Anda di halaman 1dari 42

Bengkel Sipil

POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Acuan dan Perancah I
( Form Work ) ini sesuai dengan rencana semula yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa
tingkat II semester IV Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang, sesuai dengan yang
telah dikerjakan dalam praktikum ini.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak berterimakasih kepada pihak-pihak


yang telah membantu dalam Praktek acuan dan perancah ini, antara lain :
1. Bapak SADTIM,SST.MT sebagai dosen pembimbing dalam praktikum Acuan
dan Perancah.
2. Bapak SAYFUL YUNUS selaku teknisi yang suka relawan memberikam
bantuan mengawasi praktikum yang sedang berlangsung.
3. Teman - teman yang telah memberikan bantuan baik moral maupun spritual,
sehingga pelaksanaan praktek ini berjalan hingga lancar.

Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kesalahan kesalahan dalam pembuatan


Laporan Praktek Acuan dan Perancah ini, dikarenakan keterbatasan pengalaman di lapangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran saran dan kritikan yang bersifat membangun
agar menjadi suatu laporan yang lebih baik lagi serta bermanfaat untuk kemudian harinya.

Akhir kata penulis mengharapkan laporan ini berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa
teknik sipil khususnya pada masyarakat luas umumnya.
Padang, 02 April 2015

Penulis

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan tujuan
C. Ruang lingkup praktikum
D. Sistematika laporan

BAB II PENGENALAN ALAT DAN BAHAN


A. Peralatan
B. Bahan

BAB III MEMBUAT BOWPLANK


A. Jadwal Pelaksanaan
B. Tujuan
C. Referensi
D. Dasar teori
E. Peralatan dan Bahan
F. Keselamattan Kerja
G. Langkah kerja
H. Gambar kerja

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB IV MEMBUAT KOLOM SEGI EMPAT


A. Jadwal Pelaksanaan
B. Tujuan
C. Referensi
D. Dasar teori
E. Peralatan dan Bahan
F. Keselamattan Kerja
G. Langkah kerja
H. Gambar kerja

BAB V MEMBUAT BALOK SEGI EMPAT


A. Jadwal Pelaksanaan
B. Tujuan
C. Referensi
D. Dasar teori
E. Peralatan dan Bahan
F. Keselamattan Kerja
G. Langkah kerja
H. Gambar kerja

BAB VI MEMBUAT LANTAI


A. Jadwal Pelaksanaan
B. Tujuan
C. Referensi
D. Dasar teori
E. Peralatan dan Bahan
F. Keselamattan Kerja
G. Langkah kerja
H. Gambar kerja

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB VII MEMBUAT TANGGA


A. Jadwal Pelaksanaan
B. Tujuan
C. Referensi
D. Dasar teori
E. Peralatan dan Bahan
F. Keselamatan Kerja
G. Langkah kerja
H. Gambar kerja

BAB VIII PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya dalam suatu pekerjaan konstruksi sipil, acuan perancah (form work )
merupakan bagian terpenting terhadap pelaksanaan kontruksi yang direncanakan, walapun
acuan perancah hanya kontruksi yang bersifat sementara. Acuan dan perancah sangat
menentukan bentuk dari kontruksi yang sebenarnya dari yang kita rencanakan.

Untuk membuat konstruksi tersebut memerlukan suatu cetakan. Cetakan ini terbuat dari
kayu atau besi yang berbentuk sedemikian rupa, sehingga hasilnya sesuai dengan yang
diinginkan. Untuk menangani masalah ini diperlukan keahlian khusus dibidang acuan dan
perancah.

B. Maksud dan Tujuan

Acuan dan Perancah adalah suatu konstruksi sementara yang terdiri dari atas cetakan
beton ( Concrete Form ) dan pendukungnya yang terdiri atas gelegar acuan serat dan acuan
tiang. Kontruksi tersebut harus dapat menahan berat baja tulangan, adukan beton pekerja dan
peralatan lainnya atau harus dapat menahan yang ada diatasnya baik beban mati maupun beban
hidupbahkan beban kejut dari pada saat pekerjaan beton sampai beton tersebut mengeras.

Pada praktek Acuan dan Perancah yang dilaksanakan bertujuan supaya setelah
melaksanakan praktek mahasiswa dapat :
1. Melakukan pekerjaan Acuan dan Perancah serta terampil dalam hal hal yang
berhubungan dengan pekerjaan konstruksi.
2. Terampil dan mengetahui fungsi dari kontruksi yang dibuat.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

3. Menggunakan peralatan Acuan dan Perancah dengan baik dan benar yang sesuai
fungsinya.
4. Mengatasi permasalahan yang timbul dalam pengerjaan acuan dan perancah.
5. Mengaplikasikan pada saat bekerja pada instansi masing masing nantinya.

Syarat syarat Acuan dan perancah

1. Syarat keamanan
Harus mampu menahan beban yang bekerja diatasnya baik yang datangnya dari benda
hidup maupun benda mati. Konstruksi ini harus kaku sehingga tidak terjadi deformasi
yang melebihi ketentuan.

2. Syarat kwalitas
Konstruksi harus kedap air bersih, rapi, dan benar sehingga mendapatkan hasil yang
lebih baik.

3. Syarat Ekonomis
Dapat melakukan penghematan terhadap bahan waktu, tenaga kerja dan melakukan
efisiensi terhadap beberapa hal yaitu membuat konstruksi yang mudah dibuat dan
mudah pula dibuka tanpa mengakibatkan kerusakan yang berarti.

4. Syarat Estetika
Konstruksi yang dibuat haruslah memiliki nilai keindahan dan kenyamanan dalam
bekerja.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

C. Ruang Lingkup Praktikum

Pada praktek Acuan dan Perancah membahas dasar dasar pengerjaan suatu kontruksi
diantaranya :
1. Membuat Bowplank (papan duga )
2. Membuat Acuan Kolom
3. Membuat Acuan Balok
4. Membuat Acuan Plat Lantai
5. Membuat Acuan Tangga

D. Sistematika Laporan

Pada sistematika laporan ini untuk mempermudah dalam memahami laporan yang
dibuat, maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut :
1. Tujuan praktek
2. Dasar teori
3. Peralatan dan bahan
4. langkah kerja
5. Gambar kerja

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB II
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

2.1 Peralatan
Pada pekerjaan ini peralatan yang digunakan dalam praktek acuan dan perancah I ini,
diantaranya sebagai berikut :
a. Water pass
Terbuat dari aluminium dan dilengkapi dengan kotak nivo yaitu sebuah tabung yang
didalamnya terdapat cairan dan gelembung udara sebagai penunjuk kedatarannya. Pada
umumnya terdapat tiga tabung nivo didalamnya yang juga dapat digunakan sebagai
kemiringan dan ketegakkan suatu bidang.

b. Siku siku
Terbuat dari plat baja dengan berat sekitar 500 gr dan alat ini digunakan sebagai
pengatur kesikuan bidang kerja.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

c. Meteran
Alat ini digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, dan tebal kayu yang akan
dikerjakan.

d. Unting unting
Terbuat dari besi kuningan dengan berat sekitar 300-500 gr. Digunakan sebagai
pengontrol ketegakkan antara dua titik dalam suatu pekerjaan.

e. Gergaji
Terbuat dari plat baja yang tipis. Digunakan sebagai alat potong ataupun belah pada
kayu.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

f. Palu
Terbuat dari besi ataupun baja dengan tangkai kayu. Alat ini digunakan untuk
menancapkan kayu ataupun mengungkit paku bila menggunakan palu cakar.

g. Selang Air
Alat ini berupa selang yang berisi air. Alat ini digunakan untuk mengukur ketinggian
antara dua titik.

h. Kuku kambing
Digunakan untuk mencabut paku pada benda kerja, biasanya digunakan untuk
mencabut paku dengan ukuran diatas 2.5 inc (yang tidak dapat dicabut dengan palu
cakar).

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

i. Gergaji mesin
Pada dasarnya mempunyai fungsi yang sama dengan gergaji manual. Alat ini digunakan
untuk mempermudah ataupun mempercepat pekerjaan memotong ataupun membelah
kayu.

j. Helm kerja
Digunakan sebagai pelindung bagian kepala dari kemungkinan cedera yang di
akibatkan tertimpa ataupun terbentur.

2.2 Bahan Bahan


Selama melaksanakan pekerjaan acuan dan perancah I ini kita menggunakan bahan
sebagai berikut :
a. Triplek
Berupa kayu tipis yang terdiri dari tiga lapis. Pada pekerjaan ini kita digunakan sebagai
mal dan alas pada lantai tangga.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

b. Multiplek
Pada pekerjaan acuan dan perancah ini digunakan sebagai alas cetakan plat lantai agar
mudah dalam pengerjaan.

c. Papan
Digunakan sebagai cetakan Sloof, Bouwplank, Kolom dan keperluan lainnya.biasanya
kita mengunakan papan ukuran 2/10

d. Kayu dan Balok


Terdapat beberapa ukuran, diantaranya 6/12, 8/12, 5/7, 4/6, dan sebagainya. Biasanya
digunakan sebagai tiang perancah dan lainnya.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

e. Paku
Paku juga tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari inc sampai 4 inc. Dan
digunakan sebagai penyambung pada kayu.

f. Benang
Digunakan sebagai penjaga kelurusan ataupun kedataran dari suatu pekerjaan. Juga
digunakan sebagai acuan awal dari pekerjaan.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB III
MEMBUAT BOWPLANK

A. Jadwal dan Tempat Praktek

1. Hari / Tanggal : Senin / 03 Maret 2014


2. Waktu : 08.00 selesai
3. Tempat : Form Work Area Laboratorium Konstruksi Politeknik Negeri
Padang

B. Tujuan Praktek

Pada akhir praktek mahasiswa dapat :


1. Mengetahui cara pembuatan Bowplank.
2. Menentukan titik duga atau peil suatu bangunan.
3. Menentukan letak bangunan.
4. Membuat papan duga dilapangan.
5. Membuat siku bangunan.
6. Mengetahui langkah kerja yang efektif pada saat pemasangan acuan pelat
lantai dengan baik dan benar.
7. Terampil dalam menggunakan peralatan yang diperlukan.

C. Referensi

1. Ing R. Sagel, Ing P. Kole dan Ir. Gideon H. Kusuma, M Eng, Pedoman Pengerjaan
Beton , Erlangga, Jakarta 1994.
2. SNI 2002.
3. Zainal A. Z. B. A. E, Membangun Rumah, PT Gramedia, Jakarta, 1984.

D. Dasar Teori

Untuk mendirikan suatu bangunan atau konstruksi kita harus terlebih dahulu
menentukan dimana bangunan itu didirikan dan bagaimana keadaan dan situasi linhkungan
serta bagaimana letak geografisnya. Oleh karena itu kita harus tahu tentang letak bangunan
atau konstruksi tersebut terutama kedatarannya.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

Untuk mengatasi keadaan yang demikian maka diperlukan Papan Duga / Bowplank
dimana fungsinya adalah sebagai konstruksi sementara untuk mengukur kedataran, kesikuan,
kelurusan, ketinggian dan sebagai acuan untuk menentukan atau perempatan as bangunan.
Biasanya Papan Duga / Bowplank tingginya 30 cm diatas pondasi yang akan kita bangun
tersebut.

Syarat syarat pemasangan bowplank :

1. Papan atau kayu yang dipakai harus yang datar.


2. Pemasangan Bowplank harus berjarak antara 1 1,5m dari dinding terluar.
3. Bidang Bowplank harus sama tinggi dengan menggunakan slang air atau
waterpass.
4. Pemasangan Bowplank harus kaku dan kuat dan kokoh.

Pendirian dari Bowplank harus sejajar dengan garis bangunannya dan kalau dapat titik
fokusnya diberi cat tapi pada praktek ini hanya menggunakan pensil dan pulpen untuk
menandai serta paku untuk tempat mengikat benang sebagai acuan agar tidak tejadi pergeseran
dari titik yang telah dicari tersebut.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

E. Bahan bahan yang dibutuhkan

1. Papan dengan ukuran 2/20 cm


2. Kayu dengan ukuran 5/7 cm
3. Paku dengan ukuran 1,5 inci 2 inci
4. Benang

F. Peralatan yang digunakan

1. Pensil / pena
2. Siku siku
3. Unting unting
4. Waterpass
5. Meteran
6. Selang air
7. Benang
8. Rol meter
9. Palu
10. Gergaji
11. Kuku kambing
12. Kapak

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

G. Keselamatan Kerja

1. Menempatkan peralatan pada tempatnya ( Tool Box ).


2. Memakai pakaian kerja / praktek lengkap dengan sepatu kerja serta helm.
3. Konsentrasi pada saat bekerja.
4. Menempatkan bahan bahan pada tempat yang cocok sehingga tidak mengganggu
selama bekerja.

H. Langkah Kerja
1. Memahami gambar, menentukan jarak antara titik bangunan dengan titik lokasi.

WC 1,5

RK KT 3

RT
KT 3

0,5

2. Persiapkan3 peralatan dan3 bahan yang akan digunakan.


3. Ukur lokasi kerja dan tancapkan patok patok dengan ukuran yang telah
ditentukan.
4. Tancapakan patok diluar dengan jarak 1 1,5 meter dari luar pondasi, sehingga
membentuk segi empat
5. Pada tiang pancang dipasang papan bowplank dan dibuat datar dengan
menggunakan waterpass.
6. Setelah papan dipasang sekeliling dan kontrol apakah permukaannya sudah sama
tinggi dengan menggunakan selang air atau tripot sifat datar.
7. Setelah itu baru kita buat besar pondasi yang akan dikerjakan.
8. Menandai as as pondasi yang akan dibangun kemudian pakukan.
9. Setelah itu pasang benang pada paku tersebut dan hubungkan antara paku tersebut
sehingga saling berpotongan satu sama lainnya.
10. Pada perpotongan benang usahakan siku dengan menggunakan siku siku atau
prinsip phitagoras.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

11. Pasang paku pada permukaan papan dengan ukuran 20 cm ( 10 cm kanan dan kiri
dari as ) sebagai dasar pondasi, 60 cm ( 30 cm kanan dan kiri dari as ) sebagai
permukaan pondasi dan 40 cm ( 20 cm kanan dan kiri dari as ) sebagai acuan sloof.
12. Menghubungkan benang pada paku - paku tersebut sesuai bentuk denah.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB IV
MEMBUAT ACUAN DAN PERANCAH
KOLOM SEGI EMPAT

A. Jadwal dan Tempat Praktek

1. Hari / Tanggal : Rabu / 05 Maret 2014


2. Waktu : 09.00 selesai
3. Tempat: Form Work Area Laboratorium Konstruksi Politeknik Negeri
Padang

B. Tujuan Praktek

Pada akhir praktek mahasiswa dapat :

1. Membuat cetakan dan acuan Kolom Segi Empat.


2. Menyetel cetakan kolom segi empat menjadi vertikal.
3. Menentukan letak bangunan.
4. Meluruskan kedudukan cetakan yang satu dengan kolom yang lainnya.
5. Mengetahui langkah kerja yang efektif pada saat pemasangan acuan pelat
lantai dengan baik dan benar.
6. Terampil dalam menggunakan peralatan yang diperlukan.

C. Referensi

1. Ing R. Sagel, Ing P. Kole dan Ir. Gideon H. Kusuma, M Eng, Pedoman
Pengerjaan Beton , Erlangga, Jakarta 1994.
2. SNI 2002.
3. Zainal A. Z. B. A. E, Membangun Rumah, PT Gramedia, Jakarta, 1984

D. Dasar Teori

Didalam mendirikan bangunan atau konstruksi yang paling menentukan adalah


tiangnya atau sering juga disebut Kolom. Semua gaya yang ada diatas bangunan atau
konstruksi diterima oleh kolom dan diteruskan ke Sloof dan Pondasi. Oleh karena itu maka
Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

akan diusahakan agar bangunan yang akan dibangunan tidak mengalami keruntuhan, maka
dalam hal ini harus diperhitungkan bentuk dan besarnya kolom agar dapat menopang semua
beban yang ada diatasnya. Dalam Standar Nasional Indonesia untuk pembuatan kolom yang
diberi ukuran 40 cm x 40 cm yang telah diperhitungkan sebelumnya.

Ukuran standar ini adalah untuk menjaga dan memperhatikan kekuatan dan daya
tahannya. Tapi yang lebih berpengaruh adalah perhitungan dari besar Kolom tersebut yang
harus disesuaikan dengan beban yang akan dipikul oleh Kolom tersebut. Dalam perhitungan
besarnya Kolom dan jarak kelompok yang akan dibuat sangat diperhatikan kekuatan bahan
yang akan digunakan untuk menahan gaya dari beton itu sendiri, terutama pada dindingnya
( tegak lurus ). Disamping itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain :

1. Tinggi pengecoran
2. Kecepatan pengecoran
3. Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran

Syarat syarat acuan dan perancah pada Kolom Segi Empat :


1. Acuan dan Perancah Kolom yang dihasilkan harus kuat dan kokoh.
2. Acuan dan perancah kolom tersebut harus mudah dibongkar.
3. Acuan perancah harus ekonomis dan tepat guna.
4. Usahakan didalam merangkai papan papan cetakan serapat mungkin.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

5. Untuk klam perangkai papan cetakan pada bagian sisi lebar, ukuran klam
ditambah 0,5 1 cm dari tepi papan dan pada bagian sisi panjang dikurangi 0,5
1 cm dari tepi papan.
6. Pemakuan tidak boleh menembus papan bagian dalam.
7. Kedudukan dan ketegakan cetakan kolom tidak boleh berubah.
.
Bentuk-bentuk kolom ada 3 macam, antara lain :
1. Bentuk bulat.
2. Bentuk segi empat.
3. Bentuk segi banyak.

E. Bahan bahan yang dibutuhkan

1. Papan dengan ukuran 2/20 cm


2. Kayu dengan ukuran 4/6 cm
3. Paku dengan ukuran 1,5 inci 2 inci

F. Peralatan yang digunakan

1. Pensil / pena
2. Siku siku
3. Unting unting
4. Waterpass
5. Meteran
6. Selang air
7. Benang
8. Rol meter

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

9. Palu
10. Gergaji
11. Kuku kambing
12. Kapak
13. Kapur bewarna

G. Keselamatan Kerja

1. Menempatkan peralatan pada tempatnya ( Tool Box ).


2. Memakai pakaian kerja / praktek lengkap dengan sepatu kerja serta helm.
3. Konsentrasi pada saat bekerja.
4. Menempatkan bahan bahan pada tempat yang cocok sehingga tidak
mengganggu selama bekerja.

H. Langkah Kerja

1. Memahami gambar, menentukan jarak antara titik bangunan dengan titik lokasi.
2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
3. Memotong, membelah dan mengetam kayu tersebut dengan teliti yang sesuai
dengan ukuran yang dibutuhkan.
4. Merangkai kayu yang dibelah tersebut sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
5. Merangkai keempat sisinya sehingga siku dan lurus dan jangan sampai terjadi
kekeliruan dan ketimpangan dalam pemasangannya. Dalam pemasangan
usahakan serapat mungkin supaya dalam pengecoran jangan terjadi kehilangan
air semen akibat dari kebocoran acuan Kolom tersebut.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

6. Rentangkan benang yang berbentuk segi empat dengan ukuran yang


tercantum didalam gambar dan usahakan setiap perpotongan benang
membantuk sudut 90o.
7. Dirikan kolom pada sudut / perpotongan benang.
8. Cek kelurusan vertikal dengan menggunakan unting unting.
9. Lakukan pemasangan pada semua kolom yang direncanakan dan cek kelurusan
antara kolom dengan kolom yang lainnya.
10. Setelah lurus pasangkan skor skor pengaku pada cetakan kolom agar kolom
menjadi kuat dan kokoh.

Model Kolom I Model kolom II

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB VI
MEMBUAT ACUAN DAN PERANCAH
BALOK

A. Jadwal dan Tempat Praktek

1. Hari / Tanggal : Senen 10 Maret 2014


2. Waktu : 09.00 selesai
3. Tempat: Form Work Area Laboratorium Konstruksi Politeknik Negeri
Padang

B. Tujuan Praktek

Pada akhir praktek mahasiswa dapat :

1. Membuat cetakan dan acuan perancah Balok.


2. Menyetel cetakan balok menjadi horizontal sesuai dengan ukuran.
3. Menentukan letak bangunan.
4. Mengatasi persoalan-persoalan yang timbul pada saat pelaksanaan praktek
Dapat membuat cetakan balok.
5. Mengetahui langkah kerja yang efektif pada saat pemasangan acuan pelat
lantai dengan baik dan benar.
6. Terampil dalam menggunakan peralatan yang diperlukan.

C. Referensi

1. Ing R. Sagel, Ing P. Kole dan Ir. Gideon H. Kusuma, M Eng, Pedoman
Pengerjaan Beton , Erlangga, Jakarta 1994.
2. SNI 2002.
3. Zainal A. Z. B. A. E, Membangun Rumah, PT Gramedia, Jakarta, 1984.

D. Dasar Teori

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

Komponen penyangga dapat berbentuk tiang, tiang ganda atau rangka satu dari pipa
baja. Penyangga dari suatu tiang dapat dibangun pada tempat pekerjaan atau dapat diperoleh
dari banyak perusahaan dan juga dapat disewa.
Tiang penyangga pipa tersebut dalam berbagai ukuran dan jenis, rangka rangka
disambung menurut cetakan dengan klemp diagonal untuk membentuk menara. Dalam praktek
membuat acuan dan peranca Balok menggunakan bahan dari kayu, tiang tiang penyangga
harus kaku dan kuat agar dapat menopang beban yang akan dipikul. Landasan harus kuat
dengan artian tidak akan terjadi penurunan akibat adanya pembebanan diatasnya dan
kurangnya daya dukung tanah yang berada dibawah penyangga, oleh karena itu penyangga
harus diberi bantalan yang terbuat potongan papan yang kuat.

Hal hal yang harus diperhatikan dalam membuat acuan perancah balok :

1. Tiang perancah dibuat vertikal dan tidak boleh goyang ( harus kuat ).
2. Balok pendukung harus diserut untuk mendapatkan permukaan yang rata.
3. tiang perancah tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak
disokong kearah samping.
4. Semua pekerjaan cetakan harus tepat pada ukurannya dan rata.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

E. Bahan bahan yang dibutuhkan

1. Papan dengan ukuran 2/20 cm


2. Kayu dengan ukuran 4/6 cm
3. Kayu ukuran 5/7
4. Paku dengan ukuran 1,5 inci 3 inci

F. Peralatan yang digunakan

1. Pensil / pena
2. Siku siku
3. Unting unting
4. Waterpass
5. Meteran
6. Selang air
7. Benang
8. Rol meter
9. Palu
10. Gergaji
11. Kuku kambing
12. Kapak
13. Kapur bewarna

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

G. Keselamatan Kerja

1. Menempatkan peralatan pada tempatnya ( Tool Box ).


2. Memakai pakaian kerja / praktek lengkap dengan sepatu kerja serta helm.
3. Konsentrasi pada saat bekerja.
4. Menempatkan bahan bahan pada tempat yang cocok sehingga tidak
mengganggu selama bekerja.

H. Langkah Kerja

1. Memahami gambar, menentukan jarak antara titik bangunan dengan titik lokasi.
2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
3 . Memotong, membelah dan mengetam kayu tersebut dengan teliti yang sesuai
dengan ukuran yang dibutuhkan.
4. Merangkai multiplek yang dibelah tersebut sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
5. Kemudian pasangkan multiplek tersebut pada bahagian atas kolom yang telah
didirikan tadi, sehingga multiplek tersebut terhubung ke kolom yang satu
dengan yang lainnya.
6. Setelah itu buat dinding balok dengan ukuran bagian luar balok yaitu 30 cm dan
bagian dalam balok 20 cm.
7. Pada bagian bawah balok diberi tiang perancah dengan keadaan vertikal sejarak
60cm dan antar tiang tiang acuan tersebut dirangkai menggunakan papan skor
yang berfungsi untuk menahan cetakan balok diisi dengan adukan, tidak terjadi
deformasi.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

8. Pada bagian bawah tiang perancah diberi baji yang berguna untuk menyetel
ketegakannya supaya berdiri dengan kokoh dan kuat.
9. Setelah dinding balok dipasangkan, beri skor pada dinding balok agar balok
berdiri dengan kuat dan kokoh.

balok

kolom

kolom

Bekisting

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB VII
MEMBUAT ACUAN DAN PERANCAH
PELAT LANTAI

A. Jadwal dan Tempat Praktek

1. Hari / Tanggal : Rabu,12 Maret 2014


2. Waktu : 09.00 selesai
3. Tempat: Form Work Area Laboratorium Konstruksi Politeknik Negeri
Padang

B. Tujuan Praktek

Pada akhir praktek mahasiswa dapat :

1. Membuat cetakan dan acuan perancah Pelat Lantai.


2. Menyetel cetakan lantai menjadi horizontal sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
3. Dapat mengatasi persoalan persoalan yang timbul pada saat pelaksanaan
praktek.
4. Mengetahui langkah kerja yang efektif pada saat pemasangan acuan pelat
lantai dengan baik dan benar.
5. Terampil dalam menggunakan peralatan yang diperlukan.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

C. Referensi

1. Ing R. Sagel, Ing P. Kole dan Ir. Gideon H. Kusuma, M Eng, Pedoman
Pengerjaan Beton , Erlangga, Jakarta 1994.
2. SNI 2002.
3. Zainal A. Z. B. A. E, Membangun Rumah, PT Gramedia, Jakarta, 1984.

D. Dasar Teori

Pelat lantai merupakan syarat utama dari suatu bangunan atau suatu konstruksi lainnya.
Dalam perencanaannya dan pembuatan pelat lantai harus dipahami dan dipikirkan syarat
syarat yang harus diperhatikan dalam fungsinya sebagai penopang suatu bangunan ruang.
Untuk pembuatan lantai 2 ( dua ) atau lebih maka harus diperhitungkan tentang kekuatan dan
momen gaya yang terrjadi pada pelat lantai tersebut. Tanpa perhitungan tersebut
mempermudah bangunan akan runtuh akibat tidak sanggup menahan beban yang bekerja
diatasnya.

Tebal pelat lantai harus pula diperhitungkan, tebal lantai harus sesuai dengan kekuatan
lantai, maka para ilmuan dan pakar menetapkan dan menstandarkan suatu ketentuan dan
peraturan dimana ketebalan pelat lantai berkisar antara 10 cm 15 cm. Tujuannya adalah untuk
menjaga kestabilan dan kekuatan dari pelat lantai, disini juga diperhitungkan akibat yang
timbul / turun melalui balok serta kolom nantinya, apakah mungkin balok dan kolom dapat
membagi dan meneruskan gaya dari lantai itu, disinilah letak standarisasi ketebalan dari pada
pelat lantai.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

Adapun hal hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan acuan pelat lantai
adalah sebagai berikut :

1. Tiang acuan dibuat vertikal dan tidak boleh goyang ( harus kuat )..
2. Gelagar acuan diserut untuk mendapatkan permukaan yang rata.
3. Semua pekerjaan cetakan harus tepat ukurannya dan rapi.

E. Bahan bahan yang dibutuhkan

1. Multiplek
2. Kayu dengan ukuran 6/12
3. Kayu ukuran 5/7
4. Paku dengan ukuran 1,5 inci 3 inci

F. Peralatan yang digunakan

1. Pensil / pena
2. Siku siku
3. Unting unting
4. Waterpass
5. Meteran
6. Benang
7. Rol meter
8. Palu
9. Gergaji
10. Kuku kambing
11. Kapak

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

G. Keselamatan Kerja

1. Menempatkan peralatan pada tempatnya ( Tool Box ).


2. Memakai pakaian kerja / praktek lengkap dengan sepatu kerja serta helm.
3. Konsentrasi pada saat bekerja.
4. Menempatkan bahan bahan pada tempat yang cocok sehingga tidak
mengganggu selama bekerja.

H. Langkah Kerja

1. Memahami gambar, menentukan jarak antara titik bangunan dengan titik lokasi.
2. Memotong, membelah dan mengetam kayu tersebut dengan teliti yang sesuai
dengan ukuran yang dibutuhkan.
3. Sebelum memasang acuan perancah pelat lantai terlebih dahulu harus
memasang gelagar untuk menahan pelat lantai tersebut, Jarak antar gelagar
berkisar antara 60 cm 70 cm.
4. Dalam pemasangan gelagar, kayu yang dipasang adalah kayu yang berukuran
6/12 sepanjang 366 cm sebanyak 4 ( empat ) batang.
5. Memakukan gelagar tersebut pada acuan balok yang telah dibuat hingga
kedudukan balok tersebut kuat dan kokoh.
6. Melakukan pemasangan tiang perancah dari kayu ukuran 5/7 yang berjarak
berkisar antara 50 cm 60 cm, pemasangan perancah harus sama dengan jarak
tiang perancah.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

7. Setelah pemasangaan tiang tiang acuan pelat lantai, berilah penguat /


skorpada masing masing tiang dengan menggunakan papan. Skor tersebut
dipasang secara menyilang / diagonal yang bertujuan agar kedudukan tiang
tiang tersebut kokoh dan kuat.
8. Kemudian pasangkan multiplek diatas gelagar gelagar sebagai dasar acuan
pelat lantai, kemudian diperkuat dengan paku.
9. Kontrol pemasangan multiplek usahakan benar benar horizontal, rapat serta
rapi.
10. Sebelum pengecoran terlebih dahulu diberi alas berupa kertas semen agar air
semen tidak keluar.

Plat Lantai

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB VII
MEMBUAT ACUAN DAN PERANCAH
TANGGA

A. Jadwal dan Tempat Praktek

1. Hari / Tanggal : kamis, 14 Maret 2014


2. Waktu : 09.00 selesai
3. Tempat: Form Work Area Laboratorium Konstruksi Politeknik Negeri
Padang

B. Tujuan Praktek

Pada akhir praktek mahasiswa dapat :

1. Merencanakan tangga yang ideal ssesuai dengan bentuk yang diinginkan


2. Membuat cetakan dan acuan perancah tangga
3. Menentukan optrede dan antrede serta banyaknya anak tangga yang akan
dibuat.
4. Menyetel cetakan anak tangga sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
5. Dapat mengatasi persoalan persoalan yang timbul pada saat pelaksanaan
praktek.
6. Mengetahui langkah kerja yang efektif pada saat pemasangan acuan pelat
lantai dengan baik dan benar.
7. Terampil dalam menggunakan peralatan yang diperlukan.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

C. Referensi

1. Ing R. Sagel, Ing P. Kole dan Ir. Gideon H. Kusuma, M Eng, Pedoman
Pengerjaan Beton , Erlangga, Jakarta 1994.
2. SNI 2002
3. Zainal A. Z. B. A. E, Membangun Rumah, PT Gramedia, Jakarta, 1984.

D. Dasar Teori

Pada dasar teori tangga hampir sama dengan dasar teori pelat lantai, karena harus
sama sama memperhitungkan kekuatan dan daya lentur momennya serta tegangan tumpuan
dari tangga bagian bawah ( dasar tangga / ujung bawah tangga ). Ketebalann tangga juga
ditetapkan dan distandarkan adalah berkisar antara 10 cm 15 cm tetapi kebiasaan yang
diterapkan adalah 12 cm. Ditetapkan sedemikian rupa untuk mengingat gaya dan momen yang
diterima oleh tumpuan tangga. Seandainya lantai tangga agak terlalu tebal tentu saja tumpuan
tangga dari berat sendiri belum lagi ditambah beban tambahan ( beban hidup dan benda lain
yang berada diatasnya ).
Dalam pembuatan perencanaan tangga harus diperhatikan untuk mengetahui dan
mengerti akan bentuk tangga yang ada kesetimbangan dan keserasian untuk menjaga kestabilan
dan keindahan untuk bentuk tangga tersebut.

Adapun bagian bagian dari tangga adalah sebagai berikut :


1. Pondasi Tangga
Pondasi tangga adalah sebagai dasar tumpuan agar tangga tidak mengalami
penurunan dan pergeseran kearah mendatar.
2. Anak tangga ( Trede )
Anak tangga adalah konstruksi yang berfungsi untuk berpijak atau
melangkah pada arah orizontal atau vertikal.
3. Ibu Tangga ( Boom )
Ibu tangga merupakan bagian yang berfungsi untuk mendukung anak
tangga.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

4. Bordes
Bordes adalah suatu antrede yang mempunyai lebar minimum sama dengan
lebar tangga ( Antrede yang terpanjang ). Fungsinya adalah :
a. Sebagai tempat istirahat / berhenti sementara
b. Sebagai daerah belokan / putar
5. Pegangan Tangga
a. Ditinjau dari segi bahan yang digunakan
Tangga kayu
Tangga besi / baja
Tangga beton
b. Ditinjau dari segi bentuknya
Tangga yang berbentuk lurus
Tangga dengan belokan 90o
Tangga dengan belokan 180o
Tangga dengan belokan 270o
Tangga dengan belokan 360o
Tangga lengkung
Adapun hal hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan tangga :
1. Penempatan tangga diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan
2. Ruangan untu tangga dibatasi sekecil kecilnya atau sesuai syarat yang
ditentukan
3. Tempat tangga harus mendapatkan sinar matahari yang cukup pada siang
hari.
4. Bentuk dibuat sederhana dan konstruksi yang mudah.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

Perencanaan tangga dibutuhkan data data antara lain :


1. Jenis material tangga ( kayu, baja dan beton )
2. Bentuk tangga
3. Ukuran Antredre dan optrede
Rumus umum untuk mengetahui dari optrede dan antrede
2 Optrede + Antrede = berkisar antara ( 60 cm 70 cm )
Optrede x Antrede = berkisar antara ( 400 cm 450 cm )
Jika Optrede = n maka An = n 1
Dalam praktek ini ukuran tangga adalah sebagai berikut :
a. Tinggi lantai adalah 283 cm
b. Jika iambil lebar Antrede 20 cm dan tangga dibuat dengan
belokan 90o dengan tinggi bordes 140 dari lantai dasar
c. Maka Optrede 140 cm / 20 cm = 7 anak tangga s.d. bordes
d. 2*Op + An = berkisar antara ( 60 cm 70 cm )
2*20 cm + An = 68 cm
40 cm + An = 68 cm
Antrede = 68 cm 40 cm
Antrede = 28 cm
e. Lebar tangga = 6 x 28 cm
Lebar tangga = 168 cm
f. Lebar bordes = 100 cm

E. Bahan bahan yang dibutuhkan

1. Multiplek
2. Kayu dengan ukuran 6/12
3. Kayu ukuran 5/7
4. Papan 2/20
5. Paku dengan ukuran 1,5 inci 3 inci
6. benang

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

F. Peralatan yang digunakan

1. Pensil / pena
2. Siku siku
3. Unting unting
4. Waterpass
5. Meteran
6. Benang
7. Rol meter
8. Palu
9. Gergaji
10. Kuku kambing
11. Kapak

G. Keselamatan Kerja

1. Menempatkan peralatan pada tempatnya ( Tool Box )


2. Memakai pakaian kerja / praktek lengkap dengan sepatu kerja serta helm
3. Konsentrasi pada saat bekerja
4. Menempatkan bahan bahan pada tempat yang cocok sehingga tidak
mengganggu selama bekerja

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

H. Langkah Kerja

1. Memahami gambar, menentukan jarak antara titik bangunan dengan titik lokasi
2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
3. Pelajari gambar kerja dan mengkalkulasi kebutuhan bahan.
4. Memotong, membelah dan mengetam kayu tersebut dengan teliti yang sesuai
dengan dengan ukuran yang dibutuhkan.
5. Rangkailah papan papan sebagai sisi tegak cetakan tangga.
6. Berdirikan tiang tiang acuan tangga tersebut.
7. Membuat bordes dengan ukuran 100 cm x 100 cm dengan tinggi 140 cm
8. Rentangkan benang pada acuan untuk pedoman membuat kemiringan tangga
dan gelagar acuan tangga.
9. Pakukan gelagar acuan balok dan tangga pada tiang tiang acuannya dengan
berpedoman kepada benang yang telah direntangkan, kemudian diskor.
10. Papan cetakan balok dan multiplek ( lantai tangga ) dipakukan pada gelagar
gelagarnya, kemudian diskor.
11. Sisi sisi tegak tangga dipakukan pada sisi bawah cetakan cetakan tersebut,
selanjutnya diperkuat dengan papan papan penguat. Untuk sisi tegak tangga
digambar untuk memudahkan pemasangan.
12. Langkah terakhir adalah memakukan papan papan optrede dan diperkuat
dengan papan papan penguat.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

BAB IX
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pelaksanaan acuan dan perancah yang dilakukan selam 2 minggu dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu :

1. Penguasaan gambar kerja rencana sangat perlu karena menerapkan atau membentuk
suatu kontruksi sesuai dengan apa yang ada didalam gambar, sehingga diperlukan
ketelitian, kecermatan dan perhitungan yang matang.
2. Inisiatif bekerja harus ditumbuhkan karena dalam praktek ini akan menambah
pengalaman dan wawasan yang nantinya dapat dipergunakan.
3. Sangat dibutuhkan kerja sama dan pengertian antar rekan rekan kerja untuk
mengatasi kendala yang ditemukan saat melakukan praktek.

B. Saran saran

Secara umum pelaksanaan praktek acuan dan perancah penulis menggap telah berjalan
dengan baik tetapi masih di temukan masalah masalah kecil sehingga perlunya perbaikan
untuk masa masa yang akan datang baik bagi penulis maupun pihak yang lain yaitu :
1. Perlunya peningkatan disiplin terutama dari segi menejemen waktu.
2. Koordinasi dalam bekerja dengan rekan rekan yang perlu ditingkatkan karena
dalam pekerjaan dengan rekan rekan yang perlu ditingkatkan karena dalam
pekerjaan sangat dibutuhkan kerja sama dan kekompakan.

Fauzul Syafwan
1301021035
Bengkel Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG ACUAN PERANCAHI

3. Agar pekerjaan dapat selesai dengan cepat maka peralatan yang tersedia
haruslah lengkap dan memadai
4. Dalam melaksanakan praktek ini haruslah hati-hati agar pekerjaan yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik
5. Agar pekerjaan dapat selesai dengan baik dibutuhkan kerja sama tim yang baik.
6. Agar pekerjaan yang sedang dilakukan terhindar dari berbagai permasalahan
yang tak diinginkan, sangat dibutuhkan dampingan dari Teknisi.

Fauzul Syafwan
1301021035

Anda mungkin juga menyukai