Anda di halaman 1dari 21

PERCOBAAN I

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS TANAH KOHESIF

(SNI 3638 – 2012)

1.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksud untuk menentukan kuat tekan bebas contoh tanah yang
memiliki kohesif, baik tanah tidak terganggu (undisturbed), dicetak ulang
(remolded) maupun contoh tanah yang dipadatkan (compacted) yang selanjutnya
dibebani beban aksial dengan pengaturan regangan. Pengujian ini digunakan untuk
menentukan suatu nilai perkiraan kekuatan tanah kohesif yang dinyatakan dalam
tegangan total.

1.2 PERALATAN

a. Uncomfined Compression Machine.


b. Alat cetak ulang atau pemadat benda uji.
c. Sample tube + extruder
d. Alat ukur dimensi ( jangka sorong ).
e. Arloji pengukur deformasi.
f. Alat pengukur waktu
g. Timbangan digital.
h. Gergaji kawat.
i. Peralatan pemeriksaan kadar air tanah (SNI 1965:2008)

1.3 BENDA UJI

1.3.1. Ukuran benda uji


Benda uji harus mempunyai diameter minimum 30 mm dan partikel
(butiran) yang paling besar yang terkandung dalam benda uji harus lebih
kecil dari 1/10 kecil diameter benda uji. Untuk benda uji dengan diameter
72 mm atau lebih, ukuran partikel paling besar harus lebih kecil 1/6 kali
diameter benda uji. Rasio tinggi benda uji terhadap diameter harus sama
dengan 2-2,5. Pengukuran tinggi benda uji minimum 3 kali, dengan sudut
pengukuran setiap 120, dan pengukuran diameter minimum 3 kali dengan
posisi pengukuran pada setiap V4 kali benda uji.

1.3.2. Benda uji tidak terganggu (undisturbed)


Benda uji dari tabung contoh dapat diuji tanpa pemotongan kecuali untuk
merapikan atau meratakan kedua ujungnya, jika kondisi contoh sesuai untuk
prosedur ini. Benda uji ditangani dengan hati-hati mencegah gangguan,
perubahan penampang, atau kehilangan kadar air. Jika ada gangguan yang
disebabkan oleh peralatan untuk mengeluarkan contoh maka kupas/kikis
contoh arah memanjang atau potong menjadi beberapa bagian. Benda uji
dijaga terhadap gangguan dan disimpan didalam ruangan dengan
kelembaban yang dapat diatur untuk mencegah perubahan kadar air tanah.
Benda uji harus berpenampang seragam dengan ujung tegak terhadap tinggi
contoh. Pada saat perapikan atau pemotongan, batu kerikil/koral atau
material asing yang ditemukan harus dibuang atau selanjutnya rongga pada
permukaan benda uji diisi dengan tanah yang diperoleh hasil pemotongan
secara hati-hati. Apabila karena dukeluarkannya batu kerikil/koral, benda
uji mengalami kerusakan yang berlebih, benda uji ditutup dengan gips kapur
(plaster of parts) yang tipis, pasta semen (hydrostone) atau material serupa.
Apabila kondisi contoh memungkinkan, sebuah mesin bubut vertikal dapat
digunakan untuk merapika benda uji agar sesuai dengan diameter yang
diperlukan.

1.3.3. Benda uji dicetak ulang (remoldal)


Benda uji dipersiapkan, baik dari contoh tidak terganggu yang mengalami
kerusakan maupun dari contoh terganggu, asalkan mewakili benda uji
tersebut. Dalam kasus contoh tidak terganggu yang mengalami kerusakan,
material dibungkus dengan membran karet tipis dan material dirapikan terus
menerus dengan jari untuk menjamin pembuatan benda uji yang sempurna
dan mengeluarkan udara yang terperangkap dalam benda uji. Contoh tanah
terganggu dicetak dalam cetakan berpenampang bundar (lingkaran) dengan
ukuran yang sesuai dengan persyaratan pada butir C.1. Setelah dikeluarkan
dari cetakan, tentukan massa dan dimensi benda uji.

1.3.4. Benda uji dipadatkan


Benda uji harus dipadatkan sesuai dengan kadar air dan densitas yang
ditentukan setelah benda uji dicetak , rapikan penampang ujungnya,
keluarkan dari dalam cetakan dan tentukan massa dan dimensi benda uji.

1.4 PELAKSANAAN

a) Memasang benda uji pada alat pembebanan sedemikian sehingga tepat pada
pusat plat dasar.
b) Alat pembebanan digerakan dengan hati-hati sedemikian sehingga plat atas
menyentuh benda uji.
c) Menaikkan arloji ukur deformasi, kemudian melakukan pembebanan
sehingga menghasilkan rengangan aksial dengan kecepatan ½ % sampai 2%
permenit.
d) Mencatat beban deformasi, dan waktu pada internal yang sesuai untuk
mendapatkan bentuk kurva tegangan-regangan (umumnya untuk 10 sampai
15 titik).
CATATAN : Kecepatan regangan sebaiknya dipilih sedemikian sehingga
waktu yang dibutuhkan sampai benda uji runtuh tidak memiliki sekitar 15
menit. Material yang bersifat lunak akan menunjukkan deformasi yang lebih
besar pada saat runtuh harus diuji dengan kecepatan regangan yang lebih
tinggi sebaiknya material yang bersifat kenyal (stiff) atau rapuh yang akan
menunjukkan deformasi kecil pada saat runtuh harus diuji dengan kecepatan
tegangan yang lebih rendah.
e) Terus melakukan pembebanan sampai nilai beban berkurang sesuai
meningkatnya regangan atau sampai tercapai regangan aksial ketika
pembebanan mengalami penurunan 3 kali berturut-turut.
f) Menentukan kadar air benda uji dengan menggunakan seluruh contoh,
kecuali hasil perapian (pemotongan telah diperiksa kadar airnya).
PERCOBAAN II
PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG TANAH
(SNI 3420-2016)

2.1. MAKSUD

Maksud dari pengujian ini adalah untuk memperoleh parameter kuat geser
tanah terganggu atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi dan, dan di uji geser
dengan diberi kesemparan terdrainase dan kecepatan pergeseran, tegangan geser
dan renggangan geser, serta hubungan antara tagangan dengan renggangan geser
yang akan di gunakan untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas bangunan atau
timbunan.

2.2. PERALATAN
a. Alat getar yang terdiri dari :
1. Alat pengeluar contoh tanah (extruder).
2. Kotak geser untuk benda uji berbentuk bulat atau persegi.
3. Perlengkapan pembebanan normal.
4. Perlengkapan untuk menggeser tanah (dengan motor listrik atau dengan
tangan).
5. Cincin beban dengan arloji pengukuran untuk mengukur gaya geser.
6. Arloji pengukur untuk penurunan benda uji.
7. Arloji pengukur untuk regangan penggeseran.
8. Stopwatch.
9. Alat persiapan benda uji dan alat pemeriksaan kadar air.
b. Alat cetak ulang atau pemadat benda uji.
c. Sample tube.
d. Batu pori dan kertas pori
e. Alat ukur seperti stopwatch, venier calaper, dan timbangan digital.
f. Gergaji kawat.
2.3. BENDA UJI
2.3.1. Persyaratan benda uji

Benda uji yang digunakan harus memenuhi ketetentuan sebagai berikut :

a. Diameter minimum benda uji berbentuk lingkaran adalah 55 mm.


b. Lebar minimum benda uji berbentuk empat persegi adalah 50mm.
c. Diameter benda uji tidak langsung diambil dari bagian yang dipotong
dari tabung contoh dan minimum 5 mm lebih kecil dari diameter tabung
contoh (untuk mengurangi gangguan pada persiapan benda uji).
d. Tabel minimum benda uji 12,5 mm, namun tidak kurang dari 6 kali
diameter butiran maksimum.
e. Diameter berbanding tebal benda uji 2:1
f. Benda uji berbentuk empat persegi dan angka perbandingan minimum
antara lebar dan tebalnya adalah 2:1
g. Minimum dibutuhkan 3 buah benda uji yang identik untuk melakukan
pengujian dengan 3 variasi tegangan normal, sehingga diperoleh 3
variasi kuat geser puncak dan kuat geser sisa.

2.3.2. Persiapan benda uji


a. Melakukan pengukuran, pencetakan dan pertimbangan benda uji dengan
tahapan berikut :
1. Mengukur diameter dalam cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1 mm.
2. Mengukur tinggi cincin cetak sampai ketelitian 0,01 mm pada 3
tempat, dan menghitung tinggi rata-ratanya (Ha) dengan pembuatan
sampai 0,01 mm.
3. Menimbang berat cincin cetak dengan ketelitian 0,019
4. Mencetak benda uji dari tabung contoh, balok contoh atau silinder uji
pemadatan dengan menggunakan cincin cetak.
5. Meratakan bagian atas dan bawah benda uji dengan pisau atau gergaji
kawat.
6. Benda uji yang perlu disediakan sekurang-kurangnya sebanyak 3
buah.
b. Apakah contoh tanah yang dipersiapkan berupa tanah pasir dari tabung,
maka keluarkan contoh tanah (dengan arah dari ujung tabung) dan
mendesak cincin cetak kemudian memotong tanah agak lebih sedikit dan
meratakan hingga contoh tanah rata dengan permukaan cincin cetak
bagian atas maupun bawah.
c. Apabila tanah yang diuji berupa tanah yang dipadatkan dalam
laboratorium maka dapat menggunakan alternatif cara berikut :
1. Tanah dipadatkan dalam silinder pemadatan dengan kadar air dan
kepadatan sesuai dengan yang diinginkan.
2. Tanah dipadatkan tidak dalam silinder tetapi langsung kedalam ruang
contoh tanah dalam kotak geser dengan kadar air dan kepadatan yang
dikehendaki. Memeriksa dan mencatat kadar air dan berat volume
tanah.

2.4. PELAKSANAAN
2.4.1. Mempersiapkan pemeriksaan peralatan uji

Melakukan persiapan uji untuk pemeriksaan peralatan uji dengan tahapan


sebagai berikut :

a. Memeriksa kotak geser benda uji, apakah sudah bersih, licin dan tidak
cacat.
b. Memeriksa bak air, apakah tidak bocor bila diisi air.
c. Memeriksa lengan pembebanan, apakah dapat bergerak bebas tanpa
gangguan pada penyangganya.
d. Memeriksa gantungan beban, apakah terletak pada poros yang sesuai
agar dapat memberi pembebanan vertikal nilai banding sesuai dengan
yang diperlukan.
e. Menyetel beban imbang pada posisi rangka pembebanan vertikal agar
lengan pembebanan vertikal berada dalam keseimbangan (posisi
mendatar), dan kunci lengan pembebanan.
f. Membersihkan batu pori dengan menyikat halus, dan merebus batu pori
dalam air panas sebelum digunakan (sekitar 15 menit atau direndam
dalam waktu 4-8 jam).
2.4.2. Pemasangan benda uji dengan kotak geser
Melakukan pemasangan benda uji dalam kotak geser dengan tahapan
berikut:
a. Mengeluarkan kotak dari bak air, dan pasang baut pengunci agar kotak
geser bagian atas dan bawah menjadi satu.
b. Memasukkan pelat dasar pada bagian bawah batu pori yang sebelumnya
telah direbus dalam air panas.
c. Memasang kertas filter yang telah dibasahi dengan air suling diatas batu
pori.
d. Memasang pelat berlubang yang berakhir diatas kertas filter, dengan alur
menghadap ke atas dan arah alirnya harus tegak lurus arah pergeseran.
e. Memasukkan kembali kotak geser kedlam bak air dan menyetel
kedudukan kotak geser dengan mengencangkan kedua buah penjepit.
f. Meletakkan cincin cetak yang berisi benda uji dengan bagian runcingnya
menghadap ke atas diatas kotak geser.
g. Memasang palt berlubang yang beralur diatas benda uji dengan alur
menghadap kebawah dan arah alurnya harus tegak lurus arah
penggeseran.
h. Memajukan benda uji kedalam kotak geser dengan menggunakan alat
pengeluar benda uji yang ditentukan.
i. Memasang kertas filter, batu pori dan landasan pembebanan pada bagian
extar plat berlubang.
j. Menyetel dongkrak penekan horizontal agar tepat menempel kotak geser
bagian bawah.

2.4.3. Pemasangan rangka pembebanan vertikal


Melakukan pemasangan rangka pembebanan vertikal dengan tahapan
sebagai berikut :
a. Mengangkat ujung lengan pembeban agar rangka pembeban dapat dialur
dalam posisi vertikal.
b. Memutar sekrup batang pembeban sampai menyentuh landasan
pembeban dan mengencangkan sekrup batang pembeban agar tidak
berubah.
c. Memasang beban pada gantungan beban hingga letak lengan pembeban
tidak mengambang.

2.4.4. Penggeseran benda uji


Melakukan penggeseran benda uji dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Membuka baut pengunci kotak geser agar bagian atas dna bagian bawah
kotak geser dapat begeser.
b. Menyetel kotak cincin pembebanan agar dapat menempel pada kotak
geser bagian atas.
PERCOBAAN III

PENGUJIAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN

(ASTM.D.2435/SNI 812-2011)

3.1 MAKSUD

Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh karakteristik dan parameter-


parameter pengembangan atau penurunan dari suatu contoh tanah yang digunakan
sebagai masukan dalam melakukan perhitungan dan analisis serta antisipasi
penanganan tanah ekspasif, sehingga struktur aman.

Pengujian tersebut dimaksudkan untuk menentukan besarnya


pengembangan atau penurunan pada tekanan vertikal (aksial) yang telah ditentukan
atau menentukan besarnya tekanan vertikal yang diperlukan supaya tidak terjadi
perubahan volume dari benda uji yang dibeban secara aksial dan tidak bergerak
kearah lateral (kesamping).

3.2 PERALATAN
a) Satu alat konsolidasi (rapit meter/oedo meter) yang terdiri dari alat
pembebanan dan sel konsolidasi.
b) Perlengkapan pembebanan (beban 0,5 kg : 2,0 kg : 2,0 kg : 4,0 kg dan 8,0
kg).
c) Sample tube (cincin cetak) + extruder.
d) Kertas saring berpori dan batu pori.
e) Peralatan ukur,seperti stopwatch,vernier calaper,timbangan digital (dengan
ketelitian 0,01 gram) dan dial indinator.
f) Gergaji kawat/pemotong.
g) Satu set peralatan pemeriksaan kadar air dan berat jenis tanah.
3.3 BENDA UJI

Melakukan penyiapan benda uji sebagai berikut:

a) Cincin cetak atau bagian dari konsolidasi dibersihkan dan dikeringkan


,kemudian ditimbang dengan timbangan ketelitian 0,01 gram.
b) Cetak benda uji dari contoh tanah tak terganggu dari contoh tanah yang
dipadatkan dilaboratorium ,percetakan benda uji dari contoh tanah yng
dipadatkan di laboratorium harus demikian rupa. Sehingga mendekati
kondisi tanah yang dipadatkan di lapangan.
c) Apabila tanah cukup lunak,dengan menggunakan extruder dorong contoh
tanah keluar dantabung contoh masuk ke cincin cetak. Kemudian
memotong tanah bagian atas dan bagian bawah. Cincin-cincin cetak dapat
sekaligus merupakan tempat contoh tanah /benda uji dalam
konsolidasidometer kemudian ditimbang.
d) Apabila contoh tanah agak keras,contoh tanah dapat dipotong dan dibubut
sehingga ukurannya sesuai dengan cincin tempat benda uji. Memasukan
tanah dalam cincin konsolidameter dan memotong bagian atas dan bawah
dengan cincin kemudian ditimbang.
e) Permukaan benda uji harus rata,bila perlu ditambal lubang-lubang yang
terjadi dengan sisa-sisa sampel tanah.
f) Melakukan pengukuran volume dan penimbangan benda uji bersama
cincinnya untuk mengetahui berat volume basah dan volume kering.
Kemudian melakukan pemeriksaan kadar air dan berat jenis pada sisa
sampel tanah.
g) Bahan penunjang uji (cair),air yang digunakan dalam sistem pengujian
konsolidasi ini harus bersih ,bebas dari kotoran dan suspensi lumpur
(disarankan untuk menggunakan air bebas gelembung udara atau air
suling).
h) Pelaksaan tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan dikerjakan dengan
cepat sehingga kadar air tanah tidak berkurang penyerapan dan tindakan
ganguan-gangguan sehingga dapat terjadi perubahan kepadatan tanah
(berat volume tanah).
3.4 PELAKSANAAN

a) Memeriksa alat-alat dalam keadaan bersih dan bekerja dengan baik.


b) Meletakan dengan ukuran batu pori,kertas pori,benda uji dan plat penekan
pada cincin benda uji. Kemudian meletakkan cincin berisi benda uji tersebut
kedalam bak benda uji (sel konsolidasi) yang terletak pada konsolidameter.
c) Mengatur dial penurunan sehingga,ujung deal menumpu plat penekan-
memutar baut penahan sehingga lengan beban dalam keadaan seimbang
ketika pada baut tersebut.
d) Bila lengan tidak seimbang,aturlah bandul keseimbangan sehingga
didapatkan kondisi dengan benar-benar seimbang.
e) Menyetel dial penurunan pada posisi nol.
f) Meletakan beban pertama pada dudukan beban. Laju putar baut penahan
sehingga lengan akan turun.
g) Baca deformasi tanah pada detik ke 6,12,18,30,kemudian pada menit ke
1,2,4,8,16,25,36,50 dan pada jam ke 1,2,4,8,24. Setelah dibebani selama 1
menit,bak benda uji diisi air sampai penuh dan jagalah agar sesame
pengujian. Benda uji selalu terendam air,dengan muka air kira kira sama
tinggi dengan permukaan atas benda uji.
h) Setelah bacaan jam ke 24,memasang beban dua kali beban pertama lalu
lakukan pembacaan sesuai Langkah pada butir 3.3.9.
i) Melakukan hal yang sama untuk beban yang lebih besar.
j) Setelah melakukan pembebanan maksimum,kurangi beban dalam dua tahap
mencapai beban pertamayaitu menjadi 2 kg/𝑐𝑚2 dan 0,5 kg/𝑐𝑚2 (beban
rebound). Membaca dial deformasi 5 jam setelah pengurangan beban lalu
beban dikurangi lagi melakukan pembacaan setelah 5 jam berikutnya.
k) Setelah pembacaan terakhir dicatat segera keluarkan ring contoh dan benda
uji dari bak benda uji.
l) Keluarkan batu pori dan kertas saring,kemudian keringkan permukaan
benda uji. Keluarkan benda uji dari dalam ring contoh,lalu menimbang dan
tentukan berat keringnya.
PERCOBAAN IV

PENGUJIAN TRIAKSIAL UNTUK TANAH KOHESIF DALAM


KEADAAN UNCONSOLIDATED UNRAINGO (UU)

(ASTM.D-2850/SNI 03-4813-1998 REV.2004)

4.1 MAKSUD

Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan parameter tanah,yaitu kuat


geser tanah dengan alat triaxial compression madine untuk tanah konesif dalam
keadaan tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase (UU) dengan diberi tekanan
cairan ke semua arah di dalam sel triaxial, yang selama pengujian, air tidak
diperbolehkan mengalir ke atas dari contoh uji. Pada pengujian kali ini selain
diketahui tegangan geser (T) juga diperoleh dengan tegangan normal (G).
Kegunaan pengujian ini adalah untuk mendapatkan nilai kohesi (C) dan sudut geser
dalam (U) dari suatu semple tanah, serta sifat-sifat elastik tanah seperti modulus
tegangan-tegangan (mudulus elastis, es), modulus geser (a), dan angka pori (M).

4.2 PERALATAN
a) Triaksial compression machine.
b) Peralatan pengontrol tekanan.
c) Peralatan ukur seperti alat ukur tekan sel,alat ukur detamasi,alat ukur
Panjang,diameter,waktu dan timbangan (dengan ketelitian 0,01 gram).
d) Sel triaksial dan perlengkapannya yaitu meliputi silinder,tutup dan atas
contoh tanah serta membrane karet pembugkus benda uji.
e) Peralatan lain,seperti cetakan tanah ,gergaji kawat,pisau
pemotong,extruder,tabung belah,penlimbuk dan tabung pengembang
membrane karet.
f) Peralatan pemeriksaan kadar air tanah.
4.3 BENDA UJI
4.3.1 Ukuran Contoh Uji
a) Ukuran contoh uji minimal mempunyai diameter 35,5 mm, tinggi antara
2 sampai 2,5 kali diameter contoh,partikel terbesar yang terdapat
didalam contoh uji tidak boleh melebihi,catat dan tulis didalam laporan
hasil.
b) Contoh uji disiapkan minimal sebanyak 3 buah.

4.3.2 Contoh Tanah Tak Terganggu


a) Keluarkan contoh tanah dari tabungnya dengan menggunakan alat
pengukur conoh tanah dan dibagi menjadi 3 bagian yang sama,tinggi
contoh harus lebih sedikit dari tabung percetak.
CATATAN:Apabila dijumpai partikel tanah >1/6 diameter benda
uji,lakukan pengujian analisis pembagian butiran untuk konfirmasi
hasil pengujian.
b) Ukur tinggi dan diameter dalam tabung percetakan masing-masing pada
3 tempat yang berbeda dan rata-ratakan hasilnya guna menentukan
volume.
c) Olesi bagian dalam tabung percetak contoh uji dengan minyak oli.
d) Cetak contoh uji dengan menggunakan tabung percetak yang dituukan
pada contoh tanah yang telah dikeluarkan pada butir C.2.a.
e) Ratakan kedua ujung tabung percetak dan keluarkan contoh uji dari
dalam tabung.
f) Timbang dan cetak berat isi dari masing-masing contoh uji guna
penentuan berat isi.
g) Ambil sisa contoh tanah guna penentuan kadar air sasi.

4.3.3 Contoh tanah terganggu yang dipadatkan


a) Sediakan bahan contoh sesuai dengan kadar air dan berat isi yang
diisyaratkan dan campur dengan air agar tercapai kadar air sesuai
dengan spesifikasi,kemudian disimpan dalam kaleng tertutup atau
plastik dan diamankan selama ± 16 jam.
b) Padatkan bahan contoh dalam tabung belah dengan ketentuan:
1. Bahan contoh yang akan dipadatkan dibagi minimal 6 lapisan
dengan berat dan volume tertentu untuk setiap lapisan.
2. Contoh dipadatkan lapis demi lapis sehingga mencapai kepadatan
yang diinginkan dengan menggunakan alat penumbuk (besi atau
baja)
3. Bagian atas dari setiap lapis contoh harus di iris iris sebelum
dilanjutkan dengan lapis berikutnya.
4. Alat penumbuk yang digunakan harus mempunyai <1/2 luas
tabung yang digunakan.
5. Contoh dikeluarkan dari tabung belah,lalu dipotong sesuai tinggi
yang diperlukan.
6. Contoh tersisa diuji kadar air dan berat volume butirnya lalu berat
volume dihitung.

4.4 PELAKSANAAN
a) Persiapan sebelum pengujian
1. Periksa semua yang siang dan pipa yang memhubungkan bejana utama
yang berisi air,pemberi tekanan sel,alat ukur tekanan,dan keatas triaksial
tensi dengan air yang bebas udara,
2. Periksa dan menyiapkan sistem pemberi tekanan sel.
3. Memeriksa karet-karet pembungkus terhadap kemungkinan terjadi
kebocoran.
b) Pemasangan benda uji pada sel triaksial
1. Meletakan contoh uji pada alat kedudukan contoh uji dalam sel triaksial.
2. Mengambil karet pembungkus dan memasukan ke dalam tabung
pengembang serta ikatan kedua ujungnya pada tabung
pengembang,sehingga saat tabung dihisap,karet bungkus melekat pada
dinding dalam tabung.
3. Dalam keadaan demikian,memasukan tabung pengembang tersebut
kedalam benda uji dengan hati-hati masukan penutup atas kedalam karet
sehingga penutup diatas contoh benda uji,lepaskan hisapan pada tabung
pengembang.
4. Melepaskan bagian atas karet dari tabung pengembang dan
mengeluarkan tabung pengembang.
5. Mengikat bagian-bagian atas tempat kedudukan contoh dan karet serta
bagian atas plat penutup dan karet dengan menggunakan karet pangikat
berbentuk huruf O,oleskan tipis-tipis dengan grease bagian vertikal dari
atas dan tutup benda uji untuk menggunakan masuknya karet
pembungkus.
6. Meletakan sumbu piston dari sel triaksial tepat di tengah-tengah penutup
atas contoh uji pada tempat kedudukan yang telah disediakan,tekanan
yang terjadi pada permukaan benda uji akibat berat piston tidak boleh
melebihi 0,5% dari perkiraan kuat tekan maksimum benda
uji,kencangkan mur atau buat pengikat,sehingga sel triaksial terikat kuat
dan rapat pada bagian bawah.
7. Letakan sel triaksial pada tempat menyediakan pada mesin kompresi,lalu
pasang selang pemberi tekanan. Kemudian naikkan sel triaksial dengan
memutar mesin dengan tangan sampai ujung atas piston duduk tepat pada
tempat kedudukannya pada cincin pengukuran beban (proving ring)
dengan hati-hati.
c) Proses Pengujian
1. Isi sel triaksial dengan cairan dari bejana utama. Pada saat sel hamper
terisi penuh,memiringkan posisi sel berlawanan arah dengan posisi
lubang pengeluaran udara yang terdapat pada bagian tepi alas sel,setelah
udara keluar seluruhnya tuup lobang udara tersebut seepatnya.
2. Beri tekanan semua rah dalam sel,(Ժ3) pada tekanan yang diinginkan.
Tunggu selama 10 menit untuk memberikan penyesuaian benda uji pada
tekanan sel yang diberikan.
3. Atur posisi arloji pengukur cincin pembebanan dan deformasi aksial serta
catat pembacaan awal.
4. Pilih pengatur kecepatan mesin kompresi sesuai dengan kecepatan
deformasi yang dikehendaki
5. Memberikan pembebanan aksial pada kecepatan defformasi mendekati
1% permenit untuk tanah plastis dan 0,3% permenit untuk tanah yang
mudah remuk (brittle) diaman tegangan devitor. Mencapai regangan
antara 3% sampai dengan 6% pada waktu 15 menit sampai dengan 20
menit,teruskan pembebanan sampai mencapai regangan 3 kali penurunan
setelah tegangan deviator maksimum tercapai.
6. Catat pembacaan arloji cincin pembebanan dan deformasi aksial pada
regangan 0,1% ; 0,3% ; 0,4% dan 0,5%, kemudian penambahan pada
setiap 0,5% sampai pada regangan 3% dan meneruskan pada setiap
penambahan 1% ; untuk memperoleh grafik hubungan tegangan
deviator-regangan yang baik, interval pembacaan yang lebih kerap dapat
dilakukan.
7. Setelah pengujian selesai, ambil contoh uji. Sket pola kelongsoran yang
terjadi dan menentuka kadar air.
PERCOBAAN V
PENGUJIAN PERMEABILITAS TANAH MENGGUNAKAN
METODE FALLING HEAD PERMEABILITY
(ASTM.D.2434)

5.1 MAKSUD
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien permeabilitas dari
sampel tanah yang dipadatkan. Percobaan tersebut digunakan sistem falling head
permeability dengan nama alat compaction permeameter. Percobaan ini bertujuan
untuk mengetahui kecepatan aliran air dalam tanah. Biasanya memakai saluran
angka koefisien permeabilitas atau koefisien filtrasi dalam satuan cm/detik. Pada
falling head permeability test ini lebih cocok untuk tanah yang memiliki
permeabilitas rendah.
PERCOBAAN VI
PENGEBORAN TANAH DENGAN CARA HAND BOR
(ASTM.D.1452)

6.1 MAKSUD
Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil contoh tanah dari berbagai
kedalaman, biasanya dilakukan disamping lubang sondir agar didapatkan korelasi
antara kekuatan tanah dan jenis tanah yang dikandungnya. Percobaan pengeboran
bertujuan untuk mendapatkan atau mendiskripsikan susunan lapisan tanah. Dari
pengeboran ini dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan untuk penelitian
tanah selanjutnya di laboratorium.
PERCOBAAN VII
PENGUJIAN PENETRASI LAPANGAN DENGAN ALAT
SONDIR
(ASTM D 3441-98)

7.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter-parameter
perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan dengan alat sondir (penetrasi guasi
statik). Parameter tersebut berupa perlawanan konus (gc), perlawanan geser (fs),
angka banding geser (Rf), dan geseran total (Tf) yang dapat dipergunakan untuk
intepretasi perlapisan tanah dan bagian dari desain fondasi.
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN CBR DENGAN DYNAMIC CONE
PENETROMETER (DCP)
(ASTM D 6591.3)

8.1 MAKSUD

Maksud percobaan adalah untuk evaluasi kekuataan atau daya dukung (CBR)
tanah dasar dan lapis fondasi jalan dengan suatu prosedur yang cepat yaitu dengan
menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Pengujian tersebut
memberikan kekuatan lapisan bahan sampai kedalaman 90 cm dibawah permukaan
yang ada dengan tidak melakukan penggalian sampai kedalaman pada pembacaan
yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai