Anda di halaman 1dari 4

Pengecoran

Pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen
struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Pengecoran dilakukan secara langsung
dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan Concrete Pump Truck. Pengecoran yang
berhubungan dengan sambungan selalu didahului dengan penggunaan bahan Bonding
Agent. Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan
tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk
semua kolom pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana
pengecoran dimulai dari kolom 1 dan dilanjut ke kolom berikutnya.
Terdapat hal hal yang perlu di perhatikan dalam pengecoran yakni :
1. Pengecoran harus dilakukan hati-hati jangan sampai merusak cetakan beton
(begisting)
2. Lakukan pengecoran dimulai dari tempat yang paling jauh dari tempat
pengadukan beton.
3. Secepat mungkin beton yang sudah dituang harus segera dicor
4. Pengecoran dilakukan terus-menerus tanpa henti
5. Jika pengecoran harus dituang dari tempat yang tinggi atau dituang kedalam
lobang yang cukup dalam maka tinggi jatuh tidak boleh terlalu tinggi, hal ini
dapat menyebabkan segregesi beton. Jika harus mengecor dalam keadaan
seperti itu harus mengunakan corong biasa juga disebut pipa tremi
6. Pengecoran dalam keadaan hujan masih dibolehkan jika keadaan hujan tidak
sampai menjadikan campuran beton menjadi sangat  encer (hujan tidak terlalu
deras). Jika pengecoran dalam keadaan hujan tidak bisa dihindari maka
pengecoran harus dibawah pelindung hujan sampai dengan beton seting.
7. Padatkan beton setelah dituang (dipadatkan dengan vibrator atau juga bisa alat
manual yang lainya)
8. Setelah pengecoran selesai, lakukan perawatan beton
9. Selama pengecoran dan sesudahnya, hindari pergerakan cetakan beton dengan
mengurangi aktifitas ditempat pengecoran
10. Beton yang dicor lebih dahulu  maka harus difinishing lebih dahulu
11. Membuat benda uji beton (jika dikehendaki uji tekan dari beton yang dicor),
bagaimana cara menbuat benda uji beton simak pada edisi selanjutnya.

Berikut permasalahan-permasalahan dalam pengecoran;


1. Segregasi, pemisahan agregat (partikel yang lebih kasar cenderung
memisahkan diri dari partikel yang lebih halus) dari adukannya akibat adukan
yang kurang lecak.
2. Bleeding, pengeluaran air adukan beton yang disebabkan oleh pelepasan air
dari pasta semen sesaat setelah dicetak, air yang terkandung di dalam beton
segar cenderung untuk naik ke permukaan.
3. Shrinkage, perubahan volume beton ke arah yang lebih kecil akibat
mengeringnya beton pada waktu mengeras. Menyebabkan terjadinya retak
pada beton. Retak dapat berbentuk retak rambut atau retak antara 1-2 mm dan
biasanya retak ini dikategorikan retak non-struktural.
4. Bug holes adalah rongga (lubang) kecil merupakan masalah beton yang
timbul pada permukaan beton yang sudah mengering.
5. Efflorescence (pengkristalan), akibat garam-garam yang bersifat alkali
terbawa kepermukaan plesteran, beton atau batako. Bila kristal-kristal tersebut
muncul dibawah lapisan cat dan disertai kelembaban tembok akan
menyebabkan lapisan cat rusak.
6. Water spot (bercak-bercak seperti basah), penggunaan plamir yang belum
kering sempurna dan kemudian diberi lapisan cat, maka sisa-sisa air dari
plamir tersebut terjebak diantara dua lapisan plamir dan cat sehingga
menyebabkan timbulnya bercak seperti basah.
7. Blistering (menggelembung).
Curing
Curing adalah metode yang harus atau lebih dipahami sebagai
perawatan beton. Tujuan dari perawatan beton ini adalah menjaga beton pada
kondisi tertentu setelah dilakukan pembukaan bekisting (bekisting
demoulding) agar kekuatan beton dapat dioptimalkan agar mendekati
kekuatan yang direncanakan. Curing atau perawatan beton dilakukan pada
saat beton mulai mengeras, tujuannya agar beton tidak cepat kehilangan air
dan untuk menjaga kelembaban/suhu beton agar beton dapat mencapai
kualitas yang dibutuhkan. Proses pengawetan beton berperan penting dalam
perkembangan kekuatan dan daya tahan beton. Proses curing ini meliputi
menjaga kondisi kelembaban dan suhu.
Proses curing beton dilakukan dengan beberapa metode :
1. Metode Pembasahan
Metode ini menggunakan air yang membasahi bagian permukaan
beton dimana air berfungsi guna menghambat penguapan pada adukan
beton cor.
2. Metode Membran
Membran digunakan sebagai metode curing beton yang menghambat
penguapan air pada beton yang berupa penghalang fisik, biasanya
berupa geotextile, terpal atau plastik cor. Metode ini dapat dilakukan
untuk area pengecoran yang tidak memiliki cukup sumber air.
3. Metode Penguapan
Metode ini biasa digunankan untuk curing beton di negara subtropis.
Penguapan bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni tekanan tinggi dan
tekanan rendah. Tekanan rendah membutuhkan waktu kurang lebih
10-12 jam dengan suhu 40-50 derajat celcius, sementara tekanan tinggi
kurang lebih 10-16 jam pada suhu 60-95 derajat celcius.
4. Metode Infra Merah
Metode curing beton dengan proses penyinaran dengan suhu 90 derajat
selama rentang waktu 2 hingga 4 jam. Ada juga curing hidrotermal,
yang mana memanaskan cetakan untuk membuat beton pracetak 65
derajat celcius. Selain itu, ada juga perawatan dengan karbonisasi.
Disamping kualitas bahan penyusunnya, kualitas pelaksanaan pun
menjadi penting dalam pembuatan beton. Kualitas pekerjaan suatu
konstruksi sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan pekerjaan beton
langsung, oleh karena dalam proses curing sangatlah dipengaruhi oleh
pelaksanaan pekerjaan beton yang berlangsung. Karena proses
pemeliharaan beton ini dilakukan oleh pekerja selama beton mencapai
umur 28 hari.

Anda mungkin juga menyukai