PROYEK
PERTEMUAN KE-6
METODE PENYELIDIKAN
LOKASI PROYEK DI LABORATORIUM
Devita Mayasari, S.T., M.Eng.
PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL
Uji Konsolidasi
Uji
Penyelidikan Uji Triaksial
Tanah di
Uji Permeabilitas
Laboratorium
Uji Direct Shear
UJI KONSOLIDASI
Gambar 4. Grafik hubungan e dan log p yang menunjukkan keadaan akibat loading,
unloading, dan reloading
Definisi dasar konsolidasi:
1. Terkonsolidasi secara normal → tekanan efektif overburden, tekanan
maksimum yang pernah dialami oleh tanah
2. Terlalu terkonsolidasi → tekanan efektif overburden lebih kecil dari
tekanan yang dialami tanah sebelumnya
Tegangan air pori diusahakan tetap pada kondisi 0,0 kg/cm2 dengan jalan pemberian
tegangan geser secara perlahan-lahan.
Hasil akhir pengujian ini berupa parameter tanah C (Kohesi) dan (ø) (Sudut geser dalam), yang
lebih teliti dari hasil pengujian geser langsung.
Gambar 5. skema alat triaksial
Gambar 5. Alat uji triaksial
UJI PERMEABILITAS
Permeabilitas menunjukkan kemampuan tanah untuk meloloskan air struktur, struktur dan
tekstur serta unsur organik lainya juga ikut ambil bagian dalam menaikan laju inflasi dan
menurukan laju air.
Permeabilitas → sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran rembesan dari cairan
berupa air atau minyak mengalir lewat rongga pori
Ada 4 macam pengujian untuk menentukan koefisien permeabilitas di laboratorium :
1. Uji tinggi tetap (constant head)
2. Uji tinggi energi turun (falling head)
3. Penentuan secara tidak langsung dari uji
konsolidasi
4. Penentuan secara tidak langsung dari uji
kapiler horizontal
1. Uji Permeabilitas dengan Tinggi Energi Tetap (Constant Head)
Cocok untuk jenis tanah granular
Prinsip kerja:
a. Tanah benda uji diletakkan di dalam silinder
b. Mengatur aliran lewat tanah
c. Banyaknya air yang keluar ditampung di dalam gelas ukuran
d. Mencatat waktu pengumpulan
e. Data hasil pengamatan dimasukkan ke persamaan Darcy:
Q = qt = k i A t
Q = volume alir dalam gelas ukuran
A = penampang benda uji
i = h/L → h tinggi energi hilang dan L panjang
benda uji
h = tinggi energi hilang
L = panjang benda uji atau panjang pengaliran
ℎ
Maka 𝑄 = 𝑘 𝐴𝑡
𝐿
𝑄𝐿
sehingga 𝑘 =
ℎ𝐴𝑡
Dengan k adalah koefisien
permeabilitas
6𝑥17 150
= 2,303 𝑙𝑜𝑔 = 0,072 𝑐𝑚/𝑑𝑡
10,73 𝑥 100 70
Contoh:
Pada uji permeabilitas falling head diperoleh data A = 20 cm2 ; a = 2 cm2. Sebelum
contoh tanah diletakkan dalam tabung, tahanan saringan (atau tanah 1) alat tersebut
diuji lebih dulu. Hasilnya, waktu dibutuhkan untuk penurunan air di pipa bagian atas
dari 100 cm menjadi 15 cm adalah 5 detik . Kemudian contoh tanah 2 dengan tebal 5
cm dimasukkan ke dalam alatnya (di bawah saringan/tanah 1). Waktu yang dibutuhkan
untuk penurunan yang sama adalah 2,5 menit. Hitung koefisien permeabiltas tanah 2
Penyelesaian:
Dianggap air mengalir vertikal ke bawah melewati dua lapis tanah dengan
luas penampang tabung yang sama, maka kecepatan pada masing-masing
tanah juga sama. Akan dihitung lebih dulu koefisien permeabilitas arah z,
yaitu kz
Berdasarkan hukum Darcy v = ki
Untuk tanah 1 persamaan kecepatan air
ℎ1 ℎ1 𝑙1
𝑣1 = 𝑘1 → = (1)
𝑙1 𝑣1 𝑘1
Untuk tanah 2, persamaan kecepatan air
ℎ1 ℎ1 𝑙1 (2)
𝑣1 = 𝑘1 → =
𝑙1 𝑣1 𝑘1
Kecepatan air rata-rata contoh tanah:
ℎ1 + ℎ2 ℎ ℎ 𝐿
𝑣𝑧 = 𝑘𝑧 = 𝑘𝑧 → = (3)
𝑙1 + 𝑙2 𝐿 𝑣𝑧 𝑘𝑧
Dari persamaan 1 dan 2
ℎ1 ℎ2 𝑙1 𝑙2
+ = + (4)
𝑣1 𝑣2 𝑘1 𝑘2
Karena debit rembesan lewat dua lapisan tanah sama (pada luas
penampang pengaliran A sama) maka
q = v 1 A = v2 A
Sehingga v1 = v2 = vz jadi persamaan 4 menjadi:
1 𝑙1 𝑙2 ℎ 𝑙1 𝑙2
= ℎ1 + ℎ2 = + → = +
𝑣𝑧 𝑘1 𝑘2 𝑣𝑧 𝑘1 𝑘2
Dengan memperhatikan persamaan 3 maka
𝐿 𝑙1 𝑙2 (5)
= +
𝑘𝑧 𝑘1 𝑘2
𝐿 (6)
𝑘𝑧 =
𝑙1 𝐿
ൗ𝑘 + 2ൗ𝑘
1 2
Persamaan 6 merupakan persamaan untuk menghitung koefisien permeabilitas ekivalen
dari 2 lapisan tanah yang berbeda permeabilitas dalam arah vertikalnya.
Dari persamaan permeabilitas untuk falling head:
𝑎𝐿 ℎ1
𝑘 = 2,303 𝑙𝑜𝑔
𝐴𝑡 ℎ2
Untuk aliran hanya lewat tanah 1 (pengukuran tahanan saringan):
2𝑙1 100
𝑘1 = 2,303 log
20 𝑥 5 15
𝑙1
= 26,35
𝑘1
Untuk aliran lewat dua lapisan tanah t = 2,5 menit = 150 detik
2 𝐿 100 𝑐𝑚
𝑘𝑧 = 2,303 𝑙𝑜𝑔
20 150 15 𝑑𝑡
𝐿
= 790,53
𝑘𝑧
Dari persamaan 5:
𝐿 𝑙1 𝑙2
= +
𝑘𝑧 𝑘1 𝑘2
5
790,53 = 26,35 +
𝑘2
Jadi k2 = 6,5 x 10-3 cm/dt
3. Penentuan Koefisien Permeabilitas dari Uji Konsolidasi
Koefisien permeabilitas dari tanah lempung dari 10-6 sampai 10-9 cm/dt ditentukan
dalam sebuah falling head permeameter yang direncanakan khusus dari percobaan
konsolidasi
Benda uji dibuat lebih besar
Untuk menghindari penggunaan pipa yang tinggi, tekanan dibuat dengan pemberian
tekanan udara
Karena kondisi drainase air dari contoh benda uji adalah drainase ke arah atas
dan bawah maka H = 2,74/2 = 1,37 cm
4. Uji Kapiler Horizontal
Prinsip kerja :
a. Tanah dimasukkan dalam tabung dan dipasang posisi mendatar
b. Jika katup A dibuka air dalam bak penampung
akan masuk ke dalam tabung alat pengujian
mellaui silinder tanah scara kapiler. Jarak x dari
titik 1 adalah fungsi waktu
c. Pada titik 1, tinggi energi total (total head)
adalah nol
d. Pada titik 2 (dekat permukaan basah) tinggi
energi total adalah –(h+hc)
e. Persamaan hubungan dasar yang digunakan untuk
menentukan koefisiean permeabilitas dengan
kejenuhan tanah selama air bergerak dianggap
100%
𝑥2 2 − 𝑥1 2 2𝑘 Gambar 9. Uji kapiler horizontal
= ℎ + ℎ𝑐
𝑡 𝑛𝑆
n = porositas
S = derajat kejenuhan tanah
Cara uji kapiler horizontal:
1) Buka katup A
2) Segera setelah air mengalir, catat waktu (t) yang dibutuhkan untuk pengaliran sepanjang x
3) Ketika air terdepan telah mengelir kirakira setengah panjang benda uji (x=L/2), tutup katup
A dan buka katup B
4) Lanjut sampai gerakan air mencapai x = L
5) Tutup katup B. ambil tanah benda uji dan tentukan kadar air dan derajat kejenuhan
6) Gambarkan hubungan antara x2 dan waktu t. bagian oa adalah hasil plot dari pembacaan
data pada langkah 2) dan bagian ab pada langkah 4)
7) Diperoleh persamaan
∆ 𝑥2 2𝑘
= ℎ + ℎ𝑐
∆𝑡 𝑛𝑆
Suku sebelah kiri adalah kemiringan x2 terhadap t.
8) Tentukan kemiringan garis oa = m1 dan ab = m2
2𝑘 2𝑘
𝑚1 = ℎ1 + ℎ𝑐 dan 𝑚2 = ℎ2 + ℎ𝑐
𝑛𝑆 𝑛𝑆
n, S, h1, h2, m1, dan m2 ditentukan dari hasil pengujian persamaan hanya mengandung 2
bilangan yang tak diketahui yaitu k dan hc. Nilai k dapat dihitung
DIRECT SHEAR
Beberapa cara untuk menentukan kuat geser tanah:
- Uji direct shear
- Uji triaksial
- Uji tekan bebas
- Uji vane shear
Peralatan pengujian direct shear:
Kotak geser tempat benda uji berbentuk bujursangkar maupun lingkaran dengan
luas
sekitar 19,35 cm2 – 25,8 cm2 dengan 2,54 cm. Kotak terpisah menjadi 2 bagian yang
sama
Uji Direct Shear bertujuan untuk:
• Mendapatkan nilai sudut geser tanah yang dinyatakan dalam derajat.
• Mengetahui daya dukung tanah dasar.
• Mendapatkan nilai kohesi tanah (c) yang dinyatakan dalam kg/cm2
• Stabilitas lereng.
Tegangan normal pada benda uji diberikan dari atas kotak geser. Gaya geser
diterapkan pada setengah bagian atau dari kotak geser, untuk memberikan geseran
pada tengah-tengah benda uji.
Pada benda uji kering, kedua batu tembus air (porous) tidak diperlukan
Selama pengujian perpindahan (ΔL) akibat gaya geser dari setengah bagian atau kotak geser
dan perubahan tebal (Δh) benda uji dicatat
Alat uji direct shear dapat berbentuk bujur sangkar. Kotak penggujian dapat bervariasi dari
yang luasnya 100 x 100 mm2 – 300 x 300 mm2
Kotak geser dengan ukuran yang besar digunakan untuk uji tanah dengan butiran berdiameter
lebih besar