Anda di halaman 1dari 10

JOB PROGRAM PERBAIKAN KUDA KUDA BAJA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Konstruksi Baja

Yang dibina oleh Drs. H. Sugiyanto , S.T., M.T.

OLEH :

Elyasfi Alwi

170522526532

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PRODI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN

NOVEMBER 2019
Job Description :

Kuda-kuda merupakan salah satu unsur yang digunakan


membangun bangunan. Selain membentuk bagian atap, susunan rangka
batang ini juga berfungsi menopang beban, yang kemudian menyalurkannya
ke struktur di bawahnya.

Artinya, konstruksi kuda-kuda harus mampu menopang beban kuda-


kuda itu sendiri dan beban atap. Selain itu, kuda-kuda harus mampu
menahan beban lain yang disebabkan oleh unsur lain, seperti angin dan
curah hujan. Sebab, jika kuda-kuda tidak mampu menahan beban, maka
bangunan itu sendiri tidak memiliki pondasi yang kuat dan dapat mengalami
keruntuhan sewaktu-waktu.

Konstruksi kuda-kuda adalah rangkaian batang-batang material


yang setelah dibentuk dan disusun akan menghasilkan struktur bangunan
berbentuk segitiga. Beberapa material yang dapat diaplikasikan berupa
kayu, bambu, beton bertulang, baja (konvensional), dan baja ringan. Di
antara banyak material, kuda-kuda baja termasuk salah satu bahan yang
memiliki daya tahan lama. Bagaimana bisa? KPS Steel sebagai distributor
besi Jakarta akan memberikan penjelasan terkait kuda-kuda baja.

KARAKTERISTIK KUDA KUDA BAJA

Beberapa bangunan dan jembatan dengan bentang relatif lebar lebih


ideal jika menggunakan profil baja untuk konstruksi kuda-kudanya.
Bangunan seperti pabrik, gudang, bengkel, aula, gedung olahraga, dan
hanggar pesawat biasanya menuntut ruang tanpa sekat yang sangat lebar
hingga lebih dari 20 meter.
Kuda-kuda kayu, bambu dan beton bertulang rata-rata memiliki
panjang ideal sekitar 10-12 meter. Sementara kuda-kuda baja bahkan
mampu menyediakan ruang yang lebarnya hingga puluhan meter. Material
baja yang disusun dengan sistem framework mampu meminimalkan
sambungan yang tidak terhindari oleh material kayu yang rata-rata
panjangnya 12 meter.
Kesamaan sambungan batang tarik dan tekan memudahkan
perangkaian. Model kuda-kuda dapat dibuat melalui desain dan perhitungan
sesuai ukuran bentang. Berbagai jenis profil (Profil I, Profil WF, Profil H-
beam, dan Profil Siku) dapat dipilih atau dikombinasikan. Desain dan
perhitungan kuda-kuda memerlukan perhitungan yang teliti dari ahli.
Distributor besi Jakarta KPS Steel dapat menyediakan berbagai profil model
kuda-kuda sesuai dengan kebutuhan.
Kuda kuda baja yang di evaluasi adalah seperti gambar 1. Kuda kuda
baja tersebut adalah sebagai berikut:
 jenis profil siku 40.40.8
 panjang diagonal : 2,6 m
 panjang bentang : 4,5 m
 panjang batang CB : 0,4 m
 panjang batang CD : 1,15 m
 panjang batang DE : 0,8 m
 panjang batang EF : 1,45 m
 tingggi kuda kuda : 1,25 m

Gambar 1. Rangka Kuda-Kuda Baja Siku


Job Activity

Langkah Kerja

1. Mengamati sambungan pada rangka kuda kuda baja


2. Melakukan pengukuran
3. Mencocokan hasil pengukuran dengan standar yang ada
Maka didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut:
Jenis buhul kegiatan
standar evaluasi

- Jarak Baut 3d – 7d  d = 6mm


- Jarak Antar Batang  Jarak Baut 6,5 d
5 mm atau 0,5 cm  Jarak antar batang
- Jarak Baut dengan 10 mm
tepi 1,5d – 3d  2cm.
Jarak tepi ke baut
tidak sesuai
Jarak standar 3,4d

- Jarak Baut 3d – 7d  Jarak antar baut


- Jarak Antar Batang 6,6d (Sesuai)
5 mm atau 0,5 cm  Jarak antar batang
- Jarak Baut dengan 0,5 cm (Sesuai)
tepi 1,5d – 3d  Jarak baut dengan
- Jarak Ujung 2d – tepi 3,3d (Tidak
3d Sesuai)
 Jarak ujung 3,3 d
(Tidak Sesuai)

a) - Batang atas tepi  2,54cm. Tidak


(a) = 1,2d – 3d sesuai
- Batang atas  5cm. Tidak sesuai
tengah (b) = 2,5d
– 7d
b) - Batang diagonal  2,54cm. Tidak
tepi (a) = 1,2d – 3d sesuai
- Batang diagonal  4,5cm. Tidak
tengah (b) = 2,5d sesuai
– 7d
c) - Batang vertical
tepi (a) = 1,2d – 3d  2,54cm. Tidak
- Batang vertical sesuai
tengah (b) = 2,5d  4,5cm. Tidak
– 7d sesuai
d) Jarak antar batang

S1 = atas – atas  Standar = 0,5cm -


> 50mm
S2 = atas – diagonal  3cm, tidak sesuai
(1)
S3 = atas - diagonal  2,5cm, tidak
(2) sesuai
S4 = atas – vertical
S5 = atas – vertical  3cm, tidak sesuai
(1)
S6 = atas – vertical  2,5cm, tidak
(2) sesuai
 0cm, tidak sesuai
 4cm, tidak sesuai

Jadi kesimpulanya adalah sebagai berikut:


a) Pada sambungan titik B, F & I pemasangan baut dari tepi batang tidak
memenuhi standar yaitu 1,2d – 3d.
b) Pada sambungan titik B, F & I jarak pemasangan antar baut baik pada
batang bagian atas, bawah, diagonal, maupun vertical tidak memenuhi
standar jarak pemasangan baut yaitu 2,5d – 7d.
c) Jarak antar batang pada setiap sambungan juga tidak memenuhi standar
yaitu 0,5cm atau 5mm.
d) Pada titik E pemasangan batang siku terbalik dan harus dibenarkan.
e) Dari keseluruhan sambungan seluruh titik (12 buah) mengalami kesalahan.

JOB CONNETIVITY

 Project Manager (PM


PM merupakan jabatan tertinggi pada proyek. Ia merupakan orang yang
paling
bertanggung terhadap kelancaran dan berjalannya proyek baik secara pelaksanaan
maupun administrasi. Ia juga bertanggung jawab memastikan semua divisi
berjalan sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing.

 Site Manager ( SM)


Pada proses pembangunan konstruksi PM bertanggung jawab atas segala
pekerjaan pada pekejaan proyek, memberikan instruksi kepada tim untuk
mengerjakan dan menyelesaikan proyek.
 Site Engineer (SE)
Posisi atau jabatan SE bertanggung jawab untuk merealisasikan proyek
yang dalam bentuk visual menjadi aktual, yang artinya SE menjabarkan
softdrawing (gambar kerja) untuk kemudian di realisasikan pada proyek. Pada
beberapa proyek besar SE dibagi menjadi tiga bagian, SE pekerjaan arsitektur,
SE pekerjaan struktur, dan SE pekerjaan mekanik dan elektrik.

 Quality Control (QC)


Bertanggung jawab atas mutu pekerjaan lapangan, prosedur pekerjaan dan
kulitas material yang digunakan. Apabila dalam pelaksaan pekerjaan dilapangan
tidak sesuai dengan prosedur atau stadard yang digunakan QC memiliki
wewenang untuk menghentikan pekerjaan tersebut.
 Quality Surveyor (QS)
Bertangging jawab atas alur administrasi pada proyek terutama pada
bagian keuangan proyek seperti, opname pekerjaan (pembayaran
mandor/subcont) dan penagihan ke pemilik proyek (cashflow) dan juga
melakukan perhitungan volume pekerjaan, jadwal pekerjaan, menghitung
kebutuhan meterial.

 Supervisor (SPV)
Bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan di lapangan, mengarakan
pekerja dan membantu QC mengawasi atau mengontrol pekerjaan di lapangan
apakah telah sesuai dengan prosedur atau tidak.

 Drafter

Bertanggung jawab dalam pembuatan softdrawing atau gambar rencana


dengan berkordinasi dengan SE untuk meentukan gambar rencana yag
diperlukan.

 Surveyor
Bertanggung jawab dalam pekerjaan pengukuran, penentuan elevasi, dan
marking atau letak pada proyek atau bangunan yang akan dikerjakan.

 Logistic
Bertanggung jawab akan ketersedian material dan kebutuhan dalam
proyek yag berkordinasi langsung dengan QS untuk pengadaan material atau alat
yang dibutukan.

 Safety
bertanggung jawab atas keselamatan para pekerja proyek, agar tidak terjadi
kecelakaan dalam bekerja, membuat antisipasi maupun mengawasi langsung
para pekerja atau dapat diartikan sebagai pengawas kesehatan dan kesematan
kerja (K3) pada proyek.
 Pelaksana
membuat rencana pelaksanaan pekerjaan serta mempelajarai gambar kerja
(shop drawing) serta melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan.

 Pengawas
Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Lapangan biasa disebut "Pengawasan
Preventive" yaitu meminimalkan kesalahan yang ada di lapangan sehingga
dapat mengakibatkan pembongkaran dan pengulangan pekerjaan yang tidak
perlu karena kesalahan gambar ataupun mutu pekerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan.

 Mandor
Mandor Konstruksi Bertugas Memimpin Dan Mengatur Kegiatan para
tukang dan Pekerja pada pelaksanaan pekerjaan kostruksi, serta mengawasi
kelancaran dan tertib pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan target Fisik,
waktu dan mutu seperti yang ditentukan dalam rencana.

 Tukang
Kepada tukang adalah orang yang bertanggungjawab mengatur dan
memimpin para tukang untuk menyelesaikan pekerjaan Bangunan. Peran ini
sangat penting dalam menentukan baik buruknya hasil pekerjaan proyek
pembangunan.

 Pekerja
membantu dan melayani kebutuhan tukang dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Tugas buruh / pekerja sangatlah penting, tanpa mereka, tidak
mungkin tercipta gedung megah, jalan mulus, jembatan yang kekar dan
bangunan lainnya. Diperlukan tenaga fisik yang baik untuk bisa menjalankan
tugas-tugasnya mengangkut bahan material dan peralatan.

JOB SAFETY

KESELAMATAN KERJA
Job safety analysis atau JSA adalah teknik manajemen keselamatan
yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang
berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak
dilakukan, dimana JSA ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas
atau pekerjaan, peralatan dan lingkungan kerja.

Fungsi JSA

Dibawah ini terdapat beberapa kegunaan job safety analysis (JSA) yang dibuat
untuk sebagai berikut :

1. Mengenali “hazards” pada suatu pekerjaan.

2. Menaksir kemungkinan untuk merugikan pada orang, peralatan dan lingkungan


dari suatu “hazards”.

3. Memikirkan langkah untuk mengendalikan resiko yang berhubungan dengan


suatu “hazards”.

4. Memeriksa metoda kerja dan mengembangkan suatu prosedur kerja yang aman.

5. Menyediakan suatu pendekatan yang konsisten kepada semua karyawan dan


kontraktor dengan mematuhi pada manajemen resiko pekerjaan.

Tujuan job safety analysis (JSA)

Adapun tujuan job safety analysis (JSA) memiliki beberapa tujuan yang
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penelaahan risiko pada task-task yang ada pada suatu pekerjaan. Memikirkan
cara yang paling safe untuk itu.

2. Pelaku job safety analysis (JSA) harus menyelediki segala jenis hazard yang
terdapat pada masing-masing task.

3. Memikirkan cara untuk mencegah terjadinya cidera, atau kecelakaan.

4. Membantu pembuatan Prosedur Kerja yang safe (SOP).

Kesimpulan mengenai job safety analysis

Job safety analysis (JSA) bermanfaat untuk mengidentifikasi dan


menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan sehingga bahaya pada setiap jenis
pekerjaan dapat dicegah dengan tepat dan efektif.

Selain itu, JSA juga dapat membantu pekerja memahami pekerjaan mereka
lebih baik khususnya memahami potensi bahaya yang ada dan dapat terlibat
langsung mengembangkan prosedur pencegahaan kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai