KELOMPOK : P2
TANGGAL MENGUMPULKAN :
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mendapatkan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah pada
kondisi kadar air optimum atau pada rentang kadar air tertentu dari uji
pemadatan.
Nilai CBR ini merupakan metode dalam evaluasi kualitas dan
kekuatan dari lapisan subgrade, subbase, dan base soils pada perkerasan
jalan berdasarkan uji laboratorium.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat
Compction hammer (10lbs)
Mould (diameter 6”)
Skop pengaduk tanah
Wadah untuk mencampur tanah dengan air
Hydrometer untuk menuangkan air
Pisau baja
Timbangan Commented [FA2]: ini footernya kenapa permeability yak
Oven
Alumunium can
Stopwatch
Beban logam berbentuk lingkaran (+10 lbs)
Bak air
Piringan berlubang dengan dial pengukur swell
Mesin uji CBR
Bahan
Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak minimal 3 kantong
plastic @5 Kilogram
III. TEORI
Teori Umum
Nilai CBR adalah perbandingan antara kekuatan sampel tanah
(dengan kepadatan tertentu dan kadar air tertentu) terhadap kekuatan batu
pecah bergradasi rapat sebagai standar metarial dengan nilai CBR = 100.
Untuk mencari nilai CBR dipakai rumus:
𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑙𝑜𝑎𝑑 (𝑝𝑠𝑖)
𝐶𝐵𝑅 = × 100%
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑙𝑜𝑎𝑑 (𝑝𝑠𝑖)
Dengan standard unit stress pada harga-harga penetrasi:
Gambar 1. Standard Unit Stress pada pengujian CBR Commented [FA3]: rapiin dikit gambarnya. bikin di
tengah. caption dan sumber juga di tengah
Sumber: Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah Commented [FA4]: cek semua font. times new roman
12pt
𝑃 𝑀(𝐿𝑅𝐶)
σ= =
𝐴 𝐴
Gambar 2. Nilai CBR tanah beserta kualitas dan juga kegunaan serta sistem
klasifikasinya. Commented [FA5]: cek font. ini comment terakhir gua
soal font. kalo kedepannya ada kesalahan font di cek sendiri
ya
Sumber: Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah.
𝑊𝑥 − 𝑊0
𝑉𝑎𝑑𝑑 = ×𝑤
1 + 𝑊0
No. Vadd
Wo Wx W (ml)
Mould (ml)
c. Kadar Air dalam Kondisi Soaked dan Unsoaked Commented [FA8]: cek lg perhitungannya. beda sama yg
gua itung. cantumin contoh perhitungannya
unsoaked
No. Wcan Wwet Wdry
W (%)
Mould (gram) (gram) (gram)
1 18,9 51,5 36,4 29,3%
2 19,8 289,4 197,1 31,9%
3 23,2 253,1 162,8 35,7%
soaked
No. Wcan Wwet Wdry
W (%)
Mould (gram) (gram) (gram)
1 19,9 426,3 321 32,80%
2 19,2 473,6 348,7 35,82%
3 21,8 343,2 249,5 37,56%
Tabel 4 dan 5. Nilai kadarair kondisi soaked dan unsoaked
Sumber : Pengolahan Penulis
No. Mould 1 2 3
No. Mould 1 2 3
Kadar Air (gr) 31,2% 33,3% 37,6%
Berat Tanah + Mould (gr) 7238 7366 7698
Berat Mould (gr) 3860 3790 4190
Berat tanah (gr) 3378 3576 3508
Berat Volume Tanah (gr/cm3) 1,046 1,112 1,074
Sumber: Pengolahan Penulis.
e. Pembacaan Tegangan
Pengujian tegangan pada sampel tanah menggunakan mesin CBR,
yang kemudian hasil pembacaan dikonversikan menggunakan rumus:
𝑃 𝑀(𝐿𝑅𝐶)
σ= =
𝐴 𝐴
Tabel 2. Hasil Pembacaan dan Pengukuran Tegangan Menggunakan Mesin CBR pada Mould 1.
Grafik 1. Perbandingan Stress dalam Kondisi Soaked dan Unsoaked pada Mould 1.
Tabel 8. Hasil Pembacaan dan Pengukuran Tegangan Menggunakan Mesin CBR pada Mould 2.
Grafik 2. Perbandingan Stress dalam kondisi Soaked dan Unsoaked pada Mould 2.
Tabel 9. Hasil Pembacaan dan Pengukuran Tegangan Menggunakan Mesin CBR pada Mould 3.
Grafik 3. Perbandingan Stress dalam Kondisi Soaked dan Unsoaked pada Mould 3.
Grafik 4. Perbandingan Stress dalam Kondisi Unsoaked pada Mould 1, 2, dan 3. Commented [FA10]: grafiknya digedein lg ya. biar kebaca
Sumber: Pengolahan Penulis.
1 2 3 1 2 3
30% 33% 36% 30% 33% 36%
0 6.05 5.03 6.60 0.08652747 0.07268508 0.094912
1 6.09 5.06 7.04 0.08710003 0.0732492 0.10121166
2 6.51 5.08 7.04 0.09319775 0.07340831 0.10125481
24 6.52 5.08 7.04 0.09329794 0.07348064 0.10125481
72 6.53 5.52 7.05 0.09339814 0.07977278 0.10141302
96 7.03 5.58 7.05 0.10065528 0.08065513 0.10142741
Tabel 13. Hasil Swelling Test
optimum yaitu 30%, plastik kedua diisi dengan tanah berkadar air 33% Commented [FA16]: ini mestinya ada titik gak sih? cek lg
tanda bacanya. 5 kesalahan penulisan = -1 pengurangan
dan plastic yang terakhir diisi dengan tanah berkadar air 36 %. Untuk nilai
membuat kadar air 30 % praktikan menambahkan air sebesar 249.13 ml, Commented [FA17]: cara nambahin airnya gimana?
sampel. Mould 1 diisi dengan tanah kadar air 30 %, mould 2 diisi dengan
tanah kadar air 33% dan yang terakhir tanah berkadar air 36% di mould
3. Pengisian tanah pada mould dilakukan dengan cara memasukkannya
dengan tiga lapisan yang masing-masingnya 1/3 dari tinggi mould. Commented [FA19]: kenapa sepertiga? kenapa gak
langsung?
Pengisian tanah setiap 1/3 dari tinggi mould bertujuan agar setiap
lapisan tanahnya terpadatkan dengan sempurna. Pada setiap lapisannya,
praktikan menumbuk sebanyak 56 kali agar tumbukan merata dan sesuai
dengan standar AASHTO. Setelah ditumbuk, dihitung beratnya dan Commented [FA20]: buat apa ngitung berat?
lakukan penetrasi.
Proses selanjutnya adalah praktikan menguji sampel tanah yang
sudah dipadatkan dan dalam kondisi unsoaked dengan mesin CBR. Commented [FA21]: unsoaked itu apa?
tanah dalam kondisi soaked. Kemudian praktikan kembali melakuakn Commented [FA24]: ini paragrafnya disamain dong sama
atasnya. biar gak mundur2 kek gini
penetrasi pada tanah dalam kondisi soaked sama seperti dalam kondisi
Commented [FA25]: buat apa nimbang berat pas
unsoaked sebelumnya. Praktikan kemudian melepaskan mould dari base soaked?
Analisis Hasil
Kadar air pertama yang praktikan dapatkan adalah sebesar 23.83 % dan
kadar air optimumnya adalah 30.2%. Praktikan membuat variasi asumsi
untuk praktikum CBR ini adalah kadar air 30%,33%, dan 36%. Untuk
mendapatkan nilai kadar-kadar air sesuai asumsi diatas, praktikan harus
menghitung jumlah penambahan air menggunakan rumus, besarnya
penambahan air sebagai berikut :
No. Mould Wo Wx W (ml) Vadd (ml)
1 0,2383 0,30 5000 249,13
2 0,2383 0,33 5000 370,26
3 0,2383 0,36 5000 491,40
Tabel 14 Jumlah penambahan volume air
Praktikan mencari kadar air asli di tanah pada keadaan unsoaked dan
soaked. Besarnya kadar air seperti besikut:
No. Mould Wcan (gram) Wwet (gram) Wdry (gram) W (%)
1 18,9 51,5 36,4 29,3%
2 19,8 289,4 197,1 31,9%
3 23,2 253,1 162,8 35,7%
Tabel 15. Kadar air pada kondisi unsoaked
No. Mould Wcan (gram) Wwet (gram) Wdry (gram) W (%)
1 18,9 51,5 35,4 31,2%
2 19,8 289,4 193 33,3%
3 23,2 253,1 157,9 37,6%
Tabel 16. Kadar air pada kondisi soaked
Dari hasil table diatas dapat terlihat bahwa pada kondisi unsoaked nilai
kadar air asli dengan kadar air asumsi terlihat perbedaan walaupun tidak terlalu
signifikan, begitupun pada kondisi setelah direndam. Perbedaan kadar air asli
dengan asumsi ini disebabkan karena kesalahan yang dilakukan oleh praktikan.
Selanjutnya praktikan mendapatkan data berupa pembacaan dial pada
saat dilakukan CBR test, data-data pembacaan ini diolah untuk mendapatkan
tekanan pada setiap incinya.
Penatration (inch) 0 0.025 0.05 0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2
Dial Unsoaked 0 6 15 20 22 24 26 28 30
Reading Soaked 0 1 1 1.25 1.5 1.75 2 2 2.1
117. 172. 187.8 203.5 234.
30% Unsoaked 0 46.96 156.5 219.15
Stress 4 19 4 0 81
(Psi) 11.7 16.4
Soaked 0 7.82 7.82 9.78 13.69 15.65 15.65
4 3
Dial Unsoaked 0 6 11 15 19 22 24 26 28
Reading Soaked 0 1 3 4 5 5 5.5 6 6.25
86.0 148. 172.1 187.8 219.
33% Unsoaked 0
Stress 46.96 9 117.4 71 9 4 203.5 15
(Psi) 23.4 39.1 48.9
Soaked 0
7.82 8 31.3 3 39.13 43.04 46.96 1
Dial Unsoaked 0 8 18 23 26 29 32 35 38
Reading Soaked 0 1.5 2 2.25 2.5 2.75 3 3.1 3.2
140. 180.0 203. 226.9 250.4 297.
36% Unsoaked 0
Stress 62.61 88 2 5 8 6 273.94 42
(Psi) 15.6 19.5 25.0
Soaked 0
11.74 5 17.61 6 21.52 23.48 24.26 4
Tabel 17. Pembacaan dial dan stress pada CBR test
Dari data-data pada table diatas praktikan membuat grafik berikut ini :
Pada grafik stress pada setiap sampel, terlihat bahwa nilai stress yang
dibutuhkan untuk melakukan penetrasi pada soaked lebih kecil dibandingkan
dengan keadaan unsoaked. Hal ini terlihat dari grafik stress pada soaked selalu
berada dibawah dari nilai stress pada keadaan unsoaked. Ini dikarenakan nilai
kerapatan kering pada keadaan unsoaked lebih kecil dibandingkan dengan Commented [FA26]: ada faktor lain kah selain kerapatan
kering?
soaked. Selain itu, pada grafik perbandingan nilai stress pada keadaan soaked,
terjadi perpotongan antara 3 mould. Hal ini terjadi karena beberapa faktor
kesalahan, faktor yang paling memungkinkan adalah air pada sampel 30% tidak
mampu menyerap seefektif sampel 33% daan 36%.
Selanjutnya praktikan juga melakukan penghitungan penetrasi pada CBR
test pada 0.1 inch dan 0.2 inch. Nilai CBR yang didapat adalah sebagai berikut
ini:
CBR (%)
Sampel Penetrasi (in)
Unsoaked Soaked
0.1 17.2 1.17
1 (30%)
0.2 15.65 1.09
0.1 14.87 3.91
2 (33%)
0.2 14.61 3.26
0.1 20.35 1.95
3 (36%)
0.2 19.82 1.66
Praktikan juga mendapatkan nilai swelling dari setiap sample tanah yang
dihitung menggunakan rumus dan hasilnya adalah sebagai berikut :
1 2 3 1 2 3
VII. APLIKASI
Unsoaked Soaked
0.1 17.2 1.17
1 (30%)
0.2 15.65 1.09
0.1 14.87 3.91
2 (33%)
0.2 14.61 3.26
0.1 20.35 1.95
3 (36%)
0.2 19.82 1.66
Nilai swelling test terbesar terjadi pada sampel tanah kadar air 36%.
Tanah yang dapat diaplikasikan adalah tanah dengan kadar air 33%,
karena nilai CBR saat soakednya >3%. Sementara untuk kedua
tanah lainnya tidak dapat digunakan, karena nilai CBRnya <3%.
IX. REFERENSI
Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2017 : Laboratorium Mekanika
Tanah Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Indonesia
http://www.pavementinteractive.org/california-bearing-ratio/
X. LAMPIRAN