Anda di halaman 1dari 22

BAB VII

UJI GESER LANGSUNG UU


( UNCONSOLIDATED UNRAINED DIRECT SHEAR TEST)

7.1 Maksud dan Tujuan


Maksud dari uji geser langsung adalah untuk memperoleh besarnya
tahanan geser tanah pada tegangan normal tertentu. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan kuat geser tanah.

7.2 Teori Dasar Percobaan


Uji kuat geser langsung atau yang lebih dikenal dengan unconsolidated
unrained direct shear test memiliki beberapa hal yang harus diketahui seperti
gaya normal, gaya geser, tegangan normal yang biasa dilambangkan dengan
σn, tegangan geser yang biasa dilambangkan dengan Ʈ, peralihan atau
diplacement, sudut geser dalam yang biasa dilambangkan dengan ɵ, kohesi
yang biasa dilambangkan dengan cu, kuat geser, kuat geser puncak atau yang
lebih dikenal dengan (peak stregth), kuat residual dan dilantasi.
Pada pengujian ini, hasil data yang didapat dapat digunakan untuk
analisis pada bidang geoteknik seperti:
 Analisis kestabilan lereng
 Analisis dinding penahan
 Daya dukung pondasi.

7.3 Manfaat
Hasil uji geser langsung dapat digunakan untuk analisis kestabilan dalam
bidang geoteknik, di antaranya untuk analisis kestabilan lereng, daya dukung
pondasi dan analisis dinding penahan, dan lain-lain.

7.4 Keterbatasan
Uji geser langsung tidak dapat mengukur tekanan pori yang timbul saat
penggeseran dan tidak dapat mengontrol tegangan yang terjadi disekeliling
conyoh tanah. Di samping itu uji geser yang lain adalah karena bidang runtuh
tanah ditentukan, meskipun bidang terlemah.
7.5 Peralatan
 Shear box / kotak geser
 Bagian untuk menggerser shear box
 Proving ring
 Dial untuk mengukur deformasi vertikal dan horizontal
 Beban konsolidasi
 Batu pori dari bahan yang tidak berkarat (k = 0,1 cm/det)
 Pelat untuk menjepit contoh tanah
 Ring untuk mengambil atau mencetak contoh tanah dari tabung sampel
 Dolly untuk memindah contoh tanah ke shear box
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
 Kertas filter
 Open
 Stopwatch
 Pisau atau palet

7.6 Ketentuan
 Alat yang digunakan harus dalam keadaan baik dan proving maupun alat
pengukur yang lain telah dikaliberasikan
 Contoh tanah harus reresentatif atau mewakili kondisi yang akan terjadi di
lapangan.

7.7 Persiapan Percobaan


a. Persiapan alat percobaan
Sebelum mengoperasikan peralatan harus dilakukan pemeriksaan
terhadap :
 Ketersediaan minyak pelumas
 Kesesuaian sumber arus listrik yang digunakan. Lengan beban dalam
kedudukan horizontal. Penyetelan dilakukan dengan memerhatikan
counter balanced lever arm.
b. Persiapan contoh tanah
 Contoh tanah non-kohesif
 Dibentuk dengan langsung meletakkan tanah non-kohesif pada shear box
dengan kepadatan yang sesuai dengan tanah asli atau sesuai dengan
kepadatan tanah kompaksi. Berat contoh tanah harus ditimbang.
 Contoh tanah kohesif
 Dibentuk dengan menekan contoh ring ke dalam tabung sampel. Setelah
kedua sisinya dipotong dan dirapikan, maka contoh tanah ditimbang
beratnya, supaya dapat diketahui berat isi dan kadar air awalnya.
Selanjutnya contoh tanah dipindahkan ke dalam shear box dengan cara
menekan contoh tanah yang ada di dalam ring dengan dolly atau tanah.
 Contoh tanah kohesif kompaksi dengan kepadatan tertentu dibentuk di
dalam ring contoh tanah. Dicari dulu berat contoh tanah yang harus
diisikan agar diperoleh keadatan yang dimaksudkan.

7.8 Prosedur Percobaan


 Siapkan semua peralatan yang diperlukan
 Keluarkan shear box dari tempat airnya
 Jadikan satu shear box bagian atas dan bawah dengan memasang baut
penguncinya. Masukan pelat dasar pada bagian paling bawah dari shear
box dan diatasnya diapasang batu pori yang sebelumnya telah dicelupkan
dalam aquades atau direbus dulu untuk megeluarkan udara yang ada di
dalam pori-pori nya. Di atas batu pori diberi kertas filter yang sebelumnya
juga sudah dicelupkan dalam aquades. Dan dari atas kertas filter ini
dimasukkan pelat berlubang yang beralur, alur ini harus menghadap ke
atas dan arah alurnya harus tegak lurus arah pergeseran, hal ini
dimaksudkan agar contoh tanah benar-benar terjepit kuat pada waktu
dilakukan pergeseran.
 Masukkan kembali shear box kedalam tempat airnya. Dan tempatkan
kedudukan dengan mengencangkan dua baut penjepit yang ada.
Masukkan contoh tanah ke dalam shear box.
 Atur agar plat pendorong tepat menempel pada shear box bagian bawah.
Cara menggerakkkannya ialah Lepaskan kunci penggerak manual
dengan menarik clutch, sekarang penggeser dapat digunakan dengan
memutar handwheel. Memutar handwheel searah jarum jam akan
menyebabkan pergeseran ke kanan/maju dan sebaliknya.
 Setelah penggeser tepat bersinggungan dengan shear box bagian
bawah, maka kembalikan lagi clutch pada kedudukan terkunci yaitu
dengan jalan menarik dan memutarnya.
 Piston proving ring diatur agar cepat menyinggung shear box bagian atas,
ini berarti proving ring belum menerima beban. Jadi dial proving juga
harus diatur tepat pada nol, demikian juga dial pengukur deformasi
horizontal.
 Atur kedudukan loading yoke dalam posisi kerja, temaptkan juga
kedudukan dial untuk mengukur deformasi vertikal. Atur kedudukan dial
ini pada posisi tertentu.
 Siapkan beban konsolidasinya. Lengan beban ini mempunyai
perbadingan 1 : 10, jadi beban yang bekerja juga harus 1 : 10
 Contoh tanah siap digeser dengan terlebih dahulu menentukan
kecepatan pergeserannya
 Atur susunan gigi agar keceatan pergeseran sesuai dengan yang
diinginkan. Kecepatan pergeseran yang umumnya dipakai ialah 0,30
mm/menit
 Periksa sekali lagi apakah jarum dial proving ring dan dial deformasi
horizontal tepat pada posisi normal. Sekarang pergeseran dapat dimulai
tapi jangan lupa melepaskan kedua baut yang menyatukan shear box
bagian bawah dan atas. Periksa juga clutch apakah sudah terkunci
 Hidupkan tombol POWER lampu indikator akan menyala. Pergeseran
dapat dimulai dengan Menekan tombol B D, karena posisi gigi pada D.
 Lakukan pencatatan waktu ada saat pergeseran dimulai dan diamati
bahwa jarum dial proving ring dan dial deformasi horizontal mulai
bergerak, apabila kedua jarum dial tersebut tidak bergerak berarti ujung
dial tersebut belum menyentuh, hentikan dengan mematikan tombol B D,
dan atur ujung dial pada kedudukan yang tepat.
 Lakukan pembacaan dan pencatatan dial proving ring, dial deformasi
vertikal atau dial settlement, tiap dial horizontal bergerak 20 divisi.
Lakukan pembacaan sampai contoh tanah runtuh, yang dapat diketahu
dari dial provil ring yang mulai turun. Setelah turun maksimum lakukan
pembacaan terus sebanyak 4 kali Atau hentikan pergerseran kalau dial
proving ring sudah mencapai 60 divisi. Setelah pergeseran selesai, maka
kembalikan shear box pada posisi sebelum digeser dengan
menggerakkan maju mundur secara manual. Lepaskan beban konsolidasi
dan keluarkan shear box dari tempatnya
 Keluarkan contoh tanah dari shear box, tombang berat contoh tanah ini
dan masukkan ke dala oven selama 24 jam dalam suhu 105° c, untuk
mengetahui kadar air akhirnya.
 Ulangi semua prosedur diatas dengan dua buah contoh tanah lagi tetapi
dengan menggunakan tegangan normal lain.

7.9 Kegiatan Percobaan


 Dalam praktikum uji geser langsung ini, digunakan sampel tanah alami
yang diambil dari halaman depan Laboratorium Geologi Universitas Islam
Bandung.

Foto 7.1
Lokasi Pengambilan Sampel
 Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat berupa
silindering dan sampel berbentuk seperti yang terlihat dalam foto 7.2

Foto 7.2
Proses Pengambilan Sampel dan Bentuk sampel yang Diambil
 Sampel tanah tersebut kemudian diukur dimensinya yang meliputi
pengukuran tinggi dan diameter sampel, serta menimbang berat sampel
tanah.

Foto 7.3
Proses Pengukuran Dimensi dan Penimbangan Berat Sampel
 Dalam pengujian uji geser langsung ini dilakukan terhadap 3 sampel
tanah alami yang diberikan beban yang berbeda-beda, pengujian
dilakukan dengan menggunakan alat uji geser langsung UU (UU direct
shear test).

Foto 7.4
Alat Uji Geser Langsung UU
 Sampel diuji dengan menerima beban sebesar 2, 4 dan 8 kg untuk tiap
sampel yang berbeda. Sampel diletakan dalam shear box yang diapit
dengan batu pori dan kertas filter yang telah dibasahi dan kemudian
diletakan di tempat kedudukanya yang diisi air.
Gambar 7.1
Sketsa Kerja Alat Uji Geser Langsung
Foto 7.5
Proses Pengujian
 Sampel kemudian di oven selama 24 jam dan kemudian ditimbang berat
keringnya, tujuannya untuk mengetahui kadar air yang dikandung sampel
setelah dilakukannya pengujian.

Foto 7.6
Proses Pengeringan Sampel Dengan Oven

7.10 Data Hasil Percobaan


Dari hasil percobaan untuk 3 sampel tanah, didapatkan data hasil
percobaan sebagai berikut :
 Sampel 1 (Beban 2 kg)
 Tinggi Sampel = 2,2 cm
 Diameter Sampel = 7,2 cm
 Berat alami = 103,9 gram
 Berat kering = 71 gram
Tabel 7.1
Data Hasil Percobaan Sampel 1
PERALIHAN Loading Dial Vertical Dial
BEBAN
HORIZONTAL (mm) div div (mm) div div (mm)
20 6 0.06 0 0
40 8 0.08 0 0
60 9 0.09 0 0
80 10 0.1 0 0
100 11 0.11 5 0.05
2 120 12 0.12 10 0.1
140 13 0.13 12 0.12
160 13.5 0.135 14 0.14
180 14 0.14 14 0.14
200 15 0.15 15 0.15
220 15 0.15 18 0.18
Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20

 Sampel 2 (Beban 4 kg)


 Tinggi Sampel = 2,3 cm
 Diameter Sampel = 6,6 cm
 Berat alami = 110,1 gram
 Berat kering = 95,5 gram
Tabel 7.2
Data Hasil Percobaan Sampel 2
BEBA PERALIHAN Loading Dial Vertical Dial
N HORIZONTAL (mm) div div (mm) div div (mm)
4 20 8 0.08 0 0
40 8 0.08 0 0
60 9 0.09 0 0
80 13 0.13 0 0
100 15 0.15 5 0.05
120 18 0.18 10 0.1
18.
140 0.185 12 0.12
5
19.
160 0.195 14 0.14
5
180 21 0.21 14 0.14
21.
200 0.215 15 0.15
5
22.
220 0.225 18 0.18
5
240 24 0.24 17 0.17
260 24. 0.245 16 0.16
5
25. 16.
280 0.255 0.165
5 5
300 26 0.26 17 0.17
26. 17.
320 0.265 0.175
5 5
26.
340 0.265 18 0.18
5
26. 18.
360 0.265 0.185
5 5
Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20

 Sampel 3 (Beban 8 kg)


 Tinggi Sampel = 1,9 cm
 Diameter Sampel = 6 cm
 Berat alami = 96,23 gram
 Berat Kering = 83,1 gram
Tabel 7.3
Data Hasil Percobaan Sampel 3
Loading Dial Vertical Dial
BEBA PERALIHAN
N HORIZONTAL (mm) di di
div (mm) div (mm)
v v
20 9 0.09 7 0.07
40 15 0.15 12 0.12
60 21 0.21 15 0.15
80 25 0.25 16 0.16
100 28 0.28 17 0.17
120 31 0.31 18 0.18
140 33 0.33 18 0.18
160 35 0.35 17 0.17
180 36 0.36 15 0.15
200 38 0.38 13 0.13
220 39 0.39 10 0.1
8 240 40 0.4 9 0.09
260 41 0.41 6 0.06
280 42 0.42 5 0.05
300 43 0.43 3 0.03
320 44 0.44 1 0.01
340 45 0.45 0 0
360 46 0.46 1 0.01
380 46 0.46 3 0.03
400 46 0.46 6 0.06
Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20

7.11 Pengolahan Data


 Sampel 1 (beban 2 kg)
 Luas
1
= x 3.14 x ( 7 , 2 )² = 40,6944 cm²
4
= 0,00406944 m2
 Beban Horizontal
= Loading Dial x Kalibrasi
= 6 x 0,605
= 3,63 kg
Tabel 7.4
Nilai Beban Horizontal Sampel 1
Loading Kalibrasi Beban
Dial (div) Alat Horizontal (kg)
6 0.605 3.63
8 0.605 4.84
9 0.605 5.445
10 0.605 6.05
11 0.605 6.655
12 0.605 7.26
13 0.605 7.865
13.5 0.605 8.1675
14 0.605 8.47
15 0.605 9.075
15 0.605 9.075
Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20

 Tegangan Geser
= Beban horizontal / Luas
= 3,63 kg / 40,6944 cm2
= 0,089201463 kg/cm2
Tabel 7.5
Nilai Tegangan Geser Sampel 1
Beban Horizontal Luas Tegangan Tegangan Geser
(kg) (cm2) Geser (kg/cm2) (mpa)
3.63 40.6944 0.089201463 0.008920146
4.84 40.6944 0.118935283 0.011893528
5.445 40.6944 0.133802194 0.013380219
6.05 40.6944 0.148669104 0.01486691
6.655 40.6944 0.163536015 0.016353601
7.26 40.6944 0.178402925 0.017840293
7.865 40.6944 0.193269836 0.019326984
8.1675 40.6944 0.200703291 0.020070329
8.47 40.6944 0.208136746 0.020813675
9.075 40.6944 0.223003657 0.022300366
9.075 40.6944 0.223003657 0.022300366
Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20

 Gaya Normal
Beban x Gravitasi
=
Luas
2 kg x 10 m/s²
=
0,00406944 m²
= 4914,68 N/m2
= 0,004915 mpa
 Kadar Air
 Mw = Berat alami – berat kering (Md)
= 103,9 gr – 71 gr
= 32,9 gr
Mw
= x 100 %
Md
32,9 gr
= x 100 %
71 gr
= 46,3 %
 Sampel 2 (beban 4 kg)
 Luas
1
= x 3.14 x ( 6,6 )² = 34,1946 cm²
4
= 0,00341946 m2
 Beban Horizontal
= Loading Dial x Kalibrasi
= 8 x 0,605
= 4,84 kg
Tabel 7.6
Nilai Beban Horizontal Sampel 2
Loading Kalibrasi Beban
Dial (div) Alat Horizontal (kg)
8 0.605 4.84
8 0.605 4.84
9 0.605 5.445
13 0.605 7.865
15 0.605 9.075
18 0.605 10.89
18.5 0.605 11.1925
19.5 0.605 11.7975
21 0.605 12.705
21.5 0.605 13.0075
22.5 0.605 13.6125
24 0.605 14.52
24.5 0.605 14.8225
25.5 0.605 15.4275
26 0.605 15.73
26.5 0.605 16.0325
26.5 0.605 16.0325
26.5 0.605 16.0325
Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20

 Tegangan Geser
= Beban horizontal / Luas
= 4,84 kg / 34,196 cm2
= 0,1415 kg/cm2
Tabel 7.7
Nilai Tegangan Geser Sampel 2
Beban Luas Tegangan Geser Tegangan Geser
Horizontal (kg) (cm2) (kg/cm2) (mpa)
4.84 34.1946 0.141542817 0.014154282
4.84 34.1946 0.141542817 0.014154282
5.445 34.1946 0.159235669 0.015923567
7.865 34.1946 0.230007077 0.023000708
9.075 34.1946 0.265392781 0.026539278
10.89 34.1946 0.318471338 0.031847134
11.1925 34.1946 0.327317764 0.032731776
11.7975 34.1946 0.345010616 0.034501062
12.705 34.1946 0.371549894 0.037154989
13.0075 34.1946 0.38039632 0.038039632
13.6125 34.1946 0.398089172 0.039808917
14.52 34.1946 0.42462845 0.042462845
14.8225 34.1946 0.433474876 0.043347488
15.4275 34.1946 0.451167728 0.045116773
15.73 34.1946 0.460014154 0.046001415
16.0325 34.1946 0.46886058 0.046886058
16.0325 34.1946 0.46886058 0.046886058
16.0325 34.1946 0.46886058 0.046886058
Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20

 Gaya Normal
Beban x Gravitasi
=
Luas
4 kg x 10 m/s²
=
0,00341946 m²
= 11697,75 N/m2
= 0,01169775 mpa
 Kadar Air
 Mw = Berat alami – berat kering (Md)
= 110,1 gr – 95,5 gr
= 14,6 gr
Mw
= x 100 %
Md
14,6 gr
= x 100 %
95,5 gr
= 15,29 %
 Sampel 3 (beban 8 kg)
 Luas
1
= x 3.14 x ( 6 )² = 28,26 cm²
4
= 0,002826 m2
 Beban Horizontal
= Loading Dial x Kalibrasi
= 9 x 0,605
= 5,445 kg
Tabel 7.8
Nilai Beban Horizontal Sampel 3
Loading Dial Kalibrasi Beban
(div) Alat Horizontal (kg)
9 0.605 5.445
15 0.605 9.075
21 0.605 12.705
25 0.605 15.125
28 0.605 16.94
31 0.605 18.755
33 0.605 19.965
35 0.605 21.175
36 0.605 21.78
38 0.605 22.99
39 0.605 23.595
40 0.605 24.2
41 0.605 24.805
42 0.605 25.41
43 0.605 26.015
44 0.605 26.62
45 0.605 27.225
46 0.605 27.83
46 0.605 27.83
46 0.605 27.83
Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20

 Tegangan Geser
= Beban horizontal / Luas
= 5,445 kg / 28,26 cm2
= 0,1926 kg/cm2
Tabel 7.9
Nilai Tegangan Geser Sampel 3
Beban Luas Tegangan Tegangan Geser
Horizontal (kg) (cm2) Geser (kg/cm2) (mpa)
5.445 28.26 0.192675159 0.019267516
9.075 28.26 0.321125265 0.032112527
12.705 28.26 0.449575372 0.044957537
15.125 28.26 0.535208776 0.053520878
16.94 28.26 0.599433829 0.059943383
18.755 28.26 0.663658882 0.066365888
19.965 28.26 0.706475584 0.070647558
21.175 28.26 0.749292286 0.074929229
21.78 28.26 0.770700637 0.077070064
22.99 28.26 0.813517339 0.081351734
23.595 28.26 0.83492569 0.083492569
24.2 28.26 0.856334041 0.085633404
24.805 28.26 0.877742392 0.087774239
25.41 28.26 0.899150743 0.089915074
26.015 28.26 0.920559094 0.092055909
26.62 28.26 0.941967445 0.094196745
27.225 28.26 0.963375796 0.09633758
27.83 28.26 0.984784147 0.098478415
27.83 28.26 0.984784147 0.098478415
27.83 28.26 0.984784147 0.098478415
Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20

 Gaya Normal
Beban x Gravitasi
=
Luas
8 kg x 10 m/s²
=
0,002826 m²
= 28308,56 N/m2
= 0,02830856 mpa
 Kadar Air
 Mw = Berat alami – berat kering (Md)
= 96,23 gr – 83,1 gr
= 13,13 gr
Mw
= x 100 %
Md
13,13 gr
= x 100 %
96,23 gr
= 13,64 %
 Grafik peralihan horizontal terhadap tegangan geser
0.12

Tegangan Geser (mpa) 0.1

0.08

0.06
Beban 8 kg
Beban 4 kg
0.04 Beban 2 kg

0.02

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Peralihan Horizontal (mm)

Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20


Grafik 7.1
Grafik Peralihan Horizontal Terhadap Tegangan Geser

 Grafik peralihan horizontal terhadap perubahan vertikal

0.2
0.18
0.16
Perubahan vertikal (mm)

0.14
0.12
0.1
Beban 8 kg
0.08 Beban 4 kg
0.06 Beban 2 kg

0.04
0.02
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Peralihan horizontal (mm)

Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20


Grafik 7.2
Grafik Peralihan Horizontal Terhadap Perubahan Verikal
 Grafik tegangan normal (mpa) terhadap tegangan geser max. (mpa)

Sumber : Laboratorium Tambang oleh kelompok 20


Grafik 7.3
Grafik Tegangan Normal Terhadap Tegangan Geser
 Nilai kohesi (C) = 0,008
 Sudut geser dalam (Ɵ)
ΔY
Ɵ =
ΔX
0,012
= = 2,5
0,0048
Arc. tg = 2,5
Ɵ = 68,2

7.12 Analisa
Dalam uji geser langsung ini, ada beberapa hal yang dapat dianalisa dari
hasil proses pengujian terhadap 3 sampel tanah dan hasil pengolahan data yang
dilakukan.
Pergeseran yang dialami oleh tanah tergantung dari beban yang
diterimanya, Namun dalam pengujian ini, sampel menerima tekanan dari arah
horizontal yang menekan sampel sampai pada akhirnya terjadi pergeseran pada
bidang lemahnya. Semakin besar beban dan tekanan horizontal yang diterima
sampel, maka semakin besar nilai tegangan gesernya.
Dalam hal ini sampel tanah yang diuji menerima beban dari arah vertikal
dan secara bersamaan menerima tekanan geser dari arah horizontal. dari hasil
pengolahan data, yaitu ketika sampel diberikan beban sebesar 8 kg, tegangan
geser yang dialami sampel lebih besar dari beban yang diterima sampel sebesar
2 kg dan 4 kg. Artinya sampel tersebut akan semakin sulit untuk mengalami
pergeseran dikarenakan beban dari arah vertikal menekan tanah lebih kuat dan
menyebabkan tanah memiliki nilai kepadatan yang lebih besar.
Dalam hal kepadatan yang dimiliki sampel tanah akibat beban yang
diterimanya, Parameter yang digunakan adalah dengan melihat kadar air yang
dimiliki sampel. Sampel yang diberi beban sebesar 8 kg mempunyai nilai kadar
air yang lebih rendah dibandingkan dengan sampel yang diberi beban sebesar 4
kg dan 2 kg. Hal tersebut terjadi karena ketika sampel mengalami pemadatan
dengan beban yang semakin besar, pori - pori tanah yang diisi oleh air dan udara
akan semakin kecil nilainya karena proses pemadatan yang terjadi.

7.13 Kesimpulan
Dari hasil praktikum uji geser langsung dengan media tanah sebagai
sampel yang diujikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika suatu tanah memiliki
nilai kepadatan yang lebih besar, maka tanah tersebut akan mempunyai nilai
perubahan geser yang semakin kecil dan memiliki nilai tegangan geser yang
semakin besar akibat tekanan horizontal yang secara bersamaan diterima oleh
tanah. Hal tersebut dapat disimpulkan dengan melihat hasil pengolahan data
sebagai berikut :
 Sampel yang menerima beban vertikal sebesar 2 kg, mempunyai besaran
nilia tegangan geser maskimum sebesar 0,022 mpa dengan nilai tegangan
normal sebesar 0,0049 mpa dan mempunyai kadar air sebesar 46,3 %
 Sampel yang menerima beban vertikal sebesar 4 kg, mempunyai besaran
nilai tegangan geser maksimum sebesar 0,046 mpa dengan nilai tegangan
normal sebesar 0,0169 mpa dan mempunyai kadar air sebesar 15,29 %.
 Sampel yang menerima beban vertikal sebesar 8 kg, mempunyai besaran
nilai tegangan geser maksimum sebesar 0,098 mpa dengan nilai tegangan
normal sebesar 0,0283 mpa dan mempunyai kadar air sebesar 13,64 %.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten, 2014, “Modul Praktikum Geomekanika”, Laboratorium Tambang,


Universitas Islam Bandung Bandung

Sujiman Ir.,MT. 2007. “Mekanika Tanah”.


http://www.scribd.com/doc/22831949/MEKANIKA-BATUAN. Dikutip 02 Mei
2014.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai