SISTEM TRANSPORTASI
“MEMBANGUN JARINGAN TRANSPORTASI ANTAR MODA DARI KOTA
AMBON KE PEDALAMAN MENGGUNAKAN MODEL DEMING BESERTA
ANALISIS EKONOMINYA”
OLEH :
NAMA : Auliya Ayu Lestari Hamsir
NIM : 202172009
KELAS :A
B. Model Deming
Model Deming mengacu pada filosofi manajemen dan pendekatan kualitas yang
dikembangkan oleh Dr. W. Edwards Deming, seorang ahli statistik dan konsultan
manajemen Amerika yang terkenal. Model ini sering dikaitkan dengan perbaikan
berkelanjutan dalam kualitas produk dan proses bisnis.
Prinsip-prinsip inti dari Model Deming, juga dikenal sebagai "PDCA Cycle" (Plan-
Do-Check-Act), adalah sebagai berikut:
1. Plan (Perencanaan): Identifikasi masalah dan tujuan, serta merencanakan
tindakan untuk memperbaiki atau meningkatkan situasi yang ada.
2. Do (Pelaksanaan): Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan, sering kali
melalui percobaan atau proyek pilot untuk menguji efektivitasnya.
3. Check (Pemeriksaan): Menilai hasil pelaksanaan untuk membandingkan dengan
tujuan yang ditetapkan dan memverifikasi apakah langkah-langkah yang diambil
berhasil atau tidak.
4. Act (Tindakan): Berdasarkan hasil pemeriksaan, membuat penyesuaian dan
tindakan lanjutan yang diperlukan untuk memperbaiki proses atau situasi.
Berikut adalah contoh penerapan model Deming dalam membangun jaringan transportasi antar
moda dari Ambon ke Nusa Laut beserta analisis ekonominya:
❖ Rute Perjalanan:
1. Ambon ke Pelabuhan Tulehu:
- Moda Transportasi: Mobil Pribadi atau Transportasi Umum
- Waktu: 30 – 60 Menit.
- Rute: Perjalanan dimulai dari kota Ambon, menuju ke arah timur laut menuju
Pelabuhan Tulehu. Rute ini biasanya melalui jalan utama yang menghubungkan
kota Ambon dengan pelabuhan.
2. Pelabuhan Tulehu ke Nusa Laut:
- Moda Transportasi: Kapal Ferry
- Waktu: 2 – 3 jam.
- Rute: Setelah tiba di Pelabuhan Tulehu, penumpang dapat naik kapal ferry menuju
Pulau Nusa Laut. Kapal feri yang melayani rute ini biasanya beroperasi secara
terjadwal, dan perjalanan akan mengambil waktu beberapa jam tergantung pada
kondisi cuaca.
- Total waktu kurang lebih 4,5 jam perjalanan dari Ambon ke Nusa Laut.
3. Nusa Laut:
- Setelah tiba di Pulau Nusa Laut, perjalanan berlanjut sesuai dengan tujuan akhir
penumpang. Beberapa desa di Pulau Nusa Laut dapat dijangkau dengan berjalan
kaki dari pelabuhan, sementara desa-desa yang lebih jauh mungkin memerlukan
transportasi lokal seperti ojek atau angkutan umum.
❖ Biaya Perjalanan:
Perkiraan biaya perjalanan dari Ambon ke Nusa Laut menggunakan kapal ferry adalah
sebagai berikut:
Biaya Tiket Kapal Ferry:
- Harga tiket kapal ferry dari Pelabuhan Tulehu ke Nusa Laut biasanya berkisar
antara 50.000 hingga 150.000 rupiah per orang untuk satu arah, tergantung pada
jenis kapal dan fasilitas yang disediakan.
Biaya Tambahan:
- Biaya tambahan seperti biaya parkir di Pelabuhan Tulehu (jika membawa
kendaraan pribadi) dapat berkisar antara 5.000 hingga 20.000 rupiah tergantung
pada durasi parkir.
- Biaya transportasi lokal di Nusa Laut seperti ojek atau angkutan umum mungkin
dibutuhkan tergantung pada destinasi akhir Anda di pulau. Biaya ini dapat
berkisar antara 10.000 hingga 50.000 rupiah tergantung pada jarak dan negosiasi
dengan pengemudi.
- Biaya makanan/minuman selama perjalanan akan bervariasi tergantung pada
preferensi Anda. Sebaiknya sediakan dana tambahan untuk kebutuhan ini.
Total Biaya:
- Total biaya perjalanan akan tergantung pada jumlah penumpang, jenis kapal ferry
yang dipilih, dan kebutuhan tambahan seperti transportasi lokal dan
makanan/minuman. Namun, sebagai perkiraan kasar, total biaya perjalanan dari
Ambon ke Nusa Laut bisa berkisar antara 60.000 hingga 250.000 rupiah per orang
untuk satu arah.
❖ Analisis ekonomi
perjalanan dari Ambon ke Nusa Laut dapat memberikan pemahaman lebih mendalam
tentang biaya dan manfaat yang terkait dengan perjalanan tersebut. Berikut ini adalah
beberapa aspek analisis ekonomi yang dapat dipertimbangkan:
1. Biaya Langsung:
- Biaya tiket kapal ferry dari Pelabuhan Tulehu ke Nusa Laut berkisar antara 50.000
hingga 150.000 rupiah per orang. Ini adalah biaya langsung yang harus dikeluarkan
untuk melakukan perjalanan.
- Biaya tambahan seperti biaya parkir di Pelabuhan Tulehu, biaya transportasi lokal
di Nusa Laut, dan biaya makan/minum selama perjalanan juga termasuk dalam
biaya langsung.
2. Biaya Tidak Langsung:
- Biaya tidak langsung dapat termasuk nilai waktu yang hilang selama perjalanan.
Jika perjalanan ini mengharuskan Anda untuk melewatkan waktu kerja atau
aktivitas produktif lainnya, maka saya harus mempertimbangkan nilai waktu
tersebut sebagai biaya tidak langsung.
3. Manfaat Ekonomi:
- Manfaat ekonomi dari perjalanan ini dapat berupa peningkatan konektivitas antar
wilayah, pembukaan peluang bisnis baru, dan pertumbuhan ekonomi lokal di Nusa
Laut. Ini dapat membawa manfaat jangka panjang bagi saya dan masyarakat
setempat.
4. Analisis Cost-Benefit:
- Dengan membandingkan total biaya perjalanan dengan manfaat ekonomi yang
diharapkan, saya dapat melakukan analisis cost-benefit. Jika manfaat ekonomi yang
diharapkan lebih besar daripada biaya perjalanan, maka perjalanan ini dapat
dianggap layak secara ekonomi.
5. Efisiensi Transportasi:
- Dalam melakukan analisis ekonomi, efisiensi transportasi juga perlu
dipertimbangkan. Peningkatan efisiensi, seperti penggunaan kapal ferry yang lebih
efisien atau merencanakan perjalanan dengan waktu yang optimal, dapat membantu
mengurangi biaya perjalanan.
PUSTAKA
Perhubungan, D. (2005). Sistem Transportasi Nasional (Sistranas). Peraturan Menteri
Perhubungan No: Km. 49 Tahun 2005, 77.
Gurning, S. (2006). Analisa Konsep Trans-Maluku Sebagai Pola Jaringan Transportasi Laut di
Propinsi Maluku. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan. Fakultas Teknologi Kelautan ITS
Surabaya.
Jinca, I. M. (2019). Transportasi laut Indonesia: analisis sistem & studi kasus. Firstbox
Media.
Laman24. (2020, 2 Februari). Makna dan Filosofi 14 Prinsip Deming.