1.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksud untuk menentukan kuat tekan bebas contoh tanah yang
memiliki kohesif, baik tanah tidak terganggu (undisturbed), dicetak ulang
(remolded) maupun contoh tanah yang dipadatkan (compacted) yang selanjutnya
dibebani beban aksial dengan pengaturan regangan. Pengujian ini digunakan untuk
menentukan suatu nilai perkiraan kekuatan tanah kohesif yang dinyatakan dalam
tegangan total.
1.2 PERALATAN
1.4 PELAKSANAAN
a) Memasang benda uji pada alat pembebanan sedemikian sehingga tepat pada
pusat plat dasar.
b) Alat pembebanan digerakan dengan hati-hati sedemikian sehingga plat atas
menyentuh benda uji.
c) Menaikkan arloji ukur deformasi, kemudian melakukan pembebanan
sehingga menghasilkan rengangan aksial dengan kecepatan ½ % sampai 2%
permenit.
d) Mencatat beban deformasi, dan waktu pada internal yang sesuai untuk
mendapatkan bentuk kurva tegangan-regangan (umumnya untuk 10 sampai
15 titik).
CATATAN : Kecepatan regangan sebaiknya dipilih sedemikian sehingga
waktu yang dibutuhkan sampai benda uji runtuh tidak memiliki sekitar 15
menit. Material yang bersifat lunak akan menunjukkan deformasi yang lebih
besar pada saat runtuh harus diuji dengan kecepatan regangan yang lebih
tinggi sebaiknya material yang bersifat kenyal (stiff) atau rapuh yang akan
menunjukkan deformasi kecil pada saat runtuh harus diuji dengan kecepatan
tegangan yang lebih rendah.
e) Terus melakukan pembebanan sampai nilai beban berkurang sesuai
meningkatnya regangan atau sampai tercapai regangan aksial ketika
pembebanan mengalami penurunan 3 kali berturut-turut.
f) Menentukan kadar air benda uji dengan menggunakan seluruh contoh,
kecuali hasil perapian (pemotongan telah diperiksa kadar airnya).
PERCOBAAN II
PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG TANAH
(SNI 3420-2016)
2.1. MAKSUD
Maksud dari pengujian ini adalah untuk memperoleh parameter kuat geser
tanah terganggu atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi dan, dan di uji geser
dengan diberi kesemparan terdrainase dan kecepatan pergeseran, tegangan geser
dan renggangan geser, serta hubungan antara tagangan dengan renggangan geser
yang akan di gunakan untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas bangunan atau
timbunan.
2.2. PERALATAN
a. Alat getar yang terdiri dari :
1. Alat pengeluar contoh tanah (extruder).
2. Kotak geser untuk benda uji berbentuk bulat atau persegi.
3. Perlengkapan pembebanan normal.
4. Perlengkapan untuk menggeser tanah (dengan motor listrik atau dengan
tangan).
5. Cincin beban dengan arloji pengukuran untuk mengukur gaya geser.
6. Arloji pengukur untuk penurunan benda uji.
7. Arloji pengukur untuk regangan penggeseran.
8. Stopwatch.
9. Alat persiapan benda uji dan alat pemeriksaan kadar air.
b. Alat cetak ulang atau pemadat benda uji.
c. Sample tube.
d. Batu pori dan kertas pori
e. Alat ukur seperti stopwatch, venier calaper, dan timbangan digital.
f. Gergaji kawat.
2.3. BENDA UJI
2.3.1. Persyaratan benda uji
2.4. PELAKSANAAN
2.4.1. Mempersiapkan pemeriksaan peralatan uji
a. Memeriksa kotak geser benda uji, apakah sudah bersih, licin dan tidak
cacat.
b. Memeriksa bak air, apakah tidak bocor bila diisi air.
c. Memeriksa lengan pembebanan, apakah dapat bergerak bebas tanpa
gangguan pada penyangganya.
d. Memeriksa gantungan beban, apakah terletak pada poros yang sesuai
agar dapat memberi pembebanan vertikal nilai banding sesuai dengan
yang diperlukan.
e. Menyetel beban imbang pada posisi rangka pembebanan vertikal agar
lengan pembebanan vertikal berada dalam keseimbangan (posisi
mendatar), dan kunci lengan pembebanan.
f. Membersihkan batu pori dengan menyikat halus, dan merebus batu pori
dalam air panas sebelum digunakan (sekitar 15 menit atau direndam
dalam waktu 4-8 jam).
2.4.2. Pemasangan benda uji dengan kotak geser
Melakukan pemasangan benda uji dalam kotak geser dengan tahapan
berikut:
a. Mengeluarkan kotak dari bak air, dan pasang baut pengunci agar kotak
geser bagian atas dan bawah menjadi satu.
b. Memasukkan pelat dasar pada bagian bawah batu pori yang sebelumnya
telah direbus dalam air panas.
c. Memasang kertas filter yang telah dibasahi dengan air suling diatas batu
pori.
d. Memasang pelat berlubang yang berakhir diatas kertas filter, dengan alur
menghadap ke atas dan arah alirnya harus tegak lurus arah pergeseran.
e. Memasukkan kembali kotak geser kedlam bak air dan menyetel
kedudukan kotak geser dengan mengencangkan kedua buah penjepit.
f. Meletakkan cincin cetak yang berisi benda uji dengan bagian runcingnya
menghadap ke atas diatas kotak geser.
g. Memasang palt berlubang yang beralur diatas benda uji dengan alur
menghadap kebawah dan arah alurnya harus tegak lurus arah
penggeseran.
h. Memajukan benda uji kedalam kotak geser dengan menggunakan alat
pengeluar benda uji yang ditentukan.
i. Memasang kertas filter, batu pori dan landasan pembebanan pada bagian
extar plat berlubang.
j. Menyetel dongkrak penekan horizontal agar tepat menempel kotak geser
bagian bawah.
(ASTM.D.2435/SNI 812-2011)
3.1 MAKSUD
3.2 PERALATAN
a) Satu alat konsolidasi (rapit meter/oedo meter) yang terdiri dari alat
pembebanan dan sel konsolidasi.
b) Perlengkapan pembebanan (beban 0,5 kg : 2,0 kg : 2,0 kg : 4,0 kg dan 8,0
kg).
c) Sample tube (cincin cetak) + extruder.
d) Kertas saring berpori dan batu pori.
e) Peralatan ukur,seperti stopwatch,vernier calaper,timbangan digital (dengan
ketelitian 0,01 gram) dan dial indinator.
f) Gergaji kawat/pemotong.
g) Satu set peralatan pemeriksaan kadar air dan berat jenis tanah.
3.3 BENDA UJI
4.1 MAKSUD
4.2 PERALATAN
a) Triaksial compression machine.
b) Peralatan pengontrol tekanan.
c) Peralatan ukur seperti alat ukur tekan sel,alat ukur detamasi,alat ukur
Panjang,diameter,waktu dan timbangan (dengan ketelitian 0,01 gram).
d) Sel triaksial dan perlengkapannya yaitu meliputi silinder,tutup dan atas
contoh tanah serta membrane karet pembugkus benda uji.
e) Peralatan lain,seperti cetakan tanah ,gergaji kawat,pisau
pemotong,extruder,tabung belah,penlimbuk dan tabung pengembang
membrane karet.
f) Peralatan pemeriksaan kadar air tanah.
4.3 BENDA UJI
4.3.1 Ukuran Contoh Uji
a) Ukuran contoh uji minimal mempunyai diameter 35,5 mm, tinggi antara
2 sampai 2,5 kali diameter contoh,partikel terbesar yang terdapat
didalam contoh uji tidak boleh melebihi,catat dan tulis didalam laporan
hasil.
b) Contoh uji disiapkan minimal sebanyak 3 buah.
4.4 PELAKSANAAN
a) Persiapan sebelum pengujian
1. Periksa semua yang siang dan pipa yang memhubungkan bejana utama
yang berisi air,pemberi tekanan sel,alat ukur tekanan,dan keatas triaksial
tensi dengan air yang bebas udara,
2. Periksa dan menyiapkan sistem pemberi tekanan sel.
3. Memeriksa karet-karet pembungkus terhadap kemungkinan terjadi
kebocoran.
b) Pemasangan benda uji pada sel triaksial
1. Meletakan contoh uji pada alat kedudukan contoh uji dalam sel triaksial.
2. Mengambil karet pembungkus dan memasukan ke dalam tabung
pengembang serta ikatan kedua ujungnya pada tabung
pengembang,sehingga saat tabung dihisap,karet bungkus melekat pada
dinding dalam tabung.
3. Dalam keadaan demikian,memasukan tabung pengembang tersebut
kedalam benda uji dengan hati-hati masukan penutup atas kedalam karet
sehingga penutup diatas contoh benda uji,lepaskan hisapan pada tabung
pengembang.
4. Melepaskan bagian atas karet dari tabung pengembang dan
mengeluarkan tabung pengembang.
5. Mengikat bagian-bagian atas tempat kedudukan contoh dan karet serta
bagian atas plat penutup dan karet dengan menggunakan karet pangikat
berbentuk huruf O,oleskan tipis-tipis dengan grease bagian vertikal dari
atas dan tutup benda uji untuk menggunakan masuknya karet
pembungkus.
6. Meletakan sumbu piston dari sel triaksial tepat di tengah-tengah penutup
atas contoh uji pada tempat kedudukan yang telah disediakan,tekanan
yang terjadi pada permukaan benda uji akibat berat piston tidak boleh
melebihi 0,5% dari perkiraan kuat tekan maksimum benda
uji,kencangkan mur atau buat pengikat,sehingga sel triaksial terikat kuat
dan rapat pada bagian bawah.
7. Letakan sel triaksial pada tempat menyediakan pada mesin kompresi,lalu
pasang selang pemberi tekanan. Kemudian naikkan sel triaksial dengan
memutar mesin dengan tangan sampai ujung atas piston duduk tepat pada
tempat kedudukannya pada cincin pengukuran beban (proving ring)
dengan hati-hati.
c) Proses Pengujian
1. Isi sel triaksial dengan cairan dari bejana utama. Pada saat sel hamper
terisi penuh,memiringkan posisi sel berlawanan arah dengan posisi
lubang pengeluaran udara yang terdapat pada bagian tepi alas sel,setelah
udara keluar seluruhnya tuup lobang udara tersebut seepatnya.
2. Beri tekanan semua rah dalam sel,(Ժ3) pada tekanan yang diinginkan.
Tunggu selama 10 menit untuk memberikan penyesuaian benda uji pada
tekanan sel yang diberikan.
3. Atur posisi arloji pengukur cincin pembebanan dan deformasi aksial serta
catat pembacaan awal.
4. Pilih pengatur kecepatan mesin kompresi sesuai dengan kecepatan
deformasi yang dikehendaki
5. Memberikan pembebanan aksial pada kecepatan defformasi mendekati
1% permenit untuk tanah plastis dan 0,3% permenit untuk tanah yang
mudah remuk (brittle) diaman tegangan devitor. Mencapai regangan
antara 3% sampai dengan 6% pada waktu 15 menit sampai dengan 20
menit,teruskan pembebanan sampai mencapai regangan 3 kali penurunan
setelah tegangan deviator maksimum tercapai.
6. Catat pembacaan arloji cincin pembebanan dan deformasi aksial pada
regangan 0,1% ; 0,3% ; 0,4% dan 0,5%, kemudian penambahan pada
setiap 0,5% sampai pada regangan 3% dan meneruskan pada setiap
penambahan 1% ; untuk memperoleh grafik hubungan tegangan
deviator-regangan yang baik, interval pembacaan yang lebih kerap dapat
dilakukan.
7. Setelah pengujian selesai, ambil contoh uji. Sket pola kelongsoran yang
terjadi dan menentuka kadar air.
PERCOBAAN V
PENGUJIAN PERMEABILITAS TANAH MENGGUNAKAN
METODE FALLING HEAD PERMEABILITY
(ASTM.D.2434)
5.1 MAKSUD
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien permeabilitas dari
sampel tanah yang dipadatkan. Percobaan tersebut digunakan sistem falling head
permeability dengan nama alat compaction permeameter. Percobaan ini bertujuan
untuk mengetahui kecepatan aliran air dalam tanah. Biasanya memakai saluran
angka koefisien permeabilitas atau koefisien filtrasi dalam satuan cm/detik. Pada
falling head permeability test ini lebih cocok untuk tanah yang memiliki
permeabilitas rendah.
PERCOBAAN VI
PENGEBORAN TANAH DENGAN CARA HAND BOR
(ASTM.D.1452)
6.1 MAKSUD
Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil contoh tanah dari berbagai
kedalaman, biasanya dilakukan disamping lubang sondir agar didapatkan korelasi
antara kekuatan tanah dan jenis tanah yang dikandungnya. Percobaan pengeboran
bertujuan untuk mendapatkan atau mendiskripsikan susunan lapisan tanah. Dari
pengeboran ini dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan untuk penelitian
tanah selanjutnya di laboratorium.
PERCOBAAN VII
PENGUJIAN PENETRASI LAPANGAN DENGAN ALAT
SONDIR
(ASTM D 3441-98)
7.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter-parameter
perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan dengan alat sondir (penetrasi guasi
statik). Parameter tersebut berupa perlawanan konus (gc), perlawanan geser (fs),
angka banding geser (Rf), dan geseran total (Tf) yang dapat dipergunakan untuk
intepretasi perlapisan tanah dan bagian dari desain fondasi.
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN CBR DENGAN DYNAMIC CONE
PENETROMETER (DCP)
(ASTM D 6591.3)
8.1 MAKSUD
Maksud percobaan adalah untuk evaluasi kekuataan atau daya dukung (CBR)
tanah dasar dan lapis fondasi jalan dengan suatu prosedur yang cepat yaitu dengan
menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Pengujian tersebut
memberikan kekuatan lapisan bahan sampai kedalaman 90 cm dibawah permukaan
yang ada dengan tidak melakukan penggalian sampai kedalaman pada pembacaan
yang diinginkan.