Anda di halaman 1dari 12

PEMETAAN GEOLOGI

1. Data dasar pemetaan


Pemetaan geologi atau mineralisasi biasanya sangat memerlukan sejumlah
data dasar yang berupa peta topografi dan citra penginderaan jauh (remote sensing)
seperti potret udara, citra landsat, SLAR (Side Looking Airborne Radar), SAR
(Synthetic Aperture Radar) dls.
Peta topografi sangat berperan untuk menentukan lokasi suatu tempat,
sehingga setiap hasil pengamatan dapat diplot dan ditentukan dalam peta dan
diketahui tempat keterdapatannya. Dengan peta topografi pula tempat itu dapat
diketahui tinggi rendahnya dari suatu tempat atau dari permukaan laut.
Dengan adanya citra penginderaan jauh, keadaan geologi daerah yang
diselidiki dapat ditafsirkan dan diperkirakan lebih dulu, sehingga tidak perlu
menjelajahi semua daerah. Dengan demikian biaya eksplorasi dapat dikurangi.
Selain itu berdasarkan foto udara dapat pula ditafsirkan keadaan topografinya
sehingga foto udara dapat pula berfungsi sebagai peta topografi untuk menentukan
letak dan ketinggian suatu tempat.
Data penginderaan jauh memang bukan merupakan sarana yang dapat secara
langsung mendeteksi daerah mineralisasi, melainkan memberikan kemudahan
dalam mendeteksi indikasinya. Seperti kita ketahui bahwa beberapa jenis bahan
galian sangat erat kaitannya dengan kondisi geologi tertentu, seperti litologi dan
struktur. Kedua kondisi geologi itu terutama struktur dapat dijejaki dengan mudah
dari penafsiran citra penginderaan jauh. Jadi bahan galian yang mungkin terdapat
bertalian dengan kondisi itu pun dapat diperkirakan lokasinya.
Data SLAR sangat baik untuk menafsirkan keadaan struktur suatu daerah,
sementara foto udara, citra landsat dan SAR dalam kondisi tertentu dapat ditafsirkan
keadaan batuannya. Selain itu sejumlah peta penginderaan jauh (foto udara dan
SAR) juga dapat digunakan untuk membuat gambaran topografinya.
1200

1000

800

600

400

200

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Gambar 1
Peta Topografi
2. Tahap pemetaan
Sesuai dengan tahap penyelidikan, pemetaan geologi biasanya dilakukan
dengan menggunakan sekala peta (topografi) tertentu. Makin terinci penyelidikan
geologi atau mineralisasi dilakukan, makin besar pula sekala peta yang digunakan.
Selain itu pada peta sekala kecil biasanya hanya digambarkan sebaran batuan
berdasarkan umurnya, sedangkan makin besar sekalanya informasi batuan yang
tergambarkan dalam peta itu makin terinci. Dari sebaran batuan yang berdasarkan
umur, makin besar sekala petanya makin akan terlihat sebaran menurut jenis batuan
(litologi) nya, kemudian ubahannya serta akhirnya keadaan mineralisasinya baik
sebaran maupun ukurannya.
Pemetaan geologi atau mineralisasi pada dasarnya merupakan kegiatan yang
meliputi langkah-langkas sebagai berikut:
a. Persiapan :
Dalam persiapan ini dilakukan pengkajian terhadap data terdahulu yang telah
ada. Oleh karena itu perlu dikumpulkan lebih dulu data baik dalam bentuk laporan
maupun peta-peta yang telah disusun oleh penyelidik terdahulu.
Peta-peta seperti topografi, foto udara, Landsat, SLAR dan SAR serta peta
geologi, jika tersedia, perlu dipelajari dengan seksama untuk digunakan sebagai
data dassr dalam perencanaan selanjutnya. Demikian pula laporan baik geologi
maupun mineralisasi harus dipelajari sebaik-baiknya.
Laporan lain yang perlu diperhatikan adalah yang berupa laporan penduduk
setempat mengenai kegiatan masa lalu di daerah yang akan diselidiki.
Termasuk ke dalam persiapan adalah pengadaan atau persiapan alat kerja
seperti palu, kompas, lup dan alat lain yang akan digunakan dalam penyelidikan itu
berdasarkan data dasar yang telah dipelajari. Juga alat tulis menulis seperti buku
lapangan harus disiapkan.
b. Penyelidikan lapangan yang meliputi :
pengamatan singkapan yang meliputi pemerian jenis batuan, termasuk jenis
mineral penyusun dan warna atau keadaan batuannya, lebar singkapan, unsur-
unsur strukturnya, jenis mineral bijih dan susunannya dls.
pendokumentasian atau pencatatan terhadap hasil pengamatan.
Pendokumentasian ini dilakukan dalam buku lapangan yang tersedia.
pengambilan conto (sampling) batuan untuk analisis petrografi / mineragrafi,
analisis kimia, penentuan umur batuan dls. Sebaiknya pengambilan conto batuan
atau mineralisasi tidak hanya sebuah, melainkan terdiri dari beberapa buah
tergantung pada rencana analisis yang akan dilakukan. Bila diperlukan analisis
petrografi dan mineragrafi selain analisis kimia, maka paling sedikit harus diambil
sebanyak 4 buah conto yang sama dan sejenis, yaitu terdiri dari sebuah untuk
analisis petrografi, sebuah untuk analisis mineragrafi, sebuah untuk analisis
kimia dan sebuah lagi sebagai duplikat. Ukuran atau berat conto disesuaikan
dengan keperluan analisis, kecuali conto duplikat yang juga digunakan sebagai
dokumen, yang biasanya harus berukuran cukup besar.
Selain conto batuan mungkin perlu diambil jenis conto lain seperti endapan
sungai, tanah, konsentrat mineral berat sesuai dengan tahap penyelidikan yang
dilakukan.
plotting dalam peta harus dilakukan pada saat itu juga setelah perkiraan
lokasinya cukup tepat, untuk menghindarkan kesalahan lokasi setelah terkumpul
banyak conto. Agar supaya peta tetap rapi, selain peta kerja perlu disediakan
pula peta dasar yang akan menampung semua lokasi dari semua tim lapangan.
Bila pemetaan geologi / mineralisasi dilakukan semakin terinci, biasanya
kegiatan pemetaan disertai pula dengan pengukuran daerah atau lintasan yang
menggunakan alat ukur seperti kompas dan tali atau teodolit, kalau memang sudah
diperlukan, sehingga lokasi pengamatan dan pengambilan conto dapat diplot di peta
secara lebih tepat.
c. Pengolahan data:
Kegiatan ini meliputi Penyelidikan laboratorium dilakukan untuk berbagai
jenis analisis sebagai berikut:
analisis petrografi. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui susunan dan jenis
mineral yang menyusun batuan itu, sehingga dapat diketahui secara tepat nama
batuan itu, kemungkinan adanya alterasi (ubahan) yang tidak teramati dengan
mata telanjang (secara megaskopis). Struktur mikro batuan juga dapat teramati
daripemeriksaan petrografi.
analisis mineragrafi. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis dan
susunan mineral bijih yang ada, kedudukannya satu sama lain, tekstur dan
struktur bijih. Analisis ini lebih banyak mulai dilakukan bila kegiatan esplorasi
sudah lebih menjurus kepada evaluasi atau penghitungan cadangan. Namun
kegiatan ini juga sudah dapat dimulai ketika kita menemukan mineral bijih.
analisis kimia. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan atau
beberapa jenis unsur kimia atau logam. Untuk tujuan penentuan kadar (assay),
metoda analisis harus menggunakan peralatan yang berketelitian tinggi.
Analisis conto dilakukan terhadap semua jenis conto yang terkumpul baik conto
batuan, endapan sungai atau tanah.
analisis mineralogi butir. Analisis ini dilakukan terhadap conto konsentrat dulang,
yaitu yang berupa mineral berat. Biasanya analisis ini dilakukan secara bertahap
seperti pemisahan mineralberat tertentu, pemisahan berdasarkan sifat kelistrikan
dan lain sebagainya.
penentuan umur batuan / mineralisasi. Penentuan umur batuan atau mineralisasi
secara mutlak akan sangat membantu dalam penyusunan peta metallogenic
yaitu suatu peta yang menunjukkan sebaran mineralisasi dikaitkan dengan
proses genesa dan lingkungan batuan nya. Oleh karena itu dalam batas tertentu
analisis ini sangat besar manfaatnya dalam pencarian endapan bahan galian.
d. Pengolahan data geologi / mineralisasi:
Pengolahan data dalam pemetaan geologi / mineralisasi dimaksudkan untuk
menafsirkan data lapangan maupun laboratorium yang diperoleh sehingga
memberikan informasi yang lebih mudah dicerna. Oleh karena itu dalam pengolahan
data ini perlu dibuat suatu rekonstruksi geologi maupun mineralisasi seperti sebaran
daerah alterasi, sebaran batuan pembawa mineralisasi dan arah atu bentuk
mineralisasinya itu sendiri. Hasil pengolahan data digambarkan dalam bentuk peta
atau penampang geologi.
Dalam penyelidikan geokimia (dan geofisika), pengolahan data ini ditujukan
untuk mencari daerah anomali. Biasanya pengolahan data geokimia (dan geofisika)
dilakukan dengan cara statistik.
e. Penyusunan laporan dan penggambaran peta
Kegiatan yang terakhir ini merupakan kegiatan yang amat penting karena
dari laporan itu orang akan memperoleh informasi mineralisasi atau bahan tambang
yang sebaik-baiknya. Dalam laporan ini tentunya disertai peta dan hasil pengamatan
laboratorium.
Laporan biasanya secara garis besar meliputi:
Pendahuluan yang mencakup latar belakang penyelidikan, maksud dan tujuan,
data dasar yang ada, keadaan daerah penyelidikan, penduduk dls. serta waktu
dan pelaksana penyelidikan.
Geologi dan mineralisasi, meliputi uraian berdasarkan data yang ada
sebelumnya maupun hasil penyelidikan, analisis laboratorium dan pengolahan
data.
Pembahasan dan kesimpulan hasil penyelidikan.
Laporan tersebut disertai peta-peta baik topografi maupun geologi /
mineralisasi atau geokimia dan geofisika.
5. Jenis peta
Berdasarkan sekala
Pemetaan geologi atau mineralisasi biasanya dilakukan dalam berbagai
macam sekala tergantung pada data dasar yang ada dan tujuan penyelidikan yang
dilakukan. Secara garis besar, berdasarkan sekala peta, peta geologi dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Peta regional
sekala peta biasanya < 1:500.000 (di Indonesia 1:1.000.000)
data geologi menunjukkan sebaran batuan berdasarkan umurnya
data struktur secara regional
data mineralisasi hanya berupa mineral province atau metallogenic map
b. Peta bersistem
sekala peta antara 1:100.000 - 1:250.000
data geologi menunjukkan sebaran batuan berdasarkan formasi
data struktur lebih lokal
data sebaran mineralsasi berdasarkan formasi tertentu
c. Peta rinci atau tematik
sekala peta > 1:50.000
berdasarkan tema (kebutuhan) tertentu seperti geologi teknik, bahan tambang,
daerah bahaya dls.
sebaran batuan yang dipetakan dikaitkan dengan tema itu.
Berdasarkan data geologi / mineralisasi
a. Peta metalogenik (Metallogenic map)
dalam peta ini tergambar sebaran sumberdaya mineral berdasarkan kondisi
geologi tertentu seperti umur batuan struktur dls.
sekala peta biasanya kecil.
b. Peta geologi
dalam peta ini tergambar sebaran formasi batuan dan jenisnya, struktur serta
sebaran sumberdaya mineralnya.
sekala peta bervariasi.

c. Peta sebaran batuan dan ubahan (alterasi)


sekala peta > 1:25.000.
data geologi menunjukkan sebaran jenis batuan (litologi) tertentu dan
ubahannya.
data struktur lebih lokal lagi dan merupakan kontrol mineralisasi.
data sebaran mineralisasi menunjukkan kaitannya dengan jenis batuan tertentu
atau ubahan tertentu.
d. Peta mineralisasi atau tubuh bijih
sekala peta > 1:10.000
menggambarkan bentuk tubuh bijih, sebaran mineralisasi serta kaitannya
dengan struktur lokal, arah sebaran mineralisasi
Pembagian jenis peta tersebut di atas hanya merupakan gambaran secara
umum saja. Modifikasi dapat saja dilakukan berdasarkan jenis bahan galian yang
diselidiki.
6. Tanda / indikasi mineralisasi
Keterdapatan atau adanya suatu bahan tambang atau endapan bahan galian
biasanya berkaitan dengan indikasi atau tanda tertentu. Tanda ini sering digunakan
sebagai kriteria pencarian atau penyelidikan. Di antara kriteria tersebut adalah
kriteria geologi, geofisika dan kriteria geokimia.
Kriteria geologi biasanya bertalian dengan tanda geologi tertentu seperti jenis
batuan, struktur geologi dan adanya ubahan batuan karena adanya proses endogen
maupun eksogen.
Batuan dan struktur
Jenis bahan galian tertentu seperti bahan galian industri dan batuan
biasanya bertalian dengan batuan tertentu seperti dengan granit, andesit, batukapur
dls. Demikian pula jenis bahan galian logam yang terjadinya biasanya bertalian
dengan penerobosan magma, sangat bertalian dengan kegiatan magmatisma atau
batuan beku tertentu. Jenis bahan energi seperti minyak dan gas bumi biasanya
sangat bertalian erat dengan batuan endapan terutama yang lolos cairan
(permeable).
Selain batuan struktur juga sering bertalian erat dengan pembentukan bahan
tambang. Bahan galian tertentu terutama mineral logam sangat bertalian dengan
struktur tertentu (sesar, rekahan) karena adanya penerobosan larutan hidrotermal.
Keberadaan minyak bumi juga sangat bertalian erat dengan struktur lipatan serta
sesar tertentu yang mengakibatkan terjadinya perangkap minyak dan gas bumi.
Ubahan batuan / mineral
Bahan galian tertentu terutama logam bertalian dengan jenis ubahan
tertentu. Oleh karena itu pengamatan terhadap jenis ubahan merupakan hal yang
sanghat penting dilakukan dalam pemetaan geologi atau mineralisasi.
Beberapa jenis ubahan yang bertalian dengan mineralisasi adalah
propylitic (propilitisasi), chloritization (khloritisasi), carbonatization (karbonatisasi),
albitization (albitisasi), dan epidotization (epidotisasi). Jenis ubahan tersebut di atas
biasanya bertalian erat dengan jenis mineralisasi tertentu seperti logam dasar (Cu,
Pb, Zn) dan logam mulia (Au, AG).
Ada beberapa jenis ubahan yang biasanya sangat berkaitan dengan
mineralisasi tipe tembaga porfir, seperti argillic (argilisasi), phyllic (serisitisasi) dan
potasssic. Jenis ubahan ini biasanya merupakan zonasi.
Bentuk ubahan lain adalah seperti greisenisasi dan limonitisasi.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel mengenai ubahan batuan / mineral.
Selain kriteria geologi, kriteria lain seperti geofisika dan geokimia juga sering
sangat membantu dalam eksplorasi mineral atau bahan tambang. Indikasi geofisika
ditandai oleh adanya anomali geofisika, sementara indikasi geokimia ditandai oleh
adanya anomali geokimia.

7. Prosedur pemetaan
Untuk mendokumentasikan singkapan, hal-hal yang perlu dicatat adalah:
No. singkapan
Sebaran / luas singkapan
Tipe / jenis batuan
Keadaan batuan (segar, lapuk, terubah, masiv, rekah2 atau yang lain)
Komposisi mineral secara megaskopis
Struktur / tekstur
Pengukuran jurus dan kemiringan lapisan, sesar dls.

Mineralisasi :
bentuknya (urat, pengisi rekahan, terserak dls.)
susunan mineral (sulfida, oksida, silikat)
ukuran (panjang / lebar)
jurus/kemiringan
Cara-cara menulis jurus/kemiringan
Penulisan dengan arah jurus dan sudut kemiringan lapisan atau sesar. Arah
sudut kemiringan diukur dengan cara atau merupakan penambahan 90 0 dari
arah jurus.
Penulisan dengan cara langsung azimut dan sudut kemiringan. Azimut
kemiringan digambarkan secara langsung.
Tujuan pengambilan conto:
a. analisis petrografi / mineragrafi
b. analisis kimia
c. duplikat
Cara pengambilan conto: chip, grab, channel dls.
Pemetaan rinci:
pengukuran singkapan dengan kompas dan tali
ukur jarak dan azimutnya

8. Pemetaan singkapan vs float tracing


Dalam pemetaan geologi atau mineralisasi, pengamatan lapangan sejauh
mungkin dilakukan terhadap singkapan batuan/mineralisasi, yaitu batuan yang
memang asli terdapat di suatu tempat tidak mengalami transportasi. Hal ini
dilakukan agar supaya gampang ditentukan tempat keterjadian batuan atau
mineralisasi itu. Namun singkapan tidak selalu bisa diamati di sepanjang sungai atau
lintasan yang dilaluinya. Lebih sulit lagi adalah pengamatan terhadap mineralisasi.
Ada kemungkinan singkapan itu sudah tertutup oleh tanah penutup maupun
memang belum muncul di pertmukaan karena tingkat pelapukan dan erosi belum,
terlalu lanjut.
Oleh karena itu, selain pemetaan singkapan, tidak kurang pentingnya adalah
pengamatan terhadap bongkah2 yang terdapat di sepanjang lintasan terutama
sungai. Pengamatan terhadap bongkah atau float sering banyak membantu dalam
pencarian endapan bahan galian, karena singkapan yang ada di sepanjang sungai
seringkali tertutup baik oleh air maupun oleh tanah penutup.
Jadi dalam pemetaan geologi atau mineralisasi selain mengamati singkapan
yang dijumpai, harus dilakukan juga pengamatan bongkah yang sering banyak
terdapat di sepanjang sungai. Cara ini sering disebut sebagai cara float tracing.
Dengan cara mengamati bongkah yang termineralisasikan secara bersistem, kita
dapat menelusuri kira-kira di mana sumber mineralisasi. Secara umum dapat
diperkirakan bahwa daerah mineralisasi mungkin terdapat di sekitar daerah di mana
float yang termineralisasikan tidak dijumpai lagi.
Pengamatan bongkah selalu dilakukan pula bersamaan dengan pengambilan
conto konsentrat dulang yang akan dikemukakan nanti dalam cara pendulangan.
Oleh karena itu, salah satu bentuk dari cara float tracing yang khusus adalah cara
pendulangan.
Sebagaimana pengamatan terhadap singkapan, pengamatan bongkah
dilakukan:
di sepanjang sungai untuk mencari sumber mineralisasi yang mungkin
terdapat jauh di hulu (bongkah transported)
pada lereng bukit untuk mencari sumber yang dekat (bongkah in situ)

9. SOP Pemetaan Geologi


Adapun SOP Pemetaan Geologi Meliputi :
Menetapkan dan merencanakan daerah yang akan dipetakan
Menetapkan target dan jangka waktu penyelesaiannya
Menyiapkan peralatan dan personil pelaksana serta sarana penunjangnya
Merencanakan traverse berdasarkan peta Geologi yang ada
Melaksanakan Pemetaan Geologi terdiri dari :
Plotting lokasi singkapan setiap traverse pada peta topografi
Diskripsi singkapan
Pengukuran struktur geologi ( seperti strike/dip dsb )
Pembuatan sketsa singkapan, pengambilan contoh pemotretan bila
dipandang perlu
Pengambilan sampel batubara dapat dilakukan dengan metode Channel
atau Trenching
Membuat pit yang disesuaikan dengan kondisi dan posisi singkapan. Sampel dikirim
ke laboratorium Lati/Samarinda untuk dianalisa.
- Lokasi singkapan diberi kode
- Pengukuran koordinat dan elevasi singkapan batubara dengan mengikat
terhadap titik traverse yang telah didapat dari pemetaan topografi.
Evaluasi Dan Analisa Data Geologi :
- Plotting data hasil analisis singkapan batubara pada lokasi pengambilan
sampel
Sesuai dengan kode lokasi.
- Plotiting data geologi lapangan.
- Penginterpretasikan :
- Struktur Geologi
- Kemenerusan singkapan batubara.
- Pemilahan blok blok tertentu batubara yang mempunyai
kwalitas tertentu.
- jumlah lapisan dari batubara.
- Cadangan Geologi dengan batas kedalaman tertentu.
- Pola dan Arah aliran Sungai.
- Penampang Geologi.
- Memberikan saran lokasi yang perlu diteliti lebih lanjut ( seperti Pola
Distribusi lubang bor )
- Penggambaran peta Geologi dan hasil interprestasi
Pemerian Batubara yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
- Warna ( Colour ) adalah Warna dari Batubara tersebut
- Kilap ( Bright / Luster ) , yang dinyatakan dalam derajat Prosentase
Batubara tersebut.
- Cerat ( Streak ) adalah warna dari batubara yang telah digores .
- Pecahan ( Fracture )
- Cleat ( rekahan ) , rekahan yang terdapat pada Batubara
Pemerian untuk Batuan lain yang perlu diperhatikan :
- Warna ( colour ) , warna dari lithologi baik dalam keadaan lapuk maupun
segar.
- Besar butir ( Grain Size )
- Derajat Pemilahan ( Sorting )
- Kemas
- Kandungan Mineral
- Porositas
- Semen dan massa dasar ( sementasi dan Matrix )
- Struktur Sedimen
Cara pengambilan Sample :
- Menentukan Strike / Dip dari Batubara tersebut.
- Menentukan bagian dari Roof dan Floor dari Batubara yang akan disample.
- Menentukan ketebalan dari Batubara tersebut (True Thickness)
- Setelah mengetahui ketebalan dari Batubara kemudian menentukan batas
dari sample ( Ply by Ply ) dan jumlah yang akan diambil. Serta merecord
interval sample , kode nomor sample, Lokasi pengambilan sample dan
keterangan lain pada buku diskripsi.
- Ambil sample dan masukan kedalam kantong plastik yang telah disediakan ,
serta diikat dengan kuat dan benar.
- Sample yang telah diambil dan di prepare segera dikirim ke laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai