Anda di halaman 1dari 6

3.

12 PERMEABILITAS
A. Tujuan
Menentukan besarnya harga koefisien permeabilitas
(rembesan) dari suatu contoh tanah. Prosedur untuk melakukan
pengukuran langsung dari permeabilitas di laboratorium
menggunakan metode constant head test dan falling head test.
B. Peralatan
Berikut merupakan peralatan yang di gunakan dalam
pengujian Permeabilitas :
1 Sample tanah lolos ayakan No 10
2 Alat permeameter type “Falling Head” atau constant head
3 Silinder tempat contoh tanah
4 Penggaris berskala
5 Selang karet
6 Pipa kaca vertikal
7 Kawat kasa/saringan
8 Stop watch
C. Langkah Kerja
Berikut merupakan langkah kerja yang di lakukan dalam
pengujian permeabilitas :
A. Persiapan Percobaan

1. Tempat sampel diisi dengan tanah sampai penuh


kemudian permukaannya diratakan.
2. Pasang alat permeameter.
3. Pada bak alat permeameter diisi air dan tinggi pada bak
tersebut masih lebih rendah dari tempat sampel.
4. Ditunggu kira-kira 2 4jam, sehingga tanah dalam tempat
sampel benarbenar jenuh.
B. Pengujian :
1. Setelah contoh benar-benar jenuh, maka pengujian dimulai.
2. Mengisi pipa vertikal dengan air, hingga tinggi air kira-kira
ada dalam interval pada skala penggaris.
3. Memasang slang karet yang menghubungkan pipa vertikal
dengan tempat sampel.
4. Mengamati pipa vertikal : Jika air pada pipa tersebut masih
turun dengan cepat, berarti tanah belum jenuh, sehingga
harus ditunggu sampai jenuh, atau masih ada kebocoran pada
instalasi yang dipasang.
5. Mencatat tinggi air pada pipa vertikal dan mencatat
waktunya.
6. Begitulah seterusnya, mencatat tinggi muka air pada selang-
selang waktu tertentu.
Prosedur Uji
A. Constant Head Permeability Test
a. Pasang corong (funnel)di atas burette (pipa ukur) dan
sesuaikan ketinggiannya dengan meteran yang menempel di
alat permeameter.
b. Tempatkan gelas ukur di saluran pembuangan (outlet) untuk
mengumpulkan air yang keluar.
c. Buka klep outlet di bagian bawah burette.
d. Masukkan air ke dalam burette melalui funnel. Biarkan air
mengalir keluar dari outlet sampai aliran air menjadi stabil.
e. Setelah aliran keluar stabil, tutup klep outlet di bagian
bawah burette.
f. Ukur dan catat ketinggian air di dalam burette. Didapat nilai
h.
g. Buka klep outlet di bagian bawah burette, berbarengan
dengan mengon-kan stop watch untuk perhitungan waktu
(t).
h. Pastikan air yang dimasukkan tetap stabil (constant) pada
ketinggian (h) yang sama dengan di awal pencatatan sampai
akhir pencatatan nanti.
i. Biarkan air mengalir ke dalam gelas ukur untuk
mendapatkan volume air yang keluar.
j. Setelah volume air terkumpul dan dirasa cukup, tutup klep
outlet di bagian bawah burette, berbarengan dengan meng-
off-kan stop watch.
k. Catat waktu (t) yang dibutuhkan untuk mendapatkan volume
air yang terkumpul ke dalam gelas ukur.
l. Hitung dan catat volume air yang terkumpul di dalam gelas
ukur tersebut (Q).
m. Lakukan perhitungan ke dalam rumus Constant Head
Permeability Test untuk mendapatkan nilai koefisien
permeabilitasnya.
n. Ulangi langkah di atas tiga kali atau lebih, dan hitung rata-
rata nilai koefisien permeabilitasnya.

B. Falling Head Permeability Test


a. Pasang corong (funnel)di atas burette (pipa ukur) dan
sesuaikan ketinggiannya dengan meteran yang menempel di
alat permeameter.
b. Tempatkan gelas ukur atau wadah di saluran pembuangan
(outlet).
c. Buka klep outlet di bagian bawah burette.
d. Masukkan air ke dalam burette melalui funnel. Biarkan air
mengalir keluar dari outlet sampai aliran air menjadi stabil.
e. Setelah aliran keluar stabil, tutup klep outlet di bagian bawah
burette.
f. Ukur dan catat ketinggian air di dalam burette. Didapat nilai
initial height of water (h0) atau tinggi awal air.
g. g) Buka klep outlet di bagian bawah burette, berbarengan
dengan mengon-kan stop watch untuk perhitungan waktu.
h. Biarkan air mengalir dari outlet untuk beberapa waktu.
i. Setelah terjadi perbedaan tinggi (∆h) air pada burette yang
signifikan dan dirasa cukup, tutup klep outlet di bagian
bawah burette, berbarengan dengan meng-off-kan stop watch.
j. Catat ketinggian air di dalam burette. Didapat nilai final
height of water (h) atau tinggi akhir air.
k. Catat waktu (t) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
perbedaan tinggi (∆h) air pada burette.
l. Lakukan perhitungan ke dalam rumus Falling Head
Permeability Test untuk mendapatkan nilai koefisien
permeabilitasnya.
m. Ulangi langkah di atas tiga kali atau lebih, dan hitung rata-
rata nilai koefisien permeabilitasnya.
n. Perhitungan Dan Pelaporan Hasil Uji
D. Hasil
E. Dokumentasi

DASAR TEORI
Permeabilitas adalah kemampuan fluida untuk mengalir melalui medium
yang berpori. Makin besar ruang pori, daya rembes airnya makin besar. Untuk
masalah geoteknik, fluida itu adalah air dan medium yang berpori adalah
massa tanah. Setiap bahan yang memiliki rongga disebut berpori, dan apabila
rongga tersebut saling behubungan maka ia akan memiliki sifat permeabilitas.
Jadi, batuan, beton, tanah, dan banyak bahan lainnya, kesemuannya
merupakan bahan yang berpori dan permeabel (tembus air), bahan dengan
rongga yang lebih besar biasanya mempunyai angka pori yang lebih besar
pula. Oleh karena itu, tanah yang sangat padat sekalipun akan lebih permeabel
daripada bahan seperti batuan dan beton. Bahan seperti lempung dan lanau di
dalam deposit, alamiah mempunyai nilai porositas (angka pori) yang besar,
tetapi hampir tidak permeabel (tidak tembus air), terutama karena rongganya
berukuran sangat kecil, walaupun faktor lain juga ikut mempengaruhinya.
Istilah porositas ‘’n‘’ dan angka pori ‘’e‘’ digunakan untuk menjelaskan
tentang rongga di dalam suatu massa tanah.
Permeabilitas suatu massa tanah penting untuk:
1. Mengevaluasi jumlah rembesan (seepage) yang melalui bendungan
dan tanggul sampai ke sumur air.
2. Mengevaluasi gaya angkat atau gaya rembesan di bawah struktur
hidrolik untuk analisis stabilitas.
3. Menyediakan kontrol terhadap kecepatan rembesan sehingga partikel
tanah berbutir halus tidak tererosi dari massa tanah.
4. Studi mengenai laju penurunan ( konsolidasi ) di mana perubahan
volume tanah terjadi pada saat air tersingkir dari rongga tanah pada
saat proses terjadi pada suatu gradien energi tertentu.
5. Mengendalikan rembesan dari tempat penimbunan bahan-bahan
limbah dan cairan-cairan sisa yang mungkin berbahaya bagi manusia.
Uji permeabilitas di laboratorium terdapat 2 tipe/cara, yaitu:
1. Constant Head Permeability Test yaitu biasanya dilakukan untuk tanah
yang permeabilitasnya tinggi. (k > 10-3 cm/det).
2. Falling Head Permeability Test yaitu biasanya dilakukan untuk tanah
yang permeabilitasnya rendah. (k < 10-3 cm/det).
 Harga-harga koefisien rembesan
Harga koefisien ( k )
Jenis Tanah
(cm / detik) (ft / menit)
Kerikil bersih 1,0 – 100 2,0 – 200
Pasir kasar 1,0 – 0,01 2,0 – 0,02
Pasir halus 0,01 – 0,001 0,02 – 0,002
Lanau 0,001 – 0,00001 0,002 – 0,00002
Lempung < 0,000001 < 0,000002

Anda mungkin juga menyukai