Anda di halaman 1dari 25

TUGAS BESAR

REKAYASA LALU LINTAS


PERMASALAHAN LALU LINTAS DI KOTA PEKANBARU
Ir.H. Abdul Kudus Zaini, M.T / Muchammad Zaenal Muttaqin
Pengampu mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas

Oleh

KELOMPOK I

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Transportasi Secara Umum

Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke


tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan
kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai
kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum
sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat,
laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan
banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih
canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan
alat transportasi lainnya.

1.2 Permasalahan Lalu Lintas Dalam Bidang Transportasi

Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk
melakukan pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan
permasalahan menjadi bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa
memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas
dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan dikota-kota lain. Ada
beberapa masalah transportasi antara lain, kemacetan lalu lintas, pelanggaran
ketentuan lalu lintas, kecelakaan lalu lintas, manajemen lalu lintas yang tidak optimal
dan pencemaran lingkungan.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Transportasi

Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke


tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia
atau mesin. Transportasi sangat penting untuk manusia, karena memudahkan manusia
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Transportasi terbagi 3 jenis : transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi


udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya.
Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan
alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

Negara maju biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi.
Penduduk disana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian
besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka.

Di dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam


berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai
berikut:

 Manusia yang membutuhkan

 Barang yang dibutuhkan

 Kendaraan sebagai alat/sarana

 Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi


 Organisasi (pengelola transportasi)

2.1.1 Jenis-Jenis Transportasi

Menurut Utomo pula, jenis-jenis transportasi terbagi menjadi tiga yaitu,

 Transportasi darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik


oleh hewan (kuda, sapi,kerbau), atau manusia. Moda transportasi darat
dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan,
jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan moda, ukuran kota dan
kerapatan permukiman, faktor sosial-ekonomi.

 Transportasi air (sungai, danau, laut): kapal,tongkang, perahu, rakit.

 Transportasi udara: pesawat terbang.

 Transportasi udara dapat menjangkau tempat – tempat yang tidak dapat


ditempuh dengan moda darat atau laut, di samping mampu bergerak lebih
cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan.

2.1.2 Fungsi dan Manfaat Transportasi

Transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi


beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua
yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan
pembangunan (the promoting sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi
tiga klasifikasi yaitu:

1. Manfaat Ekonomi.
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan
menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang
menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak
geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.
2. Manfaat Sosial.
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya
a) pelayanan untuk perorangan atau kelompok,
b) pertukaran atau penyampaian informasi,
c) Perjalanan untuk bersantai,
d) Memendekkan jarak,
e) Memencarkan penduduk.
3. Manfaat Politis.
Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan
negara, mengatasi bencana, dll.
4. Manfaat Kewilayahan.
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.

2.1.3 Transportasi Publik

Konsep transportasi publik sendiri tidak dapat dilepaskan dari konsep


kendaraan umum. Pengertian kendaraan umum berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor. 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang
di Jalan dengan kendaraan umum yaitu Kendaraan umum adalah setiap kendaraan
bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut
bayaran baik langsung maupun tidak langsung.
Transportasi publik adalah seluruh alat transportasi di mana penumpang
tidak bepergian menggunakan kendaraannya sendiri. Transportasi publik
umumnya termasuk kereta dan bis, namun juga termasuk pelayanan maskapai
penerbangan, feri, taxi, dan lain-lain.

2.2 Lalu Lintas Jalan Raya


Lalu lintas adalah kegiatan kendaraan bermotor dengan menggunakan jalan
raya sebagai jalur lintas umum sehari-hari. Lalu lintas identik dengan jalur kendaraan
bermotor yang ramai yang menjadi jalur kebiutuhan masyarakat umum. Oleh kerena
itu lalu lintas selalu dentik pula dengan penerapan tata tertib bermotor dalam
menggunakan jalan raya.

Menurut djajoesman (1976:50) Lalu mengemukakan bahwa secara harfiah


lalu lintas diartikan sebagai gerak (bolak balik) manusia atau barang dari satu tempat
ketempat lainnya dengan menggunakan sarana jalan umum. Menurut poerwadarminta
dalam kamus umum bahasa Indonesia (1993:55) menyatakan bahwa lalu lintas adalah
berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal perjalanan di jalan dan sebagainya serta
berhubungan antara sebuah tempat dengan tempatlainnya.

Dengan demikian lalu lintas adalah merupakan gerak lintas manusia dan atau
barang dengan menggunakan barang atau ruang di darat, baik dengan alat gerak
ataupun kegiatan lalu lintas di jalan yang dapat menimbulkan permasalahan seperti
terjadinya kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Terminologi lalu lintas adalah
pergerakan benda yang searah/berlawanan arah dan pergerakan benda memotong arah
dalam suatu ruang pergerakan atau jalur pergerakan.

Jalan raya adalah salah satu sarana transportasi yanag paling banyak
dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia
sehari-hari. Jalan raya berfungsi untuk melewatkan lalu lintas diatasnya dengan cepat,
aman dan nyaman. Transportasi darat merupakan sistem trasportasi yang terbesar dan
yang paling mendapat perhatian. Hal ini terutama disebabkan oleh aktivitas manusia
pada umumnya dilakukan di darat, dimana sistem transportasi darat ini memerlukan
prasarana jalan sebagai jalur penghubung sebagai penunjang perekonomian,
perkembangan wilayah, perkembangan sosial dan perkembangan
kebudayaan.Kemajuan dalam bidang transportasi menyebabkan jarak antara satu
daerah dengan daerah lainnya dirasakan menjadi lebih dekat. Selain itu arus barang
dari suatu tempat ke tempat lainnya menjadi lebih lancar dan dapat menyebar lebih
luas sehingga menunjang pemerataan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu
daerah.

Ditinjau dari segi manfaatnya tersebut maka jalan raya sangat memerlukan
pengembangan dan pengelolaan yang sungguh-sungguh agar selalu dapat melayani
kebutuhan lalu lintas bagi masyarakat yang semakin meningkat.Untuk mendapatkan
jalan yang baik dan nyaman, sesuai dengan kelas jalan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu Direktorat Jenderal Bina Marga maka perlu ditinjau aspek
geometriknya sebagai dasar perencanaan untuk menentukan kecepatan rencana yang
layak untuk jalan tersebut. Kecepatan rencana (VR ) adalah kecepatan yang dipilih
sebagai dasar perencanaan geometrik yang memungkinkan kendaraan-kendaraan
bergerak dengan aman dan nyaman dengan kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang
lengang dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti (Sukirman S, 1994). Untuk
mendapatkan standar kecepatan rencana, diperlukan kondisi jalan yang baik, bebas,
dan alinemen horizontal jalan yang baik pula. Untuk itu perencanaan alinemen
horizontal perlu diperhatikan agar pengemudi dapat berkendara dengan aman dan
nyaman.

2.3 Persimpangan Jalan

Persimpangan jalan adalah simpul pada jaringan jalan dimana ruas jalan
bertemu dan lintasan arus kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing
kaki persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama-
sama dengan lalu lintas lainnya. Olehnya itu persimpangan merupakan faktor yang
paling penting dalam menentukan kapasitas dan waktuperjalanan pada suatu jaringan
jalan khususnya di daerah - daerah perkotaan.

Persimpangan merupakan tempat sumber konflik lalu lintas yang rawan


terhadap kecelakaan karena terjadi konflik antara kendaraan dengan
kendaraanlainnya ataupun antara kendaraan dengan pejalan kaki. Oleh karena
itumerupakan aspek penting didalam pengendalian lalu lintas. Masalah utama
yangsaling kait mengkait pada persimpangan adalah :

a. Volume dan kapasitas yang secara lansung mempengaruhi hambatan.

b. Desain geometrik dan kebebasan pandang

c. Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan

d. Parkir akses dan pembangunan umum

e. Pejalan kaki

f. Jarak antar simpang

Kinerja lalu lintas perkotaan dapat dinilai dengan menggunakan parameter lalu lintas
berikut (Tamin, 2000)

Dipersimpangan konflik yang terjadi dikelompokkan atas:

1. Berpotongan atau disebut juga crossing, di mana dua arus berpotongan


langsung.

2. Bergabung atau disebut juga merging, di mana dua arus bergabung.

3. Berpisah atau disebut juga sebagai diverging, di mana dua arus berpisah

4. Bersilangan atau disebut juga weaving, di mana dua arus saling bersilangan,
terjadi pada bundaran lalu lintas.
Konflik Persimpangan

2.3.1 Bentuk Pengendalian Persimpangan

Bentuk pengendalian tergantung kepada besarnya arus lalu lintas, semakin


besar arus semakin besar konflik yang terjadi semakin kompleks pengendaliannya
atau dijalan bebas hambatan memerlukan penanganan khusus.

Pengendalian Persimpangan

2.3.2 Persimpangan Sederhana


Bila arus masih rendah dan kecepatan lalu lintas rendah dapat diterapkan,
di mana kendaraan yang datang dari kiri mendapat perioritas lebih dulu.
Persimpangan seperti ini banyak ditemukan di jalan lingkungan kawasan
pemukiman.
Persimpangan Perioritas
Bila suatu persimpangan arus dijalan utama (mayor) bersimpangan dengan
jalan kecil (minor) maka kendaraan yang berada di jalan utama mendapat hak
terlebih dahulu, untuk menegaskan hal tersebut digunakan rambu lalu lintas 'beri
kesempatan' berupa segitiga terbalik yang ditempatkan dijalan minor, untuk lebih
mempertegas digunakan rambu 'stop' di mana pengemudi dijalan minor wajib
berhenti dan masih dilengkapi marka jalan sebagai pelengkap rambu Beri
Kesempatan dan Rambu Stop.
Lampu Lalu Lintas
Bila arus sudah semakin tinggi, atau dua jalan dengan tingkatan yang
sama bertemu maka digunakan lampu lalu lintas. Isyarat lampu yang digunakan
ditetapkan berdasarkan ketentuan internasional Vienna Convention on Road Signs
and Signals tahun 1968 , di mana isyarat lampu merah berarti berhenti, isyarat
lampu kuning berarti bersiap untuk berhenti atau jalan, sedang isyarat lampu hijau
berarti berjalan.

Urutan lampu menyala seperti ditunjukkan dalam gambar adalah:


1. Lampu merah menyala, kendaraan berhenti
2. Lampu merah dan kuning menyala, kendaraan bersiap untuk berjalan
3. Lampu hijau, kendaran berjalan
4. Lampu kuning, kendaraan berhenti kecuali terlalu dekat dengan garis henti
atau kalau berhenti dapat mengakibatkan celaka kendaraan masih bisa
berjalan.

2.3.3 Persimpangan Tidak Sebidang


Digunakan untuk mengendalikan persimpangan dengan arus yang tinggi
atau pada jalan bebas hambatan atau jalan tol. Salah satu persimpangan tidak
sebidang pertama di Indonesia adalah Jembatan Semanggi di Jakarta Bentuk
persimpangan tidak sebidang dapat berbentuk:

 Jembatan layang yang disebut juga Flyover


 Terowongan yang disebut juga Underpass
 Interchange merupakan persilangan yang bisa berpindah dari ruas yang
satu ke ruas yang lain, salah satu bentuk yang populer adalah jembatan
semanggi atau dengan bentuk diamond.

2.4 Survey Lalu Lintas

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey lapangan, sedangkan data
sekunder didapatkan dari instansi yang berwenang dalam penentuan kebijakan
transportasi seperti Dinas Perhubungan dan Pemerintah Daerah.

Data primer yang diperlukan untuk analisis adalah :

1. Data kinerja lalu lintas saat ini, yang diukur dengan volume, kecepatan dan
kepadatan lalu lintas.

2. Data penyebaran dan pembebanan perjalanan pada tiap ruas jalan dan
simpang.

3. Volume lalu lintas saat ini dan akan datang sesuai dengan tahun rencana.

Data sekunder yang dapat diperoleh dari instansi terkait adalah :

1. Peta jaringan jalan dan peruntukan lahan (land use)

2. Data jumlah penduduk

3. Kondisi sosial ekonomi penduduk daerah studi


4. Kebijakan manajemen transportasi yang diterapkan

Data yang diperoleh dari hasil survey diharapkan dapat memberikan


gambaran tentang keadaan yang ada di lapangan, sehingga data ini dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan sebagai berikut : Pemantauan ( monitoring ),
Prakiraan ( forecasting ), Kalibrasi ( calibration ), Validasi (validation ).

2.4.1 Persiapan Survey Lalu Lintas

Sebelum survey dilakukan terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk


mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mempermudah
mendapatkan petunjuk tentang survey yang akan dilakukan. Hal ini akan
mempermudah pengisian formulir survey yang akan digunakan serta pembuatan
jadwal survey, kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan detail survey
tentang :

Pelaksanaan survey ;

1. Menentukan kendala-kendala baik tenaga kerja, material, peralatan


maupun yang lainnya.

2. Menyesuaikan metode dengan kondisi lapangan yang ada; kebutuhan


terhadap kebutuhan logistic , dan lain-lain.

Agar survey dapat dilakukan dengan efesien berikut informasi yang


dibutuhkan sebelum pelaksanaan survey :

 Peta

Peta adalah adalah persyaratan awal untuk melaksanakan survey.


 Waktu dan Durasi Survey

Waktu pelaksanaan survey dipengaruhi oleh aktvitas kegiatan masyarakat


pengguna lalu lintas. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dan
dipertimbangkan dalam penetapan waktu survey, antara lain mencakup :

- Liburan Sekolah

- Libur Musiman

- Hari dalam Minggu (Waktu Kerja dan Waktu Istirahat)

- Kondisi Iklim (Misalnya Musim Hujan)

- Pekerjaan-pekerjaan Penanganan Jalan.

Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, juga pertimbangan


ketersediaan dana, tenaga survey, alat survey, dan jadwal kegiatan proyek, maka
survey dalam rangka pengumpulan data untuk kepentingan studi lalu lintas dan
angkutan jalan dilaksanakan dengan penjadwalan yang disesuaikan.

2.4.2 Tenaga Surveyor dan Briefing

Survey inventarisasi melibatkan 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang


penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas. Survey kecepatan melibatkan
seorang pengemudi, 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang penanggung jawab,
dan 1 (satu) orang pengawas. Sementara untuk survey pergerakan membelok,
melibatkan 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas.

Sebelum survey dilaksanakan, diadakan terlebih dahulu sebentuk


pengarahan (briefing) kepada petugas oleh Koordinator yang berpengalaman.

2.4.3 Formulir dan Peralatan


Untuk keperluan survey lalu lintas, baik survey inventarisasi, kecepatan,
maupun pergerakan membelok, didesain suatu bentuk formulir oleh tim
penyusun, yang diupayakan mampu meng-cover semua jenis data yang
diperlukan untuk keperluan pengumpulan data dan analisis lalu lintas. Sementara
peralatan survey yang disediakan adalah sebagai berikut :

-Formulir survey inventarisasi

-Formulir survey kecepatan

-Formulir survey pergerakan membelok

-Clif Board

-Ballpoint

-Counter

-Pensil

-Penghapus

-Meteran

-Stop Watch

-Kamera

2.4.4 Transportasi dan Akomodasi

Untuk memobilisasi pergerakan dan penyebaran surveyor, disediakan


kendaran sewa sebanyak 1 (satu) unit mobil penumpang untuk setiap harinya.

2.4.5 Pelaksanaan Survey Lalu Lintas


Survey lalu lintas sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data
primer sebagai gambaran nyata dari kondisi lapangan. Pelaksanaan survey dan
jenis survey yang dilaksanakan dijelaskan sebagai berikut, dan data hasil survey
dapat dilihat pada lampiran.

2.4.6 Inventarisasi Jalan dan Persimpangan

Inventarisasi jalan dan persimpangan (Road Inventory Survey), dilakukan


untuk mendapatkan data mengenai jenis dan jumlah hambatan samping (side
friction), serta inventarisasi fasilitas perlengkapan jalan, baik yang ada sekarang
maupun yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kondisi jalan. Survey ini
dilakukan pada semua sub ruas jalan dengan mengacu pada Indonesia Higway
Capacity Manual atau Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Survey ini
dapat dilakukan kapan saja (tidak terbatas hari kerja atau hari libur).

Data yang didapatkan dari survey ini adalah :

 Sketsa penampang tipikal atau layout

 Panjang dan lebar jalan, persimpangan dan fasilitas pejalan kaki

 Pengaturan ruas jalan, satu atau dua arah

 Pengaturan persimpangan misalnya diatur dengan prioritas, bundaran,


APILL atau

 Persimpangan tidak sebidang

 Rambu (jenis dan posisinya dalam orde 100-an meter)

 Marka dengan klasifikasi ada (tengah, pinggir), atau tidak ada


 Hambatan samping dengan klasifikasi statis (berdasarkan jenis objek yang
ada di sisi jalan), dinamis (berdasarkan pengaruhnya terhadap lalu lintas)

2.4.7 Pengamatan Kendaraan Bergerak

Pengamatan kendaraan bergerak (Moving Car Observer / Car Following


Survey), dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kecepatan lalu lintas.
Survey Moving car observer ini dilakukan pada semua ruas jalan yang ada dan
dilakukan sepanjang hari, sehingga diusahakan semua ruas tersurvey pada
berbagai periode waktu, baik pada saat sibuk (peak period) maupun tidak (off
peak). Dengan demikian, dari survey tersebut akan diperoleh besaran kecepatan
rata-rata di ruas jalan.

Tenaga sureveyor dibagi tugas sebagai pengendara mobil, pencatat waktu,


pencatat jarak, penghitung kendaraan yang mendahului dan didahului, serta
penghitung kendaraan yang berpapasan. Adapun kendaraan yang dihitung hanya
meliputi kendaraan mobil penumpang dan kendaraan yang memiliki dimensi
sebanding atau lebih besar, untuk kendaraan roda dua maupun tidak bermotor
diabaikan. Sementara pada ruas jalan dengan sistem satu arah, tidak dilakukan
pencacahan kendaraan, baik kendaraan yang berlawanan arah, maupun yang
mendahului dan yang didahului. Survey pengamat kendaraan bergerak dianjurkan
untuk dilakukan 12 kali pergi pulang untuk satu ruas jalan.
Pengemudi kendaraan mengemudikan kendaraan dengan wajar sesuai kecepatan
lalu lintas. Surveyor pertama menghitung kendaraan yang didahului dan
mendahului, kemudian menghitung selisihnya dalam notasi y. Surveyor kedua
menghitung kendaraan yang berpapasan dalam notasi x, sedangkan surveyor
ketiga menghitung waktu dan hambatan perjalanan.

Pada ruas jalan dengan sistem dua arah, dilakukan tahapan penghitungan
sebagai berikut:
Volume lalu lintas dihitung dengan rumus :

Q = x + y TA + TW Dengan :

TA = waktu perjalanan sewaktu berjalan melawan arus

TW = waktu perjalanan sewaktu berjalan bersama arus


Waktu perjalanan dihitung dengan rumus :

T = TW – y Q

Kemudian dari sejumlah data yang diperoleh, ditetapkan kecepatan rata-


rata disetiap ruas. Sementara pada ruas sistem satu arah, kecepatan dihitung
dengan membagi data jarak dengan data waktu.

V = s/t

Dengan :

V = kecepatan

s = jarak

t = waktu

2.4.8 Survey Pergerakan Membelok

Survey pergerakan membelok terklasifikasi (turning movement classified


counting) dilakukan dengan menghitung volume kendaraan sesuai arah
pergerakannya. Posisi surveyor pada survey persimpangan harus dapat
mengambil posisi straregis dengan maksud agar dapat terpenuhinya syarat lokasi
sebagai berikut :
- Sudut pandang yang jelas pada semua lajur yang disurvey, karenanya perubahan
waktu siklus dapat terlihat secepatnya.

- Garis henti dan ban kendaraan pada garis henti terlihat jelas.

- Kendaraan di antrian paling belakang terlihat jelas dan dapat dVdentifikasi.

- Kendaraan pada arus hilir terlihat agar surveyor dapat mengetahui bahwa antrian
terhambat atau tidakSurveyor tidak terganggu pejalan kaki dan tidak diketahui
pengemudi yang dapat terpengaruhi cara mengendaranya.

Pengumpulan dan kompilasi data yang dilakukan dengan survey diatas harus
dilakukan sebaik mungkin, sehingga terhadap data tersebut dengan mudah dapat
dilakukan pengecekan dan penelusuran kembali. Pengumpulan dan kompilasi data
yang baik harus mempunyai unsur – unsur berikut :

-Nomor dokumen

Nomor dokumen merupakan kode yang mengidentifikasikan lembar kerja,


dimana hal ini akan sangat dirasakan kebutuhannya untuk data berskala besar.
-Lokasi Survey

Lokasi survey menunjukkan tempat survey dilakukan, dimana hal ini sebaiknya
ditunjukan dengan peta atau sketsa lokasi, sehingga dengan mudah dapat dibaca
orang yang memanfaatkan / mengolah data tersebut.

-Waktu survey

Waktu survey lalulintas harus dapat mencerminkan kapan survey tersebut


dilakukan. Untuk waktu yang berupa tahun, bulan, minggu, hari, dan jam, menit,
serta jangka waktu pelaksanaan survey sangat diperlukan, mengingat karakteristik
lalulintas yang sangat dinamis cepat berubah.
-Cuaca pada waktu survey

Karakteristik lalulintas sangat dipengaruhi oleh cuaca. Cuaca yang dicatat


pada saat melakukan survey lalulintas umumnya adalah cerah, mendung dan
berawan.

-Pengamat
Informasi mengenai pelaksana survey, jabatan, dan tanggung jawab sangat
diperlukan bila terdapat inkonsistensi data yang diperoleh dan perlu dilakukan
pengecekan.

-Metoda Survey

Alat yang digunakan untuk melakukan proses pengumpulan data lebih lanjut.

-Pengaturan lalulintas

Informasi tentang pengaturan lalulintas pada tempat dan keadaan tertentu sangat
diperlukan misalnya larangan pada kendaraan barang, sehingga pada data survey
tidak akan ditemui data mengenai kendaraan dimaksud.

2.5 Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang
diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumberdaya untuk
pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas
yang ada, merupakan persoalan utama dibanyak negara. Telah diakui bahwa usaha
besar diperlukan bagi penambahan kapasitas, dimana akan diperlukan metode efektif
untuk perancangan dan perencanaan agar didapat bilai terbaik bagi suatu pembiayaan
dengan mempertimbangkan biaya langsung maupun keselamatan dan dampak
lingkunganmanual kapasisan jalan dengan metode perhitungan perilaku lalu lintas
yang benar, yang merupakan fungsi dari rencana jalan dan kebutuhan lalu lintas,
diperlukan untuk maksud diatas, juga untuk perancangan lalu lintas umum.

Kapasitas dan hubungan kecepatan arus yang digunakan untuk perancangan,


perencaan dan operasional jalan raya di Indonesia terutama berdasarkan pada manual
dari eropa dan USA. Penelitian yang dilaksanakan di ITB padatahun delapan puluhan
sering menunjukkan bahwa penggunaan manual barat sering menimbulkan hasil yang
tidak sesuai oleh karena komposisi lalu lintas, perilaku pengemudi

2.6 Teori Analisis persimpangan berdasarkan MKJI 1997r

Sinyal lalulintas perlu dipergunakan pada suatu persimpangan jalan


untukmenghindari kemacetan akibat adanya konflik arus lalulintas sehingga terjamin
bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan pada saat jam puncak. Selain itu
memberikan kesempatan bagi kendaraan dan penyeberang jalan untuk memotong
arus lalulintas dan mengurangi jumlah kecelakaan lalulintas akibat tabrakan antar
kendaraan dari arah berlawanan. Pembuatan program Signalised Intersection
bertujuan untuk membantu rekayasawan transportasi dalam merencanakan suatu
persimpangan bersinyal berdasarkanpersyaratan yang terdapat dalam Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.

Sinyal lalu lintas perlu dipergunakan pada suatu persimpangan jalan untuk
menghindari kemacetan akibat adanya konflik arus lalu lintas sehingga terjamin
bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan pada saat jam puncak. Selain itu
memberikan kesempatan bagi kendaraan dan penyeberang jalan untuk memotong
arus lalulintas dan mengurangi jumlah kecelakaan lalulintas akibat tabrakan antar
kendaraan dari arah berlawanan. Untuk mendapatkan hasil desain persimpangan
bersinyal yang memenuhi suatu batasan Level of Service(LOS) tertentu
membutuhkan proses perhitungan yang berulang kali, dan jika dilakukan secara
manual akan berpotensi menyebabkan terjadinya kesalahan dalam perhitungan,
pembacaan tabel dan grafik.

Pembuatan program Signalised Intersectionbertujuan untuk membantu


rekayasawan transportasi dalam merencanakan suatu persimpangan bersinyal
berdasarkan persyaratan yang terdapat dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997. Program dibuat dengan bahasa pemrograman Borland Delphi 6.0yang
berbasis Graphical User Interfacesehingga tampilan Input dan output menjadi lebih
user friendly dibandingkan dengan program yang masih menggunakan text
based(KAJI ver 1.1). Program Signalised Intersection dilengkapi dengan fasilitas,
antara lain:

•Analisa kinerja persimpangan dengan tiga dan empat lengan pendekat yang dapat

ditambahkan jumlah lajurnya.

•Pengulangan perhitungan akibat penambahan lebar lajur secara bertahap 0,5

meter hingga maksimum 2 meter per lajur.

•Adanya fasilitas Help yang membantu User memahami berbagai terminologi dalam

analisa kinerja persimpangan bersinyal.


Desain Persimpangan

Menurut Banks (2002) pada prinsipnya ada tiga cara untuk memecahkan konflik

pergerakan lalulintas pada suatu persimpangan, yaitu:

• Melalui solusi Time-sharingyang melibatkan pengaturan penggunaan badan jalan


untuk masing-masing arah pergerakan lalulintas pada setiap periode waktu tertentu,
contoh dari solusi tersebut adalah persimpangan bersinyal (signalised intersection).

•Melalui solusi Space-sharingyang merubah konflik pergerakan bersilangan


(crossing) menjadi jalinan (weavin), contoh dari solusi tersebut adalah bundaran
lalulintas (roundabout).

• Melalui solusi Grade Separation yang meniadakan konflik pergerakan bersilangan


dengan menempatkan arus lalulintas pada elevasi yang berbeda pada titik konflik,
contoh dari solusi tersebut adalah persimpangan tidak sebidang (interchange).

Dengan demikian suatu persimpangan harus didesain dengan baik dan benar agar
dapat dapat mengalirkan arus lalulintas dari satu arah ke arah yang lain dengan
tundaan seminim mungkin dan keselamatan semaksimal mungkin (TRRL, 1991).
Referensi

https://dhemajad92.wordpress.com/teknik-sipil/survey-lalu-lintas/

arpandibidar.blogspot.com/2011/05/pengertian-lalu-lintas.html

umbangs.blogspot.com/2012/06/pengertian-lalu-lintas.html

https://lazuardiranger.wordpress.com/2012/02/09/lalu-lintas/

e-journal.uajy.ac.id/1729/3/2TS11964.pdf

fportfolio.petra.ac.id

https://habib00ugm.files.wordpress.com/2010/07/mkji.pdf
http://blog.bersiap.com/informasi/pengertian-transportasi-fungsi-dan-contohnya

https://id.wikipedia.org/wiki/Persimpangan

Anda mungkin juga menyukai