawa. Pelabuhan ini merupakan pintu gerbang rute penyeberangan, salah satunya adalah
utama bagi kendaraan maupun penumpang Pelabuhan Bakauheni-Pelabuhan Merak yang
yang akan menuju Pulau Sumatera dan memiliki dua moda yaitu kapal reguler dan
sebaliknya. Pelabuhan Bakauheni sudah kapal eksekutif.
beroperasi sejak tahun 1981 melayani
penumpang dari Pulau Sumatera ke Pulau Pengadaan dermaga eksekutif merupakan
Jawa dan Pulau Jawa ke Pulau Sumatera. upaya untuk mewujudkan sistem transportasi
yang berdaya saing tinggi dan meningkatkan
Dalam masa pemerintahan Kabinet Kerja, efisiensi mobilitas nasional untuk barang dan
terdapat program pengembangan infrasruktur manusia. Mengingat provinsi Lampung
strategis yang merupakan sebagai penghubung dari Pulau Sumatera ke
pengimplementasian dari Nawacita.Nawacita Pulau Jawa dan berdekatan langsung dengan
telah dijabarkan dalam Rencana Jakarta sebagai sentral ekonomi Negara
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Kesatuan Republik Indonesia. Peranan
(RPJMN) 2015-2019 yang didalamnya transportasi dari sudut ekonomi adalah
termuat proyek strategis guna peningkatan merangsang pertumbuhan ekonomi,
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan
melancarkan dan memudahkan distribusi
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bahan-bahan kebutuhan yang berbeda, alat
masyarakat dan pembangunan daerah. Salah untuk menstabilkan harga, mengurangi isolasi
satu proyek strategis yang tercantum yaitu daerah, menunjang perluasan pasar, dan
pembangunan pelabuhan baru dan menunjang terciptanya spesialisasi yang luas
pengembangan kapasitas yang termasuk (H. F. Ruru, 1993).
didalamnya yang diwujudkan dengan
pembangunan dermaga eksekutif. Dermaga Jika sebelumnya hanya terdapat kapal reguler
Eksekutif Bakauheni di resmikan pada sebagai moda penyeberangan Bakauheni-
tanggal 8 Maret 2019. Merak atau sebaliknya, maka pada tahun 2019
muncul penambahan moda yaitu kapal
Transportasi merupakan sarana penting dalam eksekutif. Masing-masing moda tersebut
mendukung pembangunan dan kegiatan memiliki ciri khas yang berbeda dari aspek
perekonomian masyarakat serta pelayanannya. Dengan adanya perbedaan
pengembangan suatu wilayah. Sistem tersebut, maka masyarakat akan memiliki
transportasi berfungsi untuk meningkatkan preferensi atau kecenderungan terhadap salah
mobilitas penduduk dan sumber daya lainnya satu moda tergantung dengan kebutuhan dari
sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi
masing-masing pengguna. Penambahan moda
dan pembangunan antar wilayah. Dalam kapal eksekutif tidak memiliki tujuan untuk
pemenuhan kebutuhan akan menimbulkan mematikan operasional kapal reguler karena
pergerakan, dan dengan adanya pergerakan memiliki ciri khas dan sasaran yang berbeda.
akan menimbulkan pemilihan moda.
Pemilihan moda akan timbul ketika semakin Berdasarkan data yang di dapat dari
banyak jenis jasa transportasi dan berbagai perwakilan PT. ASDP Indonesia Ferry
(persero) cabang Bakauheni, jumlah kepada penumpang kapal penyeberangan
penumpang pada tahun 2019 meningkat Bakauheni-Merak dengan ketentuan
dibandingkan tahun 2018. Yang paling penumpang tersebut sudah pernah
signifikan ialah pada kendaraan roda empat menggunakan kedua jenis moda kapal yaitu
yang jumlahnya naik hingga 179.629 unit kapal reguler dan eksekutif.
kendaraan dan kendaraan roda dua yang
mengalami kenaikan sebanyak 92.268 unit Untuk mencapai jumlah responden sebanyak
kendaraan. Dan untuk pejalan kaki 100 orang dengan efisinsi waktu dan biaya,
mengalami kenaikan sebanyak 60.000 orang penyebaran kuisoner penelitian ini dilakukan
(ASDP, 2019). Penelitian ini ingin dalam satu hari dengan menggunakan lima
mengetahui bagaimana pemilihan moda kapal orang surveyor. Dalam penelitian ini
eksekutif dan reguler dalam penyeberangan dilakukan metode pengambilan dengan
Bakauheni-Merak dengan mengetahui faktor- melakukan wawancara kepada 100 pengguna
faktor apa yang memengaruhi penumpang kapal penyeberangan Bakauheuni Merak.
dalam menentukan moda yang digunakan dan Pembagiannya adalah 50 responden
bagaimana kecenderungannya agar sehingga merupakan pengguna kapal eksekutif dan 50
dapat memunculkan rekomendasi untuk responden merupakan pengguna kapal
kedua moda tersebut. Tujuan penelitian ini regular. Pada saat penengambilan data
dapat terwujud melalui sasaran-sasaran dilapangan, tidak dilakukan pembagian tim
sebagai berikut: surveyor. Seluruh surveyor melakukan
wawancara kepada penumpang moda kapal
1. Mengidentifikasi karakteristik reguler terlebih dahalu yaitu dari Pelabuhan
pengguna kapal penyeberangan Bakauheni-Merak, sedangkan wawancara
Bakauheni-Merak. kepada penumpang moda kapal ekeskutif
2. Mengidentifikasi faktor-faktor dilakukan setelahnya yaitu dari Pelabuhan
memengaruhi dalam pemilihan moda Merak-Bakauheni.
kapal penyeberangan Pelabuhan
Bakauheni-Merak. Dalam wawancara yang dilakukan, responden
3. Mengidentifikasi kecenderungan diberikan pertanyaan tentang preferensi
penumpang dalam pemilihan moda dalam menggunakan kedua moda tersebut.
kapal penyeberangan Pelabuhan Responden dihadapkan pada suatu keadaan
Bakauheni-Merak. yang diharuskan untuk memilih antara kedua
moda tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk
METODE PENELITIAN mengetahui jika responden dihadapkan pada
Metodologi pengumpulan data dalam suatu keadaan yang sama akan tetapi
penelitian ini meliputi pengumpulan data memiliki dua pilihan untuk menggunakan
primer dan sekunder. Pengumpulan data salah satu moda yaitu kapal reguler atau
primer dari penelitian ini melalui kuisioner eksekutif, maka moda mana yang akan
untuk mengetahui karakteristik pengguna mereka pilih. Sedangkan Pengumpulan data
kapal eksekutif dan kapal reguler, faktor sekunder dilakukan untuk mengetahui
pendukung penumpang memilih kapal gambaran umum penumpang dari kapal
eksekutif dan optimasi pelayanan pada kapal reguler dan kapal eksekutif. Berikut adalah
eksekutif. Metode pengumpulan data primer tabel kebutuhan data dalam penelitian analisis
dilakukan dengan melakukan wawancara
pemilihan moda angkutan penumpang kapal dengan kata lain yaitu merupakan suaatu
ekseutif dan kapal reguler. gerakan pemindahan barang-barang atau
orang dari suatu tempat ke tempaat yang
Untuk metode analisis yang digunakan dalam lain.
penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
analisis regresi logistik. Analisis deskriptif B. Sistem Transportasi
dipakai untuk menggambarkan bagaimana Menurut Tamin (2000), sistem transportasi
karakteristik pengguna kapal penyeberangan merupakan suatu interaksi yang terjadi antara
Bakauheni-Merak. Sedangkan analisis regresi aktivitas, jaringan transportasi, dan arus
logistik digunakan untuk mengetahui faktor- (flow) dimana hubungan ketiga elemen
faktor apa saja yang paling memengaruhi tersebut saling berinteraksi dan berbanding
dalam pemilihan moda. Sehingga dari adanya lurus, sehingga kebutuhan akan pelayanan
gambaran karakteristik pengguna moda dan transportasi bersifat sangat kualitatif dan
faktor apa yang paling memengaruhi dalam mempunyai ciri yang berbeda-beda sebagai
pemilihan moda dapat dikaitkan untuk fungsi dari waktu, tujuan perjalanan,
memunculkan rekomendasi apa yang sesuai frekuensi, jenis kargo yang diangkut, dan
untuk kedua moda tersebut. lain-lain. Kemudian sistem transportasi
berkembang hingga saat ini memberikan
TINJAUAN LITERATUR
pelayanan berbagai macam bentuk
A. Transportasi
pergerakan mekanis hampir ke semua wilayah
Pengertian transportasi secara harfiah adalah
yang menjadi pusat berbagai aktivitas
pemindahan manusia atau barang dari satu
masyarakat (Hadihardaja, 1997).
tempat ke tempat lain secara fisik dalam
waktu yang tertentu dengan menggunakan
C. Pelayanan
atau digerakkan oleh manusia, hewan atau
Pelayanan merupakan suatu aktivitas yang
mesin. Secara umum transportasi dibagi
ditawarkan oleh suatu lembaga
menjadi tiga yaitu transportasi darat,
pemerintah/swasta kepada pihak lain.
transportasi laut dan transportasi udara.
Berdasarkan Keputusan Menteri
Menurut beberapa ahli transportasi dapat
Perhubungan Nomor KM. 32 Tahuin 2001
didefinisikan sebagai berikut:
tentang penyelenggaraan angkutan
1) Menurut Hadihardaja dkk, dalam buku
penyeberangan pasal 9 ayat 1, berisi tentang
Sistem Transportasi (1997), transportasi
persyaratan pelayanan angkutan
adalah pemindahan penumpang dan
penyeberangan yang wajib dipenuhi yaitu:
barang dari satu tempat ke tempat lain.
1. Hanya dilakukan oleh perusahaan
Dalam transportasi ada dua unsur yang
angkutan penyeberangan,
terpenting yaitu pergerakan (movement)
2. Melayani lintas penyeberangan yang
dan secara fisik terjadi perpindahan
ditetapkan,
tempat atas barang atau penumpang
3. Dilayani oleh kapal yang digunakan
dengan atau tanpa alat angkut ke tempat
untuk melayani lintas angkutan
lain.
penyeberangan,
2) Menurut Kamaludin (1986) dalam Musa
4. Dioperasikan sesuai dengan sistem dan
dan Setiono (2012), transportasi adalah
prosedur pelayanan yang ditetapkan oleh
mengangkut atau membawa suatu barang
Dirjen dengan jadwal tetap dan teratur.
dari suatu tempat ke tempat lainnya atau
Adapun bunyi pasal 2 yaitu kapal Perbedaan antara dermaga reguler dengan
diperuntukkan untuk melayani angkutan eksekutif yaitu dilihat dari interior design
penyeberangan dan diharuskan berbendera dermaga dan fasilitas pendukung di dalam
Indonesia dengan pengecualian untuk kapal kapal. Dermaga eksekutif memiliki 3 lantai,
yang melayani angkutan penyeberangan antar lantaai pertama merupakan tempat pembelian
negara. tiket dan pencetakan tiket, lantai kedua
merupakan tempat tunggu dan pintu
GAMBARAN UMUM keberangkatan untuk penumpang yang tidak
membawa kendaraan, sedangkan lantai ketiga
diperuntukkan untuk retail. Adanya
perbedaan fasilitas pendukung yang membuat
harga tiket kapal eksekutif lebih mahal
dibandingkan dengan kapal reguler. Untuk
satu orang penumpang kapal eksekutif tarif
tiket yang dikenakan senilai Rp 50.000
(dewasa) sementara anak-anak hanya
dikenakan biaya Rp 34.000. Bila
menggunakan kendaraan pribadi maka harga
GAMBAR 1 yang dikenakan sudah termasuk penumpang
PELABUHAN BAKAUHENI-MERAK di dalamnya.
Sumber: PT. ASDP, 2019 .
Keberangkatan untuk kapal eksekutif
A. Kapal Eksekutif memiliki waktu tunggu dari satu kapal ke
Dermaga Eksekutif resmi dioperasikan sejak kapal lain yaitu dua jam. Adapun jadwal
tanggal 19 Desember 2018. Dermaga keberangkatan dari Merak ke Bakauheni di
eksekutif yang berada di Merak dibangun di mulai pukul 06.00, 08.00, 10.00, 12.00, 14.00,
dekat Dermaga VI Pelabuhan Merak dengan 16.00, 18.00, 20.00, 22.00, 00.00, 02.00, dan
luas tapak pengembangan yaitu 42.505 m2, 04.00 WIB. Sedangkan, Bakauheni ke Merak
sedangkan untuk dermaga eksekutif di mulai dari pukul 05.00, 07.00, 09.00, 11.00,
Bakauheni dibangun di dekat dengan 13.00, 15.00, 17.00, 19.00, 21.00, 23.00,
Dermaga VII dengan luas bangunan 38.709 01.00, 03.00 WIB
m2. Berdasarkan penuturan Direktur Utama
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira B. Kapal Reguler
Puspadewi mengatakan bahwa proyek Kapal reguler merupakan di Pelabuhan Merak
dermaga eksekutif merupakan wujud dan Bakauheni merupakan kapal dengan
komitmen peningkatan layanan muatan besar yang adahulu digunakan untuk
penyeberangan Bakauheni-Merak dengan mengangkut kereta api menuju Panjang.
percepatan waktu tempuh pelayaran dari 2,5 Kapal reguler memiliki kapasitas muatan
jam dengan kapal reguler menjadi 1 jam yang lebih besar, sehingga rata-rata kecepatan
menggunakan kapal eksekutif. Dermaga kapal ini hanya sekitar 12 km/jam. Waktu
eksekutif dibangun dengan konsep smart tempuh menggunakan kapal ini adalah 2,5-3
building yang modern. (Sari, 2019). jam. Untuk parkir kendaraan di dalam kapal
reguler ini tidak dipisahkan antara mobil
penumpang dengan kendaraan bus/truk,
sehingga mobil penumpang dapat parkir penggunanya belum bekerja atau sebagai
bersampingan langsung dengan bus/truk. pelajar.
Umumnya jenis fasilitas yang tersedia di
kapal reguler sama dengan yang disediakan di Pengguna Pengguna
Jenis Moda Moda
kapal eksekutif, perbedaanya terletak dari Pekerjaan Kapal Kapal
Total
kualitas pelayanannya. Untuk ruang tunggu di Reguler Eksekutif
dalam kapal, disediakan dalam dua kelas yaitu Mahasiswa/p
11 7 18
elajar
bisnis dan ekonomi. Kelas bisnis Karyawan
menggunakan Ac, sedangkan kelas ekonomi 8 8 16
Swasta
merupakan smoking area. Untuk Petani 5 0 5
menggunakan fasilitas di dalam kelas bisnis, Wiraswasta 8 20 28
penumpang akan dikenakan biaya tambahan Pedagang 2 0 2
yaitu Rp. 15.000 untuk setiap orangnya. IRT 2 4 6
PNS 4 5 9
Guru 1 2 3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Supir 3 1 4
A. Karakteristik Penumpang
Buruh 2 0 2
berdasarkan hasil analisis yang sudah
Lainnya 4 3 7
dilakukan dapat digambarkan karakteristik Jumlah
50 50 100
penumpang dalam beberapa jenis yaitu usia, Responden
pendapatan, pekerjaan, dan tujuan perjalanan.
Umumya untuk penumpang usia remaja lebih Sedangkan untuk karakteristik penumpang
memilih menggunakan moda kapal reguler jika dilihat dari rentang pendapatanna dapat
sedangkan untuk usia lansia lebih memilih disimpulkan bahwa mayoritas pengguna
menggunakan moda kapal eksekutif yang moda kapal eksekutif memiliki upah kerja
dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. sebesar UMP Lampung yaitu Rp. 2.432.001
sedangkan untuk mayoritas pengguna kapal
TABEL 1 reguler karna memang kebanyakan
REKAPITULASI KUISIONER RESPONDEN merupakan pelajar atau mahasiswa maka
UNTUK KELOMPOK USIA rentang pendapatannya di bawah UMP
Pengguna Pengguna
Moda Moda Lampung. Jika dilihat dari tujuan
Kelompol Usia Total
Kapal Kapal perjalanannya, umumnya penumpang
Reguler Eksekutif melakukan mobilitas menggunakan kapal
12-25: Remaja 24 21 45
untuk melakukan kegiatan bekerja.
26-45: Dewasa 21 20 41
45-65: Lansia 5 9 14
Jumlah
B. Faktor yang Memengaruhi
50 50 100
Responden Uji validitas dilihat dari P-Value pada
Pearson test dengan syarat P-Value
Beragamnya jenis pekerjaan responden sedangkan untuk mengetahui keaslian data
pengguna moda dapat dilihat pada Tabel 2. (reabilitas) dilihat berdasarkan P-Value pada
Akan tetapi berdasarkan hasil data tersebut Hosmer-Lemeshow test, dengan ketentuan P-
dapat disimpulkan bahwa mayoritas Value < 0,2 yang berarti sangat rendah, 0,2 <
pengguna moda kapal eksekutif memiliki P-Value < 0,4 artinya rendah, 0,4 < P-Value <
pekerjaan sebagai wiraswasta. Sedangkan 0,7 artinya sedang, 0,7 < P-Value < 0,9
untuk moda kapal reguler mayoritas artinya tinggi dan 0,9 < P-Value < 1,0
memiliki arti sangat tinggi. P-Value dari Setelah responden dihadapkan pada beberapa
Pearson Test pada penilitian ini sebesar 0.998 pertanyaan tentang preferensi antara
(P-Value >0,05) yang artinya data dalam menggunakan kapal eksekutif atau regular,
penelitian ini valid. P-Value dari Hosmer- didapatkan hasil bahwa dari 61 dari 100
Lemeshow test sebesar 0.726, artinya responden memilih menggunakan moda kapal
reabilitas data pada penelitian ini tinggi karna penyeberangan eksekutif dan sisanya sebesar
melebihi 0,7. Hasil dari kedua uji tersebut 39 cenderung memilih moda kapal regular
dapat disimpulkan bahwa data dalam dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
penelitian ini layak digunakan untuk analisis Dalam memilih kecenderungan penggunaan
selanjutnya. kapal, responden sudah diberikan pertanyaan
dengan variabel-variabel prediktor.
Setelah dilakukan iterasi sebanyak tujuh kali,
maka didapatkan model persamaan utilitas
yang didalamnya terdapat faktor-faktor paling Kecenderungan Responden Dalam
Memilih Kapal Penyeberangan
berpengaruh dalam pemilihan moda, yaitu
waktu tempuh dan frekuensi dengan nilai
koefisien determinasi (R2) dengan nilai Memilih Kapal
Eksekutif
sebesar 62.38%. Dengan melihat nilai Memilih Kapal
koefisien determinasi tersebut dapat Reguler
mengetahui seberapa besar model dapat
menerangkan kondisi yang sebenarnya.
Semakin besar nilainya, maka semakin kuat Moda kapal eksekutif memiliki beberapa
kemampuan model dalam menerangkan keunggulan dibandingkan dengan kapal
kondisi yang sebenarnya (Tamin, 2008). regular, yaitu waktu tempuh yang lebih cepat
Koefisien determinasi tersebut juga dapat dan fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas
berarti bahwa sebesar 62.38% pemilihan pendukung tersebut diantaranya adalah tidak
moda penumpang dalam memilih moda kapal dikenakan biaya tambahan untuk
penyeberangan dijelaskan oleh faktor waktu menggunakan fasilitas pendukung yang
tempuh dan frekuensi kapal. terdapat di dalam kapal, ruang tunggu
kedatangan kapal yang nyaman dan terdapat
outlet-outlet tempat makan yang bersih dan
terkenal. Berdasarkan hasil temuan yang
didapatkan, pengguna moda kapal
Keterangan:
UT = Nilai Utilitas Moda Angkutan penyeberangan Bakauheuni Merak yang
Penyeberangan di Pelabuhan didominasi oleh usia produktif dengan tujuan
Bakauheni perjalanan adalah untuk bekerja cenderung
X2 = Waktu Tempuh Moda Angkutan memilih menggunakan kapal eksekutif karena
Penyeberangan di Pelabuhan waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan
Bakauhen dengan kapal regular. Walaupun biaya kapal
X4 = Frekuensi Kapal Moda Angkutan eksekutif lebih mahal dibandingkan dengan
Penyeberangan di Pelabuhan kapal regular, pengguna moda yang
Bakauheni umumnya usia produktif dan memiliki
penghasilan >Rp. 2.000.000 lebih memilih
C. Kecenderungan Pemilihan Moda menggunakan moda kapal eksekutif karena
kenyamanan yang didapatkan dari fasilitas kualitas sesuai dengan harga yang dibayar
pendukung yang disediakan. Jika oleh pengguna jasa kapal penyeberangan.
menggunakan kapal ekskutif, waktu tempuh Berikut beberapa rekomendasi bagi masing-
kapal kurang lebih adalah 1-1,5 jam, masing pengelola kapal penyeberangan
sedangkan waktu tempuh untuk kapal regular Bakauheni-Merak
kurang lebih 2,5-3 jam. Semakin tinggi
mobilitas seseorang, maka semakin tinggi DAFTAR PUSTAKA
juga energi yang akan dikeluarkan, oleh
Azis, R., Asrul, & Risman. (2016). Model
karenanya pengguna moda kapal
penyeberangan lebih cenderung memilih Pemilihan Moda Transportasi Laut
kapal eksekutif demi efisiensi waktu dan Pada Wilayah Kepulauan. 1-12.
energi.
Bruton M.J. (1986). Introduction to
KESIMPULAN
Transportation Planning. Melbourne:
Berdasarkan temuan studi yang ada di dalam
Hutchinson.
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan pemilihan moda kapal
Hadihardaja. (1997). Perencanaan dan
penyeberangan Pelabuhan Bakauheni-Merak,
penumpang lebih memilih kapal eksekutif Permodelan Transportasi. Bandung:
dibandingkan dengan kapal reguler. Hal ITB.
tersebut dikarenakan faktor utama yang
memengaruhi penumpang dalam pemilihan Hardianto. (2018). Perbandingan Pemilihan
moda adalah waktu tempuh dan frekuensi.
Moda Transportasi Laut Menuju
Dilihat dari karakteristik penumpang yang
mayoritas tujuan dari penggunaan moda Pelabuhan Simeulue.
trsebut adalah untuk melakukan kegiatan
Ilmar, S. R., & dAUD, J. (2017). Model
bekerja sehingga preferensi penumpang lebih
memilih kapal eksekutif karena waktu tempuh Pemilihan Moda Angkutan
yang lebih cepat dibandingkan dengan kapal Penumpang Kapal Roll On Roll Off
reguler.
(PT. ASDP) dan Kapal Cepat Rute
Rekomendasi yang dapat diberikan terkait Singkil-Sinabang. Teknik Sipil, 1-10.
pemilihan moda transportasi kapal
penyeberangan Bakauheni-Merak Joetata Hadiraharja. (1997). Sistem
berdasarkan hasil analisis yang telah
Transportasi. Jakarta: Universitas
dilakukan adalah Dengan mengetahui faktor-
faktor apa yang memengaruhi dalam Guru Darma.
pemilihan moda kapal penyeberangan
Pelabuhan Bakauheni-Merak, pengelola Kamaludin, R. (1986). Ekonomi
kapal bisa lebih meningkatkan kualitas Transportasi. Jakarta: Gramedia.
pelayanannya terutama dalam faktor yang
memengaruhi dalam pemilihan moda yaitu M. N. Nasution. (1996). Manajemen
waktu tempuh dan frekuensi kapal. Pengelola Transportasi. Jakarta: Ghalia
harus memperbaiki dan mengevaluasi
Indonesia.
Ofyar Z. Tamin. (2000). Perencanaan dan
PemodelanTransportasi. Bandung.

Peraturan Menteri Perhubungan Republik


Indonesia. (2015). Standar
Pelayanan Penumpang Angkutan
Penyeberangan.

Peraturan Menteri Perhubungan RI, Nomor


26 Tahun 2012. (n.d.).

Setiono, M. d. (2012). Pengaruh Moda


Transportasi Darat Terhadap
Kelancaran Arus Container di PT.
Nilam Port Terminal Indonesia
Cabang Tanjung Perak Surabaya. 4.

Tamin, O. Z. (2008). Peencanaan,


Permodelan, & Rekayasa
Transportasi. Bandung: ITB.

Wulansari, D. N. (2014). Analisis Pemilihan


Moda Angkutan Penumpang Menuju
Bandara. Kajian Teknik Sipil, 1-8.

Anda mungkin juga menyukai