Anda di halaman 1dari 23

Laboratorium Mekanika Tanah

Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

NAMA PRAKTIKAN : Hashfi Fahreza 1606870351

Farras Barzani F 1606870471

Melinda Dwi R 1706904320

KELOMPOK : P2

TANGGAL PRAKTIKUM : 27 April 2018

JUDUL PRAKTIKUM : California Bearing Ratio

ASISTEN : Fadel Adhwiyan Commented [FA1]: tulis nama panjang

TANGGAL MENGUMPULKAN :

PARAF DAN NILAI :

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mendapatkan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah pada
kondisi kadar air optimum atau pada rentang kadar air tertentu dari uji
pemadatan.
Nilai CBR ini merupakan metode dalam evaluasi kualitas dan
kekuatan dari lapisan subgrade, subbase, dan base soils pada perkerasan
jalan berdasarkan uji laboratorium.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat
 Compction hammer (10lbs)
 Mould (diameter 6”)
 Skop pengaduk tanah
 Wadah untuk mencampur tanah dengan air
 Hydrometer untuk menuangkan air
 Pisau baja
 Timbangan Commented [FA2]: ini footernya kenapa permeability yak

California Bearing Ratio 1


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

 Oven
 Alumunium can
 Stopwatch
 Beban logam berbentuk lingkaran (+10 lbs)
 Bak air
 Piringan berlubang dengan dial pengukur swell
 Mesin uji CBR
Bahan
 Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak minimal 3 kantong
plastic @5 Kilogram

III. TEORI
Teori Umum
Nilai CBR adalah perbandingan antara kekuatan sampel tanah
(dengan kepadatan tertentu dan kadar air tertentu) terhadap kekuatan batu
pecah bergradasi rapat sebagai standar metarial dengan nilai CBR = 100.
Untuk mencari nilai CBR dipakai rumus:
𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑙𝑜𝑎𝑑 (𝑝𝑠𝑖)
𝐶𝐵𝑅 = × 100%
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑙𝑜𝑎𝑑 (𝑝𝑠𝑖)
Dengan standard unit stress pada harga-harga penetrasi:

Gambar 1. Standard Unit Stress pada pengujian CBR Commented [FA3]: rapiin dikit gambarnya. bikin di
tengah. caption dan sumber juga di tengah
Sumber: Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah Commented [FA4]: cek semua font. times new roman
12pt

California Bearing Ratio 2


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Beban (load) didapat dari hasil pembacaan dial penetrasi yang


kemudian dikorelasikan dengan grafik Calibration Prooving Ring.

Test Unit Load (psi) = tegangan (σ)

𝑃 𝑀(𝐿𝑅𝐶)
σ= =
𝐴 𝐴

dimana, A = Luas Piston


P = M x LRC
M = Dial reading
LRC = Faktor kalibrasi

Nilai CBR didapatkan berdasarkan rasio beban untuk penetrasi sedalam


2.5 mm (0.1 inch). Namun, jika nilai CBR pada saat penetrasi 5.0 mm lebih
besar, maka pengujian seharusnya diulang. Jika pengujian kedua memiliki nilai
CBR yang lebih besar pada saat penetrasi 5.0 mm, maka nilai CBR tersebut
dapat digunakan.
Dalam uji CBR, dilakukan dua pengujian, yaitu pengujian segera
(unsoaked condition) dan pengujian jenuh (soaked condition). Pengujian
unsoaked condition dilakukan segera setelah sampel tanah dipadatkan.
Pengujian soaked condition dilakukan setelah sampel tanah dalam mould
direndam/dijenuhkan selama 96 jam sambil dibebani oleh beban surcharge
sesuai dengan tekanan perkerasan jalan. Dilakukan pula pembacaan
pengembangan tanah (swell reading) pada interval waktu tertentu.
Perendaman ini dilakukan untuk mengetahui nilai CBR pada saat berada
dalam kondisi jenuh. Nilai CBR pada kondisi jenuh ini akan memberikan
informasi terkait peristiwa pengembangan tanah (soil expansion) di bawah
perkerasan jalan ketika tanah menjadi jenuh, serta memberikan indikasi adanya
perlemahan kekuatan tanah akibat penjenuhan yang terjadi.
Nilai CBR digunakan untuk mengetahui kualitas tanah terutama yang
digunakan sebagai lapisan base dan subgrade dibawah perkerasan jalan atau
lapangan terbang. Berikut merupakan penilaian CBR dan klasifikasinya
berdasarkan The Asphalt Handbook (1970).

California Bearing Ratio 3


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 2. Nilai CBR tanah beserta kualitas dan juga kegunaan serta sistem
klasifikasinya. Commented [FA5]: cek font. ini comment terakhir gua
soal font. kalo kedepannya ada kesalahan font di cek sendiri
ya
Sumber: Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah.

Teori Tambahan Commented [FA6]: tambahin lg teori tambahannya

California Bearing Ratio atau CBR adalah percobaan yang


ditemukan oleh California State Highway Departement. Prinsip dari
percobaan ini adalah menusukan sebuah benda kedalam benda uji untuk
mengetahui atau mendapatkan nilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain
yang digunakan untuk perkerasan.
Pengujian CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu
bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi
yang sama. Nilai CBR dihitung pada penetrasi 0.1" dan 0.2" yang
selanjutnya dibandingkan dengan SNI 03-1744-1989.
CBR laboratorium dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :
a. CBR laboratorium rendaman (soaked design CBR)
b. CBR laboratorium tanpa rendaman (Unsoaked Design CBR)
Pada pengujian CBR laboratorium rendaman pelaksanaannya lebih
sulit karena membutuhkan waktu dan biaya relatif lebih besar dibandingkan
CBR laboratorium tanpa rendaman.
Sedang dari hasil pengujian CBR laboratorium tanpa rendaman sejauh ini
selalu menghasilkan daya dukung tanah lebih besar dibandingkan dengan
CBR laboratorium rendaman.

California Bearing Ratio 4


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


Persiapan
1. Menyiapkan 3 kantong sampel tanah masing-masing 5 kg, lolos
saringan No. 4 ASTM.
2. Merencanakan kadar air pada masing-masing kantong. Kadar air
divariasikan menjadi 30%,33%,36%. Mencari kadar air awal terlebih
dahulu, untuk membuat kadar air yang diinginkan. Kemudian
menabahkan air dengan volume tertentu (V) untuk mencapai kadar air
yang diinginkan menggunakan persamaan berikut:
𝑊𝑥 − 𝑊0
𝑉𝑎𝑑𝑑 = × 𝑊 = ⋯ 𝑚𝑙
1 + 𝑊0
3. Mendiamkan/memperam sampel tanah selama +24 jam seelum
dilakukan proses pemadatan (setelah sampel tanah dicampur dengan
air hingga merata).
Jalannya Praktikum
1. Memadatkan sampel tanah seperti pada percobaan compaction.
2. Melakukan penetrasi sampel pada kondisi unsoaked.
a. Menimbang mould dan tanah, kemudian meletakannya pada
mesin CBR dan memberikan beban ring di atas permukaan
sampel tanah. Meletekkan piston di tengah-tengah beban ring
sehingga menyentuh permukaan tanah
b. Memeriksa dan men-set coading dan dial sehingga menjadi
nol
c. Melakukan penetrasi dengan penurunan konstan 0,05”/menit
d. Mencatat pembacaan dial pada penetrasi sebagai berikut
0,025”, 0,05”, 0,075”, 0,100”, 0,125”, 0,150”, 0,175”, dan
0,200”.

3. Melakukan penetrasi pada kondisi soaked.

California Bearing Ratio 5


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

a. Merendam sampel tanah pada kondisi unsoaked sebelumnya


di air selama +96 jam, untuk mengetahui nilai CBR pada
kondisi swelling.
b. Melakukan pencatatan swelling pada jam pertama dan jam
kedua sejak mulai dimasukkan ke dalam bak air. Mencatat
pembacaan selanjutnya pada jam ke-24, 48, 72, dan 96 jam.
c. Mengankat mould dan tanah (setelah 96 jam), kemudian
melakukan penetrasi seperti pada percobaan unsoaked, namun
permukaan yang digunakan adalah yang sebaliknya.
d. Mengeluarkan sampel tanah dan kemudian mengambil
sebagian tanah di lapisan atas, sebagian tanah di lapisan
tengah, dan sebagian tanah di lapisan bawah untuk dihitung
kadar airnya.

V. PENGOLAHAN DATA Commented [FA7]: tambahin contoh perhitungan salah


satu sampel buat semua tahap perhitungan ya
a. Menentukan Volume Air yang Ditambahkan
Kadar air Awal = 23,83%
Kadar Air Optimum = 30,20% dari asumsi awal 32,5%
Dari data kadar air optimum yang didapatkan tersebut, praktikan
menghitung berapa jumlah volume air yang ditambahkan untuk membuat
kadar air pada sampel menjadi 30,33,dan 36%.

𝑊𝑥 − 𝑊0
𝑉𝑎𝑑𝑑 = ×𝑤
1 + 𝑊0

Tabel 1. Hasil Perhitungan Volume Air yang Ditambahkan pada Sampel.

No. Vadd
Wo Wx W (ml)
Mould (ml)

1 0,2383 0,30 5000 249,13

2 0,2383 0,33 5000 370,26

3 0,2383 0,36 5000 491,40


Sumber: Pengolahan Penulis.

California Bearing Ratio 6


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

b. Menghitung Dimensi Mould


Ke-3 buah sampel tanah pada kadar air yang berbeda-beda menggunakan 3
buah mould yang berbeda-beda, untuk itu perlu dilakukannya pengukuran
dimensi pada masing-masing mould. Mould 1, 2, dan 3 masing-masing
digunakan untuk kadar air 30%, 33%, dan 36%. Hasil pengukuran dan
perhitungan dimensi sebagai berikut:

Tabel 1. Ukuran dimensi ketiga mould

No. Diameter (cm) Rata- Tinggi (cm) Rata- Volume Berat


Mould 1 2 3 rata 1 2 3 rata (cm3) (Kg)
1 15,230 15,170 15,260 15,220 17,720 17,800 17,715 17,745 3,228,458 3,86
2 15,280 15,270 15,255 15,268 17,575 17,595 17,510 17,560 3,214,983 3,79
3 15,345 15,430 15,260 15,345 17,905 17,540 17,535 17,660 3,265,986 4,19

Sumber: Pengolahan Penulis.

c. Kadar Air dalam Kondisi Soaked dan Unsoaked Commented [FA8]: cek lg perhitungannya. beda sama yg
gua itung. cantumin contoh perhitungannya
unsoaked
No. Wcan Wwet Wdry
W (%)
Mould (gram) (gram) (gram)
1 18,9 51,5 36,4 29,3%
2 19,8 289,4 197,1 31,9%
3 23,2 253,1 162,8 35,7%
soaked
No. Wcan Wwet Wdry
W (%)
Mould (gram) (gram) (gram)
1 19,9 426,3 321 32,80%
2 19,2 473,6 348,7 35,82%
3 21,8 343,2 249,5 37,56%
Tabel 4 dan 5. Nilai kadarair kondisi soaked dan unsoaked
Sumber : Pengolahan Penulis

d. Nilai Kerapatan Kering Tanah


 Kerapatan Kering Kondisi Unsoaked Commented [FA9]: cek lg perhitungannya. beda sama yg
gua itung
Tabel 6. Hasil Perhitungan Kerapatan Kering pada Kondisi Unsoaked.

No. Mould 1 2 3

California Bearing Ratio 7


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Kadar Air (gr) 29,3% 31,9% 35,7%


Berat Tanah + Mould (gr) 6930 7256 7864
Berat Mould (gr) 3860 3790 4190
Berat tanah (gr) 3070 3466 3674
Berat Volume Tanah (gr/cm3) 0,951 1,078 1,125
Sumber: Pengolahan Penulis.

 Kerapatan Kering Kondisi Soaked


Tabel 7. Hasil Perhitungan Kerapatan Kering pada Kondisi Soaked.

No. Mould 1 2 3
Kadar Air (gr) 31,2% 33,3% 37,6%
Berat Tanah + Mould (gr) 7238 7366 7698
Berat Mould (gr) 3860 3790 4190
Berat tanah (gr) 3378 3576 3508
Berat Volume Tanah (gr/cm3) 1,046 1,112 1,074
Sumber: Pengolahan Penulis.

e. Pembacaan Tegangan
Pengujian tegangan pada sampel tanah menggunakan mesin CBR,
yang kemudian hasil pembacaan dikonversikan menggunakan rumus:

Test Unit Load (psi) = tegangan (σ)

𝑃 𝑀(𝐿𝑅𝐶)
σ= =
𝐴 𝐴

Tabel 2. Hasil Pembacaan dan Pengukuran Tegangan Menggunakan Mesin CBR pada Mould 1.

Penetration Dial Reading Stress (Psi)

(Inch) Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked

0,025 6 1 469,620 78,270

0,050 15 1 1,174,050 78,270

0,075 20 1,25 1,565,400 97,838

0,100 22 1,50 1,721,940 117,405

0,125 24 1,75 1,878,480 136,973

0,150 26 2 2,035,020 156,540

0,175 28 2 2,191,560 156,540

California Bearing Ratio 8


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

0,200 30 2,1 2,348,100 164,367

Sumber: Pengolahan Penulis.

Grafik 1. Perbandingan Stress dalam Kondisi Soaked dan Unsoaked pada Mould 1.

Sumber: Pengolahan Penulis.

Tabel 8. Hasil Pembacaan dan Pengukuran Tegangan Menggunakan Mesin CBR pada Mould 2.

Penetration Dial Reading Stress (Psi)

(Inch) Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked

0,025 6 1 469,620 78,270


0,050 11 3 860,970 234,810
0,075 15 4 1,174,050 313,080
0,100 19 5 1,487,130 391,350
0,125 22 5 1,721,940 391,350
0,150 24 5,5 1,878,480 430,485
0,175 26 6 2,035,020 469,620
0,200 28 6,25 2,191,560 489,188

Sumber: Pengolahan Penulis.

California Bearing Ratio 9


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik 2. Perbandingan Stress dalam kondisi Soaked dan Unsoaked pada Mould 2.

Sumber: Pengolahan Penulis.

Tabel 9. Hasil Pembacaan dan Pengukuran Tegangan Menggunakan Mesin CBR pada Mould 3.

Penetration Dial Reading Stress (Psi)

(Inch) Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked

0,025 8 1,5 626,160 117,405


0,050 18 2 1,408,860 156,540
0,075 23 2,25 1,800,210 176,108
0,100 26 2,5 2,035,020 195,675
0,125 29 2,75 2,269,830 215,243
0,150 32 3 2,504,640 234,810
0,175 35 3,1 2,739,450 242,637
0,200 38 3,2 2,974,260 250,464

Sumber: Pengolahan Penulis.

California Bearing Ratio 10


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik 3. Perbandingan Stress dalam Kondisi Soaked dan Unsoaked pada Mould 3.

Sumber: Pengolahan Penulis.

Grafik 4. Perbandingan Stress dalam Kondisi Unsoaked pada Mould 1, 2, dan 3. Commented [FA10]: grafiknya digedein lg ya. biar kebaca
Sumber: Pengolahan Penulis.

Grafik 5. Perbandingan Stress dalam Kondisi Soaked pada Mould 1, 2, dan 3.

Sumber: Pengolahan Penulis.

California Bearing Ratio 11


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

f. Nilai California Bearing Ratio (CBR)


Nilai CBR dihitung dari nilai dial reading pada penetrasi 0,1” dan
0,2”. Nilai CBR dicari dengan menggunakan rumus:

𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑙𝑜𝑎𝑑 (𝑝𝑠𝑖)


𝐶𝐵𝑅 = × 100%
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑙𝑜𝑎𝑑 (𝑝𝑠𝑖)

Dimana standard unit load untuk:


 0,1 inch = 1000 Psi
 0,2 inch = 1500 Psi

Dengan menggunakan rumus tersebu, didapatkan nilai CBR sebagai


berikut:
Tabel 10. Hasil Perhitungan CBR Mould 1.

Penetration Dial Reading CBR (%)


(Inch) Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked
0,1 22 1,5 17,2194 1,1741
0,2 30 2,1 15,6540 1,0958
Sumber: Pengolahan Penulis.

Tabel 11. Hasil Perhitungan CBR Mould 2.

Penetration Dial Reading CBR (%)


(Inch) Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked
0,1 19 5 14,8713 3,9135
0,2 28 6,25 14,6104 3,2613
Sumber: Pengolahan Penulis.

Tabel 12. Hasil Perhitungan CBR Mould 3.

Penetration Dial Reading CBR (%)


(Inch) Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked
0,1 26 2,5 20,3502 1,9568
0,2 38 3,2 19,8284 1,6698
Sumber: Pengolahan Penulis.

California Bearing Ratio 12


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

a. Swelling Test Commented [FA11]: tambahin grafik swelling

Nilai Swelling Test ditentukan dengan rumus:


𝑑𝑖𝑎𝑙 × 2,54 ×× 0,001
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙𝑖𝑛𝑔 = × 100%
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑚𝑜𝑢𝑙𝑑 (𝑐𝑚)

1 2 3 1 2 3
30% 33% 36% 30% 33% 36%
0 6.05 5.03 6.60 0.08652747 0.07268508 0.094912
1 6.09 5.06 7.04 0.08710003 0.0732492 0.10121166
2 6.51 5.08 7.04 0.09319775 0.07340831 0.10125481
24 6.52 5.08 7.04 0.09329794 0.07348064 0.10125481
72 6.53 5.52 7.05 0.09339814 0.07977278 0.10141302
96 7.03 5.58 7.05 0.10065528 0.08065513 0.10142741
Tabel 13. Hasil Swelling Test

California Bearing Ratio 13


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

VI. ANALISIS PRAKTIKUM


a. Analisis Percobaan
Percobaan California Bearing Ratio atau disebut CBR memiliki
tujuan untuk mendapatkan nilai CBR tanah ketika kondisi air optimum
atau rentang kadar air tertentu. Nilai CBR sendiri berfungsi sebagai
metode untuk mengetahui kualitas serta kekuatan pada lapisan subgrade
dan base soils pada perkerasan jalan. Praktikum dilakukan dengan
melakukan persiapan terlebih dahulu dengan menyiapkan tanah yang
lolos dari saringan No. 4 ASTM sebanyak 15 kg untuk nantinya dibagi
kedalam 3 kantong plastik sebagai sampel. Untuk mengetahui kadar air Commented [FA12]: kenapa dibagi 3?

dari tanah tersebut, praktikan mengambil sedikit tanah dan dimasukkan


kedalam oven selama kurang lebih 24 jam. Setelah dioven, berat tanah
tersebut akan berkurang, besarnya perbedaan itu merupakan nilai berat
air yang nantinya sebagai perhitungan untuk mencari kadar air.
Didapatkan kadar air tersebut sebesar 23.83 %. Setelah itu praktikan
mencari kadar optimum dari sampel tanah dengan percobaan Commented [FA13]: kadar air optimum itu apa sih?

compaction sebesar 30.2 %. Praktikan membuat asumsi kadar air untuk


CBR senilai 30%,33% dan 36%. Commented [FA14]: kenapa bisa jadi kayak gini
variasinya?
Ketiga plastik yang sudah disiapkan digunakan untuk membuat
Commented [FA15]: mau pake bahasa indonesia apa
variasi tanah. Plastik pertama diisi dengan tanah dengan kadar air inggris?

optimum yaitu 30%, plastik kedua diisi dengan tanah berkadar air 33% Commented [FA16]: ini mestinya ada titik gak sih? cek lg
tanda bacanya. 5 kesalahan penulisan = -1 pengurangan
dan plastic yang terakhir diisi dengan tanah berkadar air 36 %. Untuk nilai

membuat kadar air 30 % praktikan menambahkan air sebesar 249.13 ml, Commented [FA17]: cara nambahin airnya gimana?

sementara untuk tanah kadar air 33% praktikan menambahkan air


sebesar 370.26 ml dan untuk tanah kadar air 36% praktikan
menambahkan air sebanyak 491,40 ml. Penambahan air pada sampel
tanah dilakukan dengan cara menutup bagian atas hydrometer dengan
tangan dan menyiramnya secara merata, jangan sampai air mengenai
pinggiran baskom, karena menghindari penyerapan pada wadah. Agar
kadar air merata, tanah sampel didiamkan terlebih dahulu selama 24
jam.

California Bearing Ratio 14


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Langkah selanjutnya yang praktikan lakukan adalah mengukur


dimensi dari 3 buah mould yang nantinya akan diisi dengan tanah Commented [FA18]: buat apa ngitung dimensi mould?

sampel. Mould 1 diisi dengan tanah kadar air 30 %, mould 2 diisi dengan
tanah kadar air 33% dan yang terakhir tanah berkadar air 36% di mould
3. Pengisian tanah pada mould dilakukan dengan cara memasukkannya
dengan tiga lapisan yang masing-masingnya 1/3 dari tinggi mould. Commented [FA19]: kenapa sepertiga? kenapa gak
langsung?
Pengisian tanah setiap 1/3 dari tinggi mould bertujuan agar setiap
lapisan tanahnya terpadatkan dengan sempurna. Pada setiap lapisannya,
praktikan menumbuk sebanyak 56 kali agar tumbukan merata dan sesuai
dengan standar AASHTO. Setelah ditumbuk, dihitung beratnya dan Commented [FA20]: buat apa ngitung berat?

lakukan penetrasi.
Proses selanjutnya adalah praktikan menguji sampel tanah yang
sudah dipadatkan dan dalam kondisi unsoaked dengan mesin CBR. Commented [FA21]: unsoaked itu apa?

Kondisi tanah unsoaked adalah kondisi dimana tanah belum direndam


dalam air. Sebelum dilakukan pembacaan dial praktikan terlebih dahulu
mengkalibrasi dial atas dan dial bawah pada mesin CBR hingga menjadi
0, dan selanjutnya praktikan menyalakan mesin CBR dan mencatat
setiap interval 0.025-0.200 inch.
Tiga sampel tanah unsoaked pada ke 3 mould selesai diuji dengan
mesin CBR, praktikan merendam ketiga mould tersebut kedalam kolam Commented [FA22]: cara rendamnya gimana? dituang
aja gitu?
untuk melakukan swelling test dan mengetahui hasil data dalam kondisi
Commented [FA23]: swelling test itu apa? buat apa
soaked. Langkah perendaman mould dilakukan dengan cara meletakkan diginiin?

beban melingkarpada bagian atas mould, kemudian memasukkannya


kedalam kolam dan tuang air kebagian atas mould untuk memastikan
semua bagian telah terkena air. Langkah pada swelling test adalah
pertama-tama praktikan meletakkan alat swelling test pada permukaan
mould dan pastikan posisinya tidak berubah setiap pembacaan.
Pembacaan dilakukan saat awal direndam dan setiap 1,2,4,24,48, dan 72
jam.
Setelah proses swelling test dan soak selesai, praktikan
mengeluarkan sampel tanah dan mould dari dalam kolam dan
menimbang kembali mould yang berisi tanah untuk mendapatkan berat

California Bearing Ratio 15


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

tanah dalam kondisi soaked. Kemudian praktikan kembali melakuakn Commented [FA24]: ini paragrafnya disamain dong sama
atasnya. biar gak mundur2 kek gini
penetrasi pada tanah dalam kondisi soaked sama seperti dalam kondisi
Commented [FA25]: buat apa nimbang berat pas
unsoaked sebelumnya. Praktikan kemudian melepaskan mould dari base soaked?

plate, kemudian praktikan melepaskan tanah yang telah dipadatkan


menggunakan hydraulic extruder, untuk mempertahankan bentuk tanah
agar tidak hancur, Dari sampel tanah yang telah direndam praktikan
mengambil sebagian tanah dengan berat +300 Gram yang diambil dari
bagian tengah sampel,, sebab bagian tepi dari sampel telah bercampur
dengan oli yang sebelumnya dioleskan pada permukaan dalam mould
untuk mempermudah proses pelepasan tanah dari mould, Pengambilan
sebagian tanah ini dilakukan untuk mengukur kadar air pada ketiga
sampel tanah setelah dilakukan proses perendaman dengan cara
memasukkan tanah tersebut dalam oven selama +24 jam. Setelah 24 jam
sampel tanah dikeluarkan dari oven untuk ditimbang, Seluruh data yang
diperoleh dari pengukuran dicatat dalam kertas laporan praktikum untuk
kemudian digunakan dalam pengolahan data.

Analisis Hasil
Kadar air pertama yang praktikan dapatkan adalah sebesar 23.83 % dan
kadar air optimumnya adalah 30.2%. Praktikan membuat variasi asumsi
untuk praktikum CBR ini adalah kadar air 30%,33%, dan 36%. Untuk
mendapatkan nilai kadar-kadar air sesuai asumsi diatas, praktikan harus
menghitung jumlah penambahan air menggunakan rumus, besarnya
penambahan air sebagai berikut :
No. Mould Wo Wx W (ml) Vadd (ml)
1 0,2383 0,30 5000 249,13
2 0,2383 0,33 5000 370,26
3 0,2383 0,36 5000 491,40
Tabel 14 Jumlah penambahan volume air

California Bearing Ratio 16


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Praktikan mencari kadar air asli di tanah pada keadaan unsoaked dan
soaked. Besarnya kadar air seperti besikut:
No. Mould Wcan (gram) Wwet (gram) Wdry (gram) W (%)
1 18,9 51,5 36,4 29,3%
2 19,8 289,4 197,1 31,9%
3 23,2 253,1 162,8 35,7%
Tabel 15. Kadar air pada kondisi unsoaked
No. Mould Wcan (gram) Wwet (gram) Wdry (gram) W (%)
1 18,9 51,5 35,4 31,2%
2 19,8 289,4 193 33,3%
3 23,2 253,1 157,9 37,6%
Tabel 16. Kadar air pada kondisi soaked
Dari hasil table diatas dapat terlihat bahwa pada kondisi unsoaked nilai
kadar air asli dengan kadar air asumsi terlihat perbedaan walaupun tidak terlalu
signifikan, begitupun pada kondisi setelah direndam. Perbedaan kadar air asli
dengan asumsi ini disebabkan karena kesalahan yang dilakukan oleh praktikan.
Selanjutnya praktikan mendapatkan data berupa pembacaan dial pada
saat dilakukan CBR test, data-data pembacaan ini diolah untuk mendapatkan
tekanan pada setiap incinya.

California Bearing Ratio 17


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Penatration (inch) 0 0.025 0.05 0.075 0.1 0.125 0.15 0.175 0.2
Dial Unsoaked 0 6 15 20 22 24 26 28 30
Reading Soaked 0 1 1 1.25 1.5 1.75 2 2 2.1
117. 172. 187.8 203.5 234.
30% Unsoaked 0 46.96 156.5 219.15
Stress 4 19 4 0 81
(Psi) 11.7 16.4
Soaked 0 7.82 7.82 9.78 13.69 15.65 15.65
4 3
Dial Unsoaked 0 6 11 15 19 22 24 26 28
Reading Soaked 0 1 3 4 5 5 5.5 6 6.25
86.0 148. 172.1 187.8 219.
33% Unsoaked 0
Stress 46.96 9 117.4 71 9 4 203.5 15
(Psi) 23.4 39.1 48.9
Soaked 0
7.82 8 31.3 3 39.13 43.04 46.96 1
Dial Unsoaked 0 8 18 23 26 29 32 35 38
Reading Soaked 0 1.5 2 2.25 2.5 2.75 3 3.1 3.2
140. 180.0 203. 226.9 250.4 297.
36% Unsoaked 0
Stress 62.61 88 2 5 8 6 273.94 42
(Psi) 15.6 19.5 25.0
Soaked 0
11.74 5 17.61 6 21.52 23.48 24.26 4
Tabel 17. Pembacaan dial dan stress pada CBR test
Dari data-data pada table diatas praktikan membuat grafik berikut ini :

California Bearing Ratio 18


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Dari grafik-grafik dan data diatas praktikan pun membuat grafik


perbandingan stress dalam kondisi soaked maupun unsoaked sebagai
berikut :

California Bearing Ratio 19


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pada grafik stress pada setiap sampel, terlihat bahwa nilai stress yang
dibutuhkan untuk melakukan penetrasi pada soaked lebih kecil dibandingkan
dengan keadaan unsoaked. Hal ini terlihat dari grafik stress pada soaked selalu
berada dibawah dari nilai stress pada keadaan unsoaked. Ini dikarenakan nilai
kerapatan kering pada keadaan unsoaked lebih kecil dibandingkan dengan Commented [FA26]: ada faktor lain kah selain kerapatan
kering?
soaked. Selain itu, pada grafik perbandingan nilai stress pada keadaan soaked,
terjadi perpotongan antara 3 mould. Hal ini terjadi karena beberapa faktor
kesalahan, faktor yang paling memungkinkan adalah air pada sampel 30% tidak
mampu menyerap seefektif sampel 33% daan 36%.
Selanjutnya praktikan juga melakukan penghitungan penetrasi pada CBR
test pada 0.1 inch dan 0.2 inch. Nilai CBR yang didapat adalah sebagai berikut
ini:

CBR (%)
Sampel Penetrasi (in)
Unsoaked Soaked
0.1 17.2 1.17
1 (30%)
0.2 15.65 1.09
0.1 14.87 3.91
2 (33%)
0.2 14.61 3.26
0.1 20.35 1.95
3 (36%)
0.2 19.82 1.66

Praktikan juga mendapatkan nilai swelling dari setiap sample tanah yang
dihitung menggunakan rumus dan hasilnya adalah sebagai berikut :

1 2 3 1 2 3

California Bearing Ratio 20


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

30% 33% 36% 30% 33% 36%


0 6.05 5.03 6.60 0.08652747 0.07268508 0.094912
1 6.09 5.06 7.04 0.08710003 0.0732492 0.10121166
2 6.51 5.08 7.04 0.09319775 0.07340831 0.10125481
24 6.52 5.08 7.04 0.09329794 0.07348064 0.10125481
72 6.53 5.52 7.05 0.09339814 0.07977278 0.10141302
96 7.03 5.58 7.05 0.10065528 0.08065513 0.10142741
Pada table data swelling diatas didapatkan data bahwa sampel tanah 36%
memiliki nilai swelling tertinggi diantara sampel lainnya, hal ini menandakan
bahwa sampel tersebut adalah sampel yang melakukan penyerapan air paling
banyak.

Analisis Kesalahan Commented [FA27]: tulisin langkah strategis kalo


kesalahan udah terjadi
Pada percobaan kali ini, terjadi beberapa kesalahan yang dilakukan oleh
praktikan diantaranya :

1. Kurang telitinya praktikan saat melakukan pembacaan dial saat CBR


test sehingga berpengaruh pada hasil pengolahan data
2. Saat melakukan tumbukan pada layer tanah tumbukkannya kurang
merata sehingga tanah yang tertumbuk tidak rata diseluruh bagian Commented [FA28]: kesalahannya cuma 2 aja?

3. Pada saat penambahan air untuk sampel tanah, praktikan menuangkan


airnya dengan tidak terlalu merata sehingga terjadi perbedaan hasil.

VII. APLIKASI

Praktikum California Bearing Ratio atau CBR dapat diaplikasikan sesuai


dengan tujuan dari praktikum ini. yaitu adalah menentukan tebal dari perkerasan
jalan raya, dan menentukan apakah tanah yang diuji layak untuk dijadikan jalan
raya.

VIII. KESIMPULAN Commented [FA29]: dari hasil yang didapet, sampelnya


cocok diaplikasikan nggak?
 Nilai stress pada keadaan unsoaked lebih kecil dibanding soaked,
dikarenakan besarnya kerapatan kering unsoaked lebih kecil pula.
 Nilai CBR yang didapat sebesar:

Sampel Penetrasi (in) CBR (%)

California Bearing Ratio 21


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Unsoaked Soaked
0.1 17.2 1.17
1 (30%)
0.2 15.65 1.09
0.1 14.87 3.91
2 (33%)
0.2 14.61 3.26
0.1 20.35 1.95
3 (36%)
0.2 19.82 1.66

 Nilai swelling test terbesar terjadi pada sampel tanah kadar air 36%.
 Tanah yang dapat diaplikasikan adalah tanah dengan kadar air 33%,
karena nilai CBR saat soakednya >3%. Sementara untuk kedua
tanah lainnya tidak dapat digunakan, karena nilai CBRnya <3%.
IX. REFERENSI
Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2017 : Laboratorium Mekanika
Tanah Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Indonesia
http://www.pavementinteractive.org/california-bearing-ratio/

X. LAMPIRAN

California Bearing Ratio 22


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Tekniik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 3. Tiga sampel tanah sedang dalam proses perendaman+swelling test


Sumber: dokumentasi penulis

Gambar 4. Praktikan sedang melakukan CBR test dengan mesin CBR


Sumber: dokumentasi penulis

California Bearing Ratio 23

Anda mungkin juga menyukai