Anda di halaman 1dari 49

9.

Evaluasi Debit

Gambar 9.1 Mercu spillway dan kesamaan dengan


pembendungan ambang tajam
Persamaan dasar untuk debit aliran peluap segi empat :
2 2
𝑄 = 𝐶𝑒 𝑔 𝑏𝐻11,5 ……… persamaan 7.11
3 3

WES-standard spillway mengembangkan dari aliran


melalui ambang tajam,
2
𝑄 = 𝐶𝑒 ∗ 2𝑔 𝑏 𝐻11,5 ……… persamaan 7.12
3
Perbandingan kedua pers. memperlihatkan 𝐶3 ∗ = 𝐶𝑒 / 3
kemungkinkan digunakan.
Pada dua persamaan, koef. debit Ce atau Ce* sama
dengan perkalian Co (Co*), C₁ dan C₂, (Ce = C₀ C₁ C₂).
C₀ (atau C₀*) adalah konstan, C₁ = fungsi dari p/hd, dan
H₁/Hd, dan C₂ = fungsi dari p/h₁ dan slope bagian hulu
bendung
Gambar 7.1 memperlihatkan titik tertinggi tirai luapan
berada 0,11 hsc di atas puncak mercu.
Kesimpulan, koefisien debit spillway pada design head
hd = ± 1,2 kali debit ambang tajam head yang sama.
Model test spillway telah memperlihatkan pengaruh
kecepatan awal terhadap C₀ dapat diabaikan jika p
bendung ≥ 1,33 hd, dimana hd adalah design head
termasuk velocity head. Pada kondisi actual head H₁ =
Hd. Persamaan 7.7, koefisien debit C₀ = 1,33,
persamaan 7.11, koefisien debit C₀ = 0,75. C₁ dapat
diambil dari grafik tak berdimensi VEN TE CHOW
(1959), yang didasarkan pada data U.S. Bureau of
Reclamation and of the Waterways Experimental
Station (1952), Gambar 7.2.
Gambar 7.2. Faktor koreksi untuk
design head di atas WES spillway
Nilai C₁ pada gambar 7.2 adalah sahih untuk WES-
spillway dengan sisi hulu vertikal.
Jika sisi hulu bendung mempunyai kemiringan,
koreksi tak berdimensi koefisien C₂ digunakan, ini
adalah fungsi dari kemiringan sisi hulu bendung dan
ratio p/H1. Nilai C₂ diperoleh dari gambar 7.3.

Gambar 7.3. Faktor koreksi untuk WES spillway


dengan kemiringan sisi bagian hulu
Gambar 7.4. Faktor reduksi aliran
sebagai fungsi dari p₂/H₁ dan H₂/H₁
Dengan perkalian, Ce = C₀ C₁ C₂ hubungan antara head
dan debit dapat ditentukan. Dengan memasukkan
kecepatan awal v₁, hubungan Q–H₁ dapat ditranfor-
masikan ke bentuk kurva. WES-spillway memperke-
nankan tinggi p₂ lebih besar dari tinggi mercu. Jika p₂
sama dengan tinggi mercu terjadi pengurangan
koefisien debit kira-kira 23%.
Gambar 7.4 memperlihatkan nilai Ce tertinggi, ratio
p₂/H₁ harus > 0,75. Gambar tersebut memperlihatkan
pada p₂/H₁ ≥ 0,75 debit yang diperoleh dari
persamaan 4.7 berkurang hingga 99% dari nilai
teoritis jika submerged ratio H₂/H₁ = 0,3.
Koefisien reduksi f dipengaruhi oleh p₂/H₁ dan H₂/H₁.
Keakuratan koefisien debit Ce = C₀ C₁ C₂ dari WES-
spillway mempunyai error kurang dari 5%.
Batasan Untuk Aplikasi :
 Untuk alasan keakuratan, batasan aplikasi bendung
dengan WES-spillway adalah : Di hulu, h₁ harus
diukur pada jarak 2 atau 3 x h₁max dari mercu
bagian hulu. Batas terendah h₁ = 0,06 m.
 Untuk mencegah permukaan air tidak stabil menje-
lang bendung, ratio p/h₁ ≤ 0,20.
 Untuk mengurangi pengaruh boundary layer dari
tembok tepi bendung, ratio b/H₁ ≤ 2.
 Untuk mendapatkan nilai Ce yang tinggi, ratio
p₂/H₁ tidak < 0,75.
 Modular limit H₂/H₁ = 0,3, memberikan aliran air
hilir tidak terganggu akibat pola aliran di atas
mercu, p₂/H₁ ≥ 0,75
 Tekanan minimum yang diperkenankan pada mercu
= - 4,00 m kolom air (p/ρg ≥ - 0,4 m).
7.2. Contoh Perencanaan Mercu Ogee
Debit banjir rencana = 800 m³/detik.
Lebar rata-rata sungai = 71,40 m.
Lebar efektif pembendungan = 62,40 m.
Slope rerata dasar sungai (I) = 0,004.
Kemiringan talud sungai ( vertikal : horizontal) = 1 : 1.
Koefisien Manning sungai = 0,035 detik/𝑚1/3 .
Elevasi dasar sungai bagian hulu = +13,40.
Elevasi dasar sungai bagian hilir = +13,0.
Elevasi mercu bendung = + 16,70.
Muka hulu bendung dibuat tegak dengan kemiringan
hilir bendung 1 : 1.
Hitungan dilakukan sbb : (Perhatikan gambar 7.5)
Cari dulu kedalaman di sungai sebelum pembendungan,
hitung dengan cara Coba Banding (Triall & Error).
Langkah hitungan sbb :
 Taksir dulu kedalaman air sungai, kemudian berda-
sarkan kedalaman air taksiran, hitung besar debit.
 Taksiran benar jika debit hitungan sama dengan
debit yang diketahui.
Gambar 7.5. Sketsa aliran sebelum dan sesudah
pembendungan
 Kedalaman di sungai sebelum pembendungan
Ambil : H = 3,0 m
A = (H + m H) H ;
P = B + 2H 1 + 𝑚2 ;
R = A/ P
1
𝑉 = 𝑅2/3 𝐼1/2 → Q = A v
𝑛
dengan :
H = kedalam air
m = kemiringan talud sungai
B = lebar sungai
A = luas tampang aliran sungai
P = keliling basah sungai
R = jari-jari hidrolis sungai
Q = debit sungai
Dari serangkaian hitungan di atas diperoleh,
Q = 800,094 m³/detik.
Ternyata Q ≅ Q mak, maka kedalaman air sebelum
pembendungan = 3,0 m.
Karena elevasi mercu berada di bawah MA sungai maka
tipe aliran adalah “jatuh bebas”.
 Tinggi air di atas mercu bendung
Menghitung tinggi air di atas mercu bendung
dilakukan dengan cara “trial & error” dengan
menaksir nilai kecepatan awal.
HL = + 16,7 → (HL = elevasi mercu)
UGL = + 13,40 → (UGL = Elevasi dasar sungai di hulu
bendung)
Misal v = 1,96 m/detik; Koefisien 𝛼 = 1
Bendung direncana sebagai bendung pasangan batu
dengan tipe Ogee, muka hulu di buat vertikal dan
kemiringan bagian hilir 1 : 1.
 Debit per satuan lebar bendung :
𝑄𝑚𝑎𝑥 800
𝑞𝑒𝑓𝑓 = → 𝑞𝑒𝑓𝑓 = = 12,821 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡
𝐵𝑒𝑓𝑓 62,4
𝑞𝑒𝑓𝑓
𝑦1 = → y₁ = 6,559 m
𝑣
ℎ1 = 𝑦1 − 𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖𝑚𝑒𝑟𝑐𝑢 − 𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 ; ℎ1
= 3,242 𝑚
ℎ1
𝐶𝑑 = 0,611 + 0,08 𝐶𝑑 → 𝐶𝑑 = 0,69
𝑇
Cd = 0,69
3 3
2 𝛼𝑣 2 2 𝛼𝑣 2
𝑞𝑑 = 𝐶𝑑 2𝑔 ℎ1 + −
3 2𝑔 2𝑔
dengan :
y₁ = kedalam air setelah pembendungan
h₁ = tinggi air datang
HL = elevasi mercu
UGL = elevasi dasar sungai bagian hulu bendung
Cd = koefisien debit
v = kecepatan air (m/detik)
g = ravitasi (9,81 m/detik2)
Dari hitungan di atas diperoleh, q = 12,913 m³/detik.
Ternyata q ≅ qeff, jadi tinggi air di atas mercu = 3,0 m.
 Desain mercu
Mercu direncanakan sisi bagian hulu tegak dan sisi bagian
hilir mempunyai kemiringan 1 : 1. Sesuai dengan gambar
7.6a, maka :
a = 0,282 h₁ a = 0,914 m
b = 0,175 h₁ b = 0,567 m
c = 0,124 h₁ c = 0,402 m
R = 0,5 h₁ R = 1,621 m
r = 0,2 h₁ r = 0,648 m
Mencari koordinat titik singgung pada mercu digunakan
persamaan Scemeni sebagai berikut :
Gambar 7.6 WES standard spillway
𝑋 𝑛 = 𝐾ℎ𝑑 𝑛−1 𝑦
y = 0,5 x 1,85ℎ−0,85
y = 0,197 𝑋 −1,85
𝑑𝑦
= 0,363𝑋 −1,85
𝑑𝑥
𝑑𝑦
Kemiringan sisi hilir bendung adalah 1 : 1, maka =
𝑑𝑥
𝑡𝑔𝛼 = 1 = 3,553 m dan y = 1,921 m.
Koordinat titik-titik bantu dapat diperoleh dengan
memasukkan nilai x sembarang kedalam persamaan
Scemeni awal sebagai berikut :
Gambar 7.7 Propil mercu Ogee hasil hitungan
Item k n
Vertikal 2,000 1,850
3:1 1,936 1,836
3:2 1,936 1,810
3:3 1,873 1,776
Koordinatnya menjadi sebagai berikut :

Y X
0.00 0,00
0,50 1,432
1.00 2,090
1,50 2,606
7.3 Submerged Weir
Menurut Moodi dan Seth (1977), bila elevasi MA di
hilir bendung lebih tinggi dari puncak bendung, maka
bendung disebut Submerged Weir.
Selama banjir sering aliran air yang melalui bendung
di sungai menjadi aliran menyelam. Gambar 4.12
memperlihatkan debit di atas submerged weir dapat
dibagi menjadi dua bagian.
 Bagian antara permukaan air hulu dan hilir bendung
diperlakukan sebagai free weir, dan
 Bagian antara MA hilir dan puncak bendung
diperlakukan sebagai drowned orifice.
Jika Q1 dan Q2 adalah debit aliran bebas dan aliran
tenggelam maka;
2 3/2
𝑄1 = 𝐶𝑑1 𝐿 2𝑔 𝐻1 − 𝐻2 …………. pers 7.13
3
2
𝑄2 = 𝐶𝑑2 𝐿𝑥𝐻2 2𝑔 𝐻1 − 𝐻2 …………. pers 7.14
3
dengan
H1 = tinggi air di bagian hulu bendung
H2 = tingi air di bagian hilir bendung
L = panjang bendung
Cd1 = koefisien debit untuk aliran bebas
Cd2 = koefisien debit untuk aliran meyelam
Gambar 7.8 Submerged Weir
Bila kecepatan aliran datang diperhitungkan, maka
Q1 dan Q2 dapat dinyatakan sebagai :
2
𝑄1 = 𝐶𝑟1 𝐿 2𝑔 𝐻1 − 𝐻2 3/2
…………. pers. 7.15
3
2
𝑄2 = 𝐶 𝐿𝑥𝐻2 2𝑔 𝐻1 − 𝐻2 ………… pers. 7.16
3 𝑑2
Bendung ambang tajam adalah lebih peka menjadikan
aliran menyelam dari pada bendung ambang lebar.
7.4 Cylindrical Crested Weir
Menurut Bos (1978), Mercu bulat adalah struktur
pelimpah dengan koefisien debit lebih besar dan
sering digunakan sebagai pelimpah.
Bendung terdiri dari sisi arah hulu yang vertikal,
mercu yang berbentuk silinder tegak lurus horizontal
searah aliran, dan sisi bendung bangian hilir mem-
punyai kemiringan 1 : 1 (𝛼 = 45⁰), diperlihatkan pada
gambar 7.9.
Jika energy head di atas mercu sebagai fungsi jari-
jari mercu adalah kecil (H1/r adalah kecil) tekanan
pada mercu adalah positif.
Gambar 7.9. Mercu bulat
Jika “energy head” H1/r bertambah besar, posisi dari
tirai luapan lebih rendah dari tirai luapan jatuh bebas
dan tekanan pada mercu menjadi negatif (sub-
atmosfer) dan suatu ketika menyebabkan membesar
koefisien debit.
Tekanan lokal minimum pada mercu (𝑝/𝜌𝑔)min telah
diukur oleh L. ESCANDE dan F. SANANES (1959),
yang sesuai dengan persamaan beriku dimana
(p/𝜌g)min dapat dihitung.
𝑝 𝑟+𝑛𝑟 2/𝑛
= 𝐻1 − 𝐻1 − 𝑦 ………. pers. 7.15
𝜌𝑔 𝑟

dengan :
N = 1,6 + 0,35 cot 𝛼
y = kedalaman air di atas mercu yang mendekati 0,7
H1
Kecepatan awal diabaikan. Untuk kemiringan sisi
bagian hilir 1 : 1 (cot 𝛼 ) tekanan minimum pada
puncak mercu dalam satuan dalam kolom air
(p/𝜌 g)min ini dengan energy head H1 merupakan
fungsi dari h1/r dalam gambar 4.14.
Untuk menghindari bahaya kapitasi lokal, tekanan
minimum pada mercu dibatasi hingga – 4 m kolom air.
Pembatasan ini bersamaan dengan “energy head”
maksimum di atas mercu, H1/r yang diberikan pada
gambar 4.14.
Gambar 7.10 Tekanan minimum pada mercu bulat
sebagai fungsi dari 𝐻1 /𝑟
7.5 Evaluasi Debit.
Persamaan dasar dari aliran di atas ambang tipis
dengan penampang berbentuk segi empat,
2 2
𝑄= 𝐶𝑒 𝑔 𝑏𝐻11,5 ............. pers. 7.15
3 3

Dimana koefisien debit Ce adalah perkalian dari C0


(fungsi H1/r), C1 (fungsi p/H1), dan C2 (fungsi p/H1
dan slope sisi bendung bagian hulu) (Ce = C0 C1 C2).
Koefisien debit dasar adalah fungsi dari ratio H1/r
dan mempunyai nilai maksimum Ce = 1,49 jika H1/r
8,0 sebagaimana ditunjukkan gambar 4.15.
Nilai Co dalam gambar 7.11 adalah sahih jika
p/H1 ≥ 1,5.
Jika p mendekati nol, bendung akan berbentuk
ambang lebar dan nilai Ce kira-kira 0,98, dengan
pengurangan koefisien debit C1, 0,98/1,49 ≈ 0,66.
Faktor pengurangan adalah fungsi dari ratio p/H1
dan dapat dibaca dari gambar 7.12.
Gambar 7.11 Koefisien debit untuk mercu bulat
sebagai fungsi dari ratio 𝐻1 /𝑟
Gambar 7.12 Reduction factor sebagai
fungsi dari ratio p/𝐻1
Percobaan laboratorium untuk melihat pengaruh kemi-
ringan sisi hulu mercu bulat belum dapat disimpulkan.
Bagaimanapun juga faktor koreksi terhadap koe-fisien
debit C2 dapat menggunakan gambar 7.3 untuk bentuk
WES spillway.
Untuk setiap energy head di atas mercu, debit dapat
dihitung dengan menggunakan data yang menghasilkan
kurva hubungan Q – H1. Dengan bantuan gambar 4.13,
hubungan Q – H1 ini dapat dirubah menjadi lebih
sederhana.
Untuk tiap-tiap nilai dari ratio (H1+p)/yc, nilai (V1
/2g)/yc dapat diperoleh, dimana
yc adalah kedalaman kritis di depan bendung, oleh
karenanya h1 = H1 - V1/2g dapat dihitung.
Jika kita definisikan modular limit sebagai H2/H1
dengan pengurangan 1 % dari debit ekivalen (f =
0,99), dari gambar 4.18 modular limit kira-kira 0,33.
Nilai dari faktor pengurangan aliran sebagai fungsi
dari submergence ratio dapat diperoleh dari gambar
7.14.
Keakuratan koefisien debit efektif Ce = C0 C1 C2.
mempunyai kesalahan kurang dari 5%
Gambar 7.13 Grafik untuk konversi dari
𝐻1 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 ℎ1
Gambar 7.14 Drowned flow factor
sebagai fungsi dari 𝐻2 /𝐻1
Batasan Aplikasi
Untuk alasan keakuratan, batasan dari aplikasi mercu
bulat adalah :
• Head di atas mercu bagian hulu h1 harus di ukur
pada jarak 2 – 3 h1 maksimum dari sisi depan
bendung. D
irekomendasikan batas terendah h1 = 0,06 m.
• Untuk mencegah permukaan air tidak stabil di bagian
hulu bendung, ratio p/h1 > 0,33.
• Untuk mengurangi efek boundary layer pada sisi
vertikal bendung, ratio L/H1 > 2,0
• Penggunaan head yang tinggi, ratio h1/r harus
memperhatikan tekanan pada mercu tidak kurang
dari – 4 m kolom air.
• Untuk mencegah aliran hilir mempengaruhi pola
aliran di atas mercu, ratio p2/H1 harus lebih
besar dari unity
• Modular limit H2/H1 = 0,33.
Contoh 4.3. Contoh Cylindrical Crested Weir
Untuk memudahkan mengikuti uraian perencanaan,
berikut dihimpun data yang digunakan dalam hitungan :
Debit banjir rencana = 800 m³/detik.
Lebar rata-rata sungai = 71,40 m.
Lebar efektif pembendungan = 62,40 m.
Slope rata-rata dasar sungai = 0,004.
Kemiringan talud sungai (vertikal : horizontal) = 1 : 1.
Koefisien Manning sungai = 0,0778 detik/m 1/3.
Elevasi dasar sungai bagian hulu = +13,40.
Elevasi dasar sungai bagian hilir = +11,60
Elevasi mercu bendung = + 16,70.
Muka hulu bendung di buat dengan kemiringan 3 : 1 dan
kemiringan hilir bendung berkemiringan 1 : 1.
Rencanakanlah bendung dengan mercu bulat.
Langkah hitungan.
1. Mencari kedalaman di sungai sebelum pembendungan :
a. Langkah awal cari dahulu kedalaman di sungai
sebelum pembendungan.
b. Mencari kedalaman air sungai sebelum
pembendungan dilakaukan dengan cara coba
banding (triall & error).
c. Taksir dahulu kedalaman air sungai, selanjutnya
berdasarkan kedalaman air taksiran tersebut,
cari nilai debit.
d. Taksiran telah benar bila debit yang diperoleh dari
hitungan telah sama dengan debit yang diketahui.
Misal : H = 4,85 m
A=(H+mH)H
𝑃 = 𝐵 + 2𝐻 1 + 𝑚2
𝑅 = 𝐴/𝑃
1 2/3 1/2
𝑉= 𝑅 𝑆
𝑛
Q=Av
dengan:
H = kedalam air
m = kemiringan talud sungai
B = lebar sungai
A = luas tampang aliran sungai
P = keliling basah sungai
R = jari-jari hidrolis sungai
Q = debit sungai
Dari serangkaian hitungan di atas diperoleh,
Q = 800,459 m³/detik. Ternyata Q ≅ Q maka, kedala-
man air sebelum pembendungan = 3,85 m.
Karena elevasi mercu berada di bawah muka air sungai
maka tipe aliran adalah menyelam.
Bendung direncana sebagai bendung pasangan batu
dengan mercu bulat. Sesuai dengan soal, muka hulu
berkemiringan 3:1 dan kemiringan hilir 1:1.
Jari-jari mercu bendung pertama-tama diperkirakan
1,75 m dan tekanan negatif yang bekerja pada mercu
itu di cek kemudian.
2. Menghitung debit per satuan lebar bendung :
𝑄𝑚𝑎𝑘
𝑞𝑒𝑓𝑓 = → 𝑞𝑒𝑓𝑓 = 12,821 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡
𝐵𝑒𝑓𝑓

3. Menghitung tinggi air di atas mercu bendung


Lebar efektif = 62,40 m.
Dari aliran melalui pelimpah, MA rencana dapat
ditentukan :

2 2
𝑄 = 𝐶𝑑 𝑔 𝑏𝑒 𝐻11,5
3 3

dengan :
Q = debit rencana (Q100 = 800 m³/dt)
Cd = koefisien debit C1 x C2 x C3
Be = lebar efektif (be = 62,40 m)
H1 = tinggi energi hulu
Harga-harga koefisien C0, C1, dan C2 dapat ditentukan
dari gambar 7.11, gambar 7.12 dan gambar 7.13.
Masukan (input) untuk gambar ini adalah jari-jari
(diandaikan 1,75 m) H1, dan p1 (3,30 m).
Untuk perhitungan pertama H1, harga Cd = 1,3
merupakan perkiraan yang baik, jadi.
Trial 1,
2 2
800 = 1,3 𝑥 𝑥9,81 𝑥62,4 𝐻11,5
3 3

𝐻11,5 = 5,79 → 𝐻1 = 3,223 𝑚


𝐶𝑜 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 7.11
𝐻1 3,223
= = 1,84 → 𝐶0 = 1,307
𝑟 1,75
𝑝 3,30
= = 1,05 < 1,5
𝐻1 3,223
𝑝
jadi harus dibuat koreksi akibat < 1,5 dengan
𝐻1
koefisien C₁ = 0,961. (Gambar 7.12).
Karena dipakai muka hulu dengan kemiringan 1:0,33,
diperlukan faktor koreksi C₂ pada gambar 4.9.
𝑝
= 1,02 → 𝐶2 = 0,999
𝐻1

𝐶𝑑 = 𝐶0 𝑥𝐶1 𝑥𝐶2 = 1,307𝑥0,967𝑥0,999 = 1,254


Cd berbeda dari nilai 1,3 jadi H1 dihitung kembali
dengan menggunakan nilai Cd yang baru.
Trial ke 2

2 2
800 = 1,264 𝑥 𝑥 0,81 𝑥 62,4 𝐻11,5
3 3

𝐻1 = 3,30 𝑚.
𝐻1 3,30
= = 1,886 → 𝐶𝑜 = 1,31
𝑟 1,75
𝑝 3,30
= = 1,0 < 1,5
𝐻1 3,3
𝑝
jadi harus dibuat koreksi akibat < 1,5
𝐻1
dengan koefisien 𝐶1 = 0,959. Karena dipakai muka
hulu dengan kemiringan 1 : 0,33, diperlukan faktor
koreksi
𝑝
𝐶2 = 1,0 → 𝐶2 = 0,999
𝐻1
𝐶𝑑 = 𝐶𝑜 𝑥𝐶1 𝑥𝐶2 = 1,31𝑥0,959𝑥997 = 1,253
Cd sebelumnya = 1,254 berbeda dari Cd yang baru =
1,253, maka H1 dihitung kembali dengan mengguna-
kan nilai Cd yang baru.
Trial 3.
2 2
800 = 1,253 𝑥 𝑥 9,81 62,4𝐻11,5 → 𝐻1 = 3,302 𝑚
3 3
𝐻1 3,302
= = 1,887
𝑟 1,75
→ 𝐶𝑜 = 1,311
𝑝 3,302
= = 1,0 < 1,5
𝐻1 3,3
𝑝
jadi harus dibuat koreksi akibat < 1,50 dengan
𝐻1
koefisien C₁ = 0,959. Karena dipakai muka hulu de-
ngan kemiringan 1 : 0,33, diperlukan kaktor koreksi
C2.
𝑝
= 1,0 → 𝐶2 = 0,997
𝐻1
𝐶𝑑 = 𝐶𝑜 𝑥𝐶1 𝑥𝐶2 = 1,31𝑥0,959𝑥0,997 = 1,253
Cd sebelumnya = 1,253 telah sama dengan Cd yang
baru = 1,253, maka H₁ yang diperoleh telah benar.
4. Tekanan negatif pada mercu
Dengan H1 = 3,302 m dan radius 1,75 m, tekanan
negatif yang bekerja pada mercu dapat dicek.
Untuk ini dipakai Grafik 7.10 dengan persamaan,
2/𝑛
𝑝 𝑟 + 𝑛𝑦
= 𝐻1 − 𝐻1 − 𝑦
𝜌𝑔 𝑟
dengan n = 1,6 + Cot 𝛼
𝑦 = 0,7𝐻1 = 0,7𝑥3,302 𝑚, 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑦 = 2,311 𝑚
n = 1,8 + 0,35 cot45𝑜 → 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑛 = 1,95
5. Besarnya Tekanan di atas Mercu
2/1,95
𝑝 1,75 + 1,95𝑥2,311
= 3,302 − 3,302 − 2,311
𝜌𝑔 1,75
𝑝
= −0,385 > −1 → 𝑂𝐾
𝜌𝑔

Anda mungkin juga menyukai