dimana :
e1 = angka pori pada tegangan p1’
e2 = angka pori pada tegangan p2’
V1 = volume pada tegangan p1’
V2 = volume pada tegangan p2’
b. Compression Index (Cc)
Indeks Pemampatan Cc adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e - log p’.
Untuk dua titik yang terletak pada bagian lurus
Nilai Cc dapat dinyatakan dalam rumus
Untuk tanah normally consolidated, Terzaghi
dan Peck ( 1967 ) memberikan
hubungan angka kompresi Cc sebagai berikut :
Cc = 0.009 ( LL - 10 )
dengan LL adalah batas cair ( liqiud limit ).
Untuk tanah lempung dibentuk kembali ( remolded )
Cc = 0.007 ( LL - 10 )
c. Koefisien Konsolidasi Arah Vertikal (Cv)
Kecepatan penurunan dihitung dengan menggunakan koefisien konsolidasi.
Kecepatan penurunan perlu diperhitungkan bila penurunan konsolidasi yang terjadi pada
suatu struktur diperkirakan sangat besar. Derajat konsolidasi pada sembarang waktunya,
dapat ditentukan dengan menggambarkan grafik penurunan (s) versus waktu (t) untuk satu
beban tertentu yang diterapan pada alat oedometer. Dengan mengukur penurunan total
pada akhir fase konsolidasi. Kemudian dari data penurunan dan waktunya, sembarang
waktu yang menghubungkan dengan derajat konsolidasi rata – rata tertentu ( misalnya U =
50 % ) ditentukan. Walaupun fase konsolidasi telah berakhir, yaitu ketika tekanan air
porinya telah nol, benda uji di dalam alat oedometer masih terus mengalami penurunan
akibat konsolidasi sekunder. Karena itu, tekanan air pori mungkin perlu diukur selama
proses pembebanannya atau suatu interprestasi data penurunan dan waktu harus dibuat
untuk menentukan kapan konsolidasi telah selesai.
Jika sejumlah kecil udara terhisap masuk dalam air pori akibat penurunan tekanan
pori dari lokasi aslinya di lapangan, kemungkinan terdapat juga penurunan yang
berlangsung cepat, yang bukan bagian dari proses konsolidasi. Karena itu, tinggi awal atau
kondisi sebelum adanya penurunan saat permulaan proses konsolidasi juga harus
diinterprestasikan.
d. Tekanan Prakonsolidasi (Preconsolidation Pressure, pc’)
Salah satu cara untuk menentukan nilai tekanan prakonsolidasi ( pc’ ) adalah cara
Casgrande ( 1963 ), yaitu dengan menggunakan gambar grafik hubungan e-log p
Gambar Grafik pc’ dengan metode Casagrande
2. Cara Pengujian dan Cara Kerja Alat Uji Parameter tanah (Compresibility)
a. Pengujian Konsolidasi 1 Dimensi (Pengujian Laboratorium)
Pengujian konsolidasi satu dimensi biasanya dilakukan di laboratorium dengan alat
oedometer. Sampel tanah yang mewakili elemen tanah, dimasukkan ke dalam cincin besi.
Bagian atas dan bawah dari benda uji dibatasi oleh batu tembus air ( porous stone ).
Beban P diterapkan pada benda uji tersebut dan penurunan diukur dengan dial gauge. Tiap
beban diterapkan dalam periode 24 jam, dengan benda uji tetap terendam dalam air.
Penambahan beban secara periodik diterapkan pada sampel tanahnya.
Penelitian oleh Leonard ( 1962 ) menunjukkan bahwa hasil terbaik diperoleh jika
penambahan beban adalah dua kali beban sebelumnya, dengan urutan beban
0.25;0.5;1;2;4;8;16 kg /cm2. Untuk setiap beban, deformasi dan waktunya dicatat,
kemudian diplot pada grafik penurunan DH vs logaritma waktu ( log t )
Sumber: http://luqmantamtam.blogspot.com/2017/05/pengujian-beban-
lapangan.html
Gambar Pengujian Plate Bearing Test
1) Alat yang digunakan dalam pengujian ini antara lain:
a) Pelat daya dukung terbuat dari baja dengan ukuran 12 X12 inchi
b) Beban (Beban menyesuaikan uji beban,biasanya mengguakan alat berat )
c) Arloji pengukur tekanan
d) Arloji pengukur penurunan
e) Loading Platform, Loading platform harus mampu untuk memberikan beban reaksi
sebesar 125% dari beban maksimum (pressure 2 x 300 kPa pada dasar bearing
plate).
f) Hydraulic Jack, Hydraulic jack harus mampu untuk memberikan beban sebesar
125% beban maksimum (2 x 300 kPa pada dasar bearing plate), dan dilengkapi
dengan manometer yang mampu
g) Bearing plates, Bearing plates terdiri dari 3 buah plat baja dengan tebal masing-
masing tidak kurang dari 1”, dengan diameter 12” yang terkecil dan 30” yang
terbesar. Ketiga plat baja tersebut disatukan sedemikian sehingga tidak menekuk
pada beban maksimum.
h) Alat Pengukur Penurunan, Sebagai alat pengukur penurunan, harus digunakan 4
buah dial gauge dengan ketelitian baca 0.25 mm, yang dipasang tersebar merata
pada bearing plate, dan duduk pada Reference Beams
i) Reference Beam, Terbuat dari profil baja yang disupport pada jarak minimum 2.4m
dari pusat loaded area, dimana satu support dibuat fix dan support lainnya dibuat
bebas memanjang/menyusut. Profil baja tersebut harus cukup kaku sehingga tidak
melendut atau berputar.
2) Langkah Kerja:
a) Galilah sumur sampai kedalaman pengujian atau kedalam pondasi, yang lebarnya
minimal 4 X lebar pelat (4 X 12 inchi)
b) Pasang pelat baja daya dukung dan di atasnya pasang arloji pengukuran penurunan.
c) Pasang dongkrak yang dilengkapi denga arloji pengukuran tekanan
d) Pasang beban sesuai dengan rencana uji beban di atas dongkrak, dan keseimbangan
beban harus dijaga dengan memasang tumpuan pada ujung dan agar tidak terjadi
keruntuhan akibat tidak stabil.
e) Tambahlah tekanan pada dongkrak sehingga beban benar-benar hanya menimpa
pada dongkrak penguji, dan bacalah arloji pengukuran tekanan.
f) Catatlah besarnya penurunan tanah yang terjadi, dan tambahlah beban seperti
langkah 4 dan 5 dengan waktu selang tidak boleh lebih dari 1 jam.
g) Pengujian ini dilakukan sampai penurunan total mencapai 25 mm atau sampai
kemampuan alat penguji tersebut dicapai.
h) Setelah beban dilepaskan, catatlah pengembangan tanah akibat pelepasan beban
dengan waktu sama dengan pada waktu pelaksanaan pembebanan.
Metode lain untuk Plate Bearing Test yaitu
Prosedur test dilakukan mengikuti ASTM D1194: Standard Method for Bearing
Capacity of Soil for Static Load and Spread Footings. Test dilakukan pada level
rencana dasar galian. Untuk mencegah agar dasar galian tidak terbuka untuk jangka
waktu yang lama, maka test ini dilakukan setelah galian mencapai 0.5 ~ 1m diatas
rencana dasar galian, sedangkan test itu sendiri dilakukan pada test pit yang digali
setempat. Bearing plates diletakkan diatas permukaan tanah galian yang telah
diratakan, dimana seluruh permukaan bearing plate menumpu pada permukaan tanah
galian.
Hydraulic jack ditempatkan diatas bearing plate yang selanjutnya menumpu pada
reaction beams dari loading platform. Jika ruang vertikal antara bearing plate dan
reaction beams lebih besar dari tinggi hydraulic jack, diperlukan kolom baja untuk
meneruskan beban. Beban diberikan secara bertahap sampai mencapai beban
maksimum, selanjutnya beban dikurangi sampai beban nol, dalam 3 interval
pengurangan beban yang kurang lebih sama besar. Penurunan dicatat untuk setiap
penambahan/pengurangan beban.
3) Prosedur Pembebanan dan Interval Pembacaan
Sumber: https://www.earthenvironmental.co.uk/plate-bearing-
test/
Gambar Grafik Hasil Plate Bearing Test
c. Uji Permeabilitas Tanah
Permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori
makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal
Permeabilitas suatu tanah bisa didapat dari pengujian laboratorium atau pun pengujian di
lapangan.
Pengujian Laboratorium untuk menentukan koefisien permeabilitas:
a. Pengujian tinggi energy tetap (Constant Head)
Cocokuntuk tanah granuler
Data pengamatan yang dicatat : V, t, h, A, L