b) Macam Perawatan
Perawatan beton ini dapat dilakukan dengan pembahasan atau penguapan (steam) serta
dengan menggunakan membran. Pemilihan cara mana yang digunakan semata-mata
mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan.
Cara a, b, dan c digunakan untuk contoh uji. Cara d, e, f digunakan untuk beton di lapangan
yang permukaanya mendatar, sedangkan cara f dan g digunakan untuk yang permukaanya
vertikal. Fungsi utama dari perawatan beton adalah untuk menghindarkan beton dari :
1. Kehilangan air-semen yang banyak pada saat-saat setting time concrete.
2. Kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari pertama.
3. Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar.
Untuk menanggulangi kehilangan air dalam beton ini dapat dilakukan langkah-langkah
perbaikan dengan perawatan. Pelaksanaan Curing Compound, sesuai dengan ASTM C.309,
dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe I, Curing Compound tanpa Dye, biasanya terdiri dari paraffin sebagai selaput lilin yang
dicampur dengan air.
2. Tipe I-D, Curing Compound dengan Fugitive Dye (warna akan hilang selama beberapa
minggu).
3. Tipe II, Curing Compound dengan zat berwarna putih.
Di pasaran, kita dapat menjumpai beberapa merek sikament, misalnya Antisol
Red(termasuk tipe I-D), Antisol White (termasuk tipe II) dan Antisol E (termasuk Tipe I, Non
Pigmented Curing Compound). Curing compound ini selain berguna untuk perawatan pada
daerah vertikal juga berguna untuk daerah yang mempunyai temperature yang tinggi, karena
bersifat memantulkan cahaya (terutama Tipe I).
Perawatan Lainnya
Perawatan pada beton lainnya yang dapat dilakukan adalah perawatan dengan menggunakan
sinar infra merah, yaitu dengan melakukan penyinaran selama 2-4 jam pada suhu 90°C. hal
tersebut dilakukan untuk mempercepat penguapan air pada beton mutu tinggi. Selain itu ada
pula perawatan hidrotermal (dengan memanaskan cetakan untuk beton-beton pra-cetak selama
4 jam pada suhu 65°C) dan perawatan dengan karbonisasi.
Proses curing (perawatan) pada beton memainkan peran penting pada pengembangan
kekuatan dan daya tahan beton , proses curing dilaksanakan segera setelah proses pencetakan
selesai. Proses curing ini meliputi pemeliharaan kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam
beton maupun di permukaan beton dalam periode waktu tertentu . Proses curing pada beton
bertujuan memberikan kelembaban yang cukup pada proses hidrasi lanjutan dan
pengembangan kekuatan, stabilitas volume, ketahanan terhadap pembekuan dan pencairan
serta abrasi .
Lamanya proses curing tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
1. Jenis semen yang digunakan
2. Proporsi dari campuran
3. Ukuran dan bentuk daripada beton
4. Kondisi cuaca disekitarnya
5. Kondisi cuaca setelahnya
Beton di tanah (misalnya trotoar, tempat parkir, jalanan, lantai, pelapis saluran) dan beton
struktur (misalnya deck jembatan, dermaga, kolom, balok, lempengan) membutuhkan waktu
curing minimal tujuh hari dengan suhu sekitar 5 ° C diatas suhu sekitarnya.
Institut Beton Amerika (American Concrete Institute-ACI) merekomendasikan jangka
waktu minimum curing, proses curing dilakukan minimum hingga mencapai kekuatan 70 %
dari kekuatan yang direncanakan.
70 % kekuatan dapat dicapai dengan cepat apabila curing dilakukan pada temperatur yang
tinggi dan atau dengan penggunaan bahan kimia tambahan yang digunakan untuk mempercepat
perkembangan kuat tekan.
Komite Institut Beton Amerika merekomendasikan waktu minimum curing sbb :
1. ASTM C 150 semen tipe I, waktu minimum curing 7 hari
2. ASTM C 150 semen tipe II, waktu minimum curing 10 hari
3. ASTM C 150 semen tipe III, waktu minimum curing 3 hari
4. ASTM C 150 semen tipe IV atau V minimum curing 14 hari
5. ASTM C 595, C 845, C 1157 waktu curing bervariasi
Temperatur curing yang tinggi dapat membantu perkembangan kuatan tekan awal
beton tetapi dapat menurunkan kekuatan pada umur 28 hari.
Jumlah air di dalam beton cair sebetulnya sudah lebih dari cukup (sekitar 12 liter per ak semen)
untuk mnyelesaikan reaksi hidrasi.
Namun sebagian air hilang karena menguap sehingga hidrasi selanjutnya terganggu.
Karena hidrasi relatif cepat pd hari-hari pertama, perawatan yg ling penting adalah pada umur
mudanya.
Kehilangan air yg cepat juga menyebabkan beton menyusut, terjadi tegangan tarik pada beton
yg sedang mengering sehingga dpt menimbulkan retak.
Beton dirawat sebanyak 7 hri akan lebih kuat sekitar 50% daripada beton tidak dirawat.