Anda di halaman 1dari 14

PARAMETER TANAH BERDASARKAN COMPRESSIBILITY INDEX

1. Parameter-Parameter Tanah Berdasarkan Compresibility


No Nama Parameter Tanah Lambang Pengujian
Koefisien Pemampatan (Coefficient of
1 av
Compression)
Koefisien Perubahan Volume
2 mv
(Coefficient of Volume Change) Pengujian
3 Compression Index Co Konsolidasi 1
Dimensi
4 Koefisien Konsolidasi Arah Vertikal Cv
Tekanan Prakonsolidasi
5 pc’
(Preconsolidation Pressure)
6 California Bearing Ratio (CBR) CBR (%) Plate Bearing Test
7 Porositas Φ Uji Permeabilitas
8. Viskositas µ Tanah

a. Koefisien Pemampatan (Coefficient of Compression , av) dan Koefisien Perubahan


Volume (Coefficient of Volume Change , mv)
Koefisien pemampatan ( av ) adalah koefisien yang menyatakan kemiringan kurva e-p’.
Jika tanah dengan volume V1 mampat sehingga volumenya menjadi V2, dan mampatnya
tanah dianggap hanya sebagai akibat pengurangan rongga pori, maka perubahan volume
hanya dalam arah vertikal dapat dinyatakan :

dimana :
e1 = angka pori pada tegangan p1’
e2 = angka pori pada tegangan p2’
V1 = volume pada tegangan p1’
V2 = volume pada tegangan p2’
b. Compression Index (Cc)
Indeks Pemampatan Cc adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e - log p’.
Untuk dua titik yang terletak pada bagian lurus
Nilai Cc dapat dinyatakan dalam rumus
Untuk tanah normally consolidated, Terzaghi
dan Peck ( 1967 ) memberikan
hubungan angka kompresi Cc sebagai berikut :
Cc = 0.009 ( LL - 10 )
dengan LL adalah batas cair ( liqiud limit ).
Untuk tanah lempung dibentuk kembali ( remolded )
Cc = 0.007 ( LL - 10 )
c. Koefisien Konsolidasi Arah Vertikal (Cv)
Kecepatan penurunan dihitung dengan menggunakan koefisien konsolidasi.
Kecepatan penurunan perlu diperhitungkan bila penurunan konsolidasi yang terjadi pada
suatu struktur diperkirakan sangat besar. Derajat konsolidasi pada sembarang waktunya,
dapat ditentukan dengan menggambarkan grafik penurunan (s) versus waktu (t) untuk satu
beban tertentu yang diterapan pada alat oedometer. Dengan mengukur penurunan total
pada akhir fase konsolidasi. Kemudian dari data penurunan dan waktunya, sembarang
waktu yang menghubungkan dengan derajat konsolidasi rata – rata tertentu ( misalnya U =
50 % ) ditentukan. Walaupun fase konsolidasi telah berakhir, yaitu ketika tekanan air
porinya telah nol, benda uji di dalam alat oedometer masih terus mengalami penurunan
akibat konsolidasi sekunder. Karena itu, tekanan air pori mungkin perlu diukur selama
proses pembebanannya atau suatu interprestasi data penurunan dan waktu harus dibuat
untuk menentukan kapan konsolidasi telah selesai.
Jika sejumlah kecil udara terhisap masuk dalam air pori akibat penurunan tekanan
pori dari lokasi aslinya di lapangan, kemungkinan terdapat juga penurunan yang
berlangsung cepat, yang bukan bagian dari proses konsolidasi. Karena itu, tinggi awal atau
kondisi sebelum adanya penurunan saat permulaan proses konsolidasi juga harus
diinterprestasikan.
d. Tekanan Prakonsolidasi (Preconsolidation Pressure, pc’)
Salah satu cara untuk menentukan nilai tekanan prakonsolidasi ( pc’ ) adalah cara
Casgrande ( 1963 ), yaitu dengan menggunakan gambar grafik hubungan e-log p
Gambar Grafik pc’ dengan metode Casagrande

2. Cara Pengujian dan Cara Kerja Alat Uji Parameter tanah (Compresibility)
a. Pengujian Konsolidasi 1 Dimensi (Pengujian Laboratorium)
Pengujian konsolidasi satu dimensi biasanya dilakukan di laboratorium dengan alat
oedometer. Sampel tanah yang mewakili elemen tanah, dimasukkan ke dalam cincin besi.
Bagian atas dan bawah dari benda uji dibatasi oleh batu tembus air ( porous stone ).
Beban P diterapkan pada benda uji tersebut dan penurunan diukur dengan dial gauge. Tiap
beban diterapkan dalam periode 24 jam, dengan benda uji tetap terendam dalam air.
Penambahan beban secara periodik diterapkan pada sampel tanahnya.
Penelitian oleh Leonard ( 1962 ) menunjukkan bahwa hasil terbaik diperoleh jika
penambahan beban adalah dua kali beban sebelumnya, dengan urutan beban
0.25;0.5;1;2;4;8;16 kg /cm2. Untuk setiap beban, deformasi dan waktunya dicatat,
kemudian diplot pada grafik penurunan DH vs logaritma waktu ( log t )

Gambar Skema Alat Oedometer


Setiap penambahan beban, tegangan yang terjadi adalah tegangan efektif. Bila berat
jenis tanah ( specific gravity ), dimensi awal dan penurunan pada tiap pembebanan dicatat,
maka nilai angka pori ( e ) diplot pada grafik semi logaritmis
Alat dan bahan yang diperlukan untuk uji Konsolidasi 1 Dimensi yaitu :
1) Peralatan
a) Peralatan pembebanan aksial (dudukan alat pembeban dan pengunci lengan
pembeban, satu lengan pembeban tersangga, gantungan beban dilengkapi dengan
beban-beban porosnya, rangka pembeban, tiang penyangga dan batang penopang
arloji ukur, arloji ukur)
b) Sel konsolidasi (badan dan dasar sel, cincin cetak benda uji, landasan penutup
benda uji, cincin penahan dan sekrup pengencang, batu pori)
2) Benda Uji dan Bahan Penunjang Uji
a) Benda uji (tinggi min. 13 mm, tidak boleh kurang dari 10 kali diameter butir
terbesar)
b) Bahan penunjang uji (kertas filter, air bersih)
Cara pengujian untuk uji Konsolidasi 1 Dimensi yaitu :
1) Persiapan peralatan sebelum pengujian
a) Persiapan koreksi peralatan
b) Persiapan pemeriksaan peralatan
c) Persiapan benda uji
2) Persiapan Pengujian
a) Persiapan sel konsolidasi
b) Persiapan pemasangan rangka pembeban
c) Persiapan alat ukur gerak vertical
3) Prosedur pengujian
a) Penjenuhan benda uji
b) Peningkatan pembebanan
c) Penurunan pembebanan
d) Pengeluaran benda uji
e) Penimbangan benda uji
Berikut bagan alir cara uji konsolidasi 1 dimensi :
b. Plate Bearing Test
Uji Plat Lapangan (Plate Bearing Test) merupakan pengujian untuk menentukan daya
dukung tanah di Lapangan. Parameter yang dihasilkan dari pengujian Plat Lapangan adalah
nilai CBR setempat dan Nilai daya dukung tanah. Sesuai PM. 60 tahun 2012 Tentang
persyaratan teknis jalur kereta api, untuk tanah dasar daya dukungnya minimal 70 MN/m2
dan nilai CBR Minimal 6 %. Untuk tanah sebagai lapisan dasar daya dukungnya minimal
110 MN/m2. Standard yang digunakan untuk uji plat lapangan adalah BS 1377 part 9, 1990
dan ASTM D 1196 – 2004.
Plate Bearing Test secara rutin digunakan dalam desain struktur sementara seperti
platform kerja untuk tiang pancang atau bantalan untuk piling rigs. Perkiraan nilai CBR
yang ekivalen dapat diturunkan dari Modulus reaksi tingkat bawah dengan menggunakan
hubungan empiris. Plate Bearing Test dilakukan sesuai dengan BS 1377 Bagian 9: 1990
yang memuat beban pelat baja dan mencatat penurunan yang sesuai dengan setiap kenaikan
beban.
Plate Bearing Test biasanya dilakukan pada tingkat pondasi, baik di permukaan atau di
lubang dangkal. Pelat pemuatan ditempatkan di tanah dan dihubungkan melalui cell load
ke beban reaksi. Karena ukuran plat yang lebih besar digunakan (dibandingkan dengan uji
CBR) tes ini lebih cocok untuk menguji pengisian agregat yang lebih besar, namun, itu
membutuhkan beban reaksi yang lebih besar. Biasanya, ekskavator minimum 15 ton atau
pabrik lain yang sesuai diperlukan untuk kita gunakan sebagai beban reaksi.
Pengujian beban lapangan dengan menggunakan metode plate bearing test ini
merupakan metode yang paling handal untuk mendapatkan daya dukung puncak pada suatu
lapisan tanah. Metode akan memberikan langsung kalau uji pembebanan tersebut
dilakukan dengan sekala penuh. Akan tetapi hal ini tidak biasa dilakukan karena harus
menerapkan beban yang sangat besar.
Plate bearing test ini dimaksudkan untuk checking bahwa tanah pada dasar galian
mampu memberikan daya dukung seperti pada desain, yaitu 300 kPa. Pengujian dengan
metode ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pelat baja dengan ukuran 12 X 12
inchi atau 24 X 24 inchi. Ukuran ini terlalu kecil jika diektrapolasi ke skala penuh yang
mungkin mempunyai ukuran antara 1,5 – 5 m. Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan hasil ekstrapolasi ini menyangsikan, antara lain :
1) Kedalaman yang berpengaruh sebesar 4B jauh berbeda untuk model dibandingkan
dengan prototype.
2) Semakin dalam lapisan yang diuji dari permukaan tanah mempunyai efek yang semakin
kaku, sehingga hal ini akan mempengaruhi reaksi penurunan beban.
Prosedur ini telah dibakukan sebagai ASTM D 1194.

Sumber: http://luqmantamtam.blogspot.com/2017/05/pengujian-beban-
lapangan.html
Gambar Pengujian Plate Bearing Test
1) Alat yang digunakan dalam pengujian ini antara lain:
a) Pelat daya dukung terbuat dari baja dengan ukuran 12 X12 inchi
b) Beban (Beban menyesuaikan uji beban,biasanya mengguakan alat berat )
c) Arloji pengukur tekanan
d) Arloji pengukur penurunan
e) Loading Platform, Loading platform harus mampu untuk memberikan beban reaksi
sebesar 125% dari beban maksimum (pressure 2 x 300 kPa pada dasar bearing
plate).
f) Hydraulic Jack, Hydraulic jack harus mampu untuk memberikan beban sebesar
125% beban maksimum (2 x 300 kPa pada dasar bearing plate), dan dilengkapi
dengan manometer yang mampu
g) Bearing plates, Bearing plates terdiri dari 3 buah plat baja dengan tebal masing-
masing tidak kurang dari 1”, dengan diameter 12” yang terkecil dan 30” yang
terbesar. Ketiga plat baja tersebut disatukan sedemikian sehingga tidak menekuk
pada beban maksimum.
h) Alat Pengukur Penurunan, Sebagai alat pengukur penurunan, harus digunakan 4
buah dial gauge dengan ketelitian baca 0.25 mm, yang dipasang tersebar merata
pada bearing plate, dan duduk pada Reference Beams
i) Reference Beam, Terbuat dari profil baja yang disupport pada jarak minimum 2.4m
dari pusat loaded area, dimana satu support dibuat fix dan support lainnya dibuat
bebas memanjang/menyusut. Profil baja tersebut harus cukup kaku sehingga tidak
melendut atau berputar.
2) Langkah Kerja:
a) Galilah sumur sampai kedalaman pengujian atau kedalam pondasi, yang lebarnya
minimal 4 X lebar pelat (4 X 12 inchi)
b) Pasang pelat baja daya dukung dan di atasnya pasang arloji pengukuran penurunan.
c) Pasang dongkrak yang dilengkapi denga arloji pengukuran tekanan
d) Pasang beban sesuai dengan rencana uji beban di atas dongkrak, dan keseimbangan
beban harus dijaga dengan memasang tumpuan pada ujung dan agar tidak terjadi
keruntuhan akibat tidak stabil.
e) Tambahlah tekanan pada dongkrak sehingga beban benar-benar hanya menimpa
pada dongkrak penguji, dan bacalah arloji pengukuran tekanan.
f) Catatlah besarnya penurunan tanah yang terjadi, dan tambahlah beban seperti
langkah 4 dan 5 dengan waktu selang tidak boleh lebih dari 1 jam.
g) Pengujian ini dilakukan sampai penurunan total mencapai 25 mm atau sampai
kemampuan alat penguji tersebut dicapai.
h) Setelah beban dilepaskan, catatlah pengembangan tanah akibat pelepasan beban
dengan waktu sama dengan pada waktu pelaksanaan pembebanan.
Metode lain untuk Plate Bearing Test yaitu
Prosedur test dilakukan mengikuti ASTM D1194: Standard Method for Bearing
Capacity of Soil for Static Load and Spread Footings. Test dilakukan pada level
rencana dasar galian. Untuk mencegah agar dasar galian tidak terbuka untuk jangka
waktu yang lama, maka test ini dilakukan setelah galian mencapai 0.5 ~ 1m diatas
rencana dasar galian, sedangkan test itu sendiri dilakukan pada test pit yang digali
setempat. Bearing plates diletakkan diatas permukaan tanah galian yang telah
diratakan, dimana seluruh permukaan bearing plate menumpu pada permukaan tanah
galian.
Hydraulic jack ditempatkan diatas bearing plate yang selanjutnya menumpu pada
reaction beams dari loading platform. Jika ruang vertikal antara bearing plate dan
reaction beams lebih besar dari tinggi hydraulic jack, diperlukan kolom baja untuk
meneruskan beban. Beban diberikan secara bertahap sampai mencapai beban
maksimum, selanjutnya beban dikurangi sampai beban nol, dalam 3 interval
pengurangan beban yang kurang lebih sama besar. Penurunan dicatat untuk setiap
penambahan/pengurangan beban.
3) Prosedur Pembebanan dan Interval Pembacaan

Note: A until settlement rate ≤ 0.25 mm/hr, min 15 minutes


B until settlement rate ≤ 0.25 mm/hr, min 30 minutes
4) Kriteria Tanah Tidak Lolos tes
Tanah dianggap tidak lolos test apabila pada 2x beban rencana kurva load vs settlement
yang tidak linear lagi. Untuk itu perlu dilakukan inspeksi untuk mengetahui penyebaran
tanahnyang kurang baik tersebut, dan dilakukan penggantian tanah yang kurang padat
dengan sirtu yang dipadatkan.

Sumber: https://www.earthenvironmental.co.uk/plate-bearing-
test/
Gambar Grafik Hasil Plate Bearing Test
c. Uji Permeabilitas Tanah
Permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori
makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal
Permeabilitas suatu tanah bisa didapat dari pengujian laboratorium atau pun pengujian di
lapangan.
Pengujian Laboratorium untuk menentukan koefisien permeabilitas:
a. Pengujian tinggi energy tetap (Constant Head)
Cocokuntuk tanah granuler
Data pengamatan yang dicatat : V, t, h, A, L

Gambar Uji Tinggi Energi tetap


b. Pengujian tinggi energy turun (Falling head)
Cocok untuk tanah berbutir halus
Data pengamatan yang dicatat yaitu T, h1, h2, A, L

Gambar Uji Tinggi Energi Turun

c. Penelitian secara tidak langsung dari pengujian konsolidasi

Untuk tanah lempung dengan k = 10-6 – 10-9 cm/s


Prinsip FHP: A besar; L kecil; h besar
d. Pengujian kapiler horizontal
Faktor Yang Mempengaruhi Permeabilitas
a. Tekstur, sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu
adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah
melewatkan air dalam tanah
b. Struktur, semakin banyak ruang antar struktur, maka semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah
tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur lempeng akan sulit ditembus oleh air dari pada berstruktur
remah
c. Porositas, rongga antar tanah yang bias anya diisi air atau udara. Semakin besar pori tanah, semakin
cepat pula permeabilitas tanah tersebut.
d. Viskositas sama juga dengan kekentalan air. Semakin kental air tersebut maka semakin
sulit juga air untuk menembus tanah tersebut
e. Gravitasi
Langkah Kerja Uji Permeabilitas
a. Memadatkan sampel tanah pada mold dengan nilai pemadatan maksimum.
b. Meratakan permukaan sampel bagian atas dan bawah, kemudian memasang batu pori
pada bagian atas dan dasar tanah uji.
c. Menjenuhkan sampel tanah uji dengan merendam sampel kedalam air selama 24 jam.
d. Menyatukan alat uji permeabilitas dengan cara meyambungkan buret (pipa besi)
dengan mold sampel tanah.
e. Memasang lem kaca pada tiap sambungan alat modifikasi.
f. Memasukkan air sebanyak 2 liter.
g. Mencatat ketinggian air awal (h1) dan tinggi air setelah waktu (t) yang ditentukan (h2).
h. Mengulangi pengujian untuk sampel tanah yang telah dicampurkan 5%, 10% dan 15%
abu sekam padi.
DAFTAR PUSTAKA

Alofia. (2019). Pengujian Permeabilitas. Tersedia di dalam:


https://atmadilaga27.blogspot.com/2010/05/pengujian-permeabilitas.html [Diakses 27
September 2019]
ASTM. 2001. Standard Test Method for Field Vane Shear Test in Cohesive Soil (D2573-01).
United States: ASTM
ASTM. 2007. Standard Test Methods for Prebored Pressuremeter Testing in Soils (D4719-07).
United States: ASTM
ASTM. 2015. Standard Test Method for Performing the Flat Plate Dilatometer (D6635-15).
United States: ASTM
Das, Braja M. 1994. Mekanika Tanah Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Faisal, Eko. Hubungan Koefisien Konsolidasi. Tersedia di dalam:
https://www.academia.edu/5248447/Hubungan_Koefesien_Konsolidasi [Diakses 27
September 2019]
Persada, Melona Alfa. (2016). Pengujian Plate Bearing (Plate Bearing Test) Tersedia di dalam:
http://almep.blogspot.com/2016/01/pengujian-plate-bearing.html [Diakses 27 September
2019]
Sipil, Teknik. (2017). Pengujian Beban Lapanga. Tersedia di dalam:
http://luqmantamtam.blogspot.com/2017/05/pengujian-beban-lapangan.html [Diakses 27
September 2019]
Standar Nasional Indonesia. 2008. Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan Alat Sondir (SNI
2827).. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia. 2008. Cara Uji Kuat Geser Langsung Tanah Terkonsolidasi dan
Terdrainase (SNI 2813). Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia. 2008. Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan SPT (SNI 4153).
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia. 2011. Cara Uji CBR Lapangan (SNI 03-1738). Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia. 2011. Cara Uji Konsolidasi Tanah Satu Dimensi (SNI 2812).
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
ocw.upj.ac.id/files/Slide/TSP204-PERTEMUAN-2-INDEKS-PROPERTI-TANAH.pdf
geoherwand.blogspot.com/2008/10/cara-mudah-mempelajari-dan-mengingat.html

Anda mungkin juga menyukai