DISUSUN OLEH :
ANDREW Y. SEMBIRING
14021101015
FAKULTAS TEKNIK
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas
Pelaksanaan dan Pemeliharaan Jalan ini tepat pada waktunya.
Diharapkan tugas ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Analisa
tingkat kerusakan jalan. Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingkat kerataan jalan merupakan salah satu faktor/fungsi pelayanan (functional
performance) dari suatu perkerasan jalan yang sangat berpengaruh pada kenyamanan
pengemudi (riding quality). Kualitas jalan yang ada maupun yang akan dibangun harus
sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Syarat utama jalan yang baik adalah
kuat, rata, kedap air, tahan lama dan ekonomis sepanjang umur yang direncanakan.Untuk
memenuhi syarat-syarat tersebut perlu dilakukan monitoring dan evaluation secara periodik
atau berkala sehingga dapat ditentukan metode perbaikan konstruksi yang tepat.
Nilai kondisijalan ini nantinya dijadikan acuan untuk menentukan jenis program revaluasi
yangharus dilakukan, apakah itu program peningkatan; pemeliharaan berkala;
ataupemeliharaan rutin.Pemilihan bentuk pemeliharaan jalan yang tepat dilakukan
denganmelakukan penilaian terhadap kondisi permukaan jalan didasarkan pada
jeniskerusakan yang ditetapkan secara visual.
1.2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
Retak yang berbentuk sebuah jaringan dari bidang persegi banyak (polygon) kecil
kecil menyerupai kulit buaya, dengan lebar celah lebih besar atau sama dengan 3 mm. Retak
ini disebabkan oleh kelelahan akibat beban lalu lintas berulang ulang.
Kemungkinan penyebab :
Bahan perkerasan/kualitas material yang kurang baik sehingga
menyebabkan perkerasan lemah atau lapis beraspal yang rapuh (britle)
Pelapukan aspal
Penggunaan aspal kurang
Tingginya air tanah pada badan perkerasan jalan
Lapisan bawah kurang stabil.
b
Gambar 2.4 High Severity
Cacat permukaan ini berupa terjadinya konsentrasi aspal pada suatu tempat tertentu
di permukaan jalan. Bentuk fisik dari kerusakan ini dapat dikenali dengan terlihatnya
lapisan tipis aspal (tanpa agregat halus) pada permukaan perkerasan dan jika pada kondisi
temperatur permukaan perkerasan yang tinggi (terik matahari) atau pada lalu lintas yang
berat, akan terlihat jejak bekas bunga ban kendaraan yang melewatinya. Hal ini juga akan
membahayakan keselamatan lalu lintas karena jalan akan menjadi licin.
Kemungkinanpenyebab utama :
Penggunaan aspal yang tidak merata atau berlebihan.
Tidak menggunakan binder (aspal) yang sesuai.
Akibat dari keluarnya aspal dari lapisan bawah yang mengalami kelebihan
aspal.
Tingkat
Pilihan untuk
Kerusaka Identifikasi Kerusakan
perbaikan
n
L Kegemukan terjadi hanya pada derajat Belum perlu
rendah, dan nampak hanya beberapa diperbaiki
hari dalam setahu. Aspal tidak melakat
pada sepatu atau roda kendaraan.
Kegemukan telah mengakibatkan
Tambahkan
aspal melekat pada sepatu atau roda
M pasir/aggregat
kendaraan, paling tidak beberapa
dan padatkan
minggu dalam setahun.
Kegemukan telah begitu nyata dan
banyak aspal ,melekat pada sepatu Tambahkan
H atau roda kendaraan, paling tidak pasir/aggregat
lebih dari beberapa minggu dalam dan padatkan
setahun.
Sumber. Shahin, 1994
Cara Pengukuran :
Cacat permukaan ini diukur dalam meter persegi (m2).
Sesuai dengan namanya, retak ini berbentuk blok pada perkerasan jalan. Retak ini
terjadi umumnya pada lapisan tambahan (overlay), yang menggambarkan pola retakan
perkerasan di bawahnya. Ukuran blok umumnya lebih dari 200 mm x 200 mm.
Kemungkinan penyebab :
Perambatan dari retak susut yang terjadi pada lapisan perkerasan
dibawahnya.
Retak pada lapis perkerasan yang lama tidak diperbaiki secara benar sebelum
pekerjaan lapisan tambahan (overlay) dilakukan.
Perbedaan penurunan dari timbunan/pemotongan badan jalan dengan
struktur perkerasan.
Perubahan volume pada lapis pondasi dan tanah dasar.
Adanya akar pohon atau utilitas lainnya dibawah lapis perkerasan.
Cara Pengukuran :
Blok cracking diukur dalam meter persegi (m2).Setiap bidang bagian
perkerasan memiliki tingkat keparahan yang jelas berbeda harus diukur dan dicatat
secara terpisah.
Gambar 2.6 Low Severity Gambar 2.7 Medium Severity
Kerusakan ini dikenal juga dengan istilah lain, yaitu: Ripples. Bentuk kerusakan ini
berupa gelombang pada lapis permukaan, atau dapat dikatakan alur yangg terjadi yang
arahnya melintang jalan, dan sering disebut juga dengan Plastic Movement. Kerusakan ini
umumnya terjadi pada tempat berhentinya kendaraan, akibat pengereman kendaraan.
Kemungkinan penyebab :
Tingkat
Pilihan untuk
Kerusaka Identifikasi Kerusakan
perbaikan
n
Keriting mengakibatkan sedikit Belum perlu
L
gangguan kenyamanan kendaraan diperbaiki
Keriting mengakibatkan agak
M banyak mengganggu kenyamanan Rekonstruksi
kendaraan
Keriting mengakibatkan banyak
H mengganggu kenyamanan Rekonstruksi
kendaraan
Sumber. Shahin, 1994
Cara Pengukuran :
Keriting (corrugation)diukur dalam meter persegi (m2).Perbedaan ketinggian
rata-rata antara pegunungan dan lembah lipatan menunjukkantingkat keparahan.
Untuk menentukan perbedaanketinggian rata-rata, alat ukur (3m) harus
ditempatkan tegak lurusterhadap lipatannya sehingga kedalaman lembah-lembah
bisadiukur dalaminci (mm). Kedalaman rata-rata dihitung dari pengukuran
tersebut.
Kemungkinan penyebab :
Beban/berat kendaraan yang berlebihan, sehingga kekuatan struktur bagian
bawah perkerasan jalan atau struktur perkerasan jalan itu sendiri tidak mampu
memikulnya.
Penurunan bagian perkerasan dikarenakan oleh turunnya tanah dasar.
Pelaksanaan pemadatan yang kurang baik.
Tingkat
Pilihan untuk
Kerusaka Identifikasi Kerusakan
perbaikan
n
Kedalaman maksimum amblas - Belum perlu
L
1 inc (13 25 mm) diperbaiki
Kedalaman maksimum amblas 1 - Penambalan dangkal,
M 2 inc parsial atau seluruh
(12 51 mm) kedalaman
Kedalaman maksimum amblas >2 Penambalan dangkal,
H inc parsial atau seluruh
(51 mm) kedalaman
Sumber. Shahin, 1994
Cara Pengukuran :
Depresi diukur dalam meter persegi (m2) dari permukaandaerah. Kedalaman
maksimum depresi menentukan tingkat keparahan.kedalaman ini dapatdiukur
dengan menempatkan alat ukur (3 m) sejajardi daerah depresi dan pengukuran.
Gambar 2.10 Depreesion
Kerusakan ini terjadi pada pertemuan tepi permukaan perkerasan dengan bahu jalan
tanah (bahu tidak beraspal) atau juga pada tepi bahu jalan beraspal dengan tanah
sekitarnya.Penyebaran kerusakan ini dapat terjadi setempat atau sepanjang tepi perkerasan
dimana sering terjadi perlintasan roda kendaraan dari perkerasan ke bahu atau sebaliknya.
Bentuk kerusakan cacat tepi dibedakan atas gompal (edge break) atau penurunan tepi (edge
drop)
Kemungkinan penyebab :
Kurangnya dukungan dari arah lateral (dari bahu jalan).
Drainase kurang baik.
Bahu jalan turun terhadap permukaan perkerasan.
Konsentrasi lalu lintas berat didekat pinggir perkerasan.
Tingkat
Pilihan untuk
Kerusaka Identifikasi Kerusakan
perbaikan
n
Belum perlu
Retak sedikit sampai sedang diperbaiki,
L dengan tanpa pecahan atau penutupan retak
butiran lepas untuk retakan >1/8
in (3 mm)
Retak sedang dengan beberapa Penutup retak,
M
pecahan dan butiran lepas penambahan parsial
Banyak pecahan atau butiran lepas
H Penambahan parsial
disepanjang tepi perkerasan
Sumber. Shahin, 1994
Kerusakan ini umumnya terjadi pada permukaan perkerasan aspal yang telah
dihamparkan diatas perkerasan beton semen portland. Retak terjadi pada lapis tambahan
(overlay) aspal yang mencerminkan pola retak dalam perkerasan beton lama yang berada
dibawahnya. Pola retak dapat kearah memanjang, melintang, diagonal atau membentuk
blok.
Kemungkinan penyebab :
Gerakan vertikal atau horizontal pada lapisan bawah lapis tambahan, yang
timbul akibat ekspansi dan kontraksi saat terjadi perubahan temperatur atau
kadar air.
Gerakan tanah pondasi.
Hilangnya kadar air dalam tanah dasar yang kadar lempungnya tinggi.
Cara Pengukuran :
Diukur dalam meter panjang (m), panjang dan tingkat keparahan retak
masing-masing harus diidentifikasi dan dicatat. Jika tidak retak memiliki tingkat
keparahan yang sama sepanjang seluruh panjang, setiap bagian harus dicatat secara
terpisah. Sebagai contoh, retak yang adalah 50 kaki (15 meter) panjang akan ada 10
kaki (3 meter) tinggi keparahan, 20 kaki (6 meter) keparahan sedang, dan 20 kaki (6
meter) dari keparahan ringan; ini semua akan dicatat secara terpisah.
Bentuk kerusakan ini terjadi akibat terdapatnya beda ketinggian antara permukaan
perkerasan dengan permukaan bahu/tanah sekitarnya, dimana permukaan bahu lebih
rendah terhadap permukaan perkerasan.
Kemungkinan Penyebab:
Tingkat
Pilihan untuk
Kerusaka Identifikasi Kerusakan
perbaikan
n
Beda elevasiantar pinggir
L perkerasan dan bahu jalan 1 2 in. Perataan kembali
(25 51 mm) dan bahu diurug
Beda elevasi >2 4 in. (51 102 agar elevasi sama
M
mm) dengan tinggi jalan
H Beda elevasi > 4 in. (102 mm)
Sumber. Shahin, 1994
Kemungkinan penyebab:
Tingkat
Pilihan untuk
Kerusaka Identifikasi Kerusakan
perbaikan
n
Satu dari kondisi berikut yang
terjadi: Belum perlu
1. Retak tak terisi, lebar <3/8 in diperbaiki; pengisi
L
(10 mm) retakan (seal cracks) >
2. Retak terisi, sembarang lebar 1/8 in
(pengisi kondisi bagus
Satu dari kondisi berikut yang
terjadi:
1. Retak tak terisi, lebar <3/8 - 3 in
(10 - 76 mm)
2. Retak tak terisi, sembarang
M Penutupan retakan
lebar 3 in (76 mm) dikelilingi
retak acak ringan
3. Retak terisi, sembarang lebar
yang dikelilingi retak acak
ringan.
H Satu dari kondisi berikut yang Penutupan retakan,
terjadi: penambalan kedalam
1. Sembarang retak terisi atau tak parsial
terisi dikelilingi dengan retak
acak, kerusakan sedang atau
tinggi
2. Retak tak terisi lebih dari 3 in
(76 mm)
3. Retak sembarang lebar dengan
beberapa inci disekitar retakan,
pecah (retak berat menjadi
pecahan)
Sumber. Shahin, 1994
Cara Pengukuran :
Memanjang dan retak melintang diukur di dalam meter panjang (m).Panjang dan
tingkat keparahan masing-masing retak harus diidentifikasi dan dicatat. Jika retak
tidak memiliki tingkat keparahan yang sama sepanjang seluruh panjang, setiap
bagian retak memiliki tingkat keparahan berbeda harus dicatat secara terpisah.
Kemungkinanpenyebab :
Tingkat
Pilihan untuk
Kerusaka Identifikasi Kerusakan
perbaikan
n
Tambalan dalam kondisi baik dan
memuaskan. Kenyamanan Belum perlu
L
kendaraan dinilai terganggu diperbaiki
sedikit atau lebih baik.
Tambalan sedikit rusak. Belum perlu
M Kenyamanan kendaraan agak diperbaiki, tambalan
terganggu dibongkar
Tambalan sangat rusak.
H Kenyamanan kendaraan sangat Tambalan dibongkar
terganggu
Sumber. Shahin, 1994
Cara Pengukuran :
Patching diukur dalam satuan meter persegi (m2) dari permukaan.Namun, jika
petak satu memiliki wilayah yang berbeda-beda tingkat keparahan, bidang-bidang ini harus
diukur dan dicatat secara terpisah. Sebagai contoh, patch (2,3 meter persegi) 25 kaki persegi
mungkin memiliki 10 persegi kaki (1,0 meter persegi) keparahan menengah dan 15 kaki
persegi (1.4-square-meter) dari tingkat keparahan. Daerah ini akan dicatat secara terpisah.
Tingkat
Pilihan untuk
Kerusaka Identifikasi Kerusakan
perbaikan
n
Tidak ada defenisi derajat Belum perlu
kerusakan. Tetapi, derajat
diperbaiki;
kelicinan harus nampak signifikan,
perawatan
sebelum dilibatkan dalam survey
permukaan; lapisan
kondisi dan dinilai sebagai
tambahan
kerusakan
Sumber. Shahin, 1994
Cara Pengukuran :
Diukurdalam satuan meter persegi (m2) luas permukaan.
2.1.1.12Potholes (lobang)
Kerusakan ini berbentuk seperti mangkok yang dapat menampung dan
meresapkan air pada badan jalan.Kerusakan ini terkadang terjadi di dekat retakan,
atau di daerah yang drainasenya kurang baik (sehingga perkerasan tergenang oleh
air).
Kemungkinan penyebab :
Kadar aspal rendah, sehingga film aspal tipis dan agregatnya mudah terlepas
atau lapis permukaannya yang tipis
Pelapukan aspal
Penggunaan agregat kotor/tidak baik
Suhu campuran tidak memenuhi persyaratan.
Sistem drainase jelek.
Merupakan kelanjutan dari kerusakan lain seperti retak dan pelepasan butir.
Cara Pengukuran :
Rutting diukur dalam satuan meter persegi (m 2), dan tingkatan kerusakannya
ditentukan oleh kedalaman alur tersebut. Untuk menentukan kedalaman, alat ukur
harus diletakkan di alur dan kedalaman maksimum yang diukur.
Cara Pengukuran :
sungkur diukur dalam meter persegi pada area yang terjadi sungkuran.
Cara Pengukuran :
diukur dalam meter persegi pada area yang terjadi retak bulan sabit.
Gambar 2.23 Slippage Cracking
Kemungkinanpenyebab :
Density atau kadar kerusakan adalah persentase luasan dari suatu jenis kerusakan
terhadap luasan suatu unit segmen yang diukur dalam meter panjang. Nilai density suatu
jenis kerusakan dibedakan juga berdasarkan tingkat kerusakannya.
Ad
Density= 100
As ...... (3.4)
Atau
Ld
Density= 100
As ...... (3.5)
dimana:
Ad = Luas total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m2)
Deduct Value adalah nilai pengurangan untuk tiap jenis kerusakan yang diperoleh dari
kurva hubungan antara densitydan deduct value. Deduct value juga dibedakan atas tingkat
kerusakan untuk tiap tiap jenis kerusakan.
Total Deduct Value (TDV) adalah nilai total dari individual deduct value untuk tiap jenis
kerusakan dan tingkat kerusakan yang ada pada suatu unit penelitian.
Corrected Deduct Value (CDV) diperoleh dari kurva hubungan antara nilai TDV dengan
nilai CDV dengan pemilihan lengkung kurva sesuai dengan jumlah nilai individual deduct
value yang mempunyai nilai lebih besar dari 2.
Sumber. Shahin, 1994
dimana:
PCI=
PCI (s )
N . ........ (3.7)
dimana:
Dari nilai PCI untuk masing masing unit penelitian dapat diketahui kualitas lapisan
perkerasan unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu sempurna (excellent), sangat baik
(very good), baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat jelek (very poor), dan gagal (failed).
Setelah diketahui nilai kondisi perkerasan berdasarkan hasil dari perhitungan nilai PCI,
maka selanjutnya dapat dilanjutkan dengan menentukan jenis pemeliharaan atau perawatan
terhadap perkerasan jalan tersebut.Dalam menentukan jenis pemeliharaannya nilai kondisi
perkerasan ini disesuaikan dengan standar bina marga sehingga didapatkan nilai kondisi
jalan.
86 100 Excellent 3
71 85 Very Good 4
56 60 Good 5
41 55 Fair 6
26 - 40 Poor 7
11 - 25 Very Poor 8
0 - 10 Failed 9