Anda di halaman 1dari 13

PERMASALAHAN TRANSPORTASI LAUT

OLEH :
KELOMPOK 1

YALIYAS 60800115025
MUH MA’RUF ARIDIN BANDO 60800115100
WANDA SILVIA 60800115109
SULWAHIDIN 60800117025
A.IQBAL SULFIANSYAH 60800120002
MILDA APRILIANA 60800120003

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT, Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Tuhan yang senangtiasa membimbing hamba-hamba-
Nya.  Atas bantuan dan tuntunan-Nya penyusunan makalah yang bertema
“Permasalahan Transportasi Laut” dapat diselesaikan.
Penyusun telah berusaha menampilkan makalah ini dalam kondisi yang 
terbaik dan setepat mungkin, namun karena keterbatasan dan kelemahan sumber
yang ada, pasti terbuka kemungkinan kesalahan. Untuk itu penyusun mengharap
masukan positif dari pembaca maupun semua pihak untuk perbaikan makalah ini.
Dengan penuh kerendahan hati, penyusun mengucapkan banyak terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang langsung maupun tidak
langsung, turut ikut serta dan memotivasi  penyelesaian tugas ini. Alhamdulillah,
semoga makalah ini membawa manfaat untuk penulis dan pembaca. Amin.

Gowa, 13 Desember 2021

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi laut sebagai bagian dari sistem transportasi nasional
perlu dikembangkan dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara yang
mempersatukan seluruh wilayah indonesia, termasuk lautan nusantaa
sebagai kesatuan wilayah nasional. Pengembangan transportasi laut harus
mampu menggerakkan pembangunan indonesia. Transportasi laut
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian dunia
dimana pengangkutan barang merupakan bagian terpenting dalam bisnis
transportasi laut dimana lebih dari tujuh miliar ton barang dikirim lewat
jalur laut setiap tahunnya. Keefektifan terhadap operasional pelayaran
akan menurunkan biaya operasional yang memberikan dampak yang besar
baik bagi konsumen maupun penyedia layanan transportasi itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa kontribusi transportasi laut menjadi semakin
penting karena nilai biaya yang dikeluarkan adalah paling kecil bila
dibandingkan dengan biaya transportasi darat ataupun udara. Selain itu
efisiensi dalam proses transportasi dan distribusi menjadi salah satu hal
yang penting karena proporsi biaya transportasi bisa mencapai 66 % dari
keseluruhan biaya logistik.
Mengingat keadaan geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan
terbesar di dunia dan dua pertiga wilayahnya merupakan perairan,
Indonesia membutuhkan angkutan laut masal dalam jumlah yang cukup
besar untuk mendukung distribusi barang serta untuk mobilisasi
penumpang. Sistem transportasi yang efektif dan efisien serta terpadu
antar moda transportasi, merupakan hal yang penting untuk menciptakan
pola distribusi nasional yang handal dan dinamis. Tidak dapat dipungkiri
bahwa sarana transportasi laut di Negara kepulauan seperti Indonesia telah
menjadi tulang punggung utama pergerakan distribusi barang dalam skala
besar dengan menggunakan kapal laut. Data Badan Pusat Statistik dalam
laporan bulan September 2015, jumlah barang yang diangkut melalui
transportasi laut sepanjang bulan Januari- Juli 2015 mencapai 130,4 juta
ton mengalami penurunan hingga 1,73% dari periode yang sama tahun
sebelumnya mencapai 132,7 juta ton.
Dari segi ekonomi dan bisnis penggunaan sarana transportasi
dengan kapal laut lebih efektif dan besar manfaatnya. Sehingga dengan
adanya sarana prasarana transportasi laut untuk pemindahan barang dari
suatu tempat ke tempat lainnya, diharapkan akan dapat diikuti oleh
aktifitas ekonomi masyarakat yang berdampak positif dalam peningkatan
ekonomi suatu wilayah.
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini, rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian dari transportasi laut ?
2. Apa sajakah fungsi dan manfaat dari transportasi laut ?
3. Apa keunggulan dan kelemahan dari transportasi laut ?
4. Permasalahan apa saja yang pernah terjadi di Indonesia mengenai
transportasi laut ?
5. Apa saja permasalahan pengelolaan pelabuhan oleh daerah?
C. Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan latar belakang yang telah diyraikan sebelumnya, maka
penulisan makalah ini bertujuan untuk “ Mengetahui penunjang
transportasi laut dari segi infrastruktur “. Guna mencapai tujuan tersebut,
maka diperlukan beberapa sasaran antara lain:
1. Mengetahui apa itu transportasi laut.
2. Mengetahui fungsi dan manfaat
3. Kelemahan dan keunggulan dari transportasi laut.
4. Mengatahui jenis-jenis dan permasalahan transportasi laut.
5. Mengetahui apa saja permasalahan pengelolaan pelabuhan oleh daerah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Transportasi Laut


Secara harfiah transportasi adalah pemindahan manusia atau
barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah
kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi
digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-
hari. Secara umum transportasi dibedakan menjadi 3, diantara yaitu
transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Akan tetapi,
dalam makalah ini membahas mengenai transportasi laut.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, definisi transportasi laut (kapal) adalah suatu kendaraan air
dengan bentuk dan jenis tertentu yang digerakkan dengan tenaga angin,
mekanik, atau energi lainnya yang ditarik atau ditunda berdaya dukung
dinamis maupun bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Secara
umum, definisi transportasi laut adalah suatu kendaraan air yang
digerakkan dengan angin maupun mesin dengan fungsi memindahkan
barang ataupun manusia dari satu tempat ke tempat lain dengan jangkauan
pulau bahkan benua.
Di dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam
berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Manusia yang membutuhkan
2. Barang yang dibutuhkan
3. Kendaraan sebagai alat/sarana
4. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi , Organisasi
(pengelola transportasi)
B. Fungsi dan Manfaat Transportasi Laut
Menurut Utomo, transportasi memiliki dua fungsi dan manfaat
yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi
memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang
dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the promoting
sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu:
1. Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan
menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan
yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah
letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya
transaksi.
2. Manfaat Sosial
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya a)
pelayanan untuk perorangan atau kelompok, b) pertukaran atau
penyampaian informasi, c) Perjalanan untuk bersantai, d)
Memendekkan jarak, e) Memencarkan penduduk.
3. Manfaat Politis
Transportasi meningkatkan keamanan negara, menciptakan persatuan,
pelayanan lebih luas, mempermudah mengatasi suatu permasalahan
bencana, dan lain sebagainya.
4. Manfaat Kewilayahan

Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman dengan


mempermudah akses khususnya bagi yang sedang mengalami
pembangunan.

C. Keunggulan dan Kelemahan Transportasi Laut


Dalam sebuah infrastruktur terdapat sarana dan prasarana yang
dapat diunggulkan sehingga memicu berkembangnya infrastruktur
tersebut. Akan tetapi selain itu ada juga sarana dan prasarana infrastruktur
yang bisa menghambat berkembangnya infrastruktur tersebut. Tidak
terkecuali infrastruktur transportasi, lebih khususnya transportasi laut
dalam perkembangan yang semakin canggih ini bidang transportasi laut
dituntut untuk mengembangkan sarana dan prasarana yang ada sehingga
transportasi laut semakin berkembang dan memenuhi fungsi utamanya
yaitu membantu aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun keunggulan dari transportasi laut dibandingkan dengan
transportasi yang lain adalah sebagai berikut :
- Murah (dibandingkan dengan pesawat).
- Mampu mengangkut dalam jumlah yang besar.
- Jaringan alamiah.
- Dapat menggunakan jalur mana saja (jalur lintas luas).
- Servis yang fleksibel.
- Polusi rendah.
- Kanal memacu pertumbuhan industri.
- Menjadi sarana penghubung transportasi darat.
Selain keunggulan, hal-hal berikut merupakan kelemahan yang
menghambat perkembangan transportasi laut. Adapun kelemahan
transportasi laut adalah sebagai berikut :
- Tidak cocok untuk barang-barang yang mudah rusak atau membususk.
- Lebih lambat (dibandingkan pesawat).
- Kanal perlu biaya mahal untuk pembangunannya.
- Kendala cuaca yang signifika
- Tidak cocok untuk jarak dekat.
- Jalur yang memutar sebab terhalang daratan (route tidak fleksibel).
- Sulit melakukan transit di segala tempat (kendala kedalaman laut).
D. Permasalahan Transportasi Laut
Penyebab utama kecelakaan laut pada umumnya karena faktor
kelebihan angkutan dari daya angkut yang telah ditetapkan, baik angkutan
barang maupun angkutan orang. Bahkan tidak jarang pemakai jasa
pelayaran memaksakan diri naik kapal meskipun kapal sudah penuh
dengan tekad asal dapat tempat di atas kapal. Indonesia mempunyai
catatan buruk dalam hal kecelakaan transportasi kapal laut karena
menewaskan ratusan korban jiwa. Adapun kecelakaan yang yang pernah
terjadi di Indonesia beserta penyebabnya yaitu :
1. Jumlah Penumpang yang tidak sesuai dengan kapasitas
Dalam kasus kecelakaan transportasi laut sebagian besar
kecelakaan yang terjadi adalah akibat dari jumlah penumpang yang tidak
sesuai dengan kapasitas dari kapal yang berlayar. Hal ini selain disebabkan
kelalaian dari nahkoda kapal kadangkala juga disebabkan kelalaian dari
pengawasan pelabuhan ketika kapal akan diberangkatkan. Hal ini juga
disebabkan para pegawai yang dipelabuhan masih menganggap remeh
akan standarisasi yang telah ditetapkan. Seperti yang terjadi pada perairan
Indonesia beberapa saat yang lalu. Sebanyak 33 imigran yang menumpang
kapal Indonesia menuju Australia tenggelam akibat dari jumlah muatan
yang sangat berlebih. Kapal yang seharusnya hanya diisi oleh 150 orang,
diisi dengan jumlah penumpang sebanya 300 orang. Dalam kasus
inihuman error yang terjadi adalah akibat kesalahan dari nahkoda yang
menyetir kapal. Karena imigran-imigran ini adalah imigran yang ilegal
sehingga tidak berada dalam pengawasan pelabuhan.
2. Faktor Teknis
Faktor lain yang terjadi biasanya sebagai penyebab dari kecelakaan
tranportasi lau adalah faktor teknis. Faktor teknis ini banyak hal yang bisa
menjadi penyebabnya. Seperti desain kapal yang tidak sesuai dengan
standarisasi yang telah ditetapkan. Ada pula maintenance yang dilakukan
oleh para awak kapal yang masih tidak terjadwal dilakukan. Sehingga
ketika kapal berlayar terjadi panas mesin yang menyebabkan mesin panas.
Ataupun faktor teknis ketika membawa barang-barang yang berbahaya.
Karena tidak adanya kesadaran untuk menjaga kapal dari awak kapal
menyebabkan kapal meledak dan terbakar. Kejadian-kejadian yang terjadi
akibat faktor teknis ini seperti yang terjadi pada Kapal Marina. Seperti
yang terjadi pada tahun 2009 yaitu kecelakaan KMP Teratai Prima di
Tanjung Baturoro, Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat yang
menewaskan 334 korban jiwa dan 36 orang lain berhasil diselamatkan.
kecelakaan ini juga diduga karena spesifikasi mesin yang tidak memadai
untuk kapal tersebut. Kapal ini hanya menggunakan mesin 2×520 pk,
ukuran mesin ini biasa digunakan sebuah mobil dan kapasitas daya
tampung bahan bakarnya hanya 6 ton.
3. Pengelolaan Lalu Lintas
Pengelolaan lalu lintas di bidang transportasi laut baik kapal yang
akan memasuki ataupun yang meninggalkan pelabuhan, berfungsi untuk
kelancaran arus lalu lintas di pelabuhan. Kurangnya sistem informasi dan
koordinasi akan menyebabkan beberapa kerugian, diantaranya
keterlambatan waktu kedatangan dan keberangkatan kapal, peningkatan
jumlah antrian, hingga memungkinkan terjadinya kecelakaan. Contoh
kecelakaan dari penyebab tersebut yaitu kapal tanker pembawa BBM
mengalami tabrakan di Sungai Kapuas 7 April 2017. Kapal tanker ini
membawa 22 orang anak buah kapal dan dinakhodai oleh Ishak.
Sementara KM Rokan Permai membawa 16 orang ABK dan dinakhodai
oleh Johanis Viani Rambing dengan tujuan Pontianak-Dumai. apal KM
Rokan Permai sedang mengarah ke alur Pontianak-Dumai. Namun di arah
berlawanan ada kapal tanker pembawa BBM.
4. Faktor Cuaca
Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering dianggap
sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang
biasanya dialami adalah badai, gelombang yang tinggi, arus yang besar,
kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas, ini semua yang
dipengaruhi oleh musim. Pada 5 Desember 2016, terjadi kecelakaan di
perairan Madura dan Batam. Kapal Sinar Laut Mutiara dilaporkan
tenggelam. Kapal berbobot 50 GT dinakhodai Ali Imron sesuai manifest
mengangkut 9 orang anak buah kapal (ABK), pegawai ternak 6 orang, dan
ditambah 11 orang pegawai tambahan. Namun semua ternak yang dibawa
ikut tenggelam bersama kapal. Kecelakaan laut terjadi lagi karena faktor
cuaca.
5. Human Error
Para awak kapal harus memiliki pengetahuan (knowledge),
pemahaman (understanding), kecakapan (proficiency) serta keterampilan
(skill) yang diperlukan untuk mengantisipasi resiko kecelakaan, dan
meminimalisir kesalahan manusia (human error), sebagai salah satu faktor
kecelakaan laut yang terjadi. Kecelakaan yang terjadi di sungai, danau dan
penyebrangan yang sampai ke Mahkamah Pelayaran pada tahun 2006
lebih disebabkan karena faktor kesalahan manusia (88%) dan hanya
sedikit kejadian kecelakan di perairan yang disebabkan oleh faktor alam.
6. Permasalahan Pelabuhan Laut Oleh Daerah
Dapat dilihat bahwa terjadi ketidakharmonisan pengaturan tentang
kepelabuhanan di Indonesia. Hal ini sebenarnya akibat dari
ketidaksinkronan pengaturan tentang berbagai sektor pemerintahan yang
ada, dan juga sebagai akibat dari berbagai faktor lainnya. Pada
perkembangannya, telah terjadi sengketa antara pemerintah daerah dengan
pemerintah pusat tentang pengelolaan pelabuhan yang ada di daerah. Salah
satunya adalah dalam bentuk judicial review terhadap Peraturan
Pemerintah No.69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhan oleh Pemerintah
Kota Cilegon, dan dalam hal ini Mahkamah Agung memenangkan
permohonan Judicial Review dari Kota Cilegon tersebut. Dengan putusan
tersebut, Pemerintah Daerah mempunyai legitimasi untuk mengelola
pelabuhan yang ada di
wilayahnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyebab utama kecelakaan laut pada umumnya karena faktor
kelebihan angkutan dari daya angkut yang telah ditetapkan, baik
angkutan barang maupun angkutan orang. Bahkan tidak jarang
pemakai jasa pelayaran memaksakan diri naik kapal meskipun kapal
sudah penuh dengan tekad asal dapat tempat di atas kapal. Indonesia
mempunyai catatan buruk dalam hal kecelakaan transportasi kapal laut
karena menewaskan ratusan korban jiwa.
B. Saran
Untuk meminimalisir kecelakaan di laut, terutama yang disebabkan
oleh faktor human error yang menjadi topik pembahasan makalah ini
maka diperlukan peran semua pihak baik pemerintah, masyarakat
maupun swasta. Berikut beberapa saran yang dapat disampaikan
sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadi kecelakaan transportasi
laut.
1. Sistem navigasi kapal dan semua peralatan yang dipergunakan
di kapal angkutan transportasi laut harus segera dilengkapi dan
dilakukan perawatan secara berkala.
2. Pengadaan sistem patroli perlu dilakukan, berkaitan dengan
ketidaknyamanan jalur-jalur pelayaran saat ini, terutama untuk
menjaga keamanan penumpang dan barang, penertiban
terhadap kapal yang mengangkut penumpang dan barang yang
berlebih, serta kapal-kapal yang tidak memiliki fasilitas
keamanan yang memadai.
3. Perlu diadakannya gerakan sadar keselamatan pelayaran
nasional serta menanamkan budaya keselamatan (safety
culture) di lingkungan masyarakat Indonesia khususnya di
bidang maritim. Meningkatkan kompentensi Nakhoda dan
Awak Kapal dengan sertifikasi Pelaut
DAFTAR PUSTAKA

Knkt.dephub.go.id diakses pada 13 Desember 2021

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pelayaran

Pengelolaan Pelabuhan Oleh Daerah

Anda mungkin juga menyukai