Anda di halaman 1dari 34

BAB III

KEGIATAN PRAKTIKUM

3.1 PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG

3.1.1 Tujuan Pengujian


Mencari harga- harga parameter tanah C (kohesi) dan ø (sudut geser
langsung) dengan jalan mempelajari kekuatan tanah terhadap geser.

3.1.2 Dasar Teori


Kekuatan geser tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut per
satuan luas tehadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam
tanah yang dimaksud.
Uji geser langsung merupakan pengujian yang sederhana dan langsung.
Peralatan pengujian uji geser langsung terdiri dari satu set kotak geser dan contoh
uji, dapat berbentuk kotak persegi atau silinder dengan luas 19,36 cm sampai 25,8
cm dan tinggi 2,54 cm. Kotak geser terpisah menjadi 2 bagian yang sama.
Tegangan normal pada benda uji diberikan dari atas kotak geser. Gaya geser
diterapkan pada setengah bagian atas kotak geser, untuk memberikan geseran
pada tengah-tengah benda uji.
Kuat geser sagat dipegaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Tekanan efektif atau tekanan antar butir
2. Kemampuan partikel atau kerapatan
3. Saling keterkuncian antar partikel : jadi partikel –partikel yang bersudut
akan lebih saling terkunci dan memiliki kuat geser yang lebih tinggi (ø
yang lebih besar ) dari pada partikel–partikel yang bundar seperti pada
tebing.
4. Sedimentasi partikel yang terjadi secara alamiah atau buatan.
5. Daya tarik antar partikel.
3.1.3 Peralatan
1. Alat geser langsung yang terdiri dari :
 Stang penekan dan pemberi beban
 Alat penggeser lengkap dengan cincin penguji (proving ring)dan 2
buah arloji geser (extensiometer)
 Cincin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya terletak
dalam kotak
 Bandul –bandul
 Dua buah batu pori.
2. Extruder dan pisau pemotong .
3. Cincin pencetak benda uji .
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr.
5. Stop watch.

3.1.4 Langkah Kerja


1. Persiapkan Benda Uji
1. Siapkan sampel berupa tanah asli yang akan diuji.

Tanah asli dalam


cetakan
2. Cetak sampel dengan cincin cetakan, ratakan bagian atas dan
bawahnya.

Tanah dalam cetakan

3. Timbang cincin + sampel tanah

Sample + tanah
ditimbang

4. Masukkan sampel tanah ke dalam sel uji geser.

Sample + cetakan
dimasukkan ke
dalam sel uji geser
2. Cara Pengujian
1. Pengujian kuat geser dilakukan pada 3 buah sampel uji dengan beban
normal yang berbeda. Benda uji pertama diuji dengan beban normal
10 kg, sampel kedua dengan beban 20 kg dan sampel ketiga dengan
beban 30 kg.
2. Masukkan sampel yang telah dicetak ke dalam sel uji geser.
3. Susunan dalam sel, besi alas, batu pori, sampel uji, batu pori dan besi
center beban.
4. Pasang sel uji geser ke dalam kotak geser.
5. Pasang stang beban dan letakan beban normal 10 kg untuk uji pertama.
6. Atur dial pembacaan pada angk nol.
7. Sebelum dilakukan uji geser lakukan dahulu pembebanan konsolidasi
lebih kurang 10 menit dengan interval pembacaan setiap 15 detik.
Konsolidasi ini juga dimaksudkan untuk memberi kesempatan udara
yang terperangkap dapat keluar dan kondisi sampel benar-benar
mampat.
8. Setelah proses konsolidasi selesai, lanjutkan dengan pergeseran.
9. Bukalah baut yang menghubungkan sel uji geser satu dan lainnya.
10. Atur laju pergeseran pada alat dan atur dial horisontal pada angka
nol.
11. Lakukan uji geser dan pembacaan dilakukan setiap interval 15 detik.
12. Hentikan pengujian bila kekuatan puncak telah terlampaui, yang
ditunjukkan oleh jarum dial yang nilainya makin menurun atau
bernilai konstan dalam 3 kali pembacaan.
13. Bersihkan sel uji geser.
14. Dan ulangi langkah point 6 sampai 12 untuk sampel berikutnya.
15. Pengujian kadar air dapat dilakukan setelah dan sebelum pengujian.

3.1.5 Cara Perhitungan


Contoh Perhitungan :
Pada baris waktu 1 menit pengujian No.1:
1. Waktu laju mesin uji geser ditentukan yaitu 0,250 mm/menit.
2. Catat pembacaan dial vertikal pada saat pengujian.
3. Hitung penurunan dengan cara pembacaan dial vertikal x 0,002 cm :
 3 x 0,002 = 0,006 cm
4. Catat pembacaan dial geser pada saat pengujian :
5. Hitung beban geser dengan cara pembacaan dial geser x kalibrasi alat uji
tekan :
 5 x 0,145 = 0,725 kg
6. Hitung Tegangan geser = Beban geser / luas sampel

 Tegangan geser = 0,725 kg / 31,15665 cm2


= 0,023 kg/cm2

7. Menghitung tegangan normal (σn) pada lembaran rekapitulasi :


 σn = Beban normal /luas sampel
σn = 10 kg / 31,156 cm2 = 0,32 kg/cm2
σn = 20 kg / 31,156 cm2 = 0,64 kg/cm2
σn = 30 kg / 31,156 cm2 = 0,96 kg/cm2
8. Mendapat τmax dari beban 10 kg, 20 kg, 30 kg pada lembaran
rekapitulasi :
 Pada 10 kg = 0,91 kg/cm2
 Pada 20 kg = 0,81 kg/cm2
 Pada 30 kg = 1,05 kg/cm2
9. Gambarkan grafik melalui titik – titik hubungan τ dan σn.
10. Dapatkan nilai :
 C = 0,78 kg/cm2
 Φ = arc tan 0,2206
= 12,41°
3.1.6 Keselamatan Kerja
1. Periksa apakah alat geser langsung sudah terkunci rapat ketika dilakukan
konsolidasi.
2. Periksa apakah kunci sudah terbuka, ketika dilakukan pengujian geser
langsung dan dial beban serta sel uji geser sudah sesuai kedudukannya
dekan depat.
3.2 PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS

3.2.1 Tujuan Pengujian


1. Menentukan nilai kekuatan tekan bebas suatu contoh tanah asli dan tidak
asli.
2. Menentukan nilai sensitifitas tanah.

3.2.2 Dasar Teori


Uji kuat tekan bebas merupakan cara yang dilakukan di laboratorium
untuk menghitung kekuatan geser tanah. Uji kuat tekan ini mengukur seberapa
kuat tanah menerima kuat tekan yang diberikan sampai tanah tersebut terpisah
dari butirannya dan juga untuk mengukur regangan tanah akibat tekanan tersebut.
Uji tekan bebas ini dilakukan pada contoh tanah asli dan contoh tanah tak
asli, lalu diukur kemampuannya masing- masing terhadap kuat tekan bebas. Dari
nilai kuat tekan maksimum yang didapat pada masing- masing contoh akan di
peroleh sensitivitas tanah. Nilai sensitivitas ini mengukur bagaimana prilaku tanah
jika terjadi gangguan yang diberikan dari luar.

Tabel Konsintensi
Tegangan (kg/cm2) Konsistensi
< 0,25 Sangat lunak
0,25 - 0,5 Lunak
0,5 - 1 Agak kaku
1-2 Kaku
2-4 Sangat kaku
>4 Keras
Tabel Sensitifitas
St Kelas
<4 Rendah
2-4 Normal
4–8 Sensitif
>8 Sangat sensitif

3.2.3 Peralatan
1. Satu set mesin kuat tekan bebas
2. Ring pencetak benda uji
3. Exstruder yang sesuai
4. Pisau kawat / alat pemotong benda uji
5. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
6. Jangka sorong / mistar
7. Stop watch
8. Kunci-kunci, dan lain sebagainya

3.2.4 Langkah Kerja


1. Persiapkan Benda Uji
A. Ukuran sampel tanah
1. Diameter sampel 33 mm sampai 71,1 mm.

B. Persiapkan sampel tanah asli


1. Keluarkan sampel dari tabung 1-2 cm. Ratakan dengan spatula.

Alat pengambil
sampel
2. Keluarkan sampel dari extruder sampai tinggi 2D atau 3D lalu
potong dengan spatula.

Benda uji

Extruder

3. Ukur dimensi sampel dalam cetakan.

Pengukuran dimensi
sampel

4. Timbang berat sampel.

Benda Uji
ditimbang
5. Lakukan uji tekan.

Benda uji ditekan

C. Persiapkan sampel tanah buatan


Benda uji buatan dapat disiapkan dari sampel bekas uji dari sampel lain
yang tidak asli. Bila menggunakan sampel bekas, sampel tersebut
dimasukkan dalam kantong plasik kemudian diremas sampai merata.
Kerjakan dengan hati-hati agar tidak banyak terpengaruh udara dan
penguapan yang terlalu besar.

2 Cara Pengujian
1. Ambil benda uji yang telah disiapkan.
2. Letakkan sampel pada alat uji tekan
3. Atur dial pembacaan pada angka nol
4. Atur dial penurunan
5. Bebani sampel dengan jalan memutar alat kuat tekan dengan
kecepatan regangan 1-2 % per menit dan catat beban paa setiap
pembacaan regangan 0,25 %, 0,5 %, 0,75 % dan seterusnya, sampai
sampel mengalami keruntuhan atau sampai regangan mencapai 20 %.
3.2.5 Perhitungan
Pada baris waktu 1 menit pengujian No.1 (Sampel Asli ) :

1. Waktu laju mesin tekan ditentukan yaitu 1 mm/menit

2. Hitung penurunan dengan rumus :

Penurunan =1 mm x 1 mm/menit =1 mm

3. Hitung regangan axial :

ΔL 0 , 1
= Lo = 6 ,7 x 100% =1,493 %

4. Catat pembacaan dial beban pada saat pengujian

5. Hitung beban tekan dengan cara pembacaan dial beban x kalibrasi alat :

 35 x 0,102 = 3,570 Kg

6. Hitung luas terkoreksi :

Ao 9, 62
 A= 1−ε = 1−1, 493/100 =9,766 cm2

7. Hitung Tegangan tekan :

P 3 ,570
  = A = 9 ,766 =0,366 kg/cm2

8. Klasifikasikan jenis tegangan berdasarkan Tabel Konsistensi :

 Menurut Tabel Konsistensi Tegangan Tekannya termasuk Agak

Kaku
3.2.6 Keselamatan Kerja
1. Sebelum mencetak samel ke dalam cetakan sampel tanah, beri sedikit oli
agar mudah mengeluarkan sampel.
2. Hindari dial terhadap kotoran tanah.
3.3 PENGUJIAN DYNAMIC CONE PENETRATION (DCP)

3.3.1 Tujuan Pengujian


Tujuan dari pengujian DCP adalah Untuk menentukan nilai CBR tanah
dasar, Dan memberikan data kekuatan tanah.

3.3.2 Dasar Teori


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR dasar tanah.
Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah sampai kedalaman ± 75 cm
dibawah permukaan lapisan tanah yang ada. Pengujian ini dilakukan dengan
mencatat masuknya konos yang tertentu dimensinya dan sudut konusnya
kedalaman tanah untuk setiap pukulan dari palu yang berat dan tingginya tertentu.

3.3.3 Peralatan
1. Satu set DCP
2. Palu Geser , berat 8 kg, tinggi jatuh 46 cm
3. Batang baja berdiameter 16 mm primer dan sekunder
4. Konus bersudut 6˚ atau 30˚dengan diameter tengah sebesar 2 cm.
5. Batang baja berskala 1 – 100 cm.
6. Linggis atau lam
7. Meteran
3.3.4 Langkah Kerja
1. Pilih titik Pengujian yang telah ditentukan.
2. Gali lubang sedalam perkerasan yang ada atau sampai tanah dasar,
ukuran lubang berdiameter 20 cm.

Penggalian titik
pengujian

3. Pasang peralatan DCP dan pastikan semua sambungan telah kencang.


4. Pasang DCP dalam posisi vertikal sedemikian rupa sehingga
konusterletak di atas tanah dasar lubang yang digali tempat bagian
kerucut yang paling tebal terletak sama tingginya dengan permukaan
tanah dasar.
5. Atur batang pengukur atau skala , sehingga menunjukan angka nol dan
catat dalam centimeter.

Atur batang pengukur


6. Naikkan palu geser sampai menyentuh bagian bawah pegangan, dan
jatuhkan dengan bebas sehingga palu mengenai anvil atau londosan dan
jaga jangan sampai miring. Catat jumlah pukulan dan jumlah
penetrasinya (cm).

Naikkan palu geser


sampai keatas

7. Ulangi pekerjaan langkah 6 diatas.


8. Pengujian ini dihentikan apabila jumlah minimum kedalam 75 cm atau
jumlah maksimum 40 kali pukulan.
9. Cabut Peralatan
10. Timbun dan padatkan galian lubang sesuai dengan perkerasan yang ada.

3.3.5 Perhitungan
Contoh Perhitungan
Pada kedalaman 110 mm pada STA 1 :
Selisih = pembacaan 110 mm – pembacan 100 mm
= 110 mm – 100 mm
= 10 mm
Selisih = Penetrasi pada 100 mm + selisih
= 100 mm – 10 mm
= 110 mm
Nilai Cbr dihitung dengan menggunakan tabel korelasi
3.3.6 Keselamatan Kerja
1. Hati – hati ketika melakukan tumbukan jangan sampai kedudukan batang
baja miring.
2. Hindarkan tangan jauh dari anvil.
3. Pindahlah bila konus mengenai batu dan tidak masuk lagi sampai
kedalaman 20 cm
3.4 PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN ( SAND CONE )

3.4.1 Tujuan Pengujian


1. Menentukan harga Berat Isi kering (γd) dilapangan.
2. Menentukan Derajat kepadatan tanah (Dr) di lapangan.
3. Melakukan pengujian kepadatan tanah di lapangan dengan benar.

3.4.2 Dasar Teori


Sand cone adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menentukan
kepadatan tanah di lapangan dan lapisan yang dipadatkan dengan menggunakan
pasir ottawa sebagai parameter kepadatan tanah yang mempunyai sifat kering,
bersih, keras, tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas.
Dalam cara kerucut pasir ini, pasir kering yang telah diketahui berat volumenya
dituang keluar lewat kerucut pengukuran ke dalam lubangnya. Volume lubang
dapat ditentukan dari berat pasir di dalam lubang dan berat volume keringnya.

Kerucut pasir (sand cone) terdiri atas sebuah botol plastik atau kaca
dengan sebuah kerucut logam yang dipasang diatasnya. Botol plastik dan kerucut
pasir ini di isi dengan pasir Ottawa kering yang merupakan pasir standar yang
memiliki gradasi seragam.

Di lapangan dibuat lubang kecil berbentuk tabung dengan kedalaman


sekitar 11-15 cm pada tanah yang telah dipadatkan. Setelah lubang digali, tanah
asli ditimbang seluruhnya, kerucut dengan botol berisi pasir diletakkan diatas
lubang tersebut sehingga dapat diperoleh berat isi kering hasil pemadatan.

3.4.3 Peralatan dan Benda Uji


1. Peralatan :
1. Selinder + corong pasir
1. Topi selinder diameter 10 cm dan tinggi 15 cm
2. Pelat dasar untuk corong pasir ukuran 30,48 x 30,48 cm dengan
lubang ditengah Ø 11,5 cm
3. Pasir ottawa / kuarsa yang bersih dan kering lolos No 10 (2 mm) dan
tertahan No 200 (0,073)
4. Timbangan kapasitas 10 kg ketelitian 1,0 gr
5. Timbangan kapasitas 500 gr ketelitian 1,0 gr
6. Mistar perata
7. Container
8. Alat bantu seperti palu, sendok tanah, pahat, container (tempat)
kadar air dan kantong plastic

2. Benda Uji :
Pasir Ottawa yang bersih dan kering yang lolos saringan no.10 dan
tertahan saringan no. 200.

3.4.4 Langkah Kerja


1. Menentukan volume corong logam :
1. Timbang tabung silinder + corong dengan berat (W1 ).

Timbang tabung
silinder + corong
2. Letakkan tabung silinder diatas plat kaca dan isi 2/3 tabung dengan
pasir ottawa (W2).

Tabung silinder
diletakkan diatas plat
kaca

3. Maka berat pasir dalam corong adalah (W2 – W1 ).

2. Menentukan berat pasir dalam corong.


1. Botol diisi pasir Ottawa sampai penuh, kran ditutup dan sisa pasir
dibersihkan kemudian ditimbang.(W4)

Botol diisi dengan


pasir ottawa
2. Tempatkan diatas bidang yang rata dengan corong menghadap
kebawah. Kran dibuka hinggga pasir turun dan mengisi corong,
setelah penuh kran ditutup.

Pasir diisi dalam


tabung

3. Hitung berat pasir ( W1- W2 ).

3. Menentukan berat isi pasir


1. Isi topi silinder dengan pasir dan timbang.

Topi silinder diisi pasir

2. Tutup kran tabung pasir lalu timbang topi silinder + pasir

Timbang topi silinder


+ pasir
4. Menentukan berat isi tanah
1. Botol diisi pasir secukupnya kemudian ditimbang
2. Ratakan tanah yang akan diuji, letakkan plat berlubang dan jepit
dengan angker penjepit.
3. Besar lubang ± 11-15 cm kedalamannya. Sesuai dengan tinggi
silinder yang digunakan untuk mengukur berat isi kering pasir (B).

Proses penggalian
lubang

4. Tempatkan tabung pasir dengan corong menghadap kebawah. Kran


dibuka hingga pasir turun mengisi lubang dan corong.

Isi pasir dalam lubang


5. Setelah pasir dari botol tidak turun lagi, kran ditutup. Selanjutnya
botol beserta sisa pasir ditimbang.

Botol beserta sisa


pasir ditimbang

6. Sementara itu tanah hasil galian diatas segera ditimbang dan diukur
kadar airnya hingga diketahui berat tanah dalam lubang (W), dan
kadar airnya(ω).
3.4.5 Perhitungan
1. Contoh Perhitungan
Sampel 1 :
1755
1. Berat isi pasir (γp) =1189, 31 =1,48 gr/cm3
60 , 55−53 ,35
2. Kadar Air =53 , 35 x 100% = 16,54 %
2650
3. Berat isi tanah basah (γ) =2222 , 76 = 1,19 gr/cm3
γ 1 ,19
4. Berat isi kering (γd) = 1+ w = 1+16 ,54 /100 =1,02 gr/cm3
γd lap 1,02
x100 % x100%
5. Derajat kepadatan di lapangan (Dr) = γd lab = 1, 49 =
68,66 %

3.4.6 Keselamatan Kerja


1. Saat penggalian lubang perlu hati – hati, hindari keruntuhan dinding
lubang.
2. Hindarkan dari getaran ketika mengadakan pengujian ini terutama ketika
pasir mengalir memenuhi lubang dan corong.
3.5 PENGUJIAN TRIAKSIAL

3.5.1 Tujuan Praktikum


1. Melakukan pengujian triaksial dengan benar
2. Dapat menentukan besaran nlai sudut geser (Ə) derajat dalam dan nlai
2
kohesi tanah c kg/cm .

3.5.2 Dasar teori


Pengujian ini merupakan pengujian yang paling dapat diandalkan untuk
menentukan paremeter tegangan geser dan data tegangan regangan yang terbaik.
Pada uji ini dipakai sebuah sampel tanah yang telah ditutup dengan membran
karet yang tipis dan diletakkan di dalam sebuah bejana silinder dari bahan plastik
yang kemudian diisi dengan air. Pengujian triaksial dapat di laksanakan dengan 3
cara :
1. Unconsolidated Undrained ( UU )
2. Consolidated Undrained ( CU)
3. Consolidated Drained ( CD )

3.5.3 Peralatan dan Benda Uji


1. Peralatan
1. Mesin triaksial yang dilengkapi :
a. Proving ring
b. Dial indikator untuk mengukur starin rate dan axial load pada proving
ring dengan ketilitian 5 x 0,001 mm.
c. Reservoir air pemberian tekanan sel / horizontal

2. Sel triaksial :
a. Batu pori
b. Karet pembungkus
c. Alat pengeluar sampel
d. Alat penusuk sabun speciment
e. Pisau Kawat / perata
f. Timbangan ketilitian
g. Container (tempat) kadar air.

2. Benda Uji
1. Benda uji dapat di pakai dari tabung sampel atau dari blok sampel
bahan uji dari tabung sampel.
2. Tempatkan tabung sampel pada alat pengeluar sampel tanah dan
kencangnya baut-bautnya.
3. Tempatkan tabung spiciment yang ujung mata pisaunya pada alat
penguluar sampel dari tabung, sehingga masuk ke dalam tabung
speciment dan lebih kurang 100 mm.
4. Potong dengan pisau kawat dan ratakan ujung-ujungnya.
5. Keluarkan speciment.

3.5.4 Langkah Kerja


1. Siapkan sampel dan ukur dimensinya.

Mengukur dimensi
sampel dalam cetakan

2. Tentukan kadar air dari sisa tanah bekas pembentukan sampel.


3. Timbang setiap sampel.

Timbang benda uji

4. Tempatkan sampel pertama (didalam sel triaksial) pastikan bahwa tidak


terdapat udara yang terperangkap di dalam pedastel dan sistem
sambungan.

5. Pasang karet pembungkus pada alat penghisap karet dan hisap karet
pelan-pelan dan masukkan ke dalam sampel. Lepaskan karet dari alat
penghisap dan sampel serta keluarkan udara yang terperangkap dalam
karet tersebut dengan jalan di urut pelan-pelan.

6. Pasang karet O-ring pada bagian atas dan bawah sampel untuk mengikat
sampel dengan bantuan alat pengisap udara.
7. Lipat bagian atas karet sedemikian rupa sehingga penutup atas sampel
dengan mudah dapat di tempatkan pada pedastel, tutup sel triaksial dan
tempatkan pada mesin triaksial dan naikkan pedastel sehingga top cap
menyentuh piston.

Pasang karet agar


kuat

Sampel dalam sel


triaksial
8. Isi cell dengan cairan dari reservoir buka kran udara pada sel triaksial
serta miringkan sedikit agar udara dengan mudah dapat keluar kemudian
tutup kran.
9. Berikan tekanan sel sesuai dengan yang di kehendaki.
10. Pilih kecepatan mesin dengan cara memilih gigi putaran sesuai dengan
kecepatan yang diperlukan.
11. Putar mesin sedikit untuk memastikan bahwa piston telah menyentuh
sampel
12. Putar mesin secara otomatis, percobaan telah di mulai.
13. Catat proving ring pada selang waktu 0,5 mm strain.
14. Lepaskan tekanan sel dan kembalikan cairan ke dalam reservoir.
15. Ambil sampel dan catat tipe kelongsorannya serta timbang beratnya
untuk mencari berat isi dan uji kadar airnya.
16. Ulangi pekerjaan ini untuk 2 sampel berikutnya dengan tekanan sel yang
berlainan.

3.5.5 Perhitungan
Contoh Perhitungan
Pada baris waktu 1 menit pengujian No.1 (Sampel Asli ) :
1. Hitung ∆ L dengan rumus :
2 ,54
∆ L=Pembacaan dial penurunan x
1000
2, 54
∆ L=38 x = 0,097 cm
1000
2. Hitung regangan :
ΔL 0,097
= Lo = 6 , 6 x 100% = 1,462 %
3. Catat pembacaan dial beban pada saat pengujian
4. Hitung beban dengan cara pembacaan dial beban x kalibrasi alat :
 6,5 x 1,649694 = 10,723 Kg
5. Hitung luas terkoreksi :
Ao 9 , 62
 A= 1−ε = 1−1,462 % = 9,759 cm2

6. Hitung Tegangan Deviator :


P
10,723 ❑
 =A = 9,759 ❑ = 1,099 kg/cm2

 Hitung Tegangan deviator maks pada tegangan sel 0,25Kg/cm2, 0,50


Kg/cm2, dan 0,75 Kg/cm2 di lembaran Rekap :
Pada tegangan sel 0,25 Kg/cm2 = 1,716 Kg/cm2
Pada tegangan sel 0,50 Kg/cm2 = 3,7739 Kg/cm2
Pada tegangan sel 0,75 Kg/cm2 = 4,088 Kg/cm2

3.5.6 Keselamatan Kerja


Dalam melaksanakan praktikum di Laboratorium keselamatan sangat
diutamakan:
1. Untuk memasang karet pembungkus sampel perlu dihindarkan dari benda
yang
tajam agar tidak bocor.
2. Karet membran harus cukup kuat dan tipis.
3. Hindarkan tumpahan air dari mesin triaksial, karena ada arus listrik.
3.6 PENGUJIAN SONDIR

3.6.1 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras yang nantinya dapat
diperkirakan seberapa kuat tanah tersebut dalam menahan beban yang
didirikan diatasnya.
2. Untuk menghitung daya dukung tanah asli.
3. Untuk menentukan seberapa dalam pondasi nantinya.

3.6.2 Dasar Teori


Semua bangunan Sipil berpijak diatas tanah dengan perantaraan pondasi
dan karenanya kestabilan suatu bangunan tergantung pada pondasinya.
Berdasarkan hal tersebut,setiap membuat bangunan , perlu direncanakan suatu
pondasi yang mampu menahan beban bangunan diatasnya, dan dapat meneruskan
beban tersebut kepada tanah dibawahnya. Untuk keperluan tersebut,maka perlu
mengetahui daya dukung tanah tempat bangunan berpijak dengan demikian dapat
ditentukan jenis pondasi yang paling sesuai.
Ada berbagai cara untuk menentukan daya dukung tanah, salah satu
diantaranya adalah melakukan pengetesan dengan alat sondir terhadap tanah
dimana bangunan akan didirikan.Alat Sondir atau dikenal dengan Cone
Penetration Test ( CPT ) terdiri dari serangkaian alat dengan bagian pokok yang
disebut bikonus yang dapat bekerja ganda.
1. Apabila ujung bikonus ditekan, maka tanah dibawahnya akan memberikan
perlawanan yang besarnya dapat dibaca pada manometer pengukur
tekanan, hal ini yang disebut nilai penetrasi konus ( qc ).
2. Kedua, tanah di sekeliling bikonus akan memberikan hambatan lekat ( qs )
terhadap mantel bikonus yang besarnya juga dapat dibaca dari
manometer, apabila bikonus tersebut ditekan menembus tanah.
Kedua nilai di atas ( qc dan qs ) biasanya banyak digunakan untuk
menentukan daya dukung tanah untuk keperluan pondasi dalam. Namun demikian
dapat pula digunakan untuk memperkirakan besarnya daya dukung tanah untuk
pondasi dangkal.

3.6.3 Peralatan
1. Mesin sondir kekuatan sedang 2,5 ton.
2. Manometer 2 buah dengan kapasitas 60 dan 250 kg/cm2.
3. Konus atau Bikonus.

4. Seperangkat batang sondir, dengan panjang masing-masing 1 meter.


5. 2 buah angker dengan perlengkapannya
6. Kunci pipa, linggis, meteran dan oli.
7. Kotak peralatan standar.

3.6.4 Langkah Kerja


1. Tentukan titik sondir yang akan diperiksa.
2. Pasang angker minimal 2 angker dengan jalan memutar angker searah
jarum jam dengan menggunakan batang pemutar sambil menekan angker
masuk ke dalam tanah.

Memasang Angker
3. Buat lubang pertolongan dengan linggis untuk pemasukan bikonus pada
permukaan tanah.

4. Pasang dan aturlah mesin sondir diatas titik lokasi dalam posisi vertikal.

Meletakkan mesin
sondir

5. Besi kanal dipasang untuk menjepit kaki sondir dan periksa agar mesin
sondir vertikal terhadap permukaan tanah.

Pasang besi kanal

6. Isikan oli ke dalam ruang hidrolis sampai penuh hingga tekanan


sempurna pada manometer.
Sedang dilakukan
pengisian oli

7. Pasang rangkaian batang sondir dan bikonus pada mesin sondir, tepat pada
lubang yang dipersiapkan.

Batang sondir dan


bikonus ditancapkan
ke tanah

8. Tekan batang sondir dengan memutar stang pada alat sondir untuk
memasukkan alat bikonus ke dalam tanah, setelah batang sondir masuk
sedalam 20 cm hentikan penekanan. Gerakan sleeafe alat sondir sehigga
batang sondir berada diposisi baca dan lanjutkan penekanan sedalam 4
cm, dan baca jarum pada manometer sebagai bacaan qc dan qs.

Memutar stang untuk


memasukan batang
sondir dan bikonus
dalam tanah

9. Tekan kembali batang sondir masuk ke dalam tanah untuk mencapai


kedalaman berikutnya. Hentikan setelah mencapai kedalaman 40 cm
( Pembacaan dildkukan setiap interval 20 cm). Lanjutkan kembali
pekerjaan penekanan bikonus.
10. Pekerjaan Sondir dihentikan bila :
a. Kedalaman telah mencapai kedalaman yang diinginkan.
b. Jika bacaan manometer telah mencapai angka maksimal.
c. Keempat angker terangkat.
3.6.5 Perhitungan
1. Contoh Perhitungan :
Pada kedalaman 1 M pada Sampel 1 :
1. Catat pembacaan di manometer pada saat pengujian untuk bacaan qs dan
qc

2. Hitung Nilai gesekan :


 (HL) = qs-qc
= 145 kg/cm2 - 140 kg/cm2
= 5 kg/cm2

3. JHL kedalaman 1 M = HL*2 + JHL kedalaman 1,8 M


= 10 kg/cm2 + 70 kg/cm2
= 80 kg/cm2
HL 5
4. HS = = = 0,5 kg/cm2
10 10

3.6.6 Keselamatan Kerja


1. Gunakan pakaian safety ketika sedang bekerja.
2. Patuhilah instruksi yang diberikan oleh instruktur.

Anda mungkin juga menyukai