Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DAMPAK NEGATIF TRANSPORTASI DARAT DAN


PENANGGULANGANNYA

Disusun Oleh :
SYARIMSAH SEPTYAS SAGUNI
202110034

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, kita panjatkan kehadirat Allah SWT� atas
segala nikmat sehat dan kesempatan serta rahmat dan hidayahnya
yang senantiasa tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini.
Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya
sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Saya menyampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah TRAB,
yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini dan semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga
saya dapat menyelesaikannya makalah ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.

Kendari, Desember, 2023


Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode dan Prosedur
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II KASIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN PUSAKA
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hakekat Transportasi Darat
3.2 Dampak Yang di Timbulkan
3.3 Mengolah Masalah Transportasi Darat

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Transportasi merupakan urat nadi Pembangunan Nasioanal untuk
melancarakan arus manusia barang maupu informasi sebagai
penunjang tercapainya pengalokasian sumber-sumber perekonomian
secara optimal untuk itu jasa transportasi harus cukup tersedia secara
merata dan terjangkau daya beli masyarakat. Transportasi yang
banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah sala satunya
transportasi darat. Pertambahan penduduk dan luas kota
menyebabkan jumlah lalu lintas juga meningkat. Sedangkan sistem
lalu lintas mendekati jenuh, sehingga bertambahnya jumlah lalu lintas
berpengaruh besar terhadap lingkungan.
Saat ini di indonesia sedang manghadapi masalah yang cukup rumit
berkaitan dengan transportasi darat. Jumlah penduduk yang semakin
bertambah, dibarengi dengan meningkatnya daya beli masyarakat
terhadap kendaraan bermotor memicu meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor.
Sarana transportasi darat berkembang mengikuti fenomena yang
timbul. Pemilihan sistem transportasi yang salah untuk wilayah
perkotaan dapat mengakibatkan terjadinya permasalahan-
permasalahan bagi masyarakat maupun linglungan., Perkembangan
teknologi di bidang transportasi dapat menuntut adanya
perkembangan teknologi prasarana transportasi darat berupa jaringan
jalan. Sistem transportasi darat yang berkembang semakin cepat
menuntut perubahan tata jaringan jalan yang dapat menampung
kebutuhan lalu lintas yang berkembang tersebut. Perkembangan tata
jaringan jalan baru akan membutuhkan ketersediaan lahan yang lebih
luas. Kebutuhan lahan yang sangat luas untuk sistem transportasi
darat ini mempunyai pengaruh besar terhadap pola tata guna lahan,
terutama di daerah perkotaan. Di sini masalah lingkungan perlu
diperhatikan. Perubahan tata guna lahan akan berpengaruh terhadap
kondisi fisik tanah, serta masalah sosial dan ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh permasalahan
antara lain:

1. Bagaimana hakekat transportasi darat ?


2. Bagaimana dampak negatif yang di timbulkan oleh transportasi
darat ?
3. Bagaimana mengolah masalah yang di timbulkan oleh
transportasi darat ?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan
Teknologi serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang dampak
negatif berkembangnya transportasi darat.bagi lingkungan.
1.4 Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu
dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku dan
browsing di internet.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan
Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan masyarakat dan
Budaya. Bandung : UPI PRESS
Sumaatmadja, Nursid. (1998) . Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya
dan Lingkungan Hidup. Bandung : AlfaBeta
Sumaatmadja, Nursid dan Kuswaya Wihardit. (1999). Perspektif
Global. Jakarta : Universitas Terbuka
http://www.dephub.go.id/in/data/darat/map_dirjen.pdf
http://www.kpbb.org/download.html
www.uum.edu.my/pend/webpeke/ppend/lalu_lintas.pdf
http://www.walhijogja.or.id
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Hakekat Transportasi Darat
Transportasi atau perangkutan adalah perpindahandari suatu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan.
Unsur-Unsur Dasar Transportasi
Ada lima unsur pokok transportasi, yaitu :
a) Manusia, yang membutuhkan transportasi
b) Barang, yang diperlukan manusia
c) Kendaraan, sebagai sarana transportasi
d) Jalan, sebagai prasarana transportasi
e) Organisasi, sebagai pengelola transportasi
Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk
terlaksananya transportasi, yaitu terjaminnya penumpang atau barang
yang diangkut akan sampai ke tempat tujuan dalam keadaan baik
seperti pada saat awal diangkut. Dalam hal ini perlu diketahui terlebih
dulu ciri penumpang dan barang, kondisi sarana dan konstruksi
prasarana, serta pelaksanaan transportasi.

Transportasi darat� atau perangkutan darat adalah pemindahan /


pengangkutan� orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan alat pengangkutan melalui jalan darat, baik
yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau),
atau mesin.
Transportasi darat di pilih berdasarkan faktor-faktor :
– Jenis dan spesifikasi kendaraan
– Jarak perjalanan
– Tujuan perjalanan
– Ketersediaan mode
– Ukuran kota dan kerapatan permukiman
– Faktor sosial-ekonomi
Adapun jenis jenis dari transportasi angkutan darat adalah :
1. Angkutan Jalan
Angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Berdasarkan
Keputusan Menteri Perhubungan No. 35 Tahun 2003 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan, maka Angkutan Jalan
diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Bus
Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8
(delapan) tempat duduk tidak termasuk empat duduk pengemudi,
baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
b) Taxi
Taxi Adalah angkutan umum yang menggunakan mobil untuk
mengangkut penumpangnya. Taksi umumnya menggunakan mobil
jenis sedan, namun di beberapa negara ada pula taksi jenis van yang
dapat mengangkut lebih banyak penumpang atau muatan.
c) Mikrolet
Mikrolet adalah istilah yang merujuk kepada kendaraan umum
dengan rute yang sudah ditentukan. Tidak seperti bus yang
mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan,
d) Bemo
Bemo adalah kendaraan bermotor beroda tiga yang mulai digunakan
di Jakarta pada awal tahun 1960-an. Mulanya bemo diharapkan dapat
menggantikan peranan becak yang dianggap tidak manusiawi karena
memanfaatkan tenaga manusia sebagai penggeraknya. Karena itu
kendaraan angkutan yang aslinya di negara asalnya Jepang digunakan
untuk mengangkut barang.
e) Becak
Becak (dari bahasa Hokkien: be chia “kereta kuda”) adalah suatu
moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia
dan juga di sebagian Asia. Becak merupakan alat angkutan yang
ramah lingkungan karena tidak menyebabkan polusi udara dan tidak
menyebabkan kebisingan. Meskipun begitu, kehadiran becak di
perkotaan dapat mengganggu lalu lintas karena kecepatannya yang
lamban dibandingkan dengan mobil maupun sepeda motor.
f) Delman
Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua,
tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan
kuda sebagai penggantinya. Nama kendaraan ini berasal dari nama
penemunya, yaitu Charles Theodore Deeleman, seorang litografer dan
insinyur di masa Hindia Belanda.
2. Angkutan Rel

Adapun jenis� transportasi rel adalah :


a) Kereta
Kereta adalah kendaraan beroda yang merupakan bagian dari sebuah
rangkaian kereta api dan digunakan untuk mengangkut penumpang.
Kereta umumnya dilengkapi dengan sistem listrik, sistem hiburan
audio visual, dan toilet. Di daerah atau negara-negara tertentu kereta
dilengkapi dengan tempat tidur untuk perjalanan malam hari. Pada
awalnya kereta hanya diberi tempat duduk dan tidak diberi atap
(untuk kelas ekonomi) atau diberi atap (untuk kelas khusus). kereta
umumnya tertutup dan tidak dilengkapi dengan kabin / kamar
tersendiri sebagaimana kereta yang umum dijumpai saat ini di
Indonesia.
3.2 Dampak Negatif Yang di Timbulkan Oleh Transportasi
Darat
Berkembangnya alat transportasi darat menyebabkan dampak yang
negatif maupun dampak yang positif bagi manusia maupun bagi
lingkungan. Adapun dampak negatif yang di timbulkan oleh
berkembangnya transportasi darat adalah sebagai berikut :
1). Polusi Udara
Seiring dengan berkembangnya sistem transportasi darat, salah satu
dampak yang di timbulkan adalah meningkatnya polusi udara. Secara
umum definisi polusi udara adalah perbedaan komposisi
udara aktual dengan kondisi udara normal dimana
komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan
manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk
gas dan partikel. Ada banyak sumber pencemaran udara yang salah
satunya yang terbesar adalah dari sektor transportasi seperti :
a. Kualitas Bahan Bakar Minyak
Ketersediaan bensin tanpa timbal (unleaded gasoline) dan minyak
solar dengan kandungan belerang rendah merupakan faktor kunci
dalam penurunan emisi kendaraan, karena bahan bakar jenis tersebut
merupakan prasyarat bagi penggunaan teknologi kendaraan yang
mutakhir yang mampu mengurangi emisi kendaraan secara signifikan.
Spesifikasi bahan bakar yang tersedia di Indonesia mengikuti
spesifikasi bahan bakar yang berlaku saat ini sesuai dengan Surat
Keputusan (SK) Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas (Migas)
No. 108. K/72/DDJM/1997 yang memperbolehkan kandungan timbal
hingga 0.30 gram/liter serta tekanan uap (Reid Vapour Pressure) 62
kPa pada suhu 37,8 �C untuk bahan bakar bensin. SK Dirjen Migas
No. 113.K/72/DJM/1999 juga memperbolehkan kandungan belerang
hingga 5000 ppm dan angka setana minimum 48 pada bahan bakar
solar. Dengan kualitas bahan bakar sesuai dengan spesifikasi tersebut
sulit untuk mewajibkan produsen kendaraan bermotor memasang
peralatan pereduksi emisi (katalis) pada kendaraan. Walaupun bensin
tanpa timbal telah tersedia di beberapa wilayah di Indonesia, namun
ketidaktersediaan bensin tanpa timbal di hampir seluruh wilayah
Indonesia belum dapat mendukung penerapan teknologi tersebut.
b. Emisi Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemaran
udara yang penting di daerah perkotaan. Kondisi emisi kendaraan
bermotor sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan bakar dan
kondisi pembakaran dalam mesin. Pada pembakaran sempurna, emisi
paling signifikan yang dihasilkan dari kendaraan bermotor
berdasarkan massa adalah gas karbon dioksida (CO2) dan uap air,
namun kondisi ini jarang terjadi. Hampir semua bahan bakar
mengandung polutan dengan kemungkinan pengecualian bahan bakar
sel (hidrogen) dan hidrokarbon ringan seperti metana (CH4). Polutan
yang dihasilkan kendaraan bermotor yang menggunakan BBM antara
lain CO, HC, SO2, NO2, dan partikulat.
Tingginya emisi kendaraan bermotor disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah:

 Sistem kontrol emisi kendaraan bermotor tidak diterapkan


 Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor berkala untuk
kendaraan umum tidak berjalan efektif
 Pemeriksaan emisi kendaraan di jalan sebagai bagian dari
penegakan hukum (terkait dengan pemenuhan persyaratan
kelaikan jalan) belum diterapkan
 Kendaraan bermotor tidak diperlengkapi dengan teknologi
pereduksi emisi seperti katalis karena tidak tersedianya bahan
bakar yang sesuai untuk penggunaan katalis tersebut
 Kualitas BBM yang rendah
 Penggunaan kendaraan berteknologi rendah emisi yang
menggunakan bahan bakar alternatif masih belum memadai
 Pemahaman tentang manfaat perawatan kendaraan secara
berkala yang dapat menurunkan emisi dan meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan bakar masih kurang
 Disinsentif terhadap kendaraan-kendaraan yang termasuk dalam
kategori penghasil emisi terbesar belum diperkenalkan.

c. Sistem Transportasi dan Manajemen Lalu Lintas


Sistem manajemen transportasi dan tata ruang perkotaan
mempengaruhi pola pergerakan manusia dan kendaraan di suatu kota
yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas udara. Pengendalian
pencemaran udara melalui peningkatan sistem transportasi terfokus
pada dua aspek, yaitu pengurangan volume kendaraan dan
pengurangan kepadatan lalu lintas. Makin banyak volume kendaraan
yang beroperasi di jalan, makin banyak jumlah emisi gas buang total.
2). Polusi Suara
Bertambanya jumlah kendaraan yang tidak tekendali dan sistem
pembangnan pemukiman penduduk yang dekat dengan jalan raya,
akan mengakibatkan tidak tentram dan nyamannya penduduk sekitar
akibat polusi suara yang ditimbulkan oleh suara kendaraan bermotor.
Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada
lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang
mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.
Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang
membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.
Suara bising yang terus-menerus dengan tingkat kebisingan yang
relatif tinggi dapat mengakibatkan dampak yang merugikan kesehatan
manusia. Ini dapat berarti gangguan secara fisik maupun psikologis.
Secara langsung, polusi suara seperti ini dapat menyebabkan
ketulian secara fisik dan tekanan psikologis. Lebih jauh, tekanan
psikis akan menyebabkan penyakit-penyakit lainnya muncul pada
manusia.
3). Kemacetan
Pertumbuhan kendaraan bermotor yang cepat di kota-kota besar,
�tanpa di imbangi dengan pembangunan sarana dan prasarana yang
memadai akan menimbulkan betumpuknya kendaraan dijalan
sehingga mengakibatkan kemacetan. Kemacetan adalah situasi atau
keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas
jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang
tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai
ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan
penduduk, misalnya Jakarta dan Bangkok. Kemacetan lalu lintas
menjadi permasalahan sehari-hari di kota-kota besar di Indonesia.
Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang
antara lain : Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang
rendah, Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi
bahan bakar lebih rendah, Meningkatkan polusi udara,
Meningkatkan stress pengguna jalan..
4). Meningkatnya kecelakaan lalu-lintas
Pesatnya kendaran bermotor yang lalu lalang dijalan raya tanpa
diimbangi dengan kesadaran pengguna kendaraan untuk tertib
berlalu-lintas akan mengakibat terjadinya kecelakaan lalu-lintas.
Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan
bermotor tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan.
Kadang kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian
manusia atau binatang. Kecelakaan lalu-lintas menelan korban jiwa
sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun menurut WHO. Faktor yang
mempengaruhi kecelakaan faktor kendaraan yang paling sering terjadi
adalah ban pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya,
kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah,
peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab
lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan
technologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan terhadap
kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan
perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban
untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara reguler.
Selain mempunyai beberapa damak negatif yang ditimbulkan oleh
adanya transportasi darat, sistem tansportasi juga ini juga mempunyai
beberapa dampak positif bagi kehidupan manusia. Adapun mengenai
beberapa dampak positif yang ditimbulkan oleh adanya transportasi
darat secara umum adalah:
a) Mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi
Transportasi dalam hal ini perlu untuk mengatasi kesenjangan jarak
dan komunikasi antara tempat asal dan tempat tujuan.
b) Mempercepat lalulintas orang dan barang
Dengan adanya alat transportasi, maka pergerakan lalu lintas barang
dan orang akan menjadi lebih cepat, aman, nyaman dan terintegrasi.
3.3 Mengelolah Masalah Transportasi Darat
Sistem transportasi darat yang berkembang dengan pesat
memerlukan pengelolaan dan penataan yang baik dan benar. Untuk
mencapai sistem rtanportasi yang ideal, oleh karena itu dalam
pembangunan dan pengembangannya perlu memperhatikan efeknya
terhadap manusia dan lingkungan. Efek sektor transportasi terhadap
lingkungan perlu dikendalikan dengan melihat semua aspek yang ada
di dalam sistem transportasi, mulai dari perencanaan sistem
transportasi, meliputi model transportasi, sarana, pola aliran lalu
lintas, jenis mesin kendaraan, dan bahan bakar yang digunakan.
Pemilihan model transportasi ditentukan dengan mempertimbangkan
salah satu persyaratan pokok, yaitu pemindahan barang dan manusia
dilakukan dalam jumlah yang terbesar dan jarak yang terkecil.
Transportasi massal merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan
dengan transportasi individual.
Perencanaan sistem transportasi harus disertai dengan pengadaan
prasarana yang sesuai dan memenuhi persyaratan dan kriteria
transportasi antara lain volume penampungan, kecepatan rata-rata,
aliran puncak, keamanan pengguna jalan. Selain itu harus juga
memenuhi persyaratan lingkungan yang meliputi jenis permukaan,
pengamanan penghuni sepanjang jalan, kebisingan, pencemaran
udara, penghijauan, dan penerangan.
Dalam mencapai sistem transportasi yang ramah lingkungan dan
hemat energi, persyaratan spesifikasi dasar prasarana jalan yang
digunakan sangat menentukan. Permukaan jalan halus, misalnya,
akan mengurangi emisi pencemaran debu akibat gesekan ban dengan
jalan. Tabir akustik atau tunggul tanah dan jalur hijau sepanjang jalan
raya akan mereduksi tingkat kebisingan lingkungan pemukiman yang
ada di sekitar dan sepanjang jalan, dan juga akan mengurangi emisi
pencemar udara keluar batas jalan kecepatan tinggi.
Dalam konteks ini, untuk mencapai sistem transportasi darat tersebut,
ada beberapa hal yang perlu dijalankan, di antaranya;
1. Rekayasa lalu lintas.
Rekayasa lalu lintas khususnya menentukan jalannya sistem
transportasi yang direncanakan. Penghematan energi dan reduksi
emisi pencemar dapat dioptimalkan secara terpadu dalam
perencanaan jalur, kecepatan rata-rata, jarak tempuh per kendaraan
per tujuan (vehicle mile trip dan passenger mile trip), dan seterusnya.
pola berkendara (driving pattern/cycle) pada dasarnya dapat
direncanakan melalui rekayasa lalu lintas.
Data mengenai pola dan siklus berkendaraan yang tepat di Indonesia
belum tersedia hingga saat ini. Dalam perencanaan, pertimbangan
utama diterapkan adalah bahwa aliran lalu lintas berjalan dengan
selancar mungkin, dan dengan waktu tempuh yang sekecil mungkin,
seperti yang dapat di uji dengan model asal-tujuan (origin-
destination). Dengan meminimumkan waktu tempuh dari setiap titik
asal ke titik tujuannya masing-masing akan dapat dicapai efisiensi
bahan bakar yang maksimum, dan reduksi pencemar udara yang lebih
besar.
2. Pengendalian pada sumber (mesin kendaraan).
Jenis kendaraan yang digunakan sebagai alat transportasi merupakan
bagian di dalam sistem transportasi yang akan memberikan dampak
bagi lingkungan fisik dan biologi akibat emisi pencemaran udara dan
kebisingan. Kedua jenis pencemaran ini sangat ditentukan oleh jenis
dan kinerja mesin penggerak yang digunakan. Persyaratan
pengendalian pencemaran seperti yang diterapkan Amerika Serikat
(AS) telah terbukti membawa perubahan-perubahan besar dalam
perencanaan mesin kendaraan bermotor yang beredar di dunia
sekarang ini. Sejak tahun 1970, bersamaan dengan krisis energi dan
fenomena pencemaran udara di Los Angeles Smog, dikeluarkan
persyaratan-persyaratan yang ketat oleh pemerintah Federal untuk
mengendalikan emisi kendaraan bermotor dan efisiensi bahan bakar.
Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam rencana mesin, meliputi
pemasangan (katup) PCV palse sistem karburasi, sistem pemantikan
yang memungkinkan pembakaran lebih sempurna, sirkulasi uap
bahan bakar minyak (BBM) untuk mengurangi emisi tangki BBM, dan
after burner untuk menurunkan emisi. Sedangkan teknologi retrofit
disyaratkan dengan pemasangan alat Retrofit Catalitic Converter
untuk mereduksi emisi HC dan NOX dan debu (TSP). Teknologi ini
membawa implikasi yang besar terhadap sistem BBM, karena TEL
tidak dapat lagi ditambahkan dalam BBM.
3. Energi transportasi.
Besarnya intensitas emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor
selain ditentukan oleh jenis dan karakteristik mesin, juga sangat
ditentukan oleh jenis BBM yang digunakan. Seperti halnya
penggunaan LPG, akan memungkinkan pembakaran sempurna dan
efisiensi energi yang tinggi. Selain itu dalam rangka upaya
pengendalian emisi gas buang, bila peralatan retrofit digunakan,
diperlukan syarat bahan bakar, khusus yaitu bebas timbal.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan sistem
transportasi perkotaan, akan sesuai dengan yang diharapkan,
khususnya dalam upaya mengurangi tingkat kemacetan dan
mencegah semakin meningkatnya kadar polutan udara oleh asap
kendaraan bermotor dan kebisingan.
Aspek perencanaan perkotaan dan sistem transportasi akan menjadi
faktor generik dampak yang umumnya timbul, khususnya penggunaan
energi, pencemaran udara termasuk dalam mengurangi tingkat
kemacetan lalu lintas. Selama aspek sistem transportasi yang
memadai dan sesuai terlaksana dalam konteks perencanaan kota yang
ada, melalui manajemen transportasi, efisiensi energi dan pencegahan
dampak bagi lingkungan dapat dilakukan.
Dalam hal pembangunan dan pengembangan sistem transportasi
darat yang ideal untuk kehidupan. Sebenarnya� pemerintah sebagai
pihak regulator sudah memberlakukan beberapa peraturan guna
menanggulangi atau meminimalisir dampak negatif yang di akibatkan
adanya sistem transportasi darat.
Berdasarkan kondisi saat ini dimana dapat dilihat bahwa transportasi
sangat berpengaruh terhadap pencemaran udara akibat emisi gas
buang kendaraan bermotor, perlu diambil langkah-langkah konkrit
dan dukungan berupa :

1. Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang berpopulasi


rendah antara lain :
1. Keringanan pembebasan pajak untuk kendaraan bermotor
yang menggunakan gas berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar
Kendaran Bermotor). PERPU.No.21 tahun1997.
2. Keringanan Pajak Kendaraan (STNK) khusus kendaraan
berbahan bakar Gas (BBG atau LPG) selama periode
tertentu.
3. Penentuan harga jual Bahan Bakar yang berwawasan
lingkungan (Mogas Unleaded dan Gas) de ngan harga
menarik bagi konsumen.
4. Pemberian keringanan pajak untuk Bea Masuk peralatan
Konversi (Conversion Kit), Sehingga harga jualnya dapat
ditekan dan terjangkau oleh masyarakat.
5. Peraturan Pemerintah yang mewajibkan kepada Agen
Tunggal Pemegang Merk (ATPM) untuk setiap kendaraan
baru yang diproduksi sudah dilengkapi/dipasang Catalytic
Converter serta alat konversi untuk kendaraan niaga dan
angkutan umum.

Selain itu, juga diperlukan dukungan dari lintas seketoral. Mengingat


permasalahan pencemaran udara terutama di kota -kota besar telah
telah menyebabkan menurunnya kualitas udara yang menggangu
kenyaman bahkan telah menyebabkan gangguan kesehatan dan
keseimbangan iklim global. Untuk menanggulangi hal tersebut upaya-
upaya pengendalian pencemaran udara perlu dilakukan oleh semua
pihak yang terkait dan berkepentingan antara institusional yang
meliputi : beberapa Departemen Teknis terkait (Departemen
Perhubungan, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Keuangan dan
Kementerian Pekerjaan Umum), serta Bapedalda, Pertamina dan
Polri, sedangkan Pemda akan berperan sekali sebagai penanggung
jawab pelaksanaannya dan Bappenas sebagai penanggung jawab
pendanaannya.
Dalam upaya mengatasi persoalan kemacetan , Ada beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu
lintas antara lain :

1. meningkatkan kapasitas jalan / prasarana seperti: memperlebar


jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu
memungkinkan, membuat jalan tol, merubah sirkulasi lalu lintas
menjadi jalan satu arah, mengurangi konflik dipersimpangan
melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling
dominan membatasi arus belok kanan.,
meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas,
persimpangan tidak sebidang / flyover, mengembangkan
inteligent transport sistem.
2. Pembatasan kendaraan pribadi seperti : Pembatasan
penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu
seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui
Electronic Road Pricing (ERP), Pembatasan pemilikan
kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan
kendaraan, Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan
atau jalan tertentu.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Transportasi merupakan urat nadi Pembangunan Nasioanal untuk
melancarakan arus manusia barang maupu informasi sebagai
penunjang tercapainya pengalokasian sumber-sumber perekonomian
secara optimal untuk itu jasa transportasi harus cukup tersedia secara
merata dan terjangkau daya beli masyarakat. Sarana transportasi
darat berkembang mengikuti fenomena yang timbul. Pemilihan sistem
transportasi yang salah dapat mengakibatkan terjadinya
permasalahan-permasalahan bagi masyarakat maupun lingkungan.
Permasalahan yang dapat ditimbulkan oleh berkembang pesatnya
transportasi darat antara lain polusi udara, polusi suara, kemacetan,
dan meningkatnya angka kecelakaan lalu-lintas. Adapun untuk
menanggulangi berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh sektor
transportasi darat, perlu mempertimbangkan beberapa hal,
diantaranya efek tehadap lingkungan dan manusia. Adapun mengenai
efek �terhadap lingkungan dan manusia perlu dikendalikan dengan
melihat semua aspek yang ada di dalam sistem transportasi, mulai
dari perencanaan sistem transportasi, meliputi model transportasi,
sarana, pola aliran lalu lintas, jenis mesin kendaraan, dan bahan bakar
yang digunakan. Selain itu, juga diperlukan dukungan dari lintas
seketoral. Karena sebenarnya� pemerintah sebagai pihak regulator
sudah memberlakukan beberapa peraturan guna menanggulangi atau
meminimalisir dampak negatif yang di akibatkan adanya sistem
transportasi darat.
4.2 Saran
Transportasi sudah selayaknya ada untuk memberi kemudahan dalam
kehidupan manusia. Tetapi dalam perkembangannya transportasi ini
juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kita sebagai manusia sudah
seharusnya bijak dalam menggunakan alat transportasi, agar masalah
atau dampak negatif dari tranportasi darat dapat di minimalisir
sekecil mungkin.
Sudah sepatutnya kita sadar akan pentingnya arti transportasi dalam
kehidupan ini. Namun kita juga harus sadar akan berbagai dampak
negatif yang ditimbulkannya.

Anda mungkin juga menyukai