1000
800
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Gambar 1
Peta Topografi
2. Tahap pemetaan
Sesuai dengan tahap penyelidikan, pemetaan geologi biasanya dilakukan
dengan menggunakan sekala peta (topografi) tertentu. Makin terinci penyelidikan
geologi atau mineralisasi dilakukan, makin besar pula sekala peta yang digunakan.
Selain itu pada peta sekala kecil biasanya hanya digambarkan sebaran batuan
berdasarkan umurnya, sedangkan makin besar sekalanya informasi batuan yang
tergambarkan dalam peta itu makin terinci. Dari sebaran batuan yang berdasarkan
umur, makin besar sekala petanya makin akan terlihat sebaran menurut jenis batuan
(litologi) nya, kemudian ubahannya serta akhirnya keadaan mineralisasinya baik
sebaran maupun ukurannya.
Pemetaan geologi atau mineralisasi pada dasarnya merupakan kegiatan yang
meliputi langkah-langkas sebagai berikut:
a. Persiapan :
Dalam persiapan ini dilakukan pengkajian terhadap data terdahulu yang telah
ada. Oleh karena itu perlu dikumpulkan lebih dulu data baik dalam bentuk laporan
maupun peta-peta yang telah disusun oleh penyelidik terdahulu.
Peta-peta seperti topografi, foto udara, Landsat, SLAR dan SAR serta peta
geologi, jika tersedia, perlu dipelajari dengan seksama untuk digunakan sebagai
data dassr dalam perencanaan selanjutnya. Demikian pula laporan baik geologi
maupun mineralisasi harus dipelajari sebaik-baiknya.
Laporan lain yang perlu diperhatikan adalah yang berupa laporan penduduk
setempat mengenai kegiatan masa lalu di daerah yang akan diselidiki.
Termasuk ke dalam persiapan adalah pengadaan atau persiapan alat kerja
seperti palu, kompas, lup dan alat lain yang akan digunakan dalam penyelidikan itu
berdasarkan data dasar yang telah dipelajari. Juga alat tulis menulis seperti buku
lapangan harus disiapkan.
b. Penyelidikan lapangan yang meliputi :
pengamatan singkapan yang meliputi pemerian jenis batuan, termasuk jenis
mineral penyusun dan warna atau keadaan batuannya, lebar singkapan, unsur-
unsur strukturnya, jenis mineral bijih dan susunannya dls.
pendokumentasian atau pencatatan terhadap hasil pengamatan.
Pendokumentasian ini dilakukan dalam buku lapangan yang tersedia.
pengambilan conto (sampling) batuan untuk analisis petrografi / mineragrafi,
analisis kimia, penentuan umur batuan dls. Sebaiknya pengambilan conto batuan
atau mineralisasi tidak hanya sebuah, melainkan terdiri dari beberapa buah
tergantung pada rencana analisis yang akan dilakukan. Bila diperlukan analisis
petrografi dan mineragrafi selain analisis kimia, maka paling sedikit harus diambil
sebanyak 4 buah conto yang sama dan sejenis, yaitu terdiri dari sebuah untuk
analisis petrografi, sebuah untuk analisis mineragrafi, sebuah untuk analisis
kimia dan sebuah lagi sebagai duplikat. Ukuran atau berat conto disesuaikan
dengan keperluan analisis, kecuali conto duplikat yang juga digunakan sebagai
dokumen, yang biasanya harus berukuran cukup besar.
Selain conto batuan mungkin perlu diambil jenis conto lain seperti endapan
sungai, tanah, konsentrat mineral berat sesuai dengan tahap penyelidikan yang
dilakukan.
plotting dalam peta harus dilakukan pada saat itu juga setelah perkiraan
lokasinya cukup tepat, untuk menghindarkan kesalahan lokasi setelah terkumpul
banyak conto. Agar supaya peta tetap rapi, selain peta kerja perlu disediakan
pula peta dasar yang akan menampung semua lokasi dari semua tim lapangan.
Bila pemetaan geologi / mineralisasi dilakukan semakin terinci, biasanya
kegiatan pemetaan disertai pula dengan pengukuran daerah atau lintasan yang
menggunakan alat ukur seperti kompas dan tali atau teodolit, kalau memang sudah
diperlukan, sehingga lokasi pengamatan dan pengambilan conto dapat diplot di peta
secara lebih tepat.
c. Pengolahan data:
Kegiatan ini meliputi Penyelidikan laboratorium dilakukan untuk berbagai
jenis analisis sebagai berikut:
analisis petrografi. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui susunan dan jenis
mineral yang menyusun batuan itu, sehingga dapat diketahui secara tepat nama
batuan itu, kemungkinan adanya alterasi (ubahan) yang tidak teramati dengan
mata telanjang (secara megaskopis). Struktur mikro batuan juga dapat teramati
daripemeriksaan petrografi.
analisis mineragrafi. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis dan
susunan mineral bijih yang ada, kedudukannya satu sama lain, tekstur dan
struktur bijih. Analisis ini lebih banyak mulai dilakukan bila kegiatan esplorasi
sudah lebih menjurus kepada evaluasi atau penghitungan cadangan. Namun
kegiatan ini juga sudah dapat dimulai ketika kita menemukan mineral bijih.
analisis kimia. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan atau
beberapa jenis unsur kimia atau logam. Untuk tujuan penentuan kadar (assay),
metoda analisis harus menggunakan peralatan yang berketelitian tinggi.
Analisis conto dilakukan terhadap semua jenis conto yang terkumpul baik conto
batuan, endapan sungai atau tanah.
analisis mineralogi butir. Analisis ini dilakukan terhadap conto konsentrat dulang,
yaitu yang berupa mineral berat. Biasanya analisis ini dilakukan secara bertahap
seperti pemisahan mineralberat tertentu, pemisahan berdasarkan sifat kelistrikan
dan lain sebagainya.
penentuan umur batuan / mineralisasi. Penentuan umur batuan atau mineralisasi
secara mutlak akan sangat membantu dalam penyusunan peta metallogenic
yaitu suatu peta yang menunjukkan sebaran mineralisasi dikaitkan dengan
proses genesa dan lingkungan batuan nya. Oleh karena itu dalam batas tertentu
analisis ini sangat besar manfaatnya dalam pencarian endapan bahan galian.
d. Pengolahan data geologi / mineralisasi:
Pengolahan data dalam pemetaan geologi / mineralisasi dimaksudkan untuk
menafsirkan data lapangan maupun laboratorium yang diperoleh sehingga
memberikan informasi yang lebih mudah dicerna. Oleh karena itu dalam pengolahan
data ini perlu dibuat suatu rekonstruksi geologi maupun mineralisasi seperti sebaran
daerah alterasi, sebaran batuan pembawa mineralisasi dan arah atu bentuk
mineralisasinya itu sendiri. Hasil pengolahan data digambarkan dalam bentuk peta
atau penampang geologi.
Dalam penyelidikan geokimia (dan geofisika), pengolahan data ini ditujukan
untuk mencari daerah anomali. Biasanya pengolahan data geokimia (dan geofisika)
dilakukan dengan cara statistik.
e. Penyusunan laporan dan penggambaran peta
Kegiatan yang terakhir ini merupakan kegiatan yang amat penting karena
dari laporan itu orang akan memperoleh informasi mineralisasi atau bahan tambang
yang sebaik-baiknya. Dalam laporan ini tentunya disertai peta dan hasil pengamatan
laboratorium.
Laporan biasanya secara garis besar meliputi:
Pendahuluan yang mencakup latar belakang penyelidikan, maksud dan tujuan,
data dasar yang ada, keadaan daerah penyelidikan, penduduk dls. serta waktu
dan pelaksana penyelidikan.
Geologi dan mineralisasi, meliputi uraian berdasarkan data yang ada
sebelumnya maupun hasil penyelidikan, analisis laboratorium dan pengolahan
data.
Pembahasan dan kesimpulan hasil penyelidikan.
Laporan tersebut disertai peta-peta baik topografi maupun geologi /
mineralisasi atau geokimia dan geofisika.
5. Jenis peta
Berdasarkan sekala
Pemetaan geologi atau mineralisasi biasanya dilakukan dalam berbagai
macam sekala tergantung pada data dasar yang ada dan tujuan penyelidikan yang
dilakukan. Secara garis besar, berdasarkan sekala peta, peta geologi dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Peta regional
sekala peta biasanya < 1:500.000 (di Indonesia 1:1.000.000)
data geologi menunjukkan sebaran batuan berdasarkan umurnya
data struktur secara regional
data mineralisasi hanya berupa mineral province atau metallogenic map
b. Peta bersistem
sekala peta antara 1:100.000 - 1:250.000
data geologi menunjukkan sebaran batuan berdasarkan formasi
data struktur lebih lokal
data sebaran mineralsasi berdasarkan formasi tertentu
c. Peta rinci atau tematik
sekala peta > 1:50.000
berdasarkan tema (kebutuhan) tertentu seperti geologi teknik, bahan tambang,
daerah bahaya dls.
sebaran batuan yang dipetakan dikaitkan dengan tema itu.
Berdasarkan data geologi / mineralisasi
a. Peta metalogenik (Metallogenic map)
dalam peta ini tergambar sebaran sumberdaya mineral berdasarkan kondisi
geologi tertentu seperti umur batuan struktur dls.
sekala peta biasanya kecil.
b. Peta geologi
dalam peta ini tergambar sebaran formasi batuan dan jenisnya, struktur serta
sebaran sumberdaya mineralnya.
sekala peta bervariasi.
7. Prosedur pemetaan
Untuk mendokumentasikan singkapan, hal-hal yang perlu dicatat adalah:
No. singkapan
Sebaran / luas singkapan
Tipe / jenis batuan
Keadaan batuan (segar, lapuk, terubah, masiv, rekah2 atau yang lain)
Komposisi mineral secara megaskopis
Struktur / tekstur
Pengukuran jurus dan kemiringan lapisan, sesar dls.
Mineralisasi :
bentuknya (urat, pengisi rekahan, terserak dls.)
susunan mineral (sulfida, oksida, silikat)
ukuran (panjang / lebar)
jurus/kemiringan
Cara-cara menulis jurus/kemiringan
Penulisan dengan arah jurus dan sudut kemiringan lapisan atau sesar. Arah
sudut kemiringan diukur dengan cara atau merupakan penambahan 90 0 dari
arah jurus.
Penulisan dengan cara langsung azimut dan sudut kemiringan. Azimut
kemiringan digambarkan secara langsung.
Tujuan pengambilan conto:
a. analisis petrografi / mineragrafi
b. analisis kimia
c. duplikat
Cara pengambilan conto: chip, grab, channel dls.
Pemetaan rinci:
pengukuran singkapan dengan kompas dan tali
ukur jarak dan azimutnya