BAB 4
PEMERIKSAAN CAMPURAN BETON SEGAR
4.1 PENDAHULUAN
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa
material. Bahan utama beton terdiri dari campuran antara semen, agregat halus,
agregat kasar, air, dan atau tanpa bahan tambahan dengan perbandingan tertentu.
Beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari masing-
masing material pembentuk (Tjokrodimulyo, 2007).
Pemeriksaan campuran beton terdiri dari proses pembuatan dan perawatan
beton, slump test, percobaan berat isi beton segar, dan percobaan kuat tekan beton
keras. Proses perhitungan segera dilakukan, setelah mendapat data yang sesuai
dengan ketentuan akan dilakukan proses pembuatan beton dengan bahan-bahan
yang telah dihitung. Beton akan terbentuk setelah melakukan proses pencampuran
bahan-bahan, kemudian dilakukan proses perawatan beton (curing). Perawatan
beton (curing) dilakukan saat beton sudah mulai mengeras yang bertujuan untuk
menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga
kelembapan/ suhu beton sehingga beton dapat mencapai mutu beton yang
diinginkan.
Pelaksanaan perawatan beton dilakukan setelah beton mengalami atau
memasuki fase hardening (untuk permukaan beton yang terbuka) atau setelah
bekisting beton dilakukan pembongkaran dengan durasi tertentu yang dimaksudkan
untuk memastikan terjaganya kondisi yang diperlukan untuk proses reaksi senyawa
kimia yang terkandung dalam campuran beton. Proses curing pada beton memiliki
peran penting pada pengembangan kekuatan dan daya tahan beton. Proses curing
ini meliputi pemeliharaan kelembapan dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun
di permukaan beton dalam periode waktu tertentu (Hilongeotextile, 2016).
150
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
151
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton adalah
sebagai berikut.
1. Concrete mixer
2. Sekop
3. Sendok semen
4. Talam persegi
5. Ember
6. Gelas ukur
7. Cetakan kubus 15 × 15 × 15 cm dan silinder Ø 15 × 30 cm
152
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
153
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.2.5 Kesimpulan
Percobaan pembuatan beton menggunakan 4 sampel beton yang dibuat, 2
beton silinder (normal dan admixture) dan 2 beton kubus (normal dan admixture).
Metode penggadukannya menggunakan mesin concrete mixer. Pemadatan beton
segar dilakukan menggunakan batang pemadat. Perawatan beton dilakukan segera
saat beton mengalami fase hardening, perawatan dilakukan dengan cara merendam
beton dengan air selama waktu yang ditentukan demi memastikan reaksi hidrasi
dapat berlangsung secara maksimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat
tercapai, dan menjaga supaya tidak terjadi susut yang berlebihan pada beton pada
fase hardening.
154
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
155
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan slump untuk mengerjakannya
(workability) adalah sebagai berikut.
1. Corong slump
2. Pelat atas
3. Mistar pengukur
4. Batang pemadat
5. Sekop
6. Sendok semen
156
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
157
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
158
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.3.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan uji slump, diperoleh nilai slump untuk beton
normal untuk kubus dan silinder sebesar 17,000 cm dan nilai slump untuk beton
admixture untuk kubus dan silinder adalah 15,500 cm. Berdasarkan standar nilai
slump pada SNI 1972:2008 yaitu 12,000 2,000 cm, maka data tersebut
menunjukkan hasil nilai slump untuk beton normal dan admixture tidak sesuai
dengan syarat nilai slump.
159
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
160
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan berat isi beton segar adalah
sebagai berikut.
1. Timbangan
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume
4. Meja getar
5. Mistar perata
161
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.4.6 Perhitungan
Data perhitungan percobaan berat isi beton segar untuk kuat tekan beton
kubus adalah sebagai berikut.
Kubus normal:
berat isi
Kadar udara beton = 1 − 100
berat isi teoritis
2237,796
= 1 − 100
2275,000
= -0,575%
162
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Kubus admixture:
2286,347
= 1 − 100
2225, 000
= -2,757%
Data perhitungan percobaan berat isi beton segar untuk kuat tekan beton
silinder adalah sebagai berikut.
Silinder normal:
2200,262
= 1 − 100
2225,000
= 1,112%
163
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Silinder admixture:
berat isi
Kadar udara beton = 1 − 100
berat isi teoritis
2298,171
= 1 − 100
2225,000
= -3,289%
Keterangan:
A : berat container (gram)
B : berat container + isi (gram)
V : volume container (cm3)
164
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
165
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.4.7 Kesimpulan
Data percobaan dan hasil perhitungan dari berat isi beton segar yang telah
dilakukan, maka diperoleh berat isi beton segar untuk kubus normal adalah
2237,796 kg/m3 dan kubus admixture adalah 2286,347 kg/m3, serta berat isi beton
segar silinder normal adalah 2200,262 kg/m3 dan silinder admixture adalah
2298,171 kg/m3. Hasil pada percobaan ini diperoleh data kadar udara beton segar
kubus normal sebesar -0,575%, beton kubus admixture sebesar -2,757%, untuk
silinder normal sebesar 1,112% dan silinder admixture sebesar -3,289%.
166
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
167
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk percobaan kuat tekan beton keras adalah
sebagai berikut.
1. Mesin tekan hidrolik
2. Cetakan silinder/ kubus
3. Capping set
168
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
10. Jika umur pengujian bukan 28 hari, maka harus dibagi faktor konversi umur
beton.
169
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.5.6 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan pada percobaan kuat tekan untuk beton kubus
adalah sebagai berikut.
Kubus normal:
Luas tekan kubus = sisi sisi
= 15,145 15, 260
= 231,113 cm2
Gaya Tekan = 3300,000 kN
gaya tekan
Kuat tekan kubus normal =
luas tekan
3300, 000
=
231,113
= 142,787 kg/cm2
kuat tekan kubus
K =
faktor konversi umur
142,787
=
0,650
= 219,673 kg/cm2
Kubus admixture:
170
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
1
Luas tekan silinder = d2
4
1
= 15, 0852
4
= 178,723 cm2
Gaya tekan = 2600,000 kN
171
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
gaya tekan
Kuat tekan silinder admixture =
luas tekan
2600,000
=
178,723
= 14,548 Mpa
kuat tekan silinder
f’c =
faktor konversi umur
14,548
=
0,650
= 22,381 Mpa
172
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
173
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
174
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.5.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari percobaan kuat tekan beton yang telah dilakukan
mendapatkan nilai kekuatan beton pada umur 7 hari dengan faktor konversi umur
0,650 yaitu nilai kuat tekan beton kubus normal dan admixture masing-masing
adalah 142,787 kg/cm2 dan 178,846 kg/cm2. Sedangkan untuk nilai kuat tekan
beton silinder normal dan admixture masing-masing adalah 10,875 MPa dan 14,548
MPa. Mutu beton (K) yang diperoleh dari percobaan kuat tekan beton kubus normal
dan admixture masing-masing adalah 219,673 kg/cm2 dan 275,147 kg/cm2. Dan
untuk mutu beton (f’c) yang diperoleh dari percobaan kuat tekan beton silinder
normal dan admixture masing-masing adalah 16,730 Mpa dan 22,381 Mpa.
Berdasarkan mutu beton yang diperoleh dari hasil percobaan, dapat disimpulkan
bahwa percobaan beton yang dilakukan telah memenuhi target SNI 1974:2011.
175
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
176
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk mengukur persentase kandungan udara
yang terdapat dalam beton segar adalah sebagai berikut.
1. Airmeter
2. Kunci inggris
3. Batang pemadat
177
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
12. Bila persentase udara terlalu besar sehingga penurunan permukaan air tidak
bias terdeteksi (melampaui skala), maka tekanan angina dikurangi, sehingga
persentase udara sebenarnya yaitu hasil pembacaan dikalikan faktor koreksi
sebagai berikut.
Tabel 4.8 Faktor Koreksi
Tekanan Koreksi
2
(kg/cm ) (k)
1/3 2,030
2/3 2,250
1 1,500
13. Prosedur perawatan yang dilakukan pada percobaan kadar udara beton segar
adalah sebagai berikut.
1. Membersihkan bagian luar dan dalam airmeter segera setelah
menyelesaikan percobaan.
2. Melumasi seal karet supaya tidak kering/putus.
3. Membersihkan gelas pengukur secara berkala agar tidak menimbulkan
kerak-kerak.
4. Memeriksa klep pompa, kemudia melumasi bila sudah kering.
5. Menyimpan airmeter dalam keadaan kering.
178
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma