NIM : 31118017
BAB IV
PELAKSANAAN PEMBETONAN
I. Persiapan
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, hal-hal berikut ini harus terlebih dahulu
harus diperhatikan :
II. Penakaran
Penakaran bahan-bahan penyusun beton yang dihasilkan dari hasil rancangan harus
mengikuti ketentuan yang tertuang dalam Pasal (3.3.2) SK.SNI.T-28-1991-03 tentang Tata
Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton dan ASTM C.685 Standard Made By Volumetric
Batching and Continous Mixing serta ASTM.94.
III. Pengadukan (Pencampuran)
Secara umum pengadukan dilakukan sampai didapatkan suatu sifat yang plastis dalam
campuran beton segar. Indikasinya adalah warna adukan merata, kecelakaan yang cukup dan
tampak homogen. Metode pengadukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu manual dan
dengan mesin. Ketentuan waktu pengadukan yang ditetapkan dalam AST C.94 SK.SNI. T-
28-1991 03 Ps. (3.3.3) yaitu waktu pengadukan minimal untuk campuran beton yang
volumenya lebih kecil atau sama dengan 1𝑚3 adalah 1,5 menit dan ditambahkan selama 0.5
menit untuk penambahan 1𝑚3 beton serta pengadukan 1,5 menit setelah semua bahan
tercampur. Waktu pengadukan ini akan berpengaruh pada mutu beton.
V. Penuangan Adukan
Untuk menghindari terjadinya segregasi dan bleeding, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penuangan beton tertuang dalam PB, 1989:28. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah : (1) Tinggi jatuh tidak boleh dari 1.50 meter. (2) Tidak dilakukan
penuangan selama terjadi hujan agar kadar air tetap terjaga, kecuali jika pengecoran
dilakukan dibawah atap. (3) Setiap kali penuangan, tebal lapisan maksimum 30-45 cm, agar
pemadatannya dapat dilaksanakan dengan mudah. (4) Penuangan hanya berhenti momen sam
dengan nol.
Pemadatan dilakukan sebelum terjadingan initial setting time pada beton. Pemadatan
dimaksudkan untuk menghilangkan rongga rongga udara yang terdapat dalam beton segar.
Bertambahnya kandungan udara dalam beton akan menyebabkan kekuatan beton berkurang.
Pengerjaan beton dengan kapasitas kecil, alat pemadat dapat berupa kayu atau besi tulangan.
Untuk pengecoran dengan kapasitas lebih besar dari 10 𝑚3 , alat pemadat mesin harus
digunakan yaitu “Vibrator” alat getar. Campuran beton akan mengalir dan memadat karena
rongga-rongga akan terisi dengan butir-butir yang lebih halus.
Pekerjaan finishing biasanya dilakukan pada saat beton belum mencapai final setting,
karena pada masa ini beton masih dapat dibentuk sehingga permukaan beton dapat diratakan
dan dimuluskan. Alat yang digunakan biasanya ruskam, jidar, dan alat-alat perata lainnya.
4.2. BETON PRA CAMPUR
Pada proyek kecil, biasanya lebih mendapatkan beton dari beton pra campur (ready
mix). Pada sebagian besar kontraktor harus memproduksi beton sendiri secara ekonomis dan
juga harus mempunyai sistem operasi yang sepenuhnya. Suatu perbandingan biaya nyata
antara beton dicampur dilapangan dan beton pra campur, hanya diadakan dengan
mempertimbangkan seluruh aspek sampai ke tempat pengecoran. Kekurangan dan kebetulan
tak ada ruangan sedkitpun untuk instalasi pencampur dilapangan dan untuk menimbun
agregat persediaan (sebaiknya memilih beton pra campur).
(1) Sebuah pusat instalasi penakaran dan pencampuran, dimana semua bahan ditakar dan
dimasukkan langsung ke dalam alat campur. Beton dicampur rata sebelum
dimasukkan ke dalam sebuah truk pencampur (atau kendaraan lain) untuk
mengangkutnya ke lapangan.
(2) Instalasi penakar kering yang memasukkan bahan yang ditakar ke dalam truk
pencampur dan diangkat ke lapangan.
Prinsip kontrol kualitas beton pra campur sama dengan beton lainnya. Produksi beton
yang berkualitas baik, jelas tergantung pada cukup tidaknya waktu pencampuran. Waktu
pencampuran dalam satu truk pencampur harus sekurang-kurangnya tujuh menit pada
kecepatan pencampuran sekitar 12 putaran permenit. Bilamana waktu ini diperpendek, maka
menyebabkan sukarnya finishing permukaan dan masalah segregasi (pemisahan butir).
Pada pekerjaan pondasi dan pekerjaan pada permukaan tanah , truk beton pra campur
seringkali dapat berjalan pada suatu posisi sepanjang pekerjaan dan menuang beton langsung
ke dalam tempat yang akan dicor. Untuk penuangan langsung dengan memakai cara ini,
harus ada jalan bebas untuk truk pencampur dan harus ada ruangan untuk berputarnya. Tanah
harus kuat dan mampu menahan muatan penuh dari truk pencampur.
Alternatif lain ialah, truk pencampur mencurahkan muatannya ke dalam pompa beton
yang akan membawa eton melalui perpipapaan sampai tempat yang dikehendaki.
Mulyono (2004) menyatakan bahwa perawatan ini dilakukan setelah beton telah
mengeras (final setting), agar proses hidrasi berjalan normal. Perawatan dilakukan minimal 7
hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal 3 hari serta harus dipertahankan dalam
kondisi lembab kecuali dilakukan dengan perawatan yang dipercepat. Perawatan ini tidak
hanya dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan tekan beton yang tinggi tapi juga
dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan terhadap air,
ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur.
2) Perawata dengan penguapan : terbagi atas dua yaitu perawatan dengan tekanan rendah dan
perawatan dengan tekanan tinggi. Perawatan dengan penguapann berguna pada daerah yang
mempunyai musim dingin.
4) Perawatan dengan sinar infra merah : dengan melakukan penyinaran selama 2-4 jam pada
suhu 90°C. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat penguapan air pada beton mutu tinggi.
Dalam pengerjaan beton segar, tiga sifat yang penting yang harus selalu diperhatikan
adalah :
1. Kemudahan pengerjaan : Kemudahan pengerjaan dapat dilihat dari nilai slump yang
identik dengan tingkat keplastisan beton. Semakin plastis beton, semakin mudah
pengerjaannya.
2. Segregation (sarang kerikil) : Kecenderungan butir-butir kasar untuk lepas dari
campuran beton.
3. Bleeding (naiknya air) : kecenderungan air untuk naik ke permukaan pada beton yang
baru dipadatkan.
Campuran beton dalam keadaan basah mempunyai berat yang lebih besar
dibandingkan dengan beton yang telah mengeras. Selain berat sendiri campuran perancah dan
bekisting harus menahan gelombang getaran yang timbul dari alat penggetar. Beban kejut
akan terjadi akibat proses pengangkutan campuran atau ketika menghidupkan dan
mematikann mesin-mesin pencampur (mixer) yang digunakan. Beban vertikal yang terjadi
adalah beban peralatan pekerja. Beban horizontal yang bekerja antara lain: angin, tarikan
kabel, kemiringan perancah,dan pengaruh penumpahan campuran.
a. Bahan organik : bahan gergajian dalam bentuk papan atau balok atau dalam bentuk
alami seperti bambu atau dolken dari kayu bakau, galam,dsb.
b. Bahan pasangan : pasangan bata
c. Bahan logam : baja, aluminium, dan alloy
d. Bahan lain : bahan dasar pterokimia seperti bahan thermolasi (PVC) ,
Thermohardener (SBR).
a. Tipe Sederhana
Biasanya hanya digunakan satu kali atau lebih dengan bentuk tidak beraturan atau
bentuk khusus.
b. Tipe Semi Sistem
Biasanya dirancang untuk suatu pekerjaan dan ukuran komponen tertentu dengan satu
kali penggunaan atau pengulangan penggunaan.
c. Tipe Sistem Penuh
Tipe ini merupakan pengembangan dari tipe tradisional dan tipe semi sistem.
Tujuannya adalah untuk digunakan berbagai komponen bentuk dan perbedaan ukuran
geometris bangunan. Karena perancah ini telah direncanakan untuk penggunaan
berbagai bentuk komponen konstruksi, maka biasanya sistem ini telah dilengkapi
gambar kerja yang dapat dengan mudah dipasangkan oleh berbagai tingkat
keterampilan kerja
Berikut ini diberikan beberapa hal yang harus dipertimbangkan waktu pembongkaran
perancah atau bekisting.
Konstruksi beton masif, seperti yang dilaksanakan pada sebuah bendungan air, harus
mempunyai perubahan volume akibat panas yang kecil, kekedapan yang terhadap air, tahan
terhadap retak dan cukup untuk menahan beban dengan aman atau tanpa menunjukkan
penambahan ukuran sebagian dari bangunan dengan berlebihan akibat pembebanan.
Konstruksi beton biasa, panas hydrasi segera tertampung dan menyebabkan timbulnya
pemuaian dalam beton namun masih berlangsung dalam batas-batas yang diizinkan. Suhu
yang disebabkan oleh perkembangan panas dalam sebuah bangunan beton biasa yang masif
dengan kadar semen rendah dapat berkisar antara 40°C-50°C, dengan kadar semen tinggi
berkisar antara 10°C-30°C.
Terdapat dua cara untuk mengontrol suhu yang biasa dilakukan: pra pendinginan dan
purna pendinginan. Pertama, komponen-komponen beton didinginkan terlebih dahulu sampai
mencapai suhu 4°C atau didinginkan dengan menggunakan serpih-serpih atau pecahan-
pecahan es yang berfungsi sebagai air campuran. Kedua, air dingin dialirkan melalui sistem
pipa zig zag yang tertanam di dalam beton, dengan dilakukan perubahan arah aliran setiap 24
jam sekali. Setiap lapisan didinginkan dalam jangka waktu yang cukup lama guna menjamin
agar suhu beton dipertahankan dibawah 30°C selama 5 hari.
Kekuatan tekan beton harus bernilai kira-kira 30 Mpa pada umur 90 hari atau 4 kali
tegangan yang dihitung dalam bangunan pada umur 1 tahun. Ukuran nominal dari agregat
kasar dalam campuran-campuran beton ini adalah berturut-turut 150 mm dan 75 mm.
Secara umum, pembetonan dibawah air hanya dilakukan pada pekerjaan struktur yang
agak masif. Penyebabnya adalah hanya untuk alasan praktis, dimana adanya permasalahan
prosedur pengawasan dan kontrol kualitas yang sulit. Penggunaan tipikal pembetonan
dibawah air adalah untuk pekerjaan tiang jembatan pondasi telapak struktur offshore, pondasi
caisson, pondasi cofferdam, dll.
1. Pengecoran Tremie
Tremie adalah berupa pipa yang pada bagian ujung atas dilengkapi corong untuk
memasukkan bahan dan kait untuk mengangkat tremie dengan kran atau derek.
2. Metode Pengecoran Intrusi-Grout
Cetakan diisi dengan agregat kasar dengan pipa intrusi yang diberi jarak tertentu
terhadap massanya. Campuran grouting kemudian dipompakan ke dalam sela butiran
agregat, dan mulai dari dasar dan bergerak keatas.
3. Pengecoran dengan Dump-Bucket
Wadah (Bucket) pengangkut beton dengan kran standar biasa digunakan untuk
pembetonan dibawah air, dimana prosesnya penggunaannya meliputi penggunaan
wadah yang dilengkapi dengan pintu pembuka bagian bawah dan pintu penutup
bagian atas yang dapat dibuat dari bahan kain kanvas.
4. Metode Penempatan Karung oleh Penyelam
Metode ini mencakup penggunaan karung yang diisi dengan beton segar secara
parsial dan ditempatkan penyelam pada suatu bidang permukaan kasar yang datar.
Metode ini diterapkan untuk pengecoran bila air tidak dapat dihindarkan.
Pencampuran :
Hal yang paling banyak dijumpai pada pengecoran bawah air akibat
ketidakseragaman dan berkualitas rendah adalah terbentuknya lapisan tipis yang tidak
mengeras atau kantong batuan.Cacat seperti itu pada pekerjaan tremie biasanya disebabkan
oleh jarak tulangan atau teknik pengecoran yang kurang tepat dan perencanaan cetakan yang
kurang baik untuk pengecoran tremie atau dump bucket, baja tulangan digunakan dengan
ukuran dan jarak praktis yang sebesar mungkin.
Beberapa hal yang dapat terjadi akibat penundaan pada pengecoran tremie antara lain
seringnya penyumbatan, segregasi, campuran yang terlalu kering, atau tatoilasnya pasta
semen melalui sambungan pipa. Metode yang disarankan untuk membersihkan sumbatan
adalah dengan cara mengangkat pipa secepatnya beberapa sentimeter pada setiap
pengangkatan. Permasalahan umum lain pada pengecoran tremie adalah hilang atau lepasnya
seal akibat koreksi yang berlebihan atau terlalu bersemangatnya pekerja ketika membersihkan
sumbatan. Tremie harus diberi seal ulang dengan prosedur yang sama ketika pengecoran
dimulai dan umumnya mengakibatkan pembentukan lapisan tipis lunak secara berlebihan,
dimana hal ini harus dicegah dalam semua kesempatan.
Tindakan pencegahan diterapkan terhadap beton yang masih lunak maupun yang
sudah mengeras. Tujuan utamanya untuk mengendalikan semaksimal mungkin penguapan air
beton yang dapat sangat berlebihan bila suhunya tinggi. Keadaan ini akan semakin kritis
bilamana suhu yang tinggi diikuti oleh kelembaban relatif yang rendah dan oleh tiupan angin
kering. Keadaan semacam ini menyebabkan terbentuknya retak-retak beton, sebelum maupun
setelah pengerasan.
Suhu beton maksimum 32°C disarankan oleh American Concrete Institute (ACI)
sebagai batasan atas yang dapat dipertanggungjawabkan. Spesifikasi yang ada dari US
Bureau of Reclamation mempersyaratkan agar beton ketika dicor harus mempunyai suhu tak
lebih daripada 27°C untuk beton yang dicor pada daerah yang beriklim panas dan kering serta
32°C untuk beton lainnya.
Tindakan pencegahan agar sifat-sifat beton segar dapat terjaga ini meliputi bahan-
bahan pencampur dan pelaksanaan pada beton segar.
1. Bahan-bahan pencampur: a. Portland semen, b.Agregat
2. Pelaksanaan pada beton segar
Salah satu masalah yang dialami pada pembetonan dimusim panas adalah
beton cepat kaku setelah dicampur. Sifat kaku ini menimbulkan kesukaran di dalam
penanganan dan pemadatan beton. Ada bahaya retak-retak susut yang timbul setelah
pengecoran, bilamana campuran menjadi terlalu basa. Begitu juga, penggunaan kadar
air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan segregsi beton yang serius ketika beton ini
diangkut dan dikelola. Cara lain untuk mengatasi masalah pencegahan beton cepat
menjadi kaku selama penanganannya adalah penggunaan admixture ke dalam
campuran yang bersifat memperlambat pengerasan beton.
Pada musim panas, disarankan untuk menghindari bekerja selama tengah hari
serta memusatkan pembetonan pada pagi hari atau sore hari. Pada iklim yang sangat
panas, kadang-kadang perlu pekerjaannya dilaksanakan pada malam hari.
Beton memperoleh panasnya tak hanya dari pemanasan hidrasi saja, tetapi juga dari
sinar matahari langsung, terutama bila digunakan pada lantai, jalan raya, dan perkerasan
lapangan terbang. Jika beton menjadi dingin pada malam harinya, kontraksi yang
diakibatkannya dapat memberikan kenaikan regangan tarik yang tinggi sehingga
menyebabkan retak-retak. Retak beton jalan raya yang dicor di Leicestershire
memperlihatkan bahwa factor utama yang menyebabkan retak-retak adalah penyinaran
matahari secara terus menerus dan suhu tinggi yang terjadi selama periode tertentu.
Ditemukan juga bahwa retak-retak terjadi di bagian pinggir jalan yang dicor pada pagi hari
selama periode penyinaran matahari terus menerus dan suhu maksimum harian melebihi
21°C. Terdapat juga masalah penyusutan plastis yang disebabkan oleh penguapan air dari
permukaan beton yang tak terlindung dengan cepat.
Keika suhu beton turun, kecepatan pengerasan dan peningkatan kekuatan menjadi
lambat sehingga pada suatu suhu dibawah titik beku, proses kimia pengerasan berhenti sama
sekali. Jika suhu naik lagi proses pengerasan berlangsung lagi. Jika pembetonan berlangsung
pada musimdingin dan bila suhu turun dibawah titik beku, tindakan seperlunya harus diambil.
Disarankan agar menghentikan pembetonan jikaa suhu memuai sekitar 2°C (36 F).
Air Pencampur :
Seacara umum diketahui bahwa cara yang paling murah dan mudah untuk pemanasan
awal beton ialah dengan manasan air campurannya. Suhu yang dibutuhkan pada air ini ialah
antara 50°C- 60°C, dan harus diperhatikan agar suhu air dipastikan tak lebih dari 70°C. Jika
tersedia uap air, air pipa dapat dipanaskan dengan suatu pipa diameternya sekitar 40mm dari
ketel sampai pada suatu persediaan air yang didekat alat pencampur.
Alternatif lain ialah penggunaan kalor gas yang tahun-tahun ini penggunaannya cukup
meluas. Kalor gas dimasukkan ke dalam pipa ke unit bakar yang memanaskan udara yang
dimasukkan ke dalam tangki penyediaan air. Air yang sudah dimasukkan ke dalam tangki
pengukur pada alat pencampur, yang harus disekat luarnya dengan busa
“polystyrene”,”fiberglass”, atau isolasi sejenisnya agar kehilangan panas dapat dihindari.
Suhu beton ketika meninggalkan alat campur tak boleh kurang 10°C terdapat
kehilangan panas yang tak terhindarkan selama pengangkutan dan pengecoran liat dibawah
ini. Sebagai patokan umum, suhu beton ketika sedang dicampur harus 3°C-8°C lebih tinggi
dari pada suhu yang dibutuhkan setelah pengecoran; nilai lebihnya tergantung pada suhu
disekitarnya.
Pengecoran :
Beton harus dicor secepat mungkin setelah pencampuran karena panas hilang dengan
cepat dan bahkan bila pekerjaan berlangsung dengan sangat efisien, turunnya suhu dari
pencampuran sampai pengecoran mungkin sebesar 3°C sampai 8°C. Di bawah keadaan
normal kehilangan sebesar 3°C dapat terjadi selama pengangkutan saja tetapi suatu
pengangkutan yang berlebihan, mungkin tak terhindarkan kehilangan suhu sampai 5°C.
Acuan (Formwork)
Sebelum pembetonan dimulai, semua acuan dan penulangan mutlak perlu bebas es.
Pembukaan Acuan :
Waktu minimum untuk membukanya dapat ditentukan paling baik dengan percobaan
dilapangan, karena hal ini dipengaruhi oleh factor-faktor seperti jenis dan jumlah semen, suhu
perawatan, ukuran bagian konstruksi, dan jenis acuan.
BAB VI
a. Batu cetak yang arsitektoris dan jenis lain dan ornament (hiasan) beton.
b. Injakan beton, kerb (tepian jalan) tanda – tanda pada pekerasan jalan.
c. Unit bangunan yang menahan beban : balok, bantalan, rel kereta dan lain – lain.
d. Genting yang kadap air dan tahan terhadap cuaca.
e. Blok beton, pelat, dan batu bata.
Batu cetak arsitektoris terutama dipergunakan untuk melapisi bangunan dengan batu
alam dan biasanya dibuat untuk memenuhi contoh batu alam atau bahan lain yang
dikehendaki oleh arsitek. Agrerat yang digunakan tidak lebih besar dari pada 20 mm dan
untuk pelapisan permukaan dapat dibatasi sampai maksimum 5 mm. Bahan yang umumnya
di pergunakan adalah batu pecah, blue penant (sejenis batu), granit, pasir alam lainyang
terang warnanya , pecahan marmer, dan lain – lain.
Persyaratan prinsip unit beton yang perlu ketahanan terhadap aus oleh pejalan kaki
dan lalu lintas lain adalah bahwa unit ini harus memiliki suatu permukaan yang tahan aus
yang padat dan kuat, hal ini dapat dicapai sebaik –baiknya dengan teknik penambahan yang
baik untuk menghindari lapisan luar aus.
Unit beton precast untuk memikul beban bangunan misalnya : balok, plat, kolom, dan
lain – lain. Keuntungan utama yang diperoleh pada pengunaan unit pracetak ini adalah suatu
penghematan dalam acuan dan penopangnya, manfaat lain ialah : mengurangi acuan dengan
mencetak pada sis – sisinya, penghematan kuantitas beton, serta sebagai konsekuensinya
berat dari unit itu.
Pada unit pracetak yang memikul beban, ketelitian ukuran adalah hal yang paling
penting dan bilamana diperkirakan akan adanya pekerjaan yang berulang – ulang. Pada unit
yang memiliki beban seringkali diperlukan beton kekuatan tinggi, sehingga perlu penggunaan
penakaran bahan berdasarkan berat.
Unit beton
Unit semacam ini seperti ambang pintu/jendela , balok, pegangan pintu, tangki air,
pipa beton dst dibuat mengikuti pembuatan beton secara normal, ukuran minimum
agregatnya dibatasi oleh ukuran cetakannya atau jarak antara tulangan yang rapai. Disini juga
bermanfaat untuk memberi tulangan pada rangka pintu/jendela.
Bantalan rel kereta api harus berupa beton mutu tinggi dan mencukupi tulanganya
agar dapat menahan beban yang memuaskan (kuat tekan beton minimum beton sebesar 35 –
40 n/mm2). Pipa beton dapat dibuat menurut berbgai cara yaitu :
Genting
Genting dibuat dalam suatu batasan ukuran standar yang tertera dalam BS 550 : part 2
: 1971 disini diberi batasan variasi menurut ukuran dan bentuk.
Untuk beton untuk konstruksi dinding biasanya dihasilkan oleh mesin, dimana suatu
ampuran beton menyerupai tanah ditumbuk/ ditekan ke dalam cetakan baja yang dapat
dibuka. Harus diperhatikan untuk menghindari penggunaan campuran yang terlalu kering,
oleh karena itu akan menyebabkan kehilangan kekuatan, mudah pecah bagian sudut blok
beton ini. Campuran yang digunakan untuk blok beton dan pelat bias any 1:6 atau 1:8 dengan
ukuran maksimum agregat 20mm.
Blok “Clinker” yang dibuat secara pracetak secara meluas untuk menyekat sebelah
dalam rumah atau bangunan lain. Bilamana konstruksi dinding mempergunaka “ clinker” atau
blok beton ringan hal – hal berikut harus diperhatikan :
a. Dinding blck beton ringan yang panjang dan tak terputus dihindari dengan
memberi bagian yang terputus atau sambungan lentur yang diisi campuran aspal
dan damar (mastic) setiap interpal 6 – 10 m.
b. Adukan semen 1 semen : 2 kapur : 9 pasir, untuk keadaan musim dingin atau
bagian tak terlindung 1 semen : 1 kapur : 6 pasir.
c. Bila blok dipergunakan diluar dan diplaster, maka dipergunakan plaster yang
berpori dan relative lemah.
Struktur beton prategangan atau pratekanan adalah suatu sistem struktur beton khusus
dengan cara memberikan tegangan awal tertentu pada komponen sebelum digunakan untuk
mendukung beban luar sesuai degan yang diinginkan. Tujuan memberikan tegangan awal
yaitu : menimbulkan tegangan awal tekan beton pada kondisi dimana nantinya akan timbul
tegangan tarik pada waktu komponen mendukung beban sedemikian sehingga diharapkan
sewaktu beban seluruhnya bekerja tegangan tarik total berkurang atau hilang sama sekali.
Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang padakenyataannya adala
beton bertulang mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan
membiarkan keduanya beerja bersama - sama, sedangkan beton prategang
mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara “aktif”. Hal
ini dicapai dengan cara menarik baja tersebut dan menahannya ke beton. Jadi membuat beton
dalam keadaan tertekan, kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang lebih baik dari
kedua bahan tersebut.
Keutungan:
1. Konstruksi ini memerlukan pengawasan kualitas yang teliti, baik dari segi material
maupun dari segi pelaksanaan
2. Membutuhkan teknologi dan peralatan canggih
3. Sangat sensitif terhadap pengaruh luar.
4. Memerlukan biaya mahal
Ditinjau dari segi transfer gaya pratekan dari tendon kepada beton, maka beton
pratekan dapat dibedakan menjadi :
1. Wires, tipe yang paling banyak digunakan adalah BBRV, permukaan halus dan terbuat
dari baja tegangan tinggi. Wires ini menggunakan angker biasa dan dibentuk dalam
keadaan dingin.
2. Strands, merupakan sekelompok wires, yang diuntai mengelilingi sumbu memanjang.
Modukus elastisitas lebih rendah dari wires.
3. Tendons, merupakan sekelompok strands.
a) Dapat menghasilkan ikatan yang kuat antara beton dan baja (terutama pada
pretensioning)
b) Terbuat dari material mutu tinggin (high strength materials)
c) Bersifat elastis
d) Mempunyai daktalitas cukup yaitu kemampuan mengalami perubahan bentuk
sebelum hancur
e) Modukus elastisitas yang rendah
f) Relaksasi yang rendah
g) Tahan terhadap korosi dan karat
h) Mudah dikerjakan
Persyaratan beton : mutu beton yang umum dipakai adalah : beton mutu tinggi 40 MPa
sampai 60 MPa