I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 1883 “Standard Test Method for CBR (California
Bearing Ratio) of Laboratory-Compacted Soils”
AASHTO T 193 “Standard Method of Test for The California
Bearing Ratio”
SNI 1744:1989 “Metode Pengujian CBR Laboratorium”
1
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
b. Bahan
Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak
minimal 3 kantong @ 5 kg
2
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
σ = P
𝐴
= 𝑀(𝐿𝑅𝐶)
𝐴
(1.2)
Dengan:
A = Luas Piston
P = M. LRC
M = dial reading
LRC = faktor kalibarsi
3
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Sistem Klasifikasi
Nilai
Kualitas Kegunaan
CBR
Unified AASHTO
4
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
E. Teori Tambahan
Kebutuhan akan jalanan merupakan kebutuhan yang
semakin meningkat. Namun dalam memenuhi kebutuhan ini
tidak selalu didukung dengan keadaan tanah yang baik. Maka dari
itu, harus diadakan stabilisasi pada tanah tersebut yang salah satu
caranya adalah dengan penambahan tanah timbunan. Tanah
timbunan yang baik adalah tanah yang memenuhi persyaratan
baik pada pemadatannya maupun daya dukung atau CBR-nya
(Helmi, 2016). Pada peningkatan rekonstruksi jalan, pendekatan
yang praktis adalah melakukan pengukuran penetrasi CBR di
lokasi pembangunan. Metode pendekatan ini biasanya
menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP).
Selain metode tersebut, penambahan suatu bahan pada
tanah juga dapat mempengaruhi nilai CBR. Beberapa penelitian
sudah membuktikan meningkatnya nilai CBR tanah dengan
penambahan limbah karbit, abu terbang, abu sekam padi, abu
sekam padi dicampur kapur, dan abu sekam padi dicampur semen
(Widianti, 2009). Penambahan bahan-bahan ini dapat
meringankan tanah dan meningkatkan kuat geser, kuat tekan, dan
kuat tariknya.
II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
1. Menyiapkan 3 plastik sampel tanah lolos saringan No. 4
ASTM seberat 5 kg.
2. Merancanakan kadar air pada masing-masing kantong. Kadar
air ini divariasikan -2% s/d -2.5% dari kadar air optimum.
Untuk membuat kadar air yang diinginkan, praktikan
mencari kadar air awal terlebih dahulu. Kemudian
menambahkan air dengan volume tertentu (V) untuk
mencapai kadar air yang diinginkan dengan menggunakan
persamaan berikut:
5
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Wx−W0
𝐕𝐚𝐝𝐝 = × 100% (1.3)
1+ 𝑊0
B. Jalannya Praktikum
1. Memadatkan sampel tanah seperti pada percobaan
Compaction
2. Melakukan penetrasi sampel pada kondisi Unsoaked.
a. Menimbang mould dan tanah, kemudian meletakkannya
pada mesin CBR dan memberikan beban ring diatas
permukaan sampel tanah. Meletakkan piston ditengah-
tengah beban ring sehingga menyentuh permukaan tanah.
b. Memeriksa dan mengatur coading dan dial sehingga
menjadi nol.
c. Melakukan penetrasi dengan penurunan konstan 0.05" per
menit.
d. Mencatat pembacaan dial pada penetrasi 0.025"; 0.050";
0.075"; 0.100"; 0.125"; 0.150"; 0.175"; 0.200"; dan
0.250".
3. Melakukan penetrasi pada kondisi Soaked
a. Setelah melakukan percobaan pada kondisi unsoaked,
praktikan merendam sampel tanah ± 96 jam untuk
mengetahui nilai CBR tanah pada kondisi swelling.
b. Melakukan pencatatan swelling pada jam pertama dan
kedua sejak mulai dimasukkannya kedalam air. Mencatat
pembacaan selanjutnya pada jam ke-24,48,72 dan 96 jam.
c. Setelah ± 96 jam, mengangkat mould dan tanah,
kemudian melakukan penetrasi seperti pada percobaan
6
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
7
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
15.24 11.4
Mould 3 15.255 11.42
2085.23
15.245 11.43
Rata-rata 15.25 11.42
Sumber: Data Pengamatan Penulis (2019)
B. Perhitungan
Volume air tambahan sampel
𝑊𝑥−𝑊0
𝑉𝑎𝑑𝑑 = ×𝑤 (1.3)
1+𝑊0
Dimana:
Vadd = Volume air yang ditambahkan
W0 = kadar air awal
Wx = kadar air rencana
W = berat tanah = 5000 gram
Sampel 1 2 3
Berat tanah (gr) Ws 5000
Kadar air awal w0 % 26% 26% 26%
Kadar air optimum Compaction wopt% 42%
Kadar air yang diinginkan wx% 39.50% 42.00% 44.50%
Volume air tambahan (mL) Vadd 529.2016807 628.2913165 727.3087594
Sumber: Pengolahan Penulis (2019)
8
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Sampel 1 2 3
Kadar air awal WInitial % 39.50% 42.00% 44.50%
Berat tanah basah + can (gr) Wwet+can 88.7 80.9 87.4
Berat can (gr) Wcan 20.2 18.8 18.8
Berat tanah kering + can (gr) Wdry+can 69.6 62.6 66.4
Berat tanah kering (gr) Wdry 49.4 43.8 47.6
Berat air (gr) Wwater 19.1 18.3 21
Kadar air akhir Wfinal % 38.66% 41.78% 44.12%
Sumber: Pengolahan Penulis (2019)
9
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
b. Soaked
Tabel 7. Perhitungan Kadar Air Kondisi Soaked
Sampel 1 2 3
Kadar air awal WInitial % 38.66% 41.78% 44.12%
Berat tanah basah + can (gr) Wwet+can 157.4 179.8 193.2
Berat can (gr) Wcan 18.8 17.5 17.7
Berat tanah kering + can (gr) Wdry+can 111.9 131.5 139.7
Berat tanah kering (gr) Wdry 93.1 114 122
Berat air (gr) Wwater 45.5 48.3 53.5
Kadar air akhir Wfinal % 48.8721805 42.3684211 43.852459
Sumber: Pengolahan Penulis (2019)
Dengan:
Wwet = berat tanah dalam mould
V = volume mould
10
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
a. Unsoaked
Tabel 9. Perhitungan Kerapatan Kering Kondisi Unsoaked
Sampel 1 2 3
Berat tanah basah + mould
wwet+mould 7510 7430 7440
(gr)
Berat mould (gr) wmould 2510 2430 2440
Berat tanah basah (gr) wwet 5000 5000 5000
Volume sampel (gr) Vsoil 2108.803946 2089.490206 2085.229122
Kerapatan basah (gr/cc) γwet initial 2.371012255 2.392928182 2.397818036
Kerapatan kering (gr/cc) γwet initial 1.709897889 1.687765771 1.663792107
Sumber: Pengolahan Penulis (2019)
b. Soaked
Tabel 10. Perhitungan Kerapatan Kering Kondisi Soaked
11
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Dengan:
A = Luas Piston = 3 in2
P = M. LRC
M = dial reading
LRC = faktor kalibrasi = 23.2203
a. Sampel 1
12
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
150
Tegangan (psi)
100
50
0
0 0.025 0.05 0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2
-50
Penetrasi (in)
Unsoaked Soaked
b. Sampel 2
Tabel 12. Perhitungan Penetrasi Tegangan Sampel 2
LRC
Sampel 2
Penetrasi
Bacaan Dial Tegangan
(in)
Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked
0 0 0
0.025 0 0.5 0 3.87005
0.05 3 2.5 23.2203 19.35025
0.075 7 5.5 54.1807 42.57055
0.1 10 8.5 77.401 65.79085
0.125 12.5 11 96.75125 85.1411
0.15 14 12 108.3614 92.8812
0.175 15.5 13.5 119.97155 104.49135
0.2 16.7 14 129.25967 108.3614
Sumber: Pengolahan Penulis (2019)
13
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
120
100
Tegangan (psi)
80
60
40
20
0
0 0.025 0.05 0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2
-20
Penetrasi (in)
Unsoaked Soaked
c. Sampel 3
Tabel 13. Perhitungan Penetrasi Tegangan Sampel 3
LRC
Sampel 3
Penetrasi
Bacaan Dial Tegangan
(in)
Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked
0 0 0
0.025 2 1 15.4802 7.7401
0.05 4 2.5 30.9604 19.35025
0.075 6 5 46.4406 38.7005
0.1 7.5 7 58.05075 54.1807
0.125 9 8.5 69.6609 65.79085
0.15 10 9.5 77.401 73.53095
0.175 11 10.5 85.1411 81.27105
0.2 12 11 92.8812 85.1411
14
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
60
50
40
30
20
10
0
0 0.025 0.05 0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2
Penetrasi (in)
Unsoaked Soaked
Swelling Test
Besar nilai swelling pada sampel dicari dengan persamaan berikut:
𝑑𝑖𝑎𝑙×2.54×0.001
Swelling = ℎ (𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 mould cm) × 100% (1.7)
15
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2.00%
1.50%
Swell (%)
1.00%
0.50%
0.00%
0 24 48 72 96
Waktu (jam)
Angka 1000 dan 1500 adalah beban standar uji. Hasil perhitungan
menunjukkan nilai CBR sebagai berikut.
16
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Praktikum California Bearing Ratio (CBR) bertujuan
mendapatkan nilai CBR tanah pada kondisi air optimum atau
pada rentang kadar air tertentu dari uji pemadatan. Praktikum ini
dilaksanakan pada 6 April 2019 di Laboratorium Mekanika
Tanah Fakultas Teknik UI.
Alat yang digunakan adalah compaction hammer untuk
memadatkan tanah, mould sebagai tempat tanah, pisau untuk
memotong dan meratakan tanah, wadah untuk mencampur tanah
dan air, timbangan untuk mengukur berat tanah, oven untuk
mengeringkan tanah saat akan mencari kadar air, beban logam
untuk membebani tanah, bak air untuk proses swelling, piringan
berlubang dengan dial pengukur swell, dan mesin uji CBR untuk
mengukur nilai CBR tanah.
Percobaan CBR terdiri dari persiapan dan praktikumnya
sendiri. Bagian persiapan merupakan bagian penambahan
volume air pada tanah. Sebelumnya praktikan telah mendapatkan
kadar air optimum dari praktikum compaction. Pada praktikum
ini praktikan menentukan tiga variasi kadar air, yaitu 2.5% di
bawah kadar air optimum, kadar air optimum itu sendiri, dan
2.5% di atas kadar air optimum. Kadar air yang ditargetkan pada
praktikum ini adalah 39.5%, 42%, dan 44.5%. Setelah
ditambahkan volume air sesuai perhitungan, tanah didiamkan di
plastik kurang lebih 24 jam agar air merata.
17
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
18
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
19
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
20
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
150
Tegangan (psi)
100
50
0
0 0.025 0.05 0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2
-50
Penetrasi (in)
Unsoaked Soaked
21
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Tegangan (psi)
80
60
40
20
0
-20 0 0.025 0.05 0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2
Penetrasi (in)
Unsoaked Soaked
80
Tegangan (psi)
60
40
20
0
0 0.025 0.05 0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2
Penetrasi (in)
Unsoaked Soaked
22
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Sistem Klasifikasi
Nilai
Kualitas Kegunaan
CBR
Unified AASHTO
23
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
cukup
baik
Cukup OL, CL, ML, A2, A4, A6,
7-20 Subbase
baik SC, SM, SP A7
20- Base atau GM, GC, SW, A1b, A2-5, A-
Baik
50 Subbase SM, SP, GP 3, A2-6
Sangat
>50 Base GW, GM A1a, A2-4, A3
baik
Sumber: The Asphalt Handbook (1970)
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah
kondisi unsoaked yang memiliki nilai CBR 6-19% masuk
kategori rendah sampai cukup baik dan dapat digunakan sebagai
subgrade ataupun subbase. Sementara itu, tanah kondisi soaked
dengan nilai CBR 5-11% juga termasuk kategori rendah sampai
cukup baik dan dapat digunakan sebagai subgrade dan subbase.
Selanjutnya adalah hasil swelling test yang diperoleh
dengan persamaan (1.7) dan hasilnya sebagai berikut
24
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. Analisis Kesalahan
Kesalahan pada praktikum ini dapat terjadi karena hal-hal
berikut:
Penambahan volume air pada penentuan kadar air yang
tidak sesuai karena tabung ukur yang kurang detail. Hal
ini menyebabkan ketidaksesuaian kadar air yang
ditargetkan dengan yang didapatkan.
Proses pemadatan yang kurang merata dalam pembagian
lapisannya.
Kesalahan dalam pembacaan pada mesin CBR, sehingga
data penetrasi kurang akurat.
Kesalahan dalam mengatur dial pengukur swell sehingga
data swelling tidak sesuai.
Pembacaan data swelling terakhir yang tidak tepat pada
jam ke-96 sehingga data swelling kurang akurat.
V. KESIMPULAN
Nilai CBR yang diperoleh adalah:
39.5% 42% 44.5%
Penetrasi
Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked
(in)
0.1 8% 7% 8% 7% 6% 5%
0.2 19% 9% 13% 11% 9% 9%
Tanah dikategorikan sebagai tanah kualitas rendah sampai cukup
baik yang dapat digunakan sebagai subgrade dan subbase
Semakin besar nilai swelling semakin rendah kualitas tanahnya
25
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VI. APLIKASI
Nilai CBR merupakan nilai yang perlu diketahui untuk
menentukan kekuatan dan daya dukung tanah. Pengetahuan ini akan
digunakan dalam desain dasar dan bahan dasar untuk perkerasan jalan
(Juansyah, 2016). Perkerasan jalan harus cukup kuat untuk menopang
berat kendaraan yang akan melaluinya. Selain itu, permukaan jalan juga
harus tahan dari gesekan, air, sinar matahari, dan hujan. Bila tanah tidak
memiliki kekuatan tersebut, maka jalan akan mengalami penurunan
ataupun pergeseran. Hal ini tentunya sangat membahayakan manusia.
VII. REFERENSI
Helmi, e. a. (2016). Korelasi Nilai California Bearing Ratio (CBR) Lapangan dengan
Menggunakan Alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP) dan California Bearing Ratio
(CBR) Mekanis. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura.
Widianti, A. (2009). Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran
Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika.
Juansyah, Y. (2016). Analisa Karakteristik Tanah Timbunan Ditinjau dari Hubungan Gradasi
Butiran Tanah dengan Nilai CBR Rendaman dan Tanpa Rendaman. Jurnal Rekayasa.
VIII. LAMPIRAN
26
California Bearing Ratio