BAB I
PENDAHULUAN
Lapisan tanah yang akan dipakai sebagai lapisan sub-base atau sub-grade
suatu konstruksi jalan pada umumnya memerlukan proses pemadatan agar
mampu menerima beban sesuai dengan yang direncanakan. Salah satu cara untuk
mengukur kekokohan (bearing) lapisan tanah adalah pengujian California
Bearing Ratio (CBR).
Prinsip dasar dari pengujian CBR adalah membandingkan besarnya beban
(gaya) yang diperlukan untuk menekan torak dengan luas penampang 3 inch² ke
dalam lapisan perkerasan sedalam 0.1 inch (2.54 mm) atau 0.2 inch (5.08 mm)
dengan beban standar. Oleh karena itu, kekokohan lapisan perkerasan
dinyatakan dalam “kekokohan relatif” atau persen kekokohan. Besarnya beban
standar untuk penetrasi 0.1 inch adalah 3000 lbs (pound) atau sekitar 1350 kg,
sedangkan besarnya beban standar untuk penetrasi 0.2 inch adalah 4500 lbs atau
sekitar 2025 kg. Satu hal yang perlu diingat bahwa pengujian CBR hanya
mengukur kekokohan relatif dari lapisan permukaan tanah, karena diameter
penampang torak yang dipergunakan hanya sekitar 4.96 cm, sehingga daerah
(volume) lapisan tanah di bawah torak yang terpengaruh tekanan (stress bulb)
hanya di permukaan.
Harga CBR adalah perbandingan antara kekuatan bahan yang bersangkutan
dengan kekuatan bahan yang dianggap standar. Harga CBR dinyatakan dalam
persen (%) dan cara yang digunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar tanah
adakah suatu percobaan penetrasi yang disebut percobaan CBR. Dimana hasil
percobaan tersebut dapat digambarkan pada suatu grafik untuk mendapatkan
tebal perkerasan dari suatu nilai CBR tertentu . Pengujian CBR bersifat empiris,
yaitu mengukur tahanan geser tanah pada kondisi kadar air dan kepadatan
tertentu untuk menentukan nilai kekuatan (daya dukung) relative tanah dasar atau
bahan-bahan lain yang dipakai untuk perkerasan, yang dinyatakan dalam nilai
CBR.
Tabel I.1. Nilai CBR
Tabel I.2. Standar Perkerasan Nilai CBR
Beban didapat dari pembacaan load dial pada suatu penetrasi yang
kemudian dikalibrasikan dengan grafik kalibrasi proving ring, atau dapat juga
digunakan rumus :
Pada umumnya nilai CBR laboratorium diambil pada penetrasi 0,1 inchi
I.3 Alat dan Bahan
I.3.1 Alat praktikum
- Untuk Pemadatan Benda Uji
1. Mould (Gambar 1)
2. Hammer (Gambar 2)
3. Plat baja, dengan sebelah sisi tajam, untuk meratakan tanah yang
telah dipadatkan (Gambar 3)
4. Sendok pengaduk tanah (Gambar 4)
5. Gelas ukur (Gambar 5)
6. Ekstruder untuk mengeluarkan contoh tanah dari mold (Gambar 6)
7. Tempat untuk mencampur tanah dengan air (Gambar 7)
8. Jangka sorong (Gambar 8)
9. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram dan 0,1 gram (Gambar 9)
10. Can (Gambar 10)
11. Oven (Gambar 11)
12. Kertas filter untuk alas tanah (Gambar 12)
- Penetrasi
1. Diletakkan keping pemberat diatas permukaan contoh tanah seberat 4,5
kg atau 10 lb. Sebelumnya berat plat yang sebenarnya harus ditimbang
dahulu. (Gambar 21)
2. Kemudian atur piston penetrasi pada permukaan benda uji sehingga tepat
mengenai permukaan tanah. Diperiksa dan atur loading dial dan penetrasi
dial agar sebelum penetrasi dimulai menunjukkan angka nol.
(Gambar 22)
3. Diberikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi
mendekati kecepatan tetap sebesar 1,27 mm/menit atau 0,05 inci/menit.
Dilakukan pembacaan beban pada penetrasi 0,0250 inci sampai 0,5000
inci dengan selang pembacaan penetrasi 0,0250 inch pada setiap penetrasi
dan dicatat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan
maksimum terjadi sebelum penetrasi 0,5000 inci. (Gambar 23)
4. Setelah penetrasi unsoaked selesai, pasang keping pengembangan diatas
permukaan benda uji dan kemudian pasang keping pemberat 10 lbs.
(Gambar 24)
5. Cetakan beserta beban direndam dalam air sehingga air dapat meresap
dari atas maupun dari bawah. Permukaan air selama perendam harus tetap
kurang lebih 2,5 cm di atas permukaan benda uji.
6. Dipasang tripod beserta dial pengukuran pengembangan. Swelling dicatat
tiap waktu : 0 jam, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam.
7. Setelah 96 jam cetakan dikeluarkan dari bak air dan miringkan selama
kurang lebih menit sehingga air bebas mengalir habis. Harus dijaga agar
selama pengeluaran air tersebut permukaan benda uji tidak terganggu.
8. Diambil beban dari cetakan, kemudian cetakan beserta isinnya ditimbang.
9. Benda uji CBR yang direndam (soaked) telah siap dilakukan pengujian
kembali seperti penetrasi unsoaked.
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN DATA
= 371.4543
- Mencari Tekanan( P ) Pentrasi 0.2” ( Silinder 1 ) :
F
P =A
2412.982
= 3
= 804.3272
= 37.145%
= 80.433%
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang didapat adalah nilai CBR (California
Bearing Ratio) tahan atau campuran tanah agregat yang dipadatkan di
laboratorium dengan kadar air tertentu pada kondisi unsoaked (tidak terendam).
Dari perhitungan data dengan menggunakan rumus, didapat nilai CBR adalah
sebagai berikut :
Penetrasi Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Rata-Rata
Penetrasi 0.1" 37.145% 35.232% 36.827% 36.401%
Penetrasi 0.2" 53.622% 47.051% 46.415% 49.030%
Dari 3 (tiga) data harga / nilai CBR yang didapatkan, diambil dari rata –
rata penetrasi 0.1” karena pada umumnya nilai CBR Laboratorium diambil pada
penetrasi 0,1”. Dari data praktikum rata – rata penetrasi 0.1” yaitu, 36.401%
sebagai nilai CBR. Berdasarkan Tabel. 1.2. nilai CBR termasuk Bagus / Baik
karna berada di antara 20 % – 50 % dan Berdasarkan Tabel. I.1. di klasifikasikan
sebagai Pasir berbutir kasar.
IV.2 Lampiran
IV.2.1 Dokumentasi alat praktikum
- Untuk Pemadatan Benda Uji
Gambar 1 Gambar 2
Mould Hammer
Gambar 3 Gambar 4
Plat Baja Sendok pengaduk tanah
Gambar 5 Gambar 6
Gelas Ukur Extuder
Gambar 7 Gambar 8
Talam Jangka Sorong
Gambar 9 Gambar 10
Timbangan ketelitian 0.01 gram Can
Gambar 11 Gambar 12
Oven Kertas Filter
Gambar 13 Gambar 14
Stopwatch Beban permukaan
Gambar 15 Gambar 16
perforated plate swelling
IV.2.2 Dokumentasi Jalannya Percobaan
- Pemadatan / Compaction
Gambar 17
Pemasangan cetakan pada keping alas dan timbang.
Gambar 18
Sejumlah tanah dimasukkan kedalam mould dan ditumbuk selama 56
kali sehingga didapatkan tinggi lapisan padat 1/5 tinggi mould.
Gambar 19
Pemasangan collar (leher sambung)
Gambar 20
Pelepasan collar kemudian tanah diratakan dan ditimbang lalu diberi
tekanan
- Penetrasi
Gambar 21
Diletakkan keping pemberat diatas permukaan contoh tanah dengan
berat 4,5 kg.
Gambar 22
Kemudian atur piston penetrasi pada permukaan benda uji sehingga
tepat mengenai permukaan tanah. Diperiksa dan atur loading dial dan
penetrasi dial agar sebelum penetrasi dimulai menunjukkan angka nol.
Gambar 23
Diberikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi
mendekati kecepatan tetap.
Gambar 24
Setelah penetrasi unsoaked selesai, pasang keping pengembangan
diatas permukaan benda uji dan kemudian pasang keping pemberat 10
lbs.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/177489755/Laporan-Praktikum-Cbr
http://cakitpit.blogspot.com/2012/12/cbr-laboratorium.html
https://www.google.co.id/search?safe=strict&biw=1396&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=UbL
XXN6HMoXatQWum6uQCw&q=mould+untuk+cbr&oq=mould+untuk+cbr&gs_l=img.3...156
014.159220..159653...0.0..0.324.4030.2-13j2......1....1..gws-wiz-
img.......35i39j0j0i67j0i30j0i19j0i5i30i19j0i8i30i19j0i5i30j0i8i30.X1XA-0cJ7q0#imgrc=QLbo-
uZfX2QQdM: