FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang transportasi laut
Adapun makalah tentang transportasi laut ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah agama ini.
Penyusu
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada awal kemunculannya VRP maupun IRP lebih banyak diaplikasikan untuk
memecahkan masalah pada bidang transportasi darat. Namun masalah VRP
maupun IRP juga dapat dijumpai pada transportasi laut yang mana kapal
digunakan sebagai sarana angkut. Ronen[3] mengkategorikan permasalahan ini
dengan nama marine inventory routing problem. Permasalahan VRP memiliki
pembagian beberapa kategori diantaranya: split and delivery, multiple trips,
multiple product and multiple compartement. Split and delivery VRP memiliki
karakteristik bahwa satu konsumen dapat disuplai oleh beberapa atau lebih dari
satu buah vehicle (kendaraan). VRP dengan multiple trips memiliki
karakteristik bahwa sebuah kendaraan memungkinkan untuk menempuh lebih
dari satu rute dalam satu periode operasinya.Sedangkan pada multiple produk &
compartemen adalah jika beberapa produk dapat diangkut oleh sebuah
kendaraan yang memiliki beberapa kompartemen untuk memisahkan masing-
masing produk dari ketercampuran. Jika melihat dari karakteristik kendaraan
yang digunakan secara umum dapat dibedakan menjadi kendaraan homogenous
dan heterogeneous fleet dimana keduanya memiliki perbedaan pada kapasitas.
BAB I
PENDAHAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau
dengan total wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat
keempat dari 10 negara berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa).
Tanpa sarana transportasi laut yang memadai maka akan sulit untuk
menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)
akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-
ekonomi, transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional,
regional, dan lokal.
Sarana transportasi yang ada di laut memegang peranan vital dalam aspek
sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang
lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila
sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mesti nya sehingga
transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai
wilayah di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
B. KARAKTERISTIK UTAMA
3. Rute yang dilalui biasanya tunggal, kecuali bila dari satu sungai dengan
sungai lainnya terhubungkan dengan Anjir seperti yang terdapat di Kalimantan
Tengah dengan Kalimantan Selatan.
a) Keunggulan
Secara teknis, karakteristik angkutan perairan daratan memberikan keunggulan
kepada moda tersebut untuk bersaing dengan moda lain. Keungggulan-
keunggulan penggunaan angkutan di perairan daratan tersebut antara lain:
b) Kelemahan
11. Waktu operasi terbatas karena pada malam hari sulit berlayar dengan sarana
bantu navigasi yang terbatas.
Angkutan perairan daratan bisa berkembang bila ada faktor-faktor lain yang
mendukung, seperti:
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 1800
pulau. Pulau-pulau itu dipisahkan oleh laut dan selat, sehingga untuk
menghubungkan antara pulau satu dengan yang lainnya dibutuhkan sarana
tranportasi yang memadai.
Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktifitas hubungan antara
masyarakat dari pulau yang satu dengan pulau yang lainnya, hal ini juga
menyebabkan bahwa bangsa indonesia mendapat julukan sebagai bangsa pelaut,
karena mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara.
http://3.bp.blogspot.com/-
yzTChBFiFlc/TvnCGdVLgWI/AAAAAAAADlI/dMLcCWo8fAY/s400/perahu
+pinisi+makassar.jpg
Perbedaan hasil produksi atau komoditi barang dari satu daerah dengan daerah
lainnya memicu terjadinya perpindahan atau pergerakan barang untuk dapat
memenuhi kebutuhan manusia. Sementara adanya perpindahan atau pergerakan
(movement) dari penumpang dan barang merupakan dasar terjadinya
perdagangan. Adannya bisnis perdagangan baik di dalam maupun luar negeri
(Export & Import) mempengaruhi permintaan jasa angkutan laut di Indonesia
karena angkutan laut menjadi pilihan sebagian besar masyarakat Indonesia
dalam melakukan aktivitas pengiriman barang.
http://2.bp.blogspot.com/-J5bim-
rXexw/T1n74JmPnhI/AAAAAAAAAEA/dbRU5F1AbbM/s400/7.jpg
Gambar 1 Jumlah Produksi Angkutan Laut Indonesia
Seperti terlihat pada grafik tersebut setiap tahunnya produksi angkutan laut
Indonesia terus meningkat baik untuk di dalam negeri maupun di luar negeri,
dengan produksi angkutan laut yang meningkat jumlah muatan yang tersedia
untuk angkutan laut juga meningkat pada setiap tahunnya pada akhir tahun 2009
jumlah total muatan yang tersedia mencapai 836,668,838 ton. Pertumbuhan
produksi angkutan laut Indonesia, seperti tampat pada grafik 2 dibawah ini:
http://4.bp.blogspot.com/-J7s5jhu7nQI/T1n7-8QwFFI/AAAAAAAAAEI/5HM-
SrYdLuQ/s400/8.jpg
Meskipun sempat turun pada tahun 2006 – 2008 karena krisis ekonomi yang
terjadi di dunia, namun tidak sampai minus (-) dan pada akhirnya pertumbuhan
produksi angkutan laut Indonesia kembali naik pada tahun 2009 seiring
membaiknya perekonomian dunia dengan tingkat pertumbuhan mencapai
7.43%. Permintaan akan jasa transportasi laut tidak hanya terbatas pada
pengiriman barang tetapi juga pada jasa penyeberangan penumpang. Mengingat
indonesia adalah negara kepulauan yang wilayah daratannya dipisahkan oleh
wilayah lautan yang luas, maka dibutuhkan jasa penyeberangan dengan
angkutan laut. Permintaan akan jasa penyeberangan dengan transportasi laut
bisa dikatakan sangat tinggi, terlihat dengan banyaknya jumlah penumpang
pada setiap tahunnya.
http://1.bp.blogspot.com/--
9DZfDw23CU/T1n8Cwy0ECI/AAAAAAAAAEQ/dWr_-Dz8vGk/s400/9.jpg
a. Faktor Ekonomi
Ø Struktur ekonomi.
b. Faktor Politik
Ø Terjadinya peperangan.
c. Faktor Teknologi
Ø Teknologi telekomunikasi.
http://1.bp.blogspot.com/-
Un9dpmcPz_E/TvnCRfxnlWI/AAAAAAAADlU/CXIkyTyK7os/s400/relief+pe
rahu+bercadik+borobudur.jpg
Pada tahun 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di
daerah Ujung, surabaya. namun pada tahun 1893 pemerintah Hindia Belanda
mengganti nama menjadi Marine Establishment (ME). ME berfungsi sebagai
sebuah pabrik pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa pendudukan
jepang, ME tidak berubah fungsi dan tetap menjadi bengkel reparasi dan
perbaikan kapal-kapal angkatan laut tentara Jepang dibawah pengawasan
Kaigun. Tetapi pada masa perang kemerdekaan, ME kembali dikuasai Belanda
dan baru diserahkan pada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Sejak saat
itu nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadi Penataran Angkatan
Laut (PAL).
Pada athun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum)
PAL. 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1981 bentuk badan usaha Perum PAL
diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (saat itu
menjabat sebagai menristek). PT. PAL memproduksi berbagai jenis kapal,
mulai dari kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal
penumpang dan kapal riset. Kapal riset buatan PT. PAL adalah kapal Baruna
Jaya VIII milik LIPI.
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
2. Sarana transportasi yang ada di laut memegang peranan vital dalam aspek
sosial ekonomi melalui fungsi di stribusi antara daerah satu dengan daerah yang
lain.
2.2 SARAN
http://upload.wikimedia.org/wikibooks/id/thumb/4/45/Konsumsibahanbakar.jpg
/300px-Konsumsibahanbakar.jpg
Hubungan antara konsumsi bahan bakar dengan kecepatan kapal jarak tempuh
untuk mengangkut satu ton muatan dengan konsumsi bahan bakar yang sama
B. Kelemahan
· Waktu operasi terbatas karena pada malam hari sulit berlayar dengan
sarana bantu navigasi yang terbatas.
Pada abad ke 5 lalu lintas laut tengah sudah sangat maju. Pada waktu itu
ditemukan layar sejenis lateen yang berbentuk segitiga. Memasangnya
membujur sepanjang tubuh kapal. Sebelum penemuan penemuan layar bentuk
lateen, layar berbentuk segi empat, dipasang melintang terhadap tubuh kapal.
Tanpa menggunakan navigasi pelaut-pelaut zaman dahulu telah berani
mengarungi lautan, salah satu pedoman yang mereka gunakan hanyalah garis
pantai, disamping tanda pengenal tertentu yang nampak dari lautan.
1. Kapal layar
Kapal layar adalah sebuah kapal besar yang bergerak dengan menggunakan
layar yang memanfaatkan tenaga angin sebagai pendorongnya. Konstruksi
Kapal ini umumnya terbuat dari kayu dan cukup lama digunakan sebagai tulang
pungung pelayaran baik bersifat sipil maupun militer sampai penemuan mesin
uap dan kapal besi/baja pada abad ke 19 seiring dengan ramainya Revolusi
Industri yang dipelopori oleh Inggris melalui penemuan mesin uap oleh James
Watt. Kapal layar ini akan berkecepatan tinggi apabila semakin kencang angin
yang berhembus. Tapi apabila ada badai , layar dari kapal tersebut pun mungkin
bisa sobek karena tidak kuat menahan kuatnya angin. Pada awalnya, kapal layar
digerakkan oleh tenaga manusia dan layar. Model dari kapal jenis ini dapat
dilihat pada kapal viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno, dan kapal
yang dipakai oleh para penjelajah pulau atau kapal perompak (bajak laut). Pada
masa kini umumnya kapal layar dilengkapi dengan mesin tempel untuk
menghadapi kemungkinan tidak bertiupnya angin pada daerah daerah tertentu
agar tetap melanjutkan perjalanannya. Seiring dengan perkembangan, maka
digunakan kapal layar bercadik seperti yang dijumpai di Indonesia, Kapal
dengan menggunakan layar segitiga seperti yang dijumpai di Timur Tengah dan
Kapal layar segi empat yang digunakan oleh Bangsa bangsa Eropa menjelang
memasuki abad penjelajahan, Serta kapal layar lipat dengan model yang
dijumpai di Jepang ataupun China. Sedangkan kapal layar tradisional bangsa
Mesir dibuat sekitar tahun 3500 SM pada era Kerajaan Lama. Kapal ini
digunakan untuk mengarungi Sungai Nil.
2. Kapal Uap
Setelah pembuatan kapal layar makin berkembang dan kebutuhan berlayar yang
lebih cepat mulai dirasakan, kapal uap kemudian menjadi primadona
transportasi baru. Kapal uap atau yang disebut juga sebagai a steamer, adalah
kapal yang digerakkan dengan tenaga uap yang menggerakkan propeler ataupun
roda kayuh. Kapal uap atau Steamships disingkat menjadi SS, S.S. atau S/S.
Kapal uap mulai digunakan setelah ditemukannya mesin uap di Inggris oleh
James Watt yang memunculkan revolusi industri yang juga merupakan revolusi
bahan bakar sebab pada masa itu mulai digunakan batu bara dengan skala yang
lebih luas menggantikan kayu bakar. Pada pelayaran, ditemukan oleh John Fitch
pada tahun 1787 dengan melayari Sungai Delaware, Amerika Serikat, kemudian
Robert Fulton pada 1802. Cara kerja mesin uap pada kapal tersebut adalah
dengan mengandalkan mesin uap yang menggerakkan roda kayuh yang ada di
buritan. Gerakan roda tersebut menyebabkan kapal bisa terdorong dengan lebih
kencang.
Awalnya dulu, kapal mesin uap digunakan di sepanjang rute sungai untuk
mengangkat barang-barang perdagangan, lalu mulai dipakai untuk mengangkut
penumpang juga. Sedangkan kapal uap yang ukurannya lebih besar lagi dan
digunakan khusus untuk mengangkut penumpang, disebut kapal
samudra.Umumnya kapal tersebut memang digunakan untuk mengarungi
samudra dan dengan konsep yang lebih mewah. Hingga saat ini, sejumlah kapal
uap masih digunakan di beberapa negara untuk kepentingan wisata. Kegunaan
kapal uap adalah untuk membawa barang dagangan sepanjang rute sungai.
Namun, lama-lama berkembang untuk transportasi penumpang. Seiring
berjalannya waktu, kapal uap tidak hanya digunakan sepanjang rute sungai, tapi
juga sepanjang lautan yang luas.
3. Kapal Diesel
Tahun 1930, lahirlah tiga kapal tempur kelas pocket battleship dari galangan
kapal Jerman. Sekedar informasi, pocket battleship adalah jenis kapal perang
(battleship) yang berat tonasenya tidak melampaui standar berat tonase
battleship (sekitar 40.000-an ton). Biasanya, pocket battleship memiliki bobot
yang ringan, ada yang dibawah 10.000 ton tetapi ada juga yang tepat atau justru
kelebihan walaupun sedikit.
4. Kapal Selam
Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya
digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Sebagian besar Angkatan Laut
memiliki dan mengoperasikan kapal selam sekalipun jumlah dan populasinya di
masing-masing negara berbeda. Selain digunakan untuk kepentingan militer,
kapal selam juga digunakan untuk keperluan ilmu pengetahuan laut dan air
tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelaman
oleh manusia. Sejarah perancangan kapal selam dimulai pada tahun 1578 oleh
seorang ahli matematika bernama William Bourne. Ia merancang sebuah kapal
yang dilapisi oleh kulit yang kedap air, namun hal tersebut tidak dapat
diwujudkan. Kemudian pada tahun 1620, seorang warga Jerman bernama
Cornelis Drebbel, membuat kapal yang berhasil menyelam sedalam 360 sampai
450 cm dengan didayung oleh 12 orang. Seorang pastor Italia bernama
Giovanni Alfonso Borelli pada tahun 1680 juga merancang kapal selam yang
digerakkan dengan dayung dan memakai kantung-kantung pengapung dari kulit
kambing. Namun rancangan itu tetap tinggal di atas kertas, dan baru terwujud
ketika orang Inggris, Nethaniel Symons mengkopinya tahun 1747 dan menguji
perahunya di Sungai Themes. Kapal ini mampu bertahan di dalam air selama 45
menit. Kapal selam sederhana tanpa dayung serta peralatan yang lebih maju
dimulai oleh David Bushnell pada tahun 1775. Kapal selam ciptaannya
berbentuk seperti telur, terbuat dari kayu. Kapal selam dengan penggerak bukan
manusia dimulai oleh Robert Fulton. Ia menggunakan mesin uap untuk
menjalankan kapalnya dan untuk memudahkan kapal meluncur maju, kapal ini
dibuat dengan bentuk cerutu. Kapal cerutu ini membawa 2 awak kapal dan
sudah mampu menyelam selama beberapa jam. Pada tahun 1954, Angkatan
Laut Amerika Serikat membuat sejarah baru dengan meluncurkan kapal selam
pertama bertenaga nuklir bernama Nautilus. Nautilus pun menjadi kapal selam
pertama yang berhasil melintasi Kutub Utara pada tahun 1958. Prestasi lain
diukir oleh kapal selam Triton yang berhasil mengarungi seluruh lautan di dunia
pada tahun 1960. Kapal ini mampu melintasi jarak sejauh 66.970 km dalam
waktu 84 hari saja. Bukan cuma itu, pada tahun 1960 AS juga telah mulai
melengkapi kapal-kapal selam mereka dengan peluru kendali (rudal) antar
benua yang bisa melewati 1.930 km dan menghancurkan sasaran yang dituju.
C. DEMAND/ PENUMPANG TRANSPORTASI LAUT
http://3.bp.blogspot.com/-DkNB5Bp8U_Y/T1ivYQxb-
oI/AAAAAAAAABw/DqJ6eYIULGc/s760/StVincent-cruise-ship.jpg
http://2.bp.blogspot.com/-J5bim-
rXexw/T1n74JmPnhI/AAAAAAAAAEA/dbRU5F1AbbM/s400/7.jpg
Seperti terlihat pada grafik tersebut setiap tahunnya produksi angkutan laut
Indonesia terus meningkat baik untuk di dalam negeri maupun di luar negeri,
dengan produksi angkutan laut yang meningkat jumlah muatan yang tersedia
untuk angkutan laut juga meningkat pada setiap tahunnya pada akhir tahun 2009
jumlah total muatan yang tersedia mencapai 836,668,838 ton. Pertumbuhan
produksi angkutan laut Indonesia, seperti tampat pada grafik 2 dibawah ini:
http://4.bp.blogspot.com/-J7s5jhu7nQI/T1n7-8QwFFI/AAAAAAAAAEI/5HM-
SrYdLuQ/s400/8.jpg
Meskipun sempat turun pada tahun 2006 – 2008 karena krisis ekonomi
yang terjadi di dunia, namun tidak sampai minus (-) dan pada akhirnya
pertumbuhan produksi angkutan laut Indonesia kembali naik pada tahun 2009
seiring membaiknya perekonomian dunia dengan tingkat pertumbuhan
mencapai 7.43%. Permintaan akan jasa transportasi laut tidak hanya terbatas
pada pengiriman barang tetapi juga pada jasa penyeberangan penumpang.
Mengingat indonesia adalah negara kepulauan yang wilayah daratannya
dipisahkan oleh wilayah lautan yang luas, maka dibutuhkan jasa penyeberangan
dengan angkutan laut. Permintaan akan jasa penyeberangan dengan transportasi
laut bisa dikatakan sangat tinggi, terlihat dengan banyaknya jumlah penumpang
pada setiap tahunnya.
http://1.bp.blogspot.com/--
9DZfDw23CU/T1n8Cwy0ECI/AAAAAAAAAEQ/dWr_-Dz8vGk/s400/9.jpg
a. Faktor Ekonomi
- Struktur ekonomi.
b. Faktor Politik
- Terjadinya peperangan.
c. Faktor Teknologi
- Teknologi telekomunikasi.
Supply Transportasi Laut di Indonesia
Untuk memenuhi permintaan akan jasa angkutan laut yang sangat tinggi
maka diperlukan armada kapal dengan jumlah yang sangat banyak. Armada
kapal yang saat ini beroperasi di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri
dari armada nasional dan armada asing. Kedua armada kapal tersebut bersaing
untuk bisa mendapatkan muatan dengan tujuan pasar dalam negeri maupun luar
negeri (export-import). Sejalan dengan tingginya permintaan akan jasa
transportasi laut jumlah kapal yang beroperasi di Indonesia setiap tahunnya
mengalami kenaikan, seperti terlihat pada grafik 4 sebagai berikut:
http://2.bp.blogspot.com/-
uhNYsoxdqs0/T1n7XZ2DxmI/AAAAAAAAADg/Ci3wvYpQot0/s400/10.jpg
Dengan jumlah armada kapal nasional sebesar 9.164 unit kapal pada tahun
2009, kapasitas angkut yang mampu disediakan untuk memenuhi permintaan
adalah sebesar 3.86 juta GRT. Jumlah tersebut masih akan terus bertambah
mengikuti kenaikan jumlah permintaan jasa angkutan di Indonesia.
http://1.bp.blogspot.com/-
W3UjgWPbhTM/T1n7i1JUYnI/AAAAAAAAADo/mV3ypZhGceA/s400/11.jp
g
http://3.bp.blogspot.com/-Gzex-
w3rC70/T1n7obXBlSI/AAAAAAAAADw/i8tPGmnT5d4/s400/12.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-
64j8FOnkrk8/T1n7s9NJLQI/AAAAAAAAAD4/CVUa5LCKuY4/s400/13.jpg
1. SARANA
A. KAPAL
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/1/1f/Dewaruci.jpg/300px-
Dewaruci.jpg
KRI Dewaruci, sebuah jenis kapal layar milik TNI Angkatan Laut
B. Kapal feri
Kapal feri atau kapal penyeberangan adalah sebuah kapal transportasi jarak
dekat.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a3/Ferryamsterdam.J
PG/220px-Ferryamsterdam.JPG
Feri mempunyai peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota
pesisir pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih
kecil dibandingkan jembatan atau terowong.
Feri pejalan kaki dengan banyak pemberhentian, seperti di Venesia, kadang kala
dikenali sebagai bis air atau taksi air.
C. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/d/d6/Sampan.jpg/250px-
Sampan.jpgSAMPAN
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/e/e9/YangtzeSampan.jpgSampan di
sungai Cibeet, perbatasan Kabupaten Bekasi-Karawang
Sampan di Sungai Yangtze (Chang Jiang), Tiongkok
Sampan (bahasa Tionghoa: 舢舨) adalah sebuah perahu kayu Tiongkok yang
memiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5 meter
yang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau atau menangkap
ikan. Sampan dapat mengangkut penumpang 2 - 8 orang, tergantung ukuran
sampan. Sampan ada kalanya memiliki atap kecil dan dapat digunakan sebagai
tempat tinggal permanen di perairan dekat darat. Sampan biasanya tidak
digunakan untuk berlayar jauh dari daratan karena jenis perahu ini tidak
memiliki perlengkapan untuk menghadapi cuaca yang buruk.
2. PRASARANA
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke
dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk
memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan
gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak
swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas
penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah
RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta
penyelengaraannya.
dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang
akan di pindah ke kapal.
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah
tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan
antar negara. (Triatmodjo, 2009)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ea/Shipyard_in_klaks
vik%2C_faroe_islands.jpg/250px-Shipyard_in_klaksvik
%2C_faroe_islands.jpgGalangan kapal
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/72/DSCF6406.jpg/25
0px-DSCF6406.jpgGalangan kapal di Klaksvík, Kepulauan Faroe
Galangan kapal adalah sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan
membuat kapal. Kapal-kapal ini dapat berupa kapal pesiar/yacht, armada
militer, cruise line, pesawat barang atau penumpang.
Sebuah lokasi galangan kapal besar akan berisi banyak crane, dok kering,
slipway, gudang bebas-debu, fasilitas pengecatan dan tempat yang sangat luas
untuk fabrikasi kapal-kapal tersebut.
BAB II
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Pelayaran Nasional, oleh badan hukum yang didirikan khusus untuk usaha
pelayaran, dan yang memiliki minimal satu kapal berbendera Indonesia jenis
non tradisional, beroperasi di semua jenis wilayah perairan (laut, sungai dan
danau, penyeberangan) dan teritori (dalam negeri dan luar negeri). Pelayaran
perintis yang diselenggarakan oleh pemerintah di semua wilayah perairan (laut,
sungai dan danau, penyeberangan) dalam negeri untuk melayani daerah
terpencil (yang belum dilayani oleh jasa pelayaran yang beroperasi tetap dan
teratur atau yang moda transportasi lainnya belum memadai) atau daerah belum
berkembang (tingkat pendapatan sangat rendah), atau yang secara komersial
belum menguntungkan bagi angkutan laut.
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 1800
pulau. Pulau-pulau itu dipisahkan oleh laut dan selat, sehingga untuk
menghubungkan antara pulau satu dengan yang lainnya dibutuhkan sarana
tranportasi yang memadai.
Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktifitas hubungan antara
masyarakat dari pulau yang satu dengan pulau yang lainnya, hal ini juga
menyebabkan bahwa bangsa indonesia mendapat julukan sebagai bangsa pelaut,
karena mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara.
http://3.bp.blogspot.com/-
yzTChBFiFlc/TvnCGdVLgWI/AAAAAAAADlI/dMLcCWo8fAY/s400/perahu
+pinisi+makassar.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-
Un9dpmcPz_E/TvnCRfxnlWI/AAAAAAAADlU/CXIkyTyK7os/s400/relief+pe
rahu+bercadik+borobudur.jpg
Pada tahun 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di
daerah Ujung, surabaya. namun pada tahun 193 pemerintah Hindia Belanda
mengganti nama menjadi Marine Establishment (ME). ME berfungsi sebagai
sebuah pabrik pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa pendudukan
jepang, ME tidak berubah fungsi dan tetap menjadi bengkel reparasi dan
perbaikan kapal-kapal angkatan laut tentara Jepang dibawah pengawasan
Kaigun. Tetapi pada masa perang kemerdekaan, ME kembali dikuasai Belanda
dan baru diserahkan pada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Sejak saat
itu nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadi Penataran Angkatan
Laut (PAL).
Pada athun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum)
PAL. 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1981 bentuk badan usaha Perum PAL
diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (saat itu
menjabat sebagai menristek). PT. PAL memproduksi berbagai jenis kapal,
mulai dari kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal
penumpang dan kapal riset. Kapal riset buatan PT. PAL adalah kapal Baruna
Jaya VIII milik LIPI.
http://2.bp.blogspot.com/-
Mg9Xv6AprDc/TvnBQYkwWqI/AAAAAAAADk8/HDnWPZEN9cA/s400/Ba
runa+jaya+VIII.jpg
Perkembangan trasportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan
teknologi tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal
angkut penumpang yaitu Palindo jaya 500. kapal tersebut diluncurkan pertama
kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk menunjang sarana
trasportasi laut yang lebih cepat dan aman. Dengan demikian, kegiatan
trasportasi laut akan berdampak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
BAB II
5. Usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau alat apung, yaitu kegiatan
usaha menyediakan dan penyewaan peralatan penunjang angkutan laut dan atau
alat apung untuk pelayanan kapal.
Pada tahun ini pula diberlakukan keharusan men-scrap kapal tua dan
pengadaan kapal dari galangan dalam negeri. Undang-undang pelayaran nomor
21 tahun 1992, semakin memperkuat pelonggaran perlindungan tersebut.
Berdasarkan UU 21/92 perusahaan asing dapat melakukan usaha patungan
dengan perusahaan pelayaran nasional untuk pelayaran domestic. Melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 1999, pemerintah berupaya mengubah
kebijakan yang terlalu longgar, dengan menetapkan kebijakan sebagai berikut:
Rangkaian regulasi dan deregulasi tersebut di atas menjadi salah satu faktor
terhadap kondisi dan masalah yang dihadapi sector transportasi Laut Indonesia,
dari waktu ke waktu.
Armada Pelayaran Rakyat, yang terdiri dari kapal kayu (misalnya jenis
Pinisi, seperti yang banyak berlabuh dipelabuhan Sunda Kelapa) membentuk
mekanisme industry transportasi laut yang unik. Kapal-kapal yang berukuran
relatif kecil (tapi sangat banyak) melayani pasar yang tidak diakses oleh kapal
berukuran besar, baik karena alasa financial (kurang menguntungkan) atau fisik
(pelabuhan dangkal). Industri Pelayaran Rakyat berperan sangat penting dalam
distribusi barang dan dari pelosok Indonesia. Armada pelayaan rakyat
mengangkut 1.6 juta penumpang(sekitar 8% penumpang bukan feri) dan 7.3 juta
Metric Ton barang (sekitar 16% kargo umum). Tapi kekuatan armada ini
cenderung melemah, terlihat dari kapasitas 397,000 GRT pada tahun 1997
menjadi 306,000 GRT pada tahun 2001. (sumber data: Stramindo, berdasarkan
statistic DitJen HubLa).
http://4.bp.blogspot.com/-
iwVpoJ4PKo4/UHArI3ChlhI/AAAAAAAAAMU/T8ewhy_7DWM/s400/manaj
emen+trabsportasi+laut.jpg
WAYS
VEHICLES
· PELESTARIAN LINGKUNGAN.
2. Tingkat suku bunga pinjaman domestic 15-17% p.a untuk jangka waktu
pinjaman 5 tahun.
3. Jangka waktu pinjaman yang hanya 5 tahun terlalu singkat untuk industri
pelayaran.
4. Saat ini kapal yang dibeli tidak bisa dijadikan sebagai kolateral.
5. Tidak ada program kredit untuk kapal feeder termasuk pelayaran rakyat,
kecuali pinjaman jangka pendek berjumlah sangat kecil dari bank nasional.
BAB III
KESIMPULAN
1. UMUM
2. Finansial
Industri transportasi laut menghadapai situasi pelik, yaitu timbulnya
masalah ketergantungan pada kapal sewa asing dan kelebihan kapasitas armada
secara bersamaan. Pangkal pelik situasi tersebut berasala dari lingkungan
investasi perkapalan yang tidak kondusif. Perusahaan pelayaran yang ingin
meremajakan armadanya , sulit memperoleh dukungan dana. Jika dibiarkan,
kepelikan tersebut akan seperti spiral yang menyeret perusahaan pelayaran
kearah keterpurukan yang semakin dalam.