METODE PENELITIAN
17
18
C. Langkah Kerja
1. Pengambilan sampel tanah di lapangan dilakukan dengan ganda,
misalnya pada lokasi yang akan digunakan untuk penimbunan yang
sangat luas, maka kita harus mengambil contoh tanah sedikit-
dikitnya dari tiap-tiap tempat dalam jarak kira-kira 200 meter dan
dilakukan pengadukan yang sama rata dan dijadikan satu.
Seterusnya dimasukkan dalam karung.
2. Bila lokasi kita sudah dalam keadaan satu timbunan (satu gundukan
besar), maka contoh yang mewakili keseluruhan kita harus
mengambil contoh sedikit-dikitnya dari segala sudut dan tengah-
tengah dari timbunan tersebut, sebelumnya lapisan atas harus
dibuang kira-kira 20 cm.
C. Prosedur Kerja
1) Bersihkan ayakan dengan memakai sikat baja (untuk ayakan
dengan ukuran lubang cukup besar) atau sikat bulu (untuk ayakan
dengan lubang kecil).
21
C. Prosedur Pengujian
1. Siapkan beberapa cawan aluminum kosong dan bersih, timbang
dan catat berat masing-masing.
23
12. Ambil contoh tanah di bagian atas, tengah, dan bawah tabung,
masukkan ke dalam cawan yang telah ditentukan beratnya, untuk
menentukan kadar airnya.
13. Timbang cawan dan contoh tanah, masukkan ke dalam oven pada
temperatur 1050C selama 24 jam.
28
C. Prosedur pengujian
Batas Cair
30
W 2−W
Wc =
3
×100 %
W 3−W 1
Keterangan :
W1 = Berat cawan kosong
W2 = Berat cawan dan tanah basah
W3 = Berat cawan dan tanah kering
n = Jumlah putaran
Batas Plastis
1. Bersihkan cawan alumunium dan timbang beserta tutupnya, catat
beratnya.
2. Ambil tanah (yang agak kering) dan letakkan di dalam mangkok.
3. Tambah air ke dalam sampel tanah dan aduk dengan spatula sampai
merata.
34
5. Letakkan bola tanah tersebut di atas kertas bersih dan gulung atau
gelintir menggunakan telapak tangan berulang kali sampai tanah
berbentuk silinder dengan diameter 3 mm.
35
7. Jika tanah belum terlihat retak, maka tanah terlalu basah dan
sebaliknya bila tanah sudah retak sebelum mencapai diameter 3
mm, maka tanah terlalu kering.
8. Ulangi lagi proses ke 3 sampai dengan 7, sampai mendapatkan
silinder tanah yang mulai retak pada diameter 3 mm sebanyak 4-5
sampel.
9. Timbang sampel tanah dan cawan, kemudian masukkan ke dalam
oven selama 24 jam pada temperature 1050C.
36
10. Keluarkan contoh tanah dari oven dan timbang cawan yang berisi
tanah kering.
C. Prosedur pengujian
Pengujian CBR di laboratorium UPTD Bina Marga dan Tata Ruang
Sumatera Selatan menggunakan metode soaked atau cara basah yang
dilakukan dengan 3 buah sampel tanah dengan kepadatan yang masing-
38
1. Banyuasin
2. Lubuk Linggau
3. Ogan Ilir
4. Ogan Komering Ilir
3.9.1 Peralatan
Pada saat penelitian, perlu adanya persiapan peralatan. Berikut adalah
alat-alat yang digunakan beserta fungsinya dalam proses pengujian material, yang
terdiri dari :
1. Cawan
Alat ini digunakan sebagai tempat atau wadah untuk menampung
42
3. Density spoon
Digunakan untuk mengambil material bahan yang digunakan
43
4. Timbangan
Ada 3 jenis timbangan yang digunakan untuk menimbang material dan
benda uji. Salah satunya timbangan dengan ketelitian 0,01/gram yang
digunakan mempunyai kapasitas 25 kg.
5. Piknometer
44
Alat ini digunakan untuk pemeriksaan berat jenis tanah dengan kapasitas
benda uji 500 gram. Piknometer berbentuk botol yang terbuat dari kaca.
7. Oven
45
Alat ini digunakan untuk proses pemadatan tanah dengan berat 2,49 kg.
16. Cangkul
Digunakan untuk proses pengambilan sampel tanah yang akan diuji.
17. Karung
50
18. Dial
Digunakan untuk membaca penurunan yang terjadi pada saat proses
perendaman sampel tanah pengujian CBR laboratorium.
20. Spatula
Digunakan untuk mengaduk material tanah pada proses
pengujian batas-batas atterberg.
3.9.2 Bahan
Untuk mendukung proses pengujian, maka diperlukan bahan-bahan yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Bahan yang digunakan akan dilakukan
52
pengujian terlebih dahulu sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan dapat
dipertanggung jawabkan. Berikut adalah bahan-bahan yang digunakan :
1. Tanah
Tanah merupakan material dasar dalam konstruksi. Dalam pengujian
laboratorium, dilakukan untuk mengetahui parameter tanah sebagai
input pada saat analisis. Maka, sebelum melakukan suatu pekerjaan
kontruksi sebaiknya dilakukan pengujian laboratorium tanah.
2. Air
Air yang digunakan diambil dari PDAM di Laboratorium Bahan
Konstruksi.